Anda di halaman 1dari 19

RESUME KASUS 2 KLIMAKTERIUM

Disusun untuk memenuhu salah satu tugas mata kuliah Sistem Reproduksi 1

Disusun Oleh: PUTRI FATMA K 220110100005

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN


2013

Kasus 2 KLIMAKTERIUM A. Definisi Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi, berakhir pada awal senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun. Klimakterium merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju fase usia tua (senium) yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif ataupun endokrinologik dari ovarium. (Baziad, 2003) Klimakterium merupakan peralihan masa reproduksi dan semium dimulai dari 6 tahun sebelum menopause berakhir 6-7 tahun setelah menopause. (Sarwono, 2007) Klimakterium merupakan suatu periode dimana terjadi penurunan aktivitas ovarium yang pada akhirnya berhenti. Chris Dolken (2008) Menurut Baziad (2003, hal 2) klimakterium terdiri dari beberapa fase klimakterik, yaitu : 1. Pramenopause Fase pramenopause adalah fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase klimakterik. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang dan jumlah darah haid yang relatif banyak dan kadang kadang disertai nyeri haid (dismenorea). Pada wanita tertentu telah timbul keluhan vasomotorik dan keluhan sindrom pramenstrual (PMS). Perubahan endokrinologik yang terjadi adalah berupa fase folikuler yang memendek, kadar esterogen yang tinggi, kadar FSH juga biasanya tinggi, tetepi juga dapat ditetepkan kadar FSH yang normal. Fase luteal tetap stabil. Akibat kadar FSH yang tinggi ini dapat terjadi perangsangan ovarium yang berlebihan (hiperstimulasi) sehingga kadang kadang dijumpai kadar estrogen yang sangat tinggi. 2. Perimenopause

Perimenopause merupakan fase peralihan antara pramenopause dan pascamenopause. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur. Pada kebanyakan wanita siklus haidnya > 38 hari dan sisanya. 3. Menopause Menopause adalah perdarahan haid yang terakhir yang terjadi pada usia 40 65 tahun. Jumlah folikel yang mengalami atresia makin meningkat, sampai suatu ketika tidak tersedia lagi folikel yang cukup. Produksi estrogenpun berkurang dan tidak terjadi haid lagi yang berakhir dengan terjadinya menopause. Menopause tidak terjadi pada wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal pada usia perimenopause. Perdarahan lucut terus terjadi selama wanita masih menggunakan pil kontrasepsi secara siklik dan wanita tersebut tidak mengalami keluhan klimakterik. Untuk menentukan diagnosa menopause, penggunaan pil kontrasepsi harus segera dihentikan dan satu bulan kemudian dilakukan pemeriksaan FSH dan estradiol. Pada awal menopause kadar estradiol rendah pada sebagian wanita, apalagi pada wanita gemuk, kadar estradiol dapat tinggi. Hal ini terjadi akibat proses aromatisasi androgen menjadi estrogen di dalam jaringan lemak. Diagnosis menopause merupakan diagnosis retrospektif. Bila seorang wanita tidak haid selama 12 bulan, dan dijumpai kadar FSH darah > 40 mIU/ml dan kadar estradiol. 4. Pascamenopause Pasca menopause adalah masa setelah menopause sampai senilis. Fase ini terjadi pada usia di atas 60 65 tahun. Biasanya wanita beradaptasi dengan perubahan fisik dan psikologis. B. Etiologi Usia merupakan pemicu utama menopause dan klimakterium. Kondisi ini merupakan sisi lain dari pubertas, akhir dari usia subur, yang disebabkan oleh melambatnya fungsi ovarium. Selain itu, menopause juga disebabkan operasi tertentu dan

pengobatan medis. Penanganan medis ini termasuk pengangkatan ovarium, kemoterapi, dan terapi radiasi panggul. Pengangkatan rahim tanpa mengangkat ovarium kemungkinan tidak akan memicu menopause. Kebiasaan/ pola hidup (olahraga, kopi, alkohol, perokok). Perempuan yang merokok cenderung mengalami menopause beberapa tahun lebih awal dibandingkan mereka yang tidak merokok. Nutrisi (kalsium, kolesterol, fosfat, dan vitamin) Kadar hormon estrogen Tingkat pendidikan dan status ekonomi Pengangkatan kedua ovarium

C. Manifestasi Klinis a. Gangguan neurovegetatif yang disebut juga gangguan vasimotorik dapat muncul sebaga gejolak panas ( hot flushes ), mengeluarkan banyak keringat, merasa kedinginan, sakit kepala, bising telinga, jantung berdebar-debar, gangguan pernapasan, jari-jari atrofidan gangguan usus. b. Gangguan psikis ditandai dengan perubahan mood dan perasaan sensitif, mudah tersinggung, depresi, kelelahan, semangat berkurang dan insomnia. c. Gangguan somatic, selain gangguan haid atau amenorrhea, mencakup pula kolpitis atrofikans, ektropium uretra, inkontinesia urin, disuria, desensus, prolaps, penyakit kulit klimakterik, osteoporosis, arthritis, oterosklerosis, skerosis koroner dan adipositas.

Menurut Baziad ( 2003) menyatakan bahwa keluhan klimakterik pada wanita usia 45 54 tahun adalah : 1. Gejolak panas ( hot flushes) 2. Jantung berdebar debar 3. Gangguan tidur 4. Depresi 5. Mudah tersinggung, berasa takut, gelisah dan lekas marah 6. Sakit kepala 7. Cepat lelah, sulit konsentrasi, mudah lupa, kurang tenaga 8. Berkunang-kunang 9. Kesemutan 10. Gangguan libido 11. Obstipasi 12. Berat badan bertambah 13. Nyeri tulang dan otot

D. Komplikasi 1. Penyakit Jantung Koroner Keluhan yang mempengaruhi fungsi jantung dan pembuluh darah meliputi : kulit terasa kering, keriput dan longgar dari ototnya oleh karena turunnya sirkulasi menuju kulit, badan terasa panas termasuk wajah, terjadi perubahan sirkulasi pada wajah yang dapat melebar ke tengkuk (hot flushes), mudah berdebar debar terjadi tekanan darah tinggi yang berlanjut ke penyakit jantung koroner. (Manuaba, 1999) Adanya hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol menyebabkan meningkatkan faktor resiko terhadap terjadinya aterosklerosis. Khususnya mengenai sklerosis primer

koroner dan infark miocard akan terjadi 1-2 kali lebih sering setelah kadar estrogen menurun. 2. Masalah urogenital Katidakmampuan mengendalikan buang air kecil (inkontinensia) Infeksi saluran kemih

3. Osteoporosis Dengan turunnya kadar estrogen, maka proses osteoblast yang berfungsi membentuk tulang baru terhambat dan fungsi osteoclast merusak tulang meningkat. Akibat tulang tua diserap dan dirusak osteoclast tetapi tidak dibentuk tulang baru oleh osteoblast, sehingga tulang menjadi osteoporosis. 4. Dimensia Wanita pascamenopause biasanya kemampuan berfikir dan ingatnnya menurun hal ini merupakan pengaruh dari menurunnya hormon estrogen, dimana hormon estrogen ini dapat mempengaruhi kerja dari degenerasi sel sel saraf dan sel sel otak. ( Manuaba, 1999)

E. Pencegahan Pengaturan makanan ( rendah lemak / kolesterol, cukup vitamin A, C, D, E dan cukup serat ). Mengkonsumsi makanan yang mengandung fitoestrogen : a. Isiflavon, terdapat pada kacang-kacangan, b. Lignan; terdapat pada padi, sereal dan sayur-sayuran, c. Caumestran ; terdapat pada daun semanggi. Mengkonsumsi makanan dengan kadar gula rendah dan tidak berlebihan. Tambahan Asupan Kalsium 1000-15000 mg / hari dan vitamin D. Kontrol rutin 1 tahun sekali ( Pap Smear ).

F. Penatalaksanaan 1. Terapi sulih hormon (TSH) TSH atau HRT (Hormon Replacement Terapy) merupakan pilihan untuk mengurangi keluhan pada wanita dengan keluhan atau sindroma menopause dalam masa premenopause dan postmenopause. Selain itu, TSH juga berguna untuk menjaga berbagai

keluhan yang muncul akibat menopause, seperti keluhan vasomotor, vagina yang kering, dan gangguan pada saluran kandung kemih. Penggunaan TSH juga dapat mencegah perkembangan penyakit akibat dari kehilangan hormon estrogen, seperti osteoporosis dan jantung koroner. Jadi, tujuan pemberian TSH adalah sebagai suatu usaha untuk mengganti hormon yang ada pada keadaan normal untuk mempertahankan kesehatan wanita yang bertambah tua. (Kasdu, 2002) Syarat minimal sebelum pemberian estrogen dimulai : a. Tekanan darah tidak boleh tinggi. b. Pemeriksaan sitologi uji Pap normal. c. Besar uretus normal ( tidak ada mioma uterus ). d. Tidak ada varises di ekstremitas bawah. e. Tidak terlalu gemuk / tidak obesitas. f. Kelenjar tiroid normal. g. Kadar normal : Hb, kolesterol total, HDL, trigliserida, kalsium, fungsi hati. h. Nyeri dada, hipertensi kronik, hiperlipidemia, diabetes militus perlu dikonsulkan terlebih dahulu ke spesialis penyakit dalam. Kontra Indikasi Pemberian Estrogen a. Troboemboli, penderita penyakit hati, kolelitiasis. b. Sindrom Dubin Johnson / Botor yaitu gangguan sekresi bilirubin konjugasi. c. Riwayat ikterus dalam kehamilan. d. Kanker endometrium, kanker payudara, riwayat gangguan penglihatan, anemia berat. e. Varises berat, tromboflebitis. f. Penyakit ginjal. Persyaratan dalam Pemberian Estrogen a. Mulailah dengan menggunakan estrogen lemah ( estriol ) dan dengan dosis rendah yang efektif. b. Pemberian secara siklik. c. Diusahakan kombinasi degan progesteron ( bila digunakan estrogen lain seperti etinil estradiol maupun estrogen konjugasi ). d. Perlu pengawasan ketat ( setiap 6-12 bulan ).

e. Bila terjadi perdarahan atipik perlu dilakukan kuretase. f. Keluhan nyeri dada, hipertensi kronik, hiperlipidemia, diabetes melitus, terlebih dahulu konsul ke bagian penyakit dalam. Yang perlu diketahui : a. Tidak semua keluhan dapat dihilangkan dengan pemberian estrogen. b. Pelajari faktor-faktor yang menimbulkan keluhan (faktor psikis, sosial budaya, atau hanya memang terdapat kekurangan estrogen ). c. Atasi keluhan emosi dan faktor penyebab Efek samping pemberian TSH sebagian besar karena dosis estrogen yang tinggi. a. Nyeri payudara b. Peningkatan berat badan c. Keputihan dan sakit kepala d. Perdarahan http://www.dkk-bpp.com 2. Olahraga Olahraga akan meningkatkan kebugaran dan kesehatan seseorang, biasanya ini juga membawa dampak positif, seperti : a. Menguatkan tulang b. Meningkatkan kebugaran c. Menstabilkan berat badan d. Mengurangi keluhan menopause e. Mengurangi stress akibat menopause Olahraga bagi wanita yang mengalami menopause tentu saja berbeda dengan wanita yang masih dalam usia reproduktif karena biasanya bebetapa organ tubuhnya sudah tidak berfungsi sempurna, selain itu bebeapa penyakit sudah dideritanya. Jadi tujuan olahraga bagi wanita menopause adalah selain menjaga kebugaran juga untuk mengurangi atau mengobati penyakit. Jenis-jenis olahraga yang bisa dilakukan untuk wanita usia menopause yaitu jalan cepat, senam, dan berenang. (Kasdu, 2002) 3. Nutrisi (Diet) Bertambahnya usia menyebabkan beberapa organ tidak melakukan proses perbaikan (remodelling) diri lagi, misalnya masa tulang tidak melakukan

pembentukan kembali. Selain itu, semakin tua aktivitas gerak yang dilakukan juga tidak sekuat dulu sehingga kalori yang dikeluarkan juga berkurang sehingga kalori yang dibutuhkan untuk metabolisme tubuh juga menurun dengan demikian, asupan makanan yang dibutuhkan juga berkurang. Sehingga setiap orang tetap membutuhkan makanan bergizi seimbang yang berfungsi untuk memenuhi zat zat gizi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. (Kasdu, 2002). 4. Gaya Hidup Gaya hidup seseorang menentukan kesehatannya di masa yang akan mendatang. Menurut Frank B. Hu, MD, Ph.D, dalam New England Journal of Medicine tentang manfaat perubahan gaya hidup untuk pencegahan jantung koroner pada wanita, peneliti tersebut meyakinkan bahwa salah satu gaya hidup yang sudah mulai dikurangi atau kalau mungkin dihentikan adalah merokok. Kebiasaan ini dapat memicu timbulnya berbagai penyakit. Termasuk minum minuman beralkohol, meskipun kebiasaan ini mungkin jarang dilakukan oleh wanita Indonesia. Hal penting yang juga perlu diperhatikan adalah masalah makanan dan olahraga, pola makanan yang baik, disesuaikan dengan kebutuhan gizi usia tersebut serta aktivitas. (Kasdu, 2002)

G. ASUHAN KEPERAWATAN KASUS Ny. N. 49 tahun. Ibu rumah tangga. Datang ke poli kebidanan dengan keluhan menstruasi menjadi tidak teratur setiap bulannya. TD : 130/80 mmHg, N : 88x/menit, RR : 20x/menit, S : 37,20C. Klien mengatakan sering timbul gatal pada vagina dan nyeri waktu senggama. Klien mengatakan akhir-akhir ini sering merasa ada gejolak panas sehingga sering berkeringat banyak yang membuat tidak nyaman dan sulit tidur. Klien mengatakan kalau perasannya akhir-akhir ini jadi mudah tersinggung. Gelisah dan lekas marah padahal ia merupakan ibu yang biasanya sabar. Apalagi setelah anaknya yang Cuma satusatunya menikah dan pindah rumah. Ia merasa anaknya mulai tidak peduli dengannya. Anaknya hanya memperhatikan istri dan cucunya saja. Anaknya mulai jarang berkunjung kerumahnya kalau ditelpon sering tidak di angkat. Ia juga merasa tidak diperhatikan oleh suaminya yang usianya sama dengannya. Suaminya lebih memperhatikan mobil dan baru dibanding klien. Klien mengatakan dengan keadaannya yang sekarang ia menjadi taku kalau suaminya tidak menyukai ia lagi. Apalagi ia sering menolak untuk berhubungan suami istri karena adanya rasa nyeri. Klien mengatakan bahwa menurut tetangganya dengan bertambah usia maka kehidupan seksual wanita biasanya akan berakhir. Dimana sudah tidak ada gairah lagi. Ia jadi makin cemah memikirkan hal tersebut. Apalagi tetangganya juga mengatakan bahwa makin lama seorang wanita yang makin menua akan mengalami sakit-sakitan dibanding laki-laki pada usia yang sama dimana laki-laki akan terlihat lebih sehat dan gagah. 1. Pengkajian a. Biodata klien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Pekerjaan Tanggal masuk Diagnosa media b. Anamnesa : Ny. N : 49 tahun : Perempuan :: ibu rumah tangga :: Klimakterium

Keluhan utama : menstruasi tidak teratur tiap bulannya Riwayat kesehatan sekarang : Klien mengatakan sering timbul gatal pada vagina dan nyeri waktu senggama. Klien mengatakan akhir-akhir ini sering merasa ada gejolak panas sehingga sering berkeringat banyak yang membuat tidak nyaman dan sulit tidur. Klien mengatakan kalau perasannya akhir-akhir ini jadi mudah tersinggung. Gelisah dan lekas marah padahal ia merupakan ibu yang biasanya sabar. Apalagi setelah anaknya yang cuma satu-satunya menikah dan pindah rumah. Ia merasa anaknya mulai tidak peduli dengannya. Anaknya hanya memperhatikan istri dan cucunya saja. Anaknya mulai jarang berkunjung kerumahnya kalau ditelpon sering tidak di angkat. Ia juga merasa tidak diperhatikan oleh suaminya yang usianya sama dengannya. Suaminya lebih memperhatikan mobil dan baru dibanding klien. Klien mengatakan dengan keadaannya yang sekarang ia menjadi takut kalau suaminya tidak menyukai ia lagi. Apalagi ia sering menolak untuk berhubungan suami istri karena adanya rasa nyeri.

Riwayat kesehatan dahulu : Riwayat kesehatan keluarga : Riwayat psikososial : Klien mengatakan bahwa menurut tetangganya

dengan bertambah usia maka kehidupan seksual wanita biasanya akan berakhir. Dimana sudah tidak ada gairah lagi. Ia jadi makin cemah memikirkan hal tersebut. Apalagi tetangganya juga mengatakan bahwa makin lama seorang wanita yang makin menua akan mengalami sakitsakitan dibanding laki-laki pada usia yang sama dimana laki-laki akan terlihat lebih sehat dan gagah. Pemeriksaan fisik Ku : compos mentis Antropometri : BB: TTV: TD: 130/80 mmHg Pemeriksaan persistem Sistem respirasi : N: 88x/mnt TB: RR: 20x/mnt S: 37,20C

Sistem kardiovaskuler : Sistem integumen : Klien mengatakan akhir-akhir ini sering merasa ada gejolak panas sehingga sering berkeringat banyak yang membuat tidak nyaman dan sulit tidur Sistem imun dan hematologi : Sistem reproduksi : Klien mengatakan sering timbul gatal pada vagina dan nyeri waktu senggama. Ia sering menolak untuk berhubungan suami istri karena adanya rasa nyeri

2. Analisa Data No 1. DO: Penurunana estrogen DS: Gelisah Merasa suami Takut anak sudah dan tidak Tidak siap menerima perubahan tidak Takut dengan perubahan dari Cemas Perubahan pada organ reproduksi dan tubuh Data Etiologi Pertambahan usia Masalah Ansietas

memeperhatikan suami

menyukai nya lagi Mendengar

tetangga jika semakin tua gejolak seksual

berkurang 2. DO: Nyeri saat senggama Gatal pada vagina

Ansietas Pertambahan usia Disfungsi seksual

Penurunan estrogen

DS: Sering menolak saat di

Penurunan cairan/lendir serviks

ajak seksual

berhubungan

Vagina kering

Nyeri saat senggama

Gatal dan nyeri saat senggama

Menolak berhubungan seksual

Tidak terpenuhi kebutuhan seksual

Disfungsi seksual 3. DO: Merasa gejolak panas sehingga tidak nyaman Penurunan estrogen Pertambahan usia Gangguan pola tidur

DS: Pasien sulit tidur Gejolak panas menyatakan

Pembuluh darah membesar

Perasaan panas pada tubuh (hot flushes)

sehingga tidak nyaman Berkeringat pada malam hari

Perasaan tidak nyaman

Gangguan pola tidur

3. Diagnosa Keperawatan 1. Kecemasan berhubungan dengan stres psikologis, perjalanan proses penyakit, di tandai dengan klien merasa cemas akan keadaannya. 2. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur/fungsi seksual ditandai dengan klien mengeluh nyeri saat berhubungan seksual serta menolak saat di ajak berhubungan seksual

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hot flash ditandai dengan klien mengeluh susah tidur dan merasa tidak nyaman, berkeringat

4. Nursing Care Plan (NCP) No 1. Diagnosa Kecemasan berhubu Tujuan Setelah dilakukan Intervensi 1.Kaji ketakutan tingkat dengan Rasional 1.Hubungan saling percaya mempermudah klien dalam

ngan dengan stres tindakan psikologis, perjalanan keperawatan pada proses klien, cemas atau

cara pendekatan dan bina hubungan

penyakit, di tandai berkurang dengan klien merasa hilangdengan cemas keadaannya. akan kriteria hasil: - Klien rileks - Klien menerima dirinya adanya

saling percaya

megungkapkan perasaanny

2.Pertahankan lingkungan yang

2.Lingkungan yang nyaman dan aman dapat terjadi yang diinginkan 3.Klien keluarga dan harus mencegah hal-hal tidak

merasa

tenang dan aman dapat serta menjauhkan

benda-benda apa berbahaya 3.Libatkan klien dan keluarga prosedur pelaksanaan perawatan dan dalam

dijadikan sebagai subjek, dijadikan objek jangan sebagi

4. Ajarkan penggunaan relaksasi 5.Beritahu tentang

4.Teknik

relaksasi

dapat menurunkan tingkat kecemasan 5.Membantu dalam klien

penyakit klien dan

kegaitan

tindakan yang akan dilakukan sederhana. 2. Disfungsi Klien 1. Ciptakan lingkungan saling percaya dan beri kesempatan kepada klien untuk menggambarkan masalahnya dalam kata-kata sendiri. secara

mandiri

1. kebanyakan klien kesulitan untuk

seksual berhubungan mengungkapkan dengan perubahan disfungsi teratasi seksual setelah tindakan

berbicara tentang subjek tapi terciptanya saling dapat menentukan/meng etahui apa yang dirasakan yang pasien menjadi sensitive, dengan rasa

struktur/fungsi seksual dengan

ditandai diberi

klien keperawatan

mengeluh nyeri saat dengan kriteria: berhubungan seksual - Nyeri bila berhubungan - Klien menolak diajak berhubungan tidak bila hilang

percaya

kebutuhannya. 2. Beri tentang individu informasi 2. informasi kondisi membantu memahami situasinya sendiri. 3. Anjurkan untuk klien 3. komunikasi berbagi terbuka dapat akan klien

pikiran/masalah dengan pasangan/orang dekat.

mengidentifikasi area penyesuaian atau masalah dan meningkatkan diskusi resolusi. dan

4. Diskusikan dengan 4. mengurangi klien penggunaan tentang kekeringan vagina yang dapat

cara/teknik khusus saat berhubungan

menimbulkan rasa sakit dan iritasi, sehingga meningkatkan kenyamanan dalam

(misalnya: penggunaan minyak vagina)

Kolaborasi 5. Beri pengganti

berhubungan. Estrogen 5. Untuk memulihkan atrofi genetalia, kekeringan vagina, uretra.

3.

Gangguan

pola Setelah dilakukan Mandiri : tindakan 1. Anjurkan untuk pakaian klien 1. Pakaian memakai yang menyerap keringat mengurangi ketidaknyamana 2. Anjurkan dapat dengan klien n akibat keringat berlebih 2. Mengurangi tidak nyaman rasa yang

tidur berhubungan dengan ditandai klien susah tidur hot

flash keperawatan pada dengan klien, pola tidur

mengeluh klien Dengan hasil : - Klien tidur nyenyak

normal. kriteria

menyerap keringat

untuk menghindari makanan berbumbu, pedas, dan goreng-

- Tidak terbangun saat tidur

gorengan, alkohol 3. Anjurkan klien

untuk menghindari beraktivitas di 3. Menghindari trigger mencetuskan flash rasa yang hot

cuaca yang panas 4. Anjurkan untuk muka klien mencuci saat

hot 4. Mengurangi

flashes terjadi Kolaborasi : 5. Pemberian estrogen

panas dan keringat berlebih

5. Untuk mengurangi gejala hot flash

DAFTAR PUSTAKA Baziad, Ali. 2003. Menopause dan Andropause. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Pramihardjo Departemen Kesehatan Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. 1992. Asuhan Keperawatan dan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi. Jakarta : Departemen Kesehatan. Doenges, M.E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC. Manuaba, Ida Bagus Gde. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Arcan
http://nisya257chubby.blogspot.com/2012/04/askep-klimakterium-dan-menopause.html http://ujiegitulho.blogspot.com/2008/11/askep-klimakterium.html http://id.scribd.com/doc/44226112/Asuhan-Keperawatan-Pada-Klien-Dengan-Klimakterium

Anda mungkin juga menyukai