Anda di halaman 1dari 12

HAKIKAT KARYA ILMIAH MAKALAH Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia Dosen Pengampu: Hartati

Disusun oleh: 1. Annisa Nuur Fitriana 2. Nisa Azizah 3. Rizqi Harisnawati 4. Marla Nur Indrianto Rombel: 60 (1401411349) (1401411425) (1401411450) (1401411514)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Pada era seperti sekarang ini dalam menyajikan fakta umum yang digunakan untuk membuktikan benar atau tidaknya suatu kebenaran di gunakan karya ilmiah. Dalam menulisakan karya ilmiah harus menggunakn cara penulisan yang baik dan benar yang sesuai dengan EYD. Fakta yang disajikan adalah fakta yang umum yaitu fakata yang dapat dipertanggungjawabkan oleh siapa saja yang membuatnya dan dengan prosedur yang konsisten. Dalam ciri ciri karya ilmiah secara umum dapat dibedakan karya ilmiah yang benar benar ilmiah dengan karya ilmiah yang nonilmiah.

B.

Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengertian dari karya ilmiah? 2. Apa sajakah yang menjadi ciri ciri dari suatu karya ilmiah?

C.

Tujuan Penulisan Berdasarkan tujuan masalah diatas maka tujuan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. 2. Menjelaskan bagaimana pengertian dari karya ilmiah. Menjelaskan apa sajakah yang menjadi ciri ciri dari suatu karya ilmiah.

BAB II PEMBAHASAN

A. 1.

Hakikat Karya Ilmiah Pengertian Karya Ilmiah Jones (dalam Brotowijoyo 1993:3) membagi karangan ilmu pengetahuan

menjadi dua macam, yaitu karangan ilmiah dan karangan nonilmiah. Penggolongan tersebut didasarkan pada sifat fakta yang disajikan dan cara penulisannya. Karya ilmiah menyajikan fakta umum, yaitu fakta yang dapat dibuktikan benar tidaknya dan ditulis dengan cara penulisan yang standar, sedangkan karya nonilmiah menyajikan fakta pribadi yaitu fakta yang ada pada diri seseorang atau yang ada dalam batin seseorang yang bersifat subjektif dan ditulis dengan cara penulisan yang mungkin saja bisa tidak standar. Dari pandangan tersebut kita dapat melihat bahwa sebuah karangan dikatakan ilmiah apabila memiliki dua ciri utama, yaitu berisi fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya dan ditulis dengan cara penulisan yang baku. Namun, dalam perkembangan selanjutnya kita melihat ada karangan yang berisi dakta yang dapat dibuktikan kebenarannya tetapi tidak ditulis dengan cara yang baku. Jenis karangan seperti ini tentu saja tidak dapat kita masukkan ke dalam jenis karangan nonilmiah karena diangkat dari fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya. Adanya perkembangan semacam itulah yang menjadikan pembagian karangan hanya menjadi dua macam, yaitu karangan ilmiah dan karangan non ilmiah tidak tepat lagi. Ada bentuk di antara keduanya, yang kemudian dikenal oleh orang sebagai karya ilmiah populer, karangan yang isinya ilmiah tetapi cara penulisannya tidak baku. Fakta yang disajikan dalam karangan ilmiah adalah fakta umum, yaitu fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya secara ilmiah oleh siapa saja dengan prosedur yang konsisten. Fakta tersebut selain dapat dibuktikan kebenarannya

juga dapat dijadikan sebagai dasar penyusunan simpulan. Fakta umum yang tidak dapat digunakan untuk merumuskan simpulan tidak digunakan dalam karangan ilmiah. Berikut merupakan contoh fakta yang bersifat ilmiah: (1) Setetes air terdiri atas molekul-molekul air, yang tiap molekul terdiri atas dua atom gidrogen dan satu atom oksigen. (2) Asap yang keluar dari knalpot kendaraan sebagian berupa gas karbon monoksida yang membahayakan kesehatan. (3) (4) Jumlah sudut segitiga sama dengan dua ssudut siku-siku. Panas matahari dapat diubah menjadi listrik. Fakta-fakta tersebut dapat dibuktikan kebenarannya oleh orang lain dengan prosedur yang telah ditentukan. Oleh karena itu, fakta tersebut disebut fakta yang bersifat ilmiah. Hal tersebut berbeda dengan fakta-fakta pribadi berikut, yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya oleh semua orang. (1) (2) (3) (4) Hulu sungai Brantas mengalir melalui perkebunan yang indah. Udara pagi ini sejuk sekali. Orang Batak lebih ulet daripada orang Jawa. Lukisanku lebih indah daripada lukisannya. Fakta-fakta tersebut tidak dapat dijadikan landasan karangan ilmiah karena keluar dari pendapat dan peniaian pribadi yang belum tentu sama dengan penilaian orang lain. Karangan ilmiah selain berdasarkan atas fakta umum juga disajikan

dengan mengikuti kaidah, prosedur, dan metodologi penulisan yang baik dan benar. Kaidah penulisan karya ilmiah, baik kaidah umum yang mencakupi penggunaan bahasa dan ejaan juga harus mempertimbangkan kaidah khusus yang disesuaikan dengan jenis karya ilmiah. Prosedur karya ilmiah bersifat sistematis, yaitu mengikuti langkah-langkah atau urutan yang telah ditentukan. Adapun

metodogi penulisan karya ilmiah mencakupi cara mendapatkan fakta dan cara penyajiannya. Karangan yang hanya menyajikan fakta umum tanpa menggunakan prosedur penyajian yang baik dan benar tidak digolongkan dalam karya ilmiah.

Selain berisi fakta dan disajikan secara metodologis, karya ilmiah juga menggunakan bahasa ragam ilmiah. Ragam ilmiah adalah ragam bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah. Ragam ilmiah yang disebut dengan ragam baku. Ragam ini ditandai dengan adanya ketentuan-ketenyuan baku, seperti aturan ejaan, pilihan kata, penggunaan kalimat efektif, dan aturan pengembangan paragraf. Dalam bahasa Indonesia kebakuan bahasa diukur dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), Tata Bentukan Istilah, Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan Tata Baku Bahasa Indonesia. Berdasarkan paparan tersebut dapat ditarik ksimpulan bahwa karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya, disajikan menurut metodologi penulisan yang baik dan benar, serta menggunakan ragam bahasa ilmiah. Pandangan yang lebih lengkap dikemukakan John P. Riebel dari California State Polytechnic College. Ia membagi karangan menjadi dua jenis, yaitu Imaginative Writing dan Favtual Writing. Imaginative Writing merupakan perwujudan dunia subjektif penulisannya dan dimaksudkan untuk membangkitkan suatu perasaan tertentu atu menggerakkan hati pembaca. Factual Writing merupakan rekaman fakta objektif di luar pengarang dan semata-mata bermaksud untuk menyampaikan informasi kepada pembaca. Fakta adalah segala sesuatu yang dapat dibuktikan atau dirasakan oleh salah satu atau beberapa pancaindra manusia. Jadi, Factual Writing mengandung isi bahan informasi yang memberikan keterangan, penjelasan, atau petunjuk mengenai sesuatu hal kepada para pembaca. Factual Writing dapat dibagi lagi menjadi dua golongan besar, yaitu Scientific Writing dan Informative Writing. Scientific Writing sering disebut sebagai karya ilmiah atau karya ilmu pengetahuan, sedangkan Informative Writing disebut karya informatif atau karya jurnalistik. Kedua jenis karangan tersebut sama-sama bersumber dari fakta. Karena itulah keduanya tergolong tulisan faktual (Factual Writing). Bedanya, dalam Scientific Writing fakta sudah diolah dengan teori atau ilmu yang lain, sedangkan dalam Informative Writing fakta disajikan begitu saja secara langsung. Tergolong dalam Scientific Writing antara lain, buku,

laporan penelitian, makalah, dan artikel ilmiah, sedangkan yang tergolong dalam Informative Writing antara lain berita, kisah perjalanan, riwayat hidup, dan laporan peristiwa. Scientific Writing (karya ilmiah) adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Dari definisi ini, dalam bahasa lain kita juga dapat melihat adanya dua komponen dalam karya ilmiah, yaitu komponen yang menyangkut masalah substansi karya ilmiah itu sendiri (isi karangan) dan komponen yang menyangkut masalah teknik penulisannya. Masalah substansi menyangkut isi karya ilmiah, yang dalam hal ini dapat berwujud permasalhan, teori yang digunakan, metode, dan pembahasannya; sedangkan komponen tata tulis antara lain menyangkut bahasa yang digunakan, penulisan sistematika, penulisan kutipan, penulisan daftar pustaka, penulisan lampiran, dan penulisan tabel atau skema. Dalam hal teknik penulisan ini, hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa penulisan karya ilmiah berbeda sekali dengan penulisan karya kreatif (sastra). Jika penulisan karya satra merupakan seni, maka penulisan karya ilmiah merupakan teknik. Sebgai sebuah teknik, penulisan karya ilmiah harus mengikuti gaya yang telah ditentukan. Selain definisi di atas kita juga dapat melihat karya ilmiah dari sudut pandang lain, yaitu bahwa karya ilmiah adalah karya atau karangan yang bersifat ilmiah. Karena kata ilmiah bersifat keilmuan, maka karya ilmiah juga berarti karya keilmuan yang konsekuensinya haruslah memenuhi syarat standar keilmuan, yaitu bersifat objektif, logis, dan teleologis. Objektif berarti sesuai kenyataan, tidak dibuat-buat, dan menampilkan apa yang merupakan hasil serapan, pengalaman, atau penerapan penulis. Dalam pengertian objektif disini juga mencakup makna tidak memihak. Logis artinya rasional , sesuai dengan penalaran orang normal, dan mengikuti alur pikir yang universal.disini juga berarti memiliki sistematika yang baku, menggunakan aturan-aturan yang ditentukan, dan memiliki bentuk atau model yang dapat dipertanggung

jawabkan.teleologis berarti memiliki tujuan. Artinya, sebuah karya ilmiah haruslah berangkat dari suatu pertanyaan dan hasil uraiannya mencoba menjawab pertanyaan tersebut. Dari uraian di atas terlihat bahwa karya ilmiah memiliki persamaan sekaligus perbedaan dengan Informative Writing (karya informatif).persamaannya terletak pada isidan substansinya, yaitu sama-sama merupakan fakta umum. Perbedaannya, fakta dalm karya ilmiah merupakan fakta keilmuan, sedangkan fakta dalam karya informatif merupakan fakta peristiwa. Selain itu, cara penyampaiannya juga berbeda. Karya ilmiah disampaikan dengan metode penulisan yang baku, sedangkan karya informatif tidak selalu baku. Dalm perkembangan selanjutnya, diantara Scientific Writing dan Informative Writing muncul jenis karangan baru yang kemudian dikenal dengan istilah karya ilmiah populer yang secara sederhana dapat diartikan sebagai karya ilmiah yang disampaikan secara populer. Dilihat dari substansinya, karangan tersebut sama dengan karya ilmiah, namun jika dilihat dari teknik penulisannya sama dengan karya informatif atau karya imajinatif. 2. Ciri-ciri Karya Ilmiah Secara umum karya ilmiah dapat dibedakan dengan karya non ilmiah melalui ciri cirinya sebagai berikut: 1. Menyajikan fakta objektif secara sistematis atau menyajikan aplikasi hukum alam pada situasi spesifik. 2. Penulisannya cermat, tepat, dan benar serta tulus. Tidak memuat terkaan,. Pernyataan-pernyataan yang disampaikan tidak mengandung penafsiran pribadi dan tak berefek samping. 3. Tidak mengejaar keuntungan pribadi, yakni tidak berambisi agar pembaca berpihak kepadanya. Motivasi penulis hanya untuk memberitahukan sesuatu. Penulis ilmiah tidak ambisius dan tidak berprasangka.

4.

Karangan ilmiah bersifat sistematis, tiap langkah direncanakan secara sistematis terkendali, secara konseptual, dan procedural.

5.

Karangan ilmiah tidak bersifat emotif, tidak menonjolkan perasaan. Karangan ilmiah menyajikan sebab musabab dan alasan yang dikemukakan induktif, mendorong untuk menarik simpulan tidak terlalu tinggi dan bukan ajakan.

6.

Tidak memuat pandangaan-pandangan tanpa pendukung kecuali dalam hipotesis kerja.

7.

Ditulis secara tulus dan memuat hanya kebenaran. Tidak memancing pertanyaan-pertanyaan yang bernada keraguan.

8.

Karangan ilmiah tidak bersifat argumentatif. Karangan yang ilmiah mungkin mencapai simpulan tetapi penulisannya membiarkan fakta berbicara sendiri.

9.

Karangan ilmiah tidak bersifat persuasive, yang dikemukakan fakta dan aplikasi hukum alam kepada problem spesifik. Tujuan karangan ilmiah dapat mendoorong pembaca mengubah pendapat tetapi tidak melalui ajakan, argumentasi, sanggahan, protes.

10. Karangan ilmiah tidak melebih-lebihkan sesuatu. Dalam karangan ilmiah hanya menyajikan kebenaran fakta; oleh sebab itu

memutarbalikkan fakta akan menghancurkan tujuan penulisan karangan ilmiah. Melebih-lebihkan sesuatu itu umumnya didorong oleh motif mementingkan diri sendiri. Mukh Doyin dan Ety Syarifah dalam bukunya yang berjudul Karya Tulis Ilmiah : Bentuk dan Teknik Penulisannya (2008) menyimpulkan ciri karya ilmiah dari dua sisi yaitu dari sisi substansi atau isi dan dari sisi cara penulisannya. Dilihat di substansi atau isinya ciri karya ilmiah antara lain sebagai berikut: 1. Berisi fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya Fakta yang dapat kita angkat dalam karya ilmiah haruslah ffakta yang bersifat objektif.. dalam arti dapat dibuktikan kebenarannya.

2.

Didukung oleh teori yang ada Sebagai bukti keilmiahannya, sebuah karya ilmiah selalu didasarkan pada teori yang ada. Fungsi teori itu bermacam-macam, antara lain sebagai acuan atau pedoman dalam penulisan karya ilmiah dan sebagai pijakan awal untuk menulis.

3.

Tidak bersifat emosiaonal Yang berbicara dalam karya ilmiah adalah fakta. Dipercaya atau tidak isi karya ilmiah oleh pembaca sangat ditentukan oleh fakta yang kita sajikan. Maka tidak perlu menulis karya ilmiah secara persuasive maupun sugestif untuk mempengaruhi pembaca untuk percaya atau mengikuti pendapat kita.

Adapun dilihat dari sisi teknik penulisannya karya ilmiah memiliki beberapa ciri berikut ini: 1. Menggunakan ragam bahasa Indonesia Ilmiah Ragam bahasa Indonesia Ilmiah disebut ragam baku. Sampai saat ini Pusat bahasa sudah mengeluarkan Ejaan yang Disempurnakan (EYD), Pedoman Umum Tata Bentukan Istilah, Pedoman pemenggalan kata, Pedoman Pengindonesiaan Istilah Asing, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, dan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pedoman-pedoman tersebut merupakan panduan untuk menggunakan bahasa Indonesia yang benar, yitu bahasa indnesia yang sesuai dengan kaidah yang telah dibakukan. 2. Mengikuti sistematika yang sudah ditentukan Sistematika masing-masing bentuk karya ilmiah sudah baku. Secara umum karya ilmiah terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian pengenalan, bagian isi, dan bagian penutup. Rincian masing-masing bagian tersebut disesuaikan dengan bentuk atau jenis karya ilmiah. Dengan konsistensi seperti inilah kita akan dengan mudah membedakan mana artikel ilmiah konseptual, mana makalah, dan mana laporan penelitian.

3.

Bersifat Proporsional Bersifat Proporsional artinya besaran bagian yang satu dan yang lain harus sesuai dengan ketentuan.

4.

Memiliki acuan yang jelas Salah satu perbedaan kongkrit antara karya ilmiah dan karya nonilmiah adalah adanya acuan yang jelas. Acuan ini pada akhirnya dituliskan dalam bentuk kutipan dan daftar pustaka. Dengan demikian, semakin baru dan semakin tinggi bobot pustaka yang kita acu, akan semakin berbobot pula tulisan yang kita buat.

5.

Bersifat Konsisten Sistematika karya ilmiah ada beberapa macam. Kita boleh memilih salah satunya dengan alasan tertentu, misalnya gaya selingkung. Namun ketika kita sudah menetapkan satu bentuk sistematika, kita harus konsisten sampai akhir tulisan.

BAB III PENUTUP

A.

Simpulan Karya ilmiah menyajikan fakta umum, yaitu fakta yang dapat dibuktikan benar tidaknya dan ditulis dengan cara penulisan yang standar, sedangkan karya nonilmiah menyajikan fakta pribadi yaitu fakta yang ada pada diri seseorang atau yang ada dalam batin seseorang yang bersifat subjektif dan ditulis dengan cara penulisan yang mungkin saja bisa tidak standar. Fakta yang disajikan dalam karangan ilmiah adalah fakta umum, yaitu fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya secara ilmiah oleh siapa saja dengan prosedur yang konsisten.

B.

Saran Dalam penulisan karya ilmiah haruslah sdengan penulisan yang benar yaitu dengan menggunakan EYD dalam Bahas Indonesia. Dalam karya ilmiah haruslah menyajikan fakta yang umum dan dapat dibuktikan kebenarannya oleh siapa saja dengan prosedur yang konsisten.

DAFTAR PUSTAKA
Mukh Doyin dan Wagiran, Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya Ilmiah, Pusat Pengembangan MKU dan MKDK LP3 Universitas Negeri Semarang, 2011

Anda mungkin juga menyukai