oleh:
PENDAHULUAN:
Untuk maksud teknis tanah dapat didefinisikan sebagai "bahan yang belum terkonsolidasi di atas batuan padat (solid)".
Tanah merupakan produk sampingan deposit akibat pelapukan batuan kerak bumi dan/atau batuan yang tersingkap dalam matriks tanah.
Secara teori bumi terbentuk sekitar 4,5 milyar tahun yang lalu dari suatu bola api berpijar yang terdiri dari gas kosmis dan debu angkasa luar.
Kerak bumi terdiri dari batuan dan batuan yang mengalami pelapukan (tanah) dan dianggap mempunyai tebal 10 sampai 15 kilometer atau lebih Unsur-unsur yang membentuk kerak bumi:
Unsur Oksigen Silikon Aluminium Besi Magnesium Kalsium Sodium Potasium Simbol O Si Al Fe Mg Ca Na K % Berat 46.6 27.7 8.1 5.0 2.1 3.6 2.8 1.8 % Volume 93.8 0.9 0.5 0.4 0.3 1.0 1.3 1.8
28
18
9
berlanjut
lanjutan
Mineral Oksida besi Hematit (Fe2O3) bayangan merah Limonit (2Fe2O3 3H2O) berbagai bayangan kuning Piroxin dan amfibol Piroxin kalsium, magnesium, besi, dan aluminium silikat Amfibol (horn blende) sodium, kalsium, magnesium, besi, dan aluminium silikat Lain-lain, meliputi Kaolinit (lempung) hidro aluminium silikat [Al2Si2O5(OH)4] sebagai hasil sampingan utama pelapukan felspar Olivin (berwarna kehijauan) magnesium, silikat besi [(MgFe)2SiO4]
% perkiraan 4
10
Para ahli geologi mengklasifikasikan batuan dalam tiga kelompok dasar: 1. Beku (igneous), 2. Sedimen (sedimentary) 3. Metamorf (metamorphic) Batuan merupakan campuran dari berbagai mireral dan senyawa, dan komposisinya sangat bervariasi. Batu-gamping (limestone) misalnya, terutama berupa kalsit, sedangkan granit mengandung felspar, kuarsa, dan magnesium besi dalam jumlah yang bervariasi. Tanah terbentuk akibat lapukan yang terjadi pada batuan Pada mulanya proses pelapukan terjadi pada batuan beku dan/atau deposit mineral yang tercurah yang terbentuk selama proses pendinginan batuan yang pijar tadi. Gravitasi melalui penggelinciran dan rangkak, yang menggerakkan air sebagai aliran permukaan, atau aksi dari angin dan es dapat mengangkut produk sampingan batuan lapuk ini ke lokasi yang baru, yang menghasilkan sedimen, atau deposit tanah yang ditransportasikan. Apabila gerakan kerak bumi ini mengakibatkan bertambahnya tekanan akibat berat tanah di atasnya dan panas lewat redaman energi dan lewat celah-celah di dalam kerak bumi yang memungkinkan magma cair mengalir, beberapa batuan sedimen (dan beberapa batuan beku) bermetamorfosa menjadi batuan metamorf. Gerakan kerak bumi selanjutnya telah menyingkapkan lagi batuan tersebut sehingga mengalami pelapukan kembali, dan dalam beberapa kasus yaitu pada kedalaman dan kondisi geologi yang sesuai, telah mengubah kembali batuan tadi menjadi magma cair, dan siklus tadi diulangi kembali.
Batuan beku
pelapukan
Batuan sedimen
Batuan metamorf
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk akibat mendinginnya magma cair. Pada saat penyesuaian tegangan secara periodik mengakibatkan retakan dan patahan pada kerak batuan itu. Magma akan keluar melalui retakan dan patahan tersebut, baik hanya sebagian saja (menghasilkan mata air panas dan geiser untuk kondisi-kondisi tertentu) maupun seluruhnya sampai ke permukaan (membentuk gunung). Aliran yang terputus dan tidak sampai ke permukaan bumi akan mengalir ke dalam kerak bumi dan membentuk batuan intrusif atau batuan plutonik
Batuan beku diklasifikasikan menurut tekstur, komposisi, warna, dan sumbernya. Beberapa batuan beku adalah:
Batuan kasar: Granit - warna terang Diorit warna antara Gabro warna gelap Riolit warna terang Basal warna gelap Obsidian hitam dan berkilat Batu apung ringan, berongga, berkilat Skoria kemrahan sampai hitam, berongga
Batuan halus:
Batuan lava:
Pelapukan mengurangi massa batuan menjadi partikel-partikel yang lebih mudah terangkat oleh angin, air, dan es. Apabila bahan tadi mengendap, maka ia disebut sedimen. Sedimen biasanya didepositkan lapis per lapis yang disebut lapisan (strata), dan apabila dipadatkan dan tersementasi menjadi satu akan membentuk batuan sedimen [proses ini disebut pembatuan (lithification)]. Batuan-batuan ini, yang paling banyak adalah serpih, batu-pasir, dan batugamping, merupakan 75 persen dari seluruh batuan yang tersingkap di permukaan bumi. Batuan sedimen diklasifikasikan atas: - batuan klastik (clastic) - kimiawi (chemical) - biokimiawi/organic Serpih, Batu pasir, Konglomerat Batu gamping, Dolomit, Evaporit Coquinq, Batu gamping karang, Kapur (chalk), Karang (koral) Batu bara (coal)
Batuan metamorf terjadi akibat proses metamorfosa suatu batuan sedimen melalui temperatur dan tekanan yang tinggi, atau batuan beku yang terbenam jauh di dalam tanah. Selama proses metamorfosa, batuan yang asli mengalami perubahanperubahan kimiawi dan fisik yang mengubah tekstur, serta komposisi mineral dan kimiawinya. Penyusunan kembali mineral selama metamorfosa menghasilkan dua tekstur dasar batuan: terfoliasi (foliated) dan tidak terfoliasi (nonfoliated). Foliasi menghasilkan mineral batuan yang menjadi datar atau berbentuk pelat dan tersusun dalam jalur atau lapisan yang sejajar: Batuan terfoliasi : Batuan tak terfoliasi : Batu tulis (sabak/slate), Sekis, Genes Kuarsit, Marmer, Antrasit
Gerakan kerak bumi menghasilkan struktural yang disebut: - Lipatan (folds) - Patahan (faults) - Kekar (joint)
perubahan
bentuk
Pelapukan batu menghasilkan bahan dari mana batuan sedimen terbentuk dan menghasilkan tanah
Pelapukan Kimiawi
Pelapukan mekanis terjadi apabila batuan berubah menjadi fragmen yang lebih kecil tanpa terjadinya suatu perubahan kimiawi. Penyebab pelapukan mekanis: Pengaruh iklim (temperatur dan curah hujan) Eksfoliasi (exfoliation) Erosi oleh angin dan hujan Abrasi Kegiatan organic
Pelapukan kimiawi meliputi perubahan mineral batuan menjadi senyawa mineral yang baru. Proses yang terjadi antara lain : Oksidasi Pelarutan (solution) Pelarut (leaching Hidrolisi
Transported soil:
Terbentuk pada lokasinya yang sekarang melalui pelapukan batuan dasar Cenderung mempunyai karakteristik: Mengandung mineral yang telah mengalami pelapukan dari batuan dasar. Partikelnya cenderung berbentuk persegi atau agak persegi Fragmen batuan yang persegi dan besar cenderung tersebar di sekitar massanya
Terbentuk dari pelapukan batuan di satu tempat dan sekarang dijumpai pada tempat yang lain Bahan pemindah antara lain: Air (bahan pemindah utama) Gletser Angin Gravitasi
Air hujan yang jatuh ke daratan selanjutnya akan berjalan mengikuti salah satu dari sejumlah jalur gerak yang membentuk suatu siklus hidrologi Bagian yang menjalani jalur gerak suatu limpasan permukaan (runoff) akan menyebabkan erosi dan pemindahan (transportasi). Erosi dan transportasi tergantung pada kecepatan air yang bergerak dipengaruhi oleh 1. gradien 2. jumlah air yang melalui satu titik 3. keadaan tepi sungai. Pada umumnya, gradien akan makin berkurang dari hulu sampai ke hilir. Hilir atau muara ini dapat berakhir pada sungai yang lain, sebuah danau, atau laut. Kecepatan akhir pada danau atau laut akan mendekati nol berdasarkan pertimbangan kontinuitas dan persamaan aliran
Karena bahan yang tererosi mengandung berbagai ukuran butir dan mempunyai derajat ketahanan yang berbeda-beda, maka tidak akan terdapat sungai yang benar-benar lurus, kecuali untuk jarak yang sangat pendek (biasanya kurang dari 10 kali lebar efektif saluran). Sumbu saluran (sungai) cenderung mengalir ke kiri dan ke kanan, atau disebut kelokan (meander). Dalam waktu geologi, ini biasanya akan menghasilkan lembah yang lebar di antara tebing-tebing batuan, dengan dasarnya terdiri dari tanah atau sedimen yang dipindahkan. Sedimentasi terjadi ketika kecepatan air yang bertambah kecil. Pada bagian dalam kelokan tidak dapat lagi mengangkut bahan-bahan yang dikandung oleh air. Bagian luar kelokan yang mempunyai kecepatan yang lebih tinggi akan menggerus tebing sungai, sehingga kelokan tadi akan bertambah
Erosi pada leher kelokan dapat menyebabkan terpotongnya kelokan itu, sehingga terdapat bagian yang melengkung dan terpisah yang disebut punuk sapi atau oxbow atau disebut juga tikungan tapal kuda (horse shoe bend). Oxbow ini dapat berupa daerah rawa (slough) apabila salah satu ujungnya tetap berhubungan dengan sungai, sehingga air-balik (backwater) akan menggenang. Danau oxbow terbentuk apabila oxbow tadi terisi penuh oleh air. Depresi ini kemudian dapat terisi oleh sedimen berbutir-halus, lumpur, dan bahan organik selama dan di antara banjir-banjir yang berturutan. Hasilnya adalah: deposit tanah yang sangat buruk dan sangat plastis (batas cairnya sering sampai 60% hingga 100% atau lebih) deposit lanau, lempung berlanau, gambut organik
Perubahan posisi sungai yang menerus dan lambat laun ini mengakibatkan seluruh dasar lembah akan terdiri dari aluvium atau sedimen.
Kerikil
Pasir
Lanau
Lempung
Institute of Technology (MIT) U. S. Department of Agriculture (USDA) American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO)
Unified
>2 >2
76,2 - 2 76,2 4,75
2 0,06 2 0,05
2 0,075 4,75 0,075
<0,002 <0,002
<0,002
<0,075
ANALISIS AYAKAN
No. Ayakan
4 6 8 10 16 20 30 40
Lubang (mm)
4,750 3,350 2,630 2,000 1,180 0,850 0,600 0,425
No. Ayakan
50 60 80 100 140 170 200 270
Lubang (mm)
0,300 0,250 0,180 0,150 0,106 0,088 0,075 0,053
ANALISIS HIDROMETER
Tanah A: - Kerikil (>4,75 mm) = 0% - Pasir (4,75 mm - 0,075 mm) = 38% - Lanau/lempung (<0,075 mm) = 62%
D 30 Cc = D 60 x D10
Kurva I
Kurva II : gradasi baik (well graded) Kurva III : gradasi senjang (gap graded)
Ciri well graded: Cc = 1 3 (kerikil dan pasir) Cu > 4 (kerikil) Cu > 6 (pasir)
KOMPOSISI TANAH
HUBUNGAN BERAT-VOLUME:
Udara Va Vv Ww W V W V Ws Butiran Padat Vs Air Vw pori
V = Vs + Vv = Vs + Vw + Va W = W s + Ww
Vs = volume butiran padat Vv = Volume pori Vw = Volume air dalam pori Va = Volume udara dalam pori Ws = berat butiran padat Ww = berat air
e=
Vv Vs
Vv V
w=
Ww Ws
n=
W V
S=
Vw Vv
Ws V
KOMPOSISI TANAH
e max e e max e min
KEPADATAN RELATIF:
Dr
Dr : kerapatan relatif [%] e : angka pori emax : angka pori pada kondisi paling lepas emin : angka pori pada kondisi paling padat
Dr [%]
0 15 15 50 50 70 70 85 85 100
Kondisi tanah
Sangat lepas Lepas Menengah Padat Sangat padat
KOMPOSISI TANAH
HARGA UMUM e, w, dan d BEBERAPA JENIS TANAH
Tipe tanah e w, jenuh [%] d [kN/m3]
0.8
0.45 0.65 0.4 0.6
30
16 25 15 21
14.5
18 16 19 17
Lempung, lunak
Lempung organik, lunak Glacial till
0.9 1.4
2.5 3.2 0.3
30 50
90 120 10
11.5 14.5
68 21
KONSISTENSI TANAH
BATAS-BATAS ATTERBERG:
Padat Semi Padat Plastis Cair
w [%]
Batas Susut (SL) Batas Plastis (PL) Batas Cair (LL)
Batas susut (SL): kadar air (dalam %), dimana terjadi transisi darikeadaan padat ke keadaan semi padat Batas plastis (PL): kadar air, dimana terjadi transisi dari keadaan semi padat ke keadaan plastis Batas Cair (LL): kadar air, dimana terjadi transisi dari keadaan plasti ke keadaan cair Indeks Plastisitas (PI) = LL PL Activity:
KONSISTENSI TANAH
PENENTUAN BATAS CAIR:
KONSISTENSI TANAH
PENENTUAN BATAS CAIR:
LL
BATAS CAIR:
didefinisikan sebagai kadar air (%) yang bila pada jumlah pukulan sebanyak 25 kali goresan tanah menjadi tertutup
KONSISTENSI TANAH
PENENTUAN BATAS PLASTIS:
BATAS PLASTIS: didefinisikan sebagai kadar air (%) yang bila tanah digulung sampai dengan diameter 3.2 mm menjadi retak-ratak
KONSISTENSI TANAH
PENENTUAN BATAS SUSUT:
BATAS SUSUT : didefinisikan sebagai kadar air (%) yang bila tanah berkurang kadar airnya mulai tidak terjadi penyusutan
KONSISTENSI TANAH
BAGAN PLASTISITAS:
GARIS A: GARIS U:
membatasi lanau dengan lempung batas atas perkiraan hubungan antara PI dan LL
KONSISTENSI TANAH
PERKIRAAN BATAS SUSUT DARI BAGAN PLASTISITAS:
ploting koordinat suatu jenis tanah perpotongan garis A dengan garis U perkiraan batas susut (SL) tanah tersebut
KLASIFIKASI TANAH
Suatu sistem pengaturan beberapa jenis tanah yang berbeda-beda tetapi mempunyai sifat yang serupa ke dalam kelompok-kelompok dan subkelompok-subkelompok berdasarkan pemakaiannya.
SISTEM KLASIFIKASI:
1. Klasifikasi berdasarkan Tekstur (USDA)
2.
USCS
40%
pasir lanau
: 30% : 40%
lempung : 30%
30%
30%
: 20%
: 10% : 30%
lempung : 40%
50
Koreksi:
10 x100 12.50% (100 20) 30 x100 lanau 37.50% (100 20) lempung 40 x100 50.00% (100 20)
pasir
12.50
LEMPUNG (berkerikil)
: persentase butiran yang lolos ayakan No.200 : batas cair (liquid limit) : index plastisitas
Semakin besar harga GI, semakin jelek kualitas tanah sebagai tanah dasar
Untuk gravel
Untuk sand