Anda di halaman 1dari 12

1.1 SISTEM BILANGAN Sistem bilangan adalah himpunan dari bilangan-bilangan beserta sifat-sifatnya.

Himpunan bilangan yang teristimewa dan penting adalah himpunan bilangan real. Tetapi apakah bilangan real itu dan bagaimana sifat-sifatnya? Untuk menjawabnya diperlukan beberapa sistem bilangan yang lebih sederhana. 1.1.1 Bilangan Asli, Bilangan Cacah, Bilangan Bulat dan Bilangan Rasional Diantara sistem bilangan yang paling sederhana adalah bilangan-bilangan asli. Himpunan bilangan asli biasanya dinyatakan dengan A, namun banyak literatur menggunakan N (natural), yakni: N = {1,2,3,...} . Jika ke dalam N ditambahkan elemen 0 maka terbentuklah
N {0} = {0,1,2,3,...} yaitu

himpunan bilangan cacah.

Selanjutnya, jika himpunan bilangan cacah digabungkan dengan himpunan yang terdiri dari negatif bilangan-bilangan asli maka terbentuklah himpunan bilangan bulat yang biasa dinyatakan dengan B atau Z (Zahlen), yakni
Pertemuan 1 1

Z ={..., 3, 2, 1,0,1,2,3,...} .

Sehingga seringkali himpunan

bilangan asli disebut dengan himpunan bilangan bulat positif. Bilamana kita mencoba mengukur panjang, berat, tegangan listrik dan lain-lain, maka bilangan-bilangan bulat tidak memadai untuk memberi ukuran tersebut. Sehingga hasil bagi (rasio) dari bilangan bulat haruslah dipertimbangkan, yaitu bilangan-bilangan seperti:
3 4

7 8

21 ; 5

dan lain-lain. Selanjutnya didefinisikan


p q

suatu bilangan yang dinyatakan

dengan p dan

q bilangan bulat dan q 0, disebut bilangan rasional. Himpunan bilangan rasional biasa dinyatakan dengan Q, Jangan sekalimaka himpunan bilangan kali membagi rasional dapat dinyatakan dengan bilangan nol p x / x = , q 0danp, q Z sebagai Q = q Dalam perkembangan, ternyata bilangan rasional tidak cukup untuk menampung semua kebutuhan akan bilangan dalam matematika, tidak mampu mengukur semua ukuran panjang.
Pertemuan 1 2

Dari berbagai sifat bilangan rasional, ternyata ada titik-titik pada garis bilangan yang tidak bias dinyatakan dengan bilangan rasional Perhatikan bahwa
2

merupakan panjang

sisi miring sebuah segitiga siku-siku dengan sisisisi 1 satuan. Bilangan ini tidak dapat dinyatakan sebagai hasil bagi dua bilangan bulat atau
2

p q

untuk setiap p, q Z dan q 0, bukan bilangan rasional, demikian

sehingga

juga 3, 25, , dan lain-lain. Bilangan yang tidak dapat dinyatakan ke bentuk bilangan 1 rasional diistilahkan dengan bilangan irrasional (IR).
1

1.1.2 Bilangan Real Sekumpulan bilangan-bilangan rasional atau irrasional disebut himpunan bilangan real dan dinyatakan dengan R, sehingga himpunan bilangan real merupakan gabungan himpunan bilangan rasional dengan himpunan bilangan irrasional.
R = Q IR

. Himpunan bilangan real dapat

Pertemuan 1

dipandang sebagai kumpulan titik-titik sepanjang sebuah garis lurus yang disebut garis bilangan real. Setiap titik menyatakan satu bilangan real atau setiap bilangan real dapat dinyatakan oleh sebuah titik dalam garis bilangan real.
2 4 3 3

-2

-1

2 3

Secara umum himpunan bilangan real memuat dan himpunan bilangan


Bil. asli Bilangan bulat Rasional

himpunan bilangan rasional Bilangan

Bilangan Real

irrasional. Himpunan bilangan rasional memuat himpunan bilangan bulat dan himpunan bilangan bulat memuat himpunan bilangan asli. Hubungan tersebut dinyatakan
N Z Q R

dan Qc R dilukiskan

seperti diagram disamping. 1.2 SISTEM BILANGAN REAL Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa sistem adalah himpunan dari bilangan-bilangan beserta
Pertemuan 1 4

sifat-sifatnya, sehingga sistem bilangan real adalah himpunan yang terdiri dari bilangan real beserta sifat-sifat yang dimilikinya. Adapun beberapa sifat bilangan real akan diuraikan sebagai berikut: 1.2.1 Sifat-sifat Medan 1. Hukum komutatif : 2. Hukum asosiatif
x+ y = y+x

& xy = yx , x,y R

x + ( y + z ) = ( x + y ) + z & x( yz ) = ( xy ) z

,x,y,z R 3. Hukum distribusi :


x( y + z ) = xy + xz ,

x,y,z R penjumlahan

4. Elemen-elemen identitas Elemen identitas terhadap

adalah 0 yang memenuhi x + 0 = x, xR Elemen identitas terhadap perkalilan adalah 1 yang memenuhi x1 = x, x R 5. Invers (balikan) Setiap bilangan real x mempunyai balikan aditif (invers terhadap penjumlahan) yang disebut negative x atau -x yang memenuhi x + (-x) = 0 Setiap bilangan x mempunyai balikan perkalian (invers terhadap perkalian) yang

Pertemuan 1

disebut kebalikan atau x-1, yang memenuhi x x-1 = 1 1.2.2 Sifat-sifat Urutan 1. Trikotomi Jika x dan y adalah bilangan-bilangan, maka pasti satu diantara yang berikut berlaku: atau x = y atau x > y 2. Ketransitifan : 3. Penambahan : 4. Perkalian Bilangan z positif, x < y xz < yz Jika z negatif, x < y xz > yz 1.3 SELANG Coba kalian perhatikan penulisan himpunanhimpunan bagian dari himpunan bilangan real Penulisan Himpunan { x|a < x < b} { x|a x b} < Dalam Garis Bilangan Real b [a,b)
Pertemuan 1

x< y

x < y dan
x< y

y<zx<z

x+z<y+z

Selang (a,b)

b { x|a < x b} (a,b] b { x|a x b } [a,b]

a a

{x|xb}

(-,b]

b b a a

{x|x<b}

(-,b)

{x|xa}

[a,)

{x|x>a}

(a,)

Yang dimaksud dengan selang, atau interval adalah suatu himpunan bagian dari himpunan bilangan real, bukan
Pertemuan 1

Catatan

(a,b) disebut sebagai selang terbuka, [a,b] disebut sebagai selang tertutup, sedangkan [a,b), (a,b] disebut sebagai selang setengah 7

berarti setiap himpunan bagian dari R adalah merupakan selang. Jelasnya bisa dilihat tabel berikut: 1.4 HARGA MUTLAK Pada kepentingan tertentu, diperlukan bilangan yang selalu positif. Sebagai missal jarak suatu kota ke kota yang lain, jarak dari suatu titik ke titik yang lain. Dalam system bilangan real, bilangan yang tidak pernah negative didefinisikan sebagai harga mutlak Definisi 1.1 Harga mutlak, dituliskan x dimana x real adalah: (1) x = x , jika x > 0 (2) x = -x , jika x < 0 (3) x = 0 , jika x = 0 Beberapa sifat dari harga mutlak diberikan sebagai berikut: (1) Untuk a dan b real, berlaku a b = b a (2) Jika a > 0 maka x < a -a < x < a Akibat dari sifat-sifat di atas adalah: (3) Jika a > 0 , maka x a -a x a

Pertemuan 1

(4) Jika a > 0 , maka a

> a x < -a atau x >

jika a > 0 , maka x a x -a (5) Jika a dan b real maka ab = a b (6) Jika a dan b real maka a +b a + b (disebut ketidaksamaan segitiga) (7) Jika a dan b real, maka
a b a + b a b a b

1.5 HIMPUNAN TERBATAS (BOUNDED SET) Definisi 1.2 Diberikan A R (i)Himpunan A dikatakan terbatas ke atas (upper bounded) Jika ada bilangan M sehingga berlaku a M untuk setiap a A M disebut batas atas (upper bound) himpunan A (ii) Himpunan A dikatakan terbatas ke bawah (lower bounded) Jika ada bilangan m sehingga berlaku m a untuk setiap a A m disebut batas bawah (lower bound) himpunan A
Conto Conto h: h: A
A = { x R : x < 2} 2 A = { x R : x 4}

B
4

Terlihat bahwa A terbatas ke atas, dibatasi oleh bilangan-bilangan 2, 2 , 2 , 7, 10,


Pertemuan 1 9

1 2

1 4

B terbatas ke bawah, dibatasi oleh bilanganbilangn 4, 3, -2, 0,

Jika M batas atas himpunan A dan M1 M maka M1 juga batas atas himpunan A Jika m batas bawah himpunan A dan m1

m maka mdimaksud juga batas bawah Yang dengan himpunan terbatas 1 himpunan A (bounded set) adalah himpunan itu terbatas ke atas dan terbatas ke bawah.

Conto Conto h: h:
A = ( 2,3] { 4,5}

-2

A terbatas karena ada m = -3 dan M = 5 sehingga diperoleh m = -3 a 5 = M. Jika A terbatas ke atas maka A mempunyai batas atas, batas atas yang terkecil himpunan A disebut supremum (sup), the least upper bound (lub) atau batas atas terkecil (bat) himpunan A biasa ditulis sup (A) atau lub (A) atau bat (A) Teorema 1.1 M = bat (A) jika dan hanya jika (i) Untuk setiap a A berlaku a M

Pertemuan 1

10

(ii) Untuk setiap bilangan > 0 ada sehingga M- < a M

a A

Jika A terbatas ke bawah maka A mempunyai batas bawah, batas bawah yang paling besar himpunan A disebut infimum (inf), the greatest lower bound (glb), atau batas bawah terbesar (bbt) himpunan A, biasa ditulis inf (A) = glb (A) = bbt (A) Teorema 1.2 m = bbt (A) jika dan hanya jika (i) Untuk setiap a A berlaku m a (ii) Untuk setiap bilangan > 0 ada a A sehingga m < a m +
Conto Conto h: h:
A = ( 2,3] {4,5}

bisa kita perhatikan bahwa: m = bbt (A) = -2 sebab

-2

(i) Untuk setiap a A berlaku -2 = m a (ii) Untuk setiap bilangan >0 ada sehingga m< a m+ sup (A) dan inf (A) tidak harus anggota A
Pertemuan 1 11

a A

Pertemuan 1

12

Anda mungkin juga menyukai