Anda di halaman 1dari 41

Aneu Selasa, 10 Mei 2011 Pengelolaan Laboratorium BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pembelajaran sains adalah untuk memberikan pengalaman kepada siswa dalam merencanakan dan melakukan kerja ilmiah ,untuk membentuk sikap ilmiah. Sains sebagai inkuiri merupakan seni penciptaan situasi- situasi demikian rupa ,sehingga siswa mengambil peran sebagai ilmuan. Keterampilan inkuiri dalam pembelajaran meliputi : mengajukan pertanyaan yang baik ,pengamatan dan pengukuran, merumuskan hipotesis dan penafsiran , serta pembangunan model dan pengujian model. Peranan laboratorium dalam pembelajaran sains untuk membangkitkan daya tarik kepuasan, keterbukaan, meningkatkan berfikir ilmiah dan metode ilmiah, mengembangkan berfikir kritis serta pemahaman konsep dan kemampuan berpraktikum. Untuk pengadaan dan pengelolaan laboratorium perlu diperhatikan letaknya, perlengkapannya, dan pemeliharaan alat atau bahan laboratorium. B. Tujuan Tujuan dengan adanya makalah ini adalah untuk lebih mengenal apa itu laboratorium dan memahami bagaimana memperhatikan laboratorium serta perlengkapannya. C. Rumusan Masalah Dalam makalah ini dapat dirumuskan beberapa masalah, diantarannya: 1. Apa itu laboratorium serta fungsinya? 2. Bagaimana ruang laboratorium? 3. Bagaimana tata letak laboratorium? 4. Apa saja perlengkapan di laboratorium? BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Fungsi Laboratorium Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut

disiplin ilmunya, misalnya laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biokimia, laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa. Menurut Koesmadji (2004), pengertian laboratorium adalah sebagai suatu ruang atau tempat untuk melakukan percobaan atau penelitian. Laboratorium adalah tempat belajar mengajar melalui metode praktikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar dimana siswa berisi teraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari jadi suatu laboratorium sekolah mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan mutu serta system pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Laboratorium ialah suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan. Bentuknya boleh ruang tertutup (Kamar) dan boleh ruang terbuka (kebun). Ruang penunjang kegiatan dalam melakukan pembelajaran terdiri dari : ruang persiapan, ruang penyimpanan (gudang), ruang gelap, ruang timbang, dan kebun sekolah atau rumah kaca. Fungsi laboratorium yaitu sebagai sumber belajar dan mengajar, sebagai metode pengamatan dan metode percobaan, sebagai prasarana pendidikan atau sebagai wadah dalam proses belajar mengajar. Supryono (1987) menyatakan tujuan kegiatan laboratorium dalam pembelajaran sains meliputi : a. Membangkitkan dan memelihara daya tarik, sikap, kepuasan, keterbukaan dan rasa ingin tahu terhadap sains. b. Mengembangkan berpikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah. c. Meningkatkan berpikir ilmiah dan metode ilmiah. d. Mengembangkan pemahaman konsep dan kemampuan intelektual. e. Mengembangkan kemampuan berpraktikum. Melalui kegiatan laboratorium siswa dapat mempelajari fakta, gejala, merumuskan, konsep, prinsip, hokum dan sebagainya. Tujuan kegiatan praktikum selain untuk memperoleh pengetahuan yang bersifat kognitif juga bertujuan untuk memperoleh keterampilan / kinerja, dapat menetapkan pengetahuan dan keterampilan tersebut pada situasi baru/lain, serta memperoleh sikap ilmiah. B. Ruang Laboratorium Kimia 1. Luas laboratorium disesuaikan dengan siswa yang menggunakannya dengan ruang gerak setiap siswa 2,5 m. 2. Letak laboratorium diusahakan berjarak dengan bangunan lainnya yaitu minimal 3 meter agar dapat memeperoleh ventilasi dan penerangan yang baik serta menjaga keamanan maupun mencegah bakaran. 3. Fasilitas laboratorium menurut Moh. Amien (1988) : a. Fasilitas penerangan b. Fasilitas fentilasi c. Instalasi air

d. Pembuangan limbah e. Mebeler 4. Ukuran panjang 11 m, lebar 9 m, & tinggi plafon 3 m. 5. Kedua ujung berupa dinding penuh untuk papan tulis atau lemari rak . 6. Kedua dinding samping berupa jendela penerangan, ventilasi alami, meja permanen, dan rak bawah meja. 7. Dua pintu utama yang cukup lebar. PERABOT 1 Kursi 1 buah 2 Meja peserta didik 1 buah 3 Meja demonstrasi 1 buah 4 Meja persiapan 1 buah 5 Lemari Alat 1 buah 6 Lemari bahan 1 buah 7 Bak cuci (wastafel) 1 buah

Daftar Alat Laboratorium Kimia Alat pelubang gabus Alat pembangkit gas Alat pemotong kaca Alat pemadam kebakaran Alat pemusing Alat pendingin leibig Elektroda untuk Eudiometer Eudiometer Gelas kimia dari borosilikat, pireks, polipropilena Gelas ukur Labu dasar bulat Labu destilasi Labu erlenmeyer Labu ukur Lempeng kaca kobal Lumpang dan alu porselen Lumpang dan alu besi Meter dasar Model molekul Model molekul, orbital Pelat tetes porselen

Pengaduk kaca Pengesahan pelubang gabus Penguji elektrolit Penjepit klem Penjepit tabung reaksi Pembakar spirtus Pemegang batere pH meter, digital Pinggan uap porselen Pipa air Pipa kaca soda Pipa karet Pipa penghubung Pipa polietilena Pipa tiup Pipet volumetrik Pipet tetes Perangkat uji air Tabung reaksi, borosilikat Tabung reaksi dengan pipa samping Tabung U dengan pipa samping Tabung reaksi bentuk Y garis tengah Tang besi Buret Botol pencuci Botol tetes Cawan Petri Cawan porselen Cincin besi bertangkai Corong gelas dan propilena Corong pisah Corong tistel, Gelas Kaca arloji Kaki tiga Kasa asbes Kawat nikrom Kertas saring Kolom kromatografi Kolom fraksionasi Kompor minyak tanah

Kotak PPPK Klem serba guna Klem model Hofmann Klem buret Klip, Mohr Neraca Ohaus Rak tabung reaksi (kayu dan stainlestell) Segitiga poselen Sel konduktivitas Sendok bakar Set model atom Sikat buret Sikat tabung reaksi Siring polipropilene Spatula nikel, politena atau tanduk Statif besi Stop watch Sumbat gabus Sumbat karet Pipet ukur Perangkat demineralisasi air Voltameter Hofmann Waskom plastik Termometer 0 36C Termometer -10C 110C

Tabel perlengkapan laboratorium kimia No. Nama Alat No. Nama Alat No. Nama Alat 1. Baki Kayu Tray 7. Bucket Pastik 13. Atmometer

2. Beaker Glass 8. Clinical Thermometer 14. Botol Reagent

3. Bowl Bak Cuci

9. Electrolit Tester 15. Botol Semprot

4. Erlenmeyer 10. Funnel 16. Gas Generator Kipps 5. Gelas Ukur Measuring Cylynder 11. Hoffman Voltameter 17. Kaca Arloji, Watch Glass

6. Kaki Tiga Tripot 12. Kasa Berasbes 18. Kerosene Pressure Stove

MEDIA PENDIDIKAN 1 Papan tulis 1 buah 2 Soket Listrik 1 buah 3 Alat pemadam kebakaran 1 buah 4 Peralatan P3K 1 buah 5 Tempat Sampah 1 buah 6 Jam dinding 1 buah 7 Kipas Angin 1 buah

C. Tata Letak Laboratorium. a. Lokasi dan ukuran. Syarat umum lokasi : Tidak terletak di arah angin,yaitu untuk menghindari polusi terhadap kamar lain Mempunyai jarak cukup jauh terhadap sumber air, untuk menghidari pencemaran air. Mempunyai saluran pembuangan tersendiri untuk menghindari pencemaran penduduk. Mempunyai jarak cukup jauh terhadap bangunan lain untuk memberikan ventilasi yang cukup dan penerangan alami yang optimum. Terletak pada bagian yang mudah dikontrol b. Luas Ukuran Laboratorium

Untuk 40 orang siswa ukuran laboratorium yang baik : lebar 8-9 meter dan panjang 11-12 meter atau untuk setiap siswa digunakan lebih kurang 2,5 m2 . D. Perlengkapan laboratorium antara lain : a. Perabot yaitu meja, kursi, lemari, rak. b. Alat peraga pendidikan yaitu instrumen, bagan, model bahan kimia,slide dll. c. Perkakas yaitu obeng, tang, kikir, gergaji. d. Kotak P3K beserta isinya. e. Alat pemadam kebakaran. f. Alat pembersih. g. Kumpulan buku yaitu katalog, buku petunjuk dll.

BAB III PENUTUPAN

A. Kesimpulan Laboratorium ialah suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan. Bentuknya boleh ruang tertutup (Kamar) dan boleh ruang terbuka (kebun). Ruang penunjang kegiatan dalam melakukan pembelajaran terdiri dari : ruang persiapan, ruang penyimpanan (gudang), ruang gelap, ruang timbang, dan kebun sekolah atau rumah kaca. Fungsi laboratorium yaitu sebagai sumber belajar dan mengajar, sebagai metode pengamatan dan metode percobaan, sebagai prasarana pendidikan atau sebagai wadah dalam proses belajar mengajar.

Dunia Kimia Selasa, 06 Desember 2011 STRATEGI PENGELOLAAN LABORATORIUM SAINS

PENDAHULUAN Belajar sains khususnya kimia yang berhubungan dengan zat- zat kimia termasuk materi dan energi tidak hanya sekadar mengingat dan memahami konsep yang ditemukan oleh ilmuwan. Akan tetapi, yang lebih penting adalah pembiasaan perilaku ilmuwan dalam menemukan konsep yang dilakukan melalui percobaandan penelitian ilmiah. Tuntutan kompetensi dalam kurikulum meliputi tiga aspek penting yang harus dimiliki siswa sebagai hasil belajar yaitu pemahaman konsep, keterampilan, dan sikap ilmiah. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan pembelajaran yang dapat mencakup ketiga aspek tersebut. Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dapat menumbuhkan sikap ilmiah, untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan mendasar sehingga konsep yang dipelajari mudah dipahami. Oleh karena itu pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses perlu dilaksanakan yang melibatkan siswa untuk aktif dalam kegiatan percobaan laboratorium. Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses memungkinkan siswa dapat menumbuhkan sikap ilmiah untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan yang mendasar, sehingga dalam proses pembelajaran siswa dapat memahami konsep yang dipelajarinya. Dengan demikian hasil belajar yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai tuntutan kompetensi dalam kurikulum yang dikembangkan saat ini akan tercapai. Laboratorium adalah suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan. Tempat ini dapat merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka, kebun misalnya. Dalam pengertian yang terbatas laboratorium ialah suatu ruangan yang tertutup dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan. Suatu sekolah yang mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam hendaknya mempunyai laboratorium. Karena dalam pengajaran IPA siswa tidak hanya sekadar mendengarkan keterangan guru dari pelajaran yang diberikan, tetapi harus melakukan kegiatan sendiri untuk mencari keterangan lebih lanjut tentang ilmu yang dipelajarinya. Karena sifat kegiatan dari pelajaran IPA ini, diperlukanlah ruangan khusus, ialah laboratorium. Dengan laboratorium diharapkan pengajaran IPA dapat dilaksanakan menurut yang seharusnya. Tetapi ini tidak diajarkan tanpa laboratorium. Pengelolaan laboratorium hendaknya dijalankan berkaitan dengan unsur atau fungsifungsi manajer, yakni perencanaan, pengorganisasian, pemberiankomando, pengkoordinasian, dan pengendalian. Sementara Luther M. Gullick (1993 )menyatakan fungsi-fungsi manajemen yang penting adalah perencanaan, pengorganisasian,pengadaan tenaga kerja, pemberian bimbingan, pengkoordinasian, pelaporan, dan penganggaran.Dalam pengelolaan laboratorium meliputi beberapa aspek yaitu sebagai berikut: 1. Perencanaan ; 2. Penataan; 3. Pengadministrasian; 4. Pengamanan, perawatan, dan pengawasan. Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, spesimen biologi, bahan kimia), dan aktivitasyang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya.Pada dasarnya

pengelolaan laboratorium merupakan tanggung jawab bersama baik pengelola maupun pengguna. Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat harus memiliki kesadaran dan merasa terpanggil untuk mengatur, memelihara, dan mengusahakan keselamatan kerja. Mengatur dan memelihara laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalu tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usahauntuk selalu mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium danpenangannya bila terjadi kecelakaan.Para pengelola laboratorium hendaknya memiliki pemahaman dan keterampilan kerja dilaboratorium, bekerja sesuai tugas dan tanggung jawabnya, dan mengikuti peraturan. Pengelolalaboratorium di sekolah umumnya sebagai berikut : 1. Kepala Sekolah; 2. Wakil Kepala Sekolah; 3. Koordinator Laboratorium; 4. Penanggung jawab Laboratorium; 5. Laboran.Para pengelola tersebut mempunyai tugas dan kewenangan yang berbeda namun tetapsinergi dalam pencapaian tujuan bersama yang telah ditetapkan. Agar siswa dapat menggunakan laboratorium secara optimal, maka kondisi laboratoriumjuga perlu diupayakan tetap bersih dan nyaman. .PEMBAHASAN A. Pengertian Praktik Laboratorium Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah,eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya, misalnya laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium Biokimia, laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa. Salah satu keunikan yang terdapat dalam pelajaran sains dibanding pelajaran lain di sekolah adalah praktik laboratorium. Lalu apa yang dimaksud dengan praktek laboratorium? Secara sederhana ini adalah kegiatan praktek dan eksperimen yang melibatkan guru dan murid serta bahan pembelajaran seperti prosedur percobaan dan pemakaian alat dan bahan, yang biasanya dilakukan di laboratorium sains. Tata Letak Laboratorium Pada penentuan lokasi laboratorium hendaknya dipertimbangkan hal- hal seperti berikut: arah angin, arah datangnya cahaya dan jarak antara bangunan yang satu dengan yang lain. Pertimbangan- pertimbangan itu diberikan agar: polusi udara yang disebabakan oleh percobaanpercobaan dalam laboratorium tidak mengganggu ruangan yang lain, dapat diperoleh penerangan alami yang sebanyak- banyaknya, laboratorium mudah dikontrol dan tidak terlalu jauh untuk dicapai dan ruangan- ruangan kelas lainnya. Penentuan lokasi laboratorium pada bangunan sekolah yang telah ada biasanya sangat sulit, sebab bangunan laboratorium mempunyai persyaratan- persyaratan tertentu. Biasanya tanah yang tersedia itu tidak ada atau jika ada luasnya tidak cukup dan tidak memenuhi persyaratan.

B.

a) b) c) d)

e)

Persyaratan umum bagi suatu laboratorium ialah ruangan cukup luas, penerangan optimal, baik penerangan alami maupun buatan dan sirkulasi udara bersih dan lancar. Menurut buku penuntun perencanaan pembangunan yang diterbitkan oleh proyek penyediaan fasilitas laboratorium sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, Departemen P dan K, persyaratan umum lokasi laboratorium dalam hubungannya dengan bangunan sekolah yang telah ada adalah sebagai berikut: Tidak terletak diarah angin, untuk menghindarkan pencemaran udara. Gas sisa reaksi kimia yang kurang sedap agar tidak terbawa angin ke ruangan- ruangan lain. Mempunyai jarak cukup jauh terhadap sumber air, untuk menghindari pencemaran sumber air. Mempunyai saluran pembuangan sendiri, untuk menghindarkan pencemaran saluran air penduduk. Mempunyai jarak cukup jauh terhadap bangunan yang lain, untuk memberikan ventilasi dan penerangan alami yang optimum. Jarak minimal sama dengan tinggi bangunan terdekat, atau kira- kira 3 meter. Terletak pada bagian yang mudah terkontrol dalam kompleks, dalam hubungannya dengan pencegahan terhadap pencurian, kebakaran dan sebagainya. Tata letak pengelolaan laboratorium yaitu: Tata letak pengelolaan adalah suatu bentuk usaha pengaturan penempatan peralatan laboratorium, sehingga laboratorium tersebut berwujud dan memenuhi persyaratan untuk beroperasi. Kata pengaturan di atas mengandung makna yang sangat luas, yaitu bahwa dalam mewujudkan suatu laboratorium yang layak operasi diperlukan penempatan peralatan yang tersusun yang rapi berdasar kepada proses dan langkah-langkah penggunaan/aktivitas dalam laboratorium yang diharapkan.

Tujuan Tata Letak laboratorium antara lain: Mengurangi hambatan dalam upaya melaksanakan suatu pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna/pekerja/operator. Memaksimalkan penggunaan peralatan. Memberikan hasil yang maksimal dengan pendanaan yang minimal. Mempermudah pengawasan. C. Pengelolaan Laboratorium dan ManajemenKeselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Laboratorium 1. Pengelolaan Laboratorium Pengelolaan merupakan suatu proses pendayagunaan sumber dayasecara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya.Henri Fayol (1996: 86) menyatakan bahwa pengelolaan

a) b) c) d)

1) 2) 3) 4) 5)

hendaknya dijalankan berkaitan dengan unsur atau fungsi-fungsi manajer, yakni perencanaan, pengorganisasian, pemberian komando, pengkoordinasian, dan pengendalian. Sementara Luther M. Gullick (1993:31) menyatakan fungsi-fungsi manajemen yang penting adalah perencanaan, pengorganisasian, pengadaan tenaga kerja, pemberian bimbingan,pengkoordinasian, pelaporan, dan penganggaran. Dalam pengelolaan laboratorium meliputi beberapa aspek yaitu sebagai berikut: Perencanaa. Penataan Pengadministrasian Pengamanan, perawatan, dan pengawasan Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna,fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, spesimen biologi,bahan kimia), dan aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya. Pada dasarnya pengelolaan laboratorium merupakan tanggung jawabbersama baik pengelola maupun pengguna. Oleh karena itu, setiap orangyang terlibat harus memiliki kesadaran dan merasa terpanggil untukmengatur, memelihara, dan mengusahakan keselamatan kerja. Mengaturdan memelihara laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalutetap berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya menjagakeselamatan kerja mencakupusaha untuk selalu mencegah kemungkinanterjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium dan penangannya bila terjadi kecelakaan.Para pengelola laboratorium hendaknya memiliki pemahaman danketerampilan kerja di laboratorium, bekerja sesuai tugas dan tanggungjawabnya, dan mengikuti peraturan. Pengelola laboratorium di sekolah umumnya sebagai berikut: .Kepala Sekolah Wakil Kepala Sekolah Koordinator Laboratorium Penanggung jawab Laboratorium Laboran Aspek pengelolaan terdiri dari: Perencanaan yaitu sebuah proses pemikiran yang sistematis, analitis, logis tentang kegiatan yang harus dilakukan, langkah-langkah, metode, SDM, tenaga dan dana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien. Penataan pada dasarnya semua peralatan di sekolah dan merupakan milik negara/milik yayasan, sekolah hanya mengelola Peralatan itu harus dipertanggung-jawabkan harus dilengkapi dengan dokumen pendukungnya (ada berita acara serah terima alat, hari/tanggal, spesifikasi alat/bahan, jumlah). Agar semua alat dan bahan mudah dideteksi dengan prinsip mudah dilihat mudah dijangkau

A.

B. C.

1. 2.

3. 4.

aman untuk alat aman untuk pemakai

Penataan dan inventarisasi alat didasarkan pada: a) Keadaan laboratorium, yang ditentukan oleh: Fasilitas seperti : ada tidaknya ruang persiapan, ruang penyimpanan Keadaan alat seperti : jenis alat, jenis bahan pembuat alat, seberapa sering alat tersebut digunakan, termasuk alat mahal atau tidak, Keadaan bahan seperti: wujud (padat, cair, gas), sifat bahan (asam/basa) seberapa bahaya bahan tersebut dan seberapa sering digunakan. b) Kepentingan pemakai ditentukan oleh: Kemudahan di cari atau digapai Untuk memudahkan mencari letak masingmasing alat dan bahan, perlu diberi tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak atau laci). Keamanan dalam penyimpanan dan pengambilan Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar alat yang mudah dibawa dan mahal harganya seperti stop watch perlu disimpan pada lemari terkunci. Aman juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat: bahan dasar pembuat alat (kaca, logam atau kayu) bobot alat kepekaan alat terhadap lingkungan pengaruh alat yang lain kelengkapan perangkat alat dalam satu set. Inventarisasi alat yaitu pencatatan seluruh barang-barang yang ada didalam laboratorium. Dengan adanya inventarisasi yang tepat, semua fasilitas dan activitas laboratoriun dapat terorganisir. Nilai postif yang dapat diperoleh jika ada inventarisasi laboratorium, antara lain: Memudahkan penggadaan dan pengecek bahan dan alat. Mengefisiensikan pengguna budget. Memperlancar pelaksanaan praktikum. Memudahkan membuat laporan pertanggung- jawaban. Untuk mengetahui tentang keadaan dan keberadaan alat/bahan maka diperlukan perangkat seperti: Buku inventaris. Buku/kartu stock alat/bahan.

a) b) c) d) e) D.

1. 2. 3. 4.

Buku/kartu daftar alat rusak/bahan habis. Buku daftar usulan penggadaan Alat/bahan (apakah dengan cara dibeli sendiri atau dropping dari pemerintah). Buku daftar peminjam alat. Selain itu, strategi pengelolaan laboratorium sain terdiri dari: 1) Pemberian Klasifikasi dan Kode Barang Inventaris Tujuan dan pemberian klasifikasi dan kode barang inventaris adalah untuk memudahkan mengontrol keadaan barang. untuk barang pada umumnya diberi kode dalam bentuk angka numerik yang tersusun menurut pola tertentu. 2) Pengelolaan Laboratorium yang Optimal Yang dimaksud dengan optimasi ruangan adalah suatu usaha untuk mengoptimasikan pemakaian ruangan sehingga bengkel tersebut secara optimal memberikan faedah dan penunjang pencapaian tujuan ruangan Berbagai ruangan / laboratorium pendidikan yang befungsi sebagai tempat pelatihan siswa dan bertujuan untuk memberikan keterampilan kejuruan pada siswa, tentu saja laboratorium yang optimum penggunaannya akan memberikan faedah yang sebesar-besarnya kepada siswa yaitu memberikan ketrampilan kejuruan yang handal. 3) Karakteristik Ruangan yang Dikelola dengan Baik Karakteristik ruangan yang dikelola dengan baik yaitu: Efektif yaitu peralatan mendukung peningkatan kualitas proses pembelajaran Efisien yaitu setting peralatan tidak menyia-nyiakan energi, biaya. Sehat dan aman yaitu penerangan, ventilasi, sanitasi, air bersih, keselamatan kerja dan lingkungan semua memenuhi persyaratan. Peralatan / fasilitas selalu siap pakai dan aman yaitu semua peralatan/fasiltias terhindar dari kerusakan, kemacetan dan terlindung dari kehilangan. Seluruh aktivitas laboratorium mudah dikontrol yaitu dengan adanya administrasi yang baik, visualisasi informasi yang jelas dan program yang jelas. Memenuhi kebutuhan psikologis yaitu secara visual menarik dan menyenangkan, iklim kerja yang baik dan kesejahteraan lahir batin yang memadai.

Ciri-ciri ruangan/laboratorium yang optimal penggunaannya adalah : Efisiensi pemakaian ruangan berkisar antara 60% 80%. Program kerja ruangan terlaksana secara tuntas.

Pengelola dan staf ruangan/laboratorium mendapat kepuasan yang optimal. Untuk mencapai optimalisasi laboratorium, yang dapat dilakukan yaitu : Penyusunan Jadwal Pemakaian laboratorium Penyusunan Daftar Pembagian Tugas Tata Letak Peralatan Yang Efisien Pemeliharaan Yang Efektif 4) Administrasi Inventaris di Laboratorium

Administrasi inventaris di laboratorium yaitu: Inventaris adalah suatu kegiatan dan usaha untuk menyediakan rekaman tentang keadaan semua fasilitas, barang-barang yang dimiliki sekolah. Dengan kegiatan invetarisasi yang memadai akan dapat diperoleh pedoman untuk mempersiapkan anggaran atau mempersiapkan kegiatan pada tahun yang akan datang. Catatan inventaris yang baik akan mempermudah pergantian tanggung jawab dari pengelola yang satu ke yang lainnya dan mempermudah untuk mengetahui dimana suatu peralatan akan ditempatkan. Dengan demikian akan mempermudahkan pengontrolan, seperti terhadap kehilangan yang disebabkan oleh kecerobohan atau kecurian. Menyelenggarakan inventarisasi terhadap fasilitas dan peralatan yang dimiliki adalah kewajiban bagi pihak yang bersangkutan. Sistem dan pelaksanaan inventarisasi harus mengikuti peraturan atau petunjuk yang berlakut. 5) Pengamanan dan pengawasan Dalam pembelajaran, untuk memonitor aktifitas siswa kita harus berkeliling melihat monitor mereka, apa saja yang sedang mereka lakukan. a. Untuk mempermudah kegiatan pengamanan di laboratorium sekolah, bisa digunakan beberapa software seperti dibawah ini: NetSupport School http://www.netsupportschool.com/index.asp NetOp Schoolhttp://www.netop.com/products/education/myvision/free version.htm LanSchool http://www.lanschool.com Insighthttp://www.faronics.com/en/Products/Insight/InsightEducation.aspx#vertical b. Untuk melindungi dari bahaya virus, kita bisa menggunakan : Router Mikrotik Firewall yaitu sistem keamanan yang menggunakan device atau sistem yang diletakkan di dua jaringan dengan fungsi utama melakukan filtering terhadap akses yang akan masuk. Filtering menggunakan DNS Nawala DNS Nawala merupakan layanan gratis yang bebas digunakan pengguna internet yang membutuhkan saringan konten negatif dan berbau pornografi. Selain itu, DNS Nawala juga akan memblokir situs yang mengandung konten berbahaya, seperti malware, phising (penyesatan) dan sejensmya.

2.

a)

a. b. c. d. e. f.

Hampir semua OS yang umum digunakan (Windows, Mac, Linux) dapat menggunakan ini. Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Laboratorium Manajemen adalah pencapaian tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya, dengan mempergunakan bantuan orang lain (G.Terry). Untuk mencapai tujuan tersebut, dia membagi kegiatan atau fungsi manajemen menjadi : Planning (Perencanaan) Fungsi perencanaan adalah suatu usaha menentukan kegiatan yang akan dilakukan di masa mendatang guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini adalah keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium. Dalam perencanaan, kegiatan yang ditentukan meliputi : Apa yang dikerjakan Bagaimana mengerjakannya Mengapa mengerjakan Siapa yang mengerjakan Kapan harus dikerjakan Dimana kegiatan itu harus dikerjakan Kegiatan laboratorium sekarang tidak lagi hanya di bidang pelayanan, tetapi sudah mencakup kegiatan-kegiatan di bidang pendidikan dan penelitian, juga metoda-metoda yang dipakai makin banyak ragamnya; semuanya menyebabkan risiko bahaya yang dapat terjadi dalam laboratorium makin besar. Oleh karena itu usaha-usaha pengamanan kerja di laboratorium harus ditangani secara serius oleh organisasi keselamatan kerja laboratorium. Organizing (Organisasi) Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja laboratorium dapat dibentuk dalam beberapa jenjang, mulai dari tingkat laboratorium daerah (wilayah) sampai ke tingkat pusat atau nasional. Keterlibatan pemerintah dalam organisasi ini baik secara langsung atau tidak langsung sangat diperlukan. Pemerintah dapat menempatkan pejabat yang terkait dalam organisasi ini di tingkat pusat (nasional) dan tingkat daerah (wilayah), di samping memberlakukan Undang-Undang Keselamatan Kerja. Di tingkat daerah (wilayah) dan tingkat pusat (nasional) perlu dibentuk Komisi Keamanan Kerja Laboratorium yang tugas dan wewenangnya dapat berupa: menyusun garis besar pedoman keamanan kerja laboratorium memberikan bimbingan, penyuluhan, pelatihan pelaksana-an keamanan kerja laboratorium memantau pelaksanaan pedoman keamanan kerja laboratorium memberikan rekomendasi untuk bahan pertimbangan penerbitan izin laboratorium mengatasi dan mencegah meluasnya bahaya yang timbul dari suatu laboratorium Manajemen keselamatan kerja profesi (PDS-Patklin) ataupun organisasi seminat (Patelki, HKKI) dalam kiprah organisasi keselamatan dan kesehatan kerja laboratorium ini. Anggota organisasi profesi atau seminat yang terkait dengan kegiatan laboratorium dapat diangkat menjadi anggota komisi di tingkat daerah (wilayah) maupun tingkat pusat (nasional).

b)

1) 2) 3) 4) 5)

c)

d)

1. 2.

a) b) c) d) e)

Selain itu organisasi-organisasi profesi atau seminat tersebut dapat juga membentuk badan independen yang berfungsi sebagai lembaga penasehat atau Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja Laboratorium. Actuating (Pelaksanaan) Fungsi pelaksanaan atau penggerakan adalah kegiatan mendorong semangat kerja bawahan, mengerahkan aktivitas bawahan, mengkoordinasikan berbagai aktivitas bawahan menjadi aktivitas yang kompak (sinkron), sehingga semua aktivitas bawahan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium sasarannya ialah tempat kerja yang aman dan sehat.Untuk itu setiap individu yang bekerja dalam laboratorium wajib mengetahui dan memahami semua hal yang diperkirakan akan dapat menjadi sumber kecelakaan kerja dalam laboratorium, serta memiliki kemampuan dan pengetahuan yang cukup untukmelaksanakan pencegahan dan penanggulangan kecelakaan kerja tersebut. Kemudian mematuhi berbagai peraturan atau ketentuan dalam menangani berbagai spesimen reagensia dan alat-alat. Jika dalam pelaksanaan fungsi penggerakan ini timbul permasalahan, keragu-raguan atau pertentangan, maka menjadi tugas manajer untuk mengambil keputusan penyelesaiannya. Controlling (Pengawasan) Fungsi pengawasan adalah aktivitas yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil yang dikehendaki. Untuk dapat menjalankan pengawasan, perlu diperhatikan 2 prinsip pokok, yaitu : adanya rencana adanya instruksi-instruksi dan pemberian wewenang kepada bawahan. Dalam fungsi pengawasan tidak kalah pentingnya adalah sosialisasi tentang perlunya disiplin, mematuhi segala peraturan demi keselamatan kerja bersama di laboratorium. Sosialisasi perlu dilakukan terus menerus, karena usaha pencegahan bahaya yang bagaimanapun baiknya akan sia-sia bila peraturan diabaikan. Dalam laboratorium perlu dibentuk pengawasan laboratorium yang tugasnya antara lain : memantau dan mengarahkan secara berkala praktek-praktek laboratorium yang baik, benar dan aman memastikan semua petugas laboratorium memahami cara-cara menghindari risiko bahaya dalam laboratorium melakukan penyelidikan / pengusutan segala peristiwa berbahaya atau kecelakaan. mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan tentang keamanan kerja laboratorium melakukan tindakan darurat untuk mengatasi peristiwa berbahaya dan mencegah meluasnya bahaya tersebut. KESIMPULAN Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan beberapa hal, antara lain:

1.

Strategi dalam pengelolaan laboratorium sains sangat penting di dalam meningkatkan kualitas laboratorium di sekolah baik SMA maupun SMP. 2. Dengan adanya pengelolaan laboratorium dalam pengajaran sains, siswa tidak hanya paham dengan konsep saja tetapi terampil dalam mengaplikasikan di masyarakat. 3. Pengajaran sains melalui metoda praktek lab dapat berperan untuk menguji atau mengkonfirmasi perkiraan-perkiraan teori-teori ilmiah. Oleh karena itu pengajaran sains buku teks memerlukan berbagai pendekatan yang beragam dan cocok dalam pemakaian metoda praktek laboratorium, hal ini akan dijelaskan lebih lengkap kemudian. 4. Proses manajemen keselamatan dan kesehatan kerja laboratorium seperti proses manajemen umumnya adalah penerapan berbagai fungsi manajemen, yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan dan pengawasan. Dan ketiga hal tersebut (perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan) merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan saling terkait dalam pengelolaan laboratorium sains. DAFTAR PUSTAKA Dalima DAW. Keselamatan Kerja di Laboratorium dan Lingkungan, Penataran Analis RS Pertamina, Jakarta, 1-14 Maret 1991. Soemanto Imamkhasani. Keselamatan Kerja dalam Laboratorium Kimia, Penerbit PT. Gramedia, Jakarta, 1990. Juli Soemarsono. Pengamanan Kerja dalam Laboratorium Klinik, Musyawarah Nasional I, Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia, Jakarta, April 1997. Syukri Sahab MS. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Teknik Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Penerbit PT. Sumber Daya Manusia, Jakarta 1997. Pengajaran Sains di Laboratorium (pengalaman dan investigasi) Blog Pengajaran Sains.htm metode-dan-strategipembelajaran.html

Daftar

Isi

CatherineKean. ElizabethWInotopradjoko. MartonoBird. TonyKwee Ie TjienAchmad. HiskiaAlberty. Robert A.Daniels. Farrington Surdia. N.M.SukardjoSiagian. G. Mayer. 1982. Pedoman pengelolaan laboratorium kimia fisika & : biologi SMTP &/Middlecamp. Jakarta: Karya Utama. Harmening Denise M. Laboratorium Manajemen: Prinsip dan Proses. Yunita. 2009. Panduan Pengelolaan Laboratorium Kimia. Bandung: C.V. Insan Mandiri. www.docstoc.com www.farmasiku.com www.google.com

www.missiontech-lab.com www.smile www.wikipedia.com Diposkan oleh Y@sHa... di 20.25

my

style.blogspot.com

Keterbatasan Pengajaran Sains di Laboratorium Disamping berbagai potensi yang bisa digunakan, berbagai hasil riset juga mencatat keterbatasan dari praktek laboratorium yang selama ini dilakukan di sekolah. Sebagai contoh, ketika pengajaran sains yang dilakukan dengan metoda praktek laboratorium dibandingkan dengan metoda lainnya seperti sistem klasikal (ceramah) atau demonstrasi (oleh guru ataupun siswa) ternyata tidak menunjukkan peningkatan prestasi siswa kecuali dalam hal keterampilan siswa dalam penggunaan alat-alat laboratorium. Guru yang pernah melakukan praktek laboratorium juga mengalami, bahwa praktek laboratorium membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk persiapan alat dan bahan, kesulitan dalam mengatur dan mengawasi siswa dalam berpraktek, prosedur percobaan yang sulit dipahami siswa dan kemungkinan siswa membuat kesalahan di setiap saat, dan hasil yang diinginkan dan pemahaman yang diharapkan dari siswa pun biasanya jauh dari yang direncanakan dari kegiatan praktek ini. Pada umumnya kegiatan praktek laboratium diarahkan pada upaya supaya siswa dituntut untuk menguji, memverifikasi atau membuktikan hukum atau prinsip ilmiah yang sudah dijelaskan oleh guru atau buku teks. Ada juga percobaan yang dirancang oleh guru adalah para siswa disuruh melakukan percobaan dengan prosedur yang sudah terstruktur yang membawa siswa kepada prinsip atau hukum yang tidak diketahui sebelumnya dari data empiris yang mereka kumpulkan hasil dari percobaan tersebut. Namun terdapat berbagai kelemahan dasar dari cara seperti ini, secara logis prinsip ilmiah dan hukum alam tidak dapat dibuktikan secara langsung; prinsip ilmiah dan hukum alam juga tidak dapat diuji hanya dengan jumlah percobaan yang terbatas yang dilakukan oleh siswa. Keterbatasan alat yang digunakan, keterampilan yang dipunyai, waktu yang singkat dan kompleksitas generalisasi, merupakan keterbatasan percobaan siswa yang menunjukkan hal yang hebat kalau siswa bisa menghasilkan prinsip teoritis yang penting dari sekumpulan data mentah hasil percobaan. Van den berg and Giddings (1992) misalnya mencatat bahwa terdapat lima kelemahan yang terdapat praktik laboratorium dalam pengajaran sains di sekolah, yaitu:

a). kurangnya pembedaan antara prioritas dan sasaran kegiatan. b). kelemahan dalam pilihan eksperimen yang biasanya dilakukan, sepertri percobaan untuk menguji prinsip ilmiah. c). ketidaksesuaian antara tujuan praktek laboratium dengan prosedur percobaan yang tertulis. d). ketidaksesuaian antara tujuan praktek laboratorium dengan strategi pengajaran. e). ketidaksesuaian antara tujuan praktek laboratorium dengan penilaian yang dilakukan. Para pengembang kurikulum terlanjur percaya dengan pepatah Cina kuno yang mengatakan Saya dengar dan saya lupa, saya lihat dan saya ingat, saya coba dan saya bisa. Namun kenyataan yang ada tidak seperti itu, malah yang suka terjadi Saya coba dan saya makin bingung. Hal ini terjadi karena yang lebih menonjol adalah paradigma sains sebagai produk yang diterapkan dalam kegiatan pengajaran laboratorium. Jenis-jenis Kegiatan Praktik Laboratorium Dawson (1994) menyebutkan paling tidak ada delapan hasil yang diharapkan yang dapat diperoleh dari kegiatan praktik laboratorium, yaitu: 1. memotiviasi siswa 2. meningkatkan pemahaman tentang konsep dan teori sains 3. mengembangkan keterampilan dalam penggunaan alat-alat lab 4. memperbaiki ketarampilan berpikir kreatif dan pemecahan masalah secara ilmiah 5. mengembangkan sikap positif terhadap sain 6. meningkatkan keterampilan personal dan sosial 7. melengakapi referensi yang kongkrit dari kerja buku teks 8. memberikan kesempatan siswa untuk berlatih metoda ilmiah Dengan memperhatikan berbagai keterbatasan pengajaran sains dengan metoda laboratorium dan hasil yang diinginkan van den Berg dan Giddings (1992) menyarankan jenis kegiatan yang efektif dilakukan adalah: mengembangkan keterampilan dan teknik (pelatihan), memberikan pengalaman yang nyata (pengalaman) dan memberikan pelatihan pemecahan masalah (investigasi). 1. Pelatihan Fokus dari kegiatan pelatihan adalah mengembangkan keterampilan praktek dan teknik siswa. Kebutuhan akan kegiatan ini adalah untuk mengenalkan siswa dan melibatkan mereka lebih

dekat lagi dengan alat, bahan dan prosedur kerja di laboratorium. Jenis-jenis kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah pengamatan (observasi), pengukuran, pendugaan (estimasi) dan manipulasi. Diharapkan melalui jenis kegiatan ini siswa mempunyai pengetahuan dan keterampilan penting sebelum melakukan kegiatan lainnya di laboratorium. Tabel di bawah menampilkan contoh-contoh percobaan laboratorium untuk jenis kegiatan pelatihan ini. Berbagai praktik laboratorium ini membutuhkan keahlian siswa yang sifatnya sederhana sampai ke yang relatif sulit. Hal lainnya yang juga perlu dikuasi oleh siswa adalah mencatat dan mengumpulkan data secara akurat, yang tampaknya sepele namun sifatnya sangat penting dalam setiap praktek laboratorium yang dilakukan oleh siswa di sekolah. Berbagai Contoh Praktek Laboratorium Pelatihan Berbagai Contoh Praktek Laboratorium Pelatihan Fokus keterampilan Contoh-contoh percobaan melakukan observasi dan menjelaskan <![if !supportLists]><![endif]>pembakaran lilin <![if !supportLists]><![endif]>pengaruh panas terhadap berbagai bahan kimia melalui pengamatan secara langsung, lensa ataupunmikroskop <![if !supportLists]><![endif]>struktur kertas, serat, sel bawang Pengukuran yang melibatkan dimensi <![if !supportLists]><![endif]>panjang, luas, isi dan berat estimasi berbagai dimensi dan pengukuran <![if !supportLists]><![endif]>ukuran ruang dan volume <![if !supportLists]><![endif]>banyaknya daun dalam satu pohon menggunakan timbangan, membuat larutan, memakai mikroskop, memindahkan dan menuangkan cairan dll.

Pengamatan/Observasi

Pengukuran

Pendugaan/estimasi

Manipulasi

Berbagai hasil riset mengungkapkan bahwa pengajaran berbagai keterampilan ini sangat berguna. Biasanya guru dan instruktur lab tidak menyadari prasyarat keterampilan yang seharusnya dikuasai, namum belum juga dikuasai siswa secara bagus. Mereka biasanya menganggap bahwa kemampuan dasar rata-rata siswa sudah cukup bagus untuk melakukan praktik laboratorium. Kenyataannya, keterampilan psikomotor yang dibutuhkan dalam praktik laboratorium sepenting kemampuan kognitif.

Hasil riset tentang metoda pelatihan ini mengambarkan keterampilan laboratorium yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas, yaitu: 1. latihan yang terencana selalu dihubungkan dengan kinerja laboratorium yang juga bagus 2. Kemahiran penguasaan keterampilan laboratorium melibatkan cara-cara teknis dan manipulasi peralatan, seorang pelajar membutuhkan untuk tahu apa yang harus dilakukan dan keterampilan yang berulang. Hal ini membutuhkan latihan dalam waktu yang lama, sehingga kompetensi berkembang selama pelatihan ini. Saat keterampilan ini dikuasai dengan baik, maka biasanya akan terus dikuasi. 3. Pembelajaran keterampilan motorik dengan pengamatan atau demonstrasi memerlukan penekanan pada hal yang beragam baik dalam kondisi latihan maupun mekanisme umpan baliknya. 4. Empat fase yang sangat penting dalam menguasai keterampilan psikomotor: persepsi, motivasi, imitasi dan latihan 5. Mengajarkan keterampilan psikomotor yang kompleks memerlukan tiga tahapan yang berbeda: pengenalan, pelatihan dan penyempurnaan Berbagai penulis setuju bahwa aktivitas pelatihan dapat secara efisien dikuasai dalam waku yang tidak terlalu lama sebelum praktek laboratorium yang sesungguhnya dimulai. Hal yang bagus bila pelajaran dalam menggunakan fasilitas laboratorium ini diberikan secara khusus dan dibedakan dari kegiatan praktikum lain. Pada beberapa keterampilan yang sederhana diperlukan beberapa menit saja untuk dikuasai. Namun waktu yang lebih lama dibutuhkan bahkan satu perioda waktu praktik laboratorium seperti untuk penguasaan dalam menggunakan mikroskop. Adalah hal yang penting untuk mengimbangi waktu yang dibutuhkan keterampilan dasar dan waktu yang dibutuhkan untuk memahami konsep sains. Yang biasa terjadi adalah mempelajari keteraml;ilan laboratoruum yang baru ternyata mengalihkan perhatian siswa dari komponen pengetahuan ilmiah yang harsunya dipahami. Sehingga guru perlu untuk merencanakan latihan percobaan lab yang membentuk keterampoilan siswa dan juga menyenangkan pada saat yang sama. Penguasaan keterampilan mensyaratkan kinerja yang lebih tinggi yang juga diperoleh dari bimbingan terstruktur dan metoda pengajaran yang tepat. Sehingga, penguasaan keterampilan tertentu membutuhkan prosedur yang hati-hati yang tidak hanya sanat terstruktur namun juga menyenangkan yang membuat siswa makin percaya diri. Sumber: http://deceng.wordpress.com/

MANAJEMEN LABORATORIUM IPA MANAJEMEN LABORATORIUM IPA Oleh Asep Kadarohman I. PENDAHULUAN Laboratorium dan jenis peralatannya merupakan sarana dan prasana penting untuk penunjang proses pembelajaran di sekolah. Dikemukakan pada PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 42 ayat (2) serta Pasal 43 ayat (1) dan ayat (2) bahwa: 1. 1. Pasal 42 (2) : Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. 1. 2. Pasal 43 (1) Standar keragaman jenis peralatan laboratorium ilmu pengetahuan alam (IPA), laboratorium bahasa, laboratorium komputer, dan peralatan pembelajaran lain pada satuan pendidikan dinyatakan dalam daftar yang berisi jenis minimal peralatan yang harus tersedia. (2) Standar jumlah peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan dalam rasio minimal jumlah peralatan perpeserta didik. Untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas, laboratorium harus dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Sebagus dan selengkap apapun suatu laboratorium tidak akan berarti apa-apa bila tidak ditunjang oleh manajemen yang baik. II. PENGERTIAN DAN FUNGSI LABORATORIUM Laboratorium atau Laboratory pada kamus Websters, yaitu A building or room in which scientific experiments are conducted, or where drugs, chemicals explosives are tested or compounded. Pada kamus Oxford, Laboratory: room or building used for scientific experiments, research, testing, etc esp in chemistry language. (Hornby, 1985). Pada Wikipedia, Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya, misalnya laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biokimia, laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa. (Wikipedia, 2007). Pada SPTK-21 dikemukakan Laboratorium merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian, dan sebagainya dengan menggunakan alat bantu yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas dan kualitas yang memadai (Depdiknas, 2002). Dalam konteks pendidikan di sekolah laboratorium mempunyai fungsi sebagai tempat proses pembelajaran dengan metoda praktikum yang dapat memberikan pengalaman belajar pada siswa untuk berinteraksi dengan alat dan bahan serta mengobservasi berbagai gejala secara langsung. Kegiatan laboratorium/praktikum akan memberikan peran yang sangat besar terutama dalam: 1. membangun pemahaman konsep; 2. verifikasi (pembuktian) kebenaran konsep; 3. menumbuhkan keterampilan proses (keterampilan dasar bekerja ilmiah) serta afektif siswa; 4. menumbuhkan rasa suka dan motivasi terhadap pelajaran yang dipelajari; 5. melatih kemampuan psikomotor.

Oleh karena itu kegiatan laboratorium/praktikum akan dapat meningkatkan kecakapan akademik, sosial, dan vokasional. Magnesen yang dikutif oleh DePorter, dkk. dan diterjemahkan oleh Nilandari (2000) mengemukakan: Kita belajar: 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakan, 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan. II. STRUKTUR ORGANISASI LABORATORIUM Pengorganisasian atau pengelolaan laboratorium dapat diartikan sebagai pelaksanaan dalam pengadministrasian, perawatan, pengamanan, serta perencanaan untuk pengembangan secara efektif dan efisien. Sesuai dengan fungsi laboratorium sekolah, sebagai salah satu fasilitas penunjang proses pembelajaran, maka kedudukan laboratorium dalam organisasi sekolah berada di bawah koordinasi Wakil Kepala Madrasah dengan penugasan dari Kepala Madrasah. Salah satu contoh struktur organisasi laboratorium disajikan pada gambar 1. Penanggungjawab laboratorium bertugas menyusun tata tertib laboratorium, program kerja laboratorium, dan jadwal pelaksanaan kegiatan praktikum; bersama-sama dengan laboran melakukan inventarisasi dan adminitrasi alat, bahan, dan fasilitas; bertanggung jawab terhadap keamanan, keselamatan, kebersihan dan keindahan lab; bertanggung jawab terhadap perawatan sarana dan prasarana; menyusun dan mengajukan kebutuhan alat dan bahan kepada Kepala Sekolah; serta menciptakan suasana akademik laboratorium yang nyaman dan kondusif sehingga menjamin keselamatan kerja di laboratorium. Laboran bertugas memfasilitasi setiap kegiatan laboratorium yang dilaksanakan sesuai dengan program dan tujuan penyelenggaraan laboratorium; menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan praktikum; memberikan pelayanan kepada guru dan praktikan selama kegiatan praktikum berlangsung; melakukan inventarisasi dan adminitrasi alat, bahan, dan fasilitas; bertanggung jawab terhadap keamanan, keselamatan, kebersihan dan keindahan lab; serta bertanggung jawab terhadap perawatan sarana dan prasarana. Agar laboran dapat bekerja secara optimal, maka perlu menguasai dan memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan ruang lingkup tugasnya di laboratorium sepertiadministrasi laboratorium, layanan laboratorium, pemeliharaan dan perawatan laboratorium, pemeliharaan dan perawatan bahan dan alat-alat laboratorium, serta tugas-tugas lain yang diberikan oleh penanggung jawab laboratorium. III. SARANA DAN PRASARANA LABORATORIUM Sebagai tempat pembelajaran, laboratorium pada umumnya mempunyai sarana dan prasarana yang terdiri atas: 1. Ruang laboratorium: ruang untuk kegiatan praktikum, ruang kegiatan administrasi dan persiapan, serta ruang penyimpanan; 2. Fasilitas laboratorium: intalasi air (bak cuci dan kran air), intalasi/jaringan listrik, saluran gas, lemari asap, blower/kipas angin, meja, kursi, lemari, rak, papan tulis, alat pemadam kebakaran, kotak obat-obatan, peralatan P3K, dll.; 3. Alat-alat laboratorium: pH meter, mikroskop, neraca, osiloskop, labu Erlemeyer, labu ukur. 4. Zat (bahan kimia): asam florida, amoniak pekat, eter, oksigen,

Untuk lebih jelas akan dibahas beberapa pengelolaan sarana dan prasarana laboratorium. 1. Ruang Laboratorium Bentuk, ukuran, denah atau tata letak fasilitas dari setiap ruangan itu dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan setiap kegiatan yang dilaksanakan di dalamnya dapat berjalan dengan baik dan nyaman, memudahkan akses dari ruangan yang satu ke ruangan yang lainnya, memudahkan pengontrolan, menjaga keamaan alat-alat dan memelihara keselamatan kerja. Berikut ini adalah contoh gambaran umum ruangan-ruangan laboratorium. a. Ruang praktikum Ruang praktikum merupakan bagian utama dari sebuah laboratorium sekolah. Ruang praktikum adalah ruang tempat berlangsungnya proses pembelajaran di laboratorium. Proses pembelajaran di dalam ruang praktikum dapat berupa peragaan atau demonstrasi, praktikum perorangan atau kelompok, dan penelitian. Proses pembelajaran di ruang praktikum menuntut tempat yang lebih luas dari pada proses pembelajaran klasikal di dalam kelas biasa. Olehkarena itu luas ruang praktikum harus dapat memberikan keleluasaan bergerak kepada siswa dan guru selama melakukan proses pembelajaran. Luas ruang praktikum ini tentu harus memperhitungkan jumlah siswa dan guru yang akan melaksanakan proses pembelajaran di dalamnya. Luas ruang praktikum persiswa rata-rata 2,5 m2 (termasuk meja kerja). Jadi bila kita ingin laboratorium memuat 40 siswa, maka luas laboratorium tersebut hendaknya sekitar 100 m2 . Untuk kenyamanan dan keselamatan kerja sebaiknya ruang praktikum memiliki fasilitas-fasilitas sebagai berikut : Instalasi listrik (untuk percobaan, demonstrasi, penerangan dan lain-lain), instalasi air dengan bak cucinya, dan instalasi gas. Fasilitas mebeler berupa meja dan kursi praktikan untuk siswa, kursi dan meja demonstrasi untuk guru, loker penitipan tas buku siswa, dan lemari penyimpanan alat-alat praktikum. Papan tulis, Layar untuk OHP serta in focus. Ventalasi udara yang cukup, dapat berupa jendela, langit-langit yang tidak tertutup rapat, atau mungkin kipas angin). Pintu masuk dan pintu keluar yang berbeda dengan daun pintu terbuka ke luar. Pintu yang berhubungan langsung dengan ruang persiapan dan ruang guru serta dapat teramati dari.kedua ruangan itu. Kotak P3K. Fasilitas pemadam kebakaran. b. Ruang administrasi dan persiapan Ruang adminstrasi dan persiapan adalah ruang yang disediakan untuk melakukan pengadministrasian, perawatan dan persiapan alat-alat serta bahan. Bila sekolah atau laboratorium memiliki petugas laboran, ruang administrasi dan persiapan juga dapat digunakan sebagai ruang kerja laboran dalam melayani kegiatan aboratorium kepada guru dan siswa. Ruang administrasi dan persiapan terdapat di dalam laboratorium, di antara ruang praktikum dan ruang penyimpanan atau gudang. Ruang administrasi/persiapan dan ruang praktikum sebaiknya disekat dengan dinding berkaca bening atau ram kawat, sehingga dari dalam ruang ini guru atau laboran dapat melihat kegiatan yang terjadi di dalam ruang praktikum. Ruang persiapan memiliki instalasi listrik dan ventilasi udara yang baik. Memiliki fasilitas mebeler seperti :

Kursi dan meja kerja untuk melakukan pengadministrasian, perawatan, dan persiapan kegiatan laboratorium. Lemari atau rak alat-alat. Loket peminjaman alat-alat. c. Ruang penyimpanan. Ruang penyimpanan di laboratorium dapat juga disebut sebagai gudang laboratorium, adalah ruang yang disediakan khusus untuk menyimpan alat-alat dan bahan yang sedang tidak digunakan. Ruang penyimpanan terdapat di dalam laboratorium di sebelah dalam ruang persiapan. Ruang penyimpanan alat sebaiknya dipisahkan dengan ruang penyimpanan zat, untuk menghindari kerusakan alat akibat korosi dsb. Apabila tidak ada ruang lain untuk penyimpanan alat dapat dilakukan pada lemari di ruang praktikum. Demi keamanan dan kemudahan penyimpanan dan pengambilan alat-alat dan bahan, ruang penyimpanan atau gudang biasanya hanya memiliki satu pintu masuk dan keluar melalui ruang persiapan. Ruang penyimpanan atau gudang harus memiliki instalasi listrik dan ventilasi udara yang baik. Memiliki fasilitas mebeler seperti : Macam-macam lemari alat-alat dan bahan-bahan. Macam-macam rak untuk alat-alat. Pada kenyataan di lapangan jumlah, bentuk, ukuran, kualitas dan lokasi setiap ruang laboratorium dapat saja berbeda antara satu sekolah dengan sekolah lainnya, bergantung kepada keadaan di masing-masing sekolah. Hal itu dapat terjadi misalnya karena laboratorium didirikan dengan memanfaatkan ruangan-ruangan tertentu yang sudah ada di sekolah. Akan tetapi, seandainya laboratorium di bangun baru di tanah kosong, maka perencanaannya hendaklah memperhatikan perbandingan yang proporsional antara ruang yang satu dengan ruang yang lainnya, dan antara setiap ruangan yang dibuat hendaknya mudah saling mengakses selama kegiatan laboratorium berlangsung. Berikut ini adalah salah satu contoh denah ruang laboratorium. Instalasi Gas Instalasi gas di laboratorium dibutuhkan untuk percobaan-percobaan yang menggunakan kompor/pemanas Bunsen seperti untuk memanaskan air dan sebagainya. Instalasi gas di laboratorium dapat dibuat dengan menggunakan tabung gas LPG dan penyaluran gas ke kompor/pemanas melalui pipa instalasi gas yang dapat dipasang pada dinding atau lantai ke kompor/pemanas. Dengan adanya instalasi gas ini, harus diperhatikan instalasi udara yang cukup di tempat yang tepat untuk membuang kebocoran gas yang mungkin terjadi. Harus diingat bahwa kalau menggunakan gas LPG maka gas itu lebih berat dari udara sehingga lubang pembuangan kebocoran gas itu harus di bagian bawah dinding atau cukup rendah. IV. ADMINISTRASI LABORATORIUM Pengadministrasian merupakan suatu proses pedokumentasian seluruh sarana dan prasaran serta aktivitas laboratorium. Dalam kaitannya dengan pengadaan alat dan bahan, pada makalah ini yang akan dibahas lebih lanjut mengenai pengadministrasian sarana dan prasarana. Pengadministrasian sarana dan prasarana laboratorium bertujuan: Mencegah kehilangan / penyalahgunaan Memudahkan operasional dan pemeliharaan Mencegah duplikasi /overlapping permintaan alat Memudahkan pengecekan

Laboratorium di sekolah terdiri atas beberapa jenis dengan karakteristik yang berbeda, namun dari sudut pandang pengadministrasian memiliki pola dan aspek yang serupa. Untuk keperluan administrasi diperlukan beberapa format yang terdiri atas: Format A : Data ruangan laboratorium Format B1 : Kartu barang Format B2 : Daftar barang Format B3 : Daftar penerimaan/pengeluaran barang Format B4 : Daftar usulan/permintaan barang Format C1 : Kartu alat Format C2 : Daftar alat Format C3 : Daftar penerimaan/pengeluaran alat Format C4 : Daftar usulan/permintaan alat Format D1 : Kartu zat Format D2 : Daftar zat Format D3 : Daftar penerimaan/pengeluaran zat Format D4 : Daftar usulan/permintaan zat Teknik administrasi laboratorium sering kali dilakukan secara manual, namun akan lebih mudah apabila menggunakan bantuan komputer. 1. Pengadministrasian Ruangan Laboratorium Setiap laboratorium harus memiliki denah yang menggambarkan keadaan macam ruangan yang ada, jaringan listrik, jaringan air dan jaringan gas.Ruangan-ruangan tersebut harus tercatat namanya, ukuran, dan kapasitas dalam Format A. 2. Pengadministrasian Fasilitas Umum Laboratorium Fasilitas umum laboratorium yang dimaksud adalah barang-barang yang merupakan perlengkapan laboratorium. Barang-barang yang termasuk ke dalam kategori ini seperti: o Alat pemadam kebakaran o Perlengkapan P3K o Mebeler o Blower o Instalasi air o Instalasi listrik o Instalasi gas, dll. Untuk mengadministrasikan fasilitas umum laboratorium digunakan 4 macam format, yaitu format B1, B2, B3, dan B4. Format B1 disebut kartu barang. Kartu ini digunakan di gudang maupun disetiap lab. Oleh karena itu sebaiknya untuk setiap barang sejenis nomor kartu di gudang harus sama dengan nomor kartu di setiap lab, dan kartu ini hanya digunakan untuk satu macam barang. Pada bagian atas kartu barang tertera abjad dari A sampai Z, untuk memberi nama awal dari suatu barang. barometer dan blower, kedua barang tersebut berawalan huruf B, karena secara urutan alfabetis urutan kata barometer (Ba) lebih dahulu dari kata Blower (Bl), maka nomor kartu untuk barometer harus lebih rendah dari nomor kartu blower, misalnya barometer nomor 1 dan blower nomor 2. Informasi lain yang harus diisi pada kartu barang adalah nama barang, golongan, nama induk barang, lokasi penyimpanan, spesifikasi (merek, ukuran, pabrik, kode barang), mutasi barang, riwayat barang.

Golongan barang dimaksudkan apakah barang tersebut barang perkakas, barang optik, barang elektronik, dsb. Kode barang biasanya sudah diberikan pabrik/katalog. Nomor induk adalah nomor pada buku induk/daftar barang. Pada kolom mutasi, jika barang diterima, hendaknya pada kolom keterangan diisikan sumber dana dan tahun pengadaan, sedangkan apabila barang tersebut dipindahkan pada kolom keterangan dituliskan tempat terakhir yang dituju. Di bagian setelahnya kartu barang memuat informasi tentang riwayat barang, yaitu keterangan tentang pelaksanaan pemeliharaan atau perbaikan dari barang tersebut. Format B2 disebut daftar barang atau buku induk. Daftar barang merupakan rekapitulasi dari B1 (kartu barang). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengisian atau pendistribusian daftar barang adalah nomor urut, nomor induk, kode barang, spesifikasi, dan jumlah barang yang diisikan dalam format B2 (daftar barang). Jangan sekali-kali menghilangkan nama barang pada B2 sekalipun jumlah persediaan yang tercantum pada B1 tidak ada, karena akan menyulitkan pelacakan barang tersebut pada masa mendatang. Fomat B3 disebut daftar penerima/pengeluaran barang. Format B3 bagi teknisi yang bekerja di lab berfungsi sebagai alat penerimaan dari gudang atau pengeluaran pada lab lain. Format B4 disebut juga format usulan barang. Usulan barang dapat berupa perbaikan/rehabilitasi atau pengadaan baru. Mekanisme kerja pengusulan barang dilakukan oleh penanggung jawab lab berdasarkan kebutuhan yang diajukan oleh para guru pembimbing praktikum. Alur selanjutnya penanggung jawab lab melaporkan kepada kepala sekolah. Dalam pengusulan, spesifikasi barang/alat/zat mempunyai fungsi yang sangat penting, karena apabila barang yang diterima tidak sesuai dengan pengajuan/pemesan mempunyai dasar yang kuat untuk menolak barang tersebut. Oleh karena itu untuk memudahkan perencanaan, setiap laboratorium minimal di gudang, atau sekolah harus memiliki katalog barang, alat, maupun katalog bahan 4. Pengadministrasian alat dan zat Alat yang dimaksudkan adalah alat-alat yang di gunakan untuk pelaksanaan praktikum. Alat laboratorium dapat di kelompokan menjadi: Alat gelas: Alat Listrik: - Gelas ukur - Ampremeter - Labu erlenmeyer - Power Supply - Termometer - Voltmeter Untuk mengadministrasikan peralatan lab digunakan format C1 (Kartu alat), C2 (Daftar alat), C3 (Daftar Penerimaan/Pengeluaran alat), dan C4 (Daftar Pengusulan alat). Jenis Formatnya sama dengan B1 sampai dengan B4. Perbedaannya mengganti perkataan barang pada format B dengan perkataan alat pada format C. Teknis pengadministrasiannya sama dengan pengisian format B, akan tetapi pada pengisian format C di tuntut mengenal alat relatif banyak. Dalam mengadministrasikan zat (chemicals) penggunaan format D1 (Kartu zat), D2 (Daftar zat), D3 (Daftar penerimaan/Pengeluaran zat), dan D4 (daftar Usulan zat). Perbedaan dengan format-format sebelumnya adalah terletak pada spesifikasi, pencantuman rumus kimia, namanama zatnya dalam bahasa Inggris. Untuk melihat data ini dapat dilihat pada etiket yng tertera pada botol atau kemasannya. Oleh karena itu etiket zat harus dijaga agar jangan sampai hilang, jika hilang maka untuk mengenalinya kembali memerlukan analisis dan waktu yang relatif lama. V. KEAMANAN KERJA DAN TATA TERTIB LABORATORIUM 1. Keamanan Kerja di Laboratorium Keamanan adalah faktor yang seharusnya menjadi perhatian yang paling besar dalam kegiatan laboratorium, tetapi umumnya yang selama ini terjadi adalah justru terabaikan. Kita belum terbiasa memperhatikan keamanan bekerja. Syarat keamanan di laboratorium bertujuan untuk

melindungi baik yang bekerja di laboratorium itu sendiri, maupun untuk keamanan sekitar/lingkungan. Beberapa hal yang menyangkut keamanan laboratorium adalah tersedianya ventilasi/blower, unit pengolahan limbah, bak cuci dan saluran yang aman. Pintu masuk/keluar hendaknya cukup luas dan mengarah/membuka keluar sehingga bila terjadi keadaan darurat orang dari dalam dapat dengan mudah keluar tanpa hambatan. Selain itu, laboratorium hendaknya dilengkapi dengan alat keaman seperti pemadam api, alat pelindung diri (APD, seperti jaslab, masker, gogle), alat listrik yang aman, detektor, shower, kotak P3K, serta peralatan keamanan khusus lainnya. Selain didukung oleh fasilitas keamanan laboratorium, setiap pekerja di laboratorium sebaiknya menyadari bahwa bekerja di laboratorium mengandung resiko yang membahayakan keselamatan kerja. Oleh karena itu untuk menghindari terjadinya kecelakaan yang membahayakan keselamatan kerja maka para pekerja laboratorium perlu mengetahui sumber-sumber bahaya di laboratorium, simbol-simbol bahan kimia berbahaya, dan kegiatan laboratorium yang dapat menimbulkan kecelakaan. a. Pengenalan jenis bahaya di laboratorium Jenis bahaya yang menimbulkan kecelakaan di laboratorium meliputi keracunan, iritasi, luka kulit, luka bakar, dan kebakaran. Keracunan akibat penyerapan zat kimia beracun (toxic) baik melalui oral maupun kulit. Keracunan dapat bersifat akut atau kronis. Akut artinya dapat memberikan akibat yang dapat dilihat atau dirasakan dalam waktu singkat. Misalnya, keracunan fenol dapat menyebabkan diare dan keracunan karbon monoksida dapat menyebabkan pingsan atau kematian dalam waktu singkat. Kronis artinya pengaruh dirasakan setelah waktu yang lama, akibat penyerapan bahan kimia yang terakumulasi terus menerus. Contoh menghirup udara benzena, kloroform, atau karbon tetraklorida terus menerus dapat menyebabkan sakit hati (lever). Uap timbal dapat menyebabkan kerusakan dalam darah. Iritasi dapat berupa luka, atau peradangan pada kulit, saluran pernapasan dan mata akibat kontak dengan bahan kimia korosif, seperti asam sulfat, gas klor, dll. Luka kulit dapat terjadi sebagai akibat bekerja dengan alat gelas. Kecelakaan ini sering terjadi pada tangan atau mata karena pecahan kaca. Luka bakar atau kebakaran disebabkan kurang hati-hati dalam menangani pelarut-pelarut organik yang mudah terbakar, seperti eter dan etanol. Hal yang sama dapat diakibatkan oleh peledakan bahan reaktif peroksida dan perklorat. b. Simbol-simbol bahan kimia berbahaya Bahan kimia berbahaya diberi lambang sbb. c. Kegiatan laboratorium yang dapat menimbulkan kecelakaan. Sumber bahaya lain yang terjadi di laboratorium dapat diakibatkan oleh kesalahan teknik bekerja. Beberapa contoh yang berhubungan dengan aspek ini adalah: Banyak peralatan yang tidak diperlukan pada meja praktikum. Simpanlan kelebihan peralatan tersebut pada lemari alat. Mengarahkan tabung reaksi yang sedang dipanaskan ke badan atau teman didekatnya. Melubangi sumbat karet tanpa dibasahi dahulu dengan air atau menggunakan tumpuannya menggunakan telapak tangan. Memasukkan pipa kaca ke dalam sumbat karet tanpa mengunakan lap, tanpa dibasahi air, dan cara memegang pipa kacanya jauh dari permukaan karet Memindahkan zat ke botol pereaksi bermulut kecil tanpa menggunakan corong, dll. 2. Tata Tertib Laboratorium

Suatu laboratorium akan berjalan sesuai dengan perannya bila disertai dengan aturan main yang dituangkan dalam tata tertib laboratorium. Sekecil apapun laboratorium, haruslah memiliki tatatertib, karena tata tertib akan sangat mendukung terhadap keselamatan sendiri, orang lain dan lingkungan, serta untuk menunjang kelancaran kegiatan laboratorium itu sendiri. Setiap siswa atau orang lain yang akan bekerja di laboratorium harus mengetahui tata-tertib yang berlaku di laboratorium tersebut. Umumnya, tata-tertib di laboratorium meliputi: - tata-tertib umum: menyangkut hal-hal umum sebagaimana berlaku di setiap laboratorium. Tujuannya untuk melindungi pengguna laboratorium dan kepentingan umum. Seharusnya tata tertib umum ditulis dengan bahasa yang jelas dan singkat dan mudah terbaca. - Tata-tertib khusus: Biasanya diberlakukan khusus, misalnya untuk para pengguna laboratorium dari luar, atau yang menyangkut laboratorium dengan spesifikasi khusus, seperti laboratorium yang memiliki ruang steril atau ruang gelap. Tata-tertib di laboratorium hendaknya dilengkapi dengan perangkat sangsi bagi pelanggar. Sanksi ini dapat berupa teguran, dikeluarkan dari laboratorium, atau sanksi administrasi, denda dan sanksi lainnya. Sanksi ini harus tertulis dengan jelas dan dikomunikasikan kepada pengguna. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas, 2002, SPTK-21, Jakarta DePorter, B., Reardon, M., dan Norie, S.S., 2000, terjemahkan Nilandari, Quantum Teaching, Mizan, Bandung Hornby, 1985, Oxford Advanced Dictionary English, Oxford University Press, New York Imamkhasani, S., 1999, Lembar Data Keselamatan Bahan, Puslitbang kimia Terapan, LIPI. Bandung Kertawidjaya, I, 1994, Model Pengelolaan laboratorium Pendidikan Kimia Lembaga Kependidikan, FPMIPA IKIP Bandung Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) Permanasari, A., 2006, Mengelola Laboratorium Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI, Bandung Rosbiono, M., 1996, Teknik Administrasi Laboratorium, FPMIPA IKIP, Bandung Sutrisno, 20006, Organisasi Laboratorium, Jurusan Fisika FPMIPA UPI, Bandung Wikipedia, 2007, http://id.wikipedia.org/wiki/Laboratorium, diakses pada tanggal 5 Mei 2007 MANAJEMEN LABORATORIUM IPA MANAJEMEN LABORATORIUM IPA Oleh Asep Kadarohman I. PENDAHULUAN Laboratorium dan jenis peralatannya merupakan sarana dan prasana penting untuk penunjang proses pembelajaran di sekolah. Dikemukakan pada PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 42 ayat (2) serta Pasal 43 ayat (1) dan ayat (2) bahwa: 1. 1. Pasal 42 (2) : Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. 1. 2. Pasal 43

(1) Standar keragaman jenis peralatan laboratorium ilmu pengetahuan alam (IPA), laboratorium bahasa, laboratorium komputer, dan peralatan pembelajaran lain pada satuan pendidikan dinyatakan dalam daftar yang berisi jenis minimal peralatan yang harus tersedia. (2) Standar jumlah peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan dalam rasio minimal jumlah peralatan perpeserta didik. Untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas, laboratorium harus dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Sebagus dan selengkap apapun suatu laboratorium tidak akan berarti apa-apa bila tidak ditunjang oleh manajemen yang baik. II. PENGERTIAN DAN FUNGSI LABORATORIUM Laboratorium atau Laboratory pada kamus Websters, yaitu A building or room in which scientific experiments are conducted, or where drugs, chemicals explosives are tested or compounded. Pada kamus Oxford, Laboratory: room or building used for scientific experiments, research, testing, etc esp in chemistry language. (Hornby, 1985). Pada Wikipedia, Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya, misalnya laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biokimia, laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa. (Wikipedia, 2007). Pada SPTK-21 dikemukakan Laboratorium merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian, dan sebagainya dengan menggunakan alat bantu yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas dan kualitas yang memadai (Depdiknas, 2002). Dalam konteks pendidikan di sekolah laboratorium mempunyai fungsi sebagai tempat proses pembelajaran dengan metoda praktikum yang dapat memberikan pengalaman belajar pada siswa untuk berinteraksi dengan alat dan bahan serta mengobservasi berbagai gejala secara langsung. Kegiatan laboratorium/praktikum akan memberikan peran yang sangat besar terutama dalam: 1. membangun pemahaman konsep; 2. verifikasi (pembuktian) kebenaran konsep; 3. menumbuhkan keterampilan proses (keterampilan dasar bekerja ilmiah) serta afektif siswa; 4. menumbuhkan rasa suka dan motivasi terhadap pelajaran yang dipelajari; 5. melatih kemampuan psikomotor. Oleh karena itu kegiatan laboratorium/praktikum akan dapat meningkatkan kecakapan akademik, sosial, dan vokasional. Magnesen yang dikutif oleh DePorter, dkk. dan diterjemahkan oleh Nilandari (2000) mengemukakan: Kita belajar: 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakan, 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan. II. STRUKTUR ORGANISASI LABORATORIUM Pengorganisasian atau pengelolaan laboratorium dapat diartikan sebagai pelaksanaan dalam pengadministrasian, perawatan, pengamanan, serta perencanaan untuk pengembangan secara efektif dan efisien. Sesuai dengan fungsi laboratorium sekolah, sebagai salah satu fasilitas penunjang proses pembelajaran, maka kedudukan laboratorium dalam organisasi sekolah berada

di bawah koordinasi Wakil Kepala Madrasah dengan penugasan dari Kepala Madrasah. Salah satu contoh struktur organisasi laboratorium disajikan pada gambar 1. Penanggungjawab laboratorium bertugas menyusun tata tertib laboratorium, program kerja laboratorium, dan jadwal pelaksanaan kegiatan praktikum; bersama-sama dengan laboran melakukan inventarisasi dan adminitrasi alat, bahan, dan fasilitas; bertanggung jawab terhadap keamanan, keselamatan, kebersihan dan keindahan lab; bertanggung jawab terhadap perawatan sarana dan prasarana; menyusun dan mengajukan kebutuhan alat dan bahan kepada Kepala Sekolah; serta menciptakan suasana akademik laboratorium yang nyaman dan kondusif sehingga menjamin keselamatan kerja di laboratorium. Laboran bertugas memfasilitasi setiap kegiatan laboratorium yang dilaksanakan sesuai dengan program dan tujuan penyelenggaraan laboratorium; menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan praktikum; memberikan pelayanan kepada guru dan praktikan selama kegiatan praktikum berlangsung; melakukan inventarisasi dan adminitrasi alat, bahan, dan fasilitas; bertanggung jawab terhadap keamanan, keselamatan, kebersihan dan keindahan lab; serta bertanggung jawab terhadap perawatan sarana dan prasarana. Agar laboran dapat bekerja secara optimal, maka perlu menguasai dan memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan ruang lingkup tugasnya di laboratorium sepertiadministrasi laboratorium, layanan laboratorium, pemeliharaan dan perawatan laboratorium, pemeliharaan dan perawatan bahan dan alat-alat laboratorium, serta tugas-tugas lain yang diberikan oleh penanggung jawab laboratorium. III. SARANA DAN PRASARANA LABORATORIUM Sebagai tempat pembelajaran, laboratorium pada umumnya mempunyai sarana dan prasarana yang terdiri atas: 1. Ruang laboratorium: ruang untuk kegiatan praktikum, ruang kegiatan administrasi dan persiapan, serta ruang penyimpanan; 2. Fasilitas laboratorium: intalasi air (bak cuci dan kran air), intalasi/jaringan listrik, saluran gas, lemari asap, blower/kipas angin, meja, kursi, lemari, rak, papan tulis, alat pemadam kebakaran, kotak obat-obatan, peralatan P3K, dll.; 3. Alat-alat laboratorium: pH meter, mikroskop, neraca, osiloskop, labu Erlemeyer, labu ukur. 4. Zat (bahan kimia): asam florida, amoniak pekat, eter, oksigen, Untuk lebih jelas akan dibahas beberapa pengelolaan sarana dan prasarana laboratorium. 1. Ruang Laboratorium Bentuk, ukuran, denah atau tata letak fasilitas dari setiap ruangan itu dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan setiap kegiatan yang dilaksanakan di dalamnya dapat berjalan dengan baik dan nyaman, memudahkan akses dari ruangan yang satu ke ruangan yang lainnya, memudahkan pengontrolan, menjaga keamaan alat-alat dan memelihara keselamatan kerja. Berikut ini adalah contoh gambaran umum ruangan-ruangan laboratorium. a. Ruang praktikum Ruang praktikum merupakan bagian utama dari sebuah laboratorium sekolah. Ruang praktikum adalah ruang tempat berlangsungnya proses pembelajaran di laboratorium. Proses pembelajaran di dalam ruang praktikum dapat berupa peragaan atau demonstrasi, praktikum perorangan atau kelompok, dan penelitian. Proses pembelajaran di ruang praktikum menuntut tempat yang lebih luas dari pada proses pembelajaran klasikal di dalam kelas biasa. Olehkarena itu luas ruang praktikum harus dapat memberikan keleluasaan bergerak kepada siswa dan guru selama melakukan proses pembelajaran. Luas ruang praktikum ini tentu harus memperhitungkan jumlah

siswa dan guru yang akan melaksanakan proses pembelajaran di dalamnya. Luas ruang praktikum persiswa rata-rata 2,5 m2 (termasuk meja kerja). Jadi bila kita ingin laboratorium memuat 40 siswa, maka luas laboratorium tersebut hendaknya sekitar 100 m2 . Untuk kenyamanan dan keselamatan kerja sebaiknya ruang praktikum memiliki fasilitas-fasilitas sebagai berikut : Instalasi listrik (untuk percobaan, demonstrasi, penerangan dan lain-lain), instalasi air dengan bak cucinya, dan instalasi gas. Fasilitas mebeler berupa meja dan kursi praktikan untuk siswa, kursi dan meja demonstrasi untuk guru, loker penitipan tas buku siswa, dan lemari penyimpanan alat-alat praktikum. Papan tulis, Layar untuk OHP serta in focus. Ventalasi udara yang cukup, dapat berupa jendela, langit-langit yang tidak tertutup rapat, atau mungkin kipas angin). Pintu masuk dan pintu keluar yang berbeda dengan daun pintu terbuka ke luar. Pintu yang berhubungan langsung dengan ruang persiapan dan ruang guru serta dapat teramati dari.kedua ruangan itu. Kotak P3K. Fasilitas pemadam kebakaran. b. Ruang administrasi dan persiapan Ruang adminstrasi dan persiapan adalah ruang yang disediakan untuk melakukan pengadministrasian, perawatan dan persiapan alat-alat serta bahan. Bila sekolah atau laboratorium memiliki petugas laboran, ruang administrasi dan persiapan juga dapat digunakan sebagai ruang kerja laboran dalam melayani kegiatan aboratorium kepada guru dan siswa. Ruang administrasi dan persiapan terdapat di dalam laboratorium, di antara ruang praktikum dan ruang penyimpanan atau gudang. Ruang administrasi/persiapan dan ruang praktikum sebaiknya disekat dengan dinding berkaca bening atau ram kawat, sehingga dari dalam ruang ini guru atau laboran dapat melihat kegiatan yang terjadi di dalam ruang praktikum. Ruang persiapan memiliki instalasi listrik dan ventilasi udara yang baik. Memiliki fasilitas mebeler seperti : Kursi dan meja kerja untuk melakukan pengadministrasian, perawatan, dan persiapan kegiatan laboratorium. Lemari atau rak alat-alat. Loket peminjaman alat-alat. c. Ruang penyimpanan. Ruang penyimpanan di laboratorium dapat juga disebut sebagai gudang laboratorium, adalah ruang yang disediakan khusus untuk menyimpan alat-alat dan bahan yang sedang tidak digunakan. Ruang penyimpanan terdapat di dalam laboratorium di sebelah dalam ruang persiapan. Ruang penyimpanan alat sebaiknya dipisahkan dengan ruang penyimpanan zat, untuk menghindari kerusakan alat akibat korosi dsb. Apabila tidak ada ruang lain untuk penyimpanan alat dapat dilakukan pada lemari di ruang praktikum. Demi keamanan dan kemudahan penyimpanan dan pengambilan alat-alat dan bahan, ruang penyimpanan atau gudang biasanya hanya memiliki satu pintu masuk dan keluar melalui ruang persiapan. Ruang penyimpanan atau gudang harus memiliki instalasi listrik dan ventilasi udara yang baik. Memiliki fasilitas mebeler seperti :

Macam-macam lemari alat-alat dan bahan-bahan. Macam-macam rak untuk alat-alat. Pada kenyataan di lapangan jumlah, bentuk, ukuran, kualitas dan lokasi setiap ruang laboratorium dapat saja berbeda antara satu sekolah dengan sekolah lainnya, bergantung kepada keadaan di masing-masing sekolah. Hal itu dapat terjadi misalnya karena laboratorium didirikan dengan memanfaatkan ruangan-ruangan tertentu yang sudah ada di sekolah. Akan tetapi, seandainya laboratorium di bangun baru di tanah kosong, maka perencanaannya hendaklah memperhatikan perbandingan yang proporsional antara ruang yang satu dengan ruang yang lainnya, dan antara setiap ruangan yang dibuat hendaknya mudah saling mengakses selama kegiatan laboratorium berlangsung. Berikut ini adalah salah satu contoh denah ruang laboratorium. Instalasi Gas Instalasi gas di laboratorium dibutuhkan untuk percobaan-percobaan yang menggunakan kompor/pemanas Bunsen seperti untuk memanaskan air dan sebagainya. Instalasi gas di laboratorium dapat dibuat dengan menggunakan tabung gas LPG dan penyaluran gas ke kompor/pemanas melalui pipa instalasi gas yang dapat dipasang pada dinding atau lantai ke kompor/pemanas. Dengan adanya instalasi gas ini, harus diperhatikan instalasi udara yang cukup di tempat yang tepat untuk membuang kebocoran gas yang mungkin terjadi. Harus diingat bahwa kalau menggunakan gas LPG maka gas itu lebih berat dari udara sehingga lubang pembuangan kebocoran gas itu harus di bagian bawah dinding atau cukup rendah. IV. ADMINISTRASI LABORATORIUM Pengadministrasian merupakan suatu proses pedokumentasian seluruh sarana dan prasaran serta aktivitas laboratorium. Dalam kaitannya dengan pengadaan alat dan bahan, pada makalah ini yang akan dibahas lebih lanjut mengenai pengadministrasian sarana dan prasarana. Pengadministrasian sarana dan prasarana laboratorium bertujuan: Mencegah kehilangan / penyalahgunaan Memudahkan operasional dan pemeliharaan Mencegah duplikasi /overlapping permintaan alat Memudahkan pengecekan Laboratorium di sekolah terdiri atas beberapa jenis dengan karakteristik yang berbeda, namun dari sudut pandang pengadministrasian memiliki pola dan aspek yang serupa. Untuk keperluan administrasi diperlukan beberapa format yang terdiri atas: Format A : Data ruangan laboratorium Format B1 : Kartu barang Format B2 : Daftar barang Format B3 : Daftar penerimaan/pengeluaran barang Format B4 : Daftar usulan/permintaan barang Format C1 : Kartu alat Format C2 : Daftar alat Format C3 : Daftar penerimaan/pengeluaran alat Format C4 : Daftar usulan/permintaan alat Format D1 : Kartu zat Format D2 : Daftar zat Format D3 : Daftar penerimaan/pengeluaran zat Format D4 : Daftar usulan/permintaan zat

Teknik administrasi laboratorium sering kali dilakukan secara manual, namun akan lebih mudah apabila menggunakan bantuan komputer. 1. Pengadministrasian Ruangan Laboratorium Setiap laboratorium harus memiliki denah yang menggambarkan keadaan macam ruangan yang ada, jaringan listrik, jaringan air dan jaringan gas.Ruangan-ruangan tersebut harus tercatat namanya, ukuran, dan kapasitas dalam Format A. 2. Pengadministrasian Fasilitas Umum Laboratorium Fasilitas umum laboratorium yang dimaksud adalah barang-barang yang merupakan perlengkapan laboratorium. Barang-barang yang termasuk ke dalam kategori ini seperti: o Alat pemadam kebakaran o Perlengkapan P3K o Mebeler o Blower o Instalasi air o Instalasi listrik o Instalasi gas, dll. Untuk mengadministrasikan fasilitas umum laboratorium digunakan 4 macam format, yaitu format B1, B2, B3, dan B4. Format B1 disebut kartu barang. Kartu ini digunakan di gudang maupun disetiap lab. Oleh karena itu sebaiknya untuk setiap barang sejenis nomor kartu di gudang harus sama dengan nomor kartu di setiap lab, dan kartu ini hanya digunakan untuk satu macam barang. Pada bagian atas kartu barang tertera abjad dari A sampai Z, untuk memberi nama awal dari suatu barang. barometer dan blower, kedua barang tersebut berawalan huruf B, karena secara urutan alfabetis urutan kata barometer (Ba) lebih dahulu dari kata Blower (Bl), maka nomor kartu untuk barometer harus lebih rendah dari nomor kartu blower, misalnya barometer nomor 1 dan blower nomor 2. Informasi lain yang harus diisi pada kartu barang adalah nama barang, golongan, nama induk barang, lokasi penyimpanan, spesifikasi (merek, ukuran, pabrik, kode barang), mutasi barang, riwayat barang. Golongan barang dimaksudkan apakah barang tersebut barang perkakas, barang optik, barang elektronik, dsb. Kode barang biasanya sudah diberikan pabrik/katalog. Nomor induk adalah nomor pada buku induk/daftar barang. Pada kolom mutasi, jika barang diterima, hendaknya pada kolom keterangan diisikan sumber dana dan tahun pengadaan, sedangkan apabila barang tersebut dipindahkan pada kolom keterangan dituliskan tempat terakhir yang dituju. Di bagian setelahnya kartu barang memuat informasi tentang riwayat barang, yaitu keterangan tentang pelaksanaan pemeliharaan atau perbaikan dari barang tersebut. Format B2 disebut daftar barang atau buku induk. Daftar barang merupakan rekapitulasi dari B1 (kartu barang). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengisian atau pendistribusian daftar barang adalah nomor urut, nomor induk, kode barang, spesifikasi, dan jumlah barang yang diisikan dalam format B2 (daftar barang). Jangan sekali-kali menghilangkan nama barang pada B2 sekalipun jumlah persediaan yang tercantum pada B1 tidak ada, karena akan menyulitkan pelacakan barang tersebut pada masa mendatang. Fomat B3 disebut daftar penerima/pengeluaran barang. Format B3 bagi teknisi yang bekerja di lab berfungsi sebagai alat penerimaan dari gudang atau pengeluaran pada lab lain. Format B4 disebut juga format usulan barang. Usulan barang dapat berupa perbaikan/rehabilitasi atau pengadaan baru. Mekanisme kerja pengusulan barang dilakukan

oleh penanggung jawab lab berdasarkan kebutuhan yang diajukan oleh para guru pembimbing praktikum. Alur selanjutnya penanggung jawab lab melaporkan kepada kepala sekolah. Dalam pengusulan, spesifikasi barang/alat/zat mempunyai fungsi yang sangat penting, karena apabila barang yang diterima tidak sesuai dengan pengajuan/pemesan mempunyai dasar yang kuat untuk menolak barang tersebut. Oleh karena itu untuk memudahkan perencanaan, setiap laboratorium minimal di gudang, atau sekolah harus memiliki katalog barang, alat, maupun katalog bahan 4. Pengadministrasian alat dan zat Alat yang dimaksudkan adalah alat-alat yang di gunakan untuk pelaksanaan praktikum. Alat laboratorium dapat di kelompokan menjadi: Alat gelas: Alat Listrik: - Gelas ukur - Ampremeter - Labu erlenmeyer - Power Supply - Termometer - Voltmeter Untuk mengadministrasikan peralatan lab digunakan format C1 (Kartu alat), C2 (Daftar alat), C3 (Daftar Penerimaan/Pengeluaran alat), dan C4 (Daftar Pengusulan alat). Jenis Formatnya sama dengan B1 sampai dengan B4. Perbedaannya mengganti perkataan barang pada format B dengan perkataan alat pada format C. Teknis pengadministrasiannya sama dengan pengisian format B, akan tetapi pada pengisian format C di tuntut mengenal alat relatif banyak. Dalam mengadministrasikan zat (chemicals) penggunaan format D1 (Kartu zat), D2 (Daftar zat), D3 (Daftar penerimaan/Pengeluaran zat), dan D4 (daftar Usulan zat). Perbedaan dengan format-format sebelumnya adalah terletak pada spesifikasi, pencantuman rumus kimia, namanama zatnya dalam bahasa Inggris. Untuk melihat data ini dapat dilihat pada etiket yng tertera pada botol atau kemasannya. Oleh karena itu etiket zat harus dijaga agar jangan sampai hilang, jika hilang maka untuk mengenalinya kembali memerlukan analisis dan waktu yang relatif lama. V. KEAMANAN KERJA DAN TATA TERTIB LABORATORIUM 1. Keamanan Kerja di Laboratorium Keamanan adalah faktor yang seharusnya menjadi perhatian yang paling besar dalam kegiatan laboratorium, tetapi umumnya yang selama ini terjadi adalah justru terabaikan. Kita belum terbiasa memperhatikan keamanan bekerja. Syarat keamanan di laboratorium bertujuan untuk melindungi baik yang bekerja di laboratorium itu sendiri, maupun untuk keamanan sekitar/lingkungan. Beberapa hal yang menyangkut keamanan laboratorium adalah tersedianya ventilasi/blower, unit pengolahan limbah, bak cuci dan saluran yang aman. Pintu masuk/keluar hendaknya cukup luas dan mengarah/membuka keluar sehingga bila terjadi keadaan darurat orang dari dalam dapat dengan mudah keluar tanpa hambatan. Selain itu, laboratorium hendaknya dilengkapi dengan alat keaman seperti pemadam api, alat pelindung diri (APD, seperti jaslab, masker, gogle), alat listrik yang aman, detektor, shower, kotak P3K, serta peralatan keamanan khusus lainnya. Selain didukung oleh fasilitas keamanan laboratorium, setiap pekerja di laboratorium sebaiknya menyadari bahwa bekerja di laboratorium mengandung resiko yang membahayakan keselamatan kerja. Oleh karena itu untuk menghindari terjadinya kecelakaan yang membahayakan keselamatan kerja maka para pekerja laboratorium perlu mengetahui sumber-sumber bahaya di laboratorium, simbol-simbol bahan kimia berbahaya, dan kegiatan laboratorium yang dapat menimbulkan kecelakaan. a. Pengenalan jenis bahaya di laboratorium Jenis bahaya yang menimbulkan kecelakaan di laboratorium meliputi keracunan, iritasi, luka kulit, luka bakar, dan kebakaran.

Keracunan akibat penyerapan zat kimia beracun (toxic) baik melalui oral maupun kulit. Keracunan dapat bersifat akut atau kronis. Akut artinya dapat memberikan akibat yang dapat dilihat atau dirasakan dalam waktu singkat. Misalnya, keracunan fenol dapat menyebabkan diare dan keracunan karbon monoksida dapat menyebabkan pingsan atau kematian dalam waktu singkat. Kronis artinya pengaruh dirasakan setelah waktu yang lama, akibat penyerapan bahan kimia yang terakumulasi terus menerus. Contoh menghirup udara benzena, kloroform, atau karbon tetraklorida terus menerus dapat menyebabkan sakit hati (lever). Uap timbal dapat menyebabkan kerusakan dalam darah. Iritasi dapat berupa luka, atau peradangan pada kulit, saluran pernapasan dan mata akibat kontak dengan bahan kimia korosif, seperti asam sulfat, gas klor, dll. Luka kulit dapat terjadi sebagai akibat bekerja dengan alat gelas. Kecelakaan ini sering terjadi pada tangan atau mata karena pecahan kaca. Luka bakar atau kebakaran disebabkan kurang hati-hati dalam menangani pelarut-pelarut organik yang mudah terbakar, seperti eter dan etanol. Hal yang sama dapat diakibatkan oleh peledakan bahan reaktif peroksida dan perklorat. b. Simbol-simbol bahan kimia berbahaya Bahan kimia berbahaya diberi lambang sbb. c. Kegiatan laboratorium yang dapat menimbulkan kecelakaan. Sumber bahaya lain yang terjadi di laboratorium dapat diakibatkan oleh kesalahan teknik bekerja. Beberapa contoh yang berhubungan dengan aspek ini adalah: Banyak peralatan yang tidak diperlukan pada meja praktikum. Simpanlan kelebihan peralatan tersebut pada lemari alat. Mengarahkan tabung reaksi yang sedang dipanaskan ke badan atau teman didekatnya. Melubangi sumbat karet tanpa dibasahi dahulu dengan air atau menggunakan tumpuannya menggunakan telapak tangan. Memasukkan pipa kaca ke dalam sumbat karet tanpa mengunakan lap, tanpa dibasahi air, dan cara memegang pipa kacanya jauh dari permukaan karet Memindahkan zat ke botol pereaksi bermulut kecil tanpa menggunakan corong, dll. 2. Tata Tertib Laboratorium Suatu laboratorium akan berjalan sesuai dengan perannya bila disertai dengan aturan main yang dituangkan dalam tata tertib laboratorium. Sekecil apapun laboratorium, haruslah memiliki tatatertib, karena tata tertib akan sangat mendukung terhadap keselamatan sendiri, orang lain dan lingkungan, serta untuk menunjang kelancaran kegiatan laboratorium itu sendiri. Setiap siswa atau orang lain yang akan bekerja di laboratorium harus mengetahui tata-tertib yang berlaku di laboratorium tersebut. Umumnya, tata-tertib di laboratorium meliputi: - tata-tertib umum: menyangkut hal-hal umum sebagaimana berlaku di setiap laboratorium. Tujuannya untuk melindungi pengguna laboratorium dan kepentingan umum. Seharusnya tata tertib umum ditulis dengan bahasa yang jelas dan singkat dan mudah terbaca. - Tata-tertib khusus: Biasanya diberlakukan khusus, misalnya untuk para pengguna laboratorium dari luar, atau yang menyangkut laboratorium dengan spesifikasi khusus, seperti laboratorium yang memiliki ruang steril atau ruang gelap. Tata-tertib di laboratorium hendaknya dilengkapi dengan perangkat sangsi bagi pelanggar. Sanksi ini dapat berupa teguran, dikeluarkan dari laboratorium, atau sanksi administrasi, denda dan sanksi lainnya. Sanksi ini harus tertulis dengan jelas dan dikomunikasikan kepada pengguna. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas, 2002, SPTK-21, Jakarta

DePorter, B., Reardon, M., dan Norie, S.S., 2000, terjemahkan Nilandari, Quantum Teaching, Mizan, Bandung Hornby, 1985, Oxford Advanced Dictionary English, Oxford University Press, New York Imamkhasani, S., 1999, Lembar Data Keselamatan Bahan, Puslitbang kimia Terapan, LIPI. Bandung Kertawidjaya, I, 1994, Model Pengelolaan laboratorium Pendidikan Kimia Lembaga Kependidikan, FPMIPA IKIP Bandung Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) Permanasari, A., 2006, Mengelola Laboratorium Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI, Bandung Rosbiono, M., 1996, Teknik Administrasi Laboratorium, FPMIPA IKIP, Bandung Sutrisno, 20006, Organisasi Laboratorium, Jurusan Fisika FPMIPA UPI, Bandung Wikipedia, 2007, http://id.wikipedia.org/wiki/Laboratorium, diakses pada tanggal 5 Mei 2007

.... Baca Selengkapnya di : HTTP://WWW.M-EDUKASI.WEB.ID/2013/02/STANDARRUANG-LABORATORIUM-SEKOLAH.HTML Copyright www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia

CARA MENGGUNAKAN MIKROSKOP CAHAYA A . T u j u a n : 1 . S i s w a d a p a t m e n y e b u t k a n b a g i a n b a g i a n m i k r o s k o p 2 . S i s w a d a p a t m e n g g u n a k a n m i k r o s k o p . B.Alat dan Bahan 1 . M i k r o s k o p c a h a y a 2 . P r e p a r a t a w e t a n 3 . O b j e c k g l a s s 4 . C o v e r g l a s s C.Langkah kerja 1. Bagian-bagian Mikroskop Amati mikroskop dan lengkapi nama bagian-bagiannya ! N o N a m a b a g i a n F u n g s i 123456 7891011122. Cara Menggunakan Mikroskop Sebelum melakukan praktikum dengan menggunakan mikroskop cahaya maka perhatikan langkah-langkah berikut :1).Letakkan mikroskop di atas meja dengan cara memegang lengan mikroskop sedemikian rupasehingga mikroskop berada persis di hadapan pemakai !2).Putar revolver sehingga lensa obyektif dengan perbesaran lemah berada pada posisi satu poros dengan lensa okuler yang ditandai bunyi klik pada revolver 3).Mengatur cermin dan diafragma untuk melihat kekuatan cahaya masuk, hingga dari lensa okuler tampak terang berbentuk bulat (lapang pandang).4).Tempatkan preparat pada meja benda tepat pada lubang preparat dan jepit dengan penjepit obyek! 5). Aturlah fokus untuk memperjelas gambar obyek dengan cara memutar pemutar kasar, sambildilihat dari lensa okuler.6 ) . U n t u k m e m p e r t a j a m p u t a r l a h p e m u t a r h a l u s ! 7). Apabila bayangan obyek sudah ditemukan, maka untuk memperbesar gantilah lensa obyektif dengan ukuran dari 10 X,40 X dengan cara memutar revolver hingga bunyi klik.8 ) . G a m b a r l a h o b j e k p a d a h a s i l p e n g a m a t a n . 9). Apabila telah selesai, bersihkan mikroskop dan simpan pada tempat yang tidak lembab. D.Hasil Pengamatan Nama Preparat : 12345610978 1112

Anda mungkin juga menyukai