Anda di halaman 1dari 1

Akad Apa yang Terbaik untuk Pembiayaan Sekolah dan Kesehatan

Sabtu, 16 Oktober 2010, 09:37 WIB Assalaamualaikum wr wb Kalau meminjamkan uang untuk pembiayaan sekolah atau perawatan kesehatan misalkan, sebaiknya memakai akad yang bagaimana biar tidak termasuk riba (bagaimana pengaturannya biar pinjaman dan jasanya sesuai dengan tata cara syariah) Wassalaamualaikum wr wb Fatkhul Khoiriyah Semarang-Jateng Jawaban : Waalaikumsalaam wr wb. Ibu Fatkhul yang diberkahi Allah, Konsep pinjaman dalam Islam adalah qardhul hasan, yaitu pinjaman tanpa bunga. Jika Ibu ingin mengembangkan bisnis jasa keuangan syariah, maka untuk segala jenis pembiayaan personal, ada banyak akad yang digunakan. Penggunaan akad ini tentunya harus disesuaikan dengan kondisi dan target yang ingin Ibu capai. Pada kasus pembiayaan sekolah, dimana unsur jasanya sangat kental, maka Ibu dapat menggunakan akad kafalah bil ujrah. Pada akad ini, Ibu menanggung biaya sekolah dari klien yang datang kepada Ibu. Ibu sendiri yang kemudian berkomunikasi dengan pihak sekolah, dan menyerahkan dana pendidikan yang diminta klien tersebut langsung kepada pihak sekolah. Dalam kondisi ini, Ibu berhak mengenakan ujrah (biaya jasa) dengan jumlah rupiah tertentu kepada klien. Tetapi jika Ibu memberikan dana tersebut kepada klien, dan bukan kepada pihak sekolah, maka mengenakan ujrah menjadi tidak boleh, karena ia mengandung unsur riba. Jangan lupa, harus juga disepakati kapan waktu pelunasan kewajiban klien. Selanjutnya, jika yang diperlukan oleh klien tersebut adalah alat-alat sekolah, maupun produk kesehatan, maka Ibu dapat menggunakan akad murabahah. Pada akad ini, Ibu membeli langsung barang yang dimaksud kepada produsen/penjual barang tersebut, lalu menjualnya kembali pada klien yang memerlukannya. Pada akad ini, ada dua hal yang harus Ibu perhatikan. Pertama, sebelum melakukan proses jual beli, Ibu harus mendiskusikan/menegosiasikan dengan klien tersebut, berapa besar nilai marjin profit yang akan Ibu terima. Misalnya, harga pokok pembelian barang yang diperlukan adalah Rp 500 ribu. Maka besarnya marjin profit, apakah Rp 50 ribu atau Rp 100 ribu atau angka yang lain, harus dinegosiasikan dan disepakati dengan klien. Kedua, Ibu dan klien harus menyepakati berapa lama durasi waktu pelunasan kewajiban dari pihak klien. Misalnya, disepakati bahwa dengan harga pokok pembelian sebesar Rp 500 ribu, maka marjin profitnya adalah Rp 100 ribu. Total kewajiban Rp 600 ribu itu akan dilunasi klien dalam jangka waktu dua bulan. Ketika dua hal tersebut disepakati, maka proses jual beli bisa segera dilakukan. Selain contoh di atas, masih banyak akad lain yang juga dapat digunakan. Kata kuncinya adalah, kita perlu memahami hakekat filosofi dan praktek akad keuangan syariah dengan benar. Wallahu alam. Wassalaamualaikum wr wb Dr Irfan Syauqi Beik Program Studi Ekonomi Syariah Departemen Ilmu Ekonomi FEM IPB
Sumber :

http://www.republika.co.id/berita/bisnis-syariah/klinik-syariah/10/10/16/140594-akad-apa-yang-terbaikuntuk-pembiayaan-sekolah-dan-kesehatan

Anda mungkin juga menyukai