MANAJEMEN PERSEDIAAN
Dosen Pembimbing : Fika Fitriasari, S.E., M.M
Oleh : Kelompok 4 EBTANTO ADI NUGROHO WEMY WILDA AMALIA RUSMIN SATRIO BAGUS K. DIAN SOFYIAN A. 09610385 201110160311321 201110160311336 201110160311353 201110160311358
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG TAHUN AJARAN 2013 / 2014
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb. Syukur alhamdulilah kita haturkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayahnya, kita selalu di beri kesehatan sampai pada saat ini. Shalawat dan salam kita haturkan selalu kepada junjungan Nabi kita yaitu Rosululloh SAW, beliaulah Guru dari segala Guru yang mengajarkan kita tentang Ilmu yang bermanfaat Dunia dan Akhirat. Dan dengan adanya izin dari Allah SWT kami selaku Pemakalah dapat menyelesaikan tugas kami yang berjudul MANAJEMEN PERSEDIAAN Penulisan makalah ini disusun sebagai salah satu tujuan untuk menambah wawasan kita tentang ilmu manajemen keuangan II, dan untuk memudahkan kita dalam ujian semester nanti, amin Ya Rabbal Alamin. Dalam proses penyusunan hingga terselesaikannya makalah ini, kami sebagai pemakalah sangat banyak mendapat bantuan, doa, motivasi, dan bimbingan dari berbagai pihak, dan kami ingin mengucapkan banyak Terima Kasih kepada : 1. Kedua orang tua kami 2. Ibu Fika Fitriasari, S.E., M.M. Selaku Dosen Pembimbing. 3. Semua pihak yang telah membantu kami. Dalam penyusunan makalah ini, kami selaku penulis dapat menyadari masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak, dengan ini harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak. Wassalamualaikum Wr.Wb
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................. DAFTAR ISI ................................................................................. DAFTAR GAMBAR .................................................................... BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang .............................................................. 1.2. Identifikasi Masalah .................................................... BAB II MANAJEMEN PERSEDIAAN 2.1 Pengertian Manajemen Persediaan .............................. 2.2 Jenis-jenis Persediaan .................................................. 2.2.1 Jenis Persediaan Menurut Fungsinya .................. 2.2.2 Jenis Persediaan Menurut Cara Pengolahannya dan Posisi Barang ................................................ 2.2.2 Persediaan Hubungan antara Produksi dan Penjualan Produk dan Posisi Barang .................. 2.3 Alasan Memiliki Persediaan ........................................ 2.4 Fungsi dan Manfaat Manajemen Persediaan ............... BAB III PERTIMBANGAN MANAJEMEN PERSEDIAAN 3.1 Prinsip Pengendalian Manajemen Persediaan ............. 3.2 Pertimbangan Manajemen Persediaan ......................... 3.3 Metode Perhitungan Manajemen Pemasaran ............... 3.3.1 Model Economic Order Quantity (EOQ) ............. 3.3.2 Model Periodic Order Quality (POQ). ................. 3.3.3 Model Quantity Discount Model (QDM) ............ 3.3.4 Model Analisis ABC. ........................................... 3.3.5 Model Just In Time (JIT) ..................................... 3.4 Pengawasan Persediaan ............................................... BAB IV STUDI KASUS 4.1 Pembahasan Kasus ..................................................... ii
i ii iv
1 2
3 4 5
6 7 8
9 10 11 12 18 18 19 21 21
23
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar i : Grafik Ilustrasi Pemesanan Ulang ................ Gambar ii : Kurva Analisis ABC ....................................... Gambar iii : Grafik EOQ .................................................. 17 20 25
iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan laju perkembangan yang terus berkembang di Indonesia, maka banyak bermunculan perusahaan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Tujuan utama suatu perusahaan yaitu memperoleh laba seoptimal mungkin dan mengawasi berjalannya perusahaan serta berkembangnya perusahaan, maka hal yang perlu dilakukan oleh suatu perusahaan adalah mengadakan penilaian terhadap persediaan dan pengaruhnya terhadap laba perusahaan. Hal ini dilakukan karena persediaan bagi kebanyakan perusahaan merupakan salah satu modal kerja yang sangat penting didalam suatu perusahaan, dimana prosedurnya terus menerus mengalami perubahan dan perputaran. Dalam suatu perusahaan, pelaporan mengenai persediaan sangat penting bagi perusahaan dalam mengambil suatu keputusan dan persediaan merupakan salah satu dari beberapa unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus meneru diperoleh, diproduksi dan dijual. Oleh karena itu, system akuntansi itu sendiri harus dilaksanakan sebaik mungkin sehingga tidak mengalami hal-hal yang mengganggu jalannya operasi perusahaan. Pelaporan persediaan yang diteliti dan relevan dianggap vital untuk memberikan informasi yang berguna bagi perusahaan. Apabila terjadi kesalahan dalam pencatatan persediaan, maka akan mengakibatkan kesalahan dalam menentukan besarnya laba perusahaan yang diperoleh. Jika persediaan akhir dinilai terlalu rendah dan mengakibatkan harga pokok barang yang dijual terlalu rendah, maka pendapatan bersih akan mengalami peningkatan. Begitu juga dengan lamanya persediaan yang tersimpan digudang akan mempengaruhi biaya sehingga kemungkinan akan terjadinya kerusakan yang mengakibatkan kerugian dan kemungkinan juga persediaan akan kadaluarsa sehingga tidak laku dipasar. Dari penjelasan diatas, maka dapat diketahui bahwa persediaan sangat penting artinya bagi perusahaan. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk lebih mengetahui dan memahami bagaimana persediaan dimanage secara benar yang diterapkan dalam suatu perusahaan agar membawa manfaat yang baik dalam pencapaian laba yang
diinginkan. Menurut prinsip-prinsip akuntansi persediaan merupakan barang dagang yang disimpan kemudian dijual dalam operasi normal perusahaan. . Seseorang manajer hendaklah mempelajari dan memahami secara keseluruhan
tentang manajemen persediaan. Sehingga seorang manajer dapat mengetahui keadaan bahan persedian disebuah perusahaan secara langsung dilapangan, bukan sekedar yang termuat di laporan atau dikertas semata. Dan yang paling penting, seorang manajer tau persis metode perhitungan persediaan seperti apa yang akan digunakan dalam perusahaannya. Dengan demikian apabila seorang manajer menghadapi situasi yang berkenaan dengan persediaan, manajer tersebut dengan cepat dan mudah dalam mengambil keputusan yang tepat.
1.2
Identifikasi Masalah
Mengingat betapa pentingnya manajemen persediaan bagi suatu perusahaan, manajer atau penengusaha dalam berbisnis. Maka, keberadaannya selalu dibutuhkan oleh pelaku bisnis atau pengusaha untuk dipelajari dan dianalisis guna mencari, merencanakan dan menerapkan strategi mana yang cocok dalam mengelola persediaan sehingga mampu mengoptimalkan keuntungan dalam perusahaan. Dengan demikan kita perlu mengetahui, mempelajari dan memahami apa itu manajemen persediaan?. Dalam mempelajari manajemen persediaan, kita tidak akan terlepas oleh teori-teori yang berkaitan dengan persediaan dan lain sebagainya. Oleh karena itu, dalam penulisan makalah ini kelompok kami berusaha untuk memudahkan pembahasan, supaya lebih mudah dalam penyampaiannya. Maka, kami hanya memaparkan masalah-masalah sebagai berikut : Apa itu Manajemen Persediaan? Apa saja jenis manajemen persediaan? Apa pertimbangan di dalam manajemen persediaan? Seperti apa bentuk pengaplikasiannya terhadap suatu perusahaan? Dan, Studi kasus mengenai manajemen persediaan.
Dengan pengidentifikasian beberapa masalah diatas kami juga memberikan beberapa contoh yang nyata serta mudah dipahami.
Sebelum kita membahas lebih jauh tentang Manajemen Persediaan. Terlebih dahulu kita mengetahui apa itu manajemen pemasaran, baik itu meliputi bentuknya, seluk beluknya dan juga manfaatnya bagi seorang manajer atau sebuah perusahaan. Dalam perkembangannya, manajemen persediaan tidak semudah yang dipikirkan. Manajemen Persediaan yaitu bagian utama dari modal kerja, merupakan aktiva yang pada setiap saat mengalami perubahan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan persediaan adalah suatu aktiva yang harus tersedia dalam perusahaan pada saat diperlukan untuk menjamin kelancaran dalam menjalankan perusahaan. Manajemen persediaan diperlukan untuk perusahaan dibidang industri manufaktur dan perdagangan saja. Hal ini dikarenakan dalam aktifitas industri manufaktur dan perdagangan didalamnya terdapat persediaan-persedeiaan. Berbeda dengan perusahaan jasa yang tidak terdapat persediaan bahan baku atau persediaan bahan dangang unutk dijual kembali. Persediaan dapat dikategorikan dalam bentuk barang jadi, barang setengah jadi dan barang dalam proses.
1. C. Rolln Niwwonger, Philip E. Fess dan Carl S. Wareen istilah persediaan (inventories) merupakan barang dagangan yang disimpan untuk dijual dalam operasi perusahaan dan merupakan barang yang terdapat dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan itu.
2. Prawirosentono Persediaan adalah aktiva lancar yang terdapat dalam perusahaan dalam bentuk persediaan bahan mentah (bahan baku / raw material, bahan setengah jadi / work in process dan barang jadi / finished goods).
3. Ikatan Akuntansi Indonesia. Menurut Standar Akuntansi Keuangan Indonesia, Manajemen persediaan merupakan: a. Tersedia untuk dijual (dalam kegiatan operasi normal) b. Dalam proses produksi ( dalam kegiatan usaha normal) c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supllies) untuk digunakan proses produksi atau pemberian jasa
Persediaan mempunyai arti dan peranan yang penting dalam suatu perusahaan. Persediaan barang dagangan yang secara terus menerus dibeli dan dijual yang merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan, baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan industry. Penjualan barang dagangan merupakan sumber utama penghasilan bagi perusahaan, karena sebagian besar sumber perusahaan tertanam dalam persediaan.
2.2.1 Jenis Persediaan Menurut Fungsinya a. Bacth Stock/Lot Size Inventory yaitu persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahan-bahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar yang dibutuhkan pada saat itu. Jadi, dalam hal ini pembelian atas pembuatan yang dilakukan dalam jumlah besar sedangkan penggunaan atau pengeluarannya dalam jumlah kecil. Terjadinya persediaan karena pengadaan barang atau bahan yang dilakukan lebih banyak lagi yang dibutuhkan. Keuntungan yang akan diperoleh dari adanya Bacth Stock/Lot Size Inventory ini adalah : Memperoleh potongan harga pada harga pembelian Memperoleh efisiensi produksi (manufacturing economic) karena adanya operasi (production run) yang lebih lama. Adanya penghematan dalam biaya pengangkutan
b. Fluctuation Stock yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang dapat diramalkan. Dalam hal ini perusahaan mengadakan persediaan untuk dapat memenuhi permintaan konsumen. Apabila tingkat permintaan menunjukkan keadaan yang tidak beraturan atau tidak tetap dan fluktuasi permintaan yang sangat besar, maka persediaan yang dibutuhkan sangat besar pula untuk menjaga kemungkinan naik turunnya permintaan tersebut.
c. Anticipation Stock yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan/penjualan atau permintaan yang meningkat. Disamping itu, menurut Rangkuti Freddy dalam buku Manajemen Persediaan, anticipation stock juga dimaksudkan untuk menjaga kemungkinan sukarnya diperoleh bahan-bahan sehingga tidak mengganggu jalannya produksi atau untuk menghindari kemacetan produksi.
2.2.2 Jenis Persediaan Menurut Cara Pengolahannya Dan Posisi Barang a. Persediaan bahan baku (Raw Material Stock) yaitu persediaan dari barang-barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi.
b. Persediaan bagian produksi / parts yang dibeli (Purchased Parts/Component Stock) yaitu persediaan barang yang terdiri dari parts yang diterima dari perusahaan lain yang dapat secara langsung tanpa melalui proses produksi selanjutnya.
c. Persediaan bahan pembantu / bahan-bahan pelengkap (supplier Stock), yaitu persediaan barang-barang atau bahan-bahan yang diperlukan dalam proses produksi untuk membantu berhasilnya produksi atau yang dipergunakan dalam bekerjanya suatu perusahaan tetapi tidak merupakan bagian atau komponen dari barang jadi.
d. Persediaan barang setengah jadi / barang dalam proses (Works in Process/Progress), yaitu barang-barang yang dikeluarkan dari tiap-tiap bagian dalam suatu pabrik atau bahan-bahan yang diolah menjadi suatu bentuk tetapi masih perlu diproses kembali untuk kemudian menjadi barang jadi.
2.2.3 Persediaan Hubungan antara Produksi dan Penjualan Produk. Perseddiaan dalam kategori hubungan antara produksi dan penjualan produk terdiri dari dua jenis, yaitu: a. Perusahaan Dagang. - Persediaan barang dagangan. b. Perusahaan Manufaktur - Persediaan bahan baku - Persediaan barang dalam proses - Persediaan barang jadi
f. Pencatatan persediaan saja tidak akan mencapai pengendalian atas persediaan. g. Pengendalian bersifat komparatif dan relatif, tidak mutlak.
1. Struktur Biaya Persediaan Struktur biaya persediaan dapat kita kelompokkan sesuai dengan model pemesannanya, seperti: a. Biaya per unit (item cost) b. Biaya penyiapan pemesanan (ordering cost) Biaya pembuatan perintah pembelian (purchasing order) Biaya pengiriman pemesanan Biaya transportasi Biaya penerimaan (Receiving cost) Jika diproduksi sendiri maka akan ada biaya penyiapan (set up cost): surat menyurat dan biaya untuk menyiapkan perlengkapan dan peralatan.
c. Biaya pengelolaan persediaan (Carrying cost) Biaya yang dinyatakan dan dihitung sebesar peluang yang hilang apabila nilai persediaan digunakan untuk investasi (Cost of capital). Biaya yang meliputi biaya gudang, asuransi, dan pajak (Cost of storage). Biaya ini berubah sesuai dengan nilai persediaan. d. Biaya resiko kerusakan dan kehilangan (Cost of obsolescence, deterioration and loss). e. Biaya akibat kehabisan persediaan (Stockout cost)
10
2. Faktor yang mempengaruhi investasi dalam persediaan. Faktor ini mencakup beberapa aspek yang berkaitan dengan proses produksi dan daya tahan suatu persediaan. Beriut cakupapn dari faktor yang mempengaruhi investasi dalam persediaan: a. Tingkat Penjualan. Semakin tinggi omzet penjualan maka makin besar investasi persediaannya. Begitu juga sebaliknya. Jika omzet penjualannya rendah maka persediaan akan sedikit.
b. Sifak Teknis dan Sifat Produksi Produksi pesanan => persediaan beragam dan banyak Produksi massal => persediaan bisa diatur
c. Lamanya Proses Produksi Jika proses produksi persediaan lama maka akan mengakibatkan BDP biayanya semakin mahal dan tidak efisien.
d. Daya Tahan Bahan Baku dan Produk Akhir Barang tahan lama => Persediaan relatif tinggi
Barang tahan tidak lama => Persediaan relatif rendah Barang Musiman => Persediaan tinggii pada musimnya
11
Dalam perusahaan industri manufaktur, bahan baku diproses menjadi barang jadi, kemudian dijual. Proses ini memerlukan waktu panjang sehingga modal yang diinvestasikan dalam persediaan cukup besar dan perputarannya relatif lambat. Kondisi yang demikian manajemen persediaan harus mendapatkan perhatian manajemen yang sangat serius. Kelebihan persediaan akan mengakibatkan pemborosan penggunaan modal, sedangkan kekurangan persediaan proses produksi bisa terganggu. Mengelola persediaan dalam perusahaan industri manufaktur relatif lebih sulit dibanding dengan mengelola persediaan dalam perusahaan dagang. Dalam perusahaan dagang, persediaan barang dagangan dibeli untuk dijual; waktu yang dibutuhkan relatif pendek, sehingga modal yang digunakan berputar relatif cepat. Manajemen persediaan dalam perusahaan industri manufaktur dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu model Economic Order Quantity atau EOQ dan Tepat Waktu atau Just in Time (JIT). Penggunaan model tersebut tergantung pada kebijakan manajemen terhadap pemasok. Jika pemasok diperlukan sebagai pesaing, yaitu mencari pemasok yang paling murah dapat menyediakan bahan baku, maka model EOQ lazim digunakan. Tetapi jika pemasok diperlakukan sebagai partner bisnis yang setia dan dinyatakan satu kesatuan dalam proses produksi, maka model JIT lazim digunakan.
12
manajer harus jeli dan teliti dalam memutuskan berapa persedeiaan yang harus dibeli. Hal ini tidak bisa dilihat dari kasat mata saja tentunya. Metode ini, Manajemen harus menghitung biaya yang paling ekonomis pada setiap jumlah barang yang dibeli (dipesan). Biaya tersebut adalah saling hubungan antara harga bahan baku, biaya penyimpanan yang umumnya dihitung berdasar persentase tertentu dari nilai persediaan rata-rata, jumlah bahan baku yang dibutuhkan dalam satu periode misalnya dalam satu tahun, dan biaya pesanan. Untuk itu mari kita bahas satu persatu agar lebih jelas dalam memahaminya.
Biaya penyimpanan persediaan dalam EOQ bersifat Variabel terhadap jumlah inventori yang dibeli. Sehingga rumusnya sebagai berikut:
Dimana : Q = Kuantitas Pesanan S = Penjualan Tahunan N = Frekuensi Pemesanan C = Biaya Penyimpanan P = Harga Beli Per Unit
TCC = C. P. A
Persediaan Rata-Rata
= Q/2 =(S/N)/2
Biaya TCC ini mencakup sewa gudang, pemeliharaan barang didalam gudang, modal yang tertanam dalam inventori, pajak dan ansuransi. Besarnya biaya TCC dapat diperhitungkan dengan dua cara yaitu berdasarkan presentasi tertentu dari nilai Inventori rata-rata dan berdasarkan biaya perunit barang yang disimpan ( dari jumlah rata-rata).
Biaya pemesanan persediaan dalam bersifat Variabel terhadap frekuensi pesanan yang dibeli. Sehingga rumusnya sebagai berikut:
13
TOC = F. ( S / Q )
Total Biaya Perseddiaan atau TIC ini didapat dari penjumlahan toatal biaya persediaan dan total biaya pemesanan. Sehingga hasilnya diketahui total biaya persediaan tersebut. Jadi rumusnya sebagai berikut:
Dimana : Q = Kuantitas Pesanan S = Penjualan Tahunan N = Frekuensi Pemesanan C = Biaya Penyimpanan P = Harga Beli Per Unit
Ketiga perhitungan diatas bertujuan untuk mengetahui besaran biaya dimasing-masing kategori. Setelah itu kita bisa mengaitkannya dengan Kuantitas Pemesanan yang Ekonomis atau dikenal dengan EOQ ( Economic Ordering Quantity Model). Terdapat dua dasar keputusan dalam model EOQ ini dalam manajemen persediaan, diantaranya yaitu: 1. Berapa jumlah bahan mentah yang harus dipesan pada saat bahan tersebut perlu dibeli kembali Replenishment Cycle. 2. Kapan perlu dilakukan pembelian kembali Reorder point.
14
EOQ =
.. .
F = Biaya Tetap S = Penjualan Tahunan C = Biaya Penyimpanan P = Harga Beli Per Unit
Model EOQ tidak lepas dari beberapa asumsi agar perhitungannya akurat. Berikut ini beberapa asumsi mengenai model EOQ: Jumlah kebutuhan bahan mentah sudah dapat ditentukan lebih dulu secara pasti untuk penggunaan selama satu tahun atau satu periode. Penggunaan bahan selalu pada tingkat yang konstan secara kontinyu Pesanan persis diterima pada saat tingkat persediaan sama dengan nol atau diatas safety stock Harga konstan selama periode tersebut.
Metode EOQ memiliki kaitan dengan beberapa aktifitas disebuah industri manufaktur, seperti aktifitas dalam manajemen persediaan di bawah ini: Permesanan ulang ( Reorder Point ) Persediaan Pengaman (Safety Stocks) Penentuan Besaran Safety Stocks
Agar pemahaman tentang aktifitas diatas lebih mendalam lagi. Mari kita bahas perhitungan atau rumus rumusnya sekali lagi.
a. Pemesanan Ulang ( Reorder Point ) Pada dasarnya, sebuaah perusahaan dalam mempersiapkan bahan persediaan tidak menunggu bahan perssediaan di gudang habis secara keseluruhan. Hal ini dapat menghambat dan memperlambat proses produksi didalam perusahaan tersebut. Sehingga seorang manajer akan menentukan titik minimum atau standar dimana perusahaan harus melakukan pemesanan kembali untuk mengisi persediaan yang telah kosong.
15
Jika digambarkan dalam sebuah grafik akan berbentuk seperti dibawah ini sebagai ilustrasi:
Dari grafik tersebut bisa kita tarik kesimpulan bahwa Rusmus Pemesanan Ulang atau Reorder Point yaitu:
Persediaan Awal
Penentuan besar kecilnya Safety Stock dipengaruhi oleh faktor pengalaman, Faktor dugaan, Faktor Biaya dan Faktor keterlambatan. Jadi, setiap perusahaan dalam menentukan besar kecilnya safety stock persediaan tidaklah sama. Contohnya sebagai berikut: Diketahui: - Penggunaan perhari 15 Kg. - Keterlambatan Pengiriman 10 hari Ditanya: Jawab: Safety stock = Penggunaan per hari X Kendala atau faktor-faktor = 10 x 15 kg = 150 Kg. Jadi Safety stock yang harus disediakan sebesar 150 kg. Berapa besarnya Safety stock yang harus disiapkan??
Metode EOQ dalam manajemen persedian mempunyai kelebihan dan juga kekurangan. Sehingga kita harus mengetahuinya. Berikut beberapa kelebihan dan kelemahan dalam metode ini: - Keunggulan Model EOQ: 1. Dapat dijadikan dasar penukaran (trade off) antara biaya penyimpanan dengan biaya persiapan atau biaya pemesanan (setup cost). 2. Dapat mengatasi ketidakpastian penggunaan persediaan pengaman atau persediaan besi (safety stock). 3. Mudah diaplikasikan pada proses produksi yang outputnya telah memiliki standar tertentu dan diproduksi secara massal. 4. Lazim digunakan pada rumah sakit, yaitu pada persediaan obat. Jika ada pasien yang sakit mendadak dan perlu obat segera, apotek rumah sakit dapat melayani dengan cepat.
17
Kelemahan Model EOQ: Hakikatnya model EOQ adalah model yang menempatkan pemasok sebagai mitra bisnis sementara karena paradigma untung-rugi diterapkan pada mereka, sehingga penggunaan model ini terjadi berganti-ganti pemasok, dan hal ini dapat mengganggu proses produksi.
18
Besaran masing-masing kelas di atas akan membentuk suatu kurva sebagaimana terlihat pada Gambar 1 di bawah ini.
Gambar ii: Kurva Analisis ABC Adapun langkah-langkah atau prosedur klasikasi barang dalam analisis ABC adalah sebagai berikut: 1. Menentukan jumlah unit untuk setiap tipe barang. 2. Menentukan harga per unit untuk setiap tipe barang. 3. Mengalikan harga per unit dengan jumlah unit untuk menentukan total nilai uang dari masing-masing tipe barang. 4. Menyusun urutan tipe barang menurut besarnya total nilai uang, dengan urutan pertama tipe barang dengan total nilai uang paling besar. 5. Menghitung persentase kumulatif barang dari banyaknya tipe barang. 6. Menghitung persentase kumulatif nilai uang barang dari total nilai uang. 7. Membentuk kelas-kelas berdasarkan persentase barang dan persentase nilai uang barang. 8. Menggambarkan kurva analisis ABC (bagan Pareto) atau menunjuk tingkat kepentingan masalah. Dengan analisis ABC, kita dapat melihat tingkat kepentingan masalah dari suatu barang. Dengan begitu, kita dapat melihat barang mana saja yang perlu diberikan perhatian terlebih dahulu.
20
+ + . =
mengakibatkan proses produksi terganggu, dan kekurangan persediaan barang jadi akan mengakibatkan kesulitan memenuhi permintaan konsumen. Sebaliknya jika terjadi kelebihan persediaan, dapat mengakibatkan modal yang ditanamkan dalam persediaan tersebut besar, dan biaya modalnya besar
22
Dari data diatas seorang manajer akan menghitung semua hal yang berkaitan dengan persediaan. Metode yang kami gunakan dalam menghitung masalah diatas menggunakan metode EOQ. Berikut penyelesaianya: 1. Besarnya EOQ EOQ = =
. . . . . .
= 509902 Kg = 510.000 Kg
2. Pemesanan Ulang (Reorder Point) Penggunaan per minggu = 2.600.000 / 52 = 50.000 Kg Titik Pemesanan Ulang = Waktu Pengiriman + Safety Stock = ( 2 Minggu x 50.000 ) + 50.000 = 100.000 + 50.000 = 150.000 Kg
3. Pemesanan Dalam Satu Tahun Pemesanan Dalam Satu Tahun = 2.600.000 / 510.000 = 5,098 kali Jika dijadikan hari maka 365 hari / 5,098 kali = 72 hari = 10 Minggu Tingkat Pemakaian Perhari = 2.600.000 / 365 hari = 7.123,29 Kg = 7.124 Kg / hari
24
4. Biaya Penyimpanan / TCC TCC = C.P.A atau TCC = C.P.(Q/2) TCC = C . P . ( Q / 2 ) = 0,02 . $5 . ( 510.000 / 2 ) = 0,1 . 255.000 = $ 25.500
5. Biaya Pemesanan / TOC TOC = F. ( S / Q ) = $ 5000 . ( 2.600.000 / 510.000 ) = $ 5000 . 5,098 = $ 25.490,20
6. Biaya Safety Stock Safety Stock = C. P. (Safety Stock) = 0,02 . $ 5 . (50.000) = 0,1 . 50.000 = $ 5.000
7. Total Biaya Persediaan / TIC TIC = TCC + TOC + Biaya Safety Stock = $ 25.500 + $ 25.490,20 + $ 5.000 = $ 55.990,20
8. Grafik EOQ
9. Biaya Persediaan TIC Setelah Ada Tawaran Biaya Pemesanan = $ 5.000 - $ 3.500 = $ 1.500
TCC
TOC
TIC
10. Hasil Analisis Jika pesanan sejumlah a. 510.000 Kg b. 650.000 Kg Biaya persediaan sebesar $ 55.990,20 Biaya persediaan sebesar $ 45.147
Selesihnya mencapai $ 10.843,20 Penawaran dari perusahaan pengolahan gandum perlu dipertimbanngkan. Pemesanan dalam satu tahun dilakukan 4 kali atau 13 Minggu = 2.600.000 / 650.000 = 4 Kali
26
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Perusahaan dalam melakukan pelaporan mengenai persediaan sangat penting bagi perusahaan dalam mengambil suatu keputusan dan persediaan merupakan salah satu dari beberapa unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus meneru diperoleh, diproduksi dan dijual. Oleh karena itu, system akuntansi itu sendiri harus dilaksanakan sebaik mungkin sehingga tidak mengalami hal-hal yang mengganggu jalannya operasi perusahaan. Pelaporan persediaan yang diteliti dan relevan dianggap vital untuk memberikan informasi yang berguna bagi perusahaan. Apabila terjadi kesalahan dalam pencatatan persediaan, maka akan mengakibatkan kesalahan dalam menentukan besarnya laba perusahaan yang diperoleh.
5.2 Saran Berdasarkan dari pembahasan diatas, maka penulis mengemukakan saran bahwa penerapan Manajemen Persediaan yang baik harus dilaksanakan secara efektif, karena akan menunjang keberhasilan perusahaan tersebut.
27
DAFTAR PUSTAKA
Rangkuti Freddy. 1995: Manajemen Persediaan. Cetakan Pertama, raja Grafindo Persada, Jakarta
Warren, Fess, Niswonger. 1999: Prinsip-Prinsip Akuntansi, edisi kesembilan belas, Jilid 1Penerbit Erlangga, Jakarta.
Riyanto, Bambang. 1993: Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi kedua Cetakan kedelapan, Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada, Yogyakarta.
Syamsuddin, M.A., Drs. Lukman. 2007: Manajemen Keuangan Perusahaan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Brigham, Eugene F. Dan Joel F. Houston. 2001: Manajemen Keuangan. Erlangga. Jakarta.
www.wikipedia.com.
28