Anda di halaman 1dari 11

ANALISA PROSES INTERAKSI Nama Mahasiswa Tanggal Waktu Tempat Inisial Klien Interaksi ke Lingkungan : Renny Nova (0610723023).

: Rabu, 2 Februari 2011. : Pukul. 16.0016.15 WIB (15 Menit). : Ruang 23 Psikiatri Kelas II C RSSA-Malang. : Ny. U. : I (Fase Perkenalan / TUK 1 & 2). : Kamar tidur klien, klien duduk berdampingan dengan perawat di bed klien, Keduanya kadang saling bertatapan, suasana tenang, langit mendung disertai angin berhembus kencang yang membekukan suasana. Deskripsi Pasien : Klien berdiri seorang diri di depan pintu kamarnya. Penampilan kurang rapi, berpakaian seadanya, kulit kurang terawat, rambut kurang bersih, ekspresi wajah datar, tampak kurang segar dan badan kurus kering. Tujuan Komunikasi : Klien dapat mengenal perawat dan mengungkapkan secara terbuka perasaannya (BHSP).

KOMUNIKASI VERBAL P: Selamat Sore, Ibu..

KOMUNIKASI NON VERBAL P: Berdiri di samping K, memandang K dan tersenyum. K: Duduk bersandar, ekspresi wajah datar.

ANALISA BERPUSAT

ANALISA BERPUSAT

PADA PERAWAT PADA KLIEN P ingin membuka percakapan K masih ragu terhadap orang dan berharap dengan sapaan sederhana P dapat diterima oleh K. baru yang masuk ke lingkungannya.

RASIONAL Salam merupakan kalimat pembuka untuk memulai suatu percakapan dan juga merupakan salah satu cara membina hubungan saling percaya.

K: Sore

K: Tersenyum tipis dan melirik P. P: Memandang K dan tersenyum.

P merasa senang atas respon dari K. P merasa bahwa K harus diberikan penjelasan tentang kedatangan P. P merasa bahwa K mulai paham maksud kedatangan P.

K memberikan tanggapan positif atas kedatangan P. K masih bertanya-tanya tentang kedatangan P. K mulai paham maksud kedatangan P. Memperkenalkan diri dapat menciptakan rasa percaya pada klien terhadap perawat.

P : Bu, perkenalkan saya Reva. Sayaimahasiswa praktek yang akan merawat Ibu disini selama 3 hari. Dengan Bu siapa? K : Bu U.

P : Duduk, memandang K sambil tersenyum dan menyodorkan tangan ke K. K : Tersenyum tipis dan menerima uluran tangan P sambil melirik P. K : Menyebut nama dengan menunduk dan menarik

P merasa senang karena K mau menyebutkan nama.

K merasa penting untuk menyebutkan nama sebagai

tangannya. P : Menjabat erat tangan K P : Hhm...Ibu U senangnya dipanggil dengan nama apa? dan tersenyum. P : Memandang K, tersenyum. K : Menoleh ke halaman dan melihat-lihat kanan-kiri. K : U. K : Melihat ke arah P dan menjawab singkat lalu menunduk lagi. P : Wah, kedengarannya lebih enak kalau Saya panggil Bu U. P : Memandang K. P : Memandang K sambil tersenyum dan memegang bahu K. K : Menunduk. K : Iya, boleh. Terserah saja. K : Menoleh ke P. P : Memperhatikan K dan tersenyum mendengar P : Bagaimana keadaan Ibu jawaban K. P : Memandang K sambil P mencoba menggali kondisi P merasa pertanyaan mendapatkan respon. P mencoba mengakrabkan suasana. P senang walaupun jawaban K singkat. P ingin menjalin kedekatan dengan klien.

simbol perkenalan.

K mencoba mengingat nama yang disukainya.

Nama panggilan merupakan nama akrab klien sehingga menciptakan rasa senang akan adanya pengakuan atas namanya.

K mulai tertarik dengan perkenalan dengan P.

K berpikir sejenak, mengingat nama yang disukainya.

Pujian berguna untuk mendekatkan perawat menjalin hubungan therapeutik dengan klien.

K mulai merasa bahwa P datang untuk membantu K.

K menduga-duga arah

Menunjukkan perhatian

hari ini ?

tersenyum. K : (Diam).Mata memandang lurus ke depan

K.

pertanyaan dan berpikir.

kepada klien sehingga terjalin trust antara P-K.

K : Biasa saja.

K : Hanya menunduk. senyuman.

P merasa pertanyaan meskipun K hanya menjawab dengan sangat singkat. P ingin memulai percakapan dengan topik ringan sebelum masuk ke pembicaraan yang lebih dalam. P menilai respon K.

K masih ragu terhadap orang baru yang menghampirinya.

P : Memperhatikan K dengan mendapatkan respon

P : Wah, suasana sore ini dingin sekali ya, Bu!

P : Memandang dan menunjuk ke halaman sambil melirik K serta menarik napas panjang.

K memberikan respon sepintas dan menunjukkan perhatian cukup terhadap P. K masih enggan berbicara dengan P.

Topik ringan akan memudahkan interaksi lebih lanjut dengan klien.

K : (Diam).

K : Ikut melihat ke halaman sejenak dan menunduk lagi. P : Menatap K. P : Menunjukkan perhatian ke arah K. K : Memperhatikan pertanyaan P sambil menunduk.

P : Oya, Bu. Tadi malam tidurnya nyenyak?

P mencoba mengeksplorasi kondisi K.

K berusaha memikirkan jawaban.

Menggali data lebih jauh menunjukkan kesungguhan niat membantu dan menemani klien.

K : Iya.

K : Menjawab pertanyaan P dengan pelan sambil menunduk dan menggaruk-

P merasa pertanyaannya lanjut dari K.

K merasa jawabannya sudah

belum mendapat respon lebih cukup mewakili kondisinya.

garuk tangan kirinya. P : Mendengarkan penuh P : Ibu sudah mandi belum? K : Belum. Malas.Dingin. perhatian. P : Menunjukkan perhatian. K : Mengerutkan kening dan mengalihkan pandangan. K : Melirik P, tangan diam di atas pangkuan K. P : Mendengarkan dengan penuh perhatian dan P : Baiklah Bu, bagaimana kalau sore ini kita ngobrolngobrol disini tentang penyebab Ibu berada disini? Kira-kira 15 menit saja kok Bu.. Ibu setuju? K :Baik. K : Menganggukkan kepala. P : Oh ya Bu. Ibu bisa P : Tersenyum. P : Tersenyum,memandang P: Senang karena klien menerima ajakan ngobrol P. Memberikan K kesempatan K masih larut dengan Tehnik ekplorasi dengan K menerima ajakan P. tersenyum menatap K. P : Tersenyum, memandang klien. K: Memandang P lalu menoleh ke arah tembok kamar. P: Membuat kontrak dengan K. K: Mencoba memahami maksud kontrak P. Kontrak selalu ditegaskan pada klien agar klien terlatih memusatkan perhatian. Kontrak waktu dengan pasien untuk mempersiapkan diri perawat dan pasien sendiri. P merasa pertanyaannya mendapat respon yang lebih baik. K merasa dirinya tidak berguna karena keadaan sakit P mencoba menggali data mengenai kondisi K. K berusaha memikirkan jawaban. Tehnik eksplorasi akan membuat klien merasa ada yang memperhatikannya.

ceritakan kenapa Ibu ada disini?

klien. K : Memandang P dan sedikit mengernyitkan dahi.

untuk ekplorasi perasaannya dan mengidentifikasi faktor penyebab klien dibawa ke RSSA. P merasa klien berusaha untuk mengungkapkan perasaannya.

perasaannya sehingga sulit mengungkapkan perasaannya. K merasa kesulitan dalam dan kesedihan melingkupi wajahnya.

pertanyaan terbuka akan menggali perasaan klien lebih dalam lagi. Touching hand berguna salah satu cara menjalin hubungan therapeutik dengan klien. Ekplorasi data hubungan K dengan keluarga.

K : Saya dibawa dokter kesini katanya saya butuh istirahat.

K: Raut muka sedih, menerawang. P : Memandang klien dan menggengggam tangan klien.

mengungkapkan perasaannya menjalin rasa aman klien dan

P: Oya, keluarga dimana Bu? Pernah kesini? K: Anak saya kerja di Bali. Dia lebih kerasan disana.Pernah. P : Apa yang Ibu inginkan saat ini? K : Saya kangen mereka. Saya ingin pulang...Tidak betah disini. Sepi...

P: Menatap klien, tersenyum. K:Memandang P sambil menguap. K: Raut muka sedih dan menunduk. P: Memandang klien dan menggenggam tangan K. P : Menatap K. K : Menunduk dan menggeser duduk ke depan. K : Menunduk dan berkata terbata-bata. Mengedipngedipkan mata.

P mencoba menggali data keluarga K. P mencoba berempati terhadap perasaan K.

K membayangkan keluarganya. K merasa prihatin jika anaknya lebih betah di Bali.

P mencoba menggali perasaan dan harapan K. P menilai respon K.

K memikirkan harapannya.

Tehnik fokusing untuk mendapatkan data fokus.

K mengungkapkan perasaan rindunya terhadap keluarga.

Tehnik mendengarkan berguna agar klien mengeluarkan perasaannya

P : Menunjukkan perhatian dan kesungguhan.P P : Bu U nggak boleh sedih..kalau Ibu kangen keluarga, Ibu bisa ngobol dengan kita atau perawatperawat lain disini...Kami disini selalu punya waktu untuk nemeni Ibu...Ya kan, Bu? K : Iya, trimakasih. K : Memandang dan tersenyum kepada P. P : Kalau boleh tahu, Ibu lahir tanggal berapa? P : Tersenyum. P : Menatap K dan tersenyum. K : Menunduk dan garukgaruk kepala. K : Nggak ingat saya. K : Menggelengkan kepala dan melirik P. P : Hayoo...Ibu masih ingat P : Menatap K. P : Menatap klien, tersenyum P mengkaji memori jangka panjang K dari jawaban K. P mencoba menggali K kesulitan dalam mengingat tanggal lahirnya. K mencoba mengingat- ingat P senang karena merasa K nyaman dan trust kepada P. P mencoba menggali kemampuan memori jangka panjang K. K merasa mendapat tulus dari P. K berfikir dan mengingatingat tanggal lahirnya. K : Memandang P dan mengusap mata. mengusap bahu K. P : Memandang, tersenyum, dan mendekap bahu klien. P berusaha menghibur dan memberi semangat kepada K. K merasa P benar-benar ingin menemani K.

dengan keterbukaan.

Meyakinkan klien bahwa perawat akan memberikan respon yang tidak menghakimi sehingga membuat klien merasa lega. Kesiapan perawat untuk membantu klien setiap saat akan meningkatkan rasa mencerminkan ketulusan P. Mencoba menanyakan tanggal lahir merupakan upaya untuk mengetahui memori jangka panjang K. .

perhatian dan dukungan yang percaya K-P dan

Mencoba mengingatkan klien

nama Saya nggak, Bu?

dan menunjuk diri masingmasing. K : Menatap P dan

kemampuan memori jangka pendek K.

nama P yang baru dikenalnya.

pada perawat merupakan upaya untuk mengetahui memori jangka pendek K.

K : He..Lupa...Mbak Reva ya

tersenyum lebar. K : Menjawab sambil tertawa P sedikit kecewa karena K kecil. P : Ikut tertawa dan memandang K. P : Memandang dan tersenyum. K : Menatap P dan melihatlihat sekitar. K : Menatap P sambil tersenyum. P : Tersenyum dan memandang K. P : Melihat jam tangan, lalu memandang dan tersenyum kepada K, K : Melihat tangan P lalu menatap P. P senang karena K merasakan ada manfaat setelah berinteraksi dengan P. P mencoba menawarkan kontrak. K senang karena dapat mengungkapkan perasaannya kepada P. K memikirkan tentang topic dan waktu yang ditawarkan. Kontrak bertujuan untuk mempersiapkan perawat dan klien itu sendiri untuk pertemuan berikutnya. tidak ingat nama P namun senang karena K akhirnya dapat tertawa. P mencoba mengkaji manfaat K memikirkan manfaat dari yang K dapatkan setelah berinteraksi dengan P. pertemuan pertama dengan P. Mengevaluasi tingkat keberhasilan interaksi P-K dapat dilakukan dengan melontarkan pertanyaan serupa. K kesulitan menyebut nama P karena tidak ingat.

P : Oya, Bu. Tadi kita kan udah ngobrol...Menurut Ibu apa manfaat yang Ibu rasakan setelah kita ngobrol? K : Saya senang. Ada teman untuk cerita.

P :Karena sudah 15 menit kita ngobrol bareng, kita akhiri saja. Sebelumnya, bagaimana kalau 1 jam lagi kita ngobrol disini tentang

keuntungan jika kita berinteraksi dengan orang lain dan kerugian kalau tidak berinteraksi? Oh ya, sekalian nanti kita belajar bagaimana cara berkenalan dengan orang lain. Ibu mau nggak? K : Boleh. P : Kalau begitu terima kasih atas perhatian Ibu. Saya senang bisa ngobrol dengan Ibu sore ini. Kita ketemu lagi sekitar jam 5 ya. Mari Bu, Assalamualaikum K : Iya..Waalaikumsalam. K : Tersenyum dan menjabat tangan P sambil jalan beriringan dengan P. P : Tersenyum dan berlalu P : Baik Bu..Terima kasih ngobrolnya sore ini. Slamat menuju ruangan bersama K. P : Berdiri,m engulurkan P mengakhiri interaksi K senang karena P mengucapkan salam Salam penutup merupakan akhir fase yang harus P senang karena K sudah percaya dan cukup terbuka pada P. K senang karena diantar ke ruangan bersama P. K : Mengangguk pelan. P : Tersenyum. P : Tersenyum pada K dan siap-siap berdiri. K : Menoleh. P senang karena kontrak diterima. P mengungkapkan rasa senang segagai pujian untuk K K setuju terhadap topic dan waktu yang ditawarkan. K senang karena P memberi reinforcement positif kepada dirinya. Reinforcement untuk memberi semangat dan meningkatkan harga diri klien.

tangan dan tersenyum kepada dengan K.

Sore, Bu..Sampai jumpa nanti.. K : Sore..

K. K : Berdiri dan memandang P. K: Memandang P dan menerima uluran tangan P. P : Tersenyum kepada K. P senang karena K sudah percaya dan cukup terbuka pada P.

kepadanya.

dilakukan untuk mencegah rasa tidak percaya pada klien.

K menjabat tangan P sebagai tanda mengakhiri interaksi sementara.

KESAN PERAWAT : Fase awal yaitu fase I (perkenalan) dapat dilaksanakan dengan baik. Klien cukup kooperatif walaupun semula nampak ragu-ragu, enggan berbicara dan kurang terbuka dengan perawat. Data yang tergali adalah data mengenai identitas klien, perasaan klien, penyebab klien MRS, sumber koping, daya ingat, data mengenai keluarga klien, pekerjaan, personal hygiene, pemeriksaan fisik serta harapan klien. Kontrak telah dilaksanakan dan klien menerima kontrak tersebut. Secara umum proses interaksi sudah dapat dilanjutkan dengan fase berikutnya yaitu fase kerja yang akan mendiskusikan tentang cara berkenalan, keuntungan berinteraksi dengan orang lain, dan kerugian jika tidak berinteraksi dengan orang lain. Pada interaksi berikutnya, perawat harus menjaga hubungan saling percaya dengan klien yang sudah mulai terbentuk saat interaksi pertama. Perawat harus mampu menggali lebih dalam lagi data-data yang terkait permasalahan klien.

Anda mungkin juga menyukai