Anda di halaman 1dari 7

Tumbuhan akuatik mengambil nitrogen dalam bentuk ammonia maupun nitrat.

Jenis tumbuhan tertentu dapat mengoksidasi nitrit menjadi nitrat untuk kemudian diserap sebagai sumber nitrogen. Nitrogen oleh tumbuhan akuatik akan digunakan untuk membentuk protein dan enzim yang merupakan bahan penting untuk melaksanakan proses fisiologis. Keberadaan tanaman akuatik berpengaruh terhadap kondisi fisika, kimia dan biologis suatu ekosistem perairan. Oleh karena itu, tanaman akuatik dapat digunakan untuk mengelola ekosistem perairan. Karena pentingnya tanaman akuatik dalam menentukan fungsi ekosistem perairan, maka tanaman akuatik sering digunakan untuk rehabilitasi ekosistem perairan (Ozimek dkk., 1990). Akuaponik merupakan biointegrasi yang menghubungkan akuakultur berprinsip resirkulasi dengan produksi tanaman atau sayuran hidroponik (Diver, 2006). Teknologi akuaponik terbukti mampu berhasil memproduksi ikan secara optimal pada lahan sempit dan sumber air terbatas (Ahmad, 2007). Teknologi ini pada prinsipnya disamping menghemat penggunaan lahan dan air juga meningkatkan efisiensi usaha melalui pemanfaatan hara dari sisa pakan dan metabolism ikan, serta merupakan salah satu sistem budidaya ikan yang ramah lingkungan. Penerapan sistem akuaponik pada kegiatan budidaya dikarenakan adanya masalah penurunan kualitas air yang digunakan. Manfaat dari penggunaan sistem akuaponik ialah mereduksi limbah yang dihasilkan dari kegiatan budidaya. Sistem akuaponik mereduksi limbah itu dengan menyerap air buangan budidaya atau air limbah dengan menggunakan akar tanaman sehingga amoniak yang terserap mengalami proses oksidasi dengan bantuan oksigen dan bakteri, amoniak diubah menjadi nitrat. Nitrat yang dihasilkan dari proses nitrifikasi tersebut yang dimanfaatkan sebagai sumber nutrisi oleh

tanaman kangkung. Setelah proses tersebut maka air yang telah diserap limbahnya oleh tanaman air pada sistem akuaponik dapat kembali dialirkan pada kolam budidaya sehingga tidak memberikan pengaruh yang buruk berupa penurunan kualitas air. Keberadaan amoniak tidak terlepas dari pengaruh parameter kualitas air lainnya seperti suhu, pH, oksigen terlarut, dan kandungan garam. Suhu air bisa mempengaruhi pertumbuhan vegetasi air dan permintaan oksigen di dalam kolam. Peningkatan suhu air akan menyebabkan oksigen berkurang. Selain itu, tanaman dan ikan akan membutuhkan oksigen lebih banyak karena tingkat respirasinya meningkat. Perubahan suhu air bisa mengakibatkan perubahan kebiasaan ikan. Semakin dingin, maka nafsu makan dan pertumbuhannya justru melambat. Saat seperti ini, porsi makanan sebaiknya dikurangi, karena bila tidak dimakan akan membusuk dan membuat air terkontaminasi. Apabila makanan ikan membusuk maka akan menyebabkan konsentrasi amoniak menjadi meningkat. Keasaman atau kebasaan air diukur dengan pH meter. Keasaman adalah salah satu faktor penting kualitas air yang mempengaruhi kesehatan ikan. Derajat keasaman diukur oleh kuantitas hidrogen dan hidroksil yang ada di air kolam. Skala pengukurannya dari 1 - 14. Jika ion hidrogen terlalu banyak maka pH terlalu asam. Sedangkan jika hidroksilnya lebih tinggi maka air terlalu basa. Air kolam ikan umumnya membutuhkan derajat keasaman 6,9 - 8. Angka ini mendekati nilai normal derajat keasaman. Ada banyak kemungkinan mengapa nilai pH di bawah atau di atas nilai normal. Seperti banyaknya asam karbon dari sisa metabolisme ikan, Hal ini dipicu filter yang tidak bekerja baik, serta air kolam tidak rutin diganti, sehingga menyebabkan konsentrasi amoniak meningkat.

Kandungan oksigen di dalam air harus mencukupi. Kurang kadar oksigen, maka akan menyebabkan kematian ikan. Kandungan oksigen terkait suhu air, sehingga apabila ada kenaikan suhu air, maka kandungan oksigennya turun, dan demikian sebaliknya. Turunnya kadar oksigen bisa disebabkan jumlah tanaman air yang tidak

seimbang.Banyaknya ikan di dalam kolam, serta sirkulasi air yang tidak baik saat masuk ke dalam filter juga menyumbang berkurangnya oksigen. DO akan mengalami penurunan seiring meningkatnya suhu dan salinitas. Dengan menurunnya kadar DO makan semakin meningkatnya konsentrasi amoniak yang akan membahayakan organisme budidaya. Meski kolam ikan berisi air tawar, kandungan airnya boleh mengandung sedikit garam. Guna garam untuk menetralkan zat amoniak dan nitrat. Amoniak adalah limbah yang dihasilkan melalui pembusukan kotoran ikan. Dalam kadar tertentu dapat

membahayakan ikan tersebut. Kadar garam yang diijinkan adalah 0,15 - 0,20 persen. Kandungan garam terlalu tinggi bisa merusak tanaman air, juga mengganggu kerja batu zeolit pada filter. Sehingga kadar garam pada air perlu diperhatikan konsentrasinya agak amoniak pada air tidak mengalami peningkatan. Kerangka pikir Setiap kegiatan budidaya memiliki hasil ekskresi atau sisa metabolisme. Salah satu hasil ekskresi pada kegiatan budidaya ikan ialah amoniak. Konsentrasi kandungan amoniak meningkat apabila organisme budidaya menghasilkan sisa metabolisme dalam jumlah besar. Hasil ekskresi organisme maupun sisa pakan yang ada bila tidak terurai dengan baik maka akan mengendap di dasar kolam budidaya dan tersuspensi dalam air.

Hal tersebut disebabkan limbah budidaya salah satu contohnya amoniak tidak teroksidasi oleh bakteri menjadi nitrit dan nitrat. Sehingga bila keadaan tersebut terjadi terus-menerus dan dalam jangka waktu yang lama akan bersifat racun bagi organisme budidaya dan dapat menyebabkan kematian. Dengan memanfaatkan sistem akuaponik pada kegiatan budidaya diharapkan dapat memecahkan masalah penurunan kualitas air yang terjadi dengan mereduksi kandungan amoniak yang ada di kolam budidaya dengan memanfaatkan media tanaman air salah satunya kangkung serta filter guna mereduksi amoniak tersebut. -------------------------buat diagram kerangka pikir baru yah-----------------------------------Siklus nitrogen adalah proses perubahan nitrogen anorganik menjadi nitrogen organik yaitu amonia (NH3), NO2,NO3 kemudian menjadi nitrogen anorganik lagi. Nitrogen merupakan unsur penting dalam pembentukan asam amino, asam nukleat baik ARN ataupun ADN. Nitrogen adalah komponen gas yang paling banyak terkandung di atmosfer yaitu kurang lebih 80%. Nitrogen yang ada di atmosfer ditemukan dalam bentuk N2 (gas Nitrogen) disebut sebagai nitrogen anorganik.

Untuk dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup, nitrogen anorganik harus di ubah terlebih dahulu menjadi nitrogen organik. Tidak semua makhluk hidup dapat merubah nitrogen anorganik menjadi nitrogen organik. Proses perubahan nitrogen menjadi materi organik hanya bisa dilakukan oleh mikroorganisme prokariota tertentu yang memiliki kemampuan untuk menfiksasi nitrogen menjadi amonia. Serta oleh reaksi nitrogen dengan oksigen atau hidrogen dengan bantuan petir yang menghasilkan senyawa nitrit ataupun nitrat.

Amonia serta nitrit atau nitrat yang terbentuk kemudian diserap oleh tumbuhan sebagai bahan pembentuk protein. Ketika hewan dan manusia memakan tumbuhan tersebut maka nitrogen yang ada dalam tumbuhan tersebut akan berpindah pada ketubuh hewan dan manusia. Selanjutnya nitrogen dari hewan dan manusia kembali kealam melalui sisa hasil ekresi dalam bentuk urine, atau dekomposisi makhluk hidup yang telah mati oleh bakteri pengurai menjadi garam amonium (NH4) dan gas amoniak (NH3).

Kemudian oleh bakteri Nitrosomonas (bakteri nitrit) amonia diubah menjadi nitrit. Nitrit oleh bakteri Nitrobacter (bakteri nitrat) kemudian akan di ubah menjadi nitrat. Proses perubahan amonia menjadi nitrit dan nitrat disebut sebagai proses Nitrifikasi. Proses terakhir dalam daur nitrogen adalah perubahan nitrit dan nitrat menjadi gas nitrogen yang hanya bisa dilakukan oleh bakteri denitrifikasi. Nitrogen yang kembali ke atmosfer akan mengulang siklus dari awal lagi, begitu seterusnya. Walau sama-sama penting, daur nitrogen lebih kompleks jika dibandingkan dengan siklus karbon ataupun siklus oksigen. Secara umum daur nitrogen atau siklus nitrogen terdiri dari tiga tahapan proses, yaitu:

Tahap pertama adalah proses perubahan gas nitrogen menjadi amonia oleh bakteri fiksasi nitrogen. Fiksasi nitrogen secara biologis dapat dilakukan oleh bakteri Rhizobium yang bersimbiosis dengan tanaman leguminosa. Bakteri yang berperan dalam fiksasi nitrogen antara lain adalah bakteri Azotobacter dan Clostridium. Selain itu ganggang hijau biru dalam air juga memiliki kemampuan memfiksasi nitrogen.

Tahap kedua adalah proses perubahan amonia menjadi nitrit dan nitrat melalui proses nitrifikasi. Amonia diubah menjadi nitrit oleh bakteri nitrit yang disebut bakteri nitrosomonas. Kemudia nitrit yang terbentuk diubah menjadi nitrat oleh bakteri nitrat yang disebut bakteri nitrobakter.

Tahap kedua adalah proses perubahan nitrit dan nitrat menjadi nitrogen kembali melalui proses denitrifikasi.

http://www.kamusq.com/2012/10/siklus-nitrogen-daur-nitrogen-dalam.html. 20.2.2013. 09.18 wib. Ahmad T., Sofiarsih L., dan Rusmana. 2007. The growth of Patin Pangasius hypopthalmus in a close system tank. Aquaculture. 2(1): 67-73. Diver S. 2006. Aquaponic-integration hydroponic with aquaculture. National Centre of Appropriate Technology. Department of Agricultures Rural Bussines Cooperative Service. P. 28.

Ozimek, T., R.D. Gulati, E. Van Donk, 1990, Can macrophyte be useful in biomanipulation of lakes? The lake Zwemlust example. Hydrobiologia 200/201, 399 407.

Anda mungkin juga menyukai

  • Apa Itu Mutu Pelayanan Kesehatan ISO 2000
    Apa Itu Mutu Pelayanan Kesehatan ISO 2000
    Dokumen4 halaman
    Apa Itu Mutu Pelayanan Kesehatan ISO 2000
    emilia_riska_2862903
    Belum ada peringkat
  • Apa Itu Mutu Pelayanan Kesehatan ISO 2000
    Apa Itu Mutu Pelayanan Kesehatan ISO 2000
    Dokumen4 halaman
    Apa Itu Mutu Pelayanan Kesehatan ISO 2000
    emilia_riska_2862903
    Belum ada peringkat
  • Amoniak 8
    Amoniak 8
    Dokumen21 halaman
    Amoniak 8
    emilia_riska_2862903
    Belum ada peringkat
  • Amoniak 8
    Amoniak 8
    Dokumen21 halaman
    Amoniak 8
    emilia_riska_2862903
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen7 halaman
    1
    emilia_riska_2862903
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen7 halaman
    1
    emilia_riska_2862903
    Belum ada peringkat
  • Bahan Skripsi
    Bahan Skripsi
    Dokumen18 halaman
    Bahan Skripsi
    emilia_riska_2862903
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen7 halaman
    1
    emilia_riska_2862903
    Belum ada peringkat
  • Bahan Skripsi
    Bahan Skripsi
    Dokumen18 halaman
    Bahan Skripsi
    emilia_riska_2862903
    Belum ada peringkat
  • Amoniak 8
    Amoniak 8
    Dokumen21 halaman
    Amoniak 8
    emilia_riska_2862903
    Belum ada peringkat