Anda di halaman 1dari 64

BAB XII.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR Perhatian : Panitia Pengadaan Barang dan Jasa menguraikan Spesifikasi Teknis dan Gambar yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan yang dilelangkan sebagai bagian dari dokumen pengadaan ini.

SYARAT TEKNIS
Lingkup pekerjaan adalah pembangunan REHABILITASI GEDUNG ASRAMA PUSDIKLATREG MAKASSAR TA. 2013 Pasal 1

PERSIAPAN DAN PENGUKURAN


PEKERJAAN PERSIAPAN Pengukuran kembali / pengecekan di lapangan terhadap semua ukuran, peil-peil dan lain-lain dilakukan berdasarkan ketentuan yang tercantum di dalam gambar, BQ dan di lapangan. 1.1.2. Melakukan pemotretan terhadap setiap jenis/bagian pekerjaan sebelum pekerjaan tersebut dimulai. Pekerjaan pengukuran dilakukan untuk meyakinkan : Areal pekerjaan yang akan dilaksanakan Posisi / letak pekerjaan yang akan dikerjakan Peil-peil ketinggian yang diperlukan dan lain-lain 1.1.3. Mengadakan, mendatangkan mengerjakan, mengawasi dan lain-lain terhadap bahan, peralatan, tenaga kerja dan sebagainya. 1.1.4. Pembuatan direksi keet dilengkapi meja rapat, meja & mesin gambar, papan tulis, dan alat-alat tulis, serta bangsal kerja yang dilengkapi dengan peralatan-peralatan yang diperlukan, seperti perancah-perancah, steger-steger, dolak-dolak, persiapan tempat/bahan/air dan sebagainya. 1.2. PEKERJAAN PENGUKURAN 1.2.1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pengukuran batas/garis dan elevasi persiapan lahan dan pekerjaan pengukuran lainnya yang ditentukan dalam Gambar Kerja dan/atau yang ditentukan Konsultan pengawas dan termasuk tim ukur yang berpengalaman dan peralatan pengukuran lengkap dan akurat yang memenuhi ketentuan Spesifikasi ini.
1.1. 1.1.1. 1.2.2.

Standar/rujukan Tidak ada. Prosedur Umum Data Standar Pengukuran Standar pengukuran berdasarkan poligon tertutup tiga titik koordinat dan patok akan disediakan Pemilik Proyek dan akan menjadi patokan pengukuran yang dilakukan Kontraktor. Bila Kontraktor berkeberatan atas penentuan sistem koordinat tersebut, maka dalam 1 (satu) minggu setelah penentuan, Kontraktor dapat mengajukan keberatan secara tertulis beserta data pendukung untuk kemudian akan dipertimbangkan oleh Konsultan pengawas.

1.2.3.

1.2.4.

Persyaratan Pengukuran

Kontraktor harus melaksanakan perhitungan pengukuran dan pemeriksaan untuk mendapatkan lokasi yang tepat sesuai Gambar Kerja dan harus disetujui Konsultan pengawas. Setiap kali melakukan pengukuran, pemeriksaan ketepatan harus dilakukan dengan Poligon Tertutup. Kesalahan maksimal yang diijinkan dari Poligon Tertutup adalah sebagai berikut: Kerangka Horizontal (poligon): - Salah menutup sudut = 10 n (n = banyak titik/sudut) - Salah relatif 1/1000 Kerangka Vertikal (sifat Datar) - Salah satu penutup beda tinggi = 10 D km (mm) (D = total jarak terpendek) Semua jarak kemiringan harus dikurangkan ke jarak tegak.
1.2.5.

Patok/Bench Mark 1.2.5.1. Kontraktor harus menjaga, melindungi patok standar pengukuran maupun patok-patok yang dibuatnya. 1.2.5.2. Pemindahan patok, termasuk patok-patok yang dibuat pihak lain harus dihindarkan. Tidak diperkenankan mengikat binatang pada patok. Setiap kerusakan pada patok harus dilaporkan kepada Konsultan pengawas. Kontraktor setiap waktu bertanggung jawab memperbaiki dan mengganti patok yang rusak. Biaya perbaikan patok menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya. 1.2.5.3. Patok harus dibuat oleh Kontraktor dari besi baja yang ditanam dalam beton seperti dalam gambar berikut, kecuali bila ditentukan lain di lokasi pekerjaan. c f

d a b

Plain concrete

Stone bedding Compacted subgrade 10 e 90-95% soildensity

a Tanah Lunak : 10 0 70

b 90

c 15

d 20

e 45

f. 2.5 Cm

Tanah Kasar :

50

15

15

15

2.5

Cm

Bila patok berada pada tanah lunak, baja dengan angker harus ditanam dalam beton K-125 dan ukuran sesuai dengan yang disetujui Konsultan pengawas. Pondasi harus dibuat sesuai Spesifikasi Teknis ini. 1.2.5.4. Penandaan harus jelas terbaca dan kuat/awet. Patok ditanah harus dilindungi dengan pipa beton dan struktur lain dan harus bebas dari air dan tanah. 1.2.5.5. Kerangka horizontal harus dari pasak kayu, berukuran 5 cm x 5 cm panjang 30 cm, ditanam dengan kuat ke dalam tanah, menonjol 2 cm di atas permukaan tanah dengan paku di tengahnya sebagai tanda. Tim Ukur dan Peralatan Kontraktor harus menyediakan tim ukur yang ahli yang disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan pengawas, dan mereka bertanggung jawab memeberikan informasi dan data yang berkaitan dengan pengukuran kepada Konsultan pengawas. Kontraktor harus menggunakan sejumlah peralatan pengukuran yang memadai, akurat dan memiliki sertifikat dan disetujui Konsultan pengawas. Bahan-bahan Tidak ada. Pelaksanaan Pekerjaan 1.2.8.1. Perhitungan dan Catatan Pengukuran Catatan lengkap harus mencakup semua pengukuran lapangan, rapi dan teratur. Pengukuran harus dengan jelas menyebutkan nama proyek, lokasi, tanggal, nama. Buku yang dijilid harus digunakan untuk catatan. Catatan lapangan yang terpisah harus buat untuk setiap kategori berikut: Pemeriksaan melintang. Ketinggian patok. Lokasi pengukuran. Konstruksi pengukuran. Potongan melintang. Koordinat seluruh patok, titik pemeriksaan, dan lainnya harus dihitung sebelum pengukuran. Sketsa harus disiapkan untuk setiap patok pemeriksaan dan titik acuan yang menunjukan jarak dan azimut ke setiap titik acuan. Propil dan bidikan elevasi topografi harus dilakukan dalam buku lapangan. Semua catatan dan perhitungan harus dibuat permanen, dan dijaga ditempat yang aman. Penyimpanan data lapangan yang tidak berlaku lagi dilakukan oleh Konsultan pengawas.

1.2.6.

1.2.7.

1.2.8.

1.2.8.2. Pemeriksaan Ketepatan Semua elemen pengukuran, pemeriksaan dan penyetelan harus diperiksa Konsultan pengawas pada waktu-waktu tertentu selama pelaksanaan proyek. Kontraktor harus membantu Konsultan pengawas selama pemeriksaan pengukuran lapangan. Perhitungan berikut harus digunakan untuk memeriksa catatan lapangan: Kesalahan sudut meyilang e1 = 1 n Kesalahan garis menyilang e2 =
L=

(2)2 ( D )2
Selatan.

perbedaan antara garis lintang Utara dan garis lintang

D =

perbedaan antara titik keberangkatan Timur dan titik keberangkatan barat.

Ketepatan =

e perimeter

Pengukuran yang tidak sempurna yang dikerjakan Kontraktor, harus diperbaiki dan diulang tanpa tambahan biaya. Kontraktor harus menjaga semua tanda dan garis yang dibutuhkan agar tepat terlihat jelas selama pemeriksaan. Setiap pemeriksaan yang dilakukan Konsultan pengawas tidak membebaskan Kontraktor dari seluruh tanggung jawabnya membuat pengukuran yang tepat untuk kerataan, elevasi, kemiringan, dimensi dan posisi setiap struktur atau fasilitas.

Pasal 2

PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN KEMBALI


2.1. LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan ini meliputi tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut: Menyediakan peralatan dan perlengkapan yang memadai, bahan-bahan, tenaga kerja yang cukup untuk menyelesaikan semua pekerjaan termasuk pelat turap sementara dan bendungan sementara jika diperlukan. Penggalian, pengurugan kembali dan pemadatan semua pekerjaan yang membutuhkan galian dan/atau urugan kembali seperti jalan, saluran terbuka, gorong-gorong, jalur utilitas dan lainnya seperti ditunjukan pada Gambar Kerja. Membuang semua bahan-bahan galian yang tidak memenuhi persyaratan kesuatu tempat pembuangan yang telah ditentukan. Penggalian dan pengangkutan bahan timbunan dari suatu tempat galian. Melengkapi pekerjaan seperti ditentukan dalam spesifikasi ini.

2.2. STANDAR/RUJUKAN American Assosciation of State Highway and Transportation Officials (AASHTO) American Society for Testing and Materials (ASTM). Semua peraturan dan standar lokal yang berlaku.

2.3. PROSEDUR UMUM 2.3.1. Penggalian 2.3.1.1. Penggalian harus dikerjakan sesuai garis dan kedalaman seperti ditunjukan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Konsultan pengawas. Lebar galian harus dibuat cukup lebar untuk memberikan ruang gerak dalam pelaksanaan pekerjaan. 2.3.1.2. Elevasi yang tercantum dalam Gambar Kerja merupakan perkiraan saja dan Konsultan pengawas dapat menginstruksikan perubahan-perubahan bila dianggap perlu. 2.3.1.3. Setiap kali pekerjaan galian selesai, Kontraktor wajib melaporkannya kepada Konsultan pengawas untuk diperiksa sebelum melaksanakan pekerjaan berikutnya. 2.3.1.4. Semua lapisan keras atau permukaan keras lainnya yang digali harus bebas dari bahan lepas, bersih dan dipotong mendatar atau miring sesuai Gambar Kerja atau sesuai pertunjuk Konsultan pengawas sebelum menempatkan bahan urugan. 2.3.1.5. Bila bahan yang tidak sesuai terlihat pada elevasi penggalian rencana, Kontraktor harus melakukan penggalian tambahan sesuai petunjuk Konsultan pengawas, sampai kedalaman yang memiliki permukaan yang sesuai. 2.3.1.6. Untuk lapisan lunak, permukaan akhir galian tidak boleh diselesaikan sebelum pekerjaan berikutnya siap dilaksanakan, sehingga air hujan atau air permukaan lainnya tidak merusak permukaan galian. 2.3.1.7. Untuk menggali tanah lunak, Kontraktor harus memasang dinding penahan tanah sementara untuk mencegah longsornya tanah kedalam lubang galian. 2.3.1.8. Kontraktor harus melindungi galian dari genangan air atau air hujan dengan menyediakan saluran pengeringan sementara atau pompa. 2.3.1.9. Galian di bawah elevasi rencana karena kesalahan dan kelalaian Kontraktor harus diperbaiki sesuai petunjuk Konsultan pengawas tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek. Diasumsikan bahwa penggalian pada lokasi 2.3.1.10. Kerja dapat dilakukan dengan peralatan standar seperti power shovel, bulldozer atau excavator. 2.3.2. Urugan dan Timbunan 2.3.2.1. Pekerjaan urugan atau timbunan hanya dapat dimulai bila bahan urugan dan lokasi pekerjaan urugan/timbunan telah disetujui Konsultan pengawas. 2.3.2.2. Kontraktor tidak diijinkan melanjutkan pekerjaan pengurugan sebelum pekerjaan terdahulu disetujui Konsultan pengawas. 2.3.2.3. Bahan galian yang sesuai untuk bahan urugan dan timbunan dapat disimpan oleh Kontraktor ditempat penumpukan pada lokasi yang memudahkan pengangkutan selama pekerjaan pengurugan dan penimbunan berlangsung. Lokasi penumpukan harus disetujui Konsultan pengawas. 2.3.2.4. Pengurugan pekerjaan beton hanya dapat dilakukan ketika umur beton minimal 14 hari, dan ketika pekerjaan pasangan berumur minimal 7 hari, atau setelah mendapat persetujuan dari Konsultan pengawas. 2.3.3. Pemadatan Kontraktor harus menyediakan peralatan pemadatan yang memadai untuk memadatkan urugan maupun daerah galian. Untuk pemadatan tanah kohesif digunakan self propelled tamping rollers atau towed sheep roller. Smooth steel whell vibratory roller digunakan untuk memadatkan bahan urugan berbutir. Pemadatan dengan menyiram dan menyemprot tidak diijinkan. Bila tingkat pemadatan tidak memenuhi, perbaikan harus dilakukan sampai tercapai nilai pemadatan yang disyaratkan. Bahan yang

ditempatkan di atas lapisan yang tidak dipadatkan dengan baik harus disingkirkan dan harus dipadatkan kembali sesuai petunjuk Konsultan pengawas. 2.4. BAHAN-BAHAN Lihat butir 2.5. Pelaksanaan Pekerjaan dari Spesifikasi Teknis ini. 2.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN 2.5.1. Galian 2.5.1.1. Pekerjaan galian dapat dianggap selesai bila dasar galian telah mencapai elevasi yang ditentukan dalam Gambar Kerja atau telah disetujui Konsultan pengawas. 2.5.1.2. Semua bahan galian harus dikumpulkan pada tempat tertentu sesuai petunjuk Konsultan pengawas sehingga bila dibutuhkan dan memenuhi ketentuan bahan galian tersebut dapat digunakan untuk bahan urugan atau dibuang sesuai petunjuk Konsultan pengawas. 2.5.1.3. Bila terjadi kelebihan penggalian di luar garis batas dan elevasi yang ditentukan dalam Gambar Kerja atau petunjuk Konsultan pengawas yang disebabkan karena kesalahan Kontraktor, kelebihan penggalian tersebut tidak dapat dibayar dan Kontraktor harus memperbaiki daerah tersebut sesuai Gambar Kerja atas biaya Kontraktor. 2.5.1.4. Penggalian harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa agar tidak merusak patok-patok pengukuran atau pekerjaan lain yang telah selesai. Semua kerusakan yang disebabkan karena pekerjaan penggalian menjadi tanggung-jawab Kontraktor dan harus diperbaiki oleh Kontraktor tanpa biaya tambahan atau waktu. 2.5.1.5. Kontraktor harus mengingkirkan setiap batuan yang ditemukan pada daerah elevasi akhir pada kedalaman minimal 15 cm di bawah elevasi akhir rencana. Batuan dapat berupa batu atau serpihan keras dalam batuan dasar asli, dan batu besar dengan volume lebih dari 0.5 cm3 atau berukuran lebih besar dari 1 meter, yang harus disingkirkan dengan alat khusus dan/atau diledakan. 2.5.2. Urugan dan Timbunan 2.5.2.1. Bahan Urugan Bahan urugan harus bebas dari bahan organik, gumpalan besar, kayu, bahan-bahan lain yang menggangu dan butiran batu lebih besar dari 10 cm dan memiliki gradasi sedemikian rupa agar pemadatan berjalan lancar. Bila menurut pendapat Konsultan pengawas, suatu bahan tidak dapat diperoleh, penggunaan batu-batuan atau kerikil yang dicampur dengan tanah dapat diijinkan, dalam hal ini, bahan yang lebih besar dari 15 cm dan lebih kecil dari 5 cm tidak diijinkan digunakan, dan persentase pasir harus berjumlah cukup untuk mengisi celah dan membentuk kepadatan tanah yang seragam dengan nilai kepadatan yang sesuai. Semua bahan galian kecuali tanah tidak diijinkan digunakan sebagai bahan urugan kecuali disetujui oleh Konsultan pengawas seperti disebutkan dalam butir 2.5.1.2. dari Spesifikasi Teknis ini. Bahan urugan yang disimpan didekat tempat kerja untuk waktu lebih dari 12 jam harus dilindungi dengan lembaran plastik agar tidak terjadi penyimpangan pada bahan urugan yang disetujui tersebut. Setiap lapisan bahan urugan, bila kering, harus dibasahi merata sampai tercapai kadar air tertentu untuk mendapatkan kepadatan yang diisyaratkan. 2.5.2.2. Persiapan

Sebelum penempatan bahan urugan, pekerjaan-pekerjaan berikut harus sudah dikerjakan sebelumnya: Pembersihan lokasi dan/atau penggalian sesuai petunjuk Gambar kerja dan Spesifikasi Teknis. Kontraktor harus memberitahu Konsultan pengawas sebelum memulai penempatan bahan urugan dan Konsultan pengawas akan memeriksa kondisi lokasi yang telah disiapkan untuk maksud tersebut. Lokasi yang akan diberi bahan urugan/timbunan harus dikeringkan dahulu dari genangan air menggunakan pompa atau alat lain yang disetujui Konsultan pengawas. 2.5.2.3. Penempatan Bahan Urugan Bahan urugan tidak boleh dihampar atau dipadatkan waktu hujan. Bahan urugan di dalam atau di luar lokasi timbunan harus ditempatkan lapis demi lapis dengan ketebalan maksimal 30 cm (keadaan lepas) dan harus dipadatkan dengan baik. Untuk timbunan di luar lokasi timbunan, urugan harus dipadatkan sampai kepadatan yang sebanding dengan daerah sekitarnya atau sesuai dengan ketentuan dalam butir 2.5.3. dari Spesifikasi Teknis ini. Untuk timbunan di dalam lokasi timbunan, urugan harus dipadatkan sesuai nilai kepadatan yang ditentukan dalam butir 2.5.3. dari Spesifikasi Teknis ini. Kecuali ketentuan lain dalam Gambar Kerja atau syarat khusus, alat pemadat tangan tidak diijinkan sebagai pengganti alat pemadat teknis. Kontraktor tidak boleh menempatkan lapisan baru bahan urugan sebelum pemadatan lapisan terdapulu disetujui Konsultan pengawas. Pengurugan tidak boleh dikerjakan tanpa persetujuan dari Konsultan pengawas. 2.5.3. Pemadatan 2.5.3.1. Umum Jika diperlukan, setiap lapisan sebelum dipadatkan harus memiliki kadar air yang sesuai dengan ketentuan agar dihasilkan pemadatan dengan nilai kepadatan yang sesuai. Bahan harus memiliki kadar air yang seragam pada seluruh lapisan bahan yang akan dipadatkan. Setiap lapisan harus dipadatkan dengan merata menggunakan pneumatic tire rollers, grid roller, three-wheeled power rollers, vibratory, sheeps foot atau tamping roller atau alat pemadat lain yang disetujui. Penggilasan harus dilakukan pada arah memanjang sepanjang timbunan dan biasanya dimulai dari sisi terluar dan menuju ke arah tengah dengan cara sedemikian rupa agar setiap bagian menerima tingkat pemadatan yang sama. Minimal sebuah mesin gilas harus dioperasikan secara terusmenerus untuk setiap 600 m2, atau penempatan bahan setiap jam. Bila beberapa timbunan kecil berada di beberapa tempat sehingga sebuah mesin gilas tidak dapat memadatkan dengan baik, harus disediakan mesin gilas. Peralatan harus dioperasikan pada seluruh lebar setiap lapisan sedemikian rupa agar efisien. 2.5.3.2. Kepadatan Kering Maksimal dan Kadar Air Optimal Kepadatan kering maksimal dan kadar air optimal harus ditentukan berdasarkan metode ASTM D1557-70

(AASHTOT180-74) yang umum dikenal sebagai modified Proctor Test. 2.5.3.3. Pengawasan Kelembaban Pada saat pemadatan yang dibutuhkan nilai kepadatan tinggi, bahan urugan dan pengukuran yang akan menerima bahan urugan harus memiliki kadar air yang diisyaratkan. Kontraktor tidak diijinkan melakukan pemadatan sampai dicapai kadar air sesuai dengan yang diisyaratkan. Kontraktor harus melembabkan bahan urugan atau permukaan yang akan diurug bila kondisinya terlalu kering. Bahan urugan yang terlalu basah harus dikeringkan sampai dicapai kadar air yang sesuai, bila perlu dengan bantuan peralatan teknis. 2.5.3.4. Penggilasan Kontraktor harus melakukan pekerjaan penggilasan daerah yang dikupas atau dipotong sesuai petunjuk Konsultan pengawas, yang memastikan adanya tanah lunak yang ada di lokasi. Kontraktor harus menggunakan truk bermuatan, mesin gilas atau peralatan pemadat lainnya yang disetjui. Jenis urugan dan ukuran dan berat peralatan harus sesuai petunjuk Konsultan pengawas. Kontraktor harus menempatkan dan memadatkan bahan urugan pada tempat rendah. Bila ditemui tempat basah, Kontraktor harus memberitahukannya kepada Konsultan pengawas agar dapat ditentukan perbaikannya. Lokasi yang mendukung struktur/konstruksi harus diawasi selama pelaksanaan penggilasan dan harus disetujui Konsultan pengawas sebelum pekerjaan dilanjutkan. 2.5.3.5. Kepadatan Tanah Kohesif Untuk tanah yang mengandung 30% atau lebih berat partikel yang melalui saringan No. 200, yang membutuhkan pemadatan relatif, seperti ditentukan ASTM D1557-70, dan dinyatakan dalam persentase kepadatan kering maksimal dan kadar air, pada saat pemadatan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: Kepadatan Relatif
Daerah Pemadatan Kadar

Air (%) -3 W o + 3

(%) Pemadatan Umum 90

Jalan Utama dan Daerah parkir Kendaraan Berat (1 m lapisan atas)

95

-4 W o + 2

Jalan Penghubung dan Daerah Parkir Kendaraan Ringan (0.5 m lapisan atas)

95

-4 W o + 3

Lapisan Gudang dan Bengkel (0.5 m lapisan atas)

95 Pemadatan saluran (kecuali ditentukan lain) 90

-4 W o + 2

-3 W o + 3

W o = Kadar Air Optimal

2.5.3.6. Kepadatan Tanah Tidak Kohesif Tanah yang mengandung kurang dari 30% berat partikel yang melalui saringan No. 200, yang membutuhkan pemadatan relatif, seperti ditentukan ASTM D1557-70, dan dinyatakan dalam persentase kepadatan kering maksimal dan kadar air, pada saat emadatan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

Kepadatan Relatif
Daerah Pemadatan

(%)

Timbunan di bawah lapisan Tidak ada persyaratan khusus. drainase Cukup digilas dengan bulldozer (mis: D-6)

95 Timbunan pengisi di bawah pelat lantai bisa juga diperiksa dengan beberapa kali lintasan roller sesuai petunjuk Konsultan pengawas

95 Dasar jalan 92 Pemadatan saluran Tidak ada persyaratan khusus Saluran

2.5.4. Pembuangan Bahan Galian Semua bahan galian yang memenuhi persyaratan harus digunakan untuk urugan. Bahan yang tidak sesuai untuk pengurugan harus dibuang pada tempat yang ditentukan.

Pasal 5 PEKERJAAN STRUKTUR


A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi Pekerjaan kendali ketinggian (level) bangunan dan letak as bangunan/

Pekerjaan galian/urugan pada bagian-bagian tertentu yang ditentukan sesuai dengan gambar;
Pekerjaan struktur atas;

B.

Penentuan Tinggi Peil (Leveling)

Penentuan tinggi peil (leveling) didasarkan atas apa yang telah termuat pada Bab sebelumnya dalam RKS ini. Pekerjaan Tanah A. Umum
Pekerjaan tanah, pembongkaran, pembersihan, galian, urugan dan pemadatan urugan yang termasuk dalam pekerjaan struktur atas harus dikerjakan terlebih dahulu sebelum Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor memulai pekerjaan struktur atas yang sebenarnya.

Pekerjaan-pekerjaan tersebut sesuai dengan yang telah ditentukan di dalam gambar, dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas. Daerah yang ada harus dibersihkan dari semua benda penghambat daerah pembangunan, sampahsampah, tonggatonggak, humus, lumpur.

Bekas-bekas lubang dan sumur harus dikuras diambil lumpur serta diambil tanah lembek yang ada didalamnya. Tumbuh-tumbuhan dan pepohonan yang ada hanya boleh disingkirkan setelah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas. Tunggak-tunggak pepohonan dan jalinan jalinan akar harus dibersihkan sampai pada kedalaman 1/2 m di bawah permukaan tanah.

Segala sisa dan kotoran yang disebabkan oleh pekerjaan-pekerjaan tanah tersebut harus disingkirkan dari daerah pembangunan oleh Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas. Bahan galian dari daerah pembangunan dapat dipergunakan, bila memadai untuk urugan. Bahan urugan harus bersih dari unsur-unsur perusak dan harus disetujui Konsultan Pengawas. Bilamana perlu dapat dilakukan penyelidikan laboratorium mekanika tanah yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Segala biaya penyelidikan tersebut menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.

Penggalian melebihi batas yang ditentukan harus dicegah. Penggalian melebihi batas yang ditentukan harus diurug kembali hingga mencapai kerataan peil yang ditetapkan dengan bahan urugan yang dipadatkan. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan adalah 50 mm terhadap kerataan peil yang ditentukan.

B.

Urugan
Bahan Urugan Bahan urugan harus dipadatkan sekurang-kurangnya mencapai kepadatan minimum 85% dari kepadatan maksimum yang dicapai di laboratorium.

Tanah Asli Bagian teratas sedalam 150 mm dari tanah asli haruslah mempunyai kepadatan minimum 85% AASHO pada laboratorium.

Urugan Tanah
Bahan urugan untuk pelaksanaan pengerasan harus disebar dalam lapisan lapisan yang rata dalam ketebalan yang tidak melebihi 300 mm pada kedalaman gembur. Gumpalan-gumpalan tanah yang harus digemburkan dan bahan urugan tersebut dicampur dengan cara menggaru atau cara sejenisnya sehingga diperoleh lapisan kepadatannya sama. Setiap urugan haruslah sama dalam hal bahan, kepadatan dan kelembabannya, sebelum pengerasan dilaksanakan.

Setiap lapisan harus diarahkan pada kepadatan yang dibutuhkan dan diperiksa melalui pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai dengan lapisan yang berikutnya. Bilamana bahan urugan tidak mencapai kepadatan yang dikehendaki, lapisan tersebut harus diulang dikerjakan atau diganti dan cara-cara pelaksanaan akan dihentikan guna mendapatkan kepadatan yang dibutuhkan. Jadwal pengujian akan ditentukan/ditetapkan oleh Konsultan Pengawas.

Setelah pemadatan selesai, urugan tanah yang berlebihan harus dipindahkan ke tempat yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Ketinggian (peil) disesuaikan dengan gambar.

C.

Sarana-sarana Darurat
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus membangun saluran-saluran, memasang paritparit, memompa dan atau mengeringkan saluran drainase dengan layak. Semua drainage darurat harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

Pembersihan pekerjaan tanah untuk kepentingan pembuatan jalan pengangkutan tidak diperhitungkan dalam Penawaran awal. Jalan-jalan pengangkutan akan sepenuhnya menjadi tanggungjawab Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor. STRUKTUR ATAS A. Bahan-bahan dan Syarat Bahan
Semen, Agregat dan Syarat Atas Bahan-bahan bangunan berupa semen, agregat dan air kerja harus sesuai dengan persyaratan yang termuat dalam RKS ini pada bab sebelumnya.

Adukan dan Campuran

Perbandingan dari berbagai adukan (specie) diberikan sesuai dengan proporsi bawah ini, dimana angka-angka tersebut menyatakan perbandingan jumlah isi ditakar dalam keadaan kering, yaitu :
beton tumbuk lantai kerja I pc : 2 ps : 4 kr 1 pc : 3 ps : 5 kr

pondasi batu kali I pc : 4 ps pasangan dinding kedap air I pc : 2 ps pasangan dinding biasa 1 pc : 4 ps plesteran sudut Ipc: 3 ps plesteran beton Ipc: 3 ps pasangan lantai I pc : 4 ps Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus membuat takaran yang sama ukuranukurannya dan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Selanjutnya takaran tersebut dapat dipergunakan sebagai takaran untuk berbagai Campuran, untuk pasangan, plesteran dan lain-lain. Adukan dan campuran untuk beton bertulang dan pekerjaan-pekerjaan khusus lainnya akan ditentukan dalam pasal tersendiri.

Bahan Campuran Tambahan (Admixtural)

Pemakaian bahan-bahan campuran tambahan (admixture) persetujuan Konsultan Perancang atau Konsultan Pengawas.

harus

mendapat

B.

Pekerjaan Beton
Besi Beton Polos (BJTP) dan Ulir (BJTD) Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan berikut :

- Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982. - Standard Umum Bahan Bangunan Indonesia 1986 - Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK. SNI- 15-1991 03).

- Standard Industri Indonesia (SII) 0136-84. - Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan lemak/minyak, karat dan tidak cacat
(retakratak, mengelupas, luka dan sebagainya).

- Jenis baja mild-steel dengan tegangan leleh (fy) minimum 2400 kg/cm2
untuk diameter tulangan 12 dan 3900 kg/cm2 untuk diameter tulangan 13. - Mempunyai penampang yang sama rata. - Disesuaikan dengan gambar-gambar.
Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan di atas, harus mendapat persetujuan dari Perancang/ Konsultan Pengawas. Pemilihan perusahaan ataupun merk dari besi tulangan harus dari perusahaan/merk yang sudah sangat dikenal mutu/kualitas maupun reputasinya. Pemilihan ini harus mendapat persetujuan Perancang. Tidak dibenarkan untuk mencapur adukan bermacam-macam produk besi beton untuk seluruh pekerjaan konstruksi. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diharuskan mengadakan pengujian mutu besin beton yang akan dipakai sesuai dengan petunjuk-petunjuk Konsultan Pengawas dengan biaya sepenuhnya menjadi tanggungjawab Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor, dimana batang percobaan yang diambil berjumlah minimal 5 (lima) batang untuk tiap-tiap jenis percobaan yang diameternya sama dengan panjang 1000 mm. Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar yang ada dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Hubungan antara besi beton satu dengan yang lain harus menggunakan kawat beton, diikat dengan erat, tidak menggeser selama pengecoran beton dan bebas dari tanah ataupun papan bekisting.

Penggunaan besi beton yang sudah jadi seperti steel wiremesh dan semacamnya, harus mendapat persetujuan Konsultan Perancang/Konsultan Pengawas. Besi beton yang tidak memenuhi syarat karena kualitas tidak sesuai dengan spesifikasi harus segera dikeluarkan dari site, setelah menerima instruksi tertulis dari Konsultan Pengawas, dalam waktu 24 jam.

Penyetelan Besi Beton

Pembengkokan besi beton harus dilakukan secara hati-hati dan teliti, tepat pada ukuran posisi pembengkokan sesuai dengan gambar dan tidak menyimpang dari SK.BI-1.4.53.1989 - UDC : 693.s.

Pembengkokan tersebut dilakukan oleh tenaga yang ahli dengan menggunakan alatalat sedemikian rupa, sehingga tidak menimbulkan cacat, patah, retak-retak dan sebagainya.

Sebelum penyetelan dan pemasangan dimulai, Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus membuat rencana kerja pemotongan dan pembengkokan baja tulangan (bending schedule), yang sebelumnya harus diserahkan kepada konsultan-Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

Pemasangan dan penyetelan berdasarkan peil-peil sesuai dengan gambar dan sudah diperhitungkan mengenai toleransi penurunnya.

Pemasangan dengan menggunakan pelindung beton (beton dekking) harus sesuai dengan gambar. Apabila hal tersebut tidak tercantum di dalam gambar, maka digunakan specifikasi SK.SNI T-15-1991-03 pasal 3.16.7.
Adukan (Adonan) Beton Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat SKBI 1.4.53.1989-UDC:6953. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus membuat adukan beton menurut komposisi adukan dan proporsi antara split, air dan semen dan bertanggungjawab penuh atas kekuatan beton yang disyaratkan.

Penggunaan air harus sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan beton yang padat dengan daya kerja yang baik sehingga dapat memberikan daya lekat yang baik dengan besi beton.

Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixed) untuk mengontrol daya kerjanya sehingga tidak ada kelebihan air pada permukaan ataupun menyebabkan terjadinya pengendapan (segregation) dari agregat.

Percobaan slum diadakan menurut syarat-syarat dalam Tata Cara Perancangan dan Pelaksanaan Konstruksi Beton 1989 (SK.BI1.4.53.1989) dan Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI1982). Pengadukan harus dilakukan di dalam suatu mesin pengaduk dari tipe yang disetujui dan berputar pada kecepatan yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat mesin tersebut.
Adukan beton dibuat setempat di dalam site (site mixing) dan harus memenuhi syarat-syarat : - Semen diukur menurut berat per kantong; - Agregat diukur menurut beratnya; - Pasir diukur menurut beratnya; - Adukan beton harus dibuat menggunakan alat pengaduk mesin (batch mixer), type dan kapasitasnya harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas;

Kecepatan adukan sesuai dengan rekomendai dari pembuat mesin tersebut.

Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi dari kapasitas mesin pengaduk;
Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan sudah berada dalam mesin pengaduk;

Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan dahulu, sebelum adukan beton yang barn dimulai.

Tes Kubus Beton (Pengujian Mutu Beton)

Cetakan kubus coba harus berbentuk bujur sangkar dalam segala arah serta memenuhi persyaratan seperti dalam SK.BI-1.4.53.1989. Ukuran kubus coba adalah 150 x 150 x 150 mm3. Pengambilan adukan beton, pencetakan kubus coba dan curingnya harus di bawah pengawasan Konsultan-Konsultan Pengawas. Kubus coba harus ditandai untuk identifikasi dengan suatu kode yang dapat menunjukkan tanggal pengecoran dan hal lain yang perlu dicatat. Semua kubus coba dites dalam laboratorium yang berwenang dan disetujui Konsultan Pengawas.
Laporan hasil percobaan harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah percobaan selesai dengan mencantumkan harga karakteristik, nilai deviasi, slump, tanggal pengecoran dan pengetesan yang dilakukan.

Standard Mutu (Standard of Acceptance)

Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diharuskan membuat percobaan pendahuluan (trial test) atas kubus coba sejumlah minimum 30 buah untuk setiap proporsi adukan yang dikehendaki dan untuk masing-masing percobaan pada umur 3,7 dan 28 hari.

Trial test ini harus sudah diselenggarakan segera setelah adanya Surat Perintah Kerja atau penunjukkan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor. Biaya dan jaminan akan mutu dari hasil percobaan ini tetap menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor. Penentuan nilai kuat tekan beton (fc') boleh didasarkan pada nilai kuat tekan beton yang didapat dari hasil uji tekan benda uji kubus berisi 150 mm (fc'k).

Dalam hal ini nilai fc' didapat dari perhitungan konversi

fck' fc' = 0,76 + 0,210log ( ----- ) fck' 15

Dimana

fc'

= kuat tekan beton yang disyaratkan 30 mPa

fck' = kuat tekan beton yang disyaratkan ....mPa didapat dari uji kubus berisi 150 mm.

Apabila dalam pelaksanaan kedapatan bahwa mutu beton gagal memenuhi syarat spesifikasi, maka Konsultan Pengawas berhak meminta Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor supaya mengadakan percobaan non destruktif atau kalau memungkinkan mengadakan percobaan coring.
Percobaan-percobaan ini harus memenuhi syarat-syarat dalam :

- Method for Making Test Cubus from Fresh Concrete (BS 1881 part 108: 1983).

- Method for Determination for Compressive Strength of Concrete Cubus (BS 1881 part 16 : 1983).

Mutu/nilai kuat tekan beton yang disyaratkan adalah fc' = 500 kg/cm2 untuk beton balok prestressed, sedangkan untuk struktur lainnya mempunyai kuat tekan beton fc' = 300 kg/cm2 dengan proporsi campuran coba serta pelaksanaan produksinya harus didasarkan pada teknik penakaran berat (weight batching).

Kuat Tekan Rata-Rata yang Ditaruetkan

Kuat tekan rata-rata yang ditargetkan (fcr') yang digunakan sebagai dasar dalam menentukan proporsi campuran beton harus diambil sebagai nilai yang terbesar dari 2 (dua) persamaan, yaitu

fcr' fcr'

= =

fc' + 1, 64. s fc' + 2,64.s - 4

dimana s = deviasi standard.

Bila suatu fasilitas produksi beton tidak mempunyai rekaman uji lapangan untuk menghitung deviasi standard maka target fcr' haruslah diambil tidak kurang dari (fc' + 12) mPa.

Tingkat kekuatan dari suatu mutu beton dinyatakan tercapai secara memuaskan bila kedua persyaratan berikut ini dipenuhi, yaitu

Nilai fcr' dari semua pasangan hasil uji yang masing-masing terdiri dari 3 hari uji kuat tekan tidak kurang dari (fc' + 0,82.s) mPa.

Tidak satupun dari hasil uji tekan fcr' dari 2 silinder) mempunyai nilai dibawah 0,85 fc'.

Bila salah satu dari kedua syarat di atas tidak dipenuhi, maka harus diambil langkah untuk meningatkan rata-rata dari hasil uji kuat tekan berikutnya. Pengecoran Beton

Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat pengecoran dengan menggunakan cara yang sepraktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan adanya pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan lain dari luar. Penggunaan alat-alat pengangkut mesin haruslah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas sebelum didatangkan ke tempat pekerjaan. Semua alat-alat pengangkut yang digunakan pada setiap waktu harus dibersihkan dari sisasisa adukan yang mengeras. Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi beton selesai diperiksa dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor terlebih dahulu harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran (potongan kayu, batu, tanah dan lainlain) lalu dibasahi dengan air semen.

Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian yang akan menyebabkan pengendapan agregat.

Pengecoran dilakukan secara terus menerus. Adukan yang tidak dicor (ditinggalkan) dalam waktu lebih dari 15 menit setelah keluar dari mesin adukan beton dan juga adukan yang tumpah selama pengangkutan tidak diperkenankan untuk dipakai lagi.

Pada pengecoran baru (sambungan antara beton lama dan beton baru), maka permukaan beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan dengan menyikat sampai agregat kasar tampak, kemudian disirim dengan air semen. Tempat dimana pengecoran akan dihentikan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

Pemadatan Beton Beton didapatkan dengan menggunakn suatu vibrator selama pengecoran berlangsung dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan maupun posisi tulangan.

Kontraktor harus menyediakan vibrator-vibrator untuk menjamin efisiensi tanpa adanya penundaan. Pemadatan beton secara berlebih-lebihan sehingga menyebabkan pengendapan agregat, kebocoran-kebocoran melalui acuan dan lain-lain, harus dihindarkan.

Beton harus dicorkan lapis demi lapis dengan tidak melebihi 460 mm tebalnya. Lapislapis ini harus dijaga supaya mempunyai pengikatan satu sama lain yang baik.

Siar Pelaksanaan dan Siar Dilatasi Posisi dan pengaturan siar-siar ini harus mendapat persetujuan KonsultanKonsultan Pengawas, dimana

- Siar dalam kolom sebaiknya ditempat sedekat mungkin dengan bidang bawah dari balok tertinggi; - Siar dalam balok dan pelat ditempatkan pada tengah-tengah bentang; - Siar vertikal dalam dinding supaya dihindarkan; - Siar harus dibaut sekecil mungkin dan atas persetujuan Konsultan Pengawas.
Sebelum pengecoran beton baru, permukaan dari beton lama supaya

dibersihkan dengan seksama dan dikasarkan. Kotoran-kotoran disingkirkan dengan cara menyemprotkan permukaan dari beton lama supaya dengan cara menyemprotkan permukaan dengan air dan menyikat sampai agregat kasar tampak.

Setelah permukaan siar tersebut bersih, bubur semen (grout) yang tipis dilapiskan merata keseluruh permukaan. Bahan yang dipakai untuk expansion joint adalah heavy duty sealant dengan pelat hitam berukuran 200 mm x 2 mm yang diletakkan sepanjang dilatasi dan dipasang sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Adukan Beton Monolitik Pada pertemuan dari balok dengan kolom, perbedaan adukan beton supaya dicorkan serentak atau berseling, yaitu beton yang bermutu tinggi dicorkan lebih dahulu, atau berselang tidak lebih dari 20 menit antar waktu pengecoran kedua mutu beton. Beton tersebut digetarkan samapi kedua mutu beton tersebut mengikat bersama.

Curing dan Perlindungan Atas Beton Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap sinar matahari, angin, hujan atau aliran air dan pengrusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya.

Semua permukaan beton yang terbuka harus dijaga tetap basah selama 4 hari dengan menyemprotkan air atau menggenangi dengan air pada permukaan beton tersebut. Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan perlindungan atas beton harus diperhatikan. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus bertanggung jawab atas retaknya beton karena kelalaian ini .

Bekisting (Formwork) Bekisting yang dibuat dari kayu dan besi harus memenuhi syarat-syarat kekuatan, daya tahan dan mempunyai permukaan yang baik untuk pekerjaan finishing.

Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus memberikan sample dan perhitungan kekuatan bahan yang akan dipakai untuk bekisting, untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas.

Bekisting harus dipasang sesuai dengan ukuran-ukuran jadi yang ada di dalam gambar dan menjamin bahwa ukuran-ukuran tersebut tidak akan berubah sebelum dan selama pengecoran.

Bekisting harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kebocoran atau hilangnya air selama pengecoran, tetap lures (tidak berubah bentuk) dan tidak bergoyang.

Bekisting harus dibersihkan dari potongan-potongan seperti kayu, paku, tahi gergaji, tanah dan sebagainya yang akan/dapat merusak beton yang sudah jadi pada waktu pembongkaran bekisting.

Bekisting untuk bagian konstruksi (pelat, balok dan kolom) diharuskan memakai multiplek dengan ketebalan minimal 9 mm dan cukup kuat, disesuaikan dengan jarak rusuk-rusuk pengaku bekisting.

Untuk mengejar kecepatan pengecoran struktural, maka disyaratkan agar Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor membuat panel-panel bekisting yang standard untuk bagian konstruksi yang typical.

Pembongkaran Bekisting Pembongkaran bekisting dilakukan sesuai dengan standard dalam SKBI- 1.4.53.1989. Bagian-bagian konstruksi yang akan dibongkar bekistingnya harus sudah dapat memikul berat sendiri dan baban-beban pelaksanaan.

Acuan-acuan bagian konstruksi di bawah ini boleh dilepas dalam waktu sebagai berikut

Sisi-sisi balok, dinding dan kolom yang

tidak dibebani ...................................... 2 hari


Pelat beton

(tiang penyangga tidak dilepas).......... 7 hari Tiang-tiang penyangga pelat .............. 28 hari Tiang-tiang penyangga balok yang tidak dibebani ............................. 6 hari Tiang-tiang penyangga overstek (cantilever) ...................................... 28 hari

Pekerjaan pembongkaran bekisting harus dilaporkan dan disetujui sebelumnya oleh Konsultan Pengawas.

Apabila setelah bekisting dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton yang keropos atau cacat konstruksi maka Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus segera memberitahukan kepada Konsultan Pengawas, untuk meminta persetujuan mengenai cara pengisian atau menutupnya.

Semua resiko yang terjadi sebagai akibat pekerjaan tersebut dan biaya- biaya pengisian atau penutupan bagian tersebut menjadi tanggungjawab Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.

Alat-alat di dalam Beton Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor tidak dibenarkan untuk membobok, membuat lubang atau memotong konstruksi, beton yang sudah jadi tanpa sepengetahuan dan seijin Konsultan Pengawas. Ukuran dari pembuatan lubang, pemasangan alat-alat di dalam beton, pemasangan sparing dan sebagainya harus menurut petunjuk Konsultan Pengawas.

Beton Kedap Air Untuk pembuatan beton kedap air (sesuai dengan gambar-gambar), maka Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor terlebih dahulu harus meminta persetujuan Konsultan Pengawas perihal bahan waterproofing (additive) sebagai campuran dalam adukan beton dan proporsi adukannya.

Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor bertanggungjawab atas pekerjaan pembuatan beton kedap air tersebut. Apabila dikemudian hari ternyata kedapatan bocor atau terjadi rembesan,

maka Kontraktor harus mengadakan perbaikan-perbaikan dengan biaya dari Kontraktor sendiri. Prosedur perbaikan tersebut harus sesuai dengan petunjuk dari Konsultan Pengawas

sedemikian rupa sehingga tidak merusak bagian-bagian lain yang sudah selesai.

Beton Rabat dan Kansteen

Beton rabat dan kansteen dikerjakan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam pasal lain dalam RKS ini (Bagian III Bab I butir 1.7.).

Pasal 7 PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA

1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. 1.2. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja bahan-bahan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi seluruh detail yang di sebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/Perencana.

2. PERSYARATAN BAHAN 1. 2. 3. 4. 5. Batu bata yang dipasang adalah dari mutu yang terbaik, produk lokal dan disetujui Konsultan Pengawas/ dan harus memenuhi NI-10 Batu bata mempunyai ukuran minimal 5 x 11 x 22 cm Semen Portland yang digunakan satu merek dan harus memenuhi NI-18 Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2 Air yang digunakan adalah air bersih tidak mengandung zat lain seperti asam, minyak, lumpur dan harus memenuhi PUBI -1982 Pasal 9.

3. SYARAT - SYARAT PELAKSANAAN 3.1. Pasangan batu bata/batu merah, dengan menggunakan aduk campuran I pc : 4 pasir pasangan.
Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai dari permukaan sloof sampai ketinggian 30 cm diatas permukaan lantai dasar, dinding didaerah basah setinggi 160 cm dari permukaan lantai, serta semua dinding yang pada gambar menggunakan symbol aduk trasram/kedap air digunakan aduk rapat air dengan campuran I pc : 3 pasir pasang. Batu bata merah yang digunakan batu bata merah ex. Lokal dengan kualitas terbaik, siku dan sama ukurannya 5 x 11 x 22 cm, atau yang disetujui Konsultan Pengawas /Perencana.

3.2.

3.3.

3.4.

Sebelum digunakan batu bata harus disiram dengan air sampai benarbenar basah. Setelah bata terpasang dengan adukan, naad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan bersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air. Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap berdiri maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
Bidang dinding '/2 batu yang luasnya lebih besar dari 12 m ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom & balok praktis) dengan ukuran 12 x 12 cm, dengan tulangan pokok 4 diameter 10 mm, beuguel diameter 6 mm jarak 20 cm.
2

3.5.

3.6.

3.7.

3.8.

3.9.

Pembuatan lubang pasangan untuk perancah/steiger sama sekali tidak di perkenankan.

3.10. Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 8 mm jarak 50 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain. 3.11. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 5% yang patah atau lebih dari 2 bagian tidak boleh digunakan.
3.12. Pasangan batu bata untuk dinding 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish setebal 15 cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm, pelaksanaan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.

3.13. Dinding bata yang barn dipasang harus dibasahi dengan air terus menerus selama paling sedikit 7 hari dan tidak diperkenankan terkena sinar matahari langsung.
3.14. Antara sambungan dinding dengan kolom, pondasi dan balok harus dipasang angkur besi beton dengan diameter 8 panjang 50 cm dan beton yang berhubungan langsung dengan dinding bata harus diketrik atau dikasarkan dulu agar pasangan tembok dapat merekat dengan baik. Siar-siar pasangan bata harus dikerok dan dibersihkan sebelum spesie menjadi kering sehingga membentuk lekukan agar supaya plesteran dapat merekat dengan baik. Pasangan Bata dapat diterima apabila deviasi bidang pada arah diagonal dinding seluas 9m2 tidak lebih dari 5mm sebelum diaci, adapun toleransi terhadap as dinding yang diizinkan maksimal 10 mm sebelum diaci.

3.15. 3.16.

4. SYARAT PEMELIHARAAN 4.1. Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/ cacat, perbaikan dilaksakan sedemikian rupa hingga tak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
4.2. Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu pelaksanaan, maka pemborong wajib memperbaiki sampai dinyatakan diterima oleh Konsultan Pengawas/Perencana , Biaya yang timbul untuk pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Pemborong.

4.3. Pemborong wajib melakukan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan untuk dapat dihindarkan dari kerusakan. 4.4. Biaya yang diadakan untuk pengamanan hasil pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Pemborong.

Pasal 8 PEKERJAAN PLESTERAN

I. PEKERJAAN PLESTERAN DINDING 1. Lingkup Pekerjaan

1.1. Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan slat angkut di perlukan untuk melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik. 1.2. Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam dan luar serta seluruh detail yang disebatkan/ ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan Semen Portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu produk untuk seluruh pekerjaan). Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2. Air harus memenuhi NI3 pasal 10. Penggunaan adukan plesteran: 1. Adukan I pc : 3 pasir dipakai untuk plesteran rapat air atau mortar DRYMIX untuk seluruh plesteran. 2. Adukan 1 pc : 5 pasir dipakai untuk seluruh plesteran dinding lainnya. 3. Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan PC atau tertentu atas pentujuk Perencana/Konsultan Pengawas . 3. Syarat - Syarat Pelaksanaan
3.1. Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas /Perencana, dan persyaratan tertulis dalam uraian dan syarat pekerjaan ini. 3.2. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton atau pasangan dinding batu bata telah disetujui oleh Konsultan pengawas /Perencana sesuai uraian dan syarat pekerjaan yang tertera dalam spesifikasi teknis. 3.3. Campuran aduk perekat yang di maksud adalah campuran dalam volume, cara pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi persyaratan sebagai berikut

a.

b. c. d.

e.

Untuk bidang kedap air, beton, pasangan batu bata yang berhubungan dengan udara luar, dan semua pasangan batu bata dibawah permukaan tanah sampai ketinggian 30 cm dari permukaan lantai dan 160 cm dari permukaan lantai untuk kamar mandi, WC/Toilet dan daerah basah lainnya dipakai plesteran I pc : 3 pasir. Untuk aduk kedap air, harus ditambah dengan Daily Bond, dengan perbandingan bagian PC : I bagian Daily Bond. Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran I pc : 5 pasir. Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur delapan hari (kering benar), untuk adukan plesteran finishing harus ditambah dengan addivite plamix dengan dosis 300-250 gram plamix untuk setiap 50 kg semen. Semua jenis aduk perekat tersebut diatas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan baik dan belum mengering. Diusahakan agar jarak waktu pencampuran aduk perekat tersebut dengan pemasangnnya tidak melebihi 30 menit terutama utnuk adukan kedap air.

3.4.

Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi pipa, listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan.
Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting dan kemudian diketrek (scrath) terlebih dahulu dan semua lubanglubang bekas pengikat bekisting atau from tie harus tertutup aduk plester. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan difinish dengan cat dipakai plesteran halus (acian diatas permukaan plesterannya).

3.5.

3.6.

3.7.

Untuk dinding tertanam didalam tanah diberapen dengan memakai spesi kedap air I pc : 3 pasir pasangan.
Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaanya diberi alur-alur garis horizontal atau diketrek (scarth) untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan finishingnya, kecuali yang menerima cat. Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 meter, dipasang tegak dan menggunakan keping-keping plywood setebal 9 mm untuk patokan kerataan bidang. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom yang dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta gambar. Tebal peesteran maksimum 2,5 cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaan yang dizinkan Perencana/Konsultan Pengawas. Bila plesteran menggunakan mortar DRY MIX maka Kontraktor wajib mengikuti semua persyaratan dari mulai penanganan bahan, proses pengerjaan, cara kerja untuk dinding bata, selkon, dan sejenisnya maupun permukaan beton, cara perlindungan dan cara pemeliharaan dari produsen DRYMIXtanpa terkecuali. Demikian juga untuk acian plesteran. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satu bidang datar, harus diberi naat (tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 1 cm, kecuali bila ada petunjuk dalam gambar atau ditentukan lain oleh Pengawas/Konsultan Pengawas. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. jika melebihi Kontraktor berkewajiban memperbaikinya dengan biaya tanggungan Kontraktor. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering, selama 7 (tujuh) hari terns menerus dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan-bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air secara cepat. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Perencana/Konsultan Pengawas dengan biaya atas tanggungan Kontraktor. Setelah acian selesai, acian harus dibasahi terus menerus sekurangkurangnya 7 (tujuh) hari. Selama pemasangan dinding batu bata/beton bertulang sebelum difinish, Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap keresakan-kerusakan dan pengotoran bahan lain. Setiap kerusakan menjadi tanggung jawab Kontraktor dan wajib diperbaiki.

3.8.

3.9. 3.10.

3.11.

3.12.

3.13.

3.14.

3.15.

3.16.

3.17. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu.

Pa s a l 9 PEKERJ AAN KERAM IK


1. LINGKUP PEKERJAAN 1.1. Pada pekerjaan pemasangan ini termasuk, adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan, sehingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna untuk operasional.

1.2.

Pekerjaan pemasangan ini meliputi keramik lantai, dinding, meja beton sesuai yang dinyatakan/ ditunjukkan dalam detail gambar berikut plint dan nosing tangga dan/atau ketentuan lain yang disyaratkan.

2. PERSYARATAN BAHAN 2.1. Keramik Lantai


Lantai : Ukuran : 20 x 20, 30 x 30, 40 x 40, cm atau ditentukan lain/sesuai gambar Produksi : Produksi terbaik dari, Roman, Asia atau setara Warna : ditentukan kemudian Kualitas : KWI Type : Permukaan Polished, Unpolished, extruded/sesuai gambar Tangga dan ramp menggunakan step nosing dan /atau anti slip dari type keramik yang sama, atau ditentukan lain kemudian

Keramik Dinding Ukuaran Produksi Warna Kualitas Type

: : : : :

20 x 30 cm Mulia atau Setara ditentukan Kemudian KW I (kualitas terbaik) Keramik dinding (wall tile)

2.4

Persyaratan lain untuk material keramik harus memiliki warna, motif yang sama, tidak ada gumpil/retak/pecah/cacat lainnya, mempunyai lapisan keras cukup tebal, sisi-sisinya saling tegak lurus, dan memiliki ukuran yang relatif sama (toleransi max. 1 mm)

2.5 Bahan Perekat Bahan perekat keramik terdiri atas spesi, campuran semen dan pasir dengan perbandingan I : 3 dengan water rasio yang cukup, atau

Cement Grout ( spesial tile adhesive ) seperti yang direkomendasikan produsen, seperti AM 30 Mortarflex, Drymix, ABA Grout. atau setara 2.6 Bahan Pengisi Nad (siar) Bahan pengisi nad (siar) keramik menggunakan bahan cement grout seperti yang direkomendasikan produsen, seperti AM 50, Drymix, ABA Grout, atau setara 3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN 3.1 Pekerjaan Persiapan
Sebelum pekerjaan keramik ini dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas untuk menentukan warna yang akan dipakai.

Kontraktor terlebih dahulu harus mengajukan shop drawing untuk mendapatka persetujuan Konsultan Pengawas , dan Pemberi Tugas sebagai dasar pelaksanaan. Shop drawing paling tidak harus memuat:
Pola pemasangan dan titik permulaan pemasangan yang memperlihatkan keserasian hubungan pada setiap sudut-sudut ruang, peralihan dari satu bagian ruang ke bagian ruang yang lain. Lebar naad terhitung sehingga didapat ukuran potongan terkecil yang serasi, termasuk keserasian terhadap dinding keramik atau finishing dinding lain yang perlu diperhatikan keserasiannya. Ukuran ruang yang dipakai sebagai dasar shop drawing adalah ukuran ruang yang aktual di lapangan/ bukan blaad dari gambar perencanaan.

3.2 Pekerjaan Keramik Dinding


Sebelum keramik dipasang terlebih dulu harus direndan air sampai jenuh/sesuai dengan rekomendasi produsen. Pola keramik dinding harus memperhatikan ukuran/letak dan semua peralatan ME yang akan terpasang di dinding seperti : exhaust fan, panel, sanitary & aksesoris, stop kontak, lemari gantung, dll sebagaimana diterangkan dalam gambar. Pada permukaan dinding beton/plesteran, keramik dapat langsung direkatkan dengan permukaan keramik bagian belakang harus terisi padat menggunakan spesi atau perekat tile adhesive dengan type sesuai rekomendasi produsen. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis nad serapat mungkin dan harus benar-benar lurus. Nad arah horisontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus merupakan satu garis lures. Keramik harus disusun menurut garis-garis lures dengan nad setiap perpotongan nad harus membentuk dua garis tegak lurus. Naad keramik diisi dengan bahan cement grout dan dilakukan paling cepat 24 jam setelah keramik dipasang. Sewaktu pengisian naad ini, keramik harus sudah benar-benar melekat dengan kuat pada dinding. Sebelum diisi, celah-celah naad ini harus dibersihkan terlebih dahulu dari debu dan kotoran lain. Pembersihan permukaan keramik dari sisa-sisa cement grout atau kotoran lainnya dilakukan langsung dengan lap basah, atau dengan menggunakan cairan pembersih keramik yang telah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

3.3 Pekerjaan Keramik Lantai Pekerjaan finishing lantai baru boleh dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan plafond dan pemasangan lapisan-lapisan pada dinding selesai dikerjakan dan apabila dipandang perlu dapat ditentukan lain dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
Kontraktor diwajibkan mengadakan pengecekan terhadap peil lantai dan kemiringannya, sebelum pekerjaan ini dilaksanakan. Pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan spesifikasi bahan penutup lantai yang dipakai.

Tanah dasar lantai terlebih dahulu harus dipadatkan dan diberi lapisan pasir urug padat menurut ukuran yang telah ditentukan. Pemadatan pasir dilakukan dengan penyiraman air. Permukaan lantai yang akan dipasangi keramik harus dibersihkan dari debu, cat dan kotoran lainnya. Kemudian dikasarkan agar pelekat adukan spesi lebih sempurna.
Sewaktu keramik dipasang, permukaan keramik bagian belakang harus terisi padat dengan spesi atau tile adhesive. Naad keramik diisi dengan bahan cement grout. Warna perekat naad ini disesuaikan dengan warna keramik. Pengisian/pengecoran naad dilakukan paling cepat 24 jam setelah keramik dipasang.

Sewaktu pengisian naad ini, keramik harus sudah benar-benar melekat dengan kuat pada lantai. Sebelum diisi, celah-celah naad ini harus dibersihkan terlebih dahulu dari debu dan kotoran lain.
Usahakan agar permukaan keramik yang sudah terpasang tidak terkena adukan/air semen. Kotoran semen dan lain-lain yang menempel di permukaan keramik pada waktu pengecoran naad, harus segera dibersihkan sebelum mengering/mengeras. Bila pemasangan telah selesai seluruhnya, maka lantai harus dilap/disapu hingga bersih. Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi baik, tidak miring, tidak bergelombang, terpasang dengan kuat. Bila masih diperlukan, keramik harus dibersihkan dengan lap basah atau bahan-bahan pembersih keramik yang dietujui Konsultan Pengawas Untuk menghilangkan kotoran yang sukar terlepas, dapat digunakan sikat baja atau bahan pembersih khusus, disesuaikan dengan jenis kotorannya. Untuk mencegah terjadinya keretakan akibat pengembangan, maka pada beberapa bagian harus disediakan alur-alur expansion. Alur-alur expansion ini harus diisi dengan bahan yang elastis/sealant sesuai dengan gambar dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas, termasuk di dalam ketentuan ini adalah sistem delatasi.

Pada bagian-bagian yang memerlukan pemotongan harus dilakukan dengan menggunakan mesin gelombang.

Pasal 11 PEKERJAAN WATERPROOFING


1. LINGKUP PEKERJAAN 1.1. Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahanbahan peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian syaratsyarat dibawah ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan. Pekerjaan Waterproofing ini meliputi namun tidak terbatas pada Plat atap dan Overstek. Daerah Toilet dan daerah basah lainnya. Ground reservoir dan STP Bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar.

1.2.

2. PERSYARATAN BAHAN Semua material waterproofing yang digunakan harus dari produk yang telah mendapat persetujuan Perencana/Konsultan Pengawas. 2.1. Waterproofing Bahan Waterproofing yang dipakai adalah dari jenis: membrane waterproofing harus memiliki karakteristik: - tidak lapuk - tahan terhadap perubahan cuaca - memiliki ketebalan yang sama, minimal 4 mm - mudah & cepat pelaksanaannya Cementitious Coating Kontraktor tidak dibenarkan merubah standar dengan cara apapun tanpa ijin dari Konsultan Pengawas.

2.2. Primer Bahan primer untuk semua permukaan beton/dinding bata harus dari produsen yang sama dengan bahan waterproofing-nya. 2.3. Screed/Lapisan Pelindung Lapisan pelindung (screed) berupa spesi/adukan semen dan pasir dengan perbandingan 1 : 3 serta menggunakan perkuatan kawat ayam (chainlink mesh) ukuran min.75 mm 2 mm yang mengacu pada standard SNI 070040-1987

3. SYARAT PELAKSANAAN 3.1. Jaminan Pemeliharaan dan Tenaga Ahli Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang ditunjuk penyalur dan pekerjaan harus mendapat sertifikat jaminan berupa - Jaminan ketepatan pemakaian bahan (Producer's Process Performance Warranty) - Jaminan Ketepatan Aplikasi (Aplication Workmanship Warranty) dan - Jaminan Kekuatan tidak bocor minimal selama 10 (sepuluh) tahun. 3.2. Waterproofing Atap
Bagian-bagian yang diberi waterproofing adalah pelat-pelat beton yang berfungsi sebagai atap, canopy dan sebagai talang. Jenis Waterproofing yang dipakai adalah berupa Membrane waterproofing yang harus diberi lapisan pelindung minimal 2,5 cm screed. Kontraktor harus mengajukan contoh bahan, persyaratan teknis pelaksanaan dari produsen dan kelengkapan lainnya untuk mendapat persetujuan dari Perencana/Konsultan Pengawas.

Beton harus berusia minimal 28 hari, kemiringan plat beton sudah cukup untuk mengalirkan air hujan ke pipa-pipa pembungan (kemiringan minimal 2%) atau sesuai dengan gambar. Semua dudukan instalasi/pipa dan lain-lain harus sudah terpasang. Area yang akan diberi Water Proofing harus bebas dari kotoran. (debu, minyak, sisa adukan dan lain-lain).

3.3. Waterproofing Toilet


Untuk waterproofing pada toilet, janitor, pantry, dan daerah basah lainnya menggunakan bahan waterproofing jenis Cementitious Coating type.

Pastikan semua dudukan instalasi/pipa dan lain-lain harus sudah terpasang. Area yang akan diberi Water Proofing harus bebas dari kotoran. (debu, minyak, sisa adukan dan lain-lain).
Aplikasikan waterprofing dengan dosis I liter untuk area 5 m2, atau menurut petunjuk produsen sebanyak minimal 2 kali dengan arah yang berlawanan

3.4. Test Rendam


Kontraktor/aplikator waterproofing wajib melakukan test rendam pada daerah yang telah diwaterproofing minimal selama 24 jam. Daerah yang akan dilakukan tes rendam harus mendapat persetujuan Perencana/Pengawas.

3.5. Jaminan
Jaminan pelaksanaan pekerjaan waterproofing atas kebocoran minimal 5 (lima) tahun. Bila terjadi kegagalan/kebocoran dalam masa jaminan kontraktor/aplikator harus memperbaiki atas biaya sendiri.

Pasal 14 PEKERJAAN KACA DAN CERMIN


1. LINGKUP PEKERJAAN 1.1. Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan slat Bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehinga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. Pekerjaan kaca dan cermin meliputi seluruh kaca eksterior seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar. Termasuk diantaranya dan tidak terbatas pada sebagai berikut

1.2.

2. PERSYARATAN BAHAN 2.1. Kaca adalah bahan terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumya mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses tank tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses tank, gilas dan pengambangan (Float Glass), memepunyai permukaan yang rata dan tidak bergelombang. Toleransi Lebar dan Panjang. Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi yang ditentukan oleh produsen sesuai standard SII. 2.3. Kesikuan Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per meter. 2.4. Cacat - Cacat.
Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan dari pabrik. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelombang (ruang-ruang yang berisi gas yang terdapat pad akaca). Kaca yang digunakan harus sesuai dengan komposisi kimia yang dapat menganggu pandangan. Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagaian tau seluruh tebal kaca). Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar kearah luar atau masuk).

2.2.

Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang adalah cacat garis timbul yang tembus padangan, gelombang adalah permukaan kaca yang berubah dan menggangu padangan.

Harus bebas dari bintik-bintik ( s p o t s ) , awan (cloud) dan goresan ( s c r a t c h ) , bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok). Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA.
Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi yang ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 5 mm kira-kira 0,3 mm.

2.5.

Bahan Kaca
Bahan kaca dan cermin, harus sesuai SIT 0189/78 dan PBVI 1962, digunakan produk Asahimas.

2.6.

Bahan untuk kaca Exterior pada bagian depan (Sesuai Gambar Dokumen) menggunakan : Kaca Reflective tebal minimal 8 mm ex. Asahi Mas atau dengan tebal sesuai perhitungan dan rekomendasi dari produsen. Pada bagian Belakang & Samping menggunakan jenis kaca Float Glass ( sesuai gambar ) Bahan untuk kaca Interior menggunakan : Clear Float Glass tebal minimal 6 mm ex. Asahi Mas atau dengan tebal sesuai perhitungan dan rekomendasi dari produsen. Bahan untuk cermin menggunakan : Clear Float Glass, tebal 6 mm (Danta Prima) ex. Asahi Mas. Disatu permukaannya dilapisi (Chemical Deposited Silver), permukaan harus bebas noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercak-bercak lainnnya. Semua bahan kaca dan cermin sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan Perencana/Konsultan Pengawas. Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus digurinda/dihaluskan, hingga membentuk tembereng.

2.7.

3. SYARAT - SYARAT KHUSUS 3.1. Suspended Glass Untuk bidang dinding kaca yang melebihi ketinggian 4 m bebas frame maka diharuskan menggunakan suspended glass system dari Asahi Mas secara lengkap. Ketebalan kaca suspended adalah 12 mm untuk ketinggian sampai dengan 4 m, ketinggian lebih dari 4 m harus sesuai dengan rekomendasi dari produsen kaca yang digunakan. Jenis kaca suspended adalah clear tempered glass yang terletak bersebelahan langsung dengan daun pintu, kiri, kanan dan atas. Untuk bidang lainnya dapat menggunakan kaca clear biasa. Frameless Glass Door Daun pintu frameless menggunakan clear tempered glass tebal minimal 12 mm atau bila pintu tersebut berhubungan langsung dengan suspended glass maka ketebalan daun pintu tersebut adalah sama dengan ketebalan kaca suspendednya.

3.2.

4. SYARAT - SYARAT PELAKSANAAN 4.1. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat pekerjaan dalam buku ini dan mengikuti semua persyaratan/petunjuk dari produsen. Pekerjaan ini harus dikerjakan oleh perusahaan aplikator yang telah berpengalaman untuk jenis pekerjaan dan volume yang minimal sama dengan proyek ini, dan harus disetujui oleh Perencana/Konsultan Pengawas. Bahan yan telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi tanda untuk mudah diketahui, tanda-tanda tidak boleh menggunakan kapur, tanda-tanda harus dibuat dari potongan kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem aci. Pemotongan kaca harus rapi dan lures, diharuskan menggunakan alat-alat pemotongan kaca khusus. Pembersih akhir dari kaca menggunakan kain katun yang lunak dengan mengunakan cairan pembersih kaca merk clear.
Hubungan kaca dengan kaca dan kaca dengan frame/kusen harus diisi dengan 1em

4.2.

4.3.

4.4.

4.5.

4.6.

4.7. 4.8.

silikon merk ABA/GE warna transparan atau dengan warna senada denagn warna frame, cara pemasangan dan persiapan pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan produsen kaca dan produsen sealant termasuk pemasangan setting block, alat Bantu pemasangan dan lain-lain. Kaca dan Cermin dan kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak dan pecah pada sealant/tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan. Cermin yang terpasang sesuai dengan contoh yang telah diserahkan dan semua yang terpasang harus disetujui Konsultan Pengawas, jenis cermin sesuai dengan yang telah disebutkan dalam syarat pemakaian bahan material dalam uraian dan syarat pekerjaan tertulis ini type VVV polished, tebal 5 mm.

4.9.

Pemasangan Cermin Cermin ditempel dengan dasar kayu lapis jenis MR yang disekrupkan pada klos-klos di dinding, kemudian dilapisi dengan plastik busa tebal 1 cm. Pemasangan cermin menggunakan penjepit alumunium siku atau skrupskrup kaca yang memepunyai dop penutup stainless steel. Atau sesuai dengan gambar detail. Setalah terpasang cermin harus dibersihkan dengan cairan pembersih yang mengandung amoniak merk yang di rekomendasikan oleh produsen kaca.

4.10. Jaminan untuk pemakaian selicoon sealant, kontraktor harus memberikan surat jaminan dari produsen sealant untuk: Jaminan pemeliharaan Cuma-Cuma selama 10 tahun untuk seluruh bangunan. Jaminan ketepatan pemakaian bahan. Jaminan ketepatan aplikasi.

Pasal 15 PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI


1. LINGKUP PEKERJAAN. 1.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan daun pintu/daun jendela dan alat-alat Bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan pada daun pintu kayu/Alluminium, seperti yang ditunjuk/disyaratkan dalam detail gambar.

1.2.

2. PERSYARATAN BAHAN. 2.1. Semua "Hardware" yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam buku Spesifikasi Teknis, bila terjadi perubahan atau penggantian "Hardware" akibat dari pemilihan merek, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada PENGAWAS dan Perencana untuk mendapatkan persetujuan. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat alumunium berukuan 2 x 5 cm dengan tebal 0,5 mm.

2.2.

2.3.

Harus disediakan lemari penyimpanan anak kunci dengan "Backed Enamel Finish" yang dilengkapi dengan kait-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan nomor pengenalnya. Lemari berukuran lebar x tinggi adalah 40 x 50 cm, dengan tebal 15 cm berdaun pintu tunggal memakai engsel piano dan handle alumunium.

3. PERLENGKAPAN PINTU DAN JENDELA. Untuk ketentuan perincian type dan jenis perlengkapan yang digunakan antara ini 3.1. Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu a. Semua pintu menggunakan peralatan kunci sebagai berikut Lockease Cylinder Handle Back Plat : ex. Wilka, Dekkson, Cisa /setara : ex. Wilka, Dekkson, Cisa /setara : ex. Wilka, Dekkson, Cisa /setara : ex. Wilka, Dekkson, Cisa /setara 4" x 4" ex. Wilka,

Engsel(Butt Hinges) : Dekkson,/setara

b. Untuk Panel-panel listrik, pintu shaft dan lain-lain, kunci yang dipakai merk Dekkson, Cisa / setara. c. Untuk daun jendela kaca dipakai pengunci merk Kend dengan finish serasi dengan door hardware. d. Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu. Dipasang setinggi 105 cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Pengawas. e. Untuk pintu-pintu pagar besi dipergunakan gerendel besi dengan kunci gembok merk ditentukan kemudian. 3.2. Pekerj aan Engsel a. Untuk pintu-pintu panel pada umumnya menggunakan engsel pintu, dipasang sekurang-kurangnya 3 (tiga) buah untuk setiap daun dengan menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel. Jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu, tiap engsel memikul maksimal 20 kg. b. Untuk pintu-pintu alumunium serta pintu panel menggunakan engsel lantai (floor hinge) double action, merk Dorma / setara, dipasang baik pada lantai sehingga terjamin kekuatan dan kerapihannya, dipasang sesuai dengan gambar untuk itu. c. Untuk jendela digunakan engsel merk Kend. d. Untuk pintu-pintu besi dipakai engsel kupu dibuat khusus untuk keperluan masing-masing pintu.
3.3. Pekerjaan Door Closer dan Door Stopper

a. Untuk daun pintu panil dan dawn pintu double teakwood seperti pintu-pintu loket, menggunakan door closer, warna akan ditentukan oleh Perencana. Door Closer harus terpasang dengan baik dan merekat dengan kuat pada batang kosen dan daun pintu, dan disetel sedemikian rupa sehingg pintu selalu menutup rapat ke kosen pintu. b . Door Stopper dipasang dengan baik pada lantai dengan skrup.
3.4. Bahan - Bahan

Untuk ketentuan type dan jenis perlengkapan yang digunakan harus diambil dari agen resmi produsen dan harus mendapatkan surat garansi. 3.5. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan Perencana. 4. PERSYARATAN PELAKSANAAN. 4.1. Engsel atas dipasang 25 cm (as) dari permukaan atas pintu. Engsel bawah dipasang 25 cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut. 4.2. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang 25 cm dari permukaan pintu, engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
4.3. Penarik pintu (door pull) dipasang 1050 mm (as) dari permukaan lantai.

4.4. Pemasangan lockease, hadle dan backplate serta door closer harus rapi, lures dan sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Pengawas, apabila hal tersebut tidak tercapai, Kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya. 4.5. Door Stopper dipasang pada lantai, Ietaknya diatur agar daun pintu dan kunci tidak membentur tembok pada saat pintu terbuka.
4.6. Door Holder didasar daun pintu dipasang 6 cm dari tepi daun pintu.

Pemasangan hams baik sehingga pada saat ditekan ke bawah, karpet holder akan menekan lantai pada posisi yang dikehendaki. Door holder dipasang janya pada pintu yang tidak menggunakan door closer. 4.7. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian secara kasar dan halus.
4.8. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.

4.9. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan dan disetujui Perencana/Pengawas. Didalam shop drawing harus jelas dicantuPengawasan semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam gambar dokumen kontrak, sesuai dengan Standar Spesifikasi Produsen.

Pasal 16 PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU & JENDELA KAYU


1. LINGKUP PEKERJAAN

1.1.

Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna. Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu solid panel, dobel plywood (flush door) atau seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.

1.2.

2. PERSYARATAN BAHAN 2.1. Bahan Rangka Kayu.


Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5, (PPKI 1961) dan persyaratan lain yang tertulis dalam bab material kayu. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat kayu. Kelembaban bahan rangka daun pintu disyaratkan 12% - 14%.

Untuk rangka kayu yang dipakai adalah kayu seperti yang ditunjukkan dalam gambar dengan mutu baik, keawetan kelas I dan kekuatan kelas I-II. Semua material kayu yang dipakai harus sudah mendapatkan perlindungan anti rayap sebagaimana diterangkan dalam spek anti rayap. Ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi. Daun pintu dengan konstruksi lapis plywood ukuran disesuaikan gambar-gambar shop drawing, tidak diperkenankan menggunakan sambungan, harus utuh untuk satu muka (kecuali ditentukan lain dalam gambar).
Tebal rangka kayu daun pintu minimum 35 mm atau sesuai dengan gambar.

2.2.

Bahan Perekat.
Untuk perekat digunakan lem kayu yang bermutu baik jenis epoxi. Semua permukaan rangka kayu harus diserut, harus rata, lurus dan siku.

2.3.

Bahan Panil Daun Pintu.


Daun pintu dengan konstruksi Dobel Plywood dengan bahan-bahan : a. Plywood ketebalan 6 mm produk dalam negeri merk Merak/Kelinci atau yang setara, yang telah disetujui oleh Perencana/Konsultan Pengawas.

b.

Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus rata, lurus dan siku. List akhiran daun pintu digunakan kayu jati.

c. 2.4.

Bahan Finishing. Finishing untuk permukaan kayu/plywood dari melamic kayu yang bermutu baik dari produk IMPRA Melamic/Politure, atau dengan teknik duco dengan warna dan teknik finishing akan ditentukan kemudian oleh Perencana/Konsultan Pengawas.

3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN 3.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambargambar yang ada kondisi dilapangan (ukuran dan lubanglubang), termasuk mempelajari bentuk pola, penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail sesuai gambar- gambar.
Sebelum pemasangan, penimbunan bahan pintu di tempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembanan. Harus diperhatikan semua sambungan siku/sudut utnuk rangka kayu dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.

3.2. 3.3.

3.4.

3.5.

Semua kayu tampak harus diserut rata, halus, lurus dan siku-siku satu sama lain sisi-sisinya, dan di lapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan/pemasangan. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemotongan dan pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin diluar tempat pekerjaan/pemasangan.

3.6.

Daun Pintu Daun pintu Dobel Plywood dipasang pada rangka kayu adalah dengan cara lem, tanpa pemakuan, jika diperlukan, harus digunakan skrup galvanized atas persetujuan Perencana/Konsultan Pengawas, tanpa meninggalkan bekas cacat pada permukaan yang tampak. Perekatan ini harus rata, tidak bergelombang dan merekat dengan sempurna dan dilakukan dengan press di workshop.

3.7.

3.8.

Setelah pemasangan kusen atau daun pintu kontraktor diwajibkan memeberikan perlindungan sedemikian rupa sehingga terhindar dari kerusakan-kerusakan oleh benturan-benturan benda-benda lain dan dari kelembaban ataupun terkena cuaca langsung. Apabila terjadi cacat atau kerusakan-kerusakan baik yang terlihat maupun yang tersembunyi, kontraktor wajib memperbaiki ataupun mengganti dengan tang bare sampai dengan disetujui oleh Perencana/Konsultan Pengawas dengan seluruh biaya ditanggung oleh Kontraktor.

Pasal 17 PEKERJAAN PLAFOND GYPSUM


1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alatalat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.

1.2 1.3

Pekerjaan ini meliputi rangka untuk rakitan papan gypsum yang tidak menahan beban. Rakitan papan gypsum yang dipasang pada rangka metal furring.

2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. 2.2. Jarak dan ukuran sesuai yang ditunjuk dalam gambar tetapi tidak kurang dari yang diperlukan agar sesuai dengan standard ASTM C 754. Semua rangka baja harus dianti korosi, dicat anti karat atau digalvanize hot deep sesuai dengan ASTM A 525 kecuali ditentukan lain oleh Perencana/Pengawas/Konsultan Pengawas. Ketebalan papan gypsum adalah sesuai dengan gambar atau jika tidak ditunjuk, dengan ketebalan 9 mm sesuai dengan ASTM C 80. Untuk aplikasi dan jarak rangka sesuai dengan gambar atau persyaratan dari produsen dan disetujui oleh Perencana/Pengawas/Konsultan Pengawas.

2.3.

2.4.

Gypsum yang dipakai harus sesuai dengan persyaratan ASTM C 36. Gypsum tersebut dari produk, dan tidak terbatas sebagai berikut : Boral Jaya Board / setara.

3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
3.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada dengan kondisi dilapangan (ukuran dan lubang), termasuki mempelajari bentuk, pola layout/penempelan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail. Kontraktor wajib membuat shop drawing secar lengkap dengan memperlihatkan layout, type dari gypsum panel detail angkur, perkuat juga sambungansambungan, bukaan dan kelengkapan lain yang diperlukan untuk penyelesaian pemasangan ceiling gypsum.

3.2.

3.3.

Kontraktor wajib membuat mock-up sesuai dengan material system dan pola yang telah disetujui oleh Perencana untuk dipakai.
Penimbunan bahan/material ditempat pekerjaan harus diletakkan pada ruang atau tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angker-angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.

3.4.

3.5.

3.6.

Desain dan produk dari system langit-langit harus mendapat persetujuan dari Perencana/Pengawas/Konsultan Pengawas.
Pemasangan langit-langit tidak boleh menyimpang dari ketentuan gambar rencana untuk itu. Urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan, rekomendasi dari produsen dan ketentuan Perencana/Pengawas/Konsultan Pengawas. Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam gambar dan lurus (tidak melebihi batas toleransi kemiringan yang diijinkan dari masing-masing bahan yang digunakan). Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut pertemuan dengan bidang lain. Bilamana tidak da kejelasan dalam gambar, Kontraktor wajib menanyakan hal ini kepada Perencana/Konsultan Pengawas. Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturan-benturan, benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, yang terlihat maupun yang tersembunyi adalah tanggung jawab Kontraktor untuk memperbaiki sampai disetujui oleh Perencana dengan seluruh biaya ditanggung oleh Kontraktor. Pemasangan langit-langit tidak boleh menyimpang dari ketentuan gambar rencana untuk itu. Urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan dan ketentuan Produsen. Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam dan lurus (tidak melebihi batas toleransi kemiringan yang diijinkan dari masing-masing bahan yang digunakan). Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut pertemuan dengan bidang lain. Bilamana tidak ada kejelasan dalam gambar, Kontraktor wajib menanyakan hal ini kepada Perencana/Konsultan Pengawas. Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturan-benturan, benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, semua kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor sampai pekerjaan selesai dan diterima dengan baik.

3.7. 3.8. 3.9.

3.10. 3.11.

3.12. 3.13. 3.14. 3.15.

3.16.

Pasal 18 P E K E R J A A N P E N G E C AT AN
1. LINGKUP PEKERJAAN 1.1 Pekerjaan pengecatan ini termasuk dengan penyediaan tenaga kerja, bahanbahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan pengecatan sehingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna untuk operasional. Persiapan permukaan bidang yang akan dicat dan bersih dari yang dipersyaratkan. Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan. Pekerjaan ini meliputi pengecatan seluruh permukaan plesteran, beton, metal (logam), kayu/plywood, gypsum, kalsiboard dan/atau bagian-bagian lain sesuai dengan yang tertera pada gambar dan yang tidak disebutkan secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk Perencana /MK.

1.2 1.3 1.4

2. PERSYARATAN BAHAN 2.1. Cat Dasar


Cat dasar yang digunakan harus mengikuti ketentuan sbb Alkali Resisting Primer /Alkali Resistant Sealer untuk cat interior dan eksterior pada bidang permukaan plesteran, beton, gypsum, kalsiboard. Alumunium Wood Primer Sealer dan/atau wood filler untuk bidang permukaan kayu, plywood, dan sejenisnya.

Quick-Drying Metal Primer Chromate / Zinc Chromate Primer untuk bidang permukaan besi dan logam lainnya.

2.2 Cat Akhir


Cat akhir yang digunakan harus mengikuti ketentuan sbb Vynil Acrylic Emulsion / Acrylic Emulsion untuk cat interior pada bidang permukaan plasteran, beton, gypsum, kalsiboard, dan sejenisnya. Acrylic Emulsion Exterior Grade Fungi / We at hershield untuk cat eksterior pada bidang permukaan plesteran, beton, atau lainnya. Vynil Acrylic Solvent untuk cat pada bidang permukaan kayu, plywood, dan sejenisnya.

Synthetic Super Gloss / Synthetic Enamel untuk cat pada bidang permukaan besi dan logan lainnya. 2.3 Persyaratan lain Semua material cat, baik cat dasar cat akhir maupun bahan pengencernya, harus merupakan produk asli keluaran satu produsen yang sama, seperti : ICI Dulux / MOWILEX, atau setara. Tidak dibenarkan melakukan pencampuran cat sendiri (meng-oplos) atau menggunakan material yang berbeda dengan yang telah ditentukan/disyaratkan oleh produsen.

3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN 3.1. Contoh dan Bahan Untuk Perawatan


Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warns dan jenis cat pada 2 lembaran Plywood atau papan Gypsum ukuran 30 x 30 cm , dan pada bidangbidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar s/d lapisan akhir). Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Pengawas dan Perencana, jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh pengawas, selanjutnya Kontraktor dapat membuat mock-up.

3.2. Pekerjaan Persiapan


Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus membuat Mock-Up pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang akan dijadikan contoh pilihan warna, texture, material dan cara pengerjaan. Bidangbidang yang akan dipakai sebagai Mock-Up ini akan ditentukan oleh Perencana dan Pengawas.

Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Pengawas dan Perencana, bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan. Pemeriksaan Kelembaban Tembok
Untuk mengetahui kelembaban tembok gunakan alat PRO TIMETER MINI yaitu alat untuk mengukur kelembaban atau kadar air. Untuk memeriksa tembok apakah cukup kering untuk dicat, tutup permukaan tembok dengan Plastik yang tidak bocor/sobek sebesar 30 x 30 cm dan ke empat sisinya dengan double tape adhesive. Biarkan selama 24 jam untuk membaca kadar air atau kelembaban, tusukkan jarum electrode alat PROTIMETER MINI sampai menembus plastik tersebut. Untuk pengecatan dengan cat dasar air, pembacaan meter harus pengecatan dengan cat dasar minyak, pembacaan meter harus menunjukkan daerah warna hijau (kadar air kurang dari 14%). Bila tidak ada alat tersebut dapat juga dilakukan pemeriksaan secara Visual dan

dirasakan dengan telapak tangan. Jika warna permukaan tembok/dinding masih berwarna abu-abu tua sampai hitam dan kalau dipegang terasa lembab atau dingin, menunjukkan kadar air dalam tembok masih hangat, menunjukkan tebok telah cukup kering untuk dilakukan pengecatan. Pemeriksaan Kadar Alkali Tembok Cara yang paling mudah adalah dengan menggunakan kertas lakmus. Gunakan kertas lakmus pH ( INDIKA TOR PAPIER NA TURALIT) untuk pH 5,5 - 9,0 dari perusahaan MERCK. Tempelkan potongan kertas lakmus yang telah disobek sebesar 2 - 3 cm pada permukaan tembok yang telah dibasahi dengan air bersih. Lakukan pada beberapa tempat. Bila kertas lakmus berubah warna menjadi hijau kebiru biruan sampai hijau muda menandakan kadar alkali sekitar pH 7, permukaan tembok siap untuk dicat. Bila kertas lakmus berubah warna menjadi biru sampai biru tua menandakan pH lebih besar pH 8 yang berarti kadar alkali masih tinggi. Tembok belum layak untuk dicat.

3.3 Pekerjaan Pengecatan Dinding


Permukaan dinding yang akan dicat harus kering minimal telah berusia 28 hari dan bebas dari kotoran, debu, minyak, olie dengan pH max. 7. Apabila permukaan dinding kadar alkalinya masih diatas pH 7 meskipun plesteran telah cukup lama maka bidang dinding tersebut harus dicuci terlebih dahulu menggunakan larutan Asam HCL dengan kadar 10% kemudian bilas dengan air bersih dan biarkan dinding mengering. Selanjutnya dinding diampelas permukaannya selanjutnya dibersihkan dengan air dan biarkan dinding mongering, jika terdapat pengkristalan/pengapuran bidang dinding tersebut harus dicuci dengan larutan WASHING COMPOUND kemudian bilas dengan air bersih sampai larutan tersebut tidak tersisa dan biarkan mengering. Aplikasikan Under Coat Tembok/Alkali Resisting Primer dengan pengencer air bersih sebanyak 10 - 20 %, aplikasikan 1 lapis sampai merata dengan kuas atau rol dan biarkan mengering, apabila sampai tahap ini bidang dinding masih timbul pengkristalan/pengapuran maka bidang dinding tersebut harus di coating 1 lapis dengan Wall Sealer dan biarkan mengering. Cat Dasar ini diaplikasikan 2 kali dengan ketebalan masing-masing 40 Setelah benar-benar kering, baru ditutup dengat cat akhir sebanyak 2 kali pengecatan dengan ketebalan masing-masing 35

3.4. Pekerjaan Pengecatan Kayu


Permukaan kayu yang akan dicat harus dibersihkan dulu dari semua debu, kotoran minyak, gemuk, dan sebagainya dengan menggunakan material yang cocok, scaraper atau amplas, kemudian dilap dengan kain bersih. Seluruh permukaan kayu harus dicek dan dipastikan bahwa semua bekas lubang, paku, pasak telah diisi dengan dempul atau wood filler dan diamplas. Aplikasikan wood primer sealer dengan alat semprot sebanyak 2 kali dengan ketebalan masing-masing 30 Setelah benar-benar kering, dapat diaplikasikan Vynil Acriliyc Emulsion sebanyak 2 kali dengan ketebalan masing-masing 30 atau synthetic high gloss enamel sebanyak 2 kali dengan ketebalan masing-masing 40

3.5. Pekerjaan Pengecatan Besi /Logam lainnya


Permukaan yang akan dicat dibersihkan dari semua debu, kotoran minyak, gemuk, dan sebagainya dengan cara mencuci dengan solvent yang cocok, kemudian dilap dengan kain bersih. Semua karat dan kerak yang ada dihilangkan terlebih dahulu dengan mengerok/ menggosok dengan sikat baja atau dengan mengamplas permukaannya. Setelah seluruh bidang metal tersebut rata, bersih, dan halus, diberi cat dasar zynchromate paint 2 kali aplikasi secara merata sesuai yang diterangkan dalam brosur produk masing-masing dengan ketebalan 40 Pengecatan akhir dimulai lapis demi lapis sebanyak 2 kali secara merata dengan menggunakan alat yang direkomendasikan produsen dan mendapat persetujuan Pemcana/MK dengan ketebalan masing-masing 40

3.6. 3.7.

3.8.

3.9.

Aplikator diwajibkan mengikuti semua persyaratan teknis aplikasi dari produsen tanpa terkecuali. Apabila terjadi kerusakan baik yang terlihat maupun yang tersembunyi dan tidak disebabkan oleh pemilik atau pemakai maka Kontraktor wajib memperbaiki seluruh pekerjaan yang rusak sampai dengan disetujui oleh Perencana dan Pengawas dengan seluruh biaya ditanggung Kontraktor. Kontraktor harus menyerahkan material pengecatan kepada Pengawas untuk kemudian akan diteruskan kepada Pemilik tiap warna dan jenis cat yang dipakai sebanyak 5% dari volume masing-masing atau atas persetujuan Pengawas. Kalengkaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencatumkan dengan jelas identitas cat yang ada didalamnya, cat ini akan dipakai sebagai cadangan untuk perawatan oleh Pemilik. Kontraktor harus memberikan jaminan/garansi, untuk cat yang terpasang dari terkelupasnya cat, dan memudarnya warna cat selama 5 tahun kepada pengguna barang.

Pasal 19 PEKERJAAN SANITARY DAN AKSESORIS


l. LINGKUP PEKERJAAN 1.1 Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga kerja bahan-bahan, peralatan dan alat-alat Bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam pemakaian/operasinya.

1.2

Pekerjaan pemasangan sanitari ini sesuai yang dinyatakan/ditunjukkan dalam detail gambar atau sesuai dengan persyaratan dari produsen.

2. PERSYARATAN BAHAN Semua material yang dipakai harus memenuhi ukuran, standard dan mudah didapatkan dipasaran, kecuali bila ditentukan lain, dari merk Toto atau setara Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai dengan yang telah direkomendasikan oleh produsen untuk masing-masing type yang dipilih. Semua type sanitary dan perlengkapan yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang gumpil, retak, atau cacatcacat tersembunyi lainnya dan telah mendapat persetujuan dari Perencana dan Pengawas/Konsultan Pengawas

3. SYARAT - SYARAT PELAKSANAAN

3.1.
3.2.

Semua sanitary dan kelengkapannya sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Perencana dan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian sanitary dan kelengkapannya sampai dengan disetujui oleh Perencana dan Pengawas berdasarkan contoh yang diberikan Kontraktor. Sebelum pemasangan dimulai, kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari type, bentuk, pola, penempatan, pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan detaildetail sesuai gambar dan dikoordinasikan dengan Konsultan Pengawas. Bila ada perbedaan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkan kepada Perencana dan Pengawas.

3.3.

3.4.

3.5.

3.6.

Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada perbedaan di tempat itu sebelum perbedaan tersebut diselesaikan. Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan dengan gambar serta petunjuk-petunjuk pemasangan dari produsen yang diterangkan dalam brosurbrosur bersangkutan. Pemasangan sanitary harus baik, rapi, lurus, waterpass, dan dibersihkan dari kotoran, noda, serta penyambungan instalasi plubingnya tidak boleh ada yang bocor.
Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk kesempurnaan hasil pekerjan dan fungsinya.

3.7.

3.8.

Kontraktor wajib memperbaiki/mengulang/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan mass garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.

Pasal 21 PENUTUP ATAP


1. LINGKUP PEKERJAAN a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, pekerjaan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar rencana dengan hasil yang baik dan sempurna. Pekerjaan ini meliputi pengadaan, penyetelan dan pemasangan penutup atap Genteng Keramik yang dinyatakan dalam gambar.

b.

2 . PERSYAR AT AN B AHAN a. Bahan penutup atap Genteng Metal terbuat dari bahan metal , dengan lapisan penutup dasar acrylic base coat, dan butir-butir batuan dan acrylic overglaze, sebelum pemasangan contoh material agar diberikan ke Pengawas untuk mendapat persetujuan. Gording dan rangka atap yang digunakan sesuai struktur yang ada dengan jarak yang terdapat dalam gambar perencanaan, menggunakan Besi Lip Chanel. Papan Tepi Atap / Lisplank Untuk Lisplank menggunakan papan kalsiboard dengan ketebalan 6 mm, atau disesuaikan dengan gambar rencana. Paku Paku yang dipakai adalah persyaratan SII No. 0194/78. paku galvanisze yang memenuhi

b.

c.

d.

e.

Pelat Baja Lapis Seng ( BJLS ) Pelat baja lapis seng (BJLS) yang dipakai adalah BJLS -40L dipergunakan untuk pekerjaan talang jurai dan talang tepi atap. Pemasangan talang tidak boleh terdapat sambungan, untuk itu Kontraktor harus menggunakan pelat baja lapis seng yang berbentuk lembaran panjang. Flinklote Flinklote adalah dari produk shell atau produk lain yang setara yang disetujui.

f.

g. Aluminium Foil Aluminium foil tebal 1mm dari produk / merk Insfoil Sisalation, Thermo Foil. Menggunakan lembaran dengan lebar 100 cm dalam kemasan gulungan (rol). 3. MATERIAL Persyaratan Bahan Ukuran Produksi Type Warna Kualitas : : : : : Standard Pabrik Rainbow / setara Genteng Class Sesuai permintaan Pemberi Tugas Terbaik

4. SYARAT PELAKSANAAN
1. 2. Sebelum pelaksanaan dimulai, Kontraktor diwajibkan memeriksa gambar-gambar pelaksanaan termasuk lapisan-lapisan isolasi seperti yang dinyatakan dalam gambar, serta melakukan pengukuran-pengukuran setempat. Berdasarkan gambar pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan menyediakan shop drawing yang memperlihatkan sambungan antara bahan yang satu dengan yang lain, pengakihiran-pengakhiran dan lain-lainnya yang belum / tidak tercakup dalam gambar namun memenuhi persyaratan dari pabrik. Sebelum dimulai pemasangan penutup atap, maka permukaan semua gording atau rangka diperiksa terlebih dahulu apakah sudah berada satu bidang yang rata (tidak bergelombang), jika perlu dengan mengganjal atau menyetel bagian-bagian ini terhadap rangka penumpunya.

3.

4.

Pemasangan Nok Atap Bubungan / Karpus terdiri dari metal yang sama dengan atap metal yang digunakan dan pemasangannya dipaku dengan paku khusus.
Pemasangan tepi atap (listplank), papan Kalsiboard yang akan dipasang untuk tepi atap harus lurus dan ditimbang dengan waterpas /slang timbang. Lalu disekrup dengan sekrup khusus dan masuk kedalam kalsiboard dan dapat ditutup dengan plamur.

5.

6.
7.

Pemasangan Talang Jurai atau Talang Tepi Atap


Plat Baja Lapis Seng (BJLS). Disambung dengan teknis lipatan dan disolder timah sepanjang sambungan. Sebelum dipasang pada jurai atau tepi atap pelat ini dibentuk dan dicat dengan plinklote hingga merata pada seluruh permukaan kayu baik permukaan bawah maupun permukaan atas yang akan dilalui air hujan. Aluminium foil dipasang di bawah Gording dengan bantuan kawat ayam / wiremesh 100 x 100 mm Aluminium foil dipasang sedikit lendut (tidak tegang) agar air dari atas dapat mengalir ke bawah. Pasangan atap metal harus rata dan rapat satu dengan lainnya serta tidak berakibat bocor bila terjadi hujan. Ketentuan pasangan tersebut di atas antara lain meliputi jarak reng yang disyaratkan.

8. 9.

Pasal 22 PEKERJAAN RAILING


A. LINGKUP PEKERJAAN 1
2

Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat Bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga pekerjaan railing Stainlees steel dikerjhkan dengan yang baik dan bermutu.
Lingkup pekerjaan termasuk seluruh detail yang ada pada gambar dan mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.

B. KETENTUAN 1 2 Tenaga Ahli


Pelaksanaan pekerjaan railing stainlees steel harus dengan tenaga ahli yang berpengalaman dan dikerjakan dengan rapih dan baik.

Peralatan
Untuk melaksanakan pekerjaan railing stainlees steel diperlukan peralatan yang memadai seperti alat potong besi, alat las khusus besi stainlees dan lain sebagainya. Sebelum penngadaan bahan secara menyeluruh, Kontraktor diminta mengajukan contoh dan katalog serta persyaratan teknis lainnya.

C. PERSYARATAN BAHAN 1 Handrail dari bahan pipa stainless steel diameter 2,5", tiang railing 0 1,25

"dan garisgaris menggunakan pipa 0 0,75" , atau sesuai dengan detail yang ditunjukkan dalam gambar, jenis stainless steel yang digunakan adalah Grade SS316, produk Miyabi ex Jepang, dengan finish Hair line sesuai gambar.
2 3 Bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contohcontohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas. Kontraktor harus menyerahkan 2(dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis opratif sebagai informasi bagi Konsultan Pengawas.

Material lain yang tidak terdapat dalam daftar tetapi bahan itu dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan, atau sebagai bahan pengganti, harus benar - benar bare dan berkualitas dari jenisnya dan disetujui Konsultan Pengawas.
Pengendalian seluruh pekerjaanini harus disesuaikan dengan peraturan-peraturan dalam RKS ini.

Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat shopdrawing yang dapat menunjukkan desain, produksi, dan system pemasangannya, serta telah menyesuaikan dengan kondisi disite / lapangan.

D. PELAKSANAAN 1 Besi dipotong-potong sesuai panjang yang dibutuhkan dan dikerjakan di luar proyek (work shop). Pelaksanaan di lokasi hanya merakit dan memasang pada dudukannya. Besi harus dibuat sesuai bentuk dan ukuran seperti yang tertera dalam gambar detail. Pengelasan sambungan stainless steel harus baik dan rapi , serta memenuhi persyaratan AWS D10-69, Sedang penyambungan dengan bolts, nuts screws, dan rings harus menggunakan bahan yang sama serta memenuhi standar ASTM A307.
Bila dianggap perlu , Kontraktor wajib mengadakan test terhadap bahanbahan pada laboratorium yang ditunjuk Konsultan Pengawas.

2 3

Railing yang telah terpasang harus dilindungi selama 3 x 24 jam. Sesudah pekerjaan ini selesai dilaksanakan, Kontraktor harus menjaga dari kemungkinan tumbukan / benturan dari benda-benda keras, dari pekerjaan lain . Bila terjadi kerusakan Kontraktor diwajibkan memperbaikinya atau mengganti,
Dudukan railing besi pada dinding / lantai dengan cara difisher /disekrup dan dyna bolt.

Pasal 23 PEKERJAAN FINISHING BATU ALAM


1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja bahan-bahan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik. Pekerjaan Finishing dinding luar dengan dengan Batu Alam ( Andesit/ditentukan kemudian) meliputi seluruh detail yang di sebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/Perencana.

1.2

2.

PERSYARATAN BARANG
Jenis Batu alam yang digunakan jenis batu alam andesit lokal yang disetujui Konsultan Pengawas setelah berkonsultasi dengan Perencana dan Owner. Batu Alam yang digunakan tidak terdapat cacat. Tebal minimum 20 mm, warna akan ditentukan kemudian, atau sesuai yang ditunjukkan dalam gambar perencanaan. Bahan perekat menggunakan produk AM-40 atau AM-30 untuk daerah basah atau produk lain yang setara dan bermutu baik, dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

3.

SYARAT - SYARAT PELAKSANAAN 3.1. Bahan-bahan yang digunakan sebelum terpasang harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
3.2. Alas dari dinding batu alam yang akan dipasang merupakan dinding batu bata atau dinding beton yang telah diplester kasar (tanpa Aci) dengan permukaan rata dan tegak. Setiap jarak ketinggian 2m pasangan batu alam pada barisnya agar diberi ankur pengait dari bahan kawat stainlees dengan diameter minimal 1 mm, basil pemasangan ankur harus kuat dan kokoh.

3.3.

3.4. Sudut atau garis pertemuan antara batu alam dan dengan material lain harus diperhatikan dan sesuai dengan detai pada gambar perencanaan. 3.5. Sesudah pemasangan selesai, permukaan batu alam harus dibersihkan sampai sisa-sisa adukan tidak terdapat pada pasangan batu alam.

Pasal 24 PEKERJAAN PEMIPAAN


1. LINGKUP PEKERJAAN 1.1. Umum Pekerjaan ini tidak tidak terbatas pada penyediaan tenaga kerja saja, tetapi juga bahan bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang digunakan untuk seluruh perkerjaan pemipaan dan mekanikal sehingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna untuk operasional. Standart dan Code Standart dan peraturan yang berlaku dalam pekerjaan ini antara lain : ASTM ANSI BS JIS SII 1.3. : American Society of Testing Material : American National Standart Institute : British Standar : Japan Industrial Standart : Standart Industri Indonesia

1.2.

Bagian yang Berhubungan Referensi yang harus diperhatikan adalah pekerjaan pekerjaan yang terkait yaitu Pekerjaan Plambing.

2.

PERSYARATAN BAHAN 2.1. Galvanized Steel Pipe (GSP) Pipa besi yang di lapis seng ini digunakan untuk : Pipa pemasok dan distribusi air bersih papa perkerjaan plambing. Standar yang digunakan adalah : 2.2. BS 1387 tahun 1967 kelas medium untuk perkerjaan plambing

Poly Vinyl Chloride (PVC) Pipa PVC digunakan untuk : Pipa air kotor dari WC dan Urinoir

3.

Pipa air buangan dari floor drain dan lavatory Pipa drain dari sistem tata udara Pipa vent pada plambing sistem Pipa air hujan

SYARAT SYARAT PELAKSANAAN 3.1. Pipa GSP Untuk pipa dengan diameter 50 mm (2) ke bawah digunakan sambungan ulir, sedang pipa dengan diameter 65 mm (2 1/2) ke atas digunakan sambungan las atau flange. Pada penyambungan pipa dengan menggunakan flange, perlu dilengkapi dengan ring type gasket untuk menjamin kekuatan sambungan dan memastikan tidak akan bocor. Semua pipa baik yang tampak atau di tanam harus di cat meni, untuk pipa yang di tanam di tambah lagi lapisan bituminous sheet 2 mm. khusus untuk pipa yang ditanam di dalam tanah harus diperhatikan hal hal berikut : o Pipa di tanam sedalam 60 cm dari permukaan tanah dan pada sambungan pipa diberi dudukan dari beton untuk menghindari lendutan bila terkena beban mekanis. o Untuk jalur yang memotong jalan, kedalaman minimal 120 cm dari permukaan jalan. o Di sekeliling pipa harus di isi dengan pasir dengan ketebalan 15 cm kemudian di urug dengan tanah dan dipadatkan. Untuk pipa yang tidak berada dalam tanah baik yang terikat maupun tidak, harus diberi lapisan cat finish dengan warna yang ditentukan kemudian. Pipa pipa wajib di test terhadap kebocoran. Pengetesan wajib diketahui dan disetujui Konsultan Pengawas. Pengetesan yang gagal harus di ulang dan biaya pengetesan serta peralatan yang diperlukan ditanggung olah pemborong. Instalasi pipa harus dilengkapi dengan penggantung pipa, support dengan jarak tertentu dan memenuhi syarat, sebagai mana yang ditunjukkan oleh gambar.

3.2.

Pipa PVC Sistem sambungan yang di pakai adalah : Sambungan lem (perekat) untuk 80 mm (3) ke bawah. Untuk di atas 3 digunakan sambungan las PVC atau rubber ring joint (dengan ring dari karet). Galian pipa pipa dalam tanah harus di buat dengan kedalaman dan kemiringan yang tepat. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa terletak/tertumpu dengan baik. Pipa yang ditanam dalam tanah harus di beri lapisan pasir kurang lebih 10 cm disekelilingnya. Jenis pasir adalah pasir urug yang bebas dari batu. Selama pemasangan berkala, kontraktor harus menutup setiap ujung pipa yang terbuka untk mencegah masuknya tanah, debu dan kotoran lainnya. Semua sambungan / cabang dari pipa pembuangan air kotor (sanitair) harus di buat dengan cabang Y, pepa mendatar untuk air kotor dan air hujan mempunyai kemiringan minimal 2%.

Pipa pipa pembuangan air hujan dari bangunan disambungkan ke saluran utama di luar bangunan dengan bak kontrol dari beton. Sleeves untuk pipa pipa harus dipasang dengan baik settiap kali pipa tersebut menembus konstruksi beton. Sleeves harus mempunyai ketebalan minimal 0.2 cm dan memberikan kelonggaran kira - kira 1 cm pada masing masing sisi di luar pipa ataupun isolasinya. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa baja. Semua pipa harus di ikatkan dengan kuat pada penggantung atau angker yang kuat (rigid). Pipa pipa tersebut harus di tumpu untuk menjaga agar tidak berubah tempatnya, inklinasinya harus tetap, untuk mencegah timbulnya getaran dan harus sedemian rupa sehingga masih memungkinkan konstruksi dan expansi pipa oleh perubahan temperatur. Pipa horizontal harus di gantung dengan penggantung yang dapat diatur (adjustable) dengan jarak antara tidak lebih dari 3 meter. Kontraktor harus mengajukan konstruksi dari penggantungnya untuk disetujui oleh konsultan pengawas. Penggantung yang terbuat dari kawat, rantai, strap ataupun perforated strip tidak boleh dipergunakan. Penggantung atau penumpu pipa harus di sekrupkan (terikat) pada kontruksi bangunan dengan insert yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau penembokan atau dengan baut tembok (ramset bolt) Pipa vertikal harus di tumpu dengan klem (clamp atau collar) U-bolt. Penggantung / penumpu pipa dan peralatan - peralatan logam lainnya yang akan tertutup oleh tembok atau bagian bangunan lainnya harus di lapisi terlebih dahulu dengan cat menie atau cat penahan karat, jenis Zinc Cromate yang dilaksanakan dalam 2 bagian (2 lapis).

4.

PENGUJIAN / PENGETESAN 4.1. Pengujian GSP Diuji dengan tekanan sebesar 1.5 kali tekanan kerja dan dibiarkan dalam kondisi ini minimal 12 jam tanpa mengalami penurunan tekanan. Segala kerusakan akibat pengetesan ini menjadi beban kontraktor.

4.2.

Pengujian Pipa PVC Seluruh sistem pembuangan harus mempunyai lubang lubang yang dapat di tutup agar seluruh sistem tersebut dapat di isi air sampai lubang pipa tertinggi. Sistem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan seperti tersebut di atas minimal selama 1 (satu) jam dan penurunan air selama waktu tersebut tidak lebih dari 5 cm. Apabila pada suatu saat pengawas menginginkan pengujian lain di samping pengujian di atas, pemborong harus melakukannya dan segala biaya yang timbul menjadi tanggungan kontraktor.

Pasal 25 PEKERJAAN PLUMBING


1. LINGKUP PEKERJAAN 1.4. Umum

Spesifikasi ini melingkupi kebutuhan untuk pelaksanaan pekerjaan plumbing, sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar rencana yang terdiri dari : Pengadaan dan pemasangan pompa pompa air bersih dan pompa sumur dalam. Pengeboran dan instalasi sumur dalam (deep well). Pengadaan dan pemasangan instalasi water tank & tower tank. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi air bersih dan air kotor dan bekas. Pengadaan dan pemasangan peralatan peralatan bantu bagi seluruh peralatan plumbing Pengetasan dan pengujian dari seluruh instalasi plumbing yang terpasang kecuali sanitay. Mengadakan pemeliharaan selam jangka waktu yang diberikan oleh pemberi tugas. Pembuatan shop drawing bagi instalasi yang akan di pasang dan pembuatan as built drawing bagi instalasi yang telah terpasang.

1.5. Koordinasi Tujuan dari spesifikasi ataupun ganbar rencana adalah menunjukkan secara detail berbagai macam item pekerjaan dari peralatan peralatan dan pemyambungan penyambungannya. Kontraktor harus melengkapi dan memasang seluruh peralatan peralatan yang dibutuhkan untuk melengkapi pekerjaan. Gambar gambar rencana menunjukkan tata letak secara umum dari peralatan, pemipaan, kabinet dan lain lain. Kontraktor harus memodifikasi tata letak tersebut sebagaimana yang dibutuhkan untuk mendapatkan pemasangan pemasangan yang sempurna sesuai dengan pekerjaan arsitek dari peralatan peralatan tersebut. Setiap pekerjaan yang disebutkan dalam spesifikasi ini, tapi tidak di tunjukkan dalam gambar atau sebaliknya, harus dilengkapi dan di pasang seperti pekerjaan lain yang di sebut oleh spesifikasi dan ditunjukkan dalam gambar.

1.6. Kualifikasi Pekerja Untuk pemasangan dan pengetesan pekerjaan pekerjaan ini harus dilakukan oleh pekerja pekerja dan supervisor yang benar benar ahli dan berpengalaman. Tukang las harus mempunyai sertifikat. Konsutan pengawas dapat menolak atau menunda pelaksanaan satu pekerjaan, bila di nilai bahwa pelaksanaan tersebut tidak terampil / tidak berpengalaman.

2. PERSYARATAN BAHAN Lihat bagian : Bagian pemipaan Bagian instalasi dan pengecekan Bagian pompa Bagian katub / valves

3. SYARAT SYARAT PELAKSANAAN 3.1. Pengajuan - Pengajuan

Pada saat sebelum mengajukan :

pelaksanaan

pekerjaan,

pemborong

harus

Material list dari seluruh item peralatan yang akan di pasang. Shop drawing yang menunjukkan secara detail pekerjaan pekerjaan / pemasangan peralatan dan pemipaan, penyambungan dengan pekerjaan pekerjaan lain, pekerjaan pekerjaan yang sulit di laksanakan atau perubahan perubahan atau modifikasi yang diusulkan terhadap gambar rencana. Prosedur pemasangan yang dikeluarkan oleh pabri (jika ada) dari peralatan peralatan yang akan di pasang. Contoh contoh material (brosur brosur untuk peralatan peralatan yang besar) dari material / peralatan yang akan di pasang.

3.3.

Review Konsultan konsultan manajemen konstruksi akan memeriksa (meriview) mengajuan pengajuan dari pemborong dan memberi komentar atas hal tersebut. Pemborong harus memodifikasi atau merevisi pengajuaannya sesuai dengan komentar, sampai di dapat persetujuan dari konsultan konsultan manajemen konstruksi.

3.4.

Strandart dan Code Kecuali ketentuan lain dalam gambar rencana, maka pada pekerjaan ini berlaku peraturan-peraturan sebagai berikut : Peraturan Badan Pemadam Kebakaran. Ketentuan Pencegahan dan penanggulangan Bangunan Gedung Departemen P.U. Pedoman Plambing Indonesia. Kebakaran pada

3.5.

Gambar Instalasi Terpasang dan Petunjuk Operasional Apabila pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan setelah serah terima pertama Pemborong wajib menyerahkan gambar-gambar instalasi terpasang sebanyak tiga set cetak biru dan satu set CD. Pemborong juga berkewajiban untuk menyerahkan tiga set petunjuk operasi dan maintenance dari system yang dipasang dalam bentuk buku dan CD.

3.6.

Bagian yang Berhubungan Bagian yang berhubungan dengan pekerjaan ini adalah : Bagian Pemipaan Bagian Isolasi dan pengecatan Bagian Pompa Bagian Katub/valves

3.7.

Sistem Air Bersih Air bersih yang didapat dari sumur dalam (Deep Well) dengan kedalaman minimal 150 m dan PDAM ditampung pada suatu water reservoir. Dari water reservoir, air bersih ini dengan menggunakan pompa didistribusikan ke Tower Tank. Selanjutnya dengan cara gravitasi, air bersih ini didistribusikan ke setiap unit Ruangan pemakai.

3.8.

Sistem Air Bekas atau Air Kotor Pada dasarnya air buangan yang berasal dari toilet, seperti dari floor drain, lavatory, dipisahkan dengan air kotor yang berasal dari WC dan urinoir. Selanjutnya seluruh air buangan ini disalurkan ke Seawage Treatment Plant (STP).

3.9.

Sistem Air Hujan Pada dasarnya air hujan dari atap bangunan disalurkan melalui pipapipa tegak sampai ke bak kontrol yang ada dilantai dasar. Dari bak kontrol ini, air hujan disalurkan ke saluran drainase yang ada disekeliling gedung untuk selanjutnya dialirkan ke lokasi pembuangan akhir/saluran kota.

3.10. Masa Garansi Kontraktor berjanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan untuk instalasi ini dari pencurian atau kerusakan. Bahan/peralatan yang hilang atau rusak harus diganti oleh Pemborong tanpa biaya tambahan. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya (Skiller Labour) agar dapat memberikan hasil kerja terbaik dan rapi. Sebelum suatu pipa tertutup (oleh dinding, langit-langit dan lain-lain) harus diuji dan disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi dan wakilnya yang ditunjuk. Kontraktor harus memberikan garansi tertulis kapada Konsultan Manajemen Konstruksi, bahwa seluruh instalsi penyediaan dan distribusi air bersih, instalasi pemadam kebakaran, intalasi pembuangan air kotor akan bekerja dengan memuaskan, dan bahwa Pemborong akan menanggung semua biaya atas kerusakankerusakan/penggantian yang perlu selama jangka waktu satu tahun.

3.11. Training / Pelatihan Kontraktor harus menyediakan dan menyelenggarakan latihan bagi calon operator yang akan mengoperasikan dan memelihara sistem air bersih, air kotor dan air hujan. Latihan dapat dimulai sejak pelaksanaan pemasangan instalasinya, atas petunjuk dan persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi, dengan biaya ditanggung kontraktor.

3.12. Buku Petunjuk Pemborong wajib membuat dan menyerahkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi buku petunjuk (manual), yang meliputi cara pengoperasian maupun cara pemeliharaan. Sistem manual tesebut dibuat sebanyak 4 buku + 1 CD.

Pasal 26 POMPA
1. LINGKUP PEKERJAAN 1.1 Ruang Lingkup Spesifikasi pompa disini adalah merupakan persyaratan minimal bagi pompa-pompa yang digunakan dalam perkerjaan mekanikal proyek ini.

1.2 Standard dan Code Standard yang berlaku bagi pekerjaan ini adalah : ASTM NFPA : American Society of Testing Material. : National Fire Protection Association.

2. PERSYARATAN PERALATAN 2.1 Pompa Air Bersih. a. Pompa yang dimaksud, untuk sistem penyediaan air bersih, harus dari jenis centrifugal (multi stage) dimana motor-motr penggerak harus dikopel langsung dengan poros pompa dengan menggunakan kopling flexible yang dipasang secara baik sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatannya. b. Pompa-pompa dan masing-masing motornya harus diletakan pada satu alas (single bed plate) dan dipasang sesuai dengan rekomendasi dari pabrik. c. Setiap pompa (group pompa) harus dilengkapi dengan : Katup satu arah/non return valve/check valve Gate Valve

Strainer Sambungan-sambungan flexibel Peredam getaran Sambungan priming Pengukur tekanan (presure gauge) untuk sisi hisap/suction dan discharger Perlengkapan standar lainnya. khusus dan

d. Semua pompa harus difinish/dicat secara dilaksanakan/dilakukan oleh pabrik pembuatnya.

e. Semua motor listrik (untuk penggerak pompa-pompa), baik pemasangan maupun penyambungan harus memenuhi ketentuanketentuan dari PUIL. Motor-motor tersebut harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap cuaca tropis serta kondisi setempat. f. Pompa harus mempunyai : Poros dari stainless steel Impeller dari kuningan (brass) Body dari cast iron Mechanical seal.

g. Motor pompa mempunyai putaran yang sama dengan pompanya, dengan daya nominal tidak kurang dari 125% daya poros nominal. Motor adalah dari jenis Squarel Cage, TEFC dan khusus untuk penggunaan diluar, dan dipasang lengkap dengan elastic coupling. Motor harus bekerja pada tegangan 380 volt, 3 phase dan Star Delta Starter. h. Motor dan pompa harus dilengkapi dengan peredam getar type pegas. i. Kapasitas dan performance dari pompa yang digunakan harus sesuai yang tercantum dalam gambar rencana.

2.2 Pompa Pemadam Kebakaran. a. Pompa Hydrant/Sprinkler electric dari jenis centrifugal dengan performance curve yang landai sehingga pada 65% Head nominal, tidak kurang dari 150% ter jadi penambahan debit, dan shut-off Head adalah tidak lebih dari 140% Rated Head. Motor listrik mempunyai putaran yang sama dengan putaran pompa (direct driver) dengan daya poros nominal, tidak kurang dari 125% daya poros yang dibutuhkan pompa. Pompa harus lengkap dengan base plate, inersia block dan peredam getar.

b. Jockey pump dari jenis self priming dengan kapasitas nominal sebagaiman ditunjukan oleh gambar. Pompa harus disupply lengkap dengan base plate dan inersia block.

c. Kelengkapan pompa adalah sebagai berikut : Panel Conrol Pressure Gauge Pressure Switch Anti Water Hanmer Check Valve Flexible Joint (Standard Pressure Rating 250 psi) Gate Valve Foot Valve Strainer Dan kelengkapan lain yang diperlukan sesuai dengan sistem yang digunakan.

d. Kapasitas dan performance dari pompa yang digunakan harus sesuai dengan yang tercantum dalam gambar rencana.

Pasal 27 SEPTIK TANK /SEWAGE TREATMENT PLANT (STP)


I. UMUM 1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan instalasi sewage treatment plant menggunakan BIO FILTER ANAEROB - AEROB. meliputi pengadaan dan pemasangan material secara lengkap dan sempurna untuk pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut

a. Pengadaan dan pemasangan Sewage Treatment Plant lengkap, kapasitas 20 m'.

1 Buah communitor lengkap dengan influent chamber, Bar Screen dan gate
(diversuion gate). 2 set air blowers lengkap dengan accessories 1 set chlorination sistem 1 lot pipings & fittings 1 lot non-clog diffuser/aerator lengkap dengan valves dan unions untuk setiap diffuser. Electrical control Panel repeater 1 set test-kit.

b. Pengadaan dan pemasangan 2 buah sump pumps lengkap dengan accessories, water level control, warning dan alarm dan 2 set flow control pump yang sesuai dengan kapasitas STP. c. Pengadaan dan pemasangan instalasi listrik untuk STP dan 10 titik lampu penerangan. d) Pengadaan dan pemasangan exhaust fan. d. Pengadaan dan pemasangan pipa sleeves, efluent weir, scum, baffle, scum intake dan accessories. e. Membuat gambar kerja (shop drawing) dari sewage treatment plant lengkap, termasuk elektrikal control system, dan gambar-gambar detail dari equepment, pipa sleeves, pipa hanger dan lain-lain. f. Melaksanakan pengetesan baik terhadap bekerjanya sistem, maupun terhadap kwalitas effluent yang dihasilkan (pemeriksaan laboratorium). g. Menyerahkan 5 (lima) set buku petunjuk operation (operation manual) yang ditulis dalam bahasa indonesia.

h. Menyerahkan semua sertifikat yang disyaratkan. 2. Bagian yang berhubungan Bagian yang berhubungan dengan pekerjaan ini adalah: II. Bagian Pekerjaan Plambing Bagian Pekerjaan Pemipaan Bagian Isolasi dan Pengecatan Bagian Pompa Bagian Pekerjaan Listrik

URAIAN SYSTEM
Sistem pengolahan air kotor atau sewage treatment plant yang direncanakan adalah sistem . BIO FILTER ANAEROB - AEROB 3 Kapasitas pengolahan = 20 m . didalam proses ini digunakan oxygen untuk mempercepat bacteria dalam menguraikan zat-zat organik menjadi anorganik, sehingga effluent yang dihasilkan akan menjadi jernih dan tidak berbau dan selanjutnya disalurkan ke saluran lingkungan. Kwalitas air yang telah diolah sebelum disalurkan ke saluran lingkungan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh instansi yang berwenag atau minimal harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut Rata-rata dalam 24 jam

BOD 5 hari Suspended solid

: 20 ppm (mg/ 1) : 10 ppm (mg/1).

Proses ini merupakan aliran yang kontinue, air kotor pertama-tama masuk kedalam netralizing tank untuk mengatur laju aliran kontinue ke proses selanjutnya, dari sini air kotor dipompakan kedalam aeration chamber melalui sebuah sebuah communicator yang berfungsi untuk menghancurkan kotoran-kotoran padat. Didalam aeration chamber, air kotor tersebut diearasi selama 24 jam, kemudian masuk ke settling tank untuk mengendapkan partikel-partikel kasar. Effluent dari setling tank masuk ke effluent tank melalui chlorine contact tank, sebagian lumpur dari settling tank dikembalikan ke aeration chamber secara air lift. Sistem ini berlaku pula untuk scum yang terjadi. Untuk proses aerasi digunakan 2 buah blower yang dapat bekerja bergantian secara otomatis diatur oleh timer, yang dapat diprogram untuk bergantian bekerja setiap interval 15 menit atau lebih. Udara dari blowers dimasukan kedalam air melalui non clog air diffuser, ataupun type aerator lainyang khusus untuk proses ini. Untuk pemompaan effluent dari sumppit digunakan 2 buah pompa sewage yang dapat dioperasikan bersama-sama dan atau bergantian.

Pompa sewage harus dapat dioperasikan bergantian secara otomatis, dan secara otomatis pulapompa yang kedua harus dapat bekerja.
Start stop dari pompa pompa tersebut diatur secara otomatis dengan menggunakan water level control.

Seandainya kedua pompa tersebut gagal bekerja, untuk pengamanan harus dipasang alarm dan warning light yang diset untuk bekerja pada level air maksimum. Alarm dan warning light dipasang pada panel control sewage treatment plant dan panel control repeator. Electrical control panel sewage tratment plant selain berisi alat-alat kontrol untuk proses tratment plant selain berisi alat-alat kontrol untuk proses treatment juga termasuk instalasi penerangan dan exhaust fan dari bangunan tersebut.
Panel ini diletakan outdoor. Semua indikator light diulang pada panel repeater, yang dilengkapi dengan gambar sewage treatment plant (mimic diagram).

III. PERSYARATAN MATERIAL Spesifikasi material harus sesuai untuk sewage Treatment Plant dengan capacity: 20 m'/hari. Pada dasarnya prinsip kerjanya adalah sebagai berikut bahwa lapisan biofilm yang melekat pada medium akan menguraikan senyawa senyawa polutan yang ada di dalam air limbah misalnya BOD, COD, ammonia, phosphor dan lainnya. Pada saat bersamaan dengan menggunakan oksigen yang terlarut di dalam air senyawa polutan tersebut akan diuraikan oleh mikro-organisme menjadi biomasa. Dalam hal ini mensuplai oksigen oleh blower dan dilewatkan melalui diffuser yand ada dibagian dasar air. PERSYARATAN PELAKSANAAN 1. Pendahuluan a. Segera setelah mendapat surat perintah kerja, Kontraktor harus membuat gambar kerja (shop drawing) yang menunjukkan antara lain gambargambar -

Sistem Treatment Plant lengkap dengan dimensi- dimensi. Gambar equipment dan pemipaan.
Gambar Instalasi Penerangan. Gambar Fxhaust Fan. Gambar pipa-pipa yang menembus dinding-dinding bak beton (pipe sleeves).

Penggambaran tersebut agar disesuaikan ditawarkan dan yang sesuai dengan spesifikasi.

dengan

material

yang

b. Sebelum dilaksanakan, gambar-gambar tersebut agar disetujui dulu oleh Konsultan. c. Pada scat pembuatan bak sewage treatment oleh Kontraktor Sipil Pihak Kontraktor Instalasi sewage treatment harus ikut mengawasi pekerjaan tersebut terutama untuk pekerjaan yang berhubungan dengan
Penempatan pipa sleeves.

Penempatan peralatan-peralatan/equipment dari Sewage Treatment Plant. Sehingga pemasangan instalasi sesuai dengan sistem yang direncanakan

2.

Comminutor dan Influent Chamber a. Dasar dari comminutor terpasang rata pada steel-plate (comminutor.support) dengan flanged type mount. Steel-plet tersebut bertumpu pada besi siku yang diangkur kedinding beton. b. Influent-chamber harus terpasang rapat dan diangkur sedemikuan sehingga comminutor dan influent-chamber terpasang rapih dan mudah untuk pemeliharaan (maintenance). Semua bahan dari baja, harus dicoating dengan proses hotdip galvanizing. c. Comminutor dilengkapi dengan Speed Reduction Gear dan bekerja pada Low Speed untuk mendapatkan Torsi yang besar. d. Body terbuat dari besi tuang, High Strength Steel Shaft, Tapper Roller Brearing dan Manganese Brouze Worm Gear.

3.

Blower-Set

Blower set harus terpasang kuat pada base-plate dan mempunyai pondasi yang kuat. Pemasangan blower pada pondasi blower sedemikian rupa sehingga getaran-getaran yang timbul bisa diredam (absorbsi) pada pipa discharge agar dipasang

Isolating valves. Check valves.


Flexible joints.

Blower dari type Rotary Positive Flower, dengan pasangan lobe in peller dan bekerja dengan kecepatan tetap, body terbuat dari cost iron dengan poros dari baja.

4.

Piping, Fitting dan Air Diffuser


Pipa-pipa untuk serasi dan resirkulasi terpasang kuat pada dinding beton dan dinding walkway. Pemasangan dengan klem atau hanger yang cukup kuat untuk menahan beban pipa.

Pada pipa yang menuju ke setiap diffuser-set harus dilengkapi dengan "diaphragm-air throttling-valves" untuk mengatur air flow dan union untuk memudahkan melepaskan diffuser-set bila ada perbaikan atau pemeliharaan (maintenance). 5. Effluent Sewage Pumps Effluent sewage pumps dipakai type submersible-pump, harus dipasang sesuai dengan gambar dan petunjuk pemasangan. Pompa dipasang lengkap dengan shaft dan peralatan untuk maintenance. Pada pipa discharge dipasang gate valve dan check valve.

Pada perbaikan pompa harus dapat mudah diangkat keatas tanpa harus melepas sambungan ulir atau flange.

Pipa-pipa atau poros yang menembus lantai atau dinding beton, harus dilindungi dengan pipa sleeves dimana antara pipa dan pipa sleeves diisi dengan flexible gealant.

Pompa sewage harus bekerja bergantian, baik secara otomatis atau secara manual. Pompa harus dari type pemasangan dengan rel dan rantai, sehingga memudahkan dalam perawatan.
6. Water Level Control

Water level contorl harus dipasang pada level air sesuai dengan gambar rencana.

Level control tersebut harus bisa mengontrol sistem kontrol pipa untuk

Pompa Start Pompa Stop Mendekati level air maksimum dimana pada saat itu akan menghidupkan
warning light dan alarm pada panel control dan panel repeater di ruang kontrol.

7.

Chorine Systems Sistem terpasang pada suatu platfrom yang bertumpu pada baja siku atau sejenis yang cukup kuat menahan beban. Pipa atau hose yang keluar dari chlorine sistem harus terpasang rapih dan diklem pada pelat beton. Chlorinasi dilakukan dengan dosing pump dari type adjustable stroke diapraghma.

8.

Scum-Baffle, Scum-Intake dan Effluent-Weir

Scum-baffle, scum-intake dan effluent-weir dibaut ke dinding effluent channel. Perlengkapan-perlengkapan tersebut harus dapat diatur ketinggiannya sesuai dengan yang dikehendaki (adjustable). Bahan terbuat dari steel-plate yang dicoating dengan proses "hot-dip galvanized" dan dilaksanakan setelah fabrikasi.
9. Instalasi Penerangan & Exhaust Fan Wiring untuk instalasi penerangan dan exhaust fan terpasang diluar beton (opbouw). Conduit diklem ke beton sesuai dengan dengan yang disyaratkan. Pemborong harus menentukan sendiri titik-titik posisi lampu penerangan sehingga didapat penerangan yang memadai untuk perawatan. Air Lift Pipe Pipa-pipa untuk air lift harus dilengkapi dengan diaphragm valve untuk mengatur kapasitas udara yang digunakan untuk sludge lift dan scum lift ke influent chamber.

10.

Unit ini dilengkapi dengan


11.

Clean out pluge, untuk membersihkan Air separators, untuk mengatur pengaliran ke influent chamber. Ejector.

Electical Panel Control

Electrical panel control dipasang diluar (outdor panel type). Pemasangan panel ditumpu oleh pondasi cukup kuat. Panel tersebut dicat dengan bahan yang sesuai untuk penggunaannya. 12. Spare Parts
Untuk menunjang operation yang baik, maka kontraktor harus mensupply juga spare parts tambahan yang dibutuhkan, antara lain

Untuk diffuser Untuk blower

: 4 set diffuser unit/aerator : Impeller (masing-masing I set) Timing gear, Gasket, Bearing, Oil seal.

Untuk Control Panel : 2 set starters, 2 set M.C.B 13. Buku Petunjuk Operasional (Operasional Manual)
Kontaktor harus membuat dan menyerahkan 5 set buku petunjuk operasi dalam bahasa indonesia, yang menjelaskan secara terperinci : "Cara Kerja Sistem Pengolahan"

Pengaturan resirkulasi sludge dan scum. Pengaturan scum baffle dan effluent weir Pengaturan comminutor dan inffluent chamber Starting blower dan sewage pumps Pengaturan chlorimation system Pengaturan aeration Opeartion dari panel control

Cara-cara pemeliharaan dari setiap unit equipment tersebut.

V. TEST 1. Pendahuluan Setiap peralatan dan pemipaan yang telah selesai dipasang harus ditest. Pengetesan harus dilaksanakan dengan pengawasan Konsultan Manajemen Konstruksi. Untuk itu minimal 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan testing. Kontraktor hams memberitahukan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi. 2. Pipa Pipa-pipa untuk air diffuser harus ditest dengan cara pressure test minimal 2 kali tekanan kerja. Untuk memudahkan mendeteksi tempattempat yang bocor harus digunakan smoke detector sebagai indicator. 3. Equipment. Untuk setiap equipment yang dipasang, testing sebaiknya mengikuti petunjuk-petunjuk pabrik. tetapi minimal harus dapat menunjukan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi bahwa operationnya sudah sesuai sistem yang direncanakan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi, khususnya mengenai
Change over dari blower dan sewage pumps Water level control Lampu-lampu indikator dan alarm, pada electrical control panel dan pada mimic diagram dari panel repeater.

4. Testing Kwalitas dari Effluent Water Khusus mengenai testing kwalitas effluent water, pekerjaan ini dapat juga dilakukan dilaboratorium. Pengambilan sample harus dilakukan oleh petugas-petugas laboratorium dengan petunjuk-petunjuk dari Konsultan Manajemen Konstruksi.
Testing kwalitas ini harus dilaksanakan setelah bangunan tersebut dihuni baik sebagian maupun seluruhnya. Testing tersebut harus dilaksanakan minimal 2 bulan satu kali selama I tahun. Testing tersebut minimal dilakukan terhadap BOD 5 hari, suspended solid dan bactenologi. Hasil akhir dari STP harus dapat digunakan untuk air make up cooling tower.

VI. PENYERAHAN DAN GARANSI

1. Setelah pekerjaan selesai, kontraktor harus menyerah kan pekerjaan dengan Berita Acara. 2. Dalam berita acara agar melampirkan

2.

Surat keterangan dari Konsultan Manajemen Konstruksi yang menyatakan instalasi baik. Berita acara pengetesan Gambar instalasi terpasang (as built drawing) sebanyak 4 set. Surat hasil pemeriksaan analisa kwalitas air buangan dari laboratorium Semua surat garansi dari equipment yang terpasang. Daftar petunjuk kerja (manual operation) dari peralatan-peralatan yang terpasang. Daftar maintenance. Memberikan masa pemeliharaan minimal selama satu tahun untuk membuktikan bahwa sistem perjalan dengan sempurna.

3. 4.

Apabila diperlukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi, kontraktor diharus kan mengurus pemeriksaan instalasi oleh pejabat yang berwenang. Kontraktor diwajibkan melakukan latihan (training) kepada team operator pemilik bangunan pengolahan (pengelola gedung) untuk Cara menangani sistem pengolahan Cara memelihara peralatan Cara penetesan hasil air buangan. Jangka waktu latihan akan ditentukan kemudian.

Pa sa l 2 8 PEKERJ AAN KABEL DAYA T EG ANGAN RENDAH


1. LINGKUP PEKERJAAN 1.1 Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, penyambungan, pengujian, dan perbaikan selama masa pemeliharaan, serta semua perijinan yang terkait dengan pekerjaan kelistrikan, tanaga teknisi, dan tenaga ahli. Dalam lingkup ini termasuk seluruh pekerjaan Kabel Daya Tegangan Rendah yang tertera dalam gambar dan spesifikasi teknis ini maupun ketentuan/tambahan lainnya.

1.2

2 PERSYARATAN BAHAN 2.1 Kabel Daya Tegangan Rendah yang digunakan adalah bermacammacam ukuran dan type sesuai yang diterangkan dalam gambar rencana ( NYY, NYFGBY, NYM, 06/1 kV) Kabel Daya Tegangan Rendah ini harus sesuai dengan standard SII atau S.P.L.N. dan memenuhi peraturan PULL 2000/LMK. Semua Material kabel harus baru dan jelas ditandai dengan ukuran, jenis kabel, nomor, dan jenis pintalannya. Semua kabel dengan penampang 6 mm2 haruslah terbuat secara dipilin (stranded). 2.5 mm2

2.2

2.3

2.4

2.5 Tidak diperkenankan memakai kabel dengan penanpang kecuali untuk pemakaian remote control.

2.6 Kecuali ditentukan lain, kabel konduktor yang digunakan adalah dari tipe
Untuk instalasi penerangan adalah NYM,NYA dengan konduit Hight Impact PCV - Untuk kabel distribusi NYY, NYFGbY, dan penerangan luar/jalan dengan menggunakan kabel NYFGbY. - Untuk kabel-kabel dari diesel genset menuju ke LVMDP menggunakan kabel jenis NYY. - Untuk kabel-kabel dari LVMDP menuju ke panel-panel hydrant, pressurization fan, panel lift menggunakan kabel jenis FRC. - Untuk FRC digunakan merk : Nexan , Fuji, Draka. Semua kabel NYY yang ditanam didalam perkerasan (tembok, jalan, beton, dll) harus berada di dalam pipa konduit galvanis yang disesuaikan dengan ukurannya. -

2.7 Bahan Isolasi Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes, tape sintetis, resin, splice case, compostion dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui oleh Perencana/Konsultan Pengawas.

Untuk penggunaan, lokasi voltage dan lain-lain tertentu itu harus dipasang memakai cara yang disetujui menurut anjuran perwakilan Pemerintah dan/ atau Pabrik pembuat.

3 . SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN 3.1 Splice (Pencabangan) Tidak diperkenankan adanya "Splice" ataupun sambungan-sambungan baik dalam feeder maupun cabang-cabang, kecuali pada outlet atau kotak-kontak penghubung yang bisa dicapai (accessible).
Sambungan pada kabel sirkuit cabang harus dibuat secara mekanis dan harus teguh secara elektrik, dengan cara-cara "Solderless Connector". Jenis kabel tekanan, jenis compression atau soldered. Dalam membuat "Splice" konektor harus dihubungkan pada konduktorkonduktor dengan baik, sehingga semua konduktor tersambung, tidak ada kabel-kabel telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran. Semua sambungan kabel baik di dalam kotak sambung, panel ataupun tempat lainnya harus mempergunakan konektor yang terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan porselen atau bakelite ataupun PVC, yang diameternya disesuaikan dengan diameter kabel.

3.2 Penyambungan Kabel -

Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak sambung.


Penyambung yang khusus untuk itu (misalnya kotak sambung dan lainlain). Kontraktor harus memberikan brosur-brosur mengenai cara-cara penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik kepada Perencana/Konsultan Pengawas. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau namanamanya masing-masing, dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan. Hasil pengetesan harus tertulis dan disaksikan oleh Konsultan Pengawas/Konsultan Pengawas Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambunganpenyambungan tembaga yang dilapisi dengan timah putih dan kuat. Penyambungan-penyambungan harus dari ukuran yang sesuai.

Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC / protolen yang khusus untuk listrik. Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila perlu untuk menjaga nilai isolasi tertentu.
Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti, misal temperaturtemperatur pengecoran dan semua lubang-lubang udara harus dibuka selama pengecoran.

Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus dilindungi dengan pipa baja dengan tebal 3 mm atau minimal 2,5 mm.

3.3 Saluran Penghantar dalam Bangunan Untuk instalasi penerangan di daerah tanpa menggunakan ceiling gantung, saluran penghantar (conduit) ditanam dalam beton. Untuk instalasi penerangan di daerah yang menggunakan ceiling gantung, saluran penghantar (conduit) dipasang diatas kabel tray dan diletakkan di atas ceiling dengan tidak membebani ceiling. Untuk instalasi saluran penghantar diluar bangunan, dipergunakan saluaran beton, kecuali untuk penerangan taman, dipergunakan pipa galvanized dengan diameter sesuai standarisasi. Saluran beton dilengkapi dengan hand-hole untuk belokanbelokan. Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa konduit minimum 0 5/8". Setiap pencabangan ataupun pengambilan keluar harus menggunakan kotak sambung yang sesuai dan sambungan yang lebih dari satu harus menggunakan terminal strip di dalam kotak sambung.

Kotak sambung yang terlihat dipakai kotak sambung ex. Jerman atau Eropa, tutup blank plate stainless steel, tipe star point. Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan kotak sambung hangs dilengkapi dengan Socket/Lock nut, sehingga pipa tidak mudah tercabut dari panel. Bila tidak ditentukan lain, maka setiap kabel yang berada pada ketinggian muka lantai sampai dengan 2 m, harus dimasukkan dalam pipa PVC dan pipa harus diklem ke bangunan pada setiap jarak 50 cm.

3.4 Pemasangan Kabel dalam Tanah Kabel tegangan rendah harus ditanam minimal sedalam 80 cm. Kabel yang ditanam langsung dalam tanah hams dilindungi dengan bata merah, dan diberi pasir, ditanam minimal sedalam 80 cm. Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 100 cm dan dilindungi dengan pipa Galvanized dengan diameter minimum 2 kali. Kabel-kabel yang menyeberang jalur selokan, dilindungi dengan pipa galvanized atau pipa beton yang dilapisi dengan pipa PVC tipe AW, kabel harus berjarak tidak kurang dari 30 cm dari pipa gas, air dan lain-lain. Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah harus bersih dari bahan-bahan yang dapat merusak isolasi kabel, seperti : batu, abu, kotoran bahan kimia dan lain sebagainya. Alas galian (lubang) dilapisi dengan pasir kali setebal 10 cm. kemudian kabel diletakkan, diatasnya diberi bata dan akhirnya ditutup dengan tanah urug. Penyambungan kabel dalam tanah tidak diperkenankan secara langsung, harus mempergunakan peralatan khusus untuk penyambungan kabel dalam tanah. Penanaman dan penyambungan kabel harus diberikan marking (tanda pengenal) yang jelas pada jalur jalur penanaman kabelnya. Agar memudahkan dalam pengoperasian, pengurutan kabel dan menghindari kecelakaan akibat tergali/tercangkul.

4. PENGUJIAN DAN KOMISIONING 4.1 Pengujian Pabrik Pengujian Individuil


Pengujian ini dilakukan pada setiap potong kabel dan terdiri dari pengujian sebagai berikut : Pengujian ukuran tahanan hantaran Pengujian dielektrik Pengukuran loss factor

Pengujian Khusus
Pengujian ini dilakukan terhadap sample dari kabel yang akan dipakai. Pengujian tersebut terdiri dari test sebagai berikut - Pengujian tegangan impuls - Pengujian mekanikal

Pengukuran loss factor pada bermacam-macam temperature Pengujian dielektrik


Pengujian perambatan (Creep Test)

4.2 Pengujian Lapangan Pengujian setelah penanaman kabel. Setelah kabel ditanam, penyambunganpenyambungan dan pemasangan kotak akhir, maka dilakukan pengujian dielektrik'insulation lest.

4. 3 Marki ng Pemberian marking (Tanda Pengenal) kabel untuk pemasangan kabel di dalam tanah harus jelas dan tidak dapat dihapus.

Pasal 29 PEKERJAAN SISTEM PENERANGAN DAN KOTAK KONTAK


1. LINGKUP PEKERJAAN 1. Umum Pekerjaan Penerangan dan Kotak kontak meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dan tenaga kerja, pemasangan instalasi, pengujian, perbaikan selama masa pemeliharaan, sehingga seluruh sistem elektrikal (penerangan) dapat beroperasi dengan benar dan baik. 2. Pekerjaan Penerangan dan kotak kontak ini meliputi dan tidak terbatas pada -

Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis armatur lampu dan jenis lampu sesuai perencanaan. Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis kotak kontak biasa dan kotak kontak daya.
Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis saklar, saklar grid dan saklar tukar.

Pengadaan dan pemasangan berbagai cable ladder, cable tray dan cable trunking.
Pengadaan, pemasangan dan penyambungan pipa instalasi pelindung kabel serta berbagai accessories lainnya seperti : kotak sambung untuk saklar dan kotak kontak, kotak sambung, fleksibel conduit, bends elbows, socket dan lain-lain.

Pengadaan, pemasangan dan penerangan dan kotak kontak.

penyambungan

kabel instalasi

Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem pembumian lengkap dengan bak kontrol, elektroda pembumian dan accessories lainnya. Pengadaan, pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang sistem ini agar dapat beroperasi dengan baik (seperti pekerjaan bak kontrol, kabel rack, support equipment dan accessories lainnya)

2. PERSYARATAN BAHAN & SYARAT PELAKSANAANNYA 2.1. Lampu dan Armatur Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti yang dilukiskan dalam gambar-gambar elektrikal, yakni -

Semua armatur lampu harus mempunyai terminal pembumian.


Semua lampu Fluorescent dan lampu gas discharge lainnya harus dikompensasi dengan power factor correction capasitor yang cukup kuat terhadap kenaikan temperatur dan beban mekanis dari louver.

Reflektor terutama untuk ruangan office harus memakai bahan tertentu, sehingga diperoleh derajat pemantulan yang sangat tinggi. Kotak tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal block harus cukup besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak mengganggu kelangsungan kerja dan umur teknis komponen lampu itu sendiri.
Ventilasi di dalam Kotak harus dibuat dengan sempurna. Kabel-kabel dalam Kotak harus diberikan saluran atau klem-klem tersendiri, sehingga tidak menempel pada ballast atau kapasitor. Kotak terbuat dari pelat baja tebal minimum 0,8 mm, diproses anti korosi proses posphating, dicat dasar tahan karat, kemudian difinish dengan cat

akhir dengan powder coating warna putih.

Kotak terbuat dari glass - fibre reinforced polyster dengan brass insert harus tahan terhadap bahan kimia, maupun gas kimia serta cover dari clear polycarbonate harus tahan terhadap bahan kimia, maupun gas kimia.
Pelat sisi dari armatur lampu tipe surface mounted harus mempunyai ketebalan minimum 0,7 mm. Ballast untuk lampu TL harus dari jenis "Low Loss Ballast" dan harus pula dipergunakan single lamp ballast (satu ballast untuk satu lampu fluorescent). Lampu tabung fluorescent harus dari tipe TLD. Armatur Down Light terdiri dari dudukan dan diffuser, dimana dudukan harus dari bahan aluminium silicon aloy atau dari moulded plastic. Diffuser harus dari bahan gelas susu atau satin etached opal plastic. Armatur down ligh tersebut harus tahan terhadap bahan kimia maupun gas kimia.

Daftar Lampu Penerangan, harus mengacu ke gambar Peencanaan.

2.2. Kotak Kontak Biasa


Kotak kontak dinding yang dipakai adalah kotak kontak biasa 1 phasa + N + E, rating 250 Volt, 16 Amper, untuk pemasangan di dinding / kolom. Kotak kontak industrial yang dipakai adalah kotak kontak industrial I phasa dengan 3 pin, untuk pemasangan pada dinding/kolom dengan ketinggian 80 cm di atas lantai dan harus mempunyai terminal fasa , netral dan pembumian .

2.3 Saklar Isolasi / Cam Switch atau Rotary Switch -

Saklar Isolasi harus dipasang pada panel dan dilengkapi dengan indicating lamp.
Rating saklar isolasi harus lebih tinggi dari rating MCB / MCCB pada feeder di panelnya.

Rating tegangan adalah untuk 1 fasa 250 Volt, 3 phasa, 415 Volt. Saklar harus dipasang pada kotak.

2.4 Kotak sambung untuk Saklar dan Kotak Kontak


Kotak sambung harus dari bahan baja atau moulded plastic dengan kedalaman tidak kurang dari 3 5 mm. Kotak sambung dari metal harus mempunyai terminal pembumian saklar atau kotak kontak dinding terpasang pada kotak hams menggunakan baut, pemasangan dengan cara yang mengembang tidak diperbolehkan.

2.5 Kabel Instalasi Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi kotak kontak harus kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA,NYM ). Kabel hams mempunyai penampang minimal dari 2,5 mm2 kode warna isolasi kabel hams mengikuti ketentuan PULL 2000 sebagai berikut : Fasa R Fasa S Fasa T Netral : merah : kuning : hitam : hijau/kuning

2.6 Pipa Pelindung Kabel Pipa pelindung kabel instalasi yang dipakai adalah pipa konduit uPVC high impact. Pipa, elbow, socket, junction Kotak, clamp dan

accessories lainnya harus sesuai satu dengan lainnya, yaitu tidak kurang dari diameter 19 - 25 mm.
Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung (T Junction Kotak) dan armature lampu.

Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan kotak kontak dengan pipa konduit uPVC, high impact conduit-heavy gauge, minimum diameter 19 - 25 mm.

2.7 Rak Kabel Rak kabel yang dipakai untuk distribusi kabel listrik digunakan jenis cable ladder yang terbuat dari plat mild steel dengan ketebalan min. 2,0 mm, dan difinishing hot dip galvanis dilapisi oleh zinchromate harus tahan terhadap bahan kimia dan gas kimia. Demikian pula untuk cable tray yang berfungsi sebagai jalur kabel NYM untuk penerangan dan kotak kontak, yang terbuat dari sheet steel dengan ketebalan min. 2,0 mm dengan difinishing hot dip galvanized 2.8 Pengujtan
Pengujian dilakukan dengan disaksikan oleh Konsultan Pengawas yang disahkan oleh lembaga yang berwenang pengujian meliputi : Pengujian ketahanan isolasi Pengujian kekuatan tegangan impuls Pengujian kenaikan suhu. Pengujian continuity.

Pasal 30 PEKERJAAN SISTEM CATU DAYA DAN DISTRIBUSI


1. LINGKUP PEKERJAAN 1.1. Umum Pekerjaan sistem elektrikal meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dan tenaga kerja, pemasangan instalasi, pengujian perbaikan selama masa pemeliharaan dan training bagi calon operator, sehingga seluruh sistem elektrikal dapat beroperasi dengan benar dan baik.

1.2.

Pekerjaan Sistem Catu Daya dan Distribusi ini meliputi dan tidak terbatas pada
Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai type dan ukuran kabel tegangan rendah sesuai dengan gambar rencana. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan panel-panel tegangan rendah dan panel kapasitor sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan instalasi penerangan dan kotak kontak, yang diterangkan tersendiri dalam buku Spesifikasi Teknis ini.

1.3.

Koordinasi Adalah bukan tujuan spesifikasi ini atau gambar-gambar rencana untuk menggambarkan secara detail tentang semua masalah dari peralatan-peralatan, dan sambungan-sambungannya. Pemborong harus melengkapi dan memasang seluruh peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan.

Gambar-gambar rencana hanya menunjukkan secara umum tentang posisi dari peralatan-peralatan, pemipaan, ducting dan lainlain. Pemborong harus mengadakan perubahan-perubahan yang diperlukan yang disesuaikan dengan kondisi-kondisi bangunan tanpa tambahan-tambahan biaya. Setiap pekerjaan yang disebut pada spesifikasi tapi tidak ditunjukkan pada gambar atau sebaliknya, harus dilengkapi dan dipasang.

1.4.

Standar-Standar Sebagai dasar perencanaan mengikuti standard dan peraturan yang berlaku:
Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) edisi tahun 2000. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tahun 1978 tentang Peraturan Instalasi Listrik (PIL) dan tentang Syarat-syarat Penyambungan Listrik (SPL). Standar Industri Indonesia (SII). Standar PLN dalam wilayah daerah setempat. Keputusan Dirjen Cipta Karya DPU tentang standard penerangan buatan. Petunjuk pengajuan rencana instalasi dan pelengkapan bangunan. Standard negara lain yang berlaku di Indonesia seperti : VDE, DIN, NEMA, IEC, JIS, NFPA, dan lain-lain.

1.5.

Pekerjaan Terkait Referensi bagi pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan pekerjaan ini adalah : Panel tegangan menengah (M VDP) Transformator daya Kabel tegangan menengah Kabel tegangan rendah Panel tegangan rendah. Penerangan dan kotak kontak Panel capasitor bank Sistem pembumian Daftar merk/produk material. Diesel generator set

2. 2.1.

PERSYARATAN BAHAN Umum Semua material yang disupply dan dipasang oleh kontraktor harus barn dan material tersebut harus cocok untuk dipasang di daerah tropis. Material-material haruslah dari produk dengan kualitas baik dan dari produksi yang terbaru. Untuk material-material yang disebut dibawah ini, maka Pemilik harus menjamin bahwa barang tersebut adalah baik dan bare dengan jalan menunjukkan surat order pengiriman dari dealer/agen/pabrik . Peralatan panel : Saklar , circuit breaker, meter dan kontaktor serta relay pengaman. Peralatan lampu Peralatan instalasi Kabel : Armature, bola lampu, ballast, dan kapasitor. : Kotak kontak, saklar, junction box, dan lain-lain.

2.2. Daftar Bahan/Material Untuk semua material yang ditawarkan, maka kontraktor wajib mengisi daftar material yang menyebutkan: merek, tipe, kelas lengkap dengan brosur/katalog yang dilampirkan pada waktu tender. Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa barang-barang produksi.

2.3. Penyebutan Merk/Produk Pabrik Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa merk tertentu atau kelas mutu (quality performance) dari material atau komponen tertentu terutama untuk material-material Listrik utama, maka pemborong wajib melakukan didalam penawarannya material yang dalam taraf mutu/pabrik yang disebutkan itu. Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa material yang disebutkan pada tabel material tidak dapat diadakan oleh Pemborong, yang diakibatkan oleh sesuatu alasan yang kuat dan dapat diterima Pemilik, Direksi Lapangan dan sesuatu alasan yang kuat dan dapat diterima Pemilik, Direksi Lapangan dan Perencana, maka dapat dipikirkan penggantian merk/type dengan suatu sanksi tertentu kepada kontraktor.

2.4. Daftar Merk/Produk Material Panel TR : Oni Panel, Simetri, Metro Abdi Bina, (tebal 2 mm) Kabel TR : Kabelindo, Kabel Metal, Supreme. Komponen Panel Tegangan Rendah : ACB, MCCB, MCB : ABB, Siemens, Merlin Gerin. Diazed Fuse : AEG, Siemens, ABB. Trafo Arus : AEG, Siemens, ABB, Mitsubishi, SEG. Peralatan Meter o Volmeter : AEG, Siemens, ABB, Mitsubishi. o Ampermeter : AEG, Siemens, ABB, Mitsubishi. o Cos Q-meter o Frekuensi meter o AEG, SEG. Peralatan Accessories Ex Eropa, Japan. Surge arrester/lightning arrester : OBO Betterman, Dehn. Komponen Lampu . Tube : Phillips, Iwasaki (EYE), General Electric (GE), Osram, National. Capacitor : Phillips, Notocon, National, Simens, Bosch. Ballast Type Low Loss : Phillips, ATCO (Low Loss). Fitting : Phillips, BJB. Starter : Phillips, BJB. Kotak Kontak : MK, Clipsal,siemens, ABB Konduit Instalasi : EGA, Clipsal, Elpro Armature Lampu TL : Oni Lite, Artolite, Spectra Armature Lampu Down Light : Oni Lite, Artolite, Spectra Rak Kabel : Oni Tray, Tri abadi, ELPRO Sistem Pembumian : Cadweld,Poly Phase, term oweld, ExLocal dengan conductivity Cu> 99,9% Kabel Fire resistense : Nexam, Fuji, Draka : AEG, Siemens, ABB, Mitsubishi. : AEG, Siemens, ABB, Mitsubishi.

o Relay-relay pengaman : Telemecanique, Omron, Siemens,

3.

SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

3.1. Gambar Kerja dan Petunjuk Instalasi Kontraktor harus mengirimkan, sebelum instalasi di pasang hal-hal sebagai berikut: Gambar kerja (Shop Drawing) yang menunjukkan secara detail tentang pemasangan (instalasi) peralatan-peralatan serta hubungan-hubungannya dengan pekerjaan lain. Prosedur pemasangan yang disarankan oleh pabrik pembuat peralatan. Brosur-brosur/katalog yang Iengkap tentang ukuran-ukuran peralatan, cara- cara pemasangan dan persyaratannya, serta wiring diagram dari peralatan-peralatan utama. Kontraktor juga diharuskan membuat gambar kerja pada bagian-bagian tertentu yang dianggap perlu dan ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas atau tim teknis.

3.2. Gambar Instalasi Terpasang dan Petunjuk Operasional

Kontraktor diharuskan membuat dan menyerahkan gambar- gambar instalasi terpasang (As Built Drawing) yang telah disetujui Konsultan Pengawas, kepada Pemberi tugas sebanyak 3 set yang terdiri dan I set transparant dan 2 set cetak biru. Bila pekerjaan telah selesai dan paling lambat 30 hari kalender setelah serah terima pertama. Kontraktor juga harus menyerahkan 3 set buku yang berisi petunjuk operasi dan perawatan dari seluruh instalasi, dan peralatan kepada Pemberi tugas paling lambat 30 han kalender setelah serah terima pertama. Kontraktor bertanggung jawab untuk mendidik operator yang ditunjuk Pemberi tugas, sampai yang bersangkutan terbukti sanggup menjalankan/ mengoperasikan seluruh sistem dengan baik.

4.

MASA PEMELIHARAAN DAN GARANSI Setelah serah terima kedua Kontraktor harus memberikan garansi terhadap peralatanperalatan yang dipasang serta mengadakan service/ pemeliharaan selama masa yang ditentukan yaitu
Garansi selama 1 tahun Pemeliharaan selama 6 bulan.

Selama masa pemeliharaan Kontraktor diwajibkan


Menyelesaikan dan memperbaiki kekurangan-kekurangan pekerjaan.

- Memelihara dan merawat peralatan yang dipasang secara berkala sesuai dengan persyaratan pabrik. - Melatih operator yang ditugaskan oleh Pemberi Tugas, sehingga petugas tersebut mahir dalam menjalankan dan merawat peralatan-peralatan yang dipasang.

5.

PENDIDIKAN DAN LATIIIAN Pendidikan dan Latihan diberikan kepada min. 3 (tiga) orang yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas tentang operasi dan perawatan lengkap dengan 3 copy operating/maintenance dan repair manual, segala sesuatunya atas biaya Kontraktor.

Anda mungkin juga menyukai