Anda di halaman 1dari 26

MESSA NASTI PUTRI VITRATUL ILAHI

Hutan hujan tropika atau sering juga ditulis sebagai

hutan hujan tropis merupakan tipe hutan yang selalu basah atau lembab, yang dapat ditemui di wilayah sekitar khatulistiwa; yakni kurang lebih pada lintang 010 ke utara dan ke selatan garis khatulistiwa. Hutan-hutan ini didapati di Asia, Australia,Afrika, Amerika Selatan, Amerika Tengah, Meksiko dan Kepulauan Pasifik. Dalam peristilahan bahasa Inggris, formasi hutan ini dikenal sebagai lowland equatorial evergreen rainforest, tropical lowland evergreen rainforest, atau secara ringkas disebut tropical rainforest.

1. 2.

3.

4. 5.

curah hujan 200-225 cm per tahun Spesies pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinggi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro, yaitu iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme. Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari, variasi suhu dan kelembapan tinggi, suhu sepanjang hari sekitar 25 C.

Flora :
hujan tropis sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana

(rotan) anggrek sebagai epifit. Fauna : kera burung badak babi hutan Harimau burung hantu.

Hutan bakau atau disebut juga hutan mangrove

adalah hutan yang tumbuh di atas rawarawa berair payau yang terletak pada garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu.

Ekosistem hutan bakau bersifat khas karena adanya pelumpuran yang mengakibatkan kurangnya aerasi tanah salinitas tanahnya yang tinggi serta mengalami daur penggenangan oleh pasangsurut air laut Hanya sedikit jenis tumbuhan yang bertahan hidup di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat khas hutan bakau karena telah melewati proses adaptasi dan evolusi.

Flora ekosistem hutan mangrove sangat bervariasi, tetapi pada umumnya adalah flora yang bersifat halofit. Jenis-jenis tumbuhan yang hidup di hutan mangrove antara lain adalah :
Avicenniaceae (api-api, black mangrove, dll)

Combretaceae (teruntum, white mangrove, zaragoza

mangrove, dll) Arecaceae (nypa, palem rawa, dll) Rhizophoraceae (bakau, red mangrove, dll) Lythraceae (sonneratia, dll)

Sementara fauna ekosistem hutan mangrove juga sangat beragam


mulai dari hewan-hewan vertebrata seperti berbagai

jenis ikan, burung, dan hewan amphibia, dan ular berbagai jenis hewan invertebrata seperti insects, crustacea (udang-udangan), moluska (siput, keong, dll) dan hewan invertebrata lainnya seperti cacing, anemon dan koral.

Ekosistem ini terdiri dari coral yang berada dekat pantai. Efisiensi ekosistem ini sangat tinggi. Hewanhewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang.Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora. Kehadiran terumbu karang di dekat pantai membuat pantai memiliki pasir putih.

Ekosistem terumbu karang dapat ditemui di perairan jernih Terumbu karang terbentuk sebagai hasil dari kegiatan

berbagai hewan laut seperti kerang, siput, cacing, Coelenterata dan alga kapur (Halimeda). Syarat hidup binatang kerang yaitu: a. airnya jernih b. arus gelombang kecil c. lautnya dangkal. Ekosistem ini dapat kita temukan di pantai sebelah barat Sumatra, pantai selatan Jawa,Bali, Nusa Tenggara, serta pantai utara Sulawesi dan Maluku.

Kesuburan yang dimiliki oleh ekosistem terumbu karang membuat ketertarikan bagi flora dan fauna akuatik. Dimana pada ekosistem terumbu karang banyak flora dan fauna yang hidup dan berkembang biak sehingga terumbu karang memiliki keragaman jenis flora dan fauna yang sangat tinggi. Adapun flora dan fauna yang sering di jumpai di terumbu karang seperti : tumbuhan dari jenis algae, ikan karang ( jenis kerapu ), kerang, lobster, penyu, teripang dan lain-lain. Ekosistem terumbu karang merupakan habitat bagi berbagai jenis flora di perairan, berupa ganggang dan rumput laut, seperti : Algae koralin, Algae hijau berkapur, dan lamun. Pada ekosistem terumbu karang juga hidup beragam fauna perairan, seperti : (1) beragam avertebara atau hewan tak bertulang belakang seperti karang batu, juga berbagai krustacea, siput dan kerang-kerangan, echinodermata, seperti bulu babi, Anemon laut, teripang, bintang laut dan Lilia laut; (2) beragam ikan, seperti ikan karnivora oportunistik, herbivora, omnivora dan planktovora; dan (3) reptile, seperti : ular laut dan penyu laut.

Savana dari daerah tropika terdapat di wilayah dengan curah hujan 40 60 inci per tahun, tetapi dengan musim kering yang berkepanjangan pada saat api menjadi bagian penting dari lingkungan. Savana yang terluas di dunia terdapat di Afrika; namun di Australia juga terdapat savana yang luas. Berhubung dalam ekosistem savana ini, rerumputan dan pohonpohon yang hidup harus tahan terhadap musim kering dan api, maka jumlah jenis tumbuh-tumbuhan yang hidup di savana ini tidak banyak, tidak seperti yang hidup di hutan hujan tropik, tidak seperti yang hidup hutan hujan tropik. Rumput-rumput dari marga Panicum, Pennisetum, Andropogon dan Imperata mendominasi lingkungan ini, sedangkan pepohonan yang hidup di sana sama sekali berada dengan jenis pohon yang hidup di hutan hujan tropik. Di Afrika diantaranya terdapat pohon Acacia yang terbesar di savanna. Di Indonesia padang savanna ini dapat ditemukan di Taman Nasional (TN) Baluran dan TN Alas Purwo di Banyuwangi, Jawa Timur.

Ciri Umum : Kering, terletak di daerah tropis dan sub tropis. Didominasi padang rumput yang luas, semak dan pohon yang berpencar. Didominasi oleh serangga, herbivora dan karnivora

Flora: Terdapat padang rumput dan hutan savana yang luas. Tumbuh berbagai jenis rumput diantaranya ; Setaria adhaerens, Chloris barbata, Heteropogon contortus, Themeda gigantea dan Themeda gradiosa yang diselingi oleh pohon lontar (Borassus flobellifer) yang merupakan tumbuhan khas. Fauna: Hewan yang hidup di sabana antara lain serangga dan mamalia seperti zebra, singa, dan hyena.

gurun, padang gurun atau padang pasir adalah

suatu daerah yang menerima curah hujan yang sedikit kurang dari 250 mm per tahun. Gurun dianggap memiliki kemampuan kecil untuk mendukung kehidupan. Jika dibandingkan dengan wilayah yang lebih basah hal ini mungkin benar, walaupun jika diamati secara seksama, gurun sering kali memiliki kehidupan yang biasanya tersembunyi (khususnya pada siang hari) untuk mempertahankan cairan tubuh. Kurang lebih sepertiga wilayah bumi adalah berbentuk gurun.

Gurun terdapat di daerah tropik yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri ekosistem gurun adalah: gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun) Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air.

Flora: tumbuhan yang tumbuh adalah tumbuhan yang

dapat beradaptasi dengan daerah kering (tumbuhan serofit) seperti: kaktus Fauna: hewan besar yang hidup di gurun umumnya yang mampu menyimpan air seperti: unta sedang untuk hewan-hewan kecil seperti: kadal, ular, tikus, semut, umumnya hanya aktif hidup pada pagi hari, pada siang hari yang terik mereka hidup pada lubang-lubang.

di daerah tropik memiliki keanekaragaman hayati

yang tinggi dibandingkan dengan daerah subtropik (iklim sedang) dan kutub (iklim kutub). Tingginya keanekaragaman hayati di Indonesia ini terlihat dari berbagai macam ekosistem yang ada di Indonesia, seperti: ekosistem pantai, ekosistem hutan bakau, ekosistem padang rumput, ekosistem hutan hujan tropis, ekosistem air tawar, ekosistem air laut, ekosistem savanna, dan lain-lain. Masing-masing ekosistem ini memiliki keaneragaman hayati tersendiri.

Keanekaragaman ekosistem adalah bagian dari

keanekaragaman hayati. Keanekaragaman ekosistem Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dari ekosistem di biosfir. misalnya : ekosistem lumut, ekosistem hutan tropis, ekosistem gurun, masing-masing ekosistem memiliki organisme yang khas untuk ekosistem tersebut. misalnya lagi, ekosistem gurun di dalamnya ada unta, kaktus, dan ekosistem hutan tropis di dalamnya ada harimau.

> Faktor biotik,merupakan faktor yang dipengaruhi

oleh makhluk hidup atau organisme. >Faktor abiotik,merupakan faktor yang dipengaruhi oleh benda mati. Lingkungan abiotik sangat berpengaruh terhadap komposisi biotik suatu ekosistem,oleh karena itu, 2 wilayah dengan kondisi abiotik berbeda umum mengandung komposisi organisme yang beda pula.

Keanekaragaman Hayati yang tinggi akan memperkokoh lingkungan ekosistem. Ekosistem dengan keanekaragaman hayati yang rendah merupakan Lingkungan yang tidak stabil. Contoh adalah peran Orang Utan sebagai penyebar biji. Menurut penelitian Dr. Birute Galdikas, di Taman Nasional Tanjung Puting Kalimantan diketahui jika Orang Utan di Kalimantan memakan kira kira 200 jenis buah buahan dan menjadi perantara penting bagi penyebaran 70 persen jenis tumbuhan yang mempunyai nilai ekonomi penting. Dengan demikian dapat disimpulkan jika keberadaan Orang Utan di Kalimantan musnah maka kondisi keanekaragaman hayatinya, khususnya tumbuhan juga terancam punah.

Anda mungkin juga menyukai