Anda di halaman 1dari 78

Lab.

Teknologi Mekanik
II. TEORI DASAR A. Prinsip Kerja Mesin Bubut

Turning

Mesin bubut merupakan salah satu jenis mesin perkakas. Prinsip kerja dari proses turning atau lebih dikenal dengan proses bubut adalah proses penghilangan bagian dari benda kerja untuk memperoleh bentuk tertentu. Disini benda kerja akan diputar/rotasi dengan kecepatan tertentu bersamaan dengan dilakukannya proses pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakan translasi dari pahat disebut gerak umpan (feeding).
Sumber : http://sadimaludin.blogspot.com/2012/03/mesin-bubut.html

B. Bagian-Bagian Mesin Bubut 1. Switch Pompa pendingin Switch ini berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan cairan cooler.

Gambar 1. Switch pompa pendingin Sumber : Laboratorium Teknologi Mekanik

2. Saklar (switch) utama Untuk menghidupkan atau mematikan mesin

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Gambar 2. Saklar (switch) utama Sumber : Laboratorium Teknologi Mekanik

3. Dial hantaran Untuk mengatur kecepatan gerak makan.

Gambar 3. Dial hantaran Sumber : Laboratorium Teknologi Mekanik

4. Tuas pemilih arah gerak makan Sebagai pengatur arah gerak makan

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Gambar 4.Tuas pemilih arah gerak makan Sumber : Laboratorium Teknologi Mekanik

5. Saklar (stopper) darurat Untuk menghentikan mesin bubut pada keadaan darurat.

Gambar 5. Saklar (stopper) darurat Sumber : Laboratorium Teknologi Mekanik

6. Lampu ON untuk daya masuk Sebagai indikasi keitka mesin bubut menyala.

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Gambar 6. Lampu indikator Sumber : Laboratorium Teknologi Mekanik

7. Tuas pemilih kecepatan putaran spindle Untuk memilih kecepatan putaran spindel.

Gambar 7.Tuas pemilih kecepatan putar spindle Sumber : Laboratorium Teknologi Mekanik

8. Pengunci gerakan eretan Untuk mengunci eretan

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik


Gambar 8. Pengunci gerakan

Turning

Sumber : Laboratorium Teknologi Mekanik

9. Pemutar untuk gerakan eretan Untuk menggerakan eretan.

Gambar 9. Pemutar untuk gerakan eretan Sumber : Laboratorium Teknologi Mekanik

10. Tuas pengunci Quil (selongsong) Untuk mengunci Quill

Gambar 10. Tuas pengunci Quill

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Sumber : Laboratorium Teknologi Mekanik

11. Tuas pengunci kepala lepas Untuk mengunci tailstock

Gambar 11. Tuas pengunci kepala lepas Sumber : Laboratorium Teknologi Mekanik

12. Pemutar gerakan Quil Untuk memutar gerakan Quill

Gambar 12. Pemutar gerakan Quil Sumber : Laboratorium Teknologi Mekanik

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik


13. Pengunci gerakan eretan melintang Untuk mengunci gerakan eret melintang.

Turning

Gambar 13. Pengunci gerakan eretan melintang Sumber : Laboratorium Teknologi Mekanik

14. Pemutar gerakanmelintang Untuk mengatur gerakan melintang

Gambar 14. Pemutar gerakan melintang Sumber : Laboratorium Teknologi Mekanik

15. Tuas gerak pemotong ulir Untuk memotong bentuk ulir.

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Gambar 15. Tuas gerak pemotong ulir Sumber : Laboratorium Teknologi Mekanik

16. Tuas saklar spindle Untuk menggerakan spindle

Gambar 16. Tuas saklar spindle Sumber : Laboratorium Teknologi Mekanik

17. Pemilih arah sumbu gerak Untuk memilih arah sumbu gerak.

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Gambar 17. Pemilih arah sumbu gerak Sumber : Laboratorium Teknologi Mekanik

18. Tuas gerak makan Untuk mengatur gerak makan

Gambar 18. Tuas gerak makan Sumber : Laboratorium Teknologi Mekanik

19. Pemutar untuk gerakan carriage (gerakan memanjang) Untuk mengatur gerakan memanjang.

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Gambar 19. Pemutar gerakan memanjang Sumber : Laboratorium Teknologi Mekanik

20. Pedal rem Untuk menghentikan pengerjaan.

Gambar 20. Pedal rem Sumber : Laboratorium Teknologi Mekanik

C. Jenis-jenis Mesin Bubut 1. Mesin bubut ringan Mesin bubut ringan dapat diletakkan di atas meja dan mudah dipindahkan sesuai dengan kebutuhan.Benda kerjany berdimensi kecil (mini).Jenis ini umumnya digunakan untuk membubutbenda-benda kecil dan biasanya digunakan untuk industri rumah tangga(home industri).Panjangnya mesin umumnya tidak lebih dari 1.200 mm, karena bebannya ringan dapat diangkat oleh satu orang.

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Gambar 21. Mesin bubut ringan Sumber : http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubutkelengkapan-dan-alat-potong.pdf

2. Mesin bubut sedang Jenis mesin bubut sedang dapat membubut diameterbenda kerja sampai dengan 200 mm dan panjangnya sampai dengan100 mm. Jenis mesin ini cocok untuk industri kecil atau bengkel-bengkelperawatan dan pembuatan komponen. Umumnya digunakan pada duniapendidikan atau pusat pelatihan, karena harganya terjangkau dan mudahdioperasikan.

Gambar 22. Mesin bubut sedang Sumber : http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubut-kelengkapandan-alat-potong.pdf

3. Mesin bubut standar Jenis mesin bubut standar disebut sebagai mesin bubut standar karena di samping memiliki komponen seperti pada mesin ringan dan sedang juga telah dilengkapi berbagai kelengkapan tambahan yaitu kran pendingin, lampu kerja, bak penampung beram, dan rem untuk menghentikan mesin dalam keadaan darurat.

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Gambar 23. Mesin bubut standar Sumber : http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubut-kelengkapandan-alat-potong.pdf

4.Mesin bubut berat a) Mesin bubut beralas panjang Mesin bubut beralas panjang mempunyai alas yang panjangnya mencapai 5 sampai dengan 7 meter dengan diameter cekam sampai dengan 2 meter sehingga cocok untuk industri besar dan membubut diameter benda yang besar, misalnya poros baling-baling kapal, menyelesaikan hasil cetakan roda mesin pengeras jalan (wheel vibrator), roda-roda puli yang besar, dan sebagainya.

Gambar 24. Mesin bubut berat beralas panjang Sumber : http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubutkelengkapan-dan-alat-potong.pdf

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

b) Mesin bubut lantai Mesin bubut lantai mempunyai kegunaan yang sama dengan mesin bubut beralas panjang, tetapi memiliki kapasitas lebih besar lagi sehingga pergerakan penjepit pahat, kepala lepas, dan pengikatan benda kerjanya pun harus dilakukan dengan cara hidraulik, pneumatik, ataupun elektrik. Demikian pula pengikatan dan pelepasan benda kerjanya dibantu dengan alat angkat sehingga mesin ini hanya digunakan untuk industri mesin perkakas berskala besar.

Gambar 25. Mesin bubut lantai Sumber : http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubutkelengkapan-dan-alat-potong.pdf

c) Mesin bubut lantai dengan pengendali Jenis mesin bubut ini sering digunakan untuk membubut bakal rodaroda gigi yang besar, baik bakal roda gigi lurus maupun bakal roda miring.

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Gambar 26. Mesin bubut lantai dengan pengendali Sumber : http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubutkelengkapan-dan-alat-potong.pdf

Keterangan: 1) panel kontrol penyetelan, 2) panel kontrol pengerjaan, 3) soket segi enam untuk merubah kecepatan, 4) handel pelumasan dan pembersihan kepala lepas, 5) kran untuk pendingin, 6) sarung penyetel pahat dalam, 7) tuas kepala lepas, 8) panel kontrol eretan memanjang, 9) panel kontrol eretan melintang, 10) panel kontrol kepala lepas, 11) ulir pengikat kepala lepas, 12) handel pelumas, 13) roda pengatur gerak memanjang,

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik


14) roda pengatur gerak pemakanan, 15) tuas penjepit pembawa, 16) roda pengatur pemberhentian

Turning

d) Mesin bubut tegak Jenis mesin bubut tegak dilihat dari kontruksinya berbeda dengan mesin bubut sebelumnya, karena letak kepala tetap dan kepala lepasnya pada posisi tegak.Cekam kepala tetapnya berada di bawah sedang kepala lepasnya berada di atas, khususnya untuk keperluan produksi poros dengan diameter relatif besar dan panjang.

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Gambar 27. Mesin bubut tegak Sumber : http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubutkelengkapan-dan-alat-potong.pdf

e) Mesin bubut dengan enam spindel mendatar Mesin bubut dengan enam spindel mendatar memiliki enam spindel mendatar yang masing-masing dapat dipasang cekam dan di belakangnya dilengkapi dudukan sekaligus sebagai pengarah masuknya bahan/benda kerja, sehingga dapat mencekam bahan yang memiliki ukuran panjang. Pencekaman dan majunya bahan serta pergantian posisi cekam dapat dilakukan secara otomatis (sistem hidrolik atau pneumatik), sehingga jenis mesin ini sangat cocok untuk memproduksi produk secara massal yang memiliki ukuran dan bentuk yang sama.

Gambar 28. Mesin bubut dengan 6 spindel mendatar Sumber : http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubutkelengkapan-dan-alat-potong.pdf

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik


f) Mesin bubut tegak dengan delapan spindel

Turning

Mesin bubut dengan delapan spindel memiliki delapan spindel posisi tegak yang masing-masing dapat dipasang cekam yang berukuran besar. Prinsip kerjanya sama dengan mesin bubut dengan enam spindel mendatar, hanya saja pemasangan benda kerjanya pada posisi tegak. Karena memiliki ukuran spindel yang besar, jenis mesin ini sangat cocok untuk produksi secara massal yang memiliki ukuran besar, tetapi memiliki ukuran tidak terlalu panjang.

Gambar 29. Mesin bubut tegak dengan 8 spindel Sumber : http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubutkelengkapan-dan-alat-potong.pdf

g) Mesin bubut tegak dengan delapan spindel sistem rotary Mesin bubut dengan delapan spindel sistem rotary (Gambar 14) memiliki delapan spindel posisi tegak yang masingmasing dapat dipasang cekam yang berukuran besar. Prinsip kerjanya sama dengan mesin bubut dengan enam spindel mendatar, namun memiliki kelebihan yaitu masuknya bahan (raw material) dan keluarnya hasil produk dapat dilakukan secara otomatis (sistem hidrolik atau pneumatik). Sehingga proses produksinya bisa lebih cepat bila dibandingkan dengan mesin bubut enam spindel mendatar. Sudirman T 253 D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Gambar 30. Mesin bubut tegak dengan 8 spindel sistem rotary Sumber : http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubutkelengkapan-dan-alat-potong.pdf

h) Mesin bubut potong Mesin bubut potong berfungsi untuk memotong benda kerja khususnya kawat. Pemotongan dilakukan secara otomatis sehingga jenis mesin ini sangat cocok untuk memotong kawat secara massal yang memiliki ukuran panjang yang sama.

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Gambar 31. Mesin bubut potong Sumber : http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubutkelengkapan-dan-alat-potong.pdf

i) Mesin bubut ulir Mesin bubut ulir berfungsi khusus untuk membuat batang ulir luar (baut), kontruksinya hampir sama dengan mesin bubut konvensional ukuran sedang. Karena mesin ini dikhususkan untuk membuat ulir, sehingga sangat cocok untuk membuat ulir luar secara massal yang memiliki ukuran panjang dan jenis ulir yang sama.

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik


Gambar 32. Mesin bubut ulir

Turning

Sumber : http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubutkelengkapan-dan-alat-potong.pdf

j) Mesin bubut ulir tipe swiss Mesin bubut ulir tipe Swiss juga khusus berfungsi untuk membuat batang ulir luar (baut). Kontruksinya hampir sama dengan mesin bubut turret. Karena mesin ini dikhususkan untuk membuat ulir, sehingga ini sangat cocok untuk membuat ulir secara massal yang memiliki ukuran panjang dan jenis ulir yang sama.

Gambar 33. Mesin bubut ulir tipe swiss Sumber : http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubutkelengkapan-dan-alat-potong.pdf

k) Mesin bubut turret Mesin bubut turret (Gambar 18) berfungsi seperti halnya mesin bubut konvensional berukuran sedang, namun memiliki dudukan alat potong ada beberapa buah yang pergantian posisinya dapat dilakukan dengan mudah (sistem mekanik, hidrolik, atau pneumatik).Jenis mesin ini pada umumnya memiliki ukuran yang relatif kecil, sehingga sangat cocok untuk memproduksi produk secara massal yang memiliki ukuran kecil.

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Gambar 34. Mesin bubut turret Sumber : http://wordpress.com%2F2010%2F03%2Fmesin-bubutkelengkapan-dan-alat-potong.pdf

l) Mesin bubut spindel banyak otomatis Mesin spindel banyak otomatis adalah jenis yang paling cepat dari mesin produksi untuk pekerjaan batang.Dalam mesin ini langkah operasi dibagi menjadi beberapa bagian sehingga satu stasiun mengerjakan satu bagian operasi dan semua stasiun beroperasi secara serentak sehingga memperpendek waktu pengerjaan.

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Gambar 35. Mesin bubut spindle banyak otomatis Sumber : http://mechanicalsains.blogspot.com/2010/11/mesin-bubutpenggolongan-mesin-bubut.html

m) Mesin bubut turet horizontal Mesin bubut jenis ini di buat dalam dua rancangan umum yang di kenal sebagai ram dan sadel. Dalam penampilan mereka hampir serupa dan kesemuanya dapat di pakai untuk pekerjaan batang atau penekan. Perbedaan mesin bubut turel jenis ram dapat di tempatkan sebuah sadel yang diapitkan pada bangku mesin bubut. Di mana sadelnya dapat di atur, tetapi tidak bergerak selama operasi turet. Turetnya langsung di pasang pada sadel yang bergerak.

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Gambar 36. mesin bubut turret horizontal


Sumber : http://www.scribd.com/doc/25487748/joe

n) Mesin bubut turet horizontal otomatis Operasi sepenuhnya otomatis agar operator dapa menangani dua buah mesin atau lebih. Mesin jenis ini digunakan pada tuas pencekam yang lonjakan lama. Keuntungannya adalah penghapusan elemen manusia dari dua waktu memungkinkan operator mengatasi beberapa mesin dan produksi cepat.

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Gambar 37. mesin bubut turret horizontal otomatis


Sumber : http://www.scribd.com/doc/25487748/joe

o) Mesin bubut turet vertikal Merupakan sebuah mesin yang mirip fres pengebor vertikal memiliki karakteristik untuk memegang pahat terdiri atas pencekam yang di pasangkan di atas rel penyilang, sebagai tambahan terdapat paling tidak satu kepala samping yang dilengkapi dengan turet bujur sangkar untuk memegang pahat.

Gambar 38.mesin bubut turret vertikal


Sumber : http://www.scribd.com/doc/25487748/joe

p) Mesin bubut stasiun jarak otomatis Mesin ini digunakan untuk produksi tinggi dan biasanya dilengakapi dengan lima atau sembilan stasiun kerja dan kedudukan.

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Gambar 39. mesin bubut stasiun jarak otomatis


Sumber : http://www.scribd.com/doc/25487748/joe

q) Fris pengebor vertikal Fris pengebor vertikal mendapatkan namanya karena benda kerja berputar pada meja horizontal mirip dengan frais pembuat lama. Palingan pahat pemotongnya adalah stasi oner, kecuali untuk gerakan hentaran dan terpasang menyilang yang ketinggiannya dapat di stel.

Gambar 40. fris pengebor vertikal


Sumber : http://ryanssimrboyz.blogspot.com/2011/09/teknik-pemesinan.html

r) Mesin ulir otomatis

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Cara/ciri utama dari mesin ini adalah adanya pengontrolan gerakan turet sehingga perkakas bisa di umpan ke benda kerja pada kecepatan yang di inginkan, di tarik dan hantar arahkan kedudukan berikutnya. Mesin ini mempunyai peluncur.

Gambar 41. mesin ulir otomatis


Sumber : http://ryanssimrboyz.blogspot.com/2011/09/teknik-pemesinan.html

s) Mesin bubut duplikat otomatis Mesin ini biasanya di lengkapi dengan sistem kendali numeris titik ke titik yang memiliki masukan desimal pembacaan langsung, ciri lain dari mesin ini adalah blok pahat pengaruh 2 kedudukan terkendali secara otomatis yang terpasang di atas benda kerja.

Gambar 42. mesin bubut duplikat otomatis


Sumber : http://ryanssimrboyz.blogspot.com/2011/09/teknik-pemesinan.html

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik


t) Mesin bubut pencekam vertikal stasiun majemuk.

Turning

Mesin ini mempunyai pahat potong yang stasioer kecuali untuk gerakan hentaran dan terpasang pada rel menyilang dengan ketinggian yang dapat di stel. Mesin ini dapat memegang serta suku cadang besar dan berat karena benda kerja dapat di letakkan di meja.

Gambar 43. mesin bubut pencekam vertikal stasiun majemuk


Sumber : http://perkakaspunya.blogspot.com/2010/03/mesin-bubutpenggolongan-mesin-bubut.html

D. Jenis Pengerjaan pada Mesin Bubut 1. Membubut Silindris Pada proses membubut silindris ini benda kerja berputar kemudian pahat melakukan pemakanan secara memanjang. Pada pembubutan otomatis pahat dapat melakukan gerak makan maju mundur secara memanjang sedangkan benda kerja berotasi dan dicekam oleh pencekam pada kepala tetap.Untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka kedudukan mata pahat harus segaris dengan senter atau pusat benda kerja tersebut. Dan biasanya pada proses dihasilkan benda benda silindris bertingkat.

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Gambar 44. Pembubutan silindris Sumber : http://www.scribd.com/doc/38597827/mesin-bubut-cs-dan-caramembubut

2. Membubut Tepi Pada proses ini benda kerja yang dicekam berputar sambil pahat melakukan gerak makan secara lateral atau melintang. Pada pembubutan-pembubutan otomatis pahat dapat melakukan gerak makan secara maju mundur dalam arah yang melintang.Untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka kedudukan mata pahat harus segaris dengan senter atau pusat benda kerja tersebut.

Gambar 45. Pembubutan tepi Sumber : http://nikkobull.blogspot.com/2011/01/mesin-bubut.html

3. Mengebor pada mesin bubut Pada proses ini benda kerja dicekam dan senter hidup pada kepala lepas diberi atau diganti dengan mata bor yang sesuai. Setelah itu bor tersebut disetel kemudian senter tersebut dimajukan dengan hati hati

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

pada benda kerja yang berputar.Kedalaman hasil pengeboran dapat disetel pada kepala lepas.Pada pengerjaan secara otomatis kepala lepas bergerak maju dengan otomatis.

Gambar 46. Mengebor dengan mesin bubut Sumber : http://www.scribd.com/doc/38597827/mesin-bubut-cs-dan-caramembubut

4. Membuat ulir Pada poses pembuatan ulir hampir sama dengan pembubutan silindris hanya saja perbedaannya terletak pada penyetelan pahat dan jenis pahatnya. Benda kerja yang dicekam pada spindle berotasi kemudian pahat tersebut melakukan grak makan secara memanjang / mendatar dan kedudukan pahat tersebut harus dengan senter atau pusat benda kerja agar hasilnya maksimal.

Gambar 47. Pembubutan ulir Sumber : http://www.scribd.com/doc/38597827/mesin-bubut-cs-dan-caramembubut

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

5. Membubut dalam Membubut dalam prosesnya tidak jauh berbeda dengan proses membubut silindris hanya saja pada membubut dalam pahat yang digunakan berbeda dengan pahat pada membubut silindris tidak hanya perbedaannya juga terletak pada pengerjaan benda kerjanya. Pada membubut dalam pahat diarahkan masuk ke dalam lubang benda kerja ( pahat tetap setinggi dengan senter ). Kemudian eretan atas disetel agar pahat menyentuh bagian pinggir dari lubang benda kerja tersebut, setelah itu benda kerja berputar sambil pahat melakukan gerak maju / memanjang.

Gambar 48. Membubut dalam Sumber : http://www.scribd.com/doc/38597827/mesin-bubut-cs-dan-caramembubut

6. Mengkartel Jepit benda kerja pada pencekam kemudian setel kartel setinggi dengan senter.Setelah itu hidupkan spindle mesin dan gerakkan kartel ke benda kerja menggunakan tekanan sampai terbentuk cetakan seperti intan.Kartel ini melakukan gerak makan secara memanjang atau eretan melakukan gerakan maju.

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Gambar 49. Mengkartel Sumber : http://www.scribd.com/doc/38597827/mesin-bubut-cs-dan-caramembubut

7. Membubut tirus Pada pembubutan tirus digunakan berbagai macam ukuran pahat, misalnya : pahat dengan sudut 300 , 600, dan lain sebagainya. Prosesnya yakni setel pahat setinggi senter, tempatkan pahat pada kedudukan kerja dengan menggunakan eretan atas.Kemudian setel eretan dengan posisi sudut sesuai yang kita inginkan. Hidupkan mesin spindle dan benda kerja berotasi dan pahat diarahkan dalam kedudukan kerja. Kemudian eretan bergerak maju atau mundur sesuai dengan pengaturan sudut yang telah dilakukan. Cara membubut tirus dapat dilakukan dengan cara : 1. Dengan menggeser posisi kepala lepas ke arah melintang. 2. Dengan menggeser sekian derajat eretan atas. 3. Dengan memasang perkakas pembentuk.

Gambar 50.pembubutan tirus

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Sumber : http://www.scribd.com/doc/38597827/mesin-bubut-cs-dan-caramembubut

8. Memotong benda kerja Pemotongan benda kerja pada mesin bubut digunakan pahat penyayat dan pengalur yang sangat ramping. Arahkan kedudukan pahat pada posisi kerja.Setelah itu hidupkan mesin dan arahkan eretan secara melintang agar pahat dapat memotong secara sempurna.

Gambar 51.memotong benda kerja


Sumber : http://www.scribd.com/doc/38597827/mesin-bubut-cs-dancara-membubut

9. Mengalur Mula mula pilih pahat paku atau pahat alur kemudian setel pahat ke senter, siku ke diameter benda kerja, dan setel ukuran alur yang akan dibuat pada eretan atas. Gerakkan eretan lintang untuk menempatkan pahat mendekati dari diameter benda kerja.Hidupkan mesin, arahkan atau gerakkan eretan atas agar pahat dapat menyentuh diameter benda kerja.Arahkan pahat ke benda kerja yang beputar dengan kecepatan tetap.

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik


Gambar 52.pembubutan alur

Turning

Sumber : http://www.scribd.com/doc/38597827/mesin-bubut-cs-dan-caramembubut

10. Membubut eksentris Bila garis mati dari dua atau lebih silinder dari sebuah benda kerja sejajar maka benda kerja ini disebut eksentris.Jarak antara garis garis mati itu disebut eksentribilitas.

Gambar 53.membubut eksentrik


Sumber : http://www.scribd.com/doc/38597827/mesin-bubut-cs-dancara-membubut

11. Membubut profil Untuk membubut pembulatan pahatnya diasah menurut bentuk profilnya, pahat profil terutama cocok untuk membubut profil pada produk-produk yang pendek, pada umumnya pahat bubut tidak terlalu tebal sehingga umur pemakaiannya pendek.

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Gambar 54. Membubut profil Sumber : http://www.cadlab.tuc.gr/proehelp/nc/turning.html

E. Alat Bantu dan Perlengkapan pada Mesin Bubut. 1. Senter Digunakan untuk membantu menyangga ujung sebuah benda kerja yang berbentuk shaft atau poros. a. Senter putar Center putar pada mesin bubut digunakn untuk menunjang pekerjaan pembuatan shaft apda masing-masing ujungnya sehingga akan menghasilkan suatu putaran yang kokoh. Biasanya putaran tersebut tetap dan sangat mendukung benda kerja tersebut tidak bergerak.

Gambar 55. Senter putar Sumber:_http://www.scribd.com/document_downloads/direct/56060247? extension=docx&ft=1331353102&lt=1331356712&uahk=pcT ObiQC94L3WTAXA+jSGjc+DdY

b. Senter mati Sudirman T 253 D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Berbeda dengan senter putar, senter mati di gunakan pada pembubutan di antara 2 senter, benda tersebut hanya ikut berputar bersama mesin, ujungnya tidak terjadi gesekan dengan ujung benda kerja yang sudah di beri lubang senter, walaupun tidak terjadi gesekkan sebaiknya sebelum di gunakan, ujung senter dan lubang senter sebaiknya di beri greace/gemuk atau pelumas sejenis lainnya, pada dasarnya kedua senter tersebut juga memiliki sudut yang sama yaitu 60 derajat.

Gambar 56. Senter mati Sumber:_http://www.scribd.com/document_downloads/direct/56060247? extension=docx&ft=1331353102&lt=1331356712&uahk=pcT ObiQC94L3WTAXA+jSGjc+DdY

c. Senter Pipa
Digunakan dengan maksud yang sama dengan

penggunaan senter putar namun senter pipa dikhususkan untuk pipa atau as yang memiliki lubang yang tidak bisa disokong dengan senter putar biasa.

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Gambar 57. Senter Pipa Sumber : http://an-tika.blogspot.com/2011/07/aksesoris-danperlengkapan-mesin-bubut.html

d. Senter pot Senter pot ini digunakan untuk benda kerja yang panjang dan memiliki ujung yang berbentuk cembung, yang tidak memungkinkan jika menggunakan senter lainnya.

Gambar 58. senter pot

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Sumber : http://indonetwork.co.id/alloffers/360/engineering.html

2. Pembawa dan plat pembawa Alat ini dipasang bersama sama plat pembawa dengan maksud membawa serta benda kerja supaya tidak ikut berputar.

Gambar 59. Pembawa dan plat pembawa Sumber : http://www.scribd.com/doc/76883248/44/Gambar-19-Penyanggadiam-dan-penyangga-jalan

3. Penyangga Alat ini digunakan dalam pengerjaan batang yang panjang untuk menyangga benda kerja agar tidak melengkung ke bawah. a. Penyangga jalan Penyangga jalan berfungsi sama hanya perbedaannya bahwa penyangga jalan pemasangannya pada eretan dan ikut bergerak sepanjang jalannya pahat pada alas mesin. Kerja penyangga jalan adalah menahan benda kerja agar tidak melengkung dan tidak bergetar karena adanya tekanan pahat yang menyayat.

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Gambar 60. Penyangga jalan Sumber : http://www.scribd.com/doc/76883248/44/Gambar-19Penyangga-diam-dan-penyangga-jalan

b. Penyangga tetap Penyangga tetap adalah alat yang berguna untuk menyokong atau menunjang benda kerja yang dibubut jika bagian yang dibubut itu panjang, tanpa alat penyangga ini maka benda tersebut khususnya bagian tengahnya (antara senter kepala lepas dan kepala tetap) akan bergetar sehingga hasilnya akan kasar dan tidak bulat, terlebih-lebih diwaktu membubut benda kerja yang berlubang bagian dalamnya.

Gambar 61. Penyangga tetap Sumber : http://www.scribd.com/doc/76883248/44/Gambar-19Penyangga-diam-dan-penyangga-jalan

4. Kartel Kartel adalah suatu alat yang gunanya untuk membuat alur pada benda kerja.

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Gambar 62. Kartel Sumber : http://www.scribd.com/doc/76883248/44/Gambar-19-Penyanggadiam-dan-penyangga-jalan

5. Cekam Cekam adalah bagian dari mesin bubut yang berfungsi untuk mengikat benda kerja pada saat membubut. a. Pencekam rahang 4 Digunakan untuk benda kerja segiempat, segienam, segidelapan atau bentuk yang rumit. Hanya untuk benda kerja bulat dan segiempat

Gambar 63. Cekam rahang 4 Sumber : http://an-tika.blogspot.com/2011/07/chuck-rahang-empatdan-pemakaiannya.html

b. Cekam rahang 3 Sudirman T 253 D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Digunakan untuk benda kerja yang bulat atau segi berurutan yang habis dibagi 3, misal : 3, 6, 9 dan seterusnya

Gambar 64.cekam rahang 3


Sumber : http://an-tika.blogspot.com/2011/07/chuck-rahang-empatdan-pemakaiannya.html

c. Cekam rahang 2 Mempunyai 2 rahang yang bergerak secara otomatis pada waktu menyetel diputar, keistemawaan dapat mencekam bermacam-macam bentuk dari bentuk dan ukuran benda kerja ( bulat ). Khususnya benda kerja yang sesuai dengan rahang tersebut.

Gambar 65.cekam rahang 2


Sumber : Sumber : http://www.qrbiz.com/

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik


d. Pencekam magnet

Turning

Digunakan untuk mencekam benda kerja yang bentuknya tidak beraturan yang tipis, yang akan dibuat menjadi bentuk lain.

Gambar 66. pencekam magnet


Sumber : http://www.bengkelbangun.com/2011/07/bubut-roda-gila.html

F. Nomenklatur pahat bubut

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Gambar 67. Nomenklatur pahat bubut Sumber : http://www.scribd.com/doc/76883248/44/Gambar-19nomenklatur-pahat-bubut.php

Keterangan : Sudut gerak samping, jika sudut ini semakin lancip maka akan menurunkan daya potong dan tempratur pemotongan semakin tinggi. Sudut Gerak Belakang, tempat menggantikan sisi potong sehingga memudahkan pemotongan yang lebiih berat. Jari-jari ujung, untuk memotong akhir permukaan sekaligus memberi bentuk pada benda kerja. Sudut pengaman Ujung, sangat berperan dalam performa pahat potong bila terlalu kecilmaka akan mengurangi umur pahat. Sudut pengaman samping, untuk mencegah pergerakan perkakas lain dan memotong bahan yang keras dan tangguh. Sudut mata potong ujung, cuttering dapat memperpendek umur pahat karenamerusak/mematahkan mata potong. Sudut mata potong samping, bila serpihan ini bertambah besar maka serpihan yang kontak dengan sisi potong samping akan mengikat dan menyebabkan umur pahat semakin lama. G. Pahat BubutDan Jenis-Jenisnya 1. Jenis-jenis pahat bubut berdasarkan bentuknya

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Gambar 68. Jenis-jenis pahat bubut berdasarkan bentuknya Sumber : http://www.scribd.com/doc/76883248/44/Gambar-18- -pahatbubut.php

a. Pahat kiri b. Pahat potong c. Pahat alur

d.Pahat papak

g. Pahat bubut kasar

e. Pahat bubut kasar h. Pahat pinggul kanan f. Pahat bentuk bulat i. Pahat bubut muka

2. Jenis-jenis pahat bubut berdaraskan materialnya a. Pahat HSS High speed steel (HSS) adalah bagian dari alat baja, biasanya digunakan dalam bit alat dan alat pemotong. Hal ini sering digunakan dalam kekuasaan melihat pisau dan bor. Hal ini lebih unggul dari alat-alat tua baja karbon tinggi yang digunakan secara ekstensif melalui tahun 1940-an karena dapat menahan suhu yang lebih tinggi tanpa kehilangan kesabaran nya (kekerasan). Properti ini memungkinkan HSS untuk memotong lebih cepat dari baja karbon tinggi, maka baja kecepatan tinggi nama. Pada suhu kamar, Sudirman T 253 D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

dalam perlakuan panas umumnya direkomendasikan mereka, nilai HSS umumnya menampilkan kekerasan tinggi (di atas HRC60) dan ketahanan abrasi tinggi (umumnya terkait dengan isi tungsten sering digunakan dalam HSS) dibandingkan dengan karbon yang sama dan alat baja.

gambar69. pahat HSS


Sumber : http://an-tika.blogspot.com/2011/07/jenis-jenis-pahatbubut.html

b. Pahat Carbide Tungsten karbida (WC) adalah senyawa kimia anorganik yang mengandung bagian yang sama dari tungsten dan atom karbon. Bahasa sehari-hari, tungsten karbida sering hanya disebut karbida.Dalam bentuk yang paling dasar, itu adalah bubuk abu-abu halus, tetapi dapat ditekan dan dibentuk menjadi bentuk untuk digunakan dalam mesin industri, peralatan, abrasive, serta perhiasan. Tungsten karbida adalah sekitar tiga kali lebih keras dari baja, dengan modulus Young sekitar 550 GPa, dan jauh lebih padat dari baja atau titanium. Hal ini sebanding dengan korundum (Al2O3) atau safir dalam kekerasan dan hanya dapat dipoles dan selesai dengan abrasive kekerasan unggulan seperti silikon karbida,

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

boron nitrida kubik dan berlian antara lain, dalam bentuk bubuk, roda, dan senyawa.

Gambar 70. Pahat Carbide Sumber : http://an-tika.blogspot.com/2011/07/jenis-jenis-pahatbubut.html

c. Intan Merupakan hasil proses sintering serbik intan tiruan dengan bahan pengikat, karena intan pada temperatur tinggi akan berubah menjadi graphit dan mudah terdifusi dengan besi, maka pahat intan tidak bisa di gunakan untuk memotong yang mengandung besi. Tingkat kekerasannya sangat tinggi dan tahan terhadap deformasi plastik. Sifat ini di tentukan oleh besar butir intan serta presentasi material pengikatnya.

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik


Gambar 71.pahat intan

Turning

Sumber : http://parts.digikey.com/

d. Pahat keramik. Serbuk aluminium oksida dengan bahan tambahan aluminium di campurkan dengan pengikat dan di proses menjadi sisipan padat pemotong pada teknik metalurgi serbuk. Sisipan ini di apitkan pada pemegang pahat atau pun diikatkan padanya dengan Xytelin. Bahan yang di hasilkan mempunyai kekuatan kompesif sangat tinggi tetapi agak rapuh. Oleh karena itu sisipan harus di beri o-7 penguburan negatif.

Gambar 72.pahat keramik


Sumber : http://seni-dan-antik.tokobagus.com/

e. CBN CBN termasuk jenis keramik, di buat dengan penekanan panas ( 1500 ) sehingga serbuk diapit putih nitrida teron dengan struktur atom hoksagonal berubah menjadi struktur kubik dengan material pengikat ALO tanpa atau dengan mengiter BM. Pahat sisipan (BM) dapat di buat, tiw atau cd hot hardnes CBN ini sangat tinggi. CBN

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

dapat digunakan berbagai permesinan berbagai jewnis baja dalam keadaan di keraskan. Besi tuang hss karbida semen, terhadap baja kecil.

Gambar 73. CBN


Sumber : http://an-tika.blogspot.com/2011/07/jenis-jenis-pahatbubut.html

4. Jenis-jenis pahat berdasarkan unsur yang di tambahkan kedalamnya Tungsten carbide bit ini kemudian dicetak dengan beragam bentuk pahat bubut. Ada yang dibuat dengan lubang di tengahnya untuk baut pengunci ke holder/pegangannya,sepert gambar di bawah ini.

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Gambar 74.jenis pahat berdasarkan unsur yang ditambahkan


Sumber : http://www.pahat-tungsten-carbide-dan-holdernya.php

Namun yang banyak dan gampang dijumpai dipasaran disini adalah yang tidak memakai holder sehingga dalam aplikasinya kita mengelas bit ini ke tangkainya dengan kawat kuningan.

Gambar 75.gambar pahat


Sumber : http://an-tika.blogspot.com/2011/07/jenis-jenis-pahatbubut.html

Namun begitu banyak juga toko perkakas online dari Inggris yang menjual pahat carbide yang sudah di las seperti gambar berikut ini.

5. Pemasangan pahat bubut

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Cara memasang pahat bubut ialah Selama pengerjaan, pahat ditekan oleh tenaga potong (cutting force).Besarnya tenaga ini tergantung dari besarnya benda kerja dan ukuran penampang chip.Dengan memasang pahat pada baut pengunci (clamping bolt), terjadilah getaran yang kuat di antara permukaan penyangga pahat dengan penjepit pahat.Getaran tersebut menyebabkan pahat bergerak.Untuk menghindari bergesernya pahat selama pengerjaan, pahat harus dipegang dengan kuat dan aman.Untuk pemasangan pahat dapat digunakan pelat-pelat tipis sebagai ganjal. 6. Pahat dan prinsip perpahatan Dalam produksi adalah penting bahwa pengerjaan dilakukan sesingkat mungkin waktu yang digunakan dalam produksi adalah waktu penyetelan, penanganan benda kerja, penaganan mesin dan waktu pemotongan. a. Waktu penyetelan dapat dikurangi dengan menyiapkan semua pahat yang diperlukan dalam kondisinya dan siap dipakai b. Waktu pemasangan benda kerja adalah waktu yang diperlukan dalam memasang atau melepaskan benda klerja untuk pengerjaan barang maka waktu ini dikurangi dengan memasang leher stock batang c. Waktu pemasangan mesin adalah waktu yang diperlukan dalam memasang masing-masing perkakas pada tempat nya bisa dikurangi dengan menempatkan perkakas pada tempatnya dan urutan yang benar sehingga memudahkan penggunaanya atau dengan menentukan pemotongan kombinasi atau jamak, jika memungkinkan. d. Waktu potong untuk suatu operasi dikendalikan oleh penggunaan yang benar atas perkakas potong kecepatan dan pemotongan kombinasi bisa menghemat waktu potong

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik


7. Sifat sifat yang mutlak dimilki pahat bubut

Turning

Berdasarkan sifat sifat mutlak yang harus dimiliki oleh pahat bubut antara lain : a. Keras : kekerasan yang cukup tinggi melebihi kekerasan benda kerja tidak saja pada temperatur ruang melainkan juga pada temperatur tinggi pada saat proses b. Tahan beban kejut thermal : ketahanan ini diperlukan bila terjadi perubahan temperatur yang cukup besar secara berkala atau periodik c. Sifat ahesi yang rendah : diperlukan untuk mengurangi avinitas benda kerja terhadap pahat, mengurangi laju keausan, serta penurunana daya pem,otongan d. Daya larut elemen komponen material pahat yang rendah : dibutuhkan untuk memperkecil laju keausan aklibat mekanisme difusi

H. Faktor Yang Mempengaruhi Keausan Pahat Bubut 1. Faktor yang mempengaruhi keausan pada pahat a) Material pahat Pahat yang materialnya keras dapat mengurangi keausan dan keausan akibat gesekan akan pemakanan terhadap benda kerja. Pahat berbahan lunak cepat aus dan rusak. b) Material Benda kerja Bahan dari benda kerja harus di imbangi dengan material dari pahat. Jika benda lebih jelas dari pahat maka hal ini akan menyebabkan pahat cepat aus dan rusak. c) Kedalaman Pemotongan Sudirman T 253 D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Apabila pahat selalu digunakan untuk pemakanan yang terlalu dalam dan besar, umur pahat tidak akan lama. Karena pahat mengalami gesekan yang besar dengan permukaan benda kerja sehingga mengalami ketumpuan atau keretakan pada pahat. d) Penggunaan Fluida Pendingin Fluida pendingin berfungsi mengurangi panas yang timbul akibat gesekan antara benda kerja dan pahat maka akan menekan aus pada pahat sehingga meminimalis kerusakan pada pahat. e) Umur Pahat Keausan pahat akan bertambah atau membesar pada suatu saat, pahat yang bersangkutan dianggap tidak dapat digunakan lagi karena lelah. Keausan pahat akan semakin bertambah dengan bertambahnya waktu pemotongan.

f) Kecepatan hantaran pahat Makin cepat hantaran pahat bergerak maka pahat akan cepat aus. Ini disebabkan karena pembebanan tiba-tiba dari pahat yang diberikan ke material. g) Kondisi pemotongan Keausan pahat juga disebabkan oleh kondisi pemotongan. Misalnya yang akan kita potong itu berbeda materialnya. 2. Cara perawatan pahat Cara perawatan pahat yang baik adalah a) Memberi fluida pendingin setiap kali pahat melakukan pengerjaan halus atau berat. b) Perhatikan dan jaga selalu ketajaman pahat agar saat pengerjaan pahat dapat bekerja dengan baik dan mengurangi gesekan.

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

c) Gantilah pahat yang sudah retak guna menghindari kemungkinan patahnya pahat untuk menjaga keselamatan kerja. d) Jangan melakukan pengerjaan pemakanan yang terlalu dalam dan besar, karena pahat akan bekerja sangat keras dan mengalami gesekan yang sangat besar. Jadi pemakanan sebaiknya sedalam 0,5 mm sekrap sekali pemakanan dan dikurangi ke dalam jika kecepatan meja maupun pahat berkurang. Sumber : http://an-tika.blogspot.com/2011/07/jenis-jenis-pahat.html

I. Cara Pembuatan Pahat Bubut Dengan menggunakan batu gerinda aipwheels menggunakan sistem pencekam pahat dengan tangan. a. Cekam pahat dengan tangan, usahakan posisi pahat sejajar dengan tanggem b. Mengatur stopen dan ketinggian batu gerinda terhadap pahat usahakan center c. Mengasah permukaan bidang A, perhatikan sudut-sudutnya d. Mengasah permukaan bidang B, perhatikan sudut-sudutnya e. Mengasah permukaan bidang C, perhatikan sudut-sudutnya

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Gambar 76. model yang menunjukkan bagian yang digerinda


Sumber : contoh laporan lab teknologo mekanik

Pertama kita akan menggerinda bagian depan batang HSS ini (bagian yang berwarna kuning dari model diatas). Gunakan batu gerinda kasar. Posisikan pahat agak miring ke kiri 10-15 derajat. Hal ini akan membuat sudut pembebas,agar tidak semua bagian pahat bersentuhan dengan benda kerja nantinya.

Gambar 77. langkah 1.a


Sumber http://products.indianyellowpages.com/ :

Gambar 78. langkah 1.b


Sumber http://products.indianyellowpages.com/ :

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Gambar 78. pahat menjadi panas


Sumber http://products.indianyellowpages.com/ :

Gambar 79. Pendinginan


Sumber http://products.indianyellowpages.com/ :

Proses pengerindaan membuat pahat menjadi panas,maka kita perlu sesekali mencelupkan ke cairan pendingin selama kurang lebih 15 detik.Di bawah ini adalah gambar setelah proses penggerindaan pertama.

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Gambar 80. langkah 1.c


Sumber http://products.indianyellowpages.com/ :

Langkah kedua,kita akan menggerinda sisi potongnya,karena pahat yang kita buat pahat kanan maka sisi potongnya ada di sebelah kiri(ditunjukkan warna merah pada model). Prosedur dasarnya adalah sama kecuali bahwa kita memegang alat dengan sisi sekitar sudut 10 derajat ke roda gerinda.

Gambar 81. langkah 2.a


Sumber : http://products.indianyellowpages.com/

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Gambar 82. langkah 2.b


Sumber : http://products.indianyellowpages.com/

Gambar 83. langkah 2.c


Sumber : http://products.indianyellowpages.com/

Langkah ketiga,kita akan membuat sudut pembuangan tatal pada sisi atas,pada model ditunjukkan warna biru. Pada langkah ini,kita harus lebih berhati-hati,jangan sampai bagian sisi potongnya yaitu pertemuan sisi kiri dan atas, ikut tersapu batu gerinda. Jika terjadi maka ketinggian sisi potongnya akan berkurang atau lebih rendah dari badan pahat itu sendiri,masih bisa dipakai memang,namun mungkin akan membutuhkan plat ganjal tambahan saat menyetel.

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Gambar 84. langkah 3.a


Sumber : http://products.indianyellowpages.com/

Langkah keempat atau terakhir adalah membulatkan ujung sisi potongnya. Untuk tugas membubut yang normal, ujung sisi potong yang terlalu tajam seperti gambar diatas tidak akan bertahan lama. Karena itu kita harus membuatnya memiliki radius kecil agar bisa digunakan dalam pemakanan yang cukup dalam. Kurang lebih bentuknya seperti gambar 4.b.

Gambar 85. langkah 4.a


Sumber : http://products.indianyellowpages.com/

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Gambar 86. langkah 4.b


Sumber : http://products.indianyellowpages.com/

Gambar 87. hasil akhir


Sumber : http://products.indianyellowpages.com/

Akhirnya, sebuah pahat sisi kanan, pahat yang paling umum digunakan membubut telah jadi. Gambar dibawah menunjukkan contoh penggunaan pahat tersebut.

Gambar 88. Pemakaian


Sumber :

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik


http://products.indianyellowpages.com/

Turning

Untuk bahan tertentu,kemiringan dari sudut potong,sudut pembuangan tatal dan pembebas,mungkin memerlukan ukuran yang berbeda. J. Fluida Pendingin Dan Fungsinya a. Pengertian fluida pendingin fluida pendingin berbentuk cairan agar mudah disirkulasi kembali, sangat diperlukan untuk mengisi karena hasil getarannya. Yang dihasilkan oleh pemakanan pahat terhadap benda kerja akan bertumpuk tanpa adanya media pendingin. Jenis zat kimia yang digunakan dalam fluida pendingin : 1) amino dan nitrik untuk mencegah karat 2) norak untuk menstabilkan notrik 3) bahan sabun dan pembasuh untuk mengurangi busa muka dan pelumas 4) gabungan dari posfat, chlorin dan belerang untuk pelumas kimia 5) chlorin untuk pelumasan 6) glikol sebagai bahan pengaduk dan pembasah 7) garnisida untuk mengendalikan pertumbuhan bakteri 8) fosfot dan clorin untuk melunakkan air b. fungsi fluida pendingin 1) mengurangi suhu pahat dari serpihan 2) mencuci bersih dari serpihan 3) menaikkan unsur pahat 4) menurunkan daya yang diperlukan 5) menjadi pelumas gerakan antara serpihan kepala pahat 6) mengurangi kemungkinan korosi pada benda kerja 7) menguatkan pahat

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

K. Ulir Dan Jenis-Jenisnya 1. Nomenlaktur ulir segitiga Nomenlaktur ulir, ulir sekrup adalah suatu baut yang penampangnya searagam adalah dalam bentuk heliks. Pada permukaan sebuah silinder metode AS untuk penandaan ulir sekrup dalam urutan adalah nominal ( diameter pecahan dalam urutan nominal ). ( diameter pecahan atau nomor ulir ) banyaknya ulir tiap inc dan toleransi.

Gambar 89.nomenklatur ulir segitiga


Sumber : http://repository.binus.ac.id

Contoh : - 20 unc 24 artinya memiliki diameter inci dengan 20 ulir tiap inci A dan B berhubungan dengan ulir sebelah luar atau sebelah dalam ulir metrik menunjukkan dasar huruf M yang diikiuti dengan ukuran nominal. Gerak bagi dinyatakan oleh pecahan sebagai pembilang dan banyaknya ulir tiap inci sebagai penyebut. Sebuah sekrup berulir tunggal memiliki 16 ulir tunggal tiap inci, berarti jarak baginya 1/16. Sudirman T 253 D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

2. klasifikasi ulir Ulir adalah garis atau alur / profil melingkar yang mempunyai sudut kisar atau uliran tetap. a. Jenis Ulir Menurut Arah Gerakan Jalus Ulir Ulir Kanan Apabila sebuah mur dipasangkan pada baut yangkemudian diputar ke kanan (searah jarum jam) ternyata murnya bergerakmaju maka ulir tersebut termasuk ulir kanan.

Gambar 90. Contoh ulir Sumber: http://pemesinansmkpgri1ngawi.blogspot.com/2012/02/jasapembuatan-sambungan-pipa-bor-sumur.html

bila mur diputar arahnya ke kiri (berlawanan denganarah jarum jam) ternyata murnya bergerak maju maka ulir tersebuttermasuk ulir kiri. Jadi, pada ulir kanan, kalau akan melepaskan mur daribautnya maka mur harus diputar ke kiri. Sedangkan pada ulir kiri, untukmelepaskan murnya adalah dengan memutar mur ke kanan.

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Gambar 91. Contoh ulir Sumber: http://pemesinansmkpgri1ngawi.blogspot.com/2012/02/jasapembuatan-sambungan-pipa-bor-sumur.html

b. Jenis Ulir Menurut Jumlah Ulir Tiap Gang (Pitch) Dilihat dari banyaknya ulir tiap gang (pitch) maka ulir dapat dibedakan menjadi ulir tunggal dan ulir ganda. Ulir ganda artinya dalamsatu putaran (dari puncak ulir yang satu ke puncak ulir yang lain) terdapatlebih dari satu ulir, misalnya dua ulir, tiga ulir dan empat ulir. Untuk ulirganda ini biasanya disebutkan berdasarkan jumlah ulirnya, misalnyaganda dua, ganda tiga dan ganda empat. Gambar dibawah menunjukkanbagan dari ulir tunggal dan ulir ganda. Melihat bentuknya, maka satuputaran pada ulir ganda dapat memindahkan jarak yang lebih panjangdari pada satu putaran ulir tunggal.

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Gambar 92. Ulir tunggal dan ulir ganda Sumber : http://dc461.4shared.com/doc/aUfP-RuW/preview.html

3. Jenis Ulir Menurut Bentuk Sisi Ulir a. Ulir segitiga, ulir ini meiliki sudut puncak 60

Gambar 93.ulir segitiga


Sumber : http://m2kaboet.blogspot.com/

b. Ulir segiempat Pahat ini harus digerinda denga tepat dan sesuai

Gambar 94. ulir segiempat


Sumber : http://teknik-mesin1.blogspot.com/

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik


c. Ulir trapesium

Turning

Bentuk standart ulir trapesium di terapkan didalam. Standart ulir ( UNDRM M 1540, M1541, M1542 ) ulir trapesium memiliki sudut bidang 30.

Gambar 95. ulir trapesium


Sumber : http://teknik-mesin1.blogspot.com/

d. Ulir gergaji

Gambar 96.ulir gergaji


Sumber : http://teknik-mesin1.blogspot.com/

e. Ulir bulat / radius

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Gambar 97.ulir bulat/radius


Sumber : contoh laporan teknologi mekanik

f. Ulir pipa with worth

Gambar 98.ulir bulat/radius


Sumber : contoh laporan lab. Teknologi mekanik

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Gambar 99. Bentuk ulir


Sumber : contoh laporan teknologi mekanik

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Gambar 100. Bentuk ulir


Sumber : contoh laporan teknologi mekanik

Gambar 101. Bentuk ulir


Sumber : contoh laporan teknologi mekanik

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Gambar 102. ulir pipa with worth


Sumber : contoh laporan lab. Teknologi mekanik

L. Perawatan dan Perbaikan Mesin Bubut 1. Perawatan Umum Untuk menjaga agar mesin tidak cepat rusak diperlukan perawatan dan pengoperasian yang benar dan seksama.prosedur perawatan mesin bubut ini adalah: a. Mesin bubut ini tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung. b. Dalam pelaksanaan perawatan seperti pengantian oli pelumasan mesin dan pemberian grease,diharuskan memakai oli yang dipersyaratkan oleh pabrik pembuat mesin. c. Setelah selesai mengoperasikan mesin,bersihkan bagian-bagian mesin dari beram-beram hasil pemotongan dan cairan pendingin.

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik


d. Untuk pemasangan benda kerja pada

Turning
poros utama,tidak dengan

diperkenakan

memukul

benda

kerja

secara

keras

mengunakan palu/hammer. e. Jaga dan perhatikan secara seksama selama pengoperasian mesin,jangan sampai beram-beram yang halus dank eras terutama beram besi tulang jatuh ke meja mesin dan terbawa oleh eretan. f. Setelah selesai mengoperasikan mesin,atur semua handel-handel pada posisi netral dan mematikan sumber tenaga mesin 2. Perawatan khusus Perawatan khusus ini dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat,berdasarkan pengalaman dan buku petunjuk perawatan yang diberikan oleh pabrik pembuat mesin. a. Motor utama (motor pembangkit) Ada dua kerusakan yang biasa terjadi pada motor pembangkit yaitu: 1) Motor tidak mampu bekerja 2) Motor cepat panas

b. Kepala tetap Pada mesin bubut adalah memegang kunci utama pada

keberhasilan pekerjaan mengunakan mesin bubut. Kerusakan yang umum terjadii pada kepala tetap mesin bubut di antaranya adalah: 1) Putaran poros utaa tersendat-sendat 2) Putaran poros utama terlalu berat 3) Suhu atau temperature pada kepala lepas terlalu tinggi 4) Terjadinya suara yang bising pada kepala lepas Sudirman T 253 D221 09

Lab. Teknologi Mekanik


5) Tidak senter c. Eretan

Turning

Kesalahan atau kerusakan yang sering timbul pada eretan adalah sebagai berikut: 1) Eretan sangat berat meluncur pada mesin bubut.penyelesaianya lakukan pemeriksaan baut-baut penyetel kerapatan eretan,apabila terlalu kuat longarkan baut-baut tersebut. 2) Hasil pekerjaan tidak rata.hal ini terjedi karene adanya ganguan pada pinion gear.usaha mengetasinya ialah dengan memperbaki gigi pinion atau menganti gigi pinion yang baru 3) Pemakanan pada benda kerjs tidak rata pada waktu langkah otomatis atau penyayatan otomatis.hal ini disebabkan oleh tidak senternya poros trasportir. 4) Terlalu berat pada waktu pemotongan menyilang. kemungkinan ini disebabkan terlalu kuatnya pengikat baut untuk pemotongan menyilang. 5) Tidak rata permukaan penyayatan menyilang (facing). hal ini kemungkinan di sebabkan tidak tepatnya penyetelan baut-baut pengikat poros utuk pemakanan. 6) Teralalu keras gerakan toolpost. hal ini disebabkan oleh gangguan pemasangan pasak. 7) Kedudukan toolpost kurang teliti sehingga pemakanan kurang baik. 8) Pompa pada apron sangat sulit dioprasikan.hal ini disebabkan minyak pelumas yang sudsh kotor.lakukan pembersian atau

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

pengantian minyak pelumas serta membersihkan pipa-pipa salurannya. d. Kepala lepas Kepala lepas mudah bergetar atau tidak setabil selama pelaksanan pembubutan.Jika hal ini terjadi kemungkinan ialah kurang kuatnya pengikat baut pengikat kepala lepas dengan meja atau rangka mesin.

M. Alat Ukur Yang Digunakan Pada Pembubutan Mengukur adalah proses membandingkan ukuran (dimensi) yangtidak diketahui terhadap standar ukuran tertentu. Alat ukur yangbaik merupakan kunci dari proses produksi massal. Tanpa alatukur, elemen mesin tidak dapat dibuat cukup akurat untuk menjadimampu tukar (interchangeable). Pada waktu merakit, komponen yangdirakit harus sesuai satu sama lain. Pada saat ini, alat ukur merupakanalat penting dalam proses pemesinan dari awal pembuatan sampai dengan kontrol kualitas di akhir produksi. 1) Jangka Sorong Jangka sorong adalah alat ukur yang sering digunakan di bengkelmesin. Jangka sorong berfungsi sebagai alat ukur yang biasa dipakaioperator mesin yang dapat mengukur panjang sampai dengan 200 mm,ketelitian 0,05 mm. Gambar 4.1. berikut adalah gambar jangka sorongyang dapat mengukur panjang dengan rahangnya, kedalaman denganekornya, lebar celah dengan sensor bagian atas. Jangka sorong tersebutmemiliki skala ukur (vernier scale) dengan cara pembacaan tertentu. Adajuga jangka sorong yang dilengkapi jam ukur, atau dilengkapi penunjukukuran digital. Pengukuran menggunakan jangka sorong Sudirman T 253 D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

dilakukandengan cara menyentuhkan sensor ukur pada benda kerja yang akandiukur, (lihat Gambar ). Beberapa macam jangka sorong denganskala penunjuk pembacaan dapat dilihat pada Gambar dibawah.

Gambar 103. Jangka sorong Sumber : http://www.scribd.com/Fadlisyah/d/17156178/34-B-alat-ukurbahan.php

2) Mikrometer Hasil pengukuran dengan mengunakan mikrometer (Gambar 4.4.) biasanya lebih presisi dari pada menggunakan jangka sorong. Akan tetapi jangkauan ukuran mikrometer lebih kecil, yaitu sekitar 25 mm. Mikrometer memiliki ketelitian sampai dengan 0,01 mm. Jangkauan ukurmikrometer adalah 0-25 mm, 2550 mm, 50-75 mm, dan seterusnyadengan selang 25 mm. Cara membaca skala mikrometer secara singkatadalah sebagai berikut : a. Baca angka skala pada skala utama/barrel scale b. Baca angka skala pada thimble (pada posisi 0,19 mm) c. Jumlahkan ukuran yang diperoleh (pada Gambar 1.6. adalah 8,69 mm).

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Gambar 104.micrometer Sumber : http://www.technologystudent.com/equip1/microm1.htm

3) Jam Ukur (Dial indicator) Jam ukur (dial indicator) adalah alat ukur pembanding (komparator). Alat ukur pembanding ini digunakan olehoperator mesin perkakas untuk melakukan penyetelan mesin perkakasyaitu: pengecekan posisi ragum, posisi benda kerja, posisi senter/sumbumesin perkakas, dan pengujian kualitas geometris mesinperkakas. Ketelitian ukur jam ukur yang biasa digunakan di bengkeladalah 0,01 mm.

Gambar 105. Dial indicator Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Dial_indicator

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik


N. Sistem Transmisi Pada Mesin Bubut

Turning

Sistem transmisi yang menggunakan roda gigi. System transmisi terkait dengan renggihan dan untuk kebutuhan system transmisi daya mekanik dihasilkan melalui energy listrik yang berupa gerak putar dengan kecepatan tetap. System transmisi ini dibuat dalam bentuk universal dengan karakteristik yang bervariasi dengan konstruksi terdiri atas susunan roda gigi. Ada 2 macam roda gigi sesuai dengan letak giginya: 1. Roda gigi dalam, terletak dibagian dalam dari lingkaran jarak bagi. Roda gigi ini dipakai jika diingini alat transmisi dengan ukuran kecil dengan perbandingan reduksi besar karena pinyon terletak didalam roda gigi.

Gambar 106. Roda gigi dalam


Sumber: http://www.scribd.com/doc/97206952/6/Fungsi-Roda-Gigi

2. Roda gigi luar, terletak diluar maka dua roda gigi luar berada diluar lingkaran jarak. Apabila dua roda gigi dengan gigi luar maka putaran output akan berlawanan arah dengan putaran inputnya. Tetapi bila

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

salah satu roda gigi dalam maka arah puataran output akan sama dengan arah putaran input.

Gambar 107 roda gigi luar


Sumber: http://www.scribd.com/doc/97206952/6/Fungsi-Roda-Gigi

Gear box adalah bagian dari sistem transmisi pada mesin bubut, berupa susunan roda gigi yang berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran dari motor penggerak dan mengatur kecepatannya sebelum diteruskan ke spindle.

Gambar 108 gear box

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Sumber: http://www.scribd.com/doc/gear+box/images

Quick change gear box atau juga sering disebut dengan feed box berfungsi untuk mentransmisikan daya dan putaran dari gear box serta mengatur kecepatannya sebelum diteruskan ke mekanisme pemakanan / apron. Gear dan quick change gear box teerletak pada head stock.

Gambar 108 Quick change gear box


Sumber : http://www.scribd.com/Fadli/gear/171.php

O. Produk yang dihasilkan oleh proses pembubutan Produk yang dihasilkan pada proses pembubutan yakni jenis-jenis produk yang berbentuk silinder dan banyak ditemui pada komponenkomponen mesin dari yang ukuran kecil sampai yang ukuran besar, misalnya : 1. Baut ukuran kecil sampai besar

Gambar 109. Baut


Sumber : http://google.com/macam-macam-baut.html

2. Berbagai jenis poros

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik

Turning

Gambar 110. Poros


Sumber : http://pamungkasaryasepa.blogspot.com/mesin-kerja.php

3. Piston dan silinder

Gambar 111. Piston dan silinder


Sumber : http://fuadmje.wordpress.com/piston-dan-silinder.php

4. Selongsong peluru

Gambar 112. Selongsong peluru


Sumber : http://www.google.com/gambar-selongsong-peluru.jpg

Sudirman T 253

D221 09

Lab. Teknologi Mekanik


5. Poros turbin

Turning

Gambar 113. Poros turbin


Sumber : http://www.gunawananewa.blogspot.com/turbin/mesin.php

Proses pembuatan produk-produk tersebut biasa dilakukan dengan proses pemotongan pada mesin bubut dimana proses berlangsung dengan cara memotong sebagian benda kerja yang berputar pada mesin sementara pisau potongnya diam.

Sudirman T 253

D221 09

Anda mungkin juga menyukai