Anda di halaman 1dari 4

Uretritis NonSpesifik

Definisi

Infeksi Genital non spesifik (IGNS) adalah penyakit menular seksual berupa peradangan di
uretra, rektum, atau serviks yang disebabkan oleh kuman nonspesifik[1]. Pada pria sering disebut
sebagai uretritis non spesifik (UNS) oleh karena terutama mengenai uretra[2]. Yang dimaksud
dengan kuman spesifik adalah kuman yang dengan fasilitas laboratorium biasa/sederhana dapat
diketemukan seketika, misalnya gonokok, Candida albicans, Trichomonas vaginalis, dan
Gardnerella vaginalis [1].

Epidemiologi[2]

Di beberapa negeri ternyata insidens IGNS merupakan PMS yang paling tinggi dan angka
perbandingan dengan uretritis gonore kira-kira 2:1. UNS banyak ditemukan pada orang dengan
keadaan social ekonomi lebih tinggi, usia lebih tua, dan aktivitas seksual yang tinggi. Juga
ternyata pria lebih banyak daripada wanita dan golongan heteroseksual lebih banyak daripada
golongan homoseksual.

Etiologi

Penyebab paling sering ialah Chlamydia trachomatis, Ureaplasma urealyticum, dan Mycoplasma
hominis[2]. Selain itu ada juga dugaan bahwa penyebab dari UNS adalah alergi dan bakteri[1].

Patogenesis[1]

- Chlamydia trachomatis
Telah terbukti bahwa lebih 50% daripada semua kasus UNS disebabkan oleh kuman ini.
Chlamydia trachomatis merupakan parasit intraobligat, menyerupai bakteri negatif-gram.
Dalam perkembangannya Chlamydia trachomatis mengalami 2 fase:

o Fase I: disebut fase noninfeksiosa, terjadi keadaan laten yang dapat ditemukan
pada genitalia maupun konjungtiva. Pada saat ini kuman sifatnya intraselular dan
berada di dalam vakuol yang letaknya melekat pada inti sel hospes, disebut badan
inklusi.

o Fase II: fase penularan, bila vakuol pecah kuman keluar dalam bentuk badan
elementer yang dapat menimbulkan infeksi pada sel hospes yang baru.

- Ureaplasma urealyticum dan Mycoplasma hominis

Ureaplasma urealyticum merupakan 25% penyebab UNS dan sering bersamaan


dengan Chlamydia trachomatis. Dahulu dikenal dengan nama T-strain mycoplasma.
Mycoplasma hominis juga sering bersama-sama dengan Ureaplasma urealyticum.

Mycoplasma hominis sebagai penyebab UNS masih diragukan karena kuman ini
bersifat komensal yang dapat menjadi pathogen dalam kondisi-kondisi tertentu.
Ureaplasma urealyticum merupakan mikroorganisme paling kecil, negatif-Gram, dan
sangat pleomorfik karena tidak mempunyai dinding sel yang kaku.

- Alergi

Ada dugaan bahwa UNS disebabkan oleh reaksi alergi terhadap komponen sekret
alat urogenital pasangan seksualnya. Alasan ini dikemukakan karena pada pemeriksaan
sekret UNS tersebut ternyata steril dan pemberian antihistamin dan kortikosteroid
mengurangi gejala penyakit.

- Bakteri
Mikroorganisme penyebab UNS ini adalah Staphylococcus dan difteroid. Sesungguhnya
bakteri ini dapat tumbuh komensal dan menyebabkan uretritis hanya pada beberapa
kasus.

Gejala Klinis[1]

Pria

Gejala baru timbul biasanya setelah 1-3 minggu kontak seksual dan umumnya tidak
seberat gonore. Gejalanya berupa disuria ringan, perasaan tidak enak di uretra, sering kencing,
dan kelurarnya duh tubuh seropurulen. Dibandingkan dengan gonore, perjalanan penyakit lebih
lama karena masa inkubasi yang lebih lama dan ada kecenderungan kambuh kembali.

Wanita

Infeksi lebih sering terjadi di serviks dibandingkan dengan di vagina, kelenjar Bartholin,
atau uretra sendiri. Sama seperti pada gonore, umumnya wanita tidak menunjukkan gejala.
Sebagian kecil dengan keluhan keluarnya duh tubuh vagina, disuria ringan, sering kencing, nyeri
di daerah pelvis, dan disparenia.

Komplikasi[2]

Hampir sama dengan gonore. Pada pria dapat terjadi prostatitis, vesikulitis, epididimitis, dan
striktur uretra. Pada wanita dapat terjadi bartolinitis, prokitis, salpingitis, dan sistitis. Peritonitis
dan hepatitis juga pernah dilaporkan.

Diagnosis[1]
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium. Pada pemeriksaan
laboratorium terlebih dahulu harus disingkirkan kuman-kuman spesifik yakni gonokok,
Trichomonas vaginalis, Candida albicans, dan Gardnerella vaginalis.
Untuk laboratorium dengan fasilitas terbatas, kriteria diagnostik berdasarkan jumlah sel leukosit
PMN pada sediaan hapus duh tubuh dengan pewarnaan gram, yakni jumlah sel PMN lebih dari 5
per lapangan penglihatan besar dan tidak ditemukan kuman gonokok, Trichomonas vaginalis,
dan Candida albicans. Kriteria secara makroskopis ialah dapat dilihat adanya benang-benang
dalam urin.

Penatalaksanaan[2]

Obat yang paling efektif adalah golongan tetrasiklin dan eritromisin. Indikasi ertitromisin adalah
untuk pasien yang tidak tahan tetrasiklin atau wanita hamil. Dosis tetrasiklin HCL dan
eritromisin adalah 4x500 mg sehari selama 1 minggu atau 4x250 mg sehari selama 2 minggu,
doksisiklin, dan minosiklin dosis pertama 200 mg, dilanjutkan dengan 2 x 100 mg sehari selama
1-2 minggu. Kotrimoksasol, spiramisin, dan ofloksasin juga dapat digunakan.

Prognosis[1]

Kadang-kadang tanpa pengobatan penyakit lambat laun berkurang dan akhirnya sembuh
sendiri (50-70% dalam waktu kurang lebih 3 bulan). Setelah pengobatan, kira-kira 10% penderita
akan mengalami eksaserbasi/rekurens.

Anda mungkin juga menyukai