Anda di halaman 1dari 24

PELAYANAN KEPERAWATAN

Disahkan Oleh Direktur RSUD DEPOK

RSUD DEPOK Jl. Raya Mochtar Sawangan No : 1. Nama Protap 2. Tujuan 3. Ruang Lingkup 4. Uraian Umum

5. Kebijakan

PROSEDUR TINDAKAN PARTUS SUNGSANG MULTI GRAVID dr.Sity Kunarisasi, MARS Terbit Ke : 1 (satu) hal : 1 Tanggal : PARTUS SUNGSANG MULTI GRAVID Sebagai acuan langkah langkah dalam melakukan prosedur tindakan persalinan sungsang multi gravid Ruang Tindakan Kebidanan Persalinan sungsang adalah suatu keadaan dimana janin terletak memanjang sesuai dengan sumbu ibu dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian cavum uteri Multi gravid adalah kehamilan anak ke 2 sampai dengan ke 5 Dikenal beberapa jenis letak sungsang , yaitu : presentasi bokong , presentasi bokong kaki sempurna , presentasi bokong kaki tidak sempurna , presentasi kaki Persalinan dengan janin letak sungsang bisa dilakukan pervaginam atau perabdominam ( SC ) 1. Tindakan persalinan sungsang multi gravid dapat dilakukan dengan posisi bayi : presentasi bokong , presentasi bokong kaki sempurna , presentasi bokong kaki tidak sempurna , presentasi kaki 2. Tindakan persalinan multi gravid dapat dilakukan oleh bidan yang sudah terlatih dan tersertivikasi 3. Tindakan persalinan sungsang multi gravid dilakukan atas indikasi medis a. Partus set steril yang berisi : a. 1 lembar kain steril ( duk steril ) b. 2 buah klem kocher c. Pengikat tali pusat d. Gunting episiotomi e. Gunting tali pusat f. Kassa steril g. Lidi kapas h. Kateter metal b. Peralatan resusitasi bayi : a. Mesin penghisap lendir b. Saction kateter no : 8 c. Laryngoscope bayi d. Pipa endotracheal untuk bayi

6. Prosedur 6.1.Persiapan Alat

e. Alat pernafasan buatan f. Oksigen dan canul oksigen g. Larutan bicarbonas natricus dengan spuit 10 cc yang siap pakai

PELAYANAN KEPERAWATAN

Disahkan Oleh Direktur RSUD DEPOK

RSUD DEPOK Jl. Raya Mochtar Sawangan No :

PROSEDUR TINDAKAN PARTUS SUNGSANG MULTI Dr.Sity Kunarisasi, MARS GRAVID Terbit Ke : 1 (satu) hal : 2 Tanggal : c. Hecting set yang berisi : 1. Gunting benang 2. Pinset cirurgis 3. Nald fouder 4. Kassa steril 5. 1 lembar kain steril ( duk steril ) d. Larutan anti septic ( betadin ) e. Dua bascom besar yang berisi : 1 baskom berisi larutan DTT 1 baskom berisi larutan klorin f. Meja gynekologi atau ujung meja persalinan biasa dengan tambahan tiang penyangga kaki agar pasien tidak terlalu lelah , dan memudahkan petugas melakukan tindakan g. Cunam ( forceps ) harus siap pakai Penolong memakai : 1. Celemek 2. Hanscoen 3. Tutup kepala 4. Sepatu bot 5. Kaca mata khusus 6. Masker 1. 2. 3. 4. Pakaian pasien diganti dengan pakaian khusus untuk bersalin Dilakukan clisma untuk mengosongkan rectum Sedapat dapatnya pasien dapat BAK spontan Rambut pubis dicukur seperlunya

6.2.Persiapan Penolong

6.3.Persiapan Pasien

6.4.Pelaksanaan

a. Pemeriksaan Pemeriksaan ditujukan untuk mencari apakah ada kelainan kelainan obstetric yang tidak memungkinkan untuk terjadinya persalinan sungsang pervaginam , atau indikasi indikasi lain untuk melakukan sektio secaria , seperti :

Gawat janin Plasenta previa Tumor jalan lahi Bayi besar > 3500 gram Bokong kaki KPD Riwayat trauma lahir bayi sebelumnya ( dengan letak sungsang Riwayat kematian perinatal ( dengan letak sungsang ) Imbang feto pelvic yang tidak baik Disahkan Oleh Direktur RSUD DEPOK

PELAYANAN KEPERAWATAN RSUD DEPOK Jl. Raya Mochtar Sawangan No : PROSEDUR TINDAKAN PARTUS SUNGSANG MULTI GRAVID Terbit Ke : 1 (satu) hal : 3 Riwayat obstetric buruk Presentasi bokong tinggi Presentasi kaki Distosia

Dr.Sity Kunarisasi, MARS Tanggal :

b. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan imbang feto pelvic , yaitu : Pada letak sungsang kepala janin tidak sempat terjadi moulage seperti yang terjadi pada persalinan dengan presentasi kepala. Air ketuban banyak berperan dalam persalinan letak sungsang sehingga KPD meningkatkan resiko Apabila ada keraguan mengenai imbang feto pelvic , dilakukan SC c. Melakukan prosedur tindakan 1. Pada persalinan kala I harus dilakukan observasi yang ketat terutama kualitas kontraksi , kemajuan persalinan ( menipisnya porsio , melebarnya pembukaan , turunnya bagian terbawah ) 2. Epidosin untuk membantu melunakkan porsio , dapat diberikan apabila diperlukan 1 ampul IV , dapat diulang 3 X pemberian perjam 3. Apabila kontraksi rahim kurang kuat ( tidak adekuat ) dapat diberikan oksitosin secara drip intra vena untuk memperbaiki his 4. Selaput ketuban tidak dipecahkan kecuali kalau bokong sudah lahir 5. Pada multipara , setelah bokong lahir diusahakan atau dicoba

dahulu untuk melahirkan lengan dengan perasat Burns Marshall dan bracht 6. Cara lain untuk melahirkan lengan adalah perasat klasik dan untuk melahirkan kepala perasat Mauriceau 7. Apabila kepala janin tidak dapat dilahirkan secara manual , maka dilahirkan dengan forceps pada after coming head 8. Tali pusat di jepit dengan 2 buah klem kocher dan di potong di antaranya.Penjepit tali pusat dipasang dengan baik dan larutan antiseptic dibubuhkan pada ujung potongan tali pusat 9. Injeksi syntosinon 1 ampul IM diberikan sebelum plasenta lahir , sesudah plasenta lahir diberikan injeksi methergin I ampul IV 10. Vesika urinaria dikosongkan dengan kateter 11. Plasenta dilahirkan secara aktif , dengan perasat Brand Andrew atau Perasat Crede

PELAYANAN KEPERAWATAN

Disahkan Oleh Direktur RSUD DEPOK

RSUD DEPOK Jl. Raya Mochtar Sawangan No :

PROSEDUR TINDAKAN PARTUS SUNGSANG MULTI GRAVID Terbit Ke : 1 (satu) hal : 4

Dr.Sity Kunarisasi, MARS Tanggal :

7. Dokumen Terkait

12. Luka perineum akibat episiotomi / robekan spontan di hecting dengan menggunakan cromic 2/0 secara jelujur dan subcuticuler 13. Monitor perdarahan pervaginam dan periksa TTV setiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam ke dua 14. Yakinkan bahwa uterus tetap berkontraksi 15. Mencuci daerah genetal dengan lembut memakai sabun dan air DTT 16. Mengeringkan daerah genital 17. Merapihkan pasien dan mengatur posisi nyaman pasien 18. Kembalikan alat alat pada tempatnya 19. Petugas mencuci tangan 20. Catat tindakan yang sudah dilakukan Rekam medik.

ASUHAN KEBIDANAN PADA PASIEN DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM ( ATONIA UTERI ) NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN PETUNJUK PELAKSANAAN TANGGAL TERBIT Ditetapkan : Direktur RSUD Kota Depok

Dr. Sity Kunarisasi, MARS NIP. 140 241 686 PENGERTIAN Perdarahan postpartum adalah perdarahan melebihi 500 ml yang terjadi setelah bayi lahir. Perdarahan postpartum terbagi dua yaitu : a. Perdarahan postpartum dini yaitu perdarahan setelah bayi lahir dalam 24 jam pertama persalinan. Penyebab utamanya adalah atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta dan robekan jalan lahir. b. Perdarahan postpartum lanjut yaitu perdarahan setelah 24 jam persalinan. Penyebab utamanya adalah robekan jalan lahir dan sisa plasenta Atonia uteri adalah Kegagalan uterus berkontraksi dengan baik setelah persalinan. SUBYEKTIF - Klien mengeluh keluar darah banyak - Klien tidak merasa perutnya mulas - Klien merasa pusing, dingin, agak sesak dan takut Keluar darah lebih dari 500 cc - Uterus tidak berkontraksi dan teraba lembek - Plasenta lahir lengkap - Tampak tanda gejala syok : Nadi cepat dan lemah ( 110x/mnt atau lebih ) Tekanan darah rendah ( sistolik kurang dari 90 mmhg ) Tampak pucat. Kulit teraba dingin dan lembab Pernafasan cepat ( 30 x/mnt ) Tampak gelisah G_ P_ A_ H_ Dengan Atonia Uteri - Observasi Tanda tanda Vital

OBYEKTIF

ASSESMENT PLANNING

Masase fundus uteri Evaluasi/ bersihkan bekuan darah/ selaput ketuban Kosongkan kandung kemih Lakukan Kompresi Bimanual Interna (KBI) max 5 menit Ajarkan keluarga melakukan KBE. Berikan ergometrin 0,2 mg I.M. Pasang infuse RL + 20 IU oksitosin guyur kolf pertama, lanjutkan dengan maintenance 500ml/jam. - Kolaborasi dengan dokter untuk tindakan selanjutnya..

ASUHAN KEBIDANAN PADA PASIEN DENGAN RETENSIO PLASENTA NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN PETUNJUK PELAKSANAAN TANGGAL TERBIT Ditetapkan : Direktur RSUD Kota Depok

Dr. Sity Kunarisasi, MARS NIP. 140 241 686 PENGERTIAN Retensio plasenta adalah : Plasenta yang belum lahir dalam setengah jam setelah janin lahir. Pasien mengatakan perutnya tidak mules Pasien mengatakan keluar darah terus-menerus Tidak ada tanda-tanda pelepasan plasenta Tidak ada kontraksi uterus Tampak darah keluar terus-menerus

SUBYEKTIF

OBYEKTIF

ASSESMENT PLANNING

Ibu P__ A__ Kala III dengan retensio plasenta Observasi tanda-tanda pelepasan plasenta Observasi TTV, kontraksi, perdarahan Pasang infus NaCl 0,9% Lakukan plasenta manual Periksa kelengkapan plasenta Lakukan kompresi bimanual uterus Suntikan ergometrin 0,2 mg IM atau IV

ASUHAN KEBIDANAN PADA PASIEN DENGAN PRE EKLAMSI RINGAN NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN PETUNJUK PELAKSANAAN TANGGAL TERBIT Ditetapkan : Direktur RSUD Kota Depok

Dr. Sity Kunarisasi, MARS NIP. 140 241 686 PENGERTIAN Pre eklamsi ringan adalah Timbulnya hipertensi di sertai proteinuria dan edema akibat kehamilan, setelah umur kehamilan 20 mgg atau segera setelah persalinan. - Klien merasa pusing - Keadaan umum - Kesadaran - Tanda-tanda vital - Diastolik lebih dari 90 mmHg - Palpasi : Leopold I, II, III, IV - BJF - Protein urine ( + ) G__P__A__H__mg dengan pre eklamsi ringan Janin __ - Observasi TTV - Observasi DJJ - Kolaborasi dengan dr SPOG untuk pemberian obat anti hypertensi

SUBYEKTIF OBYEKTIF

ASSESMENT

PLANNING

ASUHAN KEBIDANAN PADA PASIEN DENGAN PRE EKLAMSI BERAT NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

PETUNJUK PELAKSANAAN

TANGGAL TERBIT

Ditetapkan : Direktur RSUD Kota Depok

Dr. Sity Kunarisasi, MARS NIP. 140 241 686 PENGERTIAN Pre eklamsi berat adalah Suatu komplikasi yang di tandai dengan timbulnya hipertensi > 160/ 110 mmHg disertai protein urine dan edema, pada kehamilan 20 mgg atau lebih. - klien merasa nyeri kepala - Klien merasa penglihatan kabur - Klien nyeri ulu hati - Keadaan umum, Kesadaran, TTV - Diastolik lebih dari 110 mmHg - Palpasi : Leopold I, II, III, IV - BJF - Protein urine ( + + ) - Oliguria - Hyperrefleksia - Refleks patella + G__P__A__H__mg Lebih dari 20 mgg dengan PEB Janin tunggal hidup intra uterin Pres Kep - Observasi TTV setiap 1 jam - Observasi DJJ setiap 1 jam - Observasi BJF tiap 1 jam. - Berikan nifedipin 5-10 mg sub lingual - Pasang infus RL - Berikan MgSO4 4 gr IV sebagai larutan 40% selama 5 perlahan segera dilanjutkan dengan 15 ml MgSO4 ( 40% ) 6 gr dlm larutan RL selama 6 jam Dosis pemeliharaan: MgSO4 1 gr/ jam melalui infuse RL yang diberikan sampai 24 jam post partum. - Lakukan CTG untuk usia kehamilan di atas 32 mgg - Berikan oksigen 4 6 lit / menit

SUBYEKTIF

OBYEKTIF

ASSESMENT

PLANNING

- Kolaborasi dengan dr SPOG untuk pemberian anti konfulsan dan anti Hypertensi - Lindungi klien dari kemungkinan trauma - Baringkan klien pada sisi kiri dan kepala sedikit lebih tinggi

PETUNJUK PELAKSANAAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA PASIEN DENGAN EKLAMSI NO. DOKUMEN HALAMAN NO. REVISI TANGGAL TERBIT Ditetapkan : Direktur RSUD Kota Depok

Dr. Sity Kunarisasi, MARS NIP. 140 241 686 PENGERTIAN Eklampsia adalah Kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang atau koma.Sebelumnya wanita tadi menunjukan gejala-gejala preeklampsia ( kejang-kejang timbul bukan akibat kelainan neurologik )

SUBYEKTIF OBYEKTIF - Keadaan umum, Kesadaran - TTV : TD, nadi, pernafasan, suhu - Kejang - kejang - Diastolik lebih dari 110 mmHg - Palpasi : Leopold I, II, III, IV. - BJF - Protein urine ( + + ) / lebih - Oliguria - Hyperrefleksia - Refleks patella + G __P__A__H__mg Lebih dari 20 mgg dengan Eklampsia Janin tunggal hidup intra uterin Pres Kep - Observasi TTV setiap 1 jam - Observasi DJJ setiap 1 jam - Observasi BJF tiap 1 jam. - Berikan nifedipin 5-10 mg sub lingual - Pasang infus RL - Berikan MgSO4 4 gr IV sebagai larutan 40% selama 5 perlahan segera dilanjutkan dengan 15 ml MgSO4 ( 40% ) 6 gr dlm larutan RL selama 6 jam, jika kejang berulang setelah 15, berikan MgSO4 ( 40% ) 2 gr IV selama 5 Dosis pemeliharaan: MgSO4 1 gr/ jam melalui infuse RL yang diberikan sampai 24 jam post partum. - Lakukan CTG untuk usia kehamilan di atas 32 mgg

ASSESMENT

PLANNING

- Berikan oksigen 4 6 lit / menit - Kolaborasi dengan dr SPOG untuk pemberian anti konfulsan dan anti Hypertensi - Lindungi klien dari kemungkinan trauma - Baringkan klien pada sisi kiri dan kepala sedikit lebih tinggi

ASUHAN KEBIDANAN PADA PASIEN DENGAN KETUBAN PECAH DINI ( KPD ) NO. DOKUMEN PETUNJUK PELAKSANAAN TANGGAL TERBIT NO. REVISI HALAMAN

Ditetapkan : Direktur RSUD Kota Depok

Dr. Sity Kunarisasi, MARS NIP. 140 241 686 PENGERTIAN Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum proses persalinan berlangsung. Pasien mengatakan keluar cairan pervaginam secara tiba-tiba. Ibu mengatakan sedang hamil. HPHT. Pergerakan janin.

SUBYEKTIF

OBYEKTIF

Keadaan umum, Kesadaran TTV : TD, nadi, suhu, Pernafasan Palpasi : Leopold I, II, III, IV. BJF Pada pemeriksaan inspekulo tampak keluar cairan melalui ostium uteri, dan tidak berbau. - Pembukaan servix < 4 cm. - Tes lakmus (+). Ibu G__P__A__H__ mg dengan KPD. Janin tunggal hidup intra uterine. Obs. Keadaan umum, Kesadaran. Obs. Tanda-tanda vital Obs. BJF tiap 1 jam Lakukan CTG. Lakukan pemeriksaan laboratorium darah rutin. Lakukan penilaian servik : Bishop score Kolaborasi dengan dokter untuk tindakan selanjutnya.

ASSESMENT

PLANNING

PROTAP PADA PASIEN VK

1. PENATALAKSANAAN HEG - Infus Dextrose 5 % - Primperan Injeksi 3x 1 ampul - Antacyd syrup 3x1 sdm 2. PENATALAKSANAAN KONTRAKSI - Infus RL + 2 ampul Duvadilan 12-16 tpm - Dexamethason Injeksi 1x12 mg (2 hari) - Cefotaxim Injeksi 1 gr/IV 3. PENATALAKSANAAN HAP - Infus RL (1/2 Line tergantung kondisi) - O2 (2-3 Liter/menit) - USG 4. PENATALAKSANAAN PER - Nifedipine 3x10 mg (oral) - Kontrol 1 minggu - Istirahat cukup - Os pulang 5. PENATALAKSANAAN PEB - Infus Dextrose 5% + 8 gr MgSO4 (20 ml) 28 tpm - MgSO4 2 gr/bolus (5 cc MgSO4 + 5 ml Aquadest), selama 5 menit perlahan-lahan. - Urin (Dauer Catheter) - Terminasi kehamilan dalam 24 jam Syarat MgSO4 :

- Reflek patella (+) - Frekuensi pernapasan 16 x/menit - Urin > 30 ml/jam 6. PENATALAKSANAAN ABORTUS IMINENS - HCG Test (+) - Bedrest (Pulang) - Duvadilan tablet 2 x tab atau - Rawat - infuse RL + 2 ampul Duvadillan drip 7. PENA PENATALAKSANAAN ABORTUS INSIPIENS - Infus RL - Rencana Kuretase 8. TALAKSANAAN ABORTUS INCOMPLIT - Infus RL - Rencana Kuretase

9. PENATALAKSANAAN ABORTUS COMPLIT - Infus RL - Rencana USG - Os pulang - Terapi oral : Amoxillin, Pospargin, Asam Mefenamat.

RUMAH BERSALIN AL ZAM-ZAM BIDANG KEPERAWATAN URAIAN UMUM

PELAYANAN KEPERAWATAN PROSEDUR TINDAKAN IMUNISASI


Imunisasi adalah suatu metode untuk memberikan kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit tertentu. Vaksin adalah : suatu produk biologis yang terbuat dari kuman, komponen kuman (bakteri, virus atau riketsia), atau racun kuman (toxoid)) yang telah dilemahkan atau dimatikan dan akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tersebut. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi : 1. Difteri 2. Pertusis 3. Tetanus 4. Tuberculosis 5. Campak 6. Poliomyelitis 7. Hepatitis B

TUJUAN

Meningkatkan kualitas pelayanan imunisasi melaui penerapan pengelolaan vaksin, rantai vaksin dan sebagai acuan dalam pemberian imunisasi yang memenuhi standar yang telah ditetapkan. Pelayanan imunisasi dapat dilakukan oleh Dokter umum dan Bidan.

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Jenis-jenis Imunisasi Dasar : 1. VAKSIN BCG (Bacillus Calmette Guerine) a. Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberculosa. b. Kemasan : Kemasan dalam ampul dengan 4 ml pelarut dan flakon dengan 1 ml pelarut,sediaan beku kering. c. Cara pemberian dan dosis : Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan lebih dulu, melarutkan dengan menggunakan spuit 5 ml atau 3 ml. Dosis pemberian 0,05 ml sebanyak 1 kali. Disuntikkan secara intracutan di daerah lengan kanan atas atau sepertiga paha atas bagian luar dengan menggunakan Spuit 1ml. Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan sebelum lewat 3 jam. d. Kontraindikasi ; Adanya penyakit kulit yang berat/menahun seperti eksi, furunkulosis, atau yang sedang menderita TBC. e. Efek Samping : Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum seperti demam 1-2 minggu kemudian akan timbul indurasi dan kemerahan di tempat suntikan yang berubah menjadi pustula, kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak perlu pengobatan, akan sembuh secara spontan dan meninggalkan tanda perut. Kadang kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di ketiak dan atau leher,terasa padat,tidak sakit dan tidak menimbulkan demam.Reaksi ini normal,tidak memerlukan pengobatan dan akan menghilang dengan sendirinya. 2. VAKSIN DPT (DIFTERI PERTUSIS TETANUS) a. Diskripsi: Vaksin jerap DPT (Difteri Pertusis Tetanus) adalah vaksin yang terdiri dari toxoid difteri dan tetanus yang dimurnikan serta bakteri pertusis yang telah diinaktivasi. b. Indikasi:

Untuk pemberian kekebalan secara simultan terhadap difteri, pertusis dan tetanus. c. Kemasan: Kemasan dalam vial. 1 box vaksin terdiri dari 10 Vial. 1 Vial berisi 10 dosis. Vaksin berbentuk cairan. d. Cara pemberian dan dosis : Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen. Disuntikkan secara intramuskuler dengan dosis pemberian 0,5 ml sebanyak 3 dosis. Dosis pertama diberikan pada umur 2 bulan,dosis selanjutnya diberikan dengan interval paling cepat 4 minggu <1 bulan>. Di unit pelayanan statis, vaksin DPT yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen. Disuntikkan secara intramuskuler dengan dosis pemberian 0,5 ml sebanyak 3 dosis. Dosis pertama diberikan pada umur 2 bulan,dosis selanjutnya diberikan dengan interval paling cepat 4 minggu <1 bulan>. Di unit pelayanan statis, vaksin DPT yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu,dengan ketentuan: 1. Vaksin belum kadaluwarsa. 2. Vaksin disimpan dalam suhu 2C 8C. 3. Tidak pernah terendam air. 4. Sterilitasnya terjaga. 5. VVM masih dalam kondisi A atau B. e. Efek samping : Gejala-gejala yang bersifat sementara seperti : lemas, demam, kemerahan pada tempat suntikan. Kadang-kadang terjadi gejala berat seperti demam tinggi, Iritabilitas dan meracau yang biasanya tejadi 24 jam setelah imunisasi. f. Kontraindikasi ; Gejala-gejala keabnormalan otak pada periode bayi baru lahir atau gejala serius keabnormalan pada saraf merupakan kontraindikasi pertusis. Anak yang mengalami gejala-gejala parah pada dosisi

pertama, komponen pertusis harus dihindarkan pada dosis kedua dan untuk meneruskan imunisasinya dapat diberikan DT. 3. VAKSIN TT (TETANUS TOXOID) a. Diskripsi : Vaksin jerap TT ( tetanus Toxoid ) adalah vaksin yang mengandung toxoid tetanus yang telah dimurnikan dan terabsobsi kedalam 3mg/ml aluminium fosfat, Thimerosal 0,1mg/ml digunakan sebagai pengawet. Satu dosis 0,5 ml vaksin mengandung potensi sedikitnya 40 IU. Dipergunakan untuk mencegah tetanus pada bayi baru lahir dengan mengimunisasi WUS ( Wanita Usia Subur ) atau ibu hamil, juga untuk mencegah tetanus pada ibu. b. Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tetanus. c. Kemasan : 1 box vaksin terdiri dari 10 vial. 1 vial berisi 10 dosis. Vaksin TT adalah vaksin yang berbentuk cairan. d. Cara Pemberian dan Dosis : Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen. Untuk mencegah tetanus/tetanus neonatal terdiri dari 2 dosis primer yang disuntikkan secara intramusculer atau subcutan dalam, dengan dois pemberian 0,5 ml dengan interval 4 minggu. Dilanjutkan dengan dosis ketiga setelah 6 bulan berikutnya. Untuk mempertahankan kekebalan terhadap tetanus pada WUS, maka dianjurkan diberikan 5 dosis, dosis keempat dan kelima diberikan dengan interval minimal 1 tahun setelah pemberian ketiga dan keempat. Imunisasi TT dapat diberikan secara aman selama masa kehamilan bahkan pada periode trimester pertama. Di unit pelayanan statis, vaksin TT yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu dengan ketntuan : 1. . Vaksin belum kadaluarsa. 2. Vaksin disimpan dalam suhu 2C 8C. 3. Tidak pernah terendam air. 4. Sterilisasinya terjaga 5. VVM masih dalam kondisi A atau B.

e. Efek samping : Efek samping jarang terjadi dan bersifat ringan. Gejala-gejala seperti lemas dan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat sementara dan kadang-kadang gejala demam. f. Kontraindikasi ; Gejala-gejala berat karena dosis pertama TT.

4. VAKSIN DT (DIFTERI TETANUS) a. Diskripsi : Vaksin jerap DT (difteri Tetanus) adalah vaksin yang mengandung toxoid difteri dan tetanus yang dimurnikan. b. Indikasi : Untuk pemberian kekebalan simultan terhadap difteri dan tetanus. c. Kemasan : 1 box vaksin tersiri dari 10 vial. 1 vial berisi 10 dosis. Vaksin DT adalah vaksin yang berbentuk cairan. d. Cara Pemberian dan Dosis : Sebelum diguanakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen. Disuntikkan secara intramusculer atau subcutan dalam, dengan dosis pemberian 0,5 ml. Dianjurkan untuk anak usia dibawh 8 tahun. Untuk usia 8 tahun atau lebih dianjurkan imunisasi dengan vaksin TT. Di Unit pelayanan statis vaksin TT yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu dengan ketentuan : 1. Vaksin belum kadaluarsa. 2. Vaksin disimpan dalam suhu 2C 8C. 3. Tidak pernah terendam air. 4. Sterilisasinya terjaga 5. VVM masih dalam kondisi A atau B. e. Efek Samping ; Gejala-gejala seperti lemas dan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat sementara, dan kadang-kadang gejala demam.

f. Kontraindikasi : Gejala-gejala berat karena dosis pertama DT. 5. VAKSIN POLIO (ORAL POLIO VACCINE / OPV) a. Diskripsi : Vaksin Polio Oral Hidup adalah vaksin Polio Trivalent yang terdiri dari suspensi virus poliomyelitis tipe 1, 2, dan 3 (strain sabin) yang sudah dilemahkan, dibuat dalam biakan jaringan ginjal kera dan distabilkan dengan sukrosa. b. Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomyelitis. c. Cara Pemberian dan Dosis: Diberikan secara oral (melalui mulut), 1 dosis adalah 2 tetes sebanyak 4 kali dosis pemberian, dengan interval setiap dosis minimal 4 minggu. Setiap membuka vial baru harus menggunakan penetes (dropper) yang baru. Di unit pelayanan statis, vaksin polio yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 2 minggu dengan ketentuan : 1. Vaksin belum kadaluarsa. 2. Vaksin disimpan dalam suhu 2C 8C. 3. Tidak pernah terendam air. 4. Sterilisasinya terjaga 5. VVM masih dalam kondisi A atau B. d. Efek Samping : Pada umumnya tidak terdapat efek samping. Efek samping berupa paralisis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang terjadi (kurang dari 0,17:1.000.000 ; Bull WHO 66 : 1988). e. Kontraindikasi : Pada individu yang menderita Immune Deficiency. Tidak ada efek yang berbahaya yang timbul akibat pemberian polio pada anak yang sedang sakit. Namun jika ada keraguan, misalnya sedang menderita diare, maka dosis ulangan dapat diberikan setelah sembuh.

6. VAKSIN CAMPAK a. Diskripsi : Vaksin campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan. Setiap dosis (0,5 ml) mengandung tidak kurang dari 100 Invective Unit Virus Strain CAM 70 dan tidak lebih dari 100 mcg residu kanamycin dan 30 mcg residu erytromycin. b. Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak. c. Kemasan : 1 box vaksin terdiri dari 10 vial. 1 vial berisi 10 dosis. 1 box pelarut berisi 10 ampul @ 5 ml. Vaksin ini berbentuk beku kering. d. Cara pemberian dan Dosis : Sebelum disuntikkan vaksin campak terlebih dahulu harus dilarutkan dengan pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut. Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subcutan pada lengan kiri atas, pada usia 9-11 bulan. Dan ulanga booster pada usia 6-7 tahun (Kelas I SD) setelah catch-up campaign campak pada anak Sekolah Dasar kelas 1-6. e. Efek Samping : Hingga 15 % pasien dapat mengalami demam rinagn dan kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah vaksinasi. f. Kontraindikasi : Individu yang mengidap penyakit Immune Deficiency atau individu yang diduga menderita gangguan respon imun karena leukimia, lymphoma. 7. VAKSIN HEPATITIS B a. Diskripsi : Vaksin Hepatitis B adalah vaksin virus Recombinan yang telah diinaktifkan dan bersifat non infectius, berasal dari HbsAg yang dihasilkan dalam sel ragi (Hansenula polymorpha) menggunakan teknologi rekombinan.

b. Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus Hepatitis B. c. Kemasan : Vaksin Hepatitis B adalah vaksin yang berbentuk cairan. Vaksin Hepatitis B terdiri dari 2 kemasan. Kemasan dalam Prefill Injection Device (PID). Kemasan dalam vial. 1 box vaksin Hepatitis B PID terdiri dari 100 HB PID. 1 box vaksin Hepatitis B vial terdiri dari 10 vial @ 5 dosis. d. Cara Pemberian dan Dosis: Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen. Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1 buah HB PID, pemberian suntikan secara intra musculair, sebaiknya pada anterolateral paha. Pemberian sebanyak 3 dosis. Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari, dosis berikutnya dengan interval minimum 4 minggu. ( 1 bulan). Untuk Hepatitis B vial di unit pelayanan statis, vaksin yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu dengan ketentuan : 1. Vaksin belum kadaluarsa. 2. Vaksin disimpan dalam suhu 2C 8C. 3. Tidak pernah terendam air. 4. Sterilisasinya terjaga 5. VVM masih dalam kondisi A atau B. e. Efek Samping : Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 Hari. f. Kontraindikasi : Hipersensitive terhadap komponen vaksin, sama halnya seperti vaksin-vaksin lain, vaksin ini tidak boleh deberikan kepada penderita infeksi berat yang disertai kejang.

8. VAKSIN DPT-HB a. Diskripsi : Vaksin mengandung DPT berupa toxoid Difteri dan toxoid tetanus yang dimurnikan dan pertusis yang inaktif serta vaksin Hepatitis B yang merupakan sub unit vaksin virus yang mengandung HbsAg dan bersifat non infectius. b. Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, tetanus, pertusis dan hepatitis B. c. Kemasan : 1 box vaksin DPT-HB vial terdiri dari 10 vial @ 5 dosis. Warna vaksin putih keruh seperti vaksin DPT. d. Cara pemberian dan Dosis : Pemberian dengan cara intramusculair, 0,5 ml sebanyak 3 dosis. Dosis pertama pada usia 2 bulan, dosis selanjutnya dengan interval minimal 4 minggu atau 1 bulan. Di unit pelayanan statis, vaksin DPT-HB yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu, dengan ketetuan : 1. Vaksin belum kadaluarsa. 2. Vaksin disimpan dalam suhu 2C 8C. 3. Tidak pernah terendam air. 4. Sterilisasinya terjaga 5. VVM masih dalam kondisi A atau B.

Anda mungkin juga menyukai