Anda di halaman 1dari 3

Pak fauzi dan bu sri, berikut beberapa yg bisa saya terjemah, mungkin bisa ditambahkan ke file yg sudah dibuat.

Saya cuplik bagian2 yg kira2 belum ada di buku versi Indonesia. (dari buku yg diharap p jai, tapi aku gbs pinjem dari perpus dan kmrn keburu tutup, baru dikopi selesai jumat) Ada beberapa cara pendefinisian dan penginterpretasian reliabilitas tes. Tes disebut reliable jika skor pengamatan dikorelasikan dengan tinggi dengan skor yang sebenarnya, dengan merupakan koefisien reabilitas tes. Reabilitas dapat diekspresikan sebagai koefisien korelasi antara skor pengamatan pada dua tes yang parallel. Jika dua tes parallel diberikan pada populasi yang diuji dan hasil skor pengamatan dikorelasikan, maka korelasi ini (symbol dimana X dan Xdiamati skornya pada kedua tes paralelnya) adalah koefisien reabilitas. Pada kasus umum, skor sebenarnya tidak dapat diperoleh, dan tidak mungkin untuk menguji apakah tes tersebut parallel. Oleh karena itu, reabilitas seharusnya diperkirakan dengan metode lain. (dari buku ebel) Definisi reliabilitas tes Koefisien reliabilitas untuk sejumlah skor dari sekelompok uji adalah koefisien korelasi antara himpunan skor dan himpunan lain skor pada tes yang sama dihitung dengan independen/terpisah dari anggota kelompok yang sama Dari definisi ersebut di dapat 3 aspek penting: 1. Koefisien reliabilitas mengimplikasikan bahwa reliabilitas bukan sifat tes itu sendiri tetapi lebih pada kapan instrumen diaplikasikan pada bagian kelomok yang diuji. 2. Definisi operasional khusus dari penggunaan koefisien korelasi sebagai reliabilitas pengukuran. 3. Definisi operasional dikatakan dua atau lebih pengukuran terpisah, menghitung dari tes ekuivalen dari perlakuan yang sama untuk masing-masing anggota kelompok. (ini adalah inti dari definisi) Definisi teori Untuk tujuan teoritis kita mengasunsikan bahwa skor tes dipisah-pisah dalam dua komponen: true skor dan error skor. Hipotesis true skor individual adalah rata-rata skor orang yang akan dihitung jika pada beberapa tes yang sama. Hubungan antara skor ini: X= T + E dengan variansi tes skor:

Thorndike mengelompokkan kemungkinan sumber variansi pada skor adalah untuk megidentifikasi kontribusi dari 2 tipe variansi.(lihat hal 74). Beberapa factor mengemukakan mengapa individu memperoleh skor yang berbeda pada tes yang sama pada dua kesempatan, dan mengemukakan mengapa ujian di teskan pada saat/kesempatan yang sama diperoleh skor yang berbeda anat individu yang berbeda. Diskusi lebih detail dapat dilihat pada Stanley, untuk mendapatkan 4 tujuan dapat digeneralisasi sebagai: .(lihat hal 74). 1. Semua sumber variansi tidak penting dioperasikan dalam setiap situasi. 2. Beberapa factor mempunyai kontribusi terhadap skor eror dalam beberapa situasi tes tetapi berkontribusi true skor dalam situasi tes yang lain. 3. Reliabilitas bukan sekedar factor intrisik tes, realibilitas nilainya berdasarkan tes kelompok, isi tes, dan kondisi saat tes. Metode perkiraan validitas (dah ada di buku saefudin azwar to) ke bawah dah ada semua. (Kemudian berikut dari buku nitko yg gedhe itu) Reabilitas merupakan tingkatan hasil penilaian siswa yang sama ketika: a. mereka menyelesaikan tugas yang sama b. dua atau lebih guru menilai hasil pekerjaan mereka pada tugas yang sama c. mereka menyelesaikan dua atau lebih tugas yang berbeda namun dengan tingkat kesulitan yang sama pada suatu kesempatan yang sama ataupun berbeda. Realibilitas membatasi Validitas Meskipun validitas yang tinggi memerlukan relaibilitas yang tinggi pula, mundur itu tidak benar. Pengukuran reliabilitas yang tinggi tidak menjamin diperoleh interpretasi atau keputusan yang valid. Hal ini dikarenakan reliabilitas bukanlah satu-satunya criteria di dalam validitas. Sebagai ilustrasi: Nona Cortez mengajar aritmatika kelas tujuh. Beliau merefleksikan siswa-siswanya pada perhitungan yang mana diharapkan siswa-siswanya mampu menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari dan mendata ketrampilannya ini. Dia kemudian membuat tes perhitungan dan problem solving untuk menilai kemampuan siswa-siswanya pada ketrampilannya. Karena tes tertulis yang dibuat sangat banyak item, nona cortes dapat percaya diri bahwa apa yang dibuatnya akan sangat reliable. Strategi umum untuk menghitung koefisien reliabilitas adalah mengatur penilaian pada sekelompok siswa satu kali atau lebih dan diperoleh skor. Kemudian satu atau dua pendekatan digunakan untuk memeriksa kekonsistenan. Dalam konteks skor kekonsistenan korelasi ini disebut sebagai koefisien reliabilitas. Indeks pengekspresian variansi dalam skor kekonsistenan disebut sebagi standar eror pengukuran.

Bagaimanapun mengetahui skor reliable tidak cukup untuk menyimpulkan bahwa tes tersebut valid. Penilaian dari keandalan akan mempengaruhi kualitas (validitas) dari keputusan. Berikut sebagi contoh pengambilan keputusan: 1. Nona Cortez memutuskan penguasaan 80% dari target yang diharapkan dalam perhitungan kelulusan. Bagaimanapun tes hanya mengambil contoh dari sub-sub yang harus dikuasai. Dari tes yang dilakukan beberapa siswa dapat menguasai 80% atau bahkan lebih dari target yang diharapkan (dikatakan lulus tes), dan beberapa dapat menguasai kurang dari 80% (dikatakan tidak lulus tes). Siswa yang tidak lulus tes ini dikelompokkan sebagai siswa yang kompetensinya masih kurang. 2. Seorang penasehat ingin mengetahui apakah kemampuan matematika siswa atau kemampuan komunikasi siswa tinggi. Skor siswa pada tes kemampuan matematika tidak seperti skor tes pada kemampuan bahasanya. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah siswa mempunyai kemampuan yang berbeda dalam 2 kemampuan tersebut? Kemmapuan siswa dalam hal yang berbeda akan berbeda pula, penasehat membutuhkan seberapa besar perbedaan dari true skor dalam kaitan dengan kesalahan perhitungan. Jika jarak skor sangat jauh maka kemungkinan tidak reliable. Jika skor tidak reliable maka penasehat dapat dengan sedikit percaya diri (little confidence tu kurang PD apa sedikit PD ya) mengemukakan bahwa perbedaan skor mengindikasikan perbedaan dalam kemampuan komunikasi dan kemampuan matematika.

..masalah tehnik perhitungan belumdibuku versi indo ada gak?........... Pada kenyataan dilapangan bentuk parallel tidak selalu ada, karena biasanya penilaian bentuk parallel: 1. 2. 3. 4. Prosedur penilaian hanya sekali digunakan pada masing-masing siswa Tindalkan penilaian mengubah siswa Hanya ada satu tindakan untuk menilai kemampuan ketertarikan Sangat mahal utnuk membangun bentuk parallel dari penilaian Bla bla blaperhitungan standar eror. Dalam penilaian pendidikan, sering timbul pertanyaan bahwa apakah koefisien reabilitas dari soal yang digunakan cukup bagus? Koefisien yang sempuna adalah 1, akan tetapi dalam penilaian pendidikan yang subyeknya adalah manusia maka hal tersebut adalah tidak mungkin. Dari penilaian dengan tipe-tipe instrumen yang berbeda, mempunyai tingkatan yang berbeda pula tentang koefisien reliabilitasnya. Standar penilaian untuk soal pilihan ganda, koefisien reliabilitasnya 0,85-0,90. Standar penilaian untuk soal open ended, koefisien reliabilitasnya 0,65-0,80 Standar penilaian untuk soal portofolio, koefisien reliabilitasnya 0,40-0,60

Anda mungkin juga menyukai