Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.

Atas bimbingan dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah mata kuliah Bahasa Indonesia yang berjudul ESAI Terima kasih kami ucapkan kepada Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia karena telah memberikan kesempatan kepada kami untuk membahas materi tersebut. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman karena telah mendukung kami. Makalah ini kami susun agar pembaca lebih memahami tentang apa itu esai, cirri-ciri esai, dan cara pembuatan esai. Kami mohon maaf apabila ada kekurangan pada makalah ini. Besar harapan kami makalah ini dapat lebih disempurnakan lagi pada forum diskusi ini.

Malang, 30 April 2012 Penulis

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR....................................................................................1 DAFTAR ISI .................................................................................................2 I PENDAHULUAN........................................................................................3 1.1 Latar Belakang ......................................................................................3 1.2 Tujuan.................................................................................................... 3 1.3 Rumusan Masalah................................................................................. 4 II PEMBAHASAN ....................................................................................... 5 2.1 Pengertian Esai ......................................................................................5 2.2 Ciri-ciri Esai...........................................................................................5 2.3 Bentuk Esai.............................................................................................5 2.4 Bahasa Esai.............................................................................................6 2.5 Bagian Esai.............................................................................................6 2.6 Kiat Dalam Pembuatan Esai...................................................................7 2.7 Langkah Pembuatan Esai.......................................................................8 2.8 Praktik Penulisan Esai............................................................................9 III PENUTUP...............................................................................................12 3.1 Kesimpulan...........................................................................................12 3.2 Saran.....................................................................................................12 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................13

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Menulis adalah suatu kegiatan yang tidak mungkin bisa dipisahkan dari para mahasiswa, khususnya saat perkuliahan. Baik dalam menulis laporan praktikum, makalah, tugas akhir, esai dan sebagainya, mahasiswa dituntut untuk menuliskannya dengan baik dan benar. Namun pada kenyataannya, tidak semua mahasiswa memiliki pemahaman yang baik akan hal tersebut. Mengapa kami bisa mengatakan demikian? Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat karya ilmiah mahasiswa salah satunya yang berupa esai. Kebanyakan strukturnya kurang teratur dan pembahasannya tidak terpaku pada satu topik. Selain itu, biasanya mahasiswa tidak menyertakan fakta-fakta yang mendukung opini mereka dalam esai tersebut. Hal-hal inilah yang masih luput dari pembuatan esai di kalangan para mahasiswa. Oleh karena itu, untuk memperdalam pengetahuan dan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam kegiatan menulis karya ilmiah khususnya esai, diperlukan pembahasan lebih dalam mengenai esai, baik dari segi ciri, bentuk, kiat serta langkah penulisannya. Permasalahan permasalahan tersebut di atas akan menjadi bahan bahasan dalam makalah Bahasa Indonesia yang berjudul Esai ini.

1.2

Rumusan Masalah Masalah yang dibahas dalam penulisan makalah ini adalah : a. Bagaimanakah ciri dari esai ? b. Apa sajakah bentuk dari esai ? c. Bagaimanakah bahasa yang dipakai dalam pembuatan esai ? d. Bagaimanakah kiat dan praktik penulisan esai ?

1.3

Tujuan Tujuan penulisan makalah ini adalah : a. Menjelaskan mengenai ciri dari esai b. Menjelaskan mengenai bentukbentuk dari esai c. Menjelaskan mengenai bahasa yang benar dalam pembuatan esai d. Menjelaskan mengenai kiat dan praktik dari penulisan esai

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Esai 1. Karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya (KBBI 88). 2. Karangan prosa yang berisi pandangan, pendapat, perasaan, dan pikiran pengarang terhadap suatu masalah yang bertujuan untuk merangsang pemikiran kritis dari pembacanya. 2.2 Ciri-Ciri Esai 1. Esai bersifat pribadi karena penulisan esai disesuaikan dengan gaya penulisan penulisnya. 2. Singkat, maksudnya dapat dibaca dengan santai dan dalam waktu yang singkat. 3. Berupa penjelasan-penjelasan dan bukti-bukti yang bisa memperkuat pendapat penulis. 4. Mengupas suatu topik yang terbatas lingkupnya atau karangan yang berusaha mendorong pembaca untuk menerima suatu pandangan tertentu. 2.3 Bentuk Esai Esai deskriptif perhatian pengarang. Ia bisa mendeskripsikan sebuah rumah, sepatu, tempat rekreasi, dan sebagainya. Esai Persuasif disampaikan penulis. Esai argumentatif sikap, atau kepercayaan penulis. Penulis berusaha menunjukkan kebenaran Esai jenis ini bertujuan meyakinkan pembaca untuk menerima ide, pandangan, Esai yang bertujuan untuk mengajak pembaca agar mengikuti pendapat yang

Esai jenis ini dapat melukiskan subjek atau objek apa saja yang dapat menarik

suatu ide dengan motif agar pembaca pada akhirnya berpihak kepada penulis, kemudian berbuat sesuatu. Esai formal ditujukan kepada pembaca yang serius. Di sini penulis harus mengupas secara ilmiah sehingga gaya penulisannya pun mengikuti aturan penulisan yang formal dan sistematis. Esai informal mengupas sesuatu kepada pembaca umum. Penulis akan menulisnya secara familier, ringan, dan bisa juga dibubuhi humor. Esai kritik karya. Misalnya, seseorang yang hendak menulis kritik tentang suatu karya sastra, ia dapat membicarakan dan menilai berbagai unsur pembentuk karya sastra tersebut, baik yang intrinsik maupun yang ekstrinsik. 2.4 Bahasa Esai Bahasa yang digunakan dalam esai pada umumnya sama dengan karya ilmiah, yaitu : Baku baik mengenai struktur kalimat maupun kata. Demikian juga, pemilihan kata/istilah, dan penulisan sesuai dengan kaidah ejaan yang disempurnakan (EYD) Logis dapat diterima akal Ringkas Esai yang menilai buruk, manfaat tidaknya, kelebihan dan kekurangan suatu Esai yang tujuan dan situasinya tidak tesmi, melainkan santai, misalnya

Esai yang tujuan dan situasinya resmi, misalnya mengupas tentang topik yang

Struktur yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa indonesia baku,

Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa indonesia ragam ilmiah

Ide dan gagasan diungkapkan dengan kalimat pendek sesuai dengan kebutuhan, pemakaian kata seperlunya, tidak berlebihan, tetapi isinya bernas

Runtun baik dalam kalimat maupun dalam paragraf

Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya Denotatif pemakaian kata seperlunya, tidak berlebihan, tetapi isinya bernas. 2.5 Bagian esai Sebuah esai dasar bisa dibagi menjadi tiga bagian yaitu: Pendahuluan

Kata yang diungkapkan dengan kalimat pendek sesuai dengan kebutuhan,

Bagian ini berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi subyek bahasan dan pengantar tentang subyek yang akan dinilai oleh si penulis tersebut. Tubuh esai

Bagian ini menyajikan seluruh informasi tentang subyek bahasan. Penutup

Bagian ini memberikan kesimpulan dengan cara menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan beberapa observasi tentang subyek yang dinilai oleh si penulis. 2.6 Kiat dalam Pembuatan Esai Suatu esai yang baik hendaknya berisikan pendapat atau pandangan, pembuktian atas pandangan tersebut, dan fakta atau contoh 7

sebagai pendukungnya. Hal tersebut dapat dilihat pada format berikut : Topik : ............ 1. Pendapat pertama a. Penjelasan / pembahasan b. Pembuktian c. Contoh

2. Pendapat kedua a. Penjelasan / pembahasan b. Pembuktian c. Contoh 3. Dan seterusnya.

2.7 Langkah Pembuatan Esai 1. Menentukan tema atau topik. Menentukan tema atau topik yang ingin dibicarakan dalam sebuah esai dan dituangkan menjadi sebuah gagasan pokok berupa satu kalimat lengkap, dimana gagasan pokok merupakan pandangan atau pendirian mengenai topik yang dipilih. 2. Membuat outline atau garis besar ide-ide yang akan dibahas. Tujuan dari pembuatan outline adalah meletakkan ide-ide tentang topik anda dalam naskah dalam sebuah format yang terorganisir. Kemudian tuliskan garis besar ide anda tentang topik yang anda maksud Jika anda mencoba meyakinkan, berikan argumentasi terbaik 8

Jika anda menjelaskan satu proses, tuliskan langkah-langkahnya sehingga dapat dipahami pembaca Jika anda mencoba menginformasikan sesuatu, jelaskan kategori utama dari informasi tersebut

3. Menuliskan pendapat kita sebagai penulisnya dengan kalimat yang singkat dan jelas. 4. Menulis tubuh esai. Dimulai dengan memilah poin-poin penting yang akan dibahas, kemudian buatlah beberapa subtema pembahasan agar lebih memudahkan pembaca untuk memahami maksud dari gagasan kita sebagai penulisnya, selanjutnya kita harus mengembangkan subtema yang telah kita buat sebelumnya. 5. Membuat paragraf pertama yang sifatnya sebagai pendahuluan. 6. Menuliskan kesimpulan. Ini penting karena untuk membentuk opini pembaca kita harus memberikan kesimpulan pendapat dari gagasan kita sebagai penulisnya. Karena memang tugas penulis esai adalah seperti itu. Berbeda dengan penulis berita di media massa yang seharusnya (memang) bersikap netral. 2.8 Praktik Penulisan Esai Menyetiai Siswa Miskin Sudah jelek, miskin, kurang cerdas, dan hidup lagi! Begitulah Tukul sering berolok-olok. Anak-anak seperti itulah yang dari tahun ke tahun memenuhi sekolah-sekolah yayasan kami. Apakah mesti merasa sial mengelola sekolah semacam ini? Adakah alasan untuk menyetiai siswasiswanya? Untuk apa sekolah dibangun? Ini pertanyaan penting dalam menyikapi realitas sekolah kami yang sebagian besar dipenuhi anak-anak miskin. Sekolah adalah ruang mengolah hidup. Di sekolah seseorang ditumbuhkembangkan kepribadiannya. Jadi semestinya tak masalah dengan anak macam apa pun di sekolah, termasuk yang ringkih modal hidupnya. Namun, jujur saja, tidak mudah menyetiai siswa macam ini. 9

Siswa yang miskin, lusuh, kurang cerdas lagi, sering disikapi sebagai kesialan. Sesungguhnya yang lebih sial adalah ketika mereka tidak mendapat kesempatan mengolah hidupnya dengan belajar di sekolah. Anak-anak semacam itulah yang banyak penulis jumpai di kelas. Mereka adalah representasi anak bangsa yang dikalahkan karena kemiskinan. Untung saja yayasan berkomitmen memberi ruang bagi mereka. Kami berharap sekolah kami memberi kesempatan bagi tumbuh kembangnya kepribadian mereka. Kemiskinan menjadikan mereka kurang cerdas. Sebagian besar dari mereka adalah lulusan sekolah yang tak memiliki tradisi studi yang baik. Jadi tak mudah mengajak mereka bertekun di kelas. Oleh karena itu, kami sadar terlalu berat menggusur prestasi siswa sekolah favorit yang leluasa merekrut anak-anak cerdas, berkecukupan, dan memiliki tradisi studi yang baik. Satu hal yang kami perjuangkan adalah menghentikan kesialan jalan hidup anak-anak kami. Kalau ada satu dua lulusan kami yang akhirnya bisa bersaing dengan anak-anak dari sekolah favorit, itu sudah luar biasa. Kalau ada anak-anak kami yang lulus dengan kesadaran pentingnya peduli terhadap perjuangan nasib diri sendiri, itu menjadi kepuasan kami sebagai pendidik. Kami pandang mereka telah menyingkap tempurung hidupnya karena kemiskinan. Bukankah ini hakikat pendidikan yang berjuang menyingkap keterbelengguan diri? Bagi kami yang telah lama bergulat dengan anak-anak miskin, ada banyak pergulatan hidup sebagai pendidik selama mendampingi mereka. Seorang sahabat kami dibuat menangis ketika siswinya tak mau ikut ujian karena lebih memilih bekerja demi menghidupi keluarganya. Sahabat lain merasakan kebermaknaan sebagai pendidik ketika menjemput paksa sejumlah siswa agar mau mengikuti ujian meski belum melunasi uang sekolah. Yang lain lagi merasa lega ketika semua siswanya bisa mengikuti ujian meski untuk itu ia harus mengemis kepada para donatur demi biaya 10

ujian para siswanya. Ada juga yang bersyukur sekaligus geli karena beberapa kali harus rela menjual burung peliharaan untuk biaya akomodasi lomba para siswanya. Pada realitas semacam itu, anak-anak miskin di sekolah sesungguhnya menjadi penuntun dalam pergulatan hidup seorang guru. Mereka seperti menciptakan outbound bagi tumbuh kembangnya jiwa kami sebagai pendidik. Mereka memaksa kami untuk mengajar dengan cara sesederhana dan sekreatif mungkin. Lemahnya daya nalar serta rendahnya daya tahan untuk bertekun di kelas mendidik kami untuk semakin sabar. Anak-anak itu membantu kami melompati batas-batas hidup (boundaries of life) sebagai pendidik. Mereka adalah penolong kami yang nyata untuk menjumput kebermaknaan hidup sebagai pendidik. Bersama anak miskin, kami tidak hanya menjadi guru yang mengajarkan pengetahuan. Lebih dari itu mereka membantu kami belajar menjadi manusia yang sempurna. Meski demikian, tak banyak guru yang sempat menjumput kebermaknaan hidup bersama siswa-siswanya yang miskin. Banyak guru dari sekolah kaya lagi favorit tak rela pindah ke sekolah miskin. Mereka merasa dibuang ketika dimutasi ke sekolah miskin. Pasalnya, di sekolah miskin pendapatan mereka di luar gaji pokok menurun drastis, tak ada kegagahan fisik, juga tak lagi berjumpa para murid menarik. Arus hedonisme, konsumerisme, dan pragmatisme telah menggusur idealisme banyak guru. Semua diukur dengan uang dan kemutakhiran fasilitas. Apalagi tahun-tahun ini perhatian guru sering dimobilisasi oleh gaji dan beragam tunjangan. Dinamika pendidikan yang lebih menyeruakkan penampilan semacam bangunan gedung dan beragam kegiatan mewah membuat guru tak lagi menjumput pergulatan sebagai pendidik. Sekolah miskin pun menjadi kesialan. Sampai di sini kita bertanya, generasi macam apakah yang akan lahir dari pendidik yang nihil idealisme dan pergulatan?

11

SIDHARTA SUSILA Rohaniwan, Pendidik di Yayasan Pangudi Luhur, Muntilan, Jawa Tengah

12

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Untuk membuat sebuah karangan ilmiah khususnya esai, kita harus memiliki pemahaman yang baik mengenai pengertian, ciri, bentukbentuk, kebahasaan, kiat serta langkah penulisan yang runtut agar esai yang dibuat dapat memiliki struktur yang baik dan benar. 3.2 Saran Diharapkan dengan adanya makalah ini, para pembaca dapat membuat esai dengn baik dan benar. Selain itu, saran dan kritik dari para pembaca juga sangat dibutuhkan demi perkembangan bahasan makalah ini selanjutnya.

13

DAFTAR PUSTAKA http://cetak.kompas.com/read/2011/07/22/02073255/.menyetiai.siswa.miskin http://sunarno5.wordpress.com/2008/12/02/esai/ http://id.wikipedia.org/wiki/Esai Tukan,P.2007.Mahir Berbahasa Indonesia.Bogor:Yudhistira.

14

Anda mungkin juga menyukai