Anda di halaman 1dari 2

Bos Pertamina: Pakai LNG, Kita Menghemat Rp 13,6 Triliun

Feby Dwi Sutianto - detikfinance Senin, 06/08/2012 16:46 WIB

Jakarta - Direktur Utama PT Pertamina (persero) Karen Agustiawan yakin sudah saatnya sektor transportasi dan rumah tangga menggunakan gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG). Dengan konversi menjadi LNG, pemerintah dapat berhemat Rp 13,6 triliun. LNG menjadi solusi atas tingginya konsumsi BBM bersubsidi. Demikian disampaikan Karen di kantornya, Jakarta, Senin (6/8/2012). "Kita menghemat Rp 13,6 tirliun dengan menggurangi BBM bersubsdi," jelas Karen. Bahan bakar jenis ini, lanjut Karena, dapat mengurangi beban operasional. Pasalnya harga LNG lebih murah dibandingkan jenis bahan bakar solar non subsidi. "Harga LNG berkisar di US$ 18 sampai US$ 20 per million British thermal unit (MMBTU), sedangkan solar non subsidi sekitar Rp 9.807 per liter atau setara dengan US$ 32 per MMBTU," tambahnya. Menurutnya, penggunaan LNG cocok untuk kendaraan besar dengan jarak operasi yang jauh, seperti bus, truk, lokomotif hingga sektor angkutan laut. LNG pun terbukti sukses diaplikasikan pada bus dan truk di Amerika Serikat (AS). "LNG sudah terbukti di Amerika digunakan pada truk dan bus sehingga kurang dari dua tahun. Bus, truk dan alat berat sudah menggunakan LNG," tutup Karen. Di tempat yang sama, Dirjem Migas Kementerian ESDM Evita Legowo menegaskan, pemerintah sangat mendorong penggunaan LNG sebagai solusi ditengah tingginya anggaran BBM bersubsidi.

Ia optimis, dalam dua tahun kendaraan umum dan pertambangan sudah menggunakan LNG secara masal. "Kendaraan jarak jauh seperti trans Jawa, trans Sumatera dan alat berat menggunakan LNG. Ini dalam roadmap, dua tahun sudah bisa diterapkan," sebut Evita.

Anda mungkin juga menyukai