Anda di halaman 1dari 34

Oleh : Rici C.

Triadi

Iman

Apa itu iman ?

Iman adalah percaya dengan hati, diucapkan oleh lisan, dan di amalkan oleh perbuatan...

Maka iman kepada allah, rasul allah, dan kitab allah adalah, percaya kepada segala sesuatu yang di tetapkan allah melalui rasulnya dan tertulis di dalam kitabNYA (al-Quran), kemudian kita ucapkan (dakwahkan) dan kita amalkan dalam segala perbuatan kita..

An-Nisa : 65
Maka demi Rabb-mu mereka itu (pada hakekatnya) tidak BERIMAN sebelum mereka menjadikan kamu (Muhammad) sebagai hakim (pemutus) terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa di hati mereka suatu keberatan terhadap putusan yang engkau berikan dan mereka menerima (pasrah) dengan sepenuhnya.

Syariah

Apa itu Syariah ?

Segala aturan yang telah di tetetapkan allah untuk umat umat manusia baik mengatur hubungan manusia dengan Allah maupun hubungan manusia dengan sesama manusia dan manusia dengan alam semesta
Dan kami turunkan kepada kamu kitab ini untuk menerangkan semua perkara. (QS An Nahl: 89)

Al-Baqarah : 208
Hai orang-orang yang beriman masuklah kamu ke dalam Islam secara KESELURUHAN (kaffah) dan janganlah kamu mengikuti langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuhmu yang paling nyata

Al-Maidah : 48
Maka putuskanlah perkara atas mereka menurut apa yang allah turunkan (alquran), dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dngan meninggalkan kbenaran (hukum allah) yg telah datang kepadamu

Al-Maidah : 49
Dan berhati hatilah kamu terhadap mereka, agar mereka tidak memalingkan kamu dari apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yg telah Allah turunkan), maka ketahuilah bahwa Allah sesungguhnya menghendaki akan menimpakan musibahkepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka

Panggilan Allah bagi orang orang yang tidak mau berpegang teguh pada hukum Allah: Al-Maidah : 44 Kafir Al-Maidah : 45 Lalim/Dzalim Al-Maidah : 47 Fasik Dsb

Al-Maidah : 50
Apakah hukum jahiliyyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang orang yang yakin?

Bagaimana dengan yang mengambil jalan tengah (Kompromi dengan selain hukum Allah) ???

An-Nisa : 65
Maka demi Rabb-mu mereka itu (pada hakekatnya) tidak BERIMAN sebelum mereka menjadikan kamu (Muhammad) sebagai hakim (pemutus) terhadap perkara yang mereka perselisihkan, Kemudian mereka tidak merasa di hati mereka suatu keberatan Terhadap putusan yang engkau berikan dan mereka menerima (pasrah) dengan SEPENUHNYA.

Al-Baqarah : 85
Apakah kamu beriman kepada SEBAGIAN dari kitab (Allah) dan ingkar terhadap SEBAGIAN yang lain? Tiadalah balasan dari orang orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang amat berat

An-Nisa : 150 - 151


Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasu-rasul Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir) merekalah orang orang yang kafir sebenarbenarnya. Kami telah menyediakan untuk orangorang yang kafir itu siksaan yang menghinakan.

Syariah hanya dapat diterapkan secara kaffah dalam suatu institusi yang memang melandaskan seluruh aturan aturannya hanya kepada hukum hukum Allah...
Kaidah Ushul : Maa Laa yatimmul waajib illaa bihi fahuwa Wajib ~ Suatu Kewajiban tidak akan bisa dilaksanakan dengan sempurna, kecuali dengan adanya sesuatu yang lain, maka sesuatu yang lain itu menjadi wajib pula ~

Maka dari itulah kita membutuhkan KHILAFAH...!!!

Khilafah

Khilafah adalah kepemimpinan, imamah, biasa juga disebut kekhalifahan. Ia merupakan suatu bentuk pemerintahan Islam. Yang sumber hukumnya berasal dari sumber hukum islam. Pemimpin pemerintahannya dinamakan khalifah. Khilafah bertanggung jawab menerapkan hukum Islam, dan menyampaikan risalah Islam ke seluruh muka bumi. Khilafah terkadang juga disebut Imamah; dua kata ini mengandung pengertian yang sama dan banyak digunakan dalam hadits-hadits shahih.

An-Nisaa : 59
"Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kalian kepada Allah dan taatlah kalian kepada Rasul-Nya dan ulil amri (Pemimpin) di antara kalian."

Barang siapa yang melepaskan tangannya dari ketaatan kepada Allah, niscaya dia akan menemui Allah di hari Kiamat dengan tanpa alasan. Dan barang siapa yang mati sementara di lehernya tidak ada baiat kepada khalifah maka matinya seperti mati jahiliyyah (Shahih Muslim, no.1851).

Ijma' Sahabat yang menekankan pentingnya pengangkatan Khalifah, nampak jelas dalam kejadian bahwa mereka menunda kewajiban menguburkan jenazah Rasulullah SAW dan mendahulukan pengangkatan seorang Khalifah pengganti beliau. Padahal menguburkan mayat secepatnya adalah suatu kewajiban dan diharamkan atas orangorang yang wajib menyiapkan pemakaman jenazah untuk melakukan kesibukan lain sebelum jenazah dikebumikan. Namun, para Sahabat yang wajib menyiapkan pemakaman jenazah Rasulullah SAW ternyata sebagian di antaranya justru lebih mendahulukan usaha-usaha untuk mengangkat Khalifah daripada menguburkan jenazah Rasulullah. Sedangkan sebagian Sahabat lain mendiamkan kesibukan mengangkat Khalifah tersebut, dan ikut pula bersama-sama menunda kewajiban menguburkan jenazah Nabi SAW sampai dua malam, padahal mereka mampu mengingkari hal ini dan mampu mengebumikan jenazah Nabi secepatnya. Fakta ini menunjukkan adanya kesepakatan (ijma') mereka untuk segera melaksanakan kewajiban mengangkat Khalifah daripada menguburkan jenazah. Hal itu tak mungkin terjadi kecuali jika status hukum mengangkat seorang Khalifah adalah lebih wajib daripada menguburkan jenazah.

Syaikh Abdurrahman Al Jaziri menegaskan hal ini dalam kitabnya Al Fiqh 'Ala Al Madzahib Al Arba'ah, jilid V, hal. 362 : "Para imam mazhab (Abu Hanifah, Malik, Syafi'i, dan Ahmad) rahimahumullah telah sepakat bahwa Imamah (Khilafah) itu wajib adanya, dan bahwa umat Islam wajib mempunyai seorang imam (khalifah) yang akan meninggikan syiarsyiar agama serta menolong orang-orang yang tertindas dari yang menindasnya..."

Khilafah bukan hanya merupakan suatu KEWAJIBAN, namun itu juga merupakan suatu KEBUTUHAN...!!!

Allah menegaskan bahwa Islam akan mendatangkan rahmat bagi seluruh alam (QS al-Anbiya' [21]: 107). Allah pun menjamin keberkahan hidup masyarakat akan terealisasi jika masyarakat beriman dan bertakwa (QS al-A'raf [7]: 96), yaitu dengan menerapkan syariah Islam secara total dan formal.

Kegemilangan khilafah :
Abu Ubaid menuturkan, pada masa Umar ibn al-Khaththab (13-23 H/634-644 M), diprovinsi Yaman, tiap tahun Mu'adz ibn Jabal mengirimkan separuh bahkan seluruh hasil zakat kepada Khalifah. Sebab, ia tidak menjumpai seorang (miskin) pun yang berhak menerima bagian zakat. Yahya ibn Sa'id pernah ditugaskan memungut zakat di Afrika oleh Umar ibn Abdul Aziz (99-101 H/717-120 M). Ia pun tidak bisa menjumpai satu orang miskin pun di Afrika. Sebagai gambaran kemakmuran pada masa Abbasiyah, Philip K. Hitti menyatakan bahwa al-Mansur membangun Baghdad mulai tahun 762 Mselama 4 tahun dan menghabiskan total biaya 4.883.000 dirham. Meski pembangunan begitu gencar, saat al-Mansur meninggal (159 H/775 M ) keuangan negara masih surplus sebesar 600 juta dirham dan 14 juta dinar. Saat Harun ar-Rasyid meninggal (194 H/809 M), di kas ada 900 juta. Saat al-Muktafi meninggal (296 H/908 M), kas negara surplus 100 juta dinar. Dari sisi pemasukan negara, Ibn Khaldun mencatat pada masa al-Makmun sebesar 332 juta dirham; Ibn Qudamah mencatat, pada masa al-Mu'tashim sebesar 388,3 juta dirham setahun. Pada masa inilah dibangun kota Samara - singkatan dari sarra man ra'a (Memuaskan Mata Orang yang Memandangnya). Adapun Ibn Khurdazbeh mencatat, pemasukan negara pada pertengahan abad ke-3 H sebesar 299,3 juta dirham.

Kegemilangan khilafah :
Dalam dunia pendidikan, Khalifah Umar ibn al-Khaththab menggaji tiga orang guru yang mengajar anak-anak di Madinah 15 dinar (63,75 gram emas murni). M. Sharif menerangkan, pendidikan di Dunia Islam berkembang secepat kilat. Bahkan telah diketahui secara umum, dunia pendidikan, sains, teknologi dan pemikiran, pada masa Abbasiyah telah berkembang sangat maju. Sekolah dari tingkat dasar hingga universitas dan berbagai fasilitas dibangun secara modern dan disediakan sebagai fasilitas GRATIS untuk masyarakat. Di antara yang terkenal adalah universitas yang didirikan oleh al-Makmun dan perpustakaan Bait al-Hikmahnya, yang dilengkapi observatorium; Universitas Nizhamiyah yang didirikan oleh Nizham al-Muluk wazir Sultan Alp Arsalan pada 1065 atau 1067 M; Madrasah Mustanshiriyah yang didirikan oleh Khalifah al-Mustanshir (1226 1242 M) di Baghdad yang bebas biaya dengan fasilitas perpustakaan dan laboratorium dan fasilitas lainnya. Mahasiswanya dijamin kehidupannya dan masih diberi beasiswa satu dinar (4,25 g emas)/orang/bulan. Perpustakaan pun menyebar di berbagai kota. Yang terkenal adalah perpustakaan Bait al-Hikmah di Baghdad, perpustakaan Darul Hikmah di Kaero dengan koleksi 1,6 juta buku, perpustakaan di Tripoli (2 juta lebih), dan perpustakaan perpustakaan lainnya. Wajar jika kemudian lahir ribuan ilmuwan, pioner dan penemu di berbagai bidang keilmuan dan terwujud kemajuan sains, teknologi dan pemikiran. Yang mengesankan, semua itu mempengaruhi renaissance Eropa. Hal itu seperti yang diakui oleh Philip K. Hitti, Prof. Ballasteros, Prof. Ribera, Svend Dahl, Sigrid Hunke, Lothrop Stoddard, Lucas H. Grollenberg dan cendekiawan Barat lainnya

Kegemilangan khilafah :
Tentang realisasi keadilan tanpa ada diskriminasi, Prof Brelvi menyatakan, Pemerintah Abbasiyah sangat terbuka, seperti pemerintahan negara-negara modern di dunia saat ini, yang belum mampu melebihinya. Semua kantor pemerintahannya terbuka untuk rakyat Muslim dan non-Muslim secara sama. Al-Baladzuri melaporkan, keadilan Islam oleh kaum Muslim telah membuat rakyat Hims dan wilayah Syam umumnya lebih memilih hidup di bawah Khilafah. Keadilan itu pula yang membuat kaum Kristen Koptik malah membantu pasukan Amru bin al-'Ash dalam pembebasan (futht ) Mesir atas pemerintahan Bizantium yang Kristen. Karena keadilan itu pula Qadhi an-Najiy memvonis pasukan kaum Muslim yang sudah menaklukkan Samarqand tidak sesuai proseduryaitu tanpa menyerukan Islam dan jizyah terlebih dulu, yang lalu diprotes oleh penduduknyaharus keluar dan memulainya lagi sesuai prosedur. Hal itu membuat penduduk Samarqand justru memilih hidup di bawah Khilafah. Keadilan Khilafah pulalah yang membuat kaum Yahudi Spanyol memilih tinggal di wilayah Khilafah setelah inkuisisi oleh Ratu Isabella. Hal yang sama juga membuat orangorang Rusia memilih tinggal di wilayah Khilafah pasca Revolusi Bolchevik.

Masih banyak sekali catatan sejarah tentang kesejahteraan, kemakmuran, kemajuan, keberkahan dan kerahmatan yang sudah pernah diwujudkan oleh generasi kaum Muslim terdahulu.

Lalu...... Bagaimana dengan keadaan umat islam sekarang ini, tanpa adanya daulah khilafah islamiyah yang menaungi mereka ?

Bukankah sudah jelas dikatakan dalam suatu Hadits : "Bahawasanya Imam itu bagaikan perisai, dari belakangnya umat berperang dan dengannya umat berlindung. (HR MUSLIM)

Kemudian, Muncul Pertanyaan : Apakah mungkin khilafah itu tegak di tengah jaman yang seperti ini ? Bukankah itu hanya seperti mimpi di siang bolong ??

Wahai saudaraku, ingatlah bahwa sesungguhnya tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah Rabb semesta alam... Kun fayakun
Tapi ingatlah, bahwa Allah pun berfirman : Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah 'keadaan' suatu kaum sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka. (QS Ar Ra'd: 11)

Untuk itu....

MARI BERGERAK, !!! Tunjukan peran kita sebagai mahasiswa bahwa kitalah AGENT OF CHANGE..!!
Jangan pernah ragu..!! Bukankah telah ada kabar gembira dari Rasulullah.... :

Bisyarah Rasul akan Kembalinya Khilafah :


Hadis Imam Ahmad juga diriwayatkan oleh Baihaqi dari Nu'man Bin Basyir: Rasulullah Sallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Masa kenabian itu ada di tengah-tengah kalian, adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya. Selanjutnya adalah masa Khilafah yang mengikuti jejak kenabian (Khilafah 'ala minhaj an-nubuwwah), adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya. Selanjutnya akan ada masa kekuasaan yang zalim, adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya. Setelah itu, akan ada masa kekuasaan diktator yang menyengsarakan, adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya. Selanjutnya adalah masa Khilafah yang mengikuti jejak kenabian (Khilafah 'ala minhaj an-nubuwwah). Kemudian beliau (Nabi) diam. [HR Ahmad dan Baihaqi dari Numan bin Basyir dari Hudzaifah]

Allah pun telah berfirman : An Nur : 55


Dan Allah telah berjanji kepada orang - orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal - amal saleh bahwa Dia sungguh - sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang - orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah di ridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar - benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam keadaan ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang orang yang fasik.

Tegaknya kembali daulah khilafah adalah janji Allah dan rasulnya !!! Lalu, kenapa kita harus ragu ?!

Jazzakallah sudah menyimak....

Isy kariman au mut syahidan...

Anda mungkin juga menyukai