Anda di halaman 1dari 20

ACARA I PERKECAMBAHAN BIJI

A. TUJUAN Mengetahui morfologi biji dan kecambah serta perkecambahan.

B. TEMPAT DAN TANGGAL a. Tempat b. Tanggal : Persemaian Institut Pertanian Stiper Maguoharjo : 26 Februari 2013

C. ALAT DAN BAHAN a. Alat 1. Batang lidi 2. Pisau cutter 3. Kertas amplas 4. Kamera 5. Alat tulis b. Bahan 1. Biji tanaman sengon (Paraserianthes falcataria) 2. Asam sulfat 5% 3. Air panas dan dingin

D. DASAR TEORI Pada umumnya dalam usaha mempermudah kembali suatu jenis tanaman secara besar-besaran. kebanyakan orang lebih suka menggunakan bijinya. Biji biji tersebut ada yang perlu disemai dahulu sebelum ditanam di lapangan. Agar dalam pekerjaan mcyemaikan atau menanam biji - biji tersebut dapat berhasil dengan memuaskan, maka selain masalah pembijian, tidak kalah pentingnya pula diketahui dan dipelajari tentang masalah perkecambahan biji A. Definisi dan Type Perkecambahan Biji. Kecambah biji adalah merupakan suatu bentuk awal embryo yang berkemban menjadi suatu yang baru yairu berupa tanaman anakan (seedling) yang sempurna. Kramer mendefinisikan suatu perkecambahan biji sebagai

proses dimana embryo mulai tumbuh kembali yang ditandai

keluarnya radicle (calon akar) dan plumuae (calon tunas) dari kulit biji. Bila kita melihat susunan biji, salah satu bagiannya adaiah berupa embryo yang terdiri dari cotyledon, plumuae dan radicle. Berdasarkan jumlah cotyledonnya,tanaman dapat digolongkan menjadi : 1. Yang mempunyai satu cotyledon disebut golongan

Monocotyledonae, misalnya kelapa (Cocos nucifera) 2. Yang mempunyai dua cotyledon disebut golongan Dycotyledonae, misalnya Jati (Tectona grandis), Sengon (Paraserianthes

falcataria), Mahoni (Swietenia Sp.) 3. Yang mempunyai lebih dari dua cotyledon disebut golongan Gymnospermae (berbiji telanjang), misalnya Pinus merkusii. Menurut kelakuan/tabiat cotyledon selama perkecambahan,

perkecambahan biji dibedakan menjadi dua type yaitu : 1. Type perkecambahan epigeous, bila cotyledon ikut diangkat keatas permukaan tanah oleh hypocotyl, misalnya pada kecambah biji dari jenis-jenis Leguminosease, Jati (Tectona grandis), Pinus merkusii

2.

Type perkecambahan hypogeous, bila cotyledon tetap tertinggal didalam tanah, misalnya pada kecambah biji jagung (Zea mays), Nyamplung (Calophyllum inophyllum), Kelapa (Cocos nucifera),

B. Faktor - Faktor Perkecambahan Biji Faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan. Factor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi dua yaitu : 1. Faktor Dalam (Internal) Yang dimaksud faktor dalam ialah sifat-sifat dari bijinya itu sendiri yaitu Dormansi, kemasakan biji, ukuran, kemurnian, dan sebagainya. Pada waktu biji-biji tersebut jatuh dari induknya, secara morfoogis biji tersebut sudah masak, tetapi masih belum siap melakukan proses physiologis. Dormansi Kulit Biji Penyebab pada dormansi ini adalah sukarnya kulit biji menyerap (impermeable) akan air (H20) dan sukar ditembus oleh udara (02). Adapun perawatan atau perlakuan untuk mengatasi dormansi kulit biji ini disebut dengan Dormansi Embryo Sebagai penghambat yang lain daiam perkecambahan ialah donnan si embryo. Penyebabnya ialah : 1. Keadaan physiologis embryo, kadang- kadang embryo masak dan memerlukan suatu penyimpanan dibawah tertentu sebelum perkecambahan dapat terjadi. 2. Adanya rangkaian dari complex enzymatic. 3. Adanya bermacam-macam penghambat perkecambahan secara kimiawi yang mungkin terdapat dalam biji. 2. Faktor Luar (ekternal) belum keadaan skarifikasi (Scarificotion), macam-macam

skarifikasi dibedakan menjadi :

Faktor luar yang mempengaruhi perkecambahan : a. Kelembaban air (H2O) b. Suhu c. Oksigen (O2) d. Cahaya

E. CARA KERJA
1. Menyiapkan media perkecambahan pada bedengan, buang batu kerikil atau kotoran, siram secukupnya dan ratakan. Bual 7 larikan melintang bedengan dengan jarak antar larikan 2 cm. 2. Menyiapkan biji sengon (Paraserianthes falcataria) dengan perlakuan direndam air dingin selama 24 jam sebanyak 50 biji, direndam air panas selama + 2 jam sebanyak 150 biji, direndam asam sulfat 98% selama 5 menit sebanyak 50 biji, dikerat bagian hilus sebanyak 50 biji dengan sebanyak 50 biji. 3. Menanam biji sengon (Paraserianthes falcataria) yang telah dipersiapkan untuk masing-masing perlakuan sebanyak 50 biji pada setiap larikan dengan jarak antar biji dalam larikan 1 cm dan kedalaman penanaman 1 cm, tanam sisa dengan perlakuan direndam air panas selam 24 jam dengan kedalaman penanaman 2 cm sebanyak 50 biji dan 3 cm sebanyak 50 biji . Tandai masing-masing letak biji dengan ajir dengan posisi tegak. 4. Memasang label keterangan perlakuan disetiap larikan dan identitas praktikan amplas dan tidak diperlakukan sebagai kontrol

(kelompok/regu nama mahasiswa dan jurusan). 5. Memelihara/menyiram setiap pagi agar media tetap dalam keadaan lembab. 6. Mencatat biji yang hari kecambah setiap hari sampai dengan biji tidak berkecambah. 7. Menghitung waktu awal muncul kecambah, waktu akhir muncul kecambah, waktu kecambah muncul terbanyak, jangka waktu perkecambahan, waktu batas 80%, persentase kecambah, setelah perkecambahan tersebut berakhir. 8. Mencabut satu kecambah dan gambar dan memberi keterangan bagian-bagian dari kecambah.

F. HASIL PENGAMATAN 1. Data Hasil Pengamatan Perkecambahan


HARI KE AIR DINGIN 1 CM 1 CM PERLAKUAN SKARIFIKASI AIR PANAS SULFAT MEKANIS 2 CM 3 CM 1 CM 1 CM KONTROL 1 CM

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

0 4 12 15 16 18 20 22 22 22 22 22 22 22

0 6 16 22 24 30 34 34 36 36 42 43 43 43

0 3 17 26 26 27 28 28 32 32 34 34 34 34

0 1 10 23 24 26 28 31 32 33 33 34 34 34

0 3 12 18 18 20 22 24 26 28 30 31 31 31

0 0 2 17 32 35 37 39 42 43 43 43 43 43

0 0 5 8 10 11 12 13 13 14 14 14 14 14

2. Data Hasil Perhitungan Prosen Tanaman


PERLAKUAN SKARIFIKASI AIR DINGIN AIR PANAS SULFAT MEKANIS KONTROL

HARI KE

1 CM

KECAMBAH (%) 0 8 24 30 32 36 40 44 44 44 44 44 44 44

1 CM

KECAMBAH (%) 0 12 32 44 48 60 68 68 72 72 84 86 86 86

2 CM

KECAMBAH (%) 0 6 34 52 52 54 56 56 64 64 68 68 68 68

3 CM

KECAMBAH (%) 0 2 20 46 48 52 56 62 64 66 66 68 68 68

1 CM

KECAMBAH (%) 0 6 24 36 36 40 44 48 52 56 60 62 62 62

1 CM

KECAMBAH (%) 0 0 4 34 64 70 74 78 84 86 86 86 86 86

1 CM

KECAMBAH (%) 0 0 10 16 20 22 24 26 26 28 28 28 28 28

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

0 4 12 15 16 18 20 22 22 22 22 22 22 22

0 6 16 22 24 30 34 34 36 36 42 43 43 43

0 3 17 26 26 27 28 28 32 32 34 34 34 34

0 1 10 23 24 26 28 31 32 33 33 34 34 34

0 3 12 18 18 20 22 24 26 28 30 31 31 31

0 0 2 17 32 35 37 39 42 43 43 43 43 43

0 0 5 8 10 11 12 13 13 14 14 14 14 14

Prosen tanaman dihitung dengan rumus : Jumlah biji yang berkecambah x 100% Jumlah biji yang ditanam

Perhitungan prosen tanaman dengan perlakuan air dingin 0 / 50 x = 100% 0 / 4 = 50 x 100% 8 12 / 50 x = 24 100% 15 / 50 x = 30 100% 16 / 50 x = 32 100% / 18 = 36 50 x 100% 20 / 50 x = 40 100% 22 / 50 x = 44 100% 22 / 50 x = 44 100% / 22 = 44 50 x 100% 22 / 50 x = 44 100% 22 / 50 x = 44 100% 22 / 50 x = 44 100% / 22 = 44 50 x 100% Perhitungan prosen tanaman dengan perlakuan air panas kedalaman 1 cm 0 / 50 x = 100% 0 / 6 = 12 50 x 100% 16 / 50 x = 32 100% 22 / 50 x = 44 100% 24 / 50 x = 48 100% / 30 = 60 50 x 100% 34 / 50 x = 68 100% 34 / 50 x = 68 100% 36 / 50 x = 72 100% / 36 = 72 50 x 100% 42 / 50 x = 84 100% 43 / 50 x = 86 100% 43 / 50 x = 86 100% / 43 = 86 50 x 100%

% % % % % % % % % % % % % %

% % % % % % % % % % % % % %

Perhitungan prosen tanaman dengan perlakuan air panas kedalaman 2 cm 0 / 50 x = 100% 0 / 3 = 50 x 100% 6 17 / 50 x = 34 100% 26 / 50 x = 52 100% 26 / 50 x = 52 100% / 27 = 54 50 x 100% 28 / 50 x = 56 100% 28 / 50 x = 56 100% 32 / 50 x = 64 100% / 32 = 64 50 x 100% 34 / 50 x = 68 100% 34 / 50 x = 68 100% 34 / 50 x = 68 100% / 34 = 68 50 x 100% Perhitungan prosen tanaman dengan perlakuan air panas kedalaman 3 cm 0 / 50 x = 100% 0 / 1 = 50 x 100% 2 10 / 50 x = 20 100% 23 / 50 x = 46 100% 24 / 50 x = 48 100% / 26 = 52 50 x 100% 28 / 50 x = 56 100% 31 / 50 x = 62 100% 32 / 50 x = 64 100% / 33 = 66 50 x 100% 33 / 50 x = 66 100% 34 / 50 x = 68 100% 34 / 50 x = 68 100% / 34 = 68 50 x 100%

% % % % % % % % % % % % % %

% % % % % % % % % % % % % %

Perhitungan prosen tanaman dengan perlakuan asam sulfat 0 / 50 x = 100% 0 / 3 = 50 x 100% 6 12 / 50 x = 24 100% 18 / 50 x = 36 100% 18 / 50 x = 36 100% / 20 = 40 50 x 100% 22 / 50 x = 44 100% 24 / 50 x = 48 100% 26 / 50 x = 52 100% / 28 = 56 50 x 100% 30 / 50 x = 60 100% 31 / 50 x = 62 100% 31 / 50 x = 62 100% / 31 = 62 50 x 100% Perhitungan prosen tanaman dengan perlakuan mekanis 0 / 50 x = 100% 0 / 0 = 50 x 100% 0 2 / 50 x = 100% 4 17 / 50 x = 100% 34 32 / 50 x = 64 100% 35 / 50 x = 70 100% 37 / 50 x = 74 100% 39 / 50 x = 78 100% 42 / 50 x = 84 100% / 43 = 86 50 x 100% 43 / 50 x = 86 100% 43 / 50 x = 86 100% 43 / 50 x = 86 100% / 43 = 86 50 x 100%

% % % % % % % % % % % % % %

% % % % % % % % % % % % % %

Perhitungan prosen tanaman dengan perlakuan kontrol 0 / 50 x = 100% 0 / 0 = 50 x 100% 0 5 / 50 x = 10 100% 8 / 50 x = 16 100% 10 / 50 x = 20 100% / 11 = 22 50 x 100% 12 / 50 x = 24 100% 13 / 50 x = 26 100% 13 / 50 x = 26 100% / 14 = 28 50 x 100% 14 / 50 x = 28 100% 14 / 50 x = 28 100% 14 / 50 x = 28 100% / 14 = 28 50 x 100%

% % % % % % % % % % % % % %

3. Data Hasil Perhitungan Berdasarkan Parameter Perkecambahan Paraserianthes falcataria


NO 1 2 3 4 5 6 7 PERLAKUAN SKARIFIKASI DINGIN /1 CM PANAS /1 CM PANAS /2 CM PANAS /3 CM SULFAT MEKANIS KONTROL WAKTU BERKECAMBAH BATAS AWAL TERBANYAK AKHIR 80 % 4 22 22 17.6% 6 43 43 34.4% 3 34 34 27.2% 1 34 34 27.2% 3 31 31 24.8% 2 43 43 34.4% 5 14 14 11.2% % PERIODE KECAMBAH 8 12 11 12 12 10 10 44% 86% 68% 68% 62% 86% 28%

Perhitungan waktu berkecambah dengan batasan 80% Dengan rumus = waktu berkecambah terakhir x 0.8 22 x 0.8 = 17.6 % 43 x 0.8 = 34.4 % 34 x 0.8 = 27.2 % 34 x 0.8 = 27.2 % 31 x 0.8 = 24.8 % 43 x 0.8 = 34.4 % 14 x 0.8 = 11.2 %

Perhitungan prosen tanaman 0 / 50 x 100% 0 / 50 x 100% 5 / 50 x 100% 8 / 50 x 100% / 10 50 x 100% 11 / 50 x 100%

= = = = = =

0 0 10 16 20 22

% % % % % %

4. Grafik Frekwensi Kumulatif


50

45

40

35

30 Jumlah Biji

Keterangan :
AIR DINGIN 1 CM AIR PANAS 1 CM AIR PANAS 2 CM

25

20

AIR PANAS 3 CM SULFAT 1 CM

15

MEKANIS 1 CM KONTROL 1 CM

10

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Hari

5. Layout Bedeng Persemaian a. Ukuran Bedeng

Lebar larikan 50 cm

Panjang larikan 70 cm

b. Sketsa Jarak Tanam Benih Berdasarkan Masing-Masing Perlakuan


AIR DINGIN 1 CM AIR PANAS 1 CM AIR PANAS 2 CM AIR PANAS 3 CM SULFAT MEKANIS KONTROL

1 cm

10 cm

Keterangan: : Jalur tanam Jarak tanam antar benih : 1 cm

Jarak antar perlakuan

: 10 cm

G. PEMBAHASAN Pada praktikum acara II ini para praktikan mengamati pertumbuhan perkecambahan mulai dari persiapan lahan persemaian, perkecambahan biji dan pertumbuhan dari jenis sengon (Paraserianthes falcataria). Dari data yang diperoleh dilapangan pada hari pertama untuk semua perlakuan setelah biji disemai tidak ada respon ataupun biji yang berkecambah. Pada hari berikutnya yaitu hari kedua pada perlakuan control dan mekanis masih belum menunjukkan biji berkecambah sedangkan perlakuan yang lain sudah mulai berkecambah itupun hanya sedikit. Ratarata awal biji berkemcambah berkisar antara 3 4 kecambah. Pada hari berikutnya telah ada peningkatan perkecambahan tetapi pada perlakukan mekanis dan kontrol masih belum ada tanda-tanda yang menunjukkan biji tersebut berkecambah. Biji berkecambah pada perlakuan mekanis dan kontrol pada hari ketiga yaitu perlakuan secara mekanis sebanyak 2 kecambah dan kontrol sebanyak 5 kecambah. Biji berkecambah yang tampak banyak yaitu pada hari ketiga pada perlakuan air dingin, air panas dan sulfat sedangkan pada perlakuan mekanis dan kontrol puncaknya pada hari ke empat. Dari 50 biji yang disemai pada masing-masing perlakuan untuk perlakuan air dingin yang ditanam sedalam 1 cm yang berkecambah dan tumbuh hanya 22 biji. Untuk perlakuan air panas pada kedalaman 1 cm, 2 cm dan 3 cm hanya 43 biji, 34 biji dan 34 biji yang berkecambah dan tumbuh. Biji yang disemai dengan perlakuan asam sulfat hanya 31 biji yang berkecambah. Dengan cara mekanis hanya 43 biji yang berkecambah. Sedangkan cara kontrol hanya 14 biji yang berkecambah. Dan periode perkecambahan pada kisaran hari ke 8 sampai dengan hari ke 12 setelah itu tidak terjadi lagi perkecambahan.

Dari hasil perhitungan yang di tampilkan dengan table diatas untuk prosen kecambah berkisar antara 28% sampai dengan 86% untuk semua perlakuan. Prosen berkecambah paling tinggi adalah dengan perlakuan air panas yang ditanam sedalam 1 cm dan secara mekanis yaitu 86% sedangkan prosen berkecambah yang rendah pada perlakuan kontrol hanya 28%.

H. KESIMPULAN Pada acara praktikum acara I dapat disimpulkan bahwa : 1. Perlu dilakukan perlakuan khusus terhadap biji sengon (Paraserianthes falcataria) yang akan dikecambahkan. 2. Dari hasil pengamatan dapat dinyatakan bahwa dengan perlakuan mekanis biji sengon (Paraserianthes falcataria) lebih banyak jumlah perkecambahannya. 3. Bearti biji sengon (Paraserianthes falcataria) memiliki masa dormansi dan harus dilakukan perlakuan mekanis dengan cara dikikir pada bagian tempat tumbuh bakal akar dan tunas.

DAFTAR PUSTAKA

Surodjo, TA. 2013 . Petunjuk Praktikum Silvika . Laboraturium Silvikultur, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian STIPER, Yogyakarta. S. Baker, Frederick ; 1995 ; Prinsip Prinsip Silvikultur ; Edisi kedua ; Gaja Mada University Press ; Yokyakarta.

Yogyakarta, 13 Maret 2013 Mengetahui, Co. Assisten Praktikan

Nurhamidah

Kusmayadi

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM SILVIKA

DISUSUN OLEH: NAMA NIM JURUSAN KELOMPOK CO. ASSISTEN : KUSMAYADI : 12/ 14778/ SKH : KEHUTANAN : IV : NURHAMIDAH

FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA 2013

Anda mungkin juga menyukai