Anda di halaman 1dari 8

DEFINISI PR POLITIK Public Relations politik merupakan ilmu terapan baru dalam bidang kajian public relations.

Hal ini menjadi sebuah kajian yang penting dan menarik karena tiga faktor : memanfaatkan media massa, jasa konsultan dan taktik serta strategi komunikasi politik. Misalnya di Amerika, terpilihnya Barrack Obama sebagai Presiden menunjukan peran komunikasi politik yang sangat menentukan. Kemenangan Obama tidak terlepad dari berbagai strategi komunikasi politik yang dijalankan untuk mempengaruhi dan mengalihkan perhatian para pemilih Amerika untuk memilih Obama. Begitu pula dengan kemenangan SBY dalam dua kali pemilu (2004-2009) menunjukan arti penting pencitraan politik yang mendongkrak popularitas SBY di tengah-tengah kandidat lainnya. Strategi komunikasi politik SBY pun diantaranya adalah menggunakan PR politik sebagai bagian utuh komunikasi politik yang dibangunnya. n politik dilakukan tidak harus bertemu secara fisik. Misalnya, pendekatan new media dalam pelaksanaan komunikasi politik. Proses ini pun memungkinkan seluruh aktor politik untuk melakukan komunikasi melalui teknologi terbaru ini. emikrasi yang memungkinkan semua warga untuk memperoleh kebebasan berkumpul dan mengeluarkan pendapat baik lisan maupun tulisan. Demikrasi juga menuntut berbagai partai politik untuk mampu menjelaskan banyak hal kepada publik internal ataupun publik eksternalnya, sehingga kebutuhan akan PR politik menjadi sebuah keputusan. Aristoteles pernah menyimpulkan bahwa man is by nature a political animal. Dengan demikian, manusia sejatinya ta akan pernah bisa lepas dari aktivitas berpolitik. Jika dalam praktik public relation perusahaan yang menjadi komponennya, antar lain shareholder, customer, dan pekerja untuk mengefektifkan peluang yang ada,

meneguhkan yang sedang berjalan dan mengevaluasi kinerja perusahaan. Begitu pula dalam PR politik, produknya adalah aktivitas yang terhubung dengan politik yang tujuannya adalah pencapaian tujuan politik seseorang, sekelompok orang atau sebuah institusi politik. Froehilch dan Rudiger (2005; 18-25) mendefinisikan PR Politik sebagai penggunaan saluran-saluran media untuk mengkomunikasikan interprestasi isu-isu politik yang khusus dalam upaya pengumpulan dukungan politik.

Sementara itu, Moloney dan colmer (2001) memahami PR politik sebagai alat strategi bagi parppol untuk menggunkan kebijakan, keperibadian dan presentasi dan memproleh perhatian pemilih. Tujuan PR Politik Tujuan utama aktivitas PR politik adalah mendapatkan dukungan politik dari publik internal ataupun eksternal dalam pencapain tujuan khusus sebuah organisasi atau institusi politik. Tujuan umum ini bila bila di rinci adalah sebagai berikut : 1. Menciptakan solidaritas dan kohesivitas internal organisasi melalui upaya pelayanan publik internal, sehingga seluruh komponen dan sumber daya politik organisasi bisa dioptimalkan dalam pencapaian tujuan organisasi. 2. Menjembatani hubungan organisasi dengan publik eksternal dalam rangka menumbuhkan kesepahaman dan dukungan atas sejumlah program dan tujuan khusus organisasi 3. Memperoleh penemuan-penemuan, penyimpulan-penyimpulan, dan rekomendasi atas sejumlah isu dan dinamika politik yang berkembang. 4. Mengetahui secara pasti posisi kekuatan, kelemahan, dan peluang serta tantangan organisasi ditengah hubungannya dengan berbagai pihak di internal ataupun eksternal organisasi melalui evaluasi yang sistematis, terarah, dan berkelanjutan. PR POLITIK DALAM KAJIAN KOMUNIKASI POLITIK Mengkaji Public Relations politik tentu harus kita tempatkan dalam konteks hubungannya dengan struktur politik disebuah sistem politik. Sistem politik tak lain dari bentuk interaksi yang diabstraksikan dari totalitas kelakuan sosial, yang nilai-nilai outoritatifnya dialokasikan kepada masyarakat. Interaksi antarstruktur politik dalam suatu sistem politik ini dapat dilihat sebagai unsur-unsur dari sistem komunikasi politik. Cara kerja sistem politik sangat ditentukan oleh adanya suatu masukan (input) dari lingkungan, dan setelah melalui proses tertentu membentuk sejumlah output. Selanjutnya output ini diberikan kembali kepada lingkungan sebagai umpan balik (feedback). Sedangkan input terdiri dari dukungan-dukungan dan tuntutan-tuntutan. Dukungan dapat terarah kepada pemegang kekuasaan.

Dalam konteks ini kebijaksanaan pemerintah atau norma-norma dan produk yuridis yang dipergunakan untuk mengatur kehidupan bersama. Melalui komunikasi politik rakyat memberi dukungan, menyampaikan aspirasi, dan melakukan pengawasan terhadap sistem politik. Melalui komunikasi politik rakyat dapat mengetahui apakah dukungan, aspirasi dan pengawasan itu tersalurkan atau tidak dalam berbagai kebijakan publik. Sementara itu, bagi pemerintah komunikasi politik berguna bagi proses pembuatan atau penerapan dan pemutusan aturan-aturan. Dalam melihat komunikasi politik maswadi Rauf memberikan ciri yakni adanya pandangan yang mengatakan bahwa arus komunikasi merupakan arus dua arah Ke bawah, yakni dari penguasa politik atau pemerintah kepada rakyat Ke atas yakni dari rakyat ke penguasa politik atau pemerintah Bentuk-bentuk komunikasi plotik terdapat dua bentuk yakni : Pertama komunikasi politik yang cenderung mengambil (membentuk) posisi horizontal. Dalam komunikasi ini posisi antara komunikator dan komunikan (masyarakat) relatif seimbang artinya saling memberi dan menerima sehingga terjadi sharing. Bentuk komunikasi semacam ini merefleksikan nilai-nilai demokratis. Kedua, komunikasi politik yang cenderung membentuk pola-pola linear. Arus komunikasi satu arah cenderung vertikal. Bentuk komunikasi semacam ini merefleksikan nilai-nilai budaya feodalistik dan kepemimpinan otoriter. Proses komunikasi politik dengan demikian dapat kita simpulkan sebagai penyampaian pesan bercirikan politik yang disampaikan oleh aktor atau komunikator politik tertentu kepada khalayak tertentu secara sengaja dan bertujuan untuk mempengaruhi pihak lain dalam pencapaian sebuah tujuan tertentu. Salah satu proses untuk mencapai tujuan politik itu dilakukan melalui PR politik, yakni berbentuk kegiatan yang terkait dengan proses membangun kesepahaman bersama (mutual understanding) dan niat baik (goodwill) dari publik internal dan publik eksternal sebuah institusi atau organisasi politik, seperti sejumlah isu dan dinamika khusus yang dikelola guna mendapatkan perhatian para pemilih, serta memiliki orientasi pada pengumpulan dukungan seluas mungkin terhadap khalayak melalui berbagai saluran yang bisa dimanfaatkan, baik saluran formal maupun informal.

Pada dasarnya PR politik merupakan aktivitas persuasi yang dilakukan terhadap publik internal dan publik eksternal sebuah institusi. Paling tidak, terdapat delapan pendekatan yang lazimnya ada dalam kajian PR politik. 1. Relasi politik dengan publik 2. Paradigma politik grunigian 3. Hype politik 4. Persuasi politik 5. Manajemen hubungan politik 6. Manajemen reputasi politik 7. Hubungan publik politik 8. Pembangunan komunitas politik PR politik memiliki karakteristik yang khas dalam membangun hubungan dengan publik internal dan publik eksternal. Adapun karakteristiknya adalah sebagai berikut : 1. Komunikasi bertujuan (purposful communication). Artinya PR politik biasanya diarahkan untuk mencapai tujuan khusus dalam kepentingan politik organisasi. Misalnya bertujuan untuk mengajukan dukungan atau tuntutan politik kepada pihak lain. 2. Intensionalitas (intensionality) artinya PR politik secara sengaja dan sadar menjalankan proses komunikasi untuk mempengaruhi lingkungan politik. 3. Adanya mekanisme yang sistematik artinya PR politik biasanya tak berjalan sporadis, tetapi dilakukan dengan rencana yang terarah, sistematis, dan berkesinambungan dalam pencapaian tujuan organisasi. Manfaat Khusus PR Politik 1. PR politik dapat membangun kohesivitas kelompok dengan lingkungan internal dan lingkungan eksternal secara lebih alamiah karena dilakukan secara terencana, teratur dan berkesinambungan.

2. PR politik dapat menjadi cara atau teknik penyerahan tuntutan ataupun dukungan sebagai input yang lazimnya digunakan dalam sistem politik. 3. PR politik dapat menjadi penghubung antara pemerintah dan rakyat. Misalnya, dalam rangka memobilisasi sosial, implementasi hubungan, kepatuhan dan integrasi. 4. PR politik dapat menjalankan fungsi sosialisasi kepada warga masyarakat. Sosialisasi dapat dipahami sebagai transmisi nilai-nilai politik dari satu generasi ke generasi berikutnya. 5. PR politik bermanfaat dalam mengkoordinasikan tata nilai politik yang diinginkan oleh lembaga, sehingga memungkinkan munculnya homogenitas antara organisasi dan publik, baik internal maupun eksternal. PERENCANAAN PROGRAM PR POLITIK PR politik baik yang berjangka panjang maupun berjangka pendek, biasanya direncanakan secara cermat, penuh perhitungan, dan hati-hati dengan tujuan yang hasilnya nyata. Terdapat empat alasan mengapa perencanaan program PR dibutuhkan. 1. Untuk menetapkan target-target operasi PR yang nantinya akan menjadi tolak ukur atas segenap hasil yang diperoleh. Dalam konteks PR politik misalnya : target yang dimaksud adalah peningkatan elektabilitas kandidat dan adanya penguasaan orang atau sekelompok orang yang memiliki pengaruh, seperti publik figur, selebritis, tokoh agama, dan lain-lain. 2. Untuk memperhitungkan jumlah jam kerja dan berbagai biaya yang diperlukan. Dalam konteks PR politik, setiap anggaran yang dialokasikan untuk memersuasi pihak lain tentu saja harus disesuaikan dengan pemetaan waktu. Misalnya biaya kampanye politik harus dihitung berdasarkan sebaran waktu pelaksanaan kampanyenya. 3. Untuk menyusun skala prioritas guna menentukan jumlah program dan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan segenap program PR yang telah diprioritaskan. Contohnya adalah rencana strategis yang dalam jangka pendek hendak direalisasikan oleh seseorang atau lembaga. 4. Untuk menentukan kemungkinan pencapaian tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan ketersediaan staf pendukung atau personil yang mencukupi, dan dengan dukungan dari berbagai peralatan fisik, seperti alat-alat kantor, mesin cetak, kamera dan kendaraan serta anggaran dana yang tersedia.

Dengan demikian target operasi, jam kerja, prioritas, penentuan waktu, sumber daya, peralatan dan anggaran menjadi bagian yang sangat penting dalam penyelenggaraan program PR. Tanpa adanya perencanaan seorang praktisi PR politik akan beroperasi secara instingtif, sehingga sangat mungkin dia kehilangan arah dalam pelaksanaan program-programnya. Model perencanaan PR politik Seperti halnya dalam dunia perusahaan dapat mengacu ke model perencanaan enam langkah jefkins, yaitu sebagai berikut : Pertama,perencanaan logis. Ini merupakan prosedur penyusunan rencana yang didasarkan pada pencapaian tujuan. Tentu saja keberhasilan akhirnya ditentukan oleh keahlian dan efisiensi proses pelaksanaannya. Kunci utamanya adalah pemahaman terhadap situasi yang ada. Dalam konteks PR politik, misalnya praktisi PR harus mengetahui kondisi geografi, psikografi, demografi dan identifikasi dengan melakukan riset lingkungan terlebih dahulu. Kedua, proses transfer PR. Tujuan dari proses ini adalah berupaya mengubah 4 sikap negatif menjadi empat sikap positif. Melalui pengubahan tersebut diharapkan akan tercapai pengetahuan yang dapat menumbuhkan pemahaman, Simpati, Penerimaan, Minat, Pengetahuan , Permusuhan, Prasangka, Apati, Acuh tak acuh. Permusuhan disini praktisi PR politik harus mengetahui ada tidaknya permusuhan yang tertuju ke organisasi, bagaimana kadarnya, seperti apa bentuknya, apa saja faktor penyebabnya, bagaimana solusinya untuk mengatasi sikap permusuhan tersebut. Prasangka bisa muncul dari sebab-sebab yang bersifat pribadi misalnya faktor keagamaan, konflik sosial atau benturan antarkelas sosial, pengaruh lingkungan dll. Prasangka tersebut bisa menjadi masalah jika tidak teratasi namun akan menjadi peluang apabila PR politik dapat mengambil sisi positifnya. Apati sikap enggan, masa bodoh, dan tidak mau tahu pada dasarnya adalah dari hasil ego yang berlebihan, kemalasan, keterbatasan imajinasi atau karena kurang menariknya cara penyajian suatu subyek baru sehingga tak mampu menarik minat dan kepercayaan khalayak. PR harus mengubah sikap tersebut menjadi suatu yang bernilai dan bagian dari kepentingan khalayak. Sikap acuh tak acuh, ini merupakan penyakit umum yang sampai batas

tertentu wajar. Kita harus menerima kenyataan bahwa praktisi PR harus senantiasa dituntut untuk bersaing agar memperoleh perhatian, atau demi memperebutkan tempat pada pikiran masyarakat. Oelh karena itu harus ada hal-hal baru atau spektakuler yang menarik minat pihak lain. Ketiga, kompromi yang diperlukan. Praktisi PR politik harus senantiasa realistis jangan sampai terjebak dalam sikap optimisme yang berlebihan. Keempat, penyelidikan situasi. Guna mengetahui situasi yang berkembang terkadang diperlukan sebuah langkah investigasi dengan cara mengobservasi atau melalui suatu studi informasi dan statistik. Hal ini tentunya diperlukan untuk menggali informasi pendukung yang dapat diandalkan dan harus dipandang sebagi bentuk investasi. Kelima, pengumpulan pendapat. Hal ini diperlukan untuk memberi gambaran umum mengenai situasi yang ada. Pengumpulan pendapat atau studi dapat dilakukan dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan ke responden yang dianggap cukup mewakili suatu khalayak yang hendak dituju. Keenam, pemecahan masalah, praktisi PR sering melakukan kegiatan yang sifatnya pemecahan masalah, seperti bagaimana pemahaman khalayak atas situasi krisis yang dialami lembaga atau mengapa dukungan terhadap kandidat yang kita miliki mengalami trend penurunan dari tahun ke tahun. Pemilihan saluran dan teknik-teknik PR Dalam PR politik sebuah keberhasilan program PR akan sangat dipengaruhi oleh saluran-saluran apa saja yang digunakan dalam pelaksanaan program. Misalnya bagi komunitas masyarakat awam, publik yang sudah tahu dan

mengikuti isu serta dinamika politik atau kelompok masyarakat yang berpengaruh. Tentunya dalam melaksanakan kerja-kerja PR tak cukup hanya menggunakan satu saluran tetapi biasanya memvariasikan beberapa saluran, sehingga menggapai basis massa atau khalayak politik secara efektif. Pengukuran hasil Teknik-teknik penelitian yang digunakan untuk meneliti situasi acap kali juga dimanfaatkan guna mengevaluasi berbagai hasil yang telah dicapai dari segenap kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan. Metode pengumpulan pendapat atau uji sikap dapat menjadi metode yang bisa digunakan untuk mengukur pencapaian keberhasilan program PR politik.

Anda mungkin juga menyukai