Anda di halaman 1dari 13

TRAUMA ABDOMEN

Asrizal, S.Kep, Ns

Definisi
Cedera Abdomen adalah suatu keadaan dimana terjadi benturan pada area abdomen, hal ini dapat disebabkan oleh trauma tumpul maupun trauma tajam. Trauma abdomen dpt menyebabkan cedera organ yg sangat berarti.

Trauma kecepatan rendah (tinju) biasanya menyebabkan cedera organ tunggal


Trauma kecepatan tinggi (tabrakan motor/mobil) menyebabkan perubahan organ multipel.

Cedera tumpul lebih sering menyebabkan cedera organ solid seperti solid spt. Spleen/limpa, liver, pankreas ataupun ginjal.

Cedera tajam (penetrasi) sering disebabkan oleh luka tembak atau luka tusuk & luka bacok.

Peritonitis adalah komplikasi awal dari trauma penetrasi, khususnya jika ada usus yg ruptur. Perdarahan dan shock terjadi karena pembuluh darah besar, hati & spleen cedera.
Klien dgn penetrasi abdominal membutuhkan intervensi bedah aksplorasi.

Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis cedera abdominal adalah nyeri, distensi, sensitif, mual muntah, peristaltik usus menurun atau tdk ada, hipotensi & shock.
Jika terdapat luka terbuka dpt tjd eviscerasi. Bila isi perut keluar terkena udara dpt menjadi kering & memicu tjdnya nekrosis. Jika hal diatas terdapat tutup segera dgn handuk basah, hangat & steril.

Limpa adalah organ dalam abdomen yg sering terkena pada cedera tumpul & tajam.
Cedera liver akibat trauma abdomen & fraktur iga kanan bawah suspek. Liver memiliki vaskularisasi yg tinggi, cedera dpt menjadikan shock karena kelainan perdarahan (hati memproduksi fibrinogen & protrombin). Dapat diindikasikan untuk tindakan bedah segera & perbaikan pembuluh darah.

Masalah Keperawatan
1. Pola nafas in efektif b/d robekan pd abdomen, robekan pleura.

2. Nyeri b/d reaksi inflamasi, cedera.


3. Infeksi b/d kerusakan integritas kulit, penurunan pertahanan tubuh primer. 4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan & elektrolit b/d perdarahan internal, kelainan profil darah. 5. Resiko tinggi penurunan kesadaran b/d penurunan vaskularisasi, oksigenasi cerebral.

Intervensi Keperawatan 1. Berikan & bantu RJPO ABC. 2. Berikan suplemen oksigen 3. Lakukan pemasangan infus satu atau dua line dan berikan cairan.

4. Lakukan pemeriksaan tanda vital.


5. Ambil darah untuk pemeriksaan lab. (CMC)

6. Masukan kateter urin & dptkan data urinalisa & BJ urin. Siapkan utk pyelografi jika tdpt hematuria.

7. Masukkan NGT & aspirasi apakah terdapat darah & sambungkan ke suction utk deompresi lambung. 8. Dptkan hasil pemeriksaan X-Ray abdomen (lateral, duduk & miring).
Hasil yg diharapkan 1. Jalan nafas tdk ada hambatan. 2. Oksigenasi ke seluruh tubuh terpenuhi.

3. Cairan/darah dari rongga tubuh dapat dikeluarkan.

4. Hipotensi tdk terjadi


5. Kecemasan klien & keluarga berkurang.

Ketrampilan teknikal 1. Irigasi NGT

2. Mengambil spesimen Analisa Gas Darah (AGD).


3. Memasang kateter urin.

Referensi
Black & Jacob. (1993). Luckman & Sorensen Medical Surgical Nursing a Psychophysioloic Approach. 4th edition. USA. WB. Saunder Company.

Lewis, Heitkemper & Dirksen. (2000). Medical Surgical Nursing. 5th edition. Vol. 2. USA. Mosby Company.

Binawan Institute. (2002). Modul Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta. Binawan.

Sekian

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai