Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM KESEHATAN LINGKUNGAN PEMBUATAN PESTISIDA NABATI MENGGUNAKAN DAUN MIMBA (Azadirachta indica) PADA HAMA BELALANG

(Phlaeoba fumosa)

Disusun Oleh : Kelompok 5 B1 1. Chayang Yanisa Yunika 2. Mohammad Nasrullah 3. Binti Mahfudhoh 4. Nadia Loliana Kelas 6B (101011005) (101011016) (101011024) (101011136)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2013

DAFTAR ISI DAFTAR ISI............................................................................................. BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 1.3 Tujuan........................................................................................... 1.4 Manfaat......................................................................................... BAB II DASAR TEORI............................................................................ 2.1 Pestisida........................................................................................ 2.2 Daun Mimba................................................................................. 2.3 Belalang........................................................................................ 2.4. Deterjen ...................................................................................... BAB III METODE PRAKTIKUM ........................................................... 3.1 Alat dan Bahan............................................................................. 3.2 Prosedur Kerja.............................................................................. 3.3 Lokasi Praktikum.......................................................................... 3.4 Waktu Pelaksanaan Praktikum..................................................... 3.5 Rincian Biaya............................................................................... BAB IV HASIL PENGAMATAN ........................................................... BAB V PEMBAHASAN .......................................................................... BAB VI PENUTUP .................................................................................. 6.1. Kesimpulan ................................................................................. 6.2. Saran ........................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... LAMPIRAN.............................................................................................. i 1 1 1 1 2 3 3 6 9 11 12 12 12 13 14 14 15 18 20 20 20 21 23

BAB I

i 2

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pestisida nabati merupakan pestisida dengan bahan dasar tanaman bergetah. Pestisida nabati telah lama digunakan oleh petani dan kini mulai diminati oleh banyak kalangan karena harganya lebih murah. Selain itu pestisida pestisida. Pestisida nabati dapat dibuat dengan teknologi sederhana yang mudah dikerjakan oleh petani atau masyarakat umum. Jenis pestisida ini dimanfaatkan dalam bentuk larutan, hasil perasan, rendaman, ekstrak dan rebusan dari bagian tanaman (daun, batang, akar). Adapun jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan misalnya daun Mimba atau Azadirachta indica. Mimba (Azadirachta indica) merupakan salah satu tumbuhan sumber bahan pestisida (pestisida nabati) yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian hama. Penanaman dapat dilakukan melalui stek, cangkok, dan biji. Bagian tanaman mimba yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati adalah daunnya. Ekstrak daun mimba mengandung senyawa aktif utama azadiraktin yang berfungsi sebagai insektisida pada hama belalang. 1.2. Rumusan Masalah a. Apa definisi dari pestisida nabati? b. Bagaimana cara memanfaatkan daun Mimba sebagai pestisida nabati untuk membasmi hama belalang (Phlaeoba fumosa) ? 1.3. Tujuan Praktikum a. Tujuan Umum Membuktikan dan menguji pestisida nabati dari daun Mimba (Azadirachta indica) sebagai pembasmi hama belalang. b. Tujuan Khusus kimiawi telah mengakibatkan hama pengganggu tanaman mengalami mutasi gen sehingga menjadi kebal terhadap beberapa jenis

1) Mengetahui cara pemanfaatan daun mimba sebagai pestisida nabati untuk membasmi hama belalang (Phlaeoba fumosa). 2) Mengetahui perbedaan efek pestisida mimba yang diberi deterjen dan yang tidak. 1.4. Manfaat 1) Dapat memanfaatkan daun mimba sebagai pestisida nabati yang aman bagi lingkungan untuk membasmi belalang (Phlaeoba fumosa). 2) Dapat mengurangi gangguan hama belalang (Phlaeoba fumosa).

BAB II

DASAR TEORI 2.1. Dasar Teori 2.1.1 Pestisida Menurut PP RI No.6 tahun 1995 dalam Soemirat (2005), pestisida didefinisikan sebagai zat atau senyawa kimia, zat pengatur tubuh dan perangsang tubuh, bahan lain, serta mikroorganisme atau virus yang digunakan untuk perlindungan tanaman.. Berdasarkan asal katanya pestisida berasal dari bahasa inggris yaitu pest berarti hama dan cida berarti pembunuh. Menurut peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973 dalam Kementrian Pertanian (2011) pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk : 1) Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit yang merusak tanaman atau hasil-hasil pertanian. 2) Memberantas rerumputan. 3) Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman, tidak termasuk pupuk. 4) Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan peliharaan dan ternak. 5) Memberantas dan mencegah hama-hama air. 6) Memberikan atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan alat-alat pengangkutan, memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air. a. Definisi

Menurut Djojosumarto (2008) pestisida yang digunakan di bidang pertanian secara spesifik sering disebut produk perlindungan tanaman (crop protection products) untuk membedakannya dari produk-produk 5

yang digunakan dibidang lain. Menurut Widianto (2010) selain efektifitasnya yang tinggi, pestisida banyak menimbulkan efek negatif yang merugikan. Dalam pengendalian pestisida sebaiknya pengguna mengetahui sifat kimia dan sifat fisik pestisida, biologi dan ekologi organisme pengganggu tanaman. b. Macam Pestisida terbagi menjadi beberapa jenis menurut sasarannya. Wudianto membaginya ke dalam beberapa jenis yaitu: 1) Insektisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia yang bisa mematikan semua jenis serangga. 2) Fungisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun dan bisa digunakan untuk memberantas dan mencegah fungsi/cendawan. 3) Bakterisida. Disebut bakterisida karena senyawa ini mengandung bahan aktif beracun yang bisa membunuh bakteri. 4) Nermatisida, digunakan untuk mengendalikan nematoda. 5) Insektisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia yang bisa mematikan semua jenis serangga. 6) Pestisida berperan ganda yaitu pestisida yang berperan untuk membasmi 2 atau 3 golongan organisme pengganggu tanaman. 7) Akarisida atau mitisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh tungau, caplak dan labalaba. 8) Rodenstisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang digunakan untuk mematikan berbagai jenis binatang pengerat, misalnya tikus. 9) Moluskisida adalah pestisida untuk membunuh moluska, yaitu : siput, bekicot serta tripisan yang banyak dijumpai di tambak.

10) Pestisida lain seperti Pisisida, Algisida, Advisida dan lain-lain.

Berdasarkan asal bahan yang digunakan untuk membuat pestisida, maka pestisida dapat dibedakan ke dalam empat golongan yaitu: 1) Pestisida Sintetik, yaitu pestisida yang diperoleh dari hasil sintesa kimia, contoh: organoklorin, organofospat, dan karbamat. 2) Pestisida Nabati, yaitu pestisida yang berasal dari tumbuhtumbuhan, contoh: neem oil yang berasal dari pohon mimba. 3) Pestisida Biologi, yaitu pestisida yang berasal dari jasad renik atau mikrobia, contoh: jamur, bakteri atau virus. 4) Pestisida Alami, yaitu pestisida yang berasal dari bahan alami, contoh: bubur bordeaux. c. Pengertian, Cara Kerja dan Manfaat Pestisida Nabati Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuh-tumbuhan (buah, biji atau akar). Pestisida mempunyai beberapa manfaat yang sangat berguna bagi manusia terutama di bidang pertanian dan perkebunan. Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tanaman atau tumbuhan yang sebenarnya yang ada di sekitar kita. Penggunaan pestisida nabati selain dapat mengurangi pencemaran lingkungan, harganya relatif murah apabila dibandingkan dengan pestisida kimia. Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik antara lain : 1) Merusak perkembangan telur, larva dan pupa 2) Menghambat penggantian kulit 3) Mengganggu komunikasi serangga 4) Menyebabkan serangga menolak makan 5) Menghambat reproduksi serangga betina 6) Mengurangi nafsu makan 7) Memblokir kemampuan makan serangga 8) Mengusir serangga 7

9) Menghambat perkembangan patogen penyakit Pestisida sebagai berikut: 1) Murah dan mudah dibuat oleh petani 2) Relatif aman terhadap lingkungan 3) Tidak menyebabkan keracunan pada tanaman 4) Sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama 5) Kompatibel digabungkan dengan cara pengendalian yang lain 6) Menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu pestisida kimia Namun pestisida nabati juga mempunyai beberapa kekurangan, antara lain : 1) Daya kerjanya relatif lambat bila dibandingkan dengan pestisida sintetik 2) Tidak membunuh jasad sasaran secara langsung, namun ada selang waktu hingga sasaran mati 3) Tidak tahan terhadap sinar matahari 4) Tidak tahan disimpan sehingga perlu bahan pengawet 5) Kadang-kadang harus disemprotkan berulang-ulang untuk mendapatkan hasil yang memuaskan 2.1.2. Daun Mimba a. Deskripsi Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, kedudukan tanaman mimba menurut Rukmana (2002), adalah sebagai berikut : Devisio Sub devisio Kelas Ordo : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledone : Rutales nabati mempunyai beberapa keunggulan dan

kekurangan . keunggulan dari pestsida nabati diantaranya adalah

Famili Genus Spesies

: Meliaceae : Azadirachta : Azadirachta indica

Berdasarkan literatur yang ada dari famili meliaceae, telah dikenal tiga tanaman kerabat dekat tanaman mimba yaitu tanaman mindi (Melia azedarach), suren (Toona sureni) dan Xylocarpos molucensis. Dibandingkan ketiga jenis tanaman tersebut, akhir-akhir ini tanaman mimba paling banyak diteliti karena bahan aktif yang terdapat di dalamnya sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai obat tradisional. b. Karakteristik Mimba Merupakan pohon yang tingi batangnya dapat mencapai 20 m. Kulit tebal, batang agak kasar, daun menyirip genap, dan berbentuk lonjong dengan tepi bergerigi dan runcing, sedangkan buahnya merupakan buah batu dengan panjang 1 cm. Buah mimba dihasilkan dalam satu sampai dua kali setahun, berbentuk oval, bila masak daging buahnya berwarna kuning, biji ditutupi kulit keras berwarna coklat dan didalamnya melekat kulit buah berwarna putih. Batangnya agak bengkok dan pendek, oleh karena itu kayunya tidak terdapat dalam ukuran besar . Daun mimba tersusun spiralis, mengumpul di ujung rantai, merupakan daun majemuk menyirip genap. Anak daun berjumlah genap diujung tangkai, dengan jumlah helaian 8-16. tepi daun bergerigi, bergigi, beringgit, helaian daun tipis seperti kulit dan mudah laya. Bangun anak daun memanjang sampai setengah lancet, pangkal anak daun runcing, ujung anak daun runcing dan setengah meruncing, gandul atau sedikit berambut. Panjang anak daun 3-10,5 cm. Helaian anak daun berwarna coklat kehijauan, bentuk bundar telur memanjanga tidak setangkup sampai serupa bentuk bulan sabit agak melengkung, panjang helaian daun 5 cm, lebar 3 cm sampai 4 cm.

Ujung daun meruncing, pangkal daun miring, tepi daun bergerigi kasar. Tulang daun menyirip, tulang cabang utama umumnya hampir sejajar satu dengan lainnya. c. Kandungan Mimba Daun mimba mengandung senyawa-senyawa diantaranya adalah sitosterol, hyperoside, nimbolide, quercetin, quercitrin, rutin, azadirachtin, dan nimbine. Beberapa diantaranya diungkapkan memiliki aktivitas antikanker. Daun mimba mengandung nimbin, nimbine, 6-desacetylbimbine, nimbolide dan quercetin d. Manfaat Mimba Daun mimba mempunyai manfaat yang banyak terutama dalam dunia kesehatan. Penggunaan secara tradisional di Indonesia kurang populer. Hal ini karena masih rendahnya hasil penelitian yang mendukung penggunaan mimba sebagai tanaman obat. Tanaman obat di Indonesia berkembang secara turun-temurun berdasar pengalaman. Daun Azadirachta indica berkhasiat sebagai obat untuk mengatasi demam dan untuk menguatkan badan. Untuk obat demam dipakai kira-kira 10 gram daun segar Azadirachta indica, dicuci, kemudian direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit. Setelah hasil rebusan tersebut dingin, kemudian disaring. Hasil dari saringan tersebut diminum sekaligus. Daun mimba (Azadirachta indica A. Juss) mengandung zat-zat aktif seperti flavonoid, tanin dan saponin. Flavonoid adalah salah satu grup dari polivenol alami (Robinson, 1995). Jawetz et al., (1992), menyatakan fenol dan banyak senyawa fenolik merupakan unsurunsur antibakteri yang kuat. Daun mimba mempengaruhi pertumbuhan Staphylococcus aureus, yaitu salah satu bakteri penyebab ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) semakin tinggi konsentrasi dekok daun mimba (Azadirachta indica A. Juss) maka akan semakin rendah pertumbuhan bakteri Staphyloccus aureus. Akibat kerja dari flavonoid, tanin, dan saponin yang terdapat dalam daun mimba, menyebabkan rusaknya membran sitoplasma

10

Staphylococcus aureus. Rusaknya membran sitoplasma menyebabkan ion anorganik yang penting, nukleotida, koenzim, dan asam amino merembes keluar sel, serta mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi. 2.1.2 Belalang a. Karakteristik Belalang Pada penelitian ini kami menggunakan belalang coklat (Phlaeoba fumosa). Berikut ini adalah klasifikasi belalang coklat 1) Nama latin 2) Nama umum 3) Klasifikasi Kingdom Filum Kelas Ordo Family Genus 4) Spesies : Phlaeoba fumosa : Belalang Coklat : : Animalia : Arthropoda : Insecta : Orthoptera : Acrididae : Phlaeoba : Phlaeoba fumosa

b. Ciri-ciri morfologi dari spesimen Umumnya berwarna coklat, memiliki tiga pasang tungkai, memiliki kepala tunggal, tubuh terdiri dari toraks, caput, dan abdomen yang berwarna kuning. c. Tanaman Inang 1) Tanaman Inang utama d. Gejala Serangan 1) Daun mudah rebah 2) Daun berlubang e. Habitat : padi, jagung 2) Tanaman Inang alternatif: kacang panjang, kedelai

11

Belalang merupakan salah satu serangga yang tergolong hama penting pada tanaman padi. Belalang ini termasuk serangga herbivor dalam ordo Ortophera. Serangga ini memakan daun padi dan membuat tanaman padi sulit berfotosintesis. Mayoritas belalang hidup di setiap bagian dunia, terutama di hujan tropis basah. Umumnya banyak dijumpai hidup bergerombol pada tanaman talas, padi, rerumputan, dan semak-semak. Belalang mengalami metamorfosis sebagian. Telur-telur diletakan di dalam tanah atau di dalam batang talas. Telur kemudian menetas dan berkembang menjadi nimfa yang selalu hidup bergerombol pada tanaman padi atau rerumputan. Setelah nimfa berkembang sempurna, nimfa-nimfa tersebut berganti fase menjadi fase dewasa yang telah memiliki sayap sempurna. f. Kerugian yang Ditimbulkan Belalang adalah hama rakus yang sangat merugikan, mereka makan mulai dari daun jati, pisang, padi, jagung hingga tebu. Lima puluh ekor belalang dewasa dapat menghabiskan makanan setara dengan seekor sapi dewasa. Belalang merupakan hama penting bagi tanaman padi. Keberadaan belalang pada sawah padi, dapat menyebabkan tumbuhan padi tidak tumbuh dengan maksimal dan dapat mengurangi hasil panen. Hama belalang menyerang lahan pertanian di Kecamatan Kupang barat, Kabupaten Kupang. Sekitar 177 hektar padi gogo dan tanaman lainnya yang tersebar di Desa Tesabela, Sumlili dan Oematnunu, dilaporkan telah terserang dan kemungkinan besar mengalami gagal panen. Seperti dilaporkan sebuah media nasional, meluasnya penyebaran hama belalang diperkirakan akan mengurangi hasil produksi padi sampai 70 persen dan bisa berdampak buruk pada ketahanan pangan. Dari tiga desa yang terserang, Desa Tesabela mengalami kerugian terbesar, 30-40 hektar lahan dalam kondisi kritis. Serangan hama belalang tersebut telah menambah penderitaan masyarakat NTT. Sedikitnya, 15 kabupaten mengalami krisis pangan karena gagal panen akibat kekeringan berkepanjangan sehingga

12

masyarakat terpaksa mengkonsumsi makanan non beras seperti putak, biji asam, kacang hutan, jagung, dan ubi-ubian. Dengan demikian, belalang adalah salah satu hama yang sangat merugikan bagi petani. Hama ini perlu dibasmi untuk pencapaian hasil panen yang maksimal bagi para petani. Namun demikian, pembasmian hama belalang akan lebih efektif dan efisien apabila menggunakan bahan yang aman bagi lingkungan seperti pestisida nabati yang terbuat dari daun mimba. 2.1.3. Deterjen Deterjen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Bahan baku untuk pembuatan deterjen ini terdiri dari beberapa jenis, yaitu bahan aktif, bahan pengental (filler), dan bahan tambahan (additif). Bahan aktif yang digunakan adalah jenis surfaktan yang merupakan bahan utama pembuatan deterjen karena bahan ini mempunyai kemampuan mengikat dan mengangkat kotoran. Surfaktan menurunkan tegangan permukaan air dengan mematahkan ikatan-ikatan hidrogen pada permukaan. Setelah mencapai konsentrasi tertentu, tegangan permukaan akan konstan walaupun konsentrasi surfaktan ditingkatkan. Dalam pembuatan pestisida nabati ini, deterjen berfungsi sebagai perekat agar pestisida nabati dapat menempel pada permukaan daun tanaman yang diaplikasikan menggunakan pestisida nabati (Pratama, 2012). Selain itu deterjen dalam pestisida nabati berfungsi sebagai larutan penyangga. Fungsinya, untuk mempercepat proses bercampurnya bahan yang dikandung tanaman dengan air.

13

BAB III METODE PRAKTIKUM

3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat a. Alat penghancur (penumbuk) b. Sprayer (7 buah) c. Tempat untuk menampung larutan (botol) d. Timbangan e. Kain furing f. Botol plastik (7 buah) 3.1.2. Bahan a. Daun Mimba b. Air c. Deterjen d. Belalang (14 ekor) e. Rumput 3.2 Prosedur Kerja 3.2.1. Pembuatan Larutan Pestisida Nabati Secara umum pembuatan larutan pestisida nabati mimba adalah berikut: a. Menghaluskan daun mimba segar dengan menggunakan alat yang telah disediakan. b. Merendam daun halus di dalam 250 ml air selama semalam (12 jam)

14

c. Menyaring larutan dengan kain furing d. Mencampurkan hasil penyaringan dengan detergen lalu diaduk rata. e. Memasukkan hasil saringan ke dalam botol sprayer

Tabel 2.1. Pembuatan Pestisida Mimba untuk Beberapa Perlakuan Botol Komposisi (Air 250 ml) Tanpa Detergen (1) Dengan Deterjen (2) Variabel Kontrol Mimba 25 g Mimba 25 g + Deterjen 0,25 g Mimba 50 g Mimba 50 g + Deterjen 0,5 g Mimba 75 g Mimba 75 g + Deterjen 0,75 g

X 1 dan 4 2 dan 5 3 dan 6

3.2.2. Prosedur Perlakuan a. Setelah pestisida nabati daun Mimba jadi, langkah selanjutnya yaitu memasukkan larutan tersebut ke 7 sprayer sesuai dengan kategori yang telah ditetapkan b. Menyiapkan media berupa 7 botol plastik yang permukaannya dilubangi untuk ventilasi udara c. Memasukkan rumput secukupnya ke dalam setiap botol plastik d. Memasukkan belalang sebanyak dua ekor ke setiap botol plastik e. Setelah belalang dimasukkan, menyemprotkan pestisida nabati daun Mimba sesuai kategori ke dalam botol 1 sampai 6 sebanyak lima semprotan. Botol X sebagai variabel kontrol (hanya disemprot air tanpa penambahan apapun). f. Penyemprotan pestisida nabati daun mimba diakukan setiap 24 jam sekali selama 5 hari g. Menambahkan rumput sebagai makanan belalang sesuai kebutuhan (ketika rumput sudah habis) h. Mengamati belalang pada masing-masing botol dan mencatan perubahan yang terjadi setiap waktu

15

3.3 Lokasi Praktikum Lokasi praktikum di Jalan Mulyorejo Utara 175, Surabaya.

3.4 Waktu Pelaksanaan Praktikum Tabel 2.2 Jadwal Pelaksanaan Praktikum Kegiatan Pembuatan proposal praktikum Persiapan dan pencarian alat dan bahan Pelaksanaan Penyusunan laporan praktikum Maret 2013 April 2013 Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu ke 2 ke 3 ke 4 ke 1 ke 2 ke 3 ke 4

3.5 Rincian Biaya a. Belalang b. Pembuatan kotak c. Deterjen d. Kain furing Total : Rp 20.000 : Rp 20.000 : Rp 5.000 : Rp 10.000 : Rp 55.000

16

BAB IV HASIL PENGAMATAN Pengamatan dilakukan selama enam hari pengamatan (107 jam) mulai pada tanggal 19 April 2013 sampai 24 April 2013. Selain diberi perlakuan dengan menyemprot belalang menggunakan pestisida nabati, belalang juga diberi rumput. Berikut merupakan hasil pengamatan: Tabel 4.1. Timeline Perlakuan Hari ke1 2 Tanggal 19-Apr-13 20-Apr-13 Jam 21.00 09.00 11.30 09.00 11.50 07.00 19.00 06.00 Semprot+rumpu 06.30 20.00 08.00 t Mati satu (75gr+detergen) 6 24-Apr-13 Semprot Mati satu (75gr) Mati satu (25 gr) Perlakuan Semprot+rumpu t Semprot Semprot+rumpu 3 4 21-Apr-13 22-Apr-13 t Mati satu (50gr+detergen) Semprot Mati satu (50gr) Mati satu (50gr) Mati satu (75gr) Keterangan

Mati satu (75gr+detergen) Mati satu (50gr+detergen)

23-Apr-13

17

Tabel 4.2. Tabel Pengamatan Hari ke1 2 3 4 5 6 Tanggal jam Jam Perlakuan Kematian Belalang pada Media X 1 2 3 4 5 1 1 1 1 1 2 1 1 0 1 2 0 2 1 2 6 1

ke19 april 21.00 0 Semprot+rumput 20 april 09.00 12 Semprot 11.30 1 21 april 09.00 36 Semprot+rumput 10.50 37 22 april 07.00 58 Semprot 19.00 70 23 april 06.00 81 06.30 81 Semprot+rumput 20.00 95 24 april 08.00 107 Semprot TOTAL KEMATIAN BELALANG

Keterangan Media X : Kontrol 1 : Disemprot dengan Larutan Mimba 25 gram 2 : Disemprot dengan Larutan Mimba 50 gram 3 : Disemprot dengan Larutan Mimba 75 gram 4 : Disemprot dengan Larutan Mimba 25 gram + detergen 0,25 gram 5 : Disemprot dengan Larutan Mimba 50 gram + detergen 0,5 gram 6 : Disemprot dengan Larutan Mimba 75 gram + detergen 0,75 gram Berikut merupakan hasil praktikum 1. Pada variabel kontrol tidak ada kematian belalang setelah pengamatan selama enam hari. 2. Pada perlakuan satu (larutan mimba 25 gram) kematian belalang terjadi setelah penyemprotan keempat dan kematian belalang ke dua setelah penyemprotan keenam.

18

3. Pada perlakuan dua (larutan mimba 50 gran) kematian belalang terjadi setelah penyemprotan keempat dan belalang lain masih hidup. 4. Pada perlakuan tiga (larutan mimba 75 gram) kematian belalang terjadi setelah penyemprotan keempat dan kematian belalang ke dua setelah penyemprotan kelima. 5. Pada perlakuan empat (larutan mimba 25 gram+ deterjen 0,25 gram) kedua belalang masih hidup. 6. Pada perlakuan lima (larutan mimba 50 gram + deterjen 0,5 gram) kematian belalang terjadi setelah penyemprotan kedua dan kematian belalang kedua setelah penyemprotan ketiga. 7. Pada perlakuan enam (larutan mimba 75 gram + deterjen 0,75) kematian belalang terjadi setelah penyemprotan kedua dan kematian belalang ke dua setelah penyemprotan kelima.

BAB V PEMBAHASAN

19

Pestisida nabati dari daun Mimba ini merupakan insektisida, yaitu pestisida yang berfungsi untuk membunuh hama serangga. Hasil pengamatan yang didapat dari praktikum selama enam hari pengamatan (107 jam), diperoleh hasil kematian belalang sebagai berikut : 1. Perlakuan 1 yaitu pemberian semprotan larutan mimba dengan dosis 25 gram menyebabkan kematian belalang pada jam ke-81 dan ke-107 2. Perlakuan 2 yaitu pemberian semprotan larutan mimba dengan dosis 50 gram menyebabkan kematian belalang pada jam ke-70. Satu belalang hidup hingga akhir pengamatan 3. Perlakuan 3 yaitu pemberian semprotan larutan mimba dengan dosis 75 gram menyebabkan kematian belalang pada jam ke-81 dan ke-95 4. Perlakuan 4 yaitu pemberian semprotan larutan mimba dengan dosis 25 gram ditambah 25 gram deterjen tidak menyebabkan kematian belalang hingga akhir pengamatan 5. Perlakuan 5 yaitu pemberian semprotan larutan mimba dengan dosis 50 gram ditambah 25 gram deterjen menyebabkan kematian belalang pada jam ke-14 dan ke-37 6. Perlakuan 6 yaitu pemberian semprotan larutan mimba dengan dosis 75 gram ditambah 0, 5 gram deterjen menyebabkan kematian bellng di jam ke-12 dan ke-95 Belalang yang mati satu tedapat pada perlakuan 2 yaitu pemberian semprotan larutan mimba dengan dosis 50 gram. Sementara belalang yang masih hidup hingga akhir pengamatan adalah perlakuan ke-4 yaitu pemberian semprotan larutan mimba dengan dosis 25 gram dengan ditambah 0,25 gram deterjen. Menurut kecepatan waktu terjadinya kematian belalang, perlakuan 6 merupakan yang tercepat dapat membunuh belalang. Sedangkan yang paling lambat membunuh belalang pada perlakuan 1. Detergen yang digunakan pada pembuatan pestisida nabati menggunakan daun mimba (Azadirachta indica A. Juss) berfungsi sebagai larutan penyangga. Fungsinya, untuk mempercepat proses bercampurnya bahan (emulsifier).

20

21

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan oleh kelompok kami, dapat disimpulkan bahwa : a. Pestisida nabati dengan menggunakan daun Mimba (Azadirachta indica A. Juss) terbukti dapat membunuh belalang (Phlaeoba fumosa) b. Kematian tercepat terjadi pada larutan pestisida nabati yang ditambahi larutan deterjen. c. Meskipun terbukti dapat membunuh hama, namun pestisida nabati Mimba ini memerlukan waktu yang cukup untuk membunuh belalang. d. Diperlukan penyemprotan berulang kepada belalang agar tetap mendapatkan efek yang optimal. 6.2 Saran Saran yang dapat diberikan dalam pemanfaatan daun Mimba sebagai pestisida alami antara lain: a. Pestisida nabati sangat rentan terhadap sinar matahari, oleh karena itu larutan pestisida harus disimpan di tempat teduh dan tidak terkena sinar matahari langsung. b. Penyemprotan pada tempat yang terbuka sebaiknya dilakukan pada saat pagi atau sore hari karena mengiangt sifat pestisida alami yang rentan terhadap sinar matahari. c. Penyemprotan pestisida sebaiknya diulangi secara berkala agar efek pestisida tidak turun.

22

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013.

2011.

Tanaman

Mimba.

Dikutip

dari

http://www.ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=419. Diakses tanggal 10 Maret

Anonim. 2012. Morfologi Belalang. Dikutip dari http://d5d.org/morfologibelalang#.UTx59mEVi40. Diakses tanggal 10 Maret 2013. Anonim.2012. Nama Latin Belalang. Dikutip dari http://d5d.org/nama-latinbelalang#.UTx5_mEVi40. Diakses tanggal 10 Maret 201. Diana, Wulan. 2009. Dampak Negatif Penggunaan Pestisida di Lingkungan http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1106/1/fp-diana.pdf. Diakses tanggal 19 mei 2011 Djojosumarto, P. 2008. Pestisida dan Aplikasinya. PT. Agromedia Pustaka, Jakarta. Huda, Syamsul. 2011. Pengendalian Hama Belalang. Dikutip dari

http://syamsulhuda-fst09.web.unair.ac.id/artikel_detail-23195-pertanianPENGENDALIAN%20HAMA%20BELALANG.html. Diakses tanggal 10 Maret 2013. Kementrian Pertanian.2011. Pedoman Pembinaan Penggunaan Pestisida. Jakarta: Direktorat Jenderal Prasaranan dan Sarana Kementrian Pertania. Masluhiya, Swaidatul. 2011. Pemanfaatan Daun Mimba (Azadirachta indica). Dikutip dari http://jamu.biologi.ub.ac.id/?page_id=397. Diakses tanggal 10 Maret 2013. Octavianty, Yuke. 2008. Ensiklopedia Serangga. Depok : Penebar Swadaya.

23

Plantus.

2007.

Atasi

Hama

Belalang

secara

Organik.

Dikutip

dari

http://anekaplanta.wordpress.com/2008/03/02/atasi-hama-belalang-secaraorganik/ .Diakses tanggal 10 Maret 2013. Pratama, Dodik. 2012. Praktikum Pestisida Nabati.

http://dodikfaperta.blogspot.com/2012/03/praktikum-pestisida-nabati.html. Diakses tanggal 30 April 2013. Soemirat, J. 2005. Toksikologi Lingkungan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Wowiling, Jaeneke. 2010. Pestisida Nabati Mimba ( Azadirachta Indica A.Juss) Dalam Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (Opt ). Dikutip dari http://www.google.com/url? sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CDAQFjAA& url=http%3A%2F%2Fsulut.litbang.deptan.go.id%2Find%2Findex.php %3Foption%3Dcom_phocadownload%26view%3Dcategory%26id %3D5%3Aprosiding%26download%3D63%3Apestisida-nabati-mimbaazadirachta-indica-a.juss-dalam-pengendalian-organisme-pengganggutumbuhan-opt%26start%3D20%26Itemid %3D1&ei=83o8Uc2yK8WJrAednICQBQ&usg=AFQjCNHdF4zYS2HXixq7 MK59FAD1VekUoA&sig2=6fpA7tm_SGS_m33VHQubA&bvm=bv.43287494,d.bmk. Diakses tanggal 10 Maret 2013. Wudianto, R. 1994. Petunjuk Penggunaan Pestisida. Penebar Swadaya, Jakarta.

24

Anda mungkin juga menyukai