Anda di halaman 1dari 19

Pengertian Dasar Negara

Dalam Ensiklopedi Indonesia, kata dasar (filsafat) berarti asal yang pertama. Bila dihubungkan dengan negara (dasar negara), kata dasar berarti pedoman dalam mengatur kehidupan penyelenggaraan ketatanegaraan negara yang mencakup berbagai bidang kehidupan. Bagi bangsa Indonesia, dasar negara yang dianut adalah Pancasila. Dalam tinjauan yuridis konstitusional, Pancasila sebagai dasar negara berkedudukan sebagai norma obyektif dan norma tertinggi dalam negara, serta sebagai sumber segala sumber hukum sebagaimana tertuang di dalam TAP.MPRS No. XX/MPRS/1966,jo.TAP.MPR No.V/MPR/1973,jo.TAP.MPR No.IX/MPR/1978. Penegasan kembali Pancasila sebagai dasar Negara tercantum dalam TAP.MPR No.XVIII/MPR/1998.

Pengertian Konstitusi
Konstitusi atau Undang-Undang Dasar ? Dalam kehidupan sehari-hari kita telah terbiasa menerjemahkan kata Inggris constitution (konstitusi) dengan Undang-Undang Dasar. Kesulitan pemakaian istilah Undang-Undang Dasar adalah bahwa kita langsung membayangkan suatu naskah tertulis, karena semua Undang-Undang dasar adalah suatu naskah tertulis. Padahal istilah constitution lebih luas, yaitu keseluruhan peraturan - baik yang tertulis maupun tidak tertulis- yang mengatur secara mengikat cara suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat. Undang-Undang Dasar adalah konstitusi yang tertulis, sedangkan konstitusi memuat baik peraturan tertulis maupun tidak tertulis. Para penyusun UUD 1945 menganut pikiran yang sama; dalam penjelasan UUD 1945 dikatakanUndang-Undang Dasar suatu negara ialah hanya sebagian hukum dasar negara itu. Undang-Undang Dasar ialah Hukum Dasar yang tertulis, sedang di sampingnya UndangUndang Dasar tersebut berlaku juga Hukum Dasar yang tidak tertulis, yaitu aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara, meskipun tidak tertulis. Hukum dasar tidak tertulis disebut Konvensi.

Nilai konstitusi
Dimaksud nilai adalah : sesuatu yang dianggap baik untk dilaksanakan. Dilihat dari sejauh

mana tanggapan masyarakat terhadap konstitusi yang dibuat oleh Negara maka ada 3nilai yang
bisa dikemukakan di sini yaitu : 1. Normatif : Bila pelaksanaan konstitusi ini memperoleh dukungan rakyat dan Dilaksanakan secara sempurna

2. Nominal: Bila pelaksanaan konstitusi ini dalam batas tertentu berlaku walau Tidak
sempurna . 3. Semantik : Bila konstitusi ini berlaku hanya formalitas Dipergunakan untuk kepentingan Penguasa.

NASKAH PERUMUSAN UUD 1945


7 September 1944 :Janji Politik 29 April 1945 : Bentuk BPUPKI 28 Mei 1945 :Lantik BPUPKI 29 Agustus 1945 Kemerdekaan Menyelidiki segala sesuatu mengenai persiapan kemerdekaan indonesia

SIDANG BPUPKI
SIDANG 2 : 10-16 Juni 1945 SIDANG 1: 29 Mei 1Juni 1945 10 Juni 1945: Panitia 8 KDN Lapor 29 Mei 1945: Muh Yamin 1&2 11 Juni 1945: KDN 3 31 Mei 1945: Soepomo PANITIA PERANCANG PANCASILA 1 Juni 1945: Soekarno KDN 4 HUKUM PANITIA 8: 1 JUNI 1945 MENAMPUNG USUL DASAR RAPAT GABUNGAN: 22 Juni 1945 (10:00) PANITIA 9: 22 Juni 1945 (20:00) RPHD
PIAGAM JAKARTA KDN 5

Panitia Kecil PHD


14 Juli 1945: RPHD DITERIMA

15 Juli 1945: RHD

16 Juli 1945: RHD

a.) Mr.Muhammad Yamin. 29 Mei 1945 ~Usulan rumusan dasar negara secara lisan: 1. Peri kebangsaan 2. Peri kemanusiaan 3. Peri Ketuhanan 4. Peri kerakyatan 5. Kesejahteraan rakyat ~Usulan rumusan dasar negara secara tertulis : 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kebangsaan Persatuan Indonesia 3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan 5. keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. b.) Prof.Dr.Mr.R.Soepomo. 31 Mei 1945 Usulan konsep dasar negara Indonesia : 1.Paham negara persatuan 2. Hubungan negara dan agama 3. Sistem badan permusyawaratan 4. Sosialisme negara 5. Hubungan antarbangsa c.) Ir. Soekarno. 1 Juni 1945 Ir. Soekarno mengusulkan dasar negara Indonesia merdeka adalah Pancasila. Rumusan dasar negara Indonesia : 1) Kebangsaan Indonesia 2) Internasionalisme atau peri kemanusiaan 3) Mufakat atau demokrasi 4) Kesejahteraan sosial

5) Ketuhanan yang berkebudayaan Rumusan Dasar Negara menurut Jakarta Charter (22 Juni 1945) : 1). Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk -pemeluknya. 2). Kemanusiaan yang adil dan beradab. 3). Persatuan Indonesia. 4). Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. 5). Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Undang-Undang Dasar 1945 Sistematika UUD 45 terdiri dari: a. Pembukaan b. Batang Tubuh c. Penjelasan Sifatnya singkat (kalimat tiap pasalnya tidak panjang)dan luwes (mengikuti jaman) Batang Tubuh Bisa dirubah asal syarat terpenuhi : diusulkan 2/3 anggota MPR putusan disetujui 2/3 anggota yang hadir Kenyataan Batang Tubuh UUD 45, sekarang sudah diamandeman 4x Amandemen I (14-21 Okt 1999) Amandemen II ( 7-8 Agust 2000) Amandemen III (1-9 Nov 2001) Amandemen IV (1-11 Agust 2002)

Kedudukan dan Hub Pembukaan UUD 45 Dgn Batang Tubuh UUD 45 Pembukaan UUD 45 mempunyai kedudukan Lebih tinggi dibanding BT, alasannya Dalam Pembukaan terdapat : 1. dasar negara (Pancasila) 2. Fungsi dan tujuan bangsa Indonesia 3. Bentuk negara Indonesia (republik) Pembukaan tidak bisa diubah, mengubah sama saja membubarkan negara, sedangkan Batang Tubuh

bisa diubah(diamandeman)
Dalam sistem tata hukum RI, Pembukaan UUD 45 memenuhi kedudukan sebagai pokok kaidah negara yang fundamental, alasan: 1. dibuat oleh pendiri negara (PPKI) 2. pernyataan lahirnya sebagai bangsa yang mandiri 3. memuat asas rohani (Pancasila), asas politik negara (republik berkedaulatan rakyat), dan tujuan negara (jadi negara adil makmur) 4. memuat ketentuan yang menetapkan adanya suatu UUD.

Hubungan Dasar negara Dengan Konstitusi


Berhubungan sangat erat, konstitusi lahir merupakan usaha untuk melaksanakan dasar negara. Dasar negara memuat norma-norma ideal, yang penjabarannya dirumuskan dalam

pasal-pasal oleh UUD (Konstitusi)


Merupakan satu kesatuan utuh, dimana dalam Pembukaan UUD 45 tercantum dasar negara Pancasila, melaksanakan konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan dasar negara .

UUD 45 Sistematika UUD 45 terdiri dari a. Pembukaan b. Batang Tubuh c. Penjelasan Sifatnya singkat (kalimat tiap pasalnya tidak panjang)dan luwes (mengikuti jaman) Batang Tubuh Bisa dirubah asal syarat terpenuhi : diusulkan 2/3 anggota MPR putusan disetujui 2/3 anggota yang hadir Kenyataan Batang Tubuh UUD 45, skr sudah diamandeman 4x Amandemen I (14-21 Okt 1999) Amandemen II ( 7-8 Agust 2000) Amandemen III (1-9 Nov 2001) Amandemen IV (1-11 Agust 2002)

Kedudukan dan Hub Pembukaan UUD 45 Dgn Batang Tubuh UUD 45


Pembukaan UUD 45 mempunyai kedudukan Lebih tinggi dibanding BT, alasannya Dalam Pembukaan terdapat : 1. dasar negara (Pancasila) 2. Fungsi dan tujuan bangsa Indonesia 3. Bentuk negara Indonesia (republik) Pembukaan tidak bisa diubah, mengubah sama saja membubarkan negara, sedangkan BT bisa diubah(diamandeman) Dalam sistem tata hukum RI, Pembukaan UUD 45 memenuhi kedudukan sebagai pokok

kaidah negara yang fundamental, alasan:


1. dibuat oleh pendiri negara (PPKI) 2. pernyataan lahirnya sebagai bangsa yang mandiri 3. memuat asas rohani (Pancasila), asas politik negara (republik berkedaulatan rakyat), dan tujuan negara (jadi negara adil makmur) 4. memuat ketentuan yang menetapkan adanya suatu UUD.

Pasal-pasal dalam UUD 1945 adalah penjabaran dari pokok-pokok pikiran yang ada dalam

Pembukaan UUD 1945.


Contoh : Sila pertama, dijabarkan di pasal 29 UUD 1945, pasal 28 (UUD 1945 amandemen) Sila kedua, dijabarkan di pasal-pasal yang memuat mengenai hak asasi manusia.

Sila ketiga, dijabarkan di pasal 18, pasal 35, pasal 36 UUD 1945
Sila keempat dijabarkan pada pasal 2 s.d 24 UUD 1945. Sila kelima dijabarkan pada pasal 33 dan 34 UUD 1945

TANGGUNG JAWAB WARGA NEGARA TERHADAP KONSTITUSI DAN DASAR NEGARA Sebagai warga negara, kita, seluruh rakyat Indonesia bertanggung jawab untuk membangun kesadaran hidup berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dengan melalui hal-hal sbb : Memahami Pancasila dan UUD 1945 Berperan serta aktif dalam menegakkan dasar negara dan konstitusi Mengembangkan pola hidup taat pada aturan yang berlaku

Substansi Konstitusi
Konstitusi dapat dibedakan antara konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis. Suatu konstitusi disebut tertulis bila merupakan satu naskah, sedangkan konstitusi tidak tertulis tidak merupakan satu naskah dan banyak di pengaruhi oleh tradisi dan konvensi. Contoh Negara Inggris yang konstitusi hanya merupakan kumpulan-dokumen dokumen. Konstitusi atau hukum dasar, dapat pula dibedakan antara hukum dasar tertulis , yaitu undang undang dasar dan hukum dasar tidak tertulis, yaitu konvensi. Salah satu konvensi di indonesia adalah pelaksanaan pidato kenegaraan presiden menjelang peringatan proklamasi 17 agustus 1945.

SIFAT DAN FUNGSI KONSTITUSI NEGARA Sifat pokok konstitusi negara adalah Flexible (luas) dan rigid (kaku). Konstitusi dikatakan flrksibel, apabila pembuat konstitusi menetapkan cara merubahnya tidak berat, mempertimbangkan perkembangan masyarakat mudah mengikuti perkembangan masyarakat sehingga nmudah mengikuti perkembangan zaman ( Contoh

Inggris dan Selandi Baru ). Konstitusi bersifat rigid apabila pembuat konstitusi menetapkan cara perubahan
yang sulit dengan maksud agar tidak mudah di ubah hukum dasarnya ( contoh Amerika, Kanada, Jerman dan Indonesia). Fungsi pokok konstitusi dan undang-undang dasar adalah untuk membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewwnang-wnang. Menyurut Carl J. Friendrich, Konstitusionalisme merupakan gagasan dimana pemerintah dipasang sebagai suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat. Setiap UUD memuat ketentuan-ketentuan sebagai berikut: A. Organisasi negara C. Prosedur Mengubah UUD

B. Hak Asasi Manusia UUD

D. Larangan untuk mengubah sifat tertentu


dari Kedudukan konstitusi UUD

KEDUDUKAN KONSTITUSI (Undang-Undang Dasar)


Meskipun Undang-Undang Dasar bukan merupakan salah satu berdirinya suatu negara beserta dengan penyelenggaraanya yang baik, tetapi dalam perkembangan zaman moderen dewasa ini, Undang-Undang Dasar mutlak adanya. Sebab dengan adanya Undang-Undang Dasar baik penguasa Negara maupun masyarakat dapat

mengetahui aturan atau ketentuan pokok atau dasar-dasar mengenai


ketatanegaraanya.

Anda mungkin juga menyukai