Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA I

Materi : LEMAK Disusun Oleh: Kelompok : IV/Rabu Siang Anggota : 1. Alfan Nuroini 2. Destia Widha A. NIM: 21030112130113 NIM: 21030112130094

3. Edward Cantona T. NIM: 21030112140143

LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA I TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012

LEMAK

LEMBAR PENGESAHAN Laporan resmi berjudul LEMAK yang disusun oleh : Kelompok Anggota : : 4/Rabu Siang 1. Alfan Nuroini 2. Destia Widha A. NIM: 21030112130113 NIM: 21030112130094

3. Edward Cantona T. NIM: 21030112140143

Telah diterima dan disetujui oleh Muhammad Rahadian Hidayat selaku Asisten Laboratorium Dasar Teknik Kimia I pengampu materi lemak pada : Hari Tanggal : Jumat : 14 Desember 2012

Asisten Pengampu,

Muhammad Rahadian Hidayat NIM. 21030111130122

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1

ii

LEMAK

KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan berjudul LEMAK. Laporan ini disusun sebagai kelengkapan tugas mata kuliah Praktikum Dasar Teknik Kimia I. Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak maka laporan ini tidak akan dapat terselesaikan. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. Widayat, ST. MT. selaku Dosen penanggung jawab Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 2. Seluruh Dosen Pengampu Materi Praktikum Dasar Teknik Kimia I 3. Saudara Muhammad Rahadian Hidayat selaku asisten pembimbing penyusunan laporan resmi materi Lemak. 4. Segenap asisten Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 5. Seluruh Civitas Akademika Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro 6. Seluruh pihak yang tak bisa kami sebutkan satu per satu Penyusun memohon maaf jika dalam penyusunan Laporan ini masih terdapat kekeliruan. Untuk itu, kritik dan saran sangat diharapkan oleh penyusun agar ke depannya bisa lebih baik lagi. Terakhir, semoga Laporan Resmi ini bisa bermanfaat bagi segala pihak. Semarang, 14 Desember 2012

Penyusun

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1

iii

LEMAK

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii PRAKATA......................................................................................................... iii DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vii INTISARI .......................................................................................................... viii BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1 I.2 Tujuan Percobaan ................................................................................... 1 I.3 Manfaat Percobaan ................................................................................. 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Komponen-Komponen Lemak ............................................................ 2 II.2 Rumus Umum Lemak .......................................................................... 3 II.3 Metode Analisis Kuantitatif Lemak ...................................................... 3 II.4 Kegunaan Lemak................................................................................... 6 II.5 Dasar Pengukuran Kualitas Lemak ...................................................... 6 II.6 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Proses Ekstraksi ................ 7 BAB III METODE PERCOBAAN III.1 Bahan dan Alat III.1.1 Bahan .......................................................................................... 8 III.1.2 Alat .............................................................................................. 8 III.2 Gambar Rangkaian Alat ....................................................................... 8 III.3 Cara Kerja III.3.1 Ekstraksi Lemak ......................................................................... 10 III.3.2 Destilasi Lemak .......................................................................... 10 III.3.3 Uji Kadar Air .............................................................................. 10 III.3.4 Uji Kadar Abu ............................................................................. 11

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1

iv

LEMAK

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN IV.1 Hasil Percobaan ................................................................................... 12 IV.2 Pembahasan.......................................................................................... 12 BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan ............................................................................................ 16 V.2 Saran ....................................................................................................... 16 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 17 LAMPIRAN A. LEMBAR PERHITUNGAN B. LAPORAN SEMENTARA C. KUANTITAS REAGEN D. REFERENSI LEMBAR ASISTENSI

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1

LEMAK

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Percobaan .................................................................................. 12

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1

vi

LEMAK

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Gliserol .............................................................................. 2 Gambar 2. Struktur Lemak ............................................................................... 3 Gambar 3. Rangkaian Alat Ekstraksi ................................................................ 8 Gambar 4. Rangkaian Alat Destilasi ................................................................. 9

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1

vii

LEMAK

INTISARI

Lemak merupakan zat makanan yang penting bagi tubuh untuk menjaga kesehatan karena lemak merupakan sumber energy cadangan yang efektif dibandingkan karbohidrat dan protein. Lemak juga memiliki banyak kegunaan. Kebutuhan lemak membuat perlunya suatu cara untuk menganalisis kadar lemak suatu bahan. Melalui percobaan analisis kadar lemak, mahasiswa diharapkan mampu menyusun rangkaian alat analisis lemak dan mengoperasikannya serta mampu memahami reaksi-reaksi pada senyawa lemak dan dapat menentukan kadar lemak dalam sampel kacang mete. Lemak adalah senyawa organik yang termasuk ester, tersusun atas asam lemak dan gliserol. Ada berbagai macam cara mengambil lemak dalam suatu bahan, antara lain ekstraksi dan pressing. Ekstraksi dalam percobaan yang kami lakukan menggunakan n-hexane sebagai bahan pengekstrak lemak. Hal yang perlu diperhatikan saat ekstraksi ialah luas permukaan, waktu ,temperatur, dan pelarut (solvent). Bahan yang digunakan adalah kacang mete dan n-hexane. Alat yang digunakan adalah alat ekstraksi dan destilasi, beaker glass, erlenmeyer, corong, cawan, oven, gelas ukur, timbangan, pipet, thermometer dan thermostat. Percobaan diawali dengan mengeringkan labu alas bulat dan labu destilasi. Hasil ekstraksi yang berupa sampel dalam kertas saring kemudian dioven dan ditimbang. Dari percobaan, kami mendapatkan kadar lemak dalam kertas saring (64,5%) dan kadar lemak dalam labu destilasi (49,8%) keduanya lebih besar daripada kadar aslinya (43,85%). Hal ini dikarenakan recycle yang terjadi melebihi batas maksimum yang menyebabkan zat-zat lain selain lemak ikut larut dalam solvent n-hexane serta pengovenan dengan suhu yang terlalu tinggi. Kadar air dan abu pada sampel kacang mete masing-masing 3,3% dan 1%. Dari percobaan, kami menyimpulkan bahwa kadar praktis yang terdapat pada percobaan lebih besar daripada kadar teoritisnya. Saran kami ialah lakukan recycle optimum dengan ditandai warna solvent pada tabung soklet sama seperti warna awalnya yaitu jernih agar didapat recycle optimum.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1

viii

LEMAK

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pengadaan Industri makanan di era ini menjadi salah satu pemikiran para lulusan teknik kimia. Oleh karena itu, di masa pendidikannya, para mahasiswa teknik kimia sangat dianjurkan untuk mempelajari bagaimana analisa suatu bahan untuk mengetahui kandungannya, salah satunya adalah dapat menganalisa kandungan gizi pada bahan pangan secara kualitatif maupun kuantitatif, misalnya saja lemak sehingga dapat menciptakan bahan pangan yang kandungannya lebih baik. Oleh karena itu, analisa lemak dengan prosedur benar diperlukan untuk mengetahui kadarnya. 1.2 Tujuan Percobaan Tujuan percobaan analisa kadar lemak kacang mete adalah agar mahasiswa dapat memahami, menganalisa kadar lemak pada kacang metet dengan prosedur yang baik dan benar. I.3 Manfaat Percobaan 1. Mengetahui cara mengekstraksi lemak 2. Mengetahui kegunaan lemak dan komponen penyusunnya 3. Mengetahui prosedur pengambilan lemak 4. Merangkai dan mengoperasikan alat analisa dengan benar 5. Dapat memahami reaksi pada lemak

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 1

LEMAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Lemak adalah senyawa organik yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar. Lemak termasuk ester yang tersusun atas asam lemak dan gliserol, di mana ketiga radikal hidroksil dari gliserol diganti dengan gugus ester. Istilah fat (lemak) biasanya digunakan untuk trigliserida yang berbentuk padat atau lebih tepatnya semi padat pada suhu kamar, sedang istilah minyak (oil) digunakan untuk trigliserida yang pada suhu kamar berbentuk cair. II.1 Komponen-komponen lemak a. Gliserol Sering disebut gliserin atau propantial 1,2,3 adalah bermatabat tiga yang strukturnya adalah H2 H H2 C C C OH OH OH

Gambar1. Struktur gliserol Sifat fisisnya yaitu berbentuk kristal, rasa manis, tidak berwarna, dalam keadaan murni bersifat higroskopis, netral terhadap lakmus. Tidak larut dalam benzena dan karbon disulfida. b. Asam lemak Yaitu asam karboksilat yang rantainya lurus dan radikal karboksilatnya terletak di ujung rantai. Asam lemak penyusun utamanya adalah : 1. Asam stearat (C17H35COOH) 2. Asam oleat (C17H33COOH) 3. Asam linoleat (C17H31COOH)

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 2

LEMAK

II.2

Rumus umum lemak O H2C HC O C O C R1 O R2 O H2C O C R3

Gambar 2. Struktur Lemak II.3 Metode Analisis Kuantitatif Lemak Ada berbagai cara untuk mengambil minyak atau lemak dari tumbuhtumbuhan atau jaringan hewan. Cara tersebut antara lain : Cara pressing (penekanan) Pressing (pengepresan mekanis) merupakan suatu cara ekstraksi lemak/minyak, terutama bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini dilakukan untuk memisahkan lemak dari bahan yang berkadar lemak tinggi (30% - 70%). Adapun perlakuan pendahuluan terhadap sampel sebelum sampel dipress yaitu mencakup pembuatan serpih, perajangan dan penggilingan serta tempering/pemasakan. Tahap-tahap pressing Bahan yang mengandung lemak pemasakan pengepresan perajangan penggilingan minyak kasar Ampas/bungkil

Cara umum pengepresan mekanis a) Pengepresan hidraulik Bahan dipres dengan tekanan sekitar 136 atm. Banyaknya lemak yang dapat diekstrak tergantung dari lamanya pengepresan, tekanan yang dipergunakan, serta kandungan lemak bahan aral.Bungkil masih mengandung minyak/lemak sekitar 4-6%.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1

LEMAK

b) Pengepresan berulir (Expeller Pressing) Prosesnya berlangsung pada temperature 115,5OC dengan tekanan 1520ton/inch2. Kadar air lemak yang dihasilkan berkisar 2,5-3,5%. Sedangkan bungkil yang masih mengandung minyak sekitar 4-5%. Cara extraction (menggunakan solvent) Ekstraksi merupakan proses pemisahan, penarikan atau pengeluaran suatu komponen cairan/ campuran dari campurannya. Biasanya menggunakan pelarut yang sesuai dengan komponen yang diinginkan. Cairan dipisahkan dan kemudian diuapkan sampai pada kepekatan tertentu. Ekstraksi memanfaatkan pembagian suatu zat terlarut antara dua pelarut yang tidak saling tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari pelarut ke pelarut lain. Hasil ekstraksi disebut ekstrak. Jenis ekstraksi 1) Ekstraksi cara dingin Metode ini tidak ada proses pemanasan selama proses ekstraksi. Hal ini untuk menghindari rusaknya senyawa karena pemanasan. Jenisnya: a) Maserasi Caranya dengan merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperature kamar, terlindung dari cahaya, maka cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Sel-sel akan larut karena proses disuse, jadi larutan konsentrasi tinggi akan terderek keluar oleh cairan penyari berkonsentrasi rendah, selama proses ini, dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap hari, hasil akhirnya berupa endapan yang lalu dipisahkan dan filtratnya dipekatkan. Hasil proses ini disebut maserat. b) Selektasi Caranya dengan serbuk simplisia ditempatkan dalam klonsong yang dilapisi kertas saring, cairan penyari dipanaskan di labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan menjadi molekul-

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1

LEMAK

molekul cairan yang jatuh ke dalam klonsong, menyari zat aktif dalam simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai permukaan sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke dalam labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi. c) Perkolasi Cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang lebih dibasahi. Prinsipnya adalah serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana sekunder, yang bagian bawah diberi sekat berpori. Cairan penyari dibiarkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, aliran penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang dilalui sampai keadaan jenuh. Gerakan kebawah disebabkan oleh gravitasi, kohesi, dan berat cairan di atas dikurangi gaya kapiler yang menahan gerakan ke bawah. Perkolat yang diperoleh dikumpulkan lalu dipekatkan. 2) Ekstraksi cara panas Ada berbagai jenis solvent yang dapat digunakan sebagai bahan pengekstrak lemak, diantaranya adalah n-hexane dan dietil eter. Metode ekstraksi cara panas melibatkan panas selama prosesnya. Dengan panas, otomatis akan mempercepat proses penyarian dibandingkan cara dingin, jenisnya: 1. Refluks Prinsip refluks adalah penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara: sampel dimasukkan ke dalam labu alas bulat bersamaan dengan cairan penyari lalu dipanaskan, lalu uapnya terkondensasi menjadi molekul cairan penyari yang akan turun kembali menuju labu alas bulat dan berlangsung secara berkesinambungan hingga penyarian sempurna, pemggantian pelarut dilakukan 3 kali tiap 3-4 jam. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan. Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 5

LEMAK

2. Metode Destilasi Uap Prinsipnya yaitu penyarian minyak menguap dengan cara simplisia dan air ditempatkan dalam labu berbeda. Air dipanaskan dan akan menguap, uap air akan masuk ke dalam labu sampel, sampel mengesktraksi minyak menguap yang terdapat dalam simplisia. Uap air dan minyak yang terekstraksi akan terkondensasi di kondensor, lalu masuk melewati pipa alonga, campurannya masuk ke corong pisah dan air serta minyak atsiri akan terpisah. Metode ini diperuntukkan untuk zat yang mengandung komponen kimia yang punya titik didih tinggi pada tekanan udara normal. II.4 Kegunaan lemak 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. II.5 Untuk obat-obatan. Untuk minyak goreng. Untuk cat vernis. Untuk pembuatan margarin. Untuk kosmetik. Untuk menyamak kulit. Untuk insektisida dan fungisida. Untuk pembuatan sabun dan deterjen. Untuk pembuatan biodiesel.

Dasar Pengukuran Kualitas Lemak 1. Bilangan penyabunan Bilangan penyabunan adalah jumlah basa yang dibutuhkan untuk menyabunkan sejumlah minyak. 2. Bilangan asam Bilangan asam adalah mg kalium hidroksida yang diperlukan untuk menetralkan asam bebas dalam 1,0 gram zat. 3. Bilangan iod

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1

LEMAK

Bilangan iod adalah besarnya jumlah iod yang diserap oleh lemak, yang mana menunjukkan banyaknya ikatan rangkap atau ikatan tak jenuh pada lemak. II.6 Hal-Hal yang perlu diperhatikan dalam proses ekstraksi : 1. Luas permukaan 2. Waktu ekstraksi : makin luas bidang sentuh, ekstraksi makin baik. : makin lama waktu ekstraksi makin banyak lemak yang dihasilkan, waktu maksimum 3 jam. 3. Temperatur 4. Solvent : suhu menentukan, dapat diukur dari solvent yang digunakan dan kelarutan lemak. : jenis solvent akan berpengaruh pada banyaknya lemak yang terambil.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1

LEMAK

BAB III METODE PERCOBAAN III.1. Alat dan Bahan III.1.1. Bahan yang digunakan 1. Kacang Mete 10 gram 2. n-hexane 120 ml III.1.2. Alat yang dipakai 1. Statif dan klem 2. Beaker Glass 3. Corong 4. Cawan porselen 5. Oven 6. Gelas Ukur 7. Timbangan III.2. Gambar Alat 8. Pendingin balik 9. Thermostat 10. Labu Destilasi 11. Pendingin Leibig 12. Adaptor 13. Erlenmeyer 14. Thermometer

Gambar 3. Rangkaian Alat Ekstraksi

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 8

LEMAK

Keterangan 1. Statif 2. Klem 3. Pendingin balik 4. Tabung soklet 5. Sampel dalam kertas saring 6. Pipa aliran embun 7. Pipa aliran uap 8. n-hexane 9. Labu alas bulat 10. Thermostat 11. Thermocouple 12. Heater 13. Waterbath

Gambar 4. Rangkaian Alat Destilasi Keterangan: 1. Labu Destilasi 2. Pendingin Leibig 3. Thermometer 4. Heater Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 5. Kompor Listrik 6. Erlenmeyer 7. Tripot 8. Statif dan Klem 9

LEMAK

III.3. Cara Kerja III.3.1 EKSTRAKSI LEMAK 1. Mengeringkan labu ekstraksi dalam oven pada suhu 105C-110C, didinginkan dan ditimbang. 2. Menimbang 10 gram sampel yang sudah dihaluskan dan dikeringkan 3. Membungkus sampel dengan kertas saring bebas lemak dan diikat dengan benang, masukkan ke tabung soklet 4. Masukkan n-hexane ke dalam labu alas bulat 5. Lakukan ekstraksi selama 1,5 jam 6. Setelah ekstraksi selesai, keringkan sampel dalam oven pada suhu 110C selama beberapa saat dan setelah kering dinginkan dan timbang sampai massa konstan. III.3.2 DESTILASI LEMAK 1. Menimbang labu destilasi 2. Memindahkan n-hexane + lemak yang ada di labu alas bulat ke dalam labu destilasi lalu ditimbang 3. Lakukan destilasi untuk menguapkan n-hexane 4. Destilasi dihentikan saat tidak ada lagi n-hexane yang menetes 5. Timbang labu destilasi beserta lemak di dalamnya. III.3.3 UJI KADAR AIR 1. Timbang cawan kering yang akan digunakan dalam keadaan kosong. 2. Letakkan 3 gram sampel di atas cawan kemudian timbang beratnya. 3. Masukkan cawan berisi sampel ke dalam oven dengan suhu 130C selama 1 jam, pastikan oven telah panas dan siap untuk mengeringkan sampel 4. Setelah selesai dikeringkan, masukkan cawan berisi sampel ke dalam desikator, didinginkan sampai suhu konstan dan hingga berat sampel serta cawan tetap. % air = (wt. sampel basah + cawan) (wt. sampel kering + cawan) x 100% (wt. sampel basah + vawan) wt. cawan

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1

10

LEMAK

III.3.4

UJI KADAR ABU

1. Cawan porselen dipanaskan terlebih dahulu dalam oven, kemudian didinginkan dalam desikator hingga mencapai suhu ruangan. 2. Selanjutnya 3 gram sampel ditimbang kemudian dibakar di dalam cawan porselin sampai tidak berasap dan diabukan dalam tanur suhu 550C sampai sampel berubah menjadi abu berwarna abu-abu atau mencapai berat konstan. 3. Kemudian didinginkan dalam desikator hingga mencapai suhu ruangan secara konstan dan ditimbang

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1

11

LEMAK

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Percobaan IV.1.1. Kadar Lemak Tabel 1. Hasil Percobaan No. 1. 2. 3. 4. Keterangan Berat awal Berat akhir Kadar praktis Kadar teoritis Cawan 42,67 gr 41,91 gr 64,5% 43,85% Labu Bulat 162,06 gr 167,04 gr 49,8% 43,85%

Berat kertas saring = 1,25 gr Berat cawan = 34,11 gr Berat labu alas bulat kosong = 162,06 gr Recycle dilakukan sebanyak 128 kali dalam 90 menit IV.1.2 Uji Kadar Air Wt cawan = 29,23 gr Wt sampel basah = 3 gr Wt sampel kering + cawan = 32,13 gr % air = = = 3,33% IV.1.3 Uji Kadar Abu Wt cawan = 34,34 gr Cawan + abu = 34,37 gr Wt abu = 0,03 100% 100%

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 12

LEMAK

% abu = IV.2 Pembahasan

100% = 1%

IV.2.1 Kadar Praktis Dalam Kertas Saring Lebih Besar Dari Kadar Teoritis Kadar lemak praktis dalam sampel kacang mete dalam kertas saring yang diperoleh dengan cara ekstraksi lebih besar yaitu 64,5%, sedangkan kadar teoritis dalam sampel kacang mete 10 gram yaitu 43,85%. Kadar praktis ini lebih besar dari kadar teoritisnya disebabkan karena: a) Recycle yang terjadi melebihi besar optimal Recycle adalah proses pemisahan suatu komponen dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang-ulang sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi. Pada percobaan yang kami lakukan recycle yang terjadi sebanyak 128 kali dalam 90 menit, sedangkan dibandingkan dengan kadar teoritis recycle yang terjadi seharusnya

= =
= 112,7 113

Jadi, recycle optimal yang terjadi untuk dapat mengekstraksi lemak dalam sampel adalah 113 kali. Dalam 113 kali terjadi ekstraksi lemak dalam sampel yang sudah terekstraksi semua. Namun, terdapat zat-zat lain selain lemak yang terdapat dalam sampel dapat larut dalam nhexane. Zat-zat tersebut yaitu protein dan karbihidrat serta senyawa lain yang memiliki kemungkinan terlarut setelah recycle optimal terjadi. Fenomena recycle terjadi melebihi batas optimum disebabkan jumlah tetesan yang menjadi tidak dijaga 150 tetes per menit sehingga waktu untuk melakukan satu kali recycle tidak tetap.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1

13

LEMAK

(http://edukasi.kompasiana.com/2012/01/12/kandungan-kedelai-sebagaisalah-satu-bahan-pangan-di-Indonesia) (www.scribd.com/doc/88579272/lapres-lemak-kelompok-vii-selasa-siang) b) Zat selain lemak yang terkandung dalam kacang mete ikut larut dalam nhexane sehingga mempengaruhi hasil kadar lemak dalam percobaan analisa lemak menjadi lebih besar daripada kadar teoritisnya, zat lain yang ikut yaitu: 1) Protein Protein yang terkandung dalam kacang mete cukup besar sekitar 18,22 gram dalam 100 gram, yang tersusun atas berbagai macam asam amino yang ikut larut dalam pelarut n-hexane. Asam amino bergugus alkil memiliki karakter hidrofobik karena bersifat nonpolar sehingga asam amino tersebut tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut n-hexane. 2) Karbohidrat Karbohidrat yang terdapat dalam kacang mete mempunyai kandungan yang besar yaitu 30,19 gram dalam 100 gram atau 30,19%. Karbohidrat merupakan senyawa hidrokarbon yang bersifat organik serta non polar. Karbohidrat serta zat-zat hidrokarbon lainnya ikut larut. Pada pelarut n-hexane saat proses ekstraksi berlangsung yang menyebabkan kadar praktis lebih besar daripada kadar teoritis. Sementara itu, hanya pelarut benzenalah yang selektif untuk mengekstraksi lemak. c) Suhu pengovenan tinggi Setelah ekstraksi selesai, percobaan dilanjutkan dengan mengeringkan sampel yang terbungkus kertas saring di dalam oven dengan suhu 110oC. Proses penyaringan dilakukan untuk menghilangkan lemak yang terdapat dalam kertas saring. Tetapi mengingat lemak yang terdapat dalam kertas saring sudah terekstraksi sempurna saat ekstraksi maka proses ini dilakukan akan mengakibatkan zat-zat yang terkandung dalam

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1

14

LEMAK

kacang mete mengalami defisiensi. Selain itu suhu 1100C merupakan suhu untuk menguji kadar air dalam sampel sehingga air yang terdapat dalam sampel menguap. Jadi, selisih berat awal dan berat akhir sampel yang diperoleh bukan merupakan lemak murni, tetapi juga terakumulasi dengan zat-zat lain yang ikut menguap pada proses pengovenan sehingga kadar praktis lebih besar dari kadar teoritis. (www.usm.unsri.ac.id/upload/.../201202012karyailmiah78.docx) IV.2.2 Kadar Praktis Dalam Labu Destilasi Lebih Besar Dari Kadar Teoritis Kadar lemak sampel kacang mete praktis dalam labu destilasi yang diperoleh dari proses destilasi adalah 4,98 gram sedangkan secara teoritis kadar yang terkandung dalam kacang mete ialah 4,385 gram. Kadar praktis ini lebih besar daraipada kadar teoritisnya disebabkan karena a) Proses ekstraksi yang dilakukan dengan solvent n-hexane tidak hanya melarutkan lemak saja tetapi juga melarutkan zat hidrokarbon lain seperti lemak dan karbohidrat yang bersifat organik serta non polar yang menyebabkan kadar praktis dalam percobaan lebih besar daripada kadar teoritis. b) Ketidakmurnian n-hexane Pada percobaan yang kami lakukan, n-hexane yang digunakan dalam percobaan memiliki kemurnian dibawah 95% karena merupakan nhexane teknis. Sisa dari n-hexane yang tidak murni terdiri dari air dan senyawa organik lainnya seperti benzena dan siklopentana. Adanya air dan siklopentana menyebabkan zat lain ikut terlarut dalam percobaan seperti vitamin B5, besi dan potassium ikut terlarut. Hal ini menyebabkan kadar lemak yang kami temukan lebih besar daripada kadar aslinya. (www.scribd.com) (st.baker.com/msas/english/h2781)

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1

15

LEMAK

BAB V PENUTUP

V.1. Kesimpulan 1. Kadar lemak yang ditemukan dalam kertas saring (64,5 %) lebih besar dari kadar teoritis (43,85 %) 2. Kadar lemak yang ditemukan dalam labu alas bulat (49,8 %) lebih besar dari kadar teoritis (43,85 %) 3. Kadar air dalam sampel yang ditemukan ialah 3,33% 4. Kadar abu dalam sampel kacang mete yang ditemukan ialah 1% V.2. Saran 1. Proses recycle optimal ditandai dengan warna solvent pada tabung soklet sama dengan warna solvent awal (jernih). 2. Melakukan proses destilasi dengan maksimal sehingga tidak ada lagi solvent yang tersisa. 3. Melakukan pengovenan secara maksimal sehingga diperoleh berat konstan. 4. Saat penimbangan harus cermat dan teliti. 5. Perangkaian alat ekstraksi lemak harus hati-hati dan melaksanakan percobaan dengan benar, serta kerjasama tim yang baik sangat dibutuhkan.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 16

LEMAK

DAFTAR PUSTAKA Durant .J, 1959 Organic Chemistry London Fieser, L, Fieser M, 1956, Introduction to Organis Compound. Maruken Co Ltd, Tokyo Fieser, L, Fieser M, 1956, Organic Chemistry, Reinhold Publishing Coorporation, New York Groggins, PH, 1958, Unit Operation in Organic Synthesis, Book Company, New York Jacobs, M, 1958, The Chemical Analysis of Food and Food Product, Van Norstrand Company Inc. New York Jamieson, GS, 1932, Vegetable, Fat, and Oil, The Chemical Catalog Company Inc Morrison, RT, Boyd, RN, 1978, Organic Chemistry Private Limited New Delhi Woodman, AC, 1941, Food Analysis, Mc Graw Hill Book Company Inc, New York Anonim. 2012. Kandungan Kedelai Sebagai Salah Satu Bahan Pangan di ed, Prentice Hall of India ed, Mc Graw Hill

ed, Impression Longmans, Green and Co,

Indonesia. http://edukasi.kompasiana.com/2012/01/12/kandungan-kedelai-sebagaisalah-satu-bahan-pangan-di-indonesia. Diakses tanggal 25 November 2012 Anonim. 2012 Anonim. 2012.

Jangan

Takut

Makan

Kacang

Mete.

http://jual-

kacangmete.com/kandungan-nutrisi-kacang-mete/ diakses tanggal 25 November

Karya

Ilmiah

www.usm.unsri.ac.id/upload/.../20120202karyailmiah78.docx diakses tanggal 25 November 2012 Anonim. 2011.

Cara
Diakses

Pengambilan
tanggal 25

Minyak
November

Atsiri.
2012

http://www.mrwindu.com/2011/04/cara-pengambilan-minyakatsiri.html#1xzzzDeh36qNM.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 17

LEMAK

Aziz,

dkk.

2011.

Lapres

Lemak

Kelompok

VII

Selasa

Siang.

http://www.scribd.com/doc/88579272/Lapres-lemak-kelompok-vii-selasa-siang. Diakses tanggal 25 November 2012 Anonim.

N-Hexane

Analytical

Pure

85.

yanaii.erbalibaba.com/product/50149717750224207/n-hexane-analytical-pure85.html. Diakses tanggal 3 Desember 2012

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1

18

LEMAK

LAMPIRAN A

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1

LEMAK

LEMBAR PERHITUNGAN

1. Massa Kertas Saring

: 1,35 gram

Massa Kertas Saring + Sampel (awal) : 11,35 gram Massa Kertas Saring + Sampel (akhir) : 7,80 gram Massa Sampel Akhir 2. Massa Labu Alas Bulat kering Massa Labu Alas Bulat + destilat Massa Lemak 3. Kadar teoritis lemak dalam sampel Kadar praktis lemak dalam labu Kadar praktis lemak dalam kertas 4. Kadar Air Wt. cawan = 29,23 gram Wt. sampel = 3 gram Wt. sampel kering + cawan = 32,13 gram % air = (32,23) (32,13) x 100% = 3,33% (32,23) (3) 5. Kadar Abu Wt. Cawan = 34,34 gram Wt. Cawan+abu = 34,37 gram Wt. Abu = 0,03 gram = 1% : 7,80-1,35 = 6,45 gram : 162,06 gram : 167,04 gram : 4,98 gram : 43,85% : 4,98/10 x 100% = 49,8% : 6,45/10 x 100% = 64,5%

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1

LEMAK

LAMPIRAN B

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1

LEMAK

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA I

Materi : LEMAK

Disusun Oleh : Kelompok : 4/ Rabu Siang Anggota: 1. Alfan Nuroini 2. Destia Widha A. NIM: 21030112130113 NIM: 21030112130094

3. Edward Cantona T. NIM: 21030112140143

LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA I TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012 Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1

LEMAK

I. TUJUAN PERCOBAAN Mahasiswa mampu menyusun rangkaian alat dan mengoperasikannya, serta memahami reaksi-reaksi yang terjadi pada bahan organic serta menganalisis secara kuantitatif II. PERCOBAAN II.1. BAHAN YANG DIGUNAKAN 1. Sampel : Kacang mete 10 gram 2. N-Hexane 120 ml II.2. ALAT YANG DIGUNAKAN 1. Statif dan klem 2. Thermostat 3. Beaker glass 4. Corong 5. Cawan porselen 6. Oven 7. Gelas ukur 8. Timbangan 9. Pendingin balik II.3. CARA KERJA EKSTRAKSI LEMAK 1. Mengeringkan labu ekstraksi dalam oven pada suhu 105C110C, didinginkan dan ditimbang. 2. Menimbang 10 gram sampel yang sudah dihaluskan dan dikeringkan 3. Membungkus sampel dengan kertas saring bebas lemak dan diikat dengan benang, masukkan ke tabung soklet 4. Masukkan n-hexane ke dalam labu alas bulat 5. Lakukan ekstraksi selama 1,5 jam

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1

LEMAK

6. Setelah ekstraksi selesai, keringkan sampel dalam oven pada suhu 110C selama beberapa saat dan setelah kering dinginkan dan timbang sampai massa konstan. DESTILASI 1. Menimbang labu destilasi 2. Memindahkan n-hexane + lemak yang ada di labu alas bulat ke dalam labu destilasi lalu ditimbang 3. Lakukan destilasi untuk menguapkan n-hexane 4. Destilasi dihentikan saat tidak ada lagi n-hexane yang menetes 5. Timbang labu destilasi beserta lemak di dalamnya. UJI KADAR AIR 1. Timbang cawan kering yang akan digunakan dalam keadaan kosong. 2. Letakkan 3 gram sampel di atas cawan kemudian timbang beratnya. 3. Masukkan cawan berisi sampel ke dalam oven dengan suhu 130C selama 1 jam, pastikan oven telah panas dan siap untuk mengeringkan sampel 4. Setelah selesai dikeringkan, masukkan cawan berisi sampel ke dalam desikator, didinginkan sampai suhu konstan dan hingga berat sampel serta cawan tetap. % air = (wt. sampel basah + cawan) (wt. sampel kering + cawan) x 100% (wt. sampel basah + vawan) wt. cawan UJI KADAR ABU 1. Cawan porselen dipanaskan terlebih dahulu dalam oven, kemudian didinginkan dalam desikator hingga mencapai suhu ruangan. 2. Selanjutnya 3 gram sampel ditimbang kemudian dibakar di dalam cawan porselin sampai tidak berasap dan diabukan dalam tanur suhu 550C sampai sampel berubah menjadi abu berwarna abuabu atau mencapai berat konstan.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1

LEMAK

3. Kemudian didinginkan dalam desikator hingga mencapai suhu ruangan secara konstan dan ditimbang

II.4. HASIL PERCOBAAN Berat sampel Awal Akhir Kadar Lemak a. b. Dalam kertas saring = 64,5% Dalam Labu Destilasi = 49,8% MENGETAHUI ASISTEN 10 gram 6,45 gram Berat labu 162,06 gram 167,04 gram

PRAKTIKAN

Muhammad Rahadian Hidayat NIM 21030111130122

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1

LEMAK

LAMPIRAN C

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1

LEMAK

LEMBAR KUANTITAS REAGEN LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA I JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO MATERI HARI KELOMPOK NAMA : LEMAK : 21 November 2012 : 4/ Rabu Siang : 1. Alfan Nuroini 2. DestiaWidha A. 3. Edward Cantona T. ASISTEN KUANTITAS REAGEN NO JENIS REAGEN 1 2 3 Kacang mete kering dan halus Kacang mete (halus) n-hexane KUANTITAS 10 gram 6 gram 120 mL : Cynthia Anggi Maulina

TUGAS TAMBAHAN : Kadar lemak pada kacang mete

CATATAN
Waktu recycle 90 menit

SEMARANG, 14-11-2012 ASISTEN

Muhammad Rahadian Hidayat NIM. 21030111130122

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1

LEMAK

LAMPIRAN D

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1

LEMAK

REFERENSI
Kandungan Nutrisi Kacang Mete
Selain rasanya yang unik, seperti halnya kacang-kacangan yang lainnya kacang mete merupakan sumber nutrisi yang baik. Jika Anda seorang vegan atau makan diet vegetarian,kandungan nutrisi kacang mete adalah sumber berharga selama mereka tidak dikonsumsi secara berlebihan. Isi natrium dari kacang mete mentah sangat rendah, yang membuat mereka sempurna untuk makan sebagai bagian dari makanan utama Anda atau sebagai snack sehat. Berikut adalah kandungan nutrisi kacang meteyang sebagian besarnya bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita Nilai nurtrisi per 100 g (3.5 oz) Energi Karbohidrat - Gula - Serat pangan Lemak Protein Thiamine (Vit. B1) Riboflavin (Vit. B2) Niacin (Vit. B3) Pantothenic acid (B5) Vitamin B6 Folate (Vit. B9) Vitamin C Calcium Iron Magnesium Phosphorus Potassium Zinc 2.314 kJ (553 kcal) 30.19 g 5.91 g 3.3 g 43.85 g 18.22 g 0.42 mg (32%) 0.06 mg (4%) 1.06 mg (7%) 0.86 mg (17%) 0.42 mg (32%) 25 g (6%) 0.5 mg (1%) 37 mg (4%) 6.68 mg (53%) 292 mg (79%) 593 mg (85%) 660 mg (14%) 5.78 mg (58%)

Persentase merujuk kepada rekomendasi Amerika Serikat untuk dewasa. Nutrisi Kacang Mete Mentah Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1

LEMAK

Kacang mete kaya akan asam folat, seng, magnesium, serat, vitamin dan mineral. Mereka adalah sumber yang sangat baik dari vitamin K, serat, vitamin B, folat, tembaga, magnesium dan seng. Magnesium dalam makanan Anda dapat mengurangi sakit kepala migrain dan kram otot dan menurunkan tekanan darah. Hanya 1 oz. kacang mete menyediakan 20 persen dari jumlah harian yang direkomendasikan magnesium. Kalium dan fosfor juga ditemukan dalam kacang mete dalam jumlah tinggi.
http://jual-kacangmete.com/kandungan-nutrisi-kacang-mete

Energi dan Protein


Kandungan energi per 100 gram kacang mete mentah adalah 566 kkal. Kandungan energi-nya akan semakin meningkat dengan proses penyangraian dan penggorengan masing-masing menjadi 640 dan 680 kkal. Penyerapan minyak pada proses penggorengan tentu saja akan menaikkan kandungan energl. Untuk tujuan diet rendah kalori, sebalknya pilih kacang mete yang dliolah dengan caradisangrai, dioven, atau di-microwave. Seperti halnya kacang-kacangan pada umumnya, kacang mete juga merupakan sumber protein yang baik. Kadar protein pada 100 gram kacang mete mentah, panggang, dan goreng, masing-masing 18, 16, dan 20 gram. Karena itu, penambahan kacang mete ke dalam berbagai produk, seperti es krim, cokelat batangan, dan aneka kue, akan berdampak sangat baik bagi peningkatan kadar protein produk tersebut. Asam amino yang potensial pada kacang mete adalah leusin, valin, arginin, asam aspartat, asam glutamat, dan serin. Asam glutamat dan asam aspartat sangat berkontribusi penting terhadp timbulnya rasa gurih. Itulah yang antara lain menyebabkan mengapa kacang mete terasa gurih, walau tidak diberi bumbu apa pun.
http://www.smallcrab.com/kesehatan/81-jangan-takut-makan-kacang-mete

5.2.1 Pengaruh Jenis Solvent Terhadap Berat Lemak yang Terekstrak Dari hasil perhitungan menggunakan anava satu arah, didapatkan nilai F hitungan (26,97) lebih besar dari F table (3,88). Karena F hitungan lebih besar dari pada F table maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang nyata antara perbedaan jenis solvent terhadap lemak yang dapat terekstrak dari ampas tahu. Menurut data penelitian, berat lemak terbaik didapat ketika ekstraksi dilakukan menggunakan solvent benzene. Solvent benzene dapat mengekstrak lebih baik dari Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1

LEMAK

pada toluene dikarenakan momen dipol benzene mendekati momen dipol bahan yang akan diekstrak. Diketahui bahwa momen dipol benzene dan lemak sama yaitu 0 D (Dipol), Sedangkan toluene memiliki momen dipol 0,36 D. Sedangkan pada solvent n-heksane, berat lemak yang terekstrak sangat kecil dikarenakan titik didih n-heksane yang terlalu kecil yaitu 600C. Hal ini menyebabkan waktu kontak antara solvent dengan bahan yang akan diekstrak singkat karena waktu satu kali recycle yang cepat, sehingga solvent tidak dapat mengekstrak solute dengan optimum. 5.2.2 Pengaruh Lama Waktu Ekstraksi Terhadap Lemak yang Terekstrak Gambar 5.1 Grafik waktu vs berat lemak Dari grafik hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa semakin bertambahnya waktu ekstraksi, maka semakin banyak pula jumlah recycle yang terjadi pada proses tersebut. Hal ini menyebabkan lemak yang ikut terekstrak juga semakin bertambah. Untuk ketiga jenis solvent tersebut, waktu ekstraksi satu sampai dengan empat jam belum didapatkan waktu yang optimum. Maka dalam penelitian selanjutnya, perlu dicari waktu optimum untuk solvent terbaik. http://edukasi.kompasiana.com/2012/01/12/kandungan-kedelai-sebagai-salah-satubahan-pangan-di-indonesia 1. Kadar lemak dalam kertas saring lebih besar (32,5 %) dari kadar teoritis (14 %) Pada percobaan yang telah kami lakukan, kadar praktis yang kami peroleh adalah 32,5 . Hasil ini lebih besar dari kadar teoritis (14 %). Hal ini disebabkan karena adanya zat yang ikut terlarut pada solvent selain itu sendiri. Zat yang ikut terlarut contohnya adalah senyawa hidrokarbon (dapat berupa protein atau karbohidrat yang bersifatorganik non polar) dan aseton. Zat-zat hidrokarbon dan aseton yang ikut larut saatproses ekstraksi inilah yang menyebabkan kadar yang kami peroleh lebih besar dibandingkan dengan kadar teoritis. Sedangkan solvent yang selektif dan hanya dapat melarutkan lemak adalah benzena.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1

LEMAK

(http://bebas.ui.ac.id/412/sponsor_pendamping/Praweda/kimia/02364kim2131.html) 2. Kadar lemak dalam labu lebih besar (32,5 %) dari kadar teoritis (14 %) Pada percobaan yang telah kami lakukan, kadar praktis yang kami peroleh adalah 38,6 %. Hal ini disebabkan karena proses recovery yang kali lakukan kurang sempurna. Indikasi sempurnanya proses recovery adalah jika tidak terdapat n-hexane yang terdapat dalam labu. Selain itu, proses pengovenan labu yang kami lakukan belum maksimal karena kami belum memperoleh hasil penimbangan yang 3 kali konstan. Karena dalam labu masih terdapat solvent yang masih tersisa dan dapat mempengaruhi berat labu setelah ekstraksi, maka kadar praktis yang kami temukan lebih besar dari kadar teoritis. (Perry Chemical Engineering Handbook 19-48, 19-51) 3. Alasan pengembunan pada recycle dan recovery Hasil pengembunan digunakan sebagai pelarut lemak dari sampel yang terbungkus. Proses pengembunan dari solvent yang telah menjadi uap, terjadi pengembunan dan kembali ke fase cair maka larutan solvent hasil proses pengembunan akan jatuh pada sampel san sampel tersebut aka terlarut pada solvent yang telah kembali ke fase cair. Dengan demikian, solvent akan melarutkan kembali lemak yang masih tertinggal dalam sampel karena daya larut solvent dalam melarutkan dalam recycle terbatas. Adanya penguapan solvent yang diikuti pengembunan membuat solvent dapat melarutkan lemak yang tersisa karena daya larut n-hexane kembali seperti semula. Selanjutnya pada proses recovery, proses pengembunan akan berguna sebagai pemisah lemak yang terlarut dalam solvent pada proses ekstraksi, sehingga pada labu alas bulat hanya akan terdapat lemak hasil proses ekstraksi dan n-hexane akan terpisah dari lemak, sehingga solvent n-hexane akan bebas lemak. (http://eskariakanachandra.wordpress.com/2010/03/04/soklet) 4. Alasan recycle dilakukan berulang-ulang

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1

LEMAK

Pada percobaan kami recycle dilakukan berulang-ulang karena daya larut solvent dalam melarutkan lemak tiap recycle terbatas. Lemak dalam sampel dilarutkan oleh tiap tetes solvent yang menetes pada tabung soklet. Daya yang dilakukan tiap tetes solvent untuk melarutkan lemak pada proses recycle berbeda dengan cara mencelupkannya secara langsung. Pada proses recycle akan didapatkan kadar lemak yang lebih besar dibandingkan dengan cara mencelupkannya secara langsung. Selain itu, kita akan mempunyai parameter apakah lemak telah terkarut secara maksimal atau belum dengan melihat indicator warna solvent pada tabung soklet. Apabila warna solvent jernih (seperti warna solvent mulamula) maka proses recycle dapat dihentikan. Hal ini menandakan sebagian besar lemak telah larut. (Perry R.H Chemical Engineering Handbook 1948, 19-51) 1.3. Kadar Lemak Hasil pengamatan pada penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata kadar lemak terasi jembret instan berkisar antara 1,08 % hingga 2,46 %. Kadar lemak terasi jembret instan tertinggi terdapat pada perlakuan T1 (lama waktu pengeringan 15 menit) sedangkan yang terendah yaitu perlakuan T4 (lama waktu pengeringan 60 menit). Histogram rata-rata kadar lemak terasi jembret instan dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Histogram rata-rata kadar lemak (%, bk) terasi jembret instan

Keterangan : T1 : Lama waktu pengeringan 15 menit Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1

LEMAK

T2 : Lama waktu pengeringan 30 menit T3 : Lama waktu pengeringan 45 menit T4 : Lama waktu pengeringan 60 menit

Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan lama waktu pengeringan berpengaruh nyata (P > 5 %) terhadap kadar lemak terasi jembret instan yang dihasilkan. Hal ini diduga karena waktu pengeringan menentukan banyaknya lemak yang keluar dari dalam bahan, sehingga semakin lama waktu pengeringan kandungan lemak semakin berkurang. Uji lanjut BNT menunjukkan bahwa pengaruh perbedaan lama waktu pengeringan menunjukkan T1 berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini ditunjukkan dengan semakin lama waktu pengeringan maka kandungan lemak akan semakin menurun, disebabkan karena semakin lama waktu pengeringan, lemak pada terasi jembret instan akan semakin banyak yang keluar dan menguap sehingga kandungan lemak pada produk semakin berkurang. Menurut Winarno, (1982), perlakuan panas yang diberikan dengan suhu tertentu menyebabkan keluarnya lemak bersamaan dengan keluarnya cairan atau komponen lain yang tidak terikat dengan air dari dalam bahan. Jadi semakin lama waktu pengeringan, maka lemak yang keluar semakin banyak sehingga kadar lemak yang dihasilkan pada terasi jembret instan semakin rendah. Menurut Hasugian (2009), lemak tidak mudah menguap karena titik didih lemak yaitu lebih dari 105 C. Namun demikian, suhu yang dipakai pada penelitian ini adalah 150 C, sehingga lemak sudah dapat menguap. http://www.usm.unsri.ac.id/upload/lampiran/201202012_karya_ilmiah_78.docx B. PENGEPRESAN MEKANIS (MECHANICAL EXPRESSION) Pengepresan mekanis merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak, terutama untuk bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini dilakukan untuk memisahkan minyak dari bahan yang berkadar minyak tinggi (30-70 persen). Pada pengepresan mekanis ini diperlukan perlakuan pendahuluan sebelum minyak atau lemak dipisahkan dari bijinya. Perlakuan pendahuluan tersebut mencakup pembuatan serpih, perajangan dan penggilingan serta tempering atau pemasakan. Tahap-tahap yang dilakukan dalam proses pemisahan minyak dengan cara pengepresan mekanis dapat dilihat pada Gambar.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1

LEMAK

Dua cara yang umum dalam pengepresan mekanis, yaitu pengepresan hidraulik (hydraulic pressing) dan pengepresan berulir (expeller pressing). a. Pengepresan Hidraulik (Hydraulic Pressing) Pada cara hydraulic pressing, bahan dipres dengan tekanan sekitar 2000 pound/inch2 (140,6 kg/cm = 136 atm). Banyaknya minyak atau lemak yang dapat diekstraksi tergantung dari lamanya pengepresan, tekanan yang dipergunakan, serta kandungan minyak dalam bahan asal. Sedangkan banyaknya minyak yang tersisa pada bungkil bervariasi sekitar 4 sampai 6 persen, tergantung dari lamanya bungkil ditekan di bawah tekanan hidraulik. b. Pengepresan Berulir (Expeller Pressing) Cara expeller pressing memerlukan perlakuan pendahuluan yang terdiri dari proses pemasakan atau tempering. Proses pemasakan berlangsung pada temperatur 240F (115,5C) dengan tekanan sekitar 15-20 ton/inch2. Kadar air minyak atau lemak yang dihasilkan berkisar sekitar 2,5-3,5 persen, sedangkan bungkil yang dihasilkan masih mengandung minyak sekitar 4-5 persen. Cara lain untuk mengekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak adalah gabungan dari proses wet rendering dengan pengepresan secara mekanik atau dengan sentrifusi.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1

LEMAK

NO

DIPERIKSA TANGGAL -

KETERANGAN Cover Header, Footer Margin Header, Footer Daftar Isi Font nomor halaman Tiap Judul Bab & subbab di bold Halaman Permulaan Lampiran Cover Dibetulkan Header Footer Lembar Awalan Lampiran Sesuaikan Letak ACC

TANDA TANGAN

11 Desember 2012

2 3

13 Desember 2012 14 Desember 2012

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1

Anda mungkin juga menyukai