Anda di halaman 1dari 13

Askep Mioma Uteri

1.

2.
3. 4. 5.

6.
7. 8. 9.

Azhar Risky H Bayu Pratama Eka Julistiani Eko Cahyono Hartatik Krisna Andre Nenzy Kusumaningtyas Salis Layinatul Alfian Sayrina Salinas D

pengertian

Mioma uteri merupakan tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya, shg dpt dlm bentuk padat karena jaringan ikatnya dominan & lunak karena otot rahimnya dominan. Kejadian mioma uteri sukar ditetapkan karena tidak semua mioma uteri memberikan keluhan & memerlukan tindakan operasi. Sebagian penderita mioma uteri tdk memberikan keluhan apapun & ditemukan scr kebetulan saat pemeriksaan (Manuaba, 1998).

Etiologi
Walaupun mioma uteri belum diketahui penyebabnya yg pasti, namun hasil penelitian Miller & Lipschlutz dikatakan bahwa mioma uteri tjd tergantung pd selsel otot imatur yg terdpt pd Cell Nest yg selanjutnya dpt dirangsang terus menerus oleh hormon estrogen. Adapun faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan tumor, disamping faktor pendukung adlh: 1. Estrogen 2. Progesteron 3. Human growth hormone 4. Umur 5. Paritas 6. Genetik

Klasifikasi

Lokasi Lapisan uterus

Mioma Uteri Subserosa Mioma Uteri Intramural Mioma Uteri Submukosa

Wanita resiko tinggi : Umur 35-44 th, herediter, hamil muda, infertilitas, aborsi Estrogen

merangsang Cell nest Pertumbuhan cell abnormal pada uteri

Mioma uteri

Mioma subserosa

Mioma intramural

Mioma submukosa

Pembesaran masa Gangguan kontraksi otot uterus Penekanan organ lain pada abdomen Perdarahan pervagina Mk : resti kekurangan cairan Penekanan kanalis servikalis Gangguan sirkulasi darah Nekorosis

Penyempitan serviks Mk : nyeri akut

Mk : Retensi urine

Terjadi gangguan eliminasi

Mioma Uteri dalam Kehamilan

Mioma uteri dpt mempengaruhi kehamilan, misalnya menyebabkan infertilitas, resiko terjadinya abortus bertambah karena distorsi rongga uterus, menghalangi kemajuan persalinan (menghalangi lahirnya janin) karena letaknya pd serviks uteri, menyebabkan inersia maupun atonia uteri, shg menyebabkan perdarahan pasca persalinan karena adanya gangguan mekanik dlm fungsi miometrium, jg dpt menyebabkan plasenta sukar lepas dari dasarnya & mengganggu proses involusi dlm nifas.

Komplikasi pada Mioma Uteri

Menurut faisal yatim,2005 hal,68) komplikasi mioma uteri antara lain : Pendarahan pervagina Gejala penekanan tumor fibroid bisa menimbulkan keluhan sulit buang air besar (kontipasi) atau hemoroid. Uterus robek (ruptur) Menurut (Prawirohardjo dan Wiknjosastro, 2005) Degenerasi ganas Torsi (putaran tangkai)

Penatalaksanaan

Adapun jenis operasi yang dapat dilakukan yaitu : Enuklesia Mioma Histerektomi Miomektomi

Pemeriksaan Penunjang

USG Foto BNO / IVP Laparaskopi Laboratorium, darah lengkap, D/K (dilatasi dan kuretase) Histerografi dan histereskopi

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN MIOMA UTERI


Pengkajian 1. Identitas Kasus ini sering ditemukan pd wanita usia reproduktif (35-45 tahun) yg infertilitas. 2. Keluhan Utama Kebanyakan pasien mengeluh nyeri berat pd perut bagian bawah. 3. Riwayat Penyakit Sekarang Klien datang ke RS mengeluh nyeri, & sesak nafas. 4. Riwayat penyakit Dahulu Pada riwayat penyakit dahulu kebanyakan pernah mengalami abortus & hamil di usia muda. 5. Riwayat Penyakit keluarga Kebanyakan ada keluarga yg pernah menderita mioma uteri, karena otot polos & jaringan ikat yg tersusun seperti konde diliputi pseudokapsul. 6. Riwayat Reproduksi a. Haid Dikaji ttg riwayat menarche & haid terakhir, sebab mioma uteri tdk pernah ditemukan sebelum menarche & mengalami atrofi pd masa menopouse. b. Hamil & persalinan Kehamilan mempengaruhi pertumbuhan mioma, dimana mioma uteri tumbuh cepat pd masa hamil ini dihubungkan dgn hormon estrogen, pd masa ini dihasilkan dlm jumlah yg besar.

Pemeriksaan Fisik (persistem)


o o

Sistem Pernafasan Pernafasan biasanya meningkat, RR meningkat. Sistem kardiovaskuler TD meningkat karena adanya ancietas, Nadi meningkat, terjadi palpitasi. Sistem persyarafan Nyeri pada abdomen bagian bawah, nyeri panggul, kesadaran composmetis nilai GCS : E4M5V6. Sistem perkemihan Banyak terjadi retensi urine, poli urine dan juga mengalami dehidrasi. Sistem pencernaan Terjadi kontipasi, bising usus menurun. Pada palpasi abdomen didapatkan tumor diabdomen bagian bawah, pergerakkan tumor dapat terbatas atau bebas, permukaan tumor umumnya rata. Sistem muskuluskeletal Terjadinya kelemahan karena timbulnya rasa nyeri, kekuatan otot menurun.

Diagnosa Keperawatan
1.

2.
3.

Nyeri akut berhubungan dengan asupan cairan yang tidak adekuat sekunder akibat perdarahan. Retensi urine berhubungan dengan fisik ( terjadi penekanan pada kanalis servix ). Resiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan sumbatan. Rencana keperawatan

Semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai