Anda di halaman 1dari 2

Telaah Kritis

I. Apakah hasil penelitian ini valid? Petunjuk primer 1. Apakah penempatan pasien ke dalam kelompok terapi dirandomisasi? Ya. Dalam bagian design tertulis randomizedlIPP1. 2. Apakah semua pasien yang dimasukkan ke dalam penelitian dipertimbangkan dan disertakan dalam pembuatan kesimpulan? Ya. Semua pasien dipertimbangkan dalam penarikan kesimpulan, termasuk pasien-pasien yang mengalami komplikasi penyakit lain setelah pemberian intervensi dan ko-intervensi juga dibahas secara mendetail. Dijelaskan pada bagian commentIPP2 (hal.1449) 3. Apakah follow-up lengkap? Ya. Jumlah pasien yang lost to follow up tidak terlalu banyak jika dibandingkan dengan populasi awal pasien yang diikutkan dalam penelitian, selain itu diberikan kejelasan atau keterangan mengenai alasan dari lost to to follow up tersebut. Dapat dilihat di figure 1 dan untuk lebih mendetail bisa dibaca pada bagian result; treatment and follow up IPP3 (hal.1447). 4. Apakah semua pasien dianalisis pada kelompok randomisasi semula? Tidak di jelaskan Petunjuk Sekunder 1. Apakah pasien, petugas kesehatan dan staf peneliti dibutakan terhadap terapi? Tidak. Penelitian ini bersifat open-label controlled trialIPS1(abstract,design hal.1445). Dari segi intervensi yang diberikan pun jelas tidak dapat dilakukan pembutaan, karena jangka waktu pemberian obat pun sudah berbeda. Apakah pada awal penelitian kedua kelompok sama? Ya. Dalam table 1IPS2 (hal.1446) dapat dilihat karateristik dari dua kelompok yang dibandingkan dan dari tabel tersebut diketahui bahwa dua kelompok tersebut memiliki karakteristik yang kurang lebih sama (tidak ada perbedaan yang ekstrim). Disamping intervensi eksperimen, apakah kedua kelompok mendapat perlakuan yang sama? Ya. Kedua kelompok sama-sama mendapatkan follow-up yang sama dengan prosedur yang sama juga. Dapat dibaca pada bagian study design and endpoints, untuk lebih mendetail di bagian follow-upIPS3 (hal.1446).

2.

3.

Telaah Kritis
I. Apakah hasil penelitian ini valid? Petunjuk primer 1. Apakah terdapat perbandingan yang independen dan blind terhadap suatu standar rujukan? Ya. Dalam artikel ini tubercullin skin-test digunakan sebagai baku emas. Dalam bagian methods, participantIPP1(hal.1543) tertulis: Contacts underwent a purified protein derivative skin test (2 tuberculin units, purified protein derivative RT23, Statens Serum Institut, Copenhagen, Denmark), administered by a trained field worker. Induration was measured at 4872 hours. A second independent reading was conducted, for quality control, in 107 contacts, giving a _ statistic of 0.86 and 93% concordance. Subjects with a positive skin test (mean induration diameter: _10 mm) were offered a chest radiograph, and those with symptoms underwent an assessment using a standardized form and clinical examination. Untuk pembacaan hasil ELISPOT dibaca/dianalisis langsung oleh ELISPOT reader (laboratory proceduresIPP1 hal.1543). Assays were counted with an automated ELISPOT reader (AID-GmbH, Strassberg, Germany). The spot forming unit (SFU) numbers counted in each well were automatically entered into a database. 2. Apakah sampel pasien mencakup spektrum penderita yang sesuai dengan setting prakter klinis dimana uji diagnostik tersebut akan diaplikasikan? Ya. Dalam penilitian ini terdapat spektrum usia anak yang beragam, dibagi menjadi tiga kelompok anak: <5. 5-9, dan 10-14 tahun (bagian methods, participantsIPS2 hal.1543). Selain itu kontak dengan TBC juga dikategorikan secara merinci: satu kamar, satu rumah beda kamar, atau beda rumah tetapi masih dalam komunitas yang sama (methods,ascertainment of exposureIPS2 hal.1544) Petunjuk Sekunder 1. Apakah hasil tes yang sedang dievaluasi mempengaruhi keputusan untuk menjalankan standar rujukan? Tidak dijelaskan 2. Apakah metoda untuk melaksanakan tes tersebut dideskripsikan cukup rinci untuk dapat dilakukan replikasi? Ya. Tata cara pelaksanaan dapat dilihat di bagian methodsIPS2 hal.1543

Anda mungkin juga menyukai