Anda di halaman 1dari 1

5. Rekomendasi terapi apa yang diberikan setelah hari ke 2 setelah MRS ?

Terapi aspirin 100 mg 1 dd 1 yang berperan sebagai obat anti regresi platelet untuk mencegah penggumpalan darah dan mengurangi tingkat keparahan dari penyumbatan dengan menghambat terbentuknya ikatan ADP dengan reseptor platelet agar tidak terbentuk agregat platelet, diberhentikan dan diganti dengan obat golongan antikoagulan yakni Clopidogrel 75 mg 1 dd 1 yang berguna menghambat ikatan ADP pada platelet sehingga tidak bisa terjadi agregasi atau penggumpalan. Hal ini didasarkan pada efek samping dari aspirin yang menghambat enzim COX1 dan COX2 untuk menghasilkan PGE2 yang berperan sebagai bronkodilatator sehingga terjadi konstriksi pada otot daerah bronkus sehingga bisa terjadi sesak nafas karena saluran nafas menyempit. Selain itu, aspirin bisa meningkatkan leukotrien yang merupakan mediator inflamasi sehingga bisa menyebabkan penyempitan pada saluran nafas. Selain itu, untuk meningkatkan kadar kalsium dalam tubuhnya bisa diberikan suplemen yang bisa meningkatkan kadar kalsium dalam tubuh. Jika tidak efektif, sebaiknya dosis Furosemid diturunkan agar efek sampingnya dalam hal ini hipokalemi bisa berkurang. Perlu diawasi mengenai terapi insulin pada pasien. Jika kondisi pasien semakin membaik, maka insulin oral bisa dipertimbangkan atau OAD yakni obat oral anti diabet seperti metformin, agar dapat meningkatkan kenyamanan pasien dalam menjalankan terapi diabet, dikarenakan sebelumnya menggunakan sediaan injeksi vena yang bisa memberikan ketidaknyamanan selama terapi. CDP-cholin 250 mg 2 dd 1 merupakan suplemen yang berguna sebagai neuro protection yang melindungi neuron dalam otak dari radikal bebas. Untuk dosis obat ini perlu ditingkatkan agar bisa menembus brain blood barrier yang termasuk susah ditembus oleh obat. Jika tidak ada yang tertembus sawar otak, makan tidak bisa menghasilkan efek terapi yang diinginkan. Perlu dipertimbangkan untuk memberhentikan pemberian ranitidin yang berguna sebagai anti Histamin H2 yang merupakan pemicu lambung untuk mensekresi asam lambung. Jika sekresi asam lambung berlebihan dan pasien tidak konsumsi makanan lewat oral, bisa mengakibatkan stress ulcer atau maag. Obat ini bisa dihentikan bila pasien sudah bisa mengkonsumsi makanan lewat oral.

6. Apa perbedaan obat golongan trombolitik, antikoagulan dan anti agregasi platelet ? Obat golongan trombolitik bekerja dengan cara memecah trombus yang menyebabkan penyumbatan dalam pembuluh darah. Hal ini berguna untuk mencegah stroke iskemik yang semakin parah. Obat ini kontraindikasi untuk pasien yang berusia >60 tahun. Obat ini bisa diberikan paling maksimal 6 jam setelah serangan stroke terjadi, jika terlewat, obat ini kurang efektif bekerja dalam mengatasi serangan. Contoh obat ini adalah rtPA. Obat golongan antikoagulan adalah obat yang bekerja dalam menghambat pembekuan darah yakni pada faktor 10 yang memicu terjadinya pembekuan darah. Contoh obat ini adalah warfarin dan heparin. Obat golongan anti agregasi platelet adalah obat yang bekerja mencegah penggumpalan dan bisa mengurangi tingkat keparahan penyumbatan dalam pembuluh darah dengan cara menghambat ikatan ADP dengan reseptor platelet yang bisa membentuk agregasi platelet. Contoh obat ini adalah aspirin.

Anda mungkin juga menyukai