Anda di halaman 1dari 17

KOMPETISI INTER DAN INTRA SPESIFIK SEBAGAI FAKTOR PEMBATAS BIOTIK I. TUJUAN 1.

Mengetahui pengaruh faktor biotic terhadap pertumbuhan tanaman. 2.Mengetahui tanggapan tanaman terhadap tekanan kompetisi inter dan intra spesifik

II. TINJAUAN PUSTAKA


Setiap makhluk hidup membutuhkan air, ruang, udara, cahaya, dan nutrisi untukmemenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan yang terpenuhi secara tepat atau optimum akan menghasilkan pertumbuhan yang baik dan sehat bahkan akan menghasilkan buah yang nikmat. Tumbuhan, manusia, dan hewan dalam memperoleh kebutuhan hidupnya perlu melakukan persaingan baik antar jenis maupun antar spesies bahkan antar organ satu dengan yang lain dalam satu tubuh (Sitompul et al. ,1995). Kompetisi atau persaingan telah dikenal lama dalam pertanian, kompetisi antar individu tanaman telah disadari sejak dulu. Petani melalui pengalamannya melakukan penjarangan terhadap tanaman, memetik atau mengurangi jumlah daun bahkan melakukan sistem pertanaman campuran atau tumpang sari. Faktor yang mengakibatkan terjadinya kompetisi yaitu hadirnya individu atau kelompok tanaman lain, kuantitas faktor pertumbuhan yang tersedia, dan kompetisi yang terjadi apabila ketersediaan faktor pertumbuhan terbatas(Sitompul et al. ,1995). Kompetisi terjadi apabila tanaman mencapai tingkat pertumbuhan tertentu dan akan semakin keras dengan pertambahan ukuran tanaman dengan umur. Kemampuan suatu tanaman dipengaruhi oleh kemampuan suatu organ yang melakukan kompetisi. Daun dan akar merupakan bagian yang berperan aktif dalam kompetisi. Akar yang memiliki luas permukaan lebar, daun yang banyak,lebar, dan tersebar diseluruh tubuh tanaman akan meningkatkan kompetisi, akibatnya kompetisi tanaman pun tinggi (Fuller et al. ,1964). Kekuatan kompetisi tanaman dapat diukur dari biomassa organ dan biomassa total tanaman. Biomassa yang besar akan membutuhkan nutrisi yang besar sehingga kompetisinya juga tinggi (Sitompul et al. ,1980).

Kebutuhan tanaman mengenai unsur hara dan air berbeda maka,tingkat kompetisi tanaman dapat berbeda pada tanaman yang dikombinasi. Perbedaan intensitas kebutuhan zat, perbedaan sistem perakaran (dangkal-dalam) digunakan sebagai dasar diterapkannya sistem tumpang sari. Untuk mendapatkan sistem yang tepat, faktor yang harus diperhatikan yaitu: kombinasi tanaman, penelitian yang telah dilakukan mengenai kombinasi kacang tanah jagung berproduksi lebih tinggi dari pada kacang tanah padi (anonymous,1974.cit.Gunawan,1996). Percampuran varietas sebagai salah satu dari upaya dehomogenasi merupakan cara untuk meningkatkan stabilitas tanaman dengan menyerbuk sendiri.Kompetitor yang baik apabila meningkatkan hasil lebih baik dari pertanaman sendiri (Indayani et al. ,2000). Penjarangan dan pengurangan daun telah diterapkan petani tradisional tanpa memperoleh pendidikan. Maksud dari perlakuan ini yaitu agar terjadi keseimbangan pertumbuhan organ vegetatif sehingga tanaman dapat berbuah dengan baik (Sitompul et al. , 1995). Ada 3 tipe interaksi tanaman yaitu, pertama, hasil yang terjadi pada tanaman tumpang sari lebih rendah dari yang diharapkan. Hal ini terjadi karena tanaman satu dengan yang lain saling menghambat. Yang kedua, hasil yang didapat lebih berhasil dari yang diharapkan. Yang ketiga, hasil yang diperoleh lebih rendah dari tanaman yang diharapkan menghasilkan hasil yang tinggi dan begitu sebaliknya (Willey,1979.cit.Sitompul,.1995). Analisis dari kompetisi dapat dilakukan dengan mengadakan pengamatan terhadap organ tanaman yang paling berperan untuk mendapatkan kebutuhan makan,jika akar berserabut banyak,daun lebar maka kebutuhan hara semakin besar akibatnya juga mempunyai gaya kompetitif yang lebih besar,begitu pula sebaliknya (Aspinal et al. ,1959.cit.Sitompul et al. ,1995).

III. METODOLOGI Praktikum Acara 2, Kompetisi Inter dan Intra Spesifik Sebagai Faktor Pembatas Biotik dilaksanakan di Laboratorium Ekologi Tanaman, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta pada hari Selasa 8 Maret 2005. Alat yang digunakan yaitu: timbangan analitik, penggaris peralatan tanam, oven. Bahan yang digunakan yaitu: Benih tanaman kedelai ( Glycine max), jagung (Zea mays), Kacang tanah (Aranchis hypogea); polybag; pupuk kandang; kantong kertas; kertas label. Cara kerjanya, setelah polybag disiapkan kemudian diisi dengan tanah yang sudah dicampur dengan pupuk kandang sebanyak 3 kg. Kotoran, rumput, kerikil, dihilangkan agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman. Setelah itu biji yang akan ditanam dipilih dan ditanam dengan perlakuan monokultur kedelai sejumlah 2, 4, dan 6 ; polikultur kedelaijagung (1+1, 2+2, dan3+3); polikultur kedelai-kacang tanah (1+1, 2+2, dan 3+3) ; masingmasing perlakuan diulang 3 kali. Tiap polibag diberi tabel yang mudah dibaca sesuai perlakuan dan ulangannya agar tidak tertukar dengan perlakuan dan kelompok lain. Kemudian dilakukan penyiraman setiap hari sampai tanaman berumur 21 hari, selanjutnya dilakukan pemanenan. Setelah diamati selanjutnya tanaman dikering anginkan kemudian dimasukan kekantong kertas dan dioven dengan suhu 80 derajat celcius selama 2 hari sampai berat konstan. Pengamatan yang dilakukan pada tinggi tanaman setiap 2 hari sekali (cm), berat segar tanaman untuk tiap polibag pada akhir pengamatan (gram), berat kering tiap polibag setelah dioven (gram).

IV. HASIL PENGAMATAN Tinggi Tanaman 1. Monokultur Kedelai


perlakuan 2 4 6 1 4.758 4.665 4.923 2 7.083 7.323 6.945 3 10.241 8.978 9.28 hari pengamatan 4 5 11.95 13.65 10.69 12.857 11.05 13.176 6 15.05 14.26 15.106 7 16.383 15.706 16.671 8 18.125 17.103 17.948

2. Polikultur Kedelai-jagung
perlakuan 1+1 2+2 3+3 1 3.668 3.448 5.21 2 5.568 4.9 7.785 3 8.13 7.94 10.99 hari pengamatan 4 5 10.44 12.54 10.22 12.17 13.26 15.32 6 14.56 14.11 7.63 7 16.618 16.08 19.94 8 18.63 18.11 21.63

3. Polikultur Kedelai-kacang tanah


perlakuan 1+1 2+2 3+3 1 3.423 3.44 3.30 2 4.97 5.16 4.706 3 6.75 7.52 6.21 hari pengamatan 4 5 8.25 10.14 9.45 11.69 7.85 9.54 6 12.123 13.68 11.15 7 13.87 15.55 12.67 8 15.96 17.68 14.28

4. Tanaman Jagung
perlakuan 1+1 2+2 3+3 1 5.21 4.21 6.32 2 7.016 5.7 9.68 3 9.7 8.72 12.68 hari pengamatan 4 5 12.77 15.27 11.48 13.71 15.27 17.77 6 17 15.82 20.25 7 19.11 18.04 23.11 8 20.96 20.48 24.89

4. Tanaman Kacang tanah


perlakuan 1+1 2+2 3+3 1 1.38 2.10 2.92 2 2.68 3.54 4.31 3 4 5.33 5.70 hari pengamatan 4 5 5.38 7.28 7.09 9.46 7.14 8.61 6 9.58 11.13 10.15 7 11.32 13.04 11.75 8 13.02 15.05 13.27

Berat Basah dan Berat Kering 1. Monokultur Kedelai


perlakuan 2 4 6 BB 3.78 4.68 6.12 BK 0.75 1.04 1.36

2. Polikultur Kedelai-Jagung

perlakuan 1+1 2+2 3+3

BB 2.75 4.51 4.6

BK 0.45 0.71 0.91

3. Polikultur Kedelai-Kacang Tanah


perlakuan 1+1 2+2 3+3 BB 4.03 7.13 8.46 BK 0.81 1.12 1.50

4. Jagung
perlakuan 1+1 2+2 3+3 BB 5.16 4.74 4.96 BK 0.71 0.84 1.02

5. Kacang Tanah
perlakuan 1+1 2+2 3+3 BB 4.96 10.48 12.84 BK 1.02 1.54 2.34

Grafik Tinggi Tanaman

MONOKULTUR KEDELAI
Tinggi Tanaman (cm) 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Hari Pengamatan

2 4 6

POLIKULTUR KEDELAI-JAGUNG
Tinggi Tanaman 25 20 15 10 5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Hari Pe ngamatan 1+1 2+2 3+3

Tinggi Tanaman (cm)

POLIKULTUR KEDELAI-KACANG TANAH


20 16 12 8 4 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Hari Pengamatan 1+1 2+2 3+3

TINGGI TANAMAN JAGUNG


30 Tinggi Tanaman (cm) 25 20 15 10 5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Hari Pengamatan 1+1 2+2 3+3

TINGGI TANAMAN KACANG TANAH


16 Tinggi Tanaman (cm) 14 12 10 8 6 4 2 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Hari Pengamatan 1+1 2+2 3+3

GRAFIK GABUNGAN
30 Tinggi Tanaman (cm) 25 20 15 10 5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Hari Pengamatan kedelai 2 kedelai 4 kedelai 6 jagung 1+1 jagung 2+2 jagung 3+3 kacang tanah 1+1 kacang tanah 2+2 kacang tanah 3+3

Histogram Berat Basah dan Berat Kering

MONOKULTUR KEDELAI
8 Berat 6 Tanaman 4 (gram) 2 0

berat basah berat kering 2 4 Perlakuan 6

POLIKULTUR KEDELAI-JAGUNG
6 Berat 4 Tanaman (gram) 2 0 berat basah berat kering 1+1 2+2 3+3 Perlakuan

POLIKULTUR KEDELAI-KACANG TANAH


9 Berat 6 Tanaman 3 (gram) 0

berat basah 1+1 2+2 3+3 berat kering

Perlakuan

JAGUNG
6 Berat 4 Tanaman (gram) 2 0 berat basah berat kering 1+1 2+2 3+3 Perlakuan

KACANG TANAH
15 berat 10 tanaman 5 (gram) 0 berat basah berat kering 1+1 2+2 3+3 perlakuan

V. PEMBAHASAN Tujuan dari percobaan yaitu untuk mengetahui pengaruh faktor biotik (kehadiran tanaman sejenis atau berbeda jenis) pada tanaman yang dibudidayakan serta bagaimana pengaruh tekanan kompetisi pada pertumbuhan dan hasil tanaman. Salah satu cara mengetahui dan mempelajari kompetisi yaitu dengan percobaan kepadatan tanaman. Perubahan pertumbuhan dan hasil tanaman akibat persaingan diantara individu tanaman yang sama. Pada dasarnya tanggapan tanaman terhadap kompetisi dengan tanaman lain relatif sama namun yang membedakan hanyalah hasil maksimum dan kepadatan optimum tanaman agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik Tekanan kompetisi pada jarak tertentu relatif konstan, karena tanaman dapat mempunyai sifat penyesuaian. Tanaman akan besar pada jarak tanam lebar dan kecil pada jarak tanam sempit, sehingga tekanan kompetisi akan relatif konstan. (Sitompul et al. ,1995) Monokultur kedelai (Glycine max L) Dari tabel dapat diamati bahwasanya pada hari ke-1 dan untuk seterusnya rata-rata tinggi tanaman yang paling besar secara teori pada perlakuan 2 tanaman, kemudian untuk perlakuan 4 tanaman hasil lebih kecil dan paling kecil pada perlakuan 6 tanaman. Hubungan tersebut menunjukan bahwa seiring dengan peningkatan jumlah tanaman persatuan luas hasil tanaman berupa tinggi tanaman semakin menurun, yang berarti bahwa kompetisi telah bekerja pada perlakuan 2 tanaman, 4 tanamana, 6 tanaman. Secara umum hasil percobaan ini sesuai dengan teori, hanya saja terjadi penyimpangan pada saat pengamatan hari pertama. Pada pengamatan hari pertama, perlakuan 6 tanaman paling tinggi disusul kemudian perlakuan 2 tanaman dan 4 tanaman. Penyimpangan ini disebabkan oleh perbedaan kecepatan berkecambah masing-masing biji . Rata-rata biji pada perlakuan 6 tanaman memiliki kemampuan berkecambah lebih cepat. Namun pertumbuhan selanjutnya sesuai dengan teori. Dalam perlakuan ini terjadi kompetisi intra spesies,antara kedelai yang satu dengan yang lain. Polikultur Tanaman Kedelai (Glycine max)-Kacang tanah(Aranchis hypogea) Dari tabel dapat diketahui bahwa kedua tanaman yang dilakukan polikultur mempunyai pola respon yang relatif sama pada pertumbuhan tapi berbeda dalam hal hasil maksimum serta kepadatan tanaman optimum. Hasil maksimum misalnya: kedelai (Glycine max)-Kacang tanah(Aranchis hypogea) Dari hari ke-1 tinggi tanaman maksimum pada

perlakuan 2+2 terus sampai akhir pengamatan.Yang berikutnya yaitu perlakuan 1+1 dan yang terakhir perlakuan 3+3.Dari hasil maksimum ini dapat diketahui kepadatan optimumnya , kedelai (Glycine max)-kacang tanah (Aranchis hypogea) kepadatan optimumnya pada perlakuan 2+2 . Dalam perlakuan ini ,kompetisi terjadi inter spesifik karena terjadi antar 2 spesies yang berbeda ,yang memungkinkan ada sebagian kebutuhan yang berbeda atau dalam jumlah berbeda . Kompetisi antar keduanya sedang hanya 2+2 sehingga dapat tumbuh lebih baik. Kompetisi antara kedua tanaman tersebut juga menguntungkan. Kompetisi memperebutkan cahaya matahari membuat kedua tanaman berusaha untuk tumbuh lebih tinggi agar memperoleh cahaya yang cukup. Kerapatan tanaman 2+2 adalah yang optimum karena jumlah kebutuhan tanaman masih mencukupiuntuk kompetisi antara kedelai dan kacang tanah. Sedangkan perlakuan 3+3 terjadi kompetisi yang terlalu ketat, dan perlakuan 1+1 tidak terjadi kompetisi memperebutkan cahaya matahari, sehingga tanaman tidak berusaha memaksimalkan pertumbuhan tingginya. Jadi polikultur ini memiliki pertumbuhan maksimum pada kepedatan optimum yaitu 2+2. Polikultur Tanaman Kedelai (Glycine max)-Jagung (Zea mays) Dari tabel dapat diketahui bahwa kedua tanaman yang dilakukan polikultur mempunyai pola respon yang relatif sama pada pertumbuhan tapi berbeda dalam hal hasil maksimum serta kepadatan tanaman optimum. Hasil maksimum misalnya: kedelai (Glycine max)- jagung (Zea mays) pada hari ke-1 tinggi tanaman maksimum pada perlakuan 3+3 sampai pada akhir pengamatan kemudian perlakuan 1+1 dan yangterakhir perlakuan 2+2. Dari hasil maksimum ini dapat diketahui kepadatan optimum dalam perlakuan ini adalah 3+3. Adapun kompetisi yang terjadi sama dengan perlakuan kedelai-kacang tanah.

Tabel Berat Basah(BB) dan Berat Kering(BK) A. Monokultur kedelai(Glycine max) Dari tabel berat basah dan berat kering dapat diketahui adanya perbedaan tingkat hasil maksimum dan kepadatan tanaman optimum,serta hubungan keduanya dengan tinggi tanaman pada tabel sebelumnya. Pada monokultur kedelai(Glycine max) tinggi tanaman maksimum pada perlakuan 2 tanaman, dari sini kepadatan optimumnya pada perlakuan 2 tanaman, pertumbuhan tinggi yang maksimum di iringi pertumbuhan bagian vegetatif tanaman, sehingga pengukuran berat basah dan berat keringpun juga sebanding. Namun dalam hal ini

ada perbedaan karena jumlah individu yang berbeda dan kepadatan yang berbeda pula . Berat basah dan berat kering terbesar juga diperoleh pada perlakuan 6 tanaman masing-masing 6,123g dan 1,368 g. B. Polikultur kedelai(Glycine max)- kacang tanah(Aranchis hypogea) Dari tabel terlihat bahwa perlakuan 1+1, 2+2 dan 3+3 berturut-turut berat basah dan berat kering naik. Jadi semakin besar kerapatan dan semakin ketatnya kompetisi pertumbuhannya semakin baik. Ini bertolak belakang dengan pertumbuhan tingginya, karena perlakuan 3+3 paling rendah. Pertumbuhan bukan hanya peda tinggi tanaman tetapi juga pertumbuhan ukuran volume dan berat tanaman. C. Pada polikultur kedelai(Glycine max)-jagung(Zea mays) Tinggi tanaman maksimum kedelai pada perlakuan 3+3, dari sini kepadatan optimumnya pada perlakuan 3+3, pertumbuhan tinggi yang maksimum di iringi pertumbuhan bagian vegetatif tanaman, sehingga pengukuran berat basah dan berat keringpun juga sebanding. Secara umum berat basah dan berat kering sudah sesuai dengan teori.

Grafik Tinggi Tanaman Grafik Tinggi Tanaman Monokultur Kedelai (Glycine max) Dari gambar grafik pada tiap perlakuan tinggi tanaman terus bertambah dari hari kehari, namun pertumbuhan tinggi optimum pada perlakuan 2 tanaman. Grafik Tinggi Tanaman polikultur Kedelai (Glycine max)- jagung (Zea mays). Dari gambar grafik pada tiap perlakuan tinggi tanaman terus bertambah dari hari kehari, namun pertumbuhan tinggi optimum kedelai( Glycine max) -jagung (Zea mays) pada perlakuan 3+3. Grafik Tinggi Tanaman polikultur Kedelai (Glycine max)- kacang tanah (Aranchis hypogea) Dari gambar grafik pada tiap perlakuan tinggi tanaman terus bertambah dari hari kehari, namun pertumbuhan tinggi optimum kedelai( Glycine max) -kacang tanah (Aranchis

hypogea) tinggi optimum pada perlakuan 2+2 karena grafik berada paling atas, hasil dari tabel tinggi pun sebagai pertimbangan pada perlakuan 2+2. Grafik Tinggi Tanaman Jagung (Zea mays) Grafik menunjukkan bahwa pertumbuhan maksimum tanaman jagung pada perlakuan 3+3 tanaman. Diikuti perlakuan 1+1 dan 2+2. Grafik Tinggi Tanaman Kacang tanah (Aranchis hypogea) Dari grafik terlihat pada pengamatan 1 sampai 3 perlakuan 3+3 berada pada posisi paling atas disusul 2+2 dan 1+1. Namun setelah pengamatan 4, dan seterusnya perlakuan 2+2 berada di posisi paling atas keudian 3+3 dan 1+1. Grafik Gabungan Dari data tinggi tanaman yang terkumpul dikumpulkan dan dibuat grafik gabungan. Terlihat tanaman yang paling tinggi adalah jagung pada perlakuan 3+3 dan yang paling rendah adalah tanaman kacang tanah pada perlakuan 1+1. Tanaman jagung secara morfologis mempunyai bentuk batang yang menjulang ke atas, sedangkan kacang tanah adalah tanaman semak. Histogram Histogram BB dan BK Monokultur Kedelai(Glycine max) Gambar pada histogram menunjukkan bahwa BB dan BK terbesar pada perlakuan 6 tanaman. Hal ini tidak sesuai dengan grafik tinggi tanaman yang menunjukkan bahwa yang tertinggi adalah perlakuan 2 tanaman. Histogram BB dan BK polikultur Kedelai(Glycine max)- jagung (Zea mays). Gambar pada histogram menunjukkan bahwa BB dan BK terbesar pada perlakuan 3+3 perlakuan tanaman 1+1 lebih kecil dari perlakuan 2+2. Hal ini sesuai dari hasil tabel tinggi tanaman, tabel BB dan BK, grafik tinggi tanaman, sehingga dapat diketahui bahwa satu analisis dengan yang lain saling berkaitan.

Histogram BB dan BK polikultur Kedelai( Glycine max)-kacang tanah(Aranchis hypogea) Gambar histogram menunjukkan bahwa perlakuan 1+1, 2+2 dan 3+3 berturut-turut berat basah dan berat kering naik. Jadi semakin besar kerapatan dan semakin ketatnya kompetisi pertumbuhannya semakin baik. Ini bertolak belakang dengan pertumbuhan tingginya, karena perlakuan 3+3 paling rendah. Pertumbuhan bukan hanya peda tinggi tanaman tetapi juga pertumbuhan ukuran volume dan berat tanaman. Histogram BB dan BK Jagung (Zea mays) Gambar pada histogram menunjukkan bahwa BB dan BK terbesar pada perlakuan 2+2, kemudian 3+3 dan yang terakhir 1+1. Hal ini bertolak belakang dari hasil tabel tinggi tanaman, dan grafik tinggi tanaman, yang menunjukkan ketinggian yang paling rendah. Histogram BB dan BK Kacang Tanah (Aranchis hypogea) Pada histogram menunjukkan bahwa BB dan BK terbesar pada perlakuan 3+3, sedang pada perlakuan 2+2 besar BB dan BK lebih besar jumlahnya dari perlakuan 1+1. perlakuan 2+2 mempunyai

VI. KESIMPULAN 1. Persaingan pada kepadatan yang tinggi akan menurunkan hasil. 2. Pada kompetisi tertentu kebanyakan ada tanaman yang menang dan tumbuh dengan baik dan kalah akan mengalami penurunan produktivitas. 3. Untuk mengoptimalkan hasil, tanaman ditanam pada jarak tanam yang sesuai. 4. Penanaman tanaman secara tumpang sari dikatakan berhasil jika ada peningkatan hasil produksi tanaman.

DAFTAR PUSTAKA

Clapham.Jr,W.B.1973.Natural York.248 p.

Ecosystem.Mac

millian

Publishing

Co,Inc.New

Gunawan, Iwan, Ferdiana, Raida Kartina.1996. Pengaruh jumlah daun, buah, dan pemberian G.A.terhadap hasil dan kadar sukrosa buah tanaman melon (Cucumis sativus L).Agrotropika.1(1):27-30.

Indayani, Neny, Nasrullah, Djoko Priyatno.2000.Kajian biometrika daya saing antara varietas kedelai pada pertanaman campuran dan baris berseling.Agrosains.13 (2) :183-184.

Fuller,J.H

and

L.B.Caronthus.1964.The

Plant

World

4th

ed

.Holt,Richard

Winston,Inc.USA.364 p.

Sitompul,S.M.,Wo.H.Lan

Hoof,

Bambang

Guritno,

Jody

Moenandir,

Sartono.R.1980.Pengaruh waktu tanam jagung terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah dan jagung dalam sistem tumpang sari.Agrovita.3 (2) : 1-16.

Anda mungkin juga menyukai