Anda di halaman 1dari 21

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Tujuan - Menentukan kecepatan pelarutan suatu zat - Menggunakan alat-alat untuk penentuan kecepatan pelarutan suatu zat - Menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pelarutan suatu zat - Dapat membuat grafik kecepatan pelarutan suatu zat

1.2 Dasar teori Kecepatan pelarutan adalah ukuran yang menyatakan banyaknya suatu zat terlarut dalam pelarut tertentu tiap satuan waktu. Proses pelarutan suatu zat padat dikembangkan oeh Noyes dan Whitney dalam bentuk persamaan sebagai berikut : dc = K . S ( Cs C ) dt Keterangan : dc = Kecepatan pelarutan dt K = Konstanta kecepatan pelarutan S = Luas permukaan zat Cs = Kelarutan zat C = Konsentrasi zat dalam larutan dalam waktu t Harga konstanta K bergantung kepada harga koefisien difusi dari zat terlarut dan tebal lapisan difusi. K = D/h Keterangan : D = Koefisien difusi dalam cm2/detik h = Tebal lapisan difusi dalam cm

Dari persamaan tersebut di atas dapat dilihat beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan pelarutan suatu zat yaitu : 1. Temperatur

Naiknya temperatur umumnya memperbesar kelarutan ( Cs ) zat yang endotermis, serta memperbesar harga koefisien difusi zat. Menurut Einstein, koefisien difusi dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut : D = k . T/6..r Keterangan : D = Koefisien difusi K = Konstanta Boltzman T = Temperatur r = Jari-jari molekul = Viskosita pelarut 2. Viskosita Turunnya viskosita pelarut akan memperbesar kecepatan pelarutan suatu zat sesuai dengan persamaan Einstein. Naiknya temperatur juga akan menurunkan viskosita sehingga memperbesar kecepatan pelarutan . 3. pH pelarut pH pelarut sangat berpengaruh terhadap kelarutan zat-zat yang bersifat asam lemah atau basa lemah. Untuk asam lemah : dc = K.S.Cs.( 1 + Kw ) dt ( H+ ) kalau ( H+ ) kecil, atau pH besar maka akan meningkatkan kelarutan zat, sehingga kecepatan pelarutan besar. Basa lemah : dc = K.S.Cs.( 1 + ( H+ ) ) dt Kw kalau ( H+ ) besar, atau pH kecil maka akan meningkatkan kelarutan zat, sehingga kecepatan pelarutan besar. 4. Pengadukan Kecepatan pengadukan akan mempengaruhi tebal lapisan difusi ( h ). Bila pengadukannya cepat maka tebal lapisan difusi berkurang sehingga menaikan kecepatan pelarutan, sebaliknya apabila pengadukan lambat maka tebal lapisan difusi akan tetap atau akan memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengurangi ketebalan pada lapisan difusi. 5. Ukuran partikel

Bila partikel zat terlarut kecil maka luas permukaan efektif besar sehingga menaikan kecepatan pelarutan, hal ini terjadi karena jika ukuran partikel tersebut kecil maka partikel tersebut hanya memerlukan tempat yang kecil sehingga luas permukaan yang tersisa efektif akan lebih besar dibandingkan dengan partikel yang memiliki ukuran partikel yang relatif lebih besar. 6. Polimorfis Kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh adanya polimorfis, karena bentuk kristal yang berbeda akan mempunyai kelarutan yang berbeda pula. Kelarutan bentuk kristal yang meta stabil lebih besar dibandingkan bentuk stabil, sehingga kecepatan pelarutannya besar. 7. Sifat permukaan zat Pada umumnya zat-zat yang digunakan sebagai bahan obat bersifat hidrofob. Dengan adannya surfaktan di dalam pelarut akan menurunkan tegangan permukaan antara partikel zat dengan pelarut, sehingga zat mudah terbasahi dan kecepatan pelarutan bertambah. Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas kecepatan pelarutan suatu zat aktif dari bentuk sediaannya dipengaruhi pula oleh faktor formulasi dan teknik pembuatan sediaan tersebut penentuan kecepatan pelarutan suatu zat dapat dilakukan dengan metode : - Metode suspensi Pada metode ini bubuk zat padat ditambahkan pada pelarut tanpa pengontrolan yang eksak terhadap luas permukaan partikelnya. Sample diambil pada waktu-waktu tertentu dan jumlah zat yang larut ditentukan dengan cara yang sesuai. - Metode permukaan konstan Zat ditempatkan dalam suatu wadah yang diketahui luasnya, sehingga variabel perbedaan luas permukaan efektif dapat dihilangkan. Biasanya zat dibuat tablet terlebih dahulu kemudian sampel ditentukan seperti pada metode suspensi. Dalam bidang farmasi, penentuan kecepatan pelarutan suatu zat perlu dilakukan karena kecepatan pelarutan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi absorpsi obat. Penentuan kecepatan suatu zat aktif dapat dilakukan pada beberapa tahap pembuatan sediaan obat yaitu :

1. Tahap pre formulasi 2. Tahap formulasi 3. Tahap produksi Dalam percobaan penentuan kecepatan pelarutan digunakan alat Collapse tester alat ini biasanya digunakan untuk penentuan waktu hancur tablet tetapi dapat juga digunakan untuk penentuan kecepatan pelarutan. BAB II METODELOGI

2.1 Alat dan Bahan Alat : 1. Erlenmeyer 2. Bejana 900 ml 3. Motor penggerak 4. Buret 5. Termometer 6. Bunsen 7. Kaki tiga 8. Corong 9. Pipet 10. Stopwatch Bahan : 1. Asam salisilat 2 gr 2. Air 3. Fenolftalein 4. NaOH 0,05N 2.2 Cara kerja A. Pengaruh temperatur terhadap kecepatan pelarutan zat - Diisi bejana dengan 900 ml air - Dipasang termostat pada temperatur 30o C - Setelah temperatur air dalam bejana sudah mencapai 30o C dimasukan 2 gr asam salisilat dan dijalankan motor penggerak pada kecepatan 20 RPM - Diambil sebanyak 20 ml air dalam bejana setiap selang waktu 1, 5, 10, 20, 25 dan 30 menit setelah pengocokan. Ganti dengan 20 ml air setiap selesai pengambilan sampel - Ditentukan kadar asam salisilat yang larut dalam masing-masing sampel dengan cara titrasi asam basa dengan menggunakan NaOH 0,05N dan indikator fenolftalein - Dilakukan percobaan yang sama untuk temperatur 40o C.dan 50o C - Dibuat tabel dari hasil yang diperoleh - Dibuat grafik antara konsentrasi asam salisilat yang diperoleh dengan waktu untuk masingmasing temperatur ( dalam satu grafik ) B. Pengaruh kecepatan pengadukan terhadap kecepatan pelarutan zat - Diisi bejana dengan 900 ml air - Dipasang termostat pada temperatur 30o C - Setelah temperatur air dalam bejana sudah mencapai 30o C dimasukan 2 gr asam salisilat dan dijalankan motor penggerak pada kecepatan 10 RPM - Diambil sebanyak 20 ml air dalam bejana setiap selang waktu 1, 5, 10, 20, 25 dan 30 menit setelah pengocokan. Ganti dengan 20 ml air setiap selesai pengambilan sampel - Ditentukan kadar asam salisilat yang larut dalam masing-masing sampel dengan cara titrasi asam basa dengan menggunakan NaOH 0,05N dan indikator fenolftalein

- Dilakukan percobaan yang sama untuk kecepatan pengadukan 20 RPM dan 30 RPM. - Dibuat tabel dari hasil yang diperoleh - Dibuat grafik antara konsentrasi asam salisilat yang diperoleh dengan waktu untuk masingmasing kecepatan pengadukan ( dalam satu grafik ) BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil 1. Pengaruh temperatur terhadap kecepatan pelarutanan zat

Suhu 1 ( ml ) 5 ( ml ) 10 ( ml ) 15 ( ml ) 20 ( ml ) 25 ( ml ) 30 ( ml ) 30 3,8 4,2 5,4 6,1 6,8 7 7,6 40 4,5 4,5 5,5 6,3 6,1 7,5 8,2 50 5,2 5,2 5,6 7 7,4 8 8,6

2. Pengaruh kecepatan pengadukan terhadap kecepatan pelarutan zat RPM 1 ( ml ) 5 ( ml ) 10 ( ml ) 15 ( ml ) 20 ( ml ) 25 ( ml ) 30 ( ml ) 10 3,2 4 3,8 4,5 5,6 5,8 6 20 5 5 4,9 4,8 4,7 5,2 5,5 30 5 5,1 6 5,5 5,5 6,2 6,8 Perhitungan Dalam perhitungan N As. Salisilat digunakan rumus : V1 x N1 = V2 x N2 N1 = V2 x N2 V1 Keterangan : V1 = gr As. Salisilat N1 = Normalitas As. Salisilat V2 = Volume NaOH N2 = Normalitas NaOH 1. Pengaruh temperatur terhadap kecepatan pelarutan zat Untuk suhu 30o C menit 1 Dik : V1 = 20 ml V2 = 3,8 ml N2 = 0,05N

Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 3,8 x 0,05 20 N1 = 0,0095N Untuk suhu 30o C menit 5 Dik : V1 = 20 ml V2 = 4,2 ml N2 = 0,05N Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 4,2 x 0,05 20 N1 = 0,0105N Untuk suhu 30o C menit 10 Dik : V1 = 20 ml V2 = 5,4 ml N2 = 0,05N Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 5,4 x 0,05 20 N1 = 0,0135N Untuk suhu 30o C menit 15 Dik : V1 = 20 ml V2 = 5,4 ml N2 = 0,05N Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 6,1 x 0,05 20 N1 = 0,01525N

Untuk suhu 30o C menit 20 Dik : V1 = 20 ml V2 = 6,8 ml N2 = 0,05N Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 6,8 x 0,05 20 N1 = 0,017N Untuk suhu 30o C menit 25 Dik : V1 = 20 ml V2 = 7 ml N2 = 0,05N Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 7 x 0,05 20 N1 = 0,0175N Untuk suhu 30o C menit 30 Dik : V1 = 20 ml V2 = 7,6 ml N2 = 0,05N Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 7,6 x 0,05 20 N1 = 0,019N Untuk suhu 40o C menit 1 Dik : V1 = 20 ml V2 = 4,5 ml N2 = 0,05N

Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 4,5 x 0,05 20 N1 = 0,01125N Untuk suhu 40o C menit 5 Dik : V1 = 20 ml V2 = 4,5 ml N2 = 0,05N Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 4,5 x 0,05 20 N1 = 0,01125N Untuk suhu 40o C menit 10 Dik : V1 = 20 ml V2 = 5,5 ml N2 = 0,05N Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 5,5 x 0,05 20 N1 = 0,01375N

Untuk suhu 40o C menit 15 Dik : V1 = 20 ml V2 = 6,3 ml N2 = 0,05N Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 6,3 x 0,05

20 N1 = 0,01575N Untuk suhu 40o C menit 20 Dik : V1 = 20 ml V2 = 6,1 ml N2 = 0,05N Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 6,1 x 0,05 20 N1 = 0,01525N Untuk suhu 40o C menit 25 Dik : V1 = 20 ml V2 = 7,5 ml N2 = 0,05N Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 7,5 x 0,05 20 N1 = 0,01875N

Untuk suhu 40o C menit 30 Dik : V1 = 20 ml V2 = 8,2 ml N2 = 0,05N Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 8,2 x 0,05 20 N1 = 0,0205N Untuk suhu 50o C menit 1

Dik : V1 = 20 ml V2 = 5,2 ml N2 = 0,05N Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 5,2 x 0,05 20 N1 = 0,013N Untuk suhu 50o C menit 5 Dik : V1 = 20 ml V2 = 5,2 ml N2 = 0,05N Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 5,2 x 0,05 20 N1 = 0,013N

Untuk suhu 50o C menit 10 Dik : V1 = 20 ml V2 = 5,6 ml N2 = 0,05N Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 5,6 x 0,05 20 N1 = 0,014N Untuk suhu 50o C menit 15 Dik : V1 = 20 ml V2 = 7 ml

N2 = 0,05N Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 7 x 0,05 20 N1 = 0,0175N Untuk suhu 50o C menit 20 Dik : V1 = 20 ml V2 = 7,4 ml N2 = 0,05N Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 7,4 x 0,05 20 N1 = 0,0185N

Untuk suhu 50o C menit 25 Dik : V1 = 20 ml V2 = 8 ml N2 = 0,05N Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 8 x 0,05 20 N1 = 0,02N Untuk suhu 50o C menit 30 Dik : V1 = 20 ml V2 = 8,6 ml N2 = 0,05N Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2

V1 N1 = 8,6 x 0,05 20 N1 = 0,0215N 2. Pengaruh kecepatan pengaduk terhadap kecepatan pelarutan zat Untuk Rpm 10 menit 1 Dik : V1 = 20 ml V2 = 3,2 ml N2 = 0,05N Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 3,2 x 0,05 20 N1 = 0,008N

Untuk Rpm 10 menit 5 Dik : V1 = 20 ml V2 = 4 ml N2 = 0,05N Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 4 x 0,05 20 N1 = 0,01N Untuk Rpm 10 menit 10 Dik : V1 = 20 ml V2 = 3,8 ml N2 = 0,05N Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 3,8 x 0,05 20 N1 = 0,0095N

Untuk Rpm 10 menit 15 Dik : V1 = 20 ml V2 = 4,5 ml N2 = 0,05N Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 4,5 x 0,05 20 N1 = 0,01125N

Untuk Rpm 10 menit 20 Dik : V1 = 20 ml V2 = 5,6 ml N2 = 0,05N Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 5,6 x 0,05 20 N1 = 0,014N Untuk Rpm 10 menit 25 Dik : V1 = 20 ml V2 = 5,8 ml N2 = 0,05N Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 5,8 x 0,05 20 N1 = 0,0145N Untuk Rpm 10 menit 30 Dik :

V1 = 20 ml V2 = 6 ml N2 = 0,05N Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 6 x 0,05 20 N1 = 0,015N

Untuk Rpm 20 menit 1 Dik : V1 = 20 ml V2 = 5 ml N2 = 0,05N Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 5 x 0,05 20 N1 = 0,0125N Untuk Rpm 20 menit 5 Dik : V1 = 20 ml V2 = 5 ml N2 = 0,05N Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 5 x 0,05 20 N1 = 0,0125N Untuk Rpm 20 menit 10 Dik : V1 = 20 ml V2 = 4,9 ml N2 = 0,05N Dit : N1.?

Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 4,9 x 0,05 20 N1 = 0,01225N

Untuk Rpm 20 menit 15 Dik : V1 = 20 ml V2 = 4,8 ml N2 = 0,05N Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 4,8 x 0,05 20 N1 = 0,012N Untuk Rpm 20 menit 20 Dik : V1 = 20 ml V2 = 4,7 ml N2 = 0,05N Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 4,7 x 0,05 20 N1 = 0,01175N Untuk Rpm 20 menit 25 Dik : V1 = 20 ml V2 = 5,2 ml N2 = 0,05N Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 5,2 x 0,05

20 N1 = 0,013N

Untuk Rpm 20 menit 30 Dik : V1 = 20 ml V2 = 5,5 ml N2 = 0,05N Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 5,5 x 0,05 20 N1 = 0,01375N Untuk Rpm 30 menit 1 Dik : V1 = 20 ml V2 = 5 ml N2 = 0,05N Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 5 x 0,05 20 N1 = 0,0125N Untuk Rpm 30 menit 5 Dik : V1 = 20 ml V2 = 5,1 ml N2 = 0,05N Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 5,1 x 0,05 20 N1 = 0,01275N

Untuk Rpm 30 menit 10 Dik : V1 = 20 ml V2 = 6 ml N2 = 0,05N Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 6 x 0,05 20 N1 = 0,015N Untuk Rpm 30 menit 15 Dik : V1 = 20 ml V2 = 5,5 ml N2 = 0,05N Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 5,5 x 0,05 20 N1 = 0,01375N

Untuk Rpm 30 menit 20 Dik : V1 = 20 ml V2 = 5,5 ml N2 = 0,05N Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 5,5 x 0,05 20 N1 = 0,01375N

Untuk Rpm 30 menit 25

Dik : V1 = 20 ml V2 = 6,2 ml N2 = 0,05N Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 6,2 x 0,05 20 N1 = 0,0155N Untuk Rpm 30 menit 30 Dik : V1 = 20 ml V2 = 6,8 ml N2 = 0,05N Dit : N1.? Jawab : N1 = V2 x N2 V1 N1 = 6,8 x 0,05 20 N1 = 0,017N 3.2 Pembahasan Dari percobaan tentang kecepatan pelarutan hal yang sangat berpengaruh terhadap Kecepatan pelarutan yaitu temperatur/suhu, pengadukan, pH pelarut, ukuran partikel, polimorfis dan sifat permukaan zat. Pada percobaan pengaruh terhadap kecepatan pelarut dapat di ambil suatu acuan yaitu apabila semakin tinggi suhu/temperatur maka akan semakin cepat pula proses pelarutannya, begitu juga sebaliknya apabila suhu tersebut rendah maka akan semakin lama proses pelarutannya. Sedangkan pada percobaan pengaruh kecepatan pengadukan terhadap kecepatan pelarutan dapat di ambil acuan yaitu apabila kecepatan pengadukan tersebut cepat dan konstan/tetap maka akan cepat pula proses pelarutannya begitu juga sebaiknya, Keduanya memerlukan ketelitian dalam bekerja sehingga di dapatkan hasil yang baik, pada percobaan ini banyak kesalahan yang kami lakukan sehigga hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan data yang seharusnya hal ini dipengaruhi oleh faktor sebagai berikut : - Kurangnya ketelitian dalam melakukan percobaan sehingga data yang didapatkan tidak sesuai dengan data yang sebenarnya - Kecepatan pengadukan yang tidak konstan kadang cepat kadang juga lambat sehingga akan mempengaruhi kecepatan pelarutannya - Sulitnya menjaga kestabilan temperatur/suhu karena dalam percobaan kita menggunakan Bunsen sebagai alat pembakarnya sehingga diperlukan ketelitian dalam pengaturan suhunya - Ketersediaan alat yang terbatas sehingga dalam pengerjaannya tidak efisien

Dari beberapa faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar kesalahan yang mendasari data yang kurang sesuai sebagian besar terletak pada orang yang melakukan percobaan tersebut. Untuk mendapatkan data yang sesuai haruslah menjaga ketelitian baik dari segi pengadukan, suhu maupun titrasi. Apabila hal tersebut dilakukan dengan baik maka data yang didapat pun akan sesuai dengan yang telah ditetapkan bahwa semakin tinggi suhu maka kecepatan pelarutnya pun akan semakin cepat begitu juga sebaliknya, kecepatan pengadukan pun sangat berpengaruh terhadap kecepatan pelarutan, semakin cepat pengadukan dan konstan maka akan semakin cepat pula kecepatan pelarutnya. Dalam menentukan konsentrasi As. Salisilat dapat menggunakan rumus : V1 x N1 = V2 x N2 N1 = V2 x N2 V1 Keterangan : V1 = Volume As. Salisilat N1 = Normalitas As. Salisilat V2 = Volume NaOH N2 = Normalitas NaOH

1. Pengaruh temperatur terhadap kecepatan pelarutan Waktu Suhu ( ) As. Salisilat V NaOH N As. Salisilat (0,05N) 30 3,8 0,0095 1 40 20 4,5 0,01125 50 5,2 0,013 30 4,2 0,0105 5 40 20 4,5 0,01125 50 5,2 0,013

30 5,4 0,0135 10 40 20 5,5 0,01375 50 5,6 0,014 30 6,1 0,01525 15 40 20 6,3 0,01575 50 7 0,0175 30 6,8 0,017 20 40 20 6,1 0,01525 50 7,4 0,0185 30 7 0,0175 25 40 20 7,5 0,01875 50 8 0,02 30 7,6 0,019 30 40 20 8,2 0,0205 50 8,6 0,0215

2. Pengaruh kecepatan pengadukan terhadap kecepatan pelarutan Waktu Kecepatan pengadukan As. Salisilat V NaOH N As. Salisilat ( RPM ) 10 3,2 0,008 1 20 20 5 0,0125 30 5 0,0125 10 4 0,01 5 20 20 5 0,0125 30 5,1 0,01275 10 3,8 0,0095 10 20 20 4,6 0,01225 30 6 0,015 10 4,5 0,01125 15 20 20 4,8 0,012 30 5,5 0,01375 10 5,6 0,014 20 20 20 4,7 0,01175 30 5,5 0,01375 10 5,8 0,0145 25 20 20 5,2 0,013 30 6,2 0,0155 10 6 0,015 30 20 20 5,5 0,01375 30 6,8 0,017 BAB IV KESIMPULAN Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kecepatan pelarutan sangat dipengaruhi oleh : - pH

- Kecepatan pengadukan Semakin cepat pengadukan maka akan semakin cepat pula kecepatan pelarutnya begitu pula sebaliknya semakin lambat pengadukan maka akan semakin lambat kecepatan pelarutannya - Temperatur/suhu Semakin tinggi suhu maka akan semakin cepat pula kecepatan pelarut terjadi, sebaliknya semakin rendah suhu maka akan semakin lambat pula kecepatan pelarutnya - Polimorfis - Viskosita - Ukuran partikel - Sifat permukaan Selain faktor diatas tingkat ketelitian juga sangat berpengaruh untuk memperoleh data yang diinginkan Untuk penentuan normalitas As. Salisiat dapat digunakan rumus : V1 x N1 = V2 x N2 N1 = V2 x N2 V1 Keterangan : V1 = Volume As. Salisilat N1 = Normalitas As. Salisilat V2 = Volume NaOH N2 = Normalitas NaOH DAFTAR PUSTAKA - Penuntun Praktikum Farmasi Fisika. 2008. Laboratorium Farmasi. Program Studi Farmasi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Pakuan. Bogor - www.google.co.id ( 03-11-2008 )

Anda mungkin juga menyukai

  • Substitusi Aromatik Elektrofilik
    Substitusi Aromatik Elektrofilik
    Dokumen2 halaman
    Substitusi Aromatik Elektrofilik
    Ftimah Eliyani
    Belum ada peringkat
  • Kelinci
    Kelinci
    Dokumen5 halaman
    Kelinci
    Ftimah Eliyani
    Belum ada peringkat
  • Anti Jamurgg
    Anti Jamurgg
    Dokumen3 halaman
    Anti Jamurgg
    Ftimah Eliyani
    Belum ada peringkat
  • Minyak Jagung
    Minyak Jagung
    Dokumen1 halaman
    Minyak Jagung
    Ftimah Eliyani
    Belum ada peringkat
  • Agar
    Agar
    Dokumen7 halaman
    Agar
    Ftimah Eliyani
    Belum ada peringkat
  • Enkainid
    Enkainid
    Dokumen1 halaman
    Enkainid
    Ftimah Eliyani
    Belum ada peringkat
  • Obat Ikan
    Obat Ikan
    Dokumen2 halaman
    Obat Ikan
    Ftimah Eliyani
    Belum ada peringkat
  • Fumigasi
    Fumigasi
    Dokumen2 halaman
    Fumigasi
    Ftimah Eliyani
    Belum ada peringkat
  • Titrasi Permanganometri
    Titrasi Permanganometri
    Dokumen6 halaman
    Titrasi Permanganometri
    Ftimah Eliyani
    Belum ada peringkat