Anda di halaman 1dari 11

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini banyak kita ketahui permasalahan yang rumit mengenai Pedagang Kaki Lima (PKL) yang tidak jarang menimbulkan pertikaian antara para PKL dengan aparat (SatPol PP). Pertikaiannya kerapkali diawali karena para PKL dianggap melanggar aturan, dengan berjualan di pinggir jalan (trotoar) atau tempat-tempat yang telah dilarang oleh pemerintah karena dianggap bisa menimbulkan kesemrawutan dan mengganggu tata kota. Kejadian ini merupakan keprihatinan yang harus segera diatasi baik dari pihak pemerintah, maupun dari masyarakatnya sendiri. Karena jika

pertikaian ini terus saja dibiarkan berlarut-larut , maka tidak akan pernah tercipta suatu keharmonisan dan ketentraman Untuk itu dengan makalah PKM-GT ini , kelompok kami bermaksud untuk membantu dalam penyelesaian masalah PKL. Dalam makalah ini kita membahas tentang peranan Pujasera terhadap masalah PKL yang ada. Dengan adanya Pujasera ini, setidaknya para PKL mempunyai tempat untuk berjualan tanpa harus mengganggu lingkungan sekitar dan tidak akan mengalami masalah dengan aparat. Namun, tentunya juga Pujasera ini tidak menerapkan biaya sewa yang tinggi, karena semua penjual dan pedagangnya merupakan pedagang kecil yang belum mempunyai pendapatan tetap. Selanjutnya Pujasera ini diharapkan dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat dengan berdagang serta meningkatkan kreativitas mereka untuk mengembangkan usahanya. Hal-hal di ataslah yang melatarbelakangi penulis , untuk mengambil topik mengenai peranan Pujasera sebagai salah satu alat menangani permasalahan PKL dalam penelitian ini. Selanjutnya, hasil penulisan tersebut penulis uraikan dalam laporan penelitian berjudul Peranan Pujasera sebagai tempat usaha Pedagang Kaki Lima ini.

1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui permasalahan yang disebabkan oleh Pedagang Kaki Lima 2. Untuk mengetahui peranan Pujasera sebagai tempat usaha Pedagang Kaki Lima

1.4 Manfaat Penelitian Dengan adanya laporan penelitian ini, diharapkan bisa bermanfaat sebagai bahan pertimbangan untuk pihak-pihak baik pemerintah maupun masyarakat untuk menanggulangi permasalahan yang berkaitan dengan keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL), yaitu dengan membuat Pujasera sebagai tempat usaha yang menampung para PKL sehingga bisa tetap melakukan usaha tanpa harus mengganggu lingkungan sekitar dan melanggar peraturan (seperti berjualan di sepanjang trotoar).

TELAAH PUSTAKA PUJASERA merupakan kepanjangan dari Pusat Jajanan Serba Ada. Berdasarkan definisi PUJASERA adalah : Pusat adalah tempat yang letaknya di bagian tengah, pokok pangkal atau yang menjadi tumpuan (berbagai-bagai hal, urusan, dan yang didapatkan dari kamus Bahasa, arti dari

sebagainya). Jajanan adalah penganan yang dijajakan, kudapan. Jajanan dari kata dasar Jajan yang dapat berarti membeli

makanan ( nasi, kue, dan sebagainya) di warung; berjajan. Serba merupakan bentuk yang terikat segala-galanya, semaunya, segala hal. Serba Ada adalah segala-galanya ada. PUJASERA yang pusat makanan. Dari pernyataan tersebut penulis dapat menarik kesimpulan, Pujasera adalah pusat perdagangan yang berisi berbagai macam pedagang yang menjual berbagai macam barang dalam satu tempat khusus. Pengertian Pedagang Kaki Lima pengertian pedagang kaki lima dapat dijelaskan melalui ciri- ciri umum yang dikemukakan oleh kartono dkk. (1980: 3-7), yaitu: (1) merupakan pedagang yang kadang- kadang juga sekaligus berarti produsen;(2) ada yang menetap pada lokasi tertentu, ada yang bergerak dari tempat satu ketempat yang lain (menggunakan pikulan, kereta dorong, tempat atau stan yang tidak permanent serta bongkar pasang);(3) menjajakan bahan makanan, minuman, barangbarangkonsumsi lainnya yang tahan lama secara eceran;(4) umumnya bermodal kecil, kadang hanya merupakan alat bagi pemilik modal dengan mendapatakan sekedarkomisi sebagai imbalan atas jerih payahnya;(5) kualitas dimaksud oleh penulis lebih mengarah pada

barang- barang yang diperdagangkan relativ rendah dan biasanya tidak bersetandart; (6) volume peredaran uang tidak seberapa besar, para pembeli merupakan pembeli yangberdaya beli rendah; (7) usaha skala kecil bisa berupa family enterprise, dimana ibu dan anak- anak turut membantu dalam usaha tersebut, baik langsung maupun tidak langsung; (8) tawar menawar antar penjual dan pembeli merupakan relasi ciri yang khas pada usaha pedagang kaki lima; (9) dalam melaksanakan pekerjaannya ada yang secara penuh, sebagian lagi melaksanakan setelah kerjaatau pada waktu senggang, dan ada pula yang melaksanakan musiman.Keberadaan sektor informal (PKL) juga tidak dapat dilepaskan dari prosespembangunan. Ada dua pemikiran yang berkembang dalam memahami kaitanantara pembangunan dan sector informal.

GAGASAN

Gagasan yang diajukan 1. Dari masalah yang tersaji diatas, penulis memberikan gagasan, seyogyanya pemerintah memberikan lahan kosong kepada para pedagang kaki lima untuk dapat menjual dagangannya. 2. Kesadaran dari pedagang untuk membentuk kelompok dan mengajukan permintaan lahan kosong untuk berjualan. 3. Pemerintah membuat peraturan mengenai larangan berjualan bagi pedagang kaki lima dibeberapa tempat yang menjadi pusat keramaian atau kemacetan.

Pihak-pihak yang Dapat Membantu

a. Pemerintah Dalam hal penyelesaian masalah Pedagang Kaki Lima (PKL) ini, pemerintah mempunyai peranan yang penting. Karena pemerintah merupakan pihak yang mempunyai kewajiban dalam menjaga ketertiban umum, serta menyejahterakan masyarakatnya yang dalam hal ini adalah para Pedagang Kaki Lima. Pemerintah diharapkan bisa memberikan solusi yang tepat, yaitu membuat tempat sebagai wadah usaha PKL, seperti Pujasera.

b. Pihak keamanan (satpol PP, polisi, dll) Satpol PP mempunyai tugas membantu kepala daerah untuk menciptakan kondisi daerah yang tenteram, tertib dan teratur sehingga penyelenggaraan

roda pemerintahan dapat berjalan dengan lancar dan masyarakat dapat melakukan kegiatannya dengan aman. Oleh karena itu, di

samping menegakkan Perda, Satpol PP juga dituntut untuk menegakkan kebijakan pemerintah daerah lainnya yaitu peraturan kepala daerah. Dalam 5

hal ini Satpol PP bisa menjadi perantara PKL dengan pemerintah sekaligus menghimbau PKL untuk tidak lagi berjualan dengan mengganggu ketertiban umum.

c. Masyarakat Pedagang Kaki Lima merupakan bagian dari masyarakat yang mempunyai kebutuhan yang beragam sehingga harus bekerja atau mencari penghasilan untuk memenuhi kebutuhannya. Para PKL mencari kebutuhan dengan berdagang yang terkadang di sembarang tempat. Hal inilah yang kemudian menjadikan masalah. Yaitu masalah tempat yang tidak sesuai karena bisa menganggu ketertiban umum. Peran masyarakat, para PKL sendiri yakni menumbuhkan kesadaran agar berdagang di tempat-tempat yang sesuai dan tidak mengganggu ketertiban umum.

Langkah Strategis yang Harus Dilakukan

Penanganan masalah yang ditimbulkan oleh Pedagang Kaki Lima (PKL) ini hendaknya segera diatasi, agar tidak semakin berlarut-larut. Langkah yang harus dilaksanakan yakni dari pemerintah dengan membuat Pujasera sebagai tempat usaha PKL, kemudian menghimbau mereka agar mau memindah dagangan mereka ditempat yang telah disediakan. Himbauan ini hendaknya disampaikan pada mereka yang sudah dan akan membangun atau membuat usaha agar tidak menempati sembarang tempat.

KESIMPULAN

Gagasan

Peranan Pujasera ternyata sangat berpengaruh terhadap nilai penjualan dan nilai pandangan masyarakat terhadap pedagang kaki lima. Masyarakat lebih tertarik untuk membeli dagangan pedagang pada Pujasera ketimbang pedagang di pinggir jalan, karena berpikiran di Pujasera lebih higienis dan sehat serta lebih terjamin keamanan nya. Pemerintah sudah semestinya mempunyai andil dalam memberikan solusi terhadap para pedagang kaki lima yang memerlukan lahan untuk mendirikan Pujasera agar penjualannya lebih terpusat. Kemudian, perlu kesadaran dari pedagang kaki lima untuk mengajukan permintaan atau permohonan kepada instansi pemerintah untuk memberikan lahan kosong untuk berdagang dan membentuk Pujasera. Selain itu, peran masyarakat juga diperlukan untuk dapat menggiatkan transaksi jual-beli pada Pujasera agar pedagang tidak harus berjualan disembarang tempat seperti di pinggir jalan dll.

Teknik Implementasi Teknik penerapan yang dapat yang dilakukan atau dipergunakan adalah dengan pemerintah membangun Pujasera di lahan kosong yang memiliki tempat strategis untuk mewadahi para pedagang kaki lima, kemudian menghimbau mereka agar mau memindah dagangan mereka ditempat yang telah disediakan. Himbauan ini hendaknya disampaikan pada mereka yang sudah dan akan membangun atau membuat usaha agar tidak menempati sembarang tempat.

Prediksi

Hasil yang akan diterima atau dampak yang akan diterima oleh pedagang kaki lima adalah pedagang memiliki tempat tetap untuk berjualan, tidak perlu berkeliling dan takut terhadap pihak keamanan yang ingin menertibkan mereka, lebih terjalin silaturahmi antar sesama pedagang yang memiliki dagangan yang berbeda-beda. Dari sisi masyarakat, untuk membeli barang atau makanan menjadi lebih mudah karena pedagang lebih memusat tempat berjualannya, bisa membanding-bandingkan harga suatu barang yang sama dengan pedagang yang berbeda, dan bisa menjadi sarana refreshing atau sekedar berjalan-jalan sambil melihat dagangan yang dijual.

Daftar Pustaka
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Departemen Pendidikan Nasional, Balai Pustaka http://id.shvoong.com Ilmu Sosial Sosiologi http://tunas63.wordpress.com/2010/04/16/tugas-fungsi-kewajiban-satpol-pp/ http://kotamagetan.com/ngabuburit-di-pujasera-magetan.html

Riwayat Hidup
Ketua

1. Nama Lengkap 2. Tempat / tanggal lahir 3. Jenis Kelamin 4. Agama 5. Alamat asal (tetap) 6. Alamat sementara

: Try Awang Sofyan : Banjarmasin, 19 Desember 1994 : Laki-Laki : Islam : Jalan Tanjung, Banjarmasin Kal-Sel : Jalan Bunga kertas No.22A Malang Hp 085651113813

7. Riwayat Pendidikan

: a. SDN Sungai Miai 6 Banjarmasin b.RSBI SMPN 1 Banjarmasin c. RSBI SMAN 1 Banjarmasin d. Fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Brawijaya

8. Motto hidup . 9. Pengalaman berorganisasi

: Belajar dari masa lalu untuk menghadapi masa depan : OSIS SMPN 1 Banjarmasin PASKIBRA SMPN 1 Banjarmasin OSIS SMAN 1 Banjarmasin MPK SMAN 1 Banjarmasin PKBR SMAN 1 Banjarmasin PERBAKIN Kota Banjarmasin

10. E-mail 11. Prestasi

: :-

12. Karya tulis yang pernah dibuat :

10

Anggota

1. Nama Lengkap 2. Tempat / tanggal lahir 3. Jenis Kelamin 4. Agama 5. Alamat asal (tetap) 6. Alamat sementara

: Rosaristya Ayu Herdani : Malang, 21 Mei 1994 : Perempuan : Katolik : Jalan Bandulan 1E no 68, Malang :Hp : 087759669038

7. Riwayat Pendidikan

: a. SDK Santa Maria III, Malang b. SMPK Santa Maria I, Malang c. SMAK Santo Albertus, Malang d. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

8. Motto hidup 9. Pengalaman berorganisasi 10. E-mail 11. Prestasi

: Jangan Puas hanya jadi pelengkap : OSIS SMP : ocha_farian@yahoo.com :-

12. Karya tulis yang pernah dibuat : -

11

Anda mungkin juga menyukai