Tingkat Kepuasan Pelanggan Salon Rabel Galunggung dengan Menggunakan Metode House of Quality (HOQ)
Disusun oleh: Fajar Panogari Silaban Danny Suryansyah Prima (105060707111054) (105060700111
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan tugas mata kuliah Manajemen Jasa. Penulisan laporan adalah merupakan tugas besar dan persyaratan dalam menyelesaikan mata kuliah Manajemen Jasa. Dalam penulisan laporan, ini penulis merasa masih banyak kekurangankekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan laporan, ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada : 1. 2. Bapak Nasir Widha Setyanto, ST., MT. selaku Ketua Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya Malang Ibu Ceria Farela Mada Tantrika, ST., MT. selaku Dosen mata kuliah Manajemen Jasa yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pkiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan laporan ini 3. 4. Rekan-rekan semua di Teknik Industri Universitas Brawijaya Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada 5. penulis, baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan digunakan sebagaimana mestinya. Malang, Juni 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .............................................................................. i Daftar Isi ..................................................................................... ii Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang .................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah .............................................................. 2 1.3 Batasan Masalah .................................................................. 2 1.4 Tujuan Penelitian ................................................................. 2 1.5 Manfaat Penelitian ............................................................... 3 Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Pengertian Jasa ................................................................... 4 2.2 Karakteristik Jasa ................................................................ 4 2.3 Macam-macam Jasa .............................................................. 4 2.4 Pengertian Produk ................................................................ 5 2.5 Pengertian Pelanggan ............................................................ 6 2.6 Kepuasan Pelanggan ............................................................. 6 2.7 Pengertian Total Quality Management (TQM) ............................... 7 2.8 Quality Function Deployment (QFD) .......................................... 10 2.8.1 Pengertian Quality Function Deployment .................................. 10 2.8.2 Manfaat QFD .................................................................... 10 2.8.3 House of Quality ............................................................... 11 2.8.4 Langkah-langkah dalam Pembuatan House of Quality ................... 13 Bab III Metodologi Penelitian 3.1 Flowchart ......................................................................... 17 3.2 Metodologi Penelitian ........................................................... 18 3.3 Objek Penelitian ................................................................. 18 Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data 4.1 Pengumpulan Data Pelanggan ................................................. 19 4.2 Atribut Kepuasan dan Kepentingan Produk .................................. 19 4.3 Atribut Kepuasan Produk yang Valid dan Reliabel .......................... 20 4.3.1 Uji Validitas .................................................................... 20 4.3.2 Uji Reliabilitas ................................................................. 21 4.4 Atribut Kepentingan Produk yang Valid dan Reliabel ...................... 22 4.4.1 Uji Validitas .................................................................... 23 ii
4.4.2 Uji Reliabilitas ................................................................. 23 4.5 Pengolahan Data dengan Quality Function Deploymen (QFD) ............ 24 4.6 Matrik HOQ Customer Requirement to Technical Requirement .......... 24 4.6.1 Derajat Kepentingan Relatif Buat Atribut .................................. 24 4.6.2 Kinerja Atribut Kepuasan Produk ............................................ 25 4.6.3 Nilai Target ..................................................................... 26 4.6.4 Rasio Perbaikan ................................................................ 27 4.6.5 Sales Point ...................................................................... 28 4.6.6 Bobot Atribut Kepuasan Produk .............................................. 29 4.6.7 Normalisasi Bobot .............................................................. 30 4.6.8 Parameter Teknik .............................................................. 31 4.6.9 Nilai Matriks Interaksi Atribut Kepuasan Produk dengan Parameter Teknik ............................................................................. 31 4.6.10 Hubungan Antar Parameter Teknik ........................................ 34 4.6.11 Prioritas Pengembangan Produk ........................................... 34 4.7 Matriks HOQ Technical Requirement to Process Requirement ............ 35 4.7.1 Kepentingan Relatif (Bobot) Parameter Teknik ........................... 36 4.7.2 Normalisasi Bobot Parametrik ............................................... 36 4.7.3 Process Requirements ......................................................... 37 4.7.4 Nilai Interaksi Technical Requirement dengan Process Requirement .. 37 4.7.5 Hubungan Antar Kebutuhan Proses .......................................... 40 4.7.6 Prioritas Pengembangan Kebutuhan Proses ................................ 41 4.8 Matriks HOQ Process Requirement to Quality Procedures ................. 42 4.8.1 Kepentingan Relatif (Bobot) ................................................. 42 4.8.2 Normalisasi Bobot .............................................................. 43 4.8.3 Quality Procedures ............................................................ 44 4.8.4 Nilai Interaksi Process Requirement dengan Procedures Quality ....... 45 4.8.5 Hubungan Antar Prosedur Kualitas .......................................... 49 4.8.6 Prioritas Pengembangan Prosedur Kualitas ................................ 49 Bab V Analisa dan Pembahasan ......................................................... 51 Bab VI Penutup 6.1 Kesimpulan ....................................................................... 52 6.2 Saran .............................................................................. 52 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dalam era modern seperti sekarang ini, persaingan perusahaan atau bisnis sangatlah ketat dan sangat kompleks. Dalam hal pelayanan, manajemen perusahaan, maupun hanya dalam penyajian. Semua itu adalah suatu kekuatan yang ditonjolkan di setiap perusahaan demi mencapai satu tujuan dalam meningkatkan profit perusahaan. Maka dari itu dengan tipe persaingan yang semakin ketat ini perusahaan harus mampu mengatasi dan mengantisipasi dengan ancaman-ancaman pesaing, menutup kelemahan-kelemahan perusahaan dan memanfaatkan peluang-peluang dengan kekuatan yang ada. Disamping itu juga perusahaan harus bisa menganalisa industry secara keseluruhan yang dapat memahami perkembangan industri, memahami pesaing dan posisinya serta dapat menentukan strategi yang tepat untuk mengatasi dan memenangkan masalah persaingan. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk meraih keuntungan secara maksimal. Salah satu kegiatan untuk mencapainya adalah dalam hal pemasaran. Karena pemasaran merupakan urat nadi dari keberhasilan suatu perusahaan disamping kegiatan-kegiatan lain seperti personalia, produksi dan pembelinya. Dalam rangka untuk meningkatkan volume penjualan dan menarik pelangganan yang sebanyakbanyaknya perusahaan dituntut untuk menerapkan kebijaksanaan yang tepat dan efektif. Dalam pemasaran juga sangat diperlukan adanya suatu strategi dan teknik atau cara yang paling tepat bagi perusahaan untuk menentukan kombinasi macam apakah yang paling tepat dan menguntungkan dalam usaha mencapai pasar yang dituju atau sudah ditentukan sehingga dalam strategi ini dimaksudkan untuk mempermudah perusahan dalam menilai pasar mana yang berpotensi untuk pemasaran barang produksinya. Dengan mengidentifikasi hal-hal yang di inginkan oleh masyarakat, perusahaan bisa dengan mudah mengambil hati pelanggan. Seperti halnya yang kami lakukan sekarang dalam melakukan pengamatan yang kami lakukan dikawasan malang, yaitu dengan melihat kesukaan dan kondisi masyarakat malang yaitu suka dengan sesuatu yang pedas. Maka dari itu untuk pengamatan kami yang potensial dan membutuhkan banyak pengembangan dari pelayanannya adalah Salon Rabel. Salon Rabel ini adalah suatu ladang bisnis yang dari tingkat keramaian pelanggan sudah tidak dapat diragukan lagi. Maka dari itu kami lakukan pengamatan tentang HOQ dari Salon Rabel. Dari pelayanan, manajemen, pemasaran, dan lain-lain. Bisnis yang digeluti oleh Salon Rabel ini perlu mengetahui secara rinci hal-hal yang menimbulkan daya tarik untuk membeli produk yang dibuat perusahannya. Pemahaman tentang atribut yang
perusahaan untuk membantu memperbaiki dan meningkatkan keberadaan merknya dalam bersaing dipasar. Untuk memenangkan persaingan perusahaan harus mampu memberikan kepuasan kepada para pelanggannya, misalnya dengan memberikan produk yang lebih baik daripada para pesaingnya. Pelanggan memang harus dipuaskan, sebab kalau mereka tidak puas akan meninggalkan perusahaan dan menjadi pelanggan pesaing. Hal ini yang akan menyebabkan penurunan penjualan dan pada gilirannya akan menurunkan laba dan bahkan akan mengalami kerugian. Maka dari itu, pimpinan perusahaan harus berusaha melakukan pengukuran tingkat kepuasan pelanggan agar segera perbaikan hasil mengetahui atribut apa dari suatu produk yang bisa membuat pelanggan tidak puas. Tanpa adanya tindakan untuk melakukan koreksi atau pengukuran tingakat kepuasan pelanggan menjadi tidak bermanfaat. Padahal tujuan pengukuran tingkat kepuasan pelanggan ialah untuk dapat segera mengetahui faktor-faktor yang membuat para pelanggan tidak puas dan untuk itu harus sesegera mungkin diperbaiki, sehingga pelanggan tidak kecewa, tetap menjadi pelanggan perusahaan yang bersangkutan bahkan menjadi pelanggan yang loyal, yang dapat meningkatkan penjualan dan pada akhirnya akan meningkatkan laba perusahaan. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan kondisi yang telah digambarkan pada bagian sebelumnya dan latar belakang telah diuraikan diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana tingkat kepuasan konsumen terhadap Salon Rabel dan tindakan-tindakan sebagai koreksi . 1.3 Batasan Masalah Untuk memermudah pembahasan dan menghindari meluasnya permasalahan, maka perlu adanya batasan masalah yang akan di teliti. Adapun batasan yang digunakan adalah: 1. 2. Penelitian dilakukan terhadap sikap pelanggan terhadap Salon Rabel. Penelitian ini meggunakan pendekatan metode House of Quality (HOQ).
1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. 2. Untuk mengetahui dan mengevaluasi karateristik atribut suatu produk Salon Rabel seperti yang diinginkan oleh konsumen. Untuk mengetahui dan mengevaluasi alasan dari semua responden memilih Salon Rabel dibandingkan dengan produk yang sejenis lainnya.
2.6 Kepuasan Pelanggan Menurut Yamit (2001:78) kepuasan pelanggan adalah hasil yang dirasakan atas penggunaan produk dan jasa, sama atau melebihi harapan yang diinginkan. Secara tradisional pelanggan diartikan orang yang membeli dan menggunakan jasa pelayanan. Dalam dunia perbankan pelanggan diartikan nasabah. Pandangan tradisional ini menyimpulkan bahwa pelanggan adalah orang yang berinteraksi dengan perusahaan setelah proses produksi selesai, karena mereka pengguna produk. Sedang orang yang berinteraksi dengan perusahaan sebelum proses produksi berlangsug adalah dianggap sebagai pemasok. Menurut Yamit (2002: 77) bahwa terdapat tiga jenis pelanggan yaitu : 1. 2. Pelanggan internal (internal customer) adalah setiap orang yang ikut menangani proses pembuatan maupun penyediaan produk didalam perusahaan atau organisasi. Pelanggan perantara (intermediate customer) adalah mereka yang bertindak atau berperan sebagai perantara untuk mendistribusikan produk kepada pihak konsumen atau pelanggan eksternal. Pelanggan perantara ini bukan sebagai pamakai akhir. 3. Pelanggan eksternal (external customer) adalah pembeli atau pemakai akhir, yang sering disebut sebagai pelanggan yang nyata. Kotler,mengemukakan beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan, metode tersebut antara lain ( Yamit, 2002: 80) : 1. Sistem pengaduan Sistem ini memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk memberikan saran, keluhan, dan bentuk ketidak puasan lainnya dengan cara menyediakan kotak saran.
Bagi perusahaan
Adapun gambar sistem kerja dari program TQM dapat dilihat seperti dibawah ini :
Agar implementasi program TQM berjalan dengan yang diharapkan, diperlukan persyaratan sebagai berikut (Yamit, 2002: 190) : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Komitmen yang tinggi (dukungan penuh) dari manajemen puncak. Mengalokasikan waktu secara penuh untuk program TQM. Menyiapkan dana dan mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Memilih koordinator (fasilitator) program TQM. Melakukan Benchmarking pada perusahaan lain yang menerapkan TQM. Merumuskan nilai (Value), visi (vision) dan misi (mission). Mempersiapkan mental untuk menghadapi berbagai bentuk hambatan. Merencanakan investasi program TQM. Mengambil pelajaran dari kegagalan program TQM.
10
11
Penjelasan tentang masingmasing matriks : 1. Customer Requirements Berisi data atau informasi terstruktur mengenai kebutuhan dan keinginan konsumen berdasarkan hasil riset pemasaran. Data tersebut diungkapkan dalam bahasa konsumen dan bersifat kualitatif. Data akan ditempatkan secara terstruktur dalam Tree Diagram. 2. Planning Matrix Untuk mengetahui posisi relatif produk terhadap produk pesaing. Bagian ini berisi tiga tipe informasi :
a.
Data pasar kuantitatif, yaitu yang mengindikasikan tingkat kepentingan dan kepuasan relative dari tiap kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap produk perusahaan dan tingkat kepuasan relative konsumen terhadap produk pesaing.
b. c.
Setingan Capaian (Goal setting) untuk poduk atau jasa yang akan diluncurkan. Perhitungan untuk pengurutan keinginan dan kebutuhan konsumen. Terdiri dari karakteristik teknis yang mendeskripsikan desain layanan dan aplikasi
3.
Technical Response produk yang dirancang. Karakteristik teknis ini diturunkan dari Voice of customer pada bagian A, disebut juga dengan Voice of Company. Secara sederhana dapat disusun dengan bantuan model Whats Vs How. Perlu ditentukan juga arah peningkatan atau target terbaik yang dapat dicapai (direction of goodness).
4.
Inter-Relationship Berisi pertimbangan penilaian keterkaitan hubungan antara elemen-elemen karakteristik teknis (bagian C) dengan setiap kebutuhan pelanggan pada bagian A.
12
2.8.4 Langkah-langkah dalam Pembuatan House of Quality 1. Mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan menentukan Voice Of Customer (VoC) Langkah-langkah mendapatkan Customer need/Voice Of Customer (VoC) : a. Mendapatkan suara pelanggan (melalui wawancara, kebutuhan konsumen sampai sekitar 90. customer complaints) Wawancara sebanyak 30 resonden sudah dianggap cukup menggambarkan
13
14
pelayanannya dalam hubungan kompetisi. Deskripsi Teknis (Voice of Engineer) Deskripsi teknis adalah atribut tentang produk atau jasa yang dapat diukur dan ditiru untuk melawan kompetisi. Deskripsi teknis terlihat dalam suatu organisasi yang sudah menggunakannya untuk menetukan spesifikasi produk, bagaimanapun pengukuran yang baru dapat dibuat untuk meyakinkan produk sesuai kebutuhan pelanggan. 5. Pembuatan Technical Response matrix (Substitute Quality Characteristics=SQC). Karakter teknis merupakan bagian dimana perusahaan melakukan penerapan metode yang mungkin untuk direalisasikan dalam usaha memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Untuk menentukan arah peningkatan (Direction of goodness) digunakan simbol sebagai berikut :
6.
Pembuatan Inter-Relationship matrix Menentukan hubungan antara atribut kebutuhan dengan karakteristik teknis dan kemudian menerjemahkannya hubungan tersebut (impact) : a. Not linked (Blank) perubahan b. pada karakteristik teknis tidak akan berpengaruh pada performansi kepuasan pelanggan. Possibly linked Perubahan yang relatif besar pada karakteristik teknis akan memberikan sedikit perubahan pada performansi kepuasan pelanggan. c. Moderate linked Perubahan yang relatif besar pada karakteristik teknis akan memberikan pengaruh yang cukup berarti pada performansi kepuasan pelanggan. menjadi suatu nilai yang menyatakan kekuatan
15
Gambar 2.5 Simbol Hubungan antara Atribut Kebutuhan dengan Karakteristik Teknis
7.
Pembuatan Technical Corelations matrix Menggambarkan peta saling ketergantungan (independancy) dan saling berhubungan (interrelationship) antara karakter teknis.
8.
Kesulitan Perusahaan/Organisasi Tingkat atribut desain dalam pola kesulitan organisasi. Hal ini sangat mungkin untuk beberapa atribut dalam konflik yang secara langsung.
9.
Technical Benchmark Technical Benchmarks merupakan bagian dari technical matrix yang menguraikan informasi pengetahuan mengenai keunggulan technical requirement pesaing. Dilakukan dengan membandingkan masing-masing SQC.
10. Pembuatan matriks target Pada matriks ini akan ditentukan nilai target yang harus dicapai karakteristik teknis dalam rangka pengembangan produk. Penentuan target ini dilakukan dengan menggunakan input tingkat kepentingan (prioritas) dari karakteristik teknis, tingkat performansi produk pembanding serta kemampuan dari perusahaan.
16
Pengumpulan Data
Penyebaran Kuesioner
No Uji Validitas & Uji Realbilitas ? Yes Data Valid & Reliabel Data dibuang & tidak digunakan
Penentuan derajat kepentingan dan kinerja atribut pelayanan jasa dengan kuesioner
Nilai bobot atribut kepuasan produk Matrix House of Quality Level 1 Normalisasi bobot pelayanan jasa
Normalisasi bobot parameter teknik Matrix House Of Quality Level 2 Nilai absolut & prioritas kebutuhan proses
Normalisasi bobot kebutuhan proses Matrix House Of Quality Level 3 Nilai absolut & prioritas prosedur kualitas
Kesimpulan
Selesai
17
18
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
19
Tujuan dari uji validitas yakni untuk mengetahui apakah kuesioner yang disebar sudah valid. Uji Validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu data. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji reabilitas dengan SPSS 19.0 adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. Mengaktifkan variabel view Pada kolom Name, masukkan kode pernyataan pada kuesioner Gunakan Numeric pada kolom Name, dan masukkan Value berupa: 1 = STP 2 = TP 3=P 4 = SP 5 = SPS 4. 5. 6. 7. 8. 9. Tipe data yang digunakan adalah Ordinal untuk semua pernyataan Mengaktifkan Data View Masukkan data kebutuhan akan prestasi 15 responden yang telah didapat Klik Anlyze, Scale, Reliability Analysis Masukkan semua variabel ke dalam Items, kemudian klik Statistics, pilih Scale If Item Deleted Maka akan muncul output :
20
Sumber: Output SPSS 19.0 Untuk mengetahui pertanyaan-pertanyaan tersebut valid atau tidak, digunakan dengan cara membandingkan nilai Corrected Item-Total Correlation dengan nilai r table dengan membandingkan . Nilai r tabel pada tingkat signifikan 0.05 dengan jumlah data 15, maka didapat r tabel sebesar 0.5140. Dapat diketahu bahwa nilai P3, P6, P8, P9, P10, P11, P15, P16, P17, P19 Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari nilai r table sehingga dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan valid. Selain cara tersebut cara yang lain adalah dengan membandingkan Cronbachs Alpha if Item Deleted dengan Cronbachs Alpha (0.799). Karena semua nilai pertanyaan Cronbachs Alpha if Item Deleted kurang dari 0 .799maka semua item pertanyaan valid. Tetapi dari item pertanyaan P1, P2, P4, P5, P7, P12, P13, P14, P18, P20, P21 belum valid. Akan tetapi karena keterbatasan waktu maka tidak dilakukan penyebaran kuesioner ulang sehingga semua item pertanyaan diasumsikan valid. 4.3.2 Uji Reliabilitas
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji reabilitas dengan SPSS 19.0 adalah sebagai berikut : 1. Mengaktifkan variabel view
21
menunjukkan angka 0.799. Nilai ini sudah berada di atas nilai Cronbachs Alpha minimal yaitu sebesar 0.70 sehingga dapat dinyatakan bahwa semua pertanyaan sudah reliabel. 4.4 Atribut Kepentingan Produk yang Valid dan Reliabel Data atribut kepentingan produk yang diinginkan oleh pelanggan dari kuisioner pendahuluan kemudian dikumpulkan selanjutnya dibuat kuisioner kedua dan disebarkan lagi kepada responden sebanyak 15 responden untuk menentukan atribut kepentingan produk yang valid dan reliabel. Kuisioner ini disusun dengan menggunakan lima pilihan jawaban yaitu apabila jawaban sangat penting sekali maka penilaian yang diberikan adalah lima (5), sangat penting (4), penting (3), tidak penting (2), dan sangat tidak penting (1). Hasil kuisioner ini dapat dilihat pada lampiran hasil kuisioner, yang selanjutnya akan dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan software SPSS 19.0
22
Untuk mengetahui pertanyaan-pertanyaan tersebut valid atau tidak, digunakan dengan cara membandingkan nilai Corrected Item-Total Correlation dengan nilai r tabel. Nilai r tabel pada tingkat signifikan 0.05 dengan jumlah data 15, maka didapat r tabel sebesar 0.5140. Dari pertanyaan di atas dapat iketahu bahwa jika item pertanyaan tidak reliable pasti tidak valid. Jadi dari semua item pertanyaan tidak valid. . Akan tetapi karena keterbatasan waktu maka tidak dilakukan penyebaran kuesioner ulang sehingga semua item pertanyaan diasumsikan valid. 4.4.2 Uji Realibitas
Tabel 4.5 Uji Realibilitas Keputusan
Cronbach's Alpha N of Items
.560
21
23
Perhitungan secara keseluruhan dari derajat kepentingan relatif butir atribut kepuasan dapat dilihat dari tabel berikut :
24
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Atribut Produk Sopan santun pegawai Hasil penyalonan Alat dan bahan yang digunakan Merasa puas terhadap hasil penyalonan Tingkat kerapian penyalonan Tingkat kecepatan dalam penyalonan Penyediaan variasi pemotongan rambut Kebersihan salom Kebersihan alat dan bahan salon Kerapihan pakaian pegawai Lingkungan nyaman (bebas asap rokok , panas,dll) Luas salon Keamanan parkir kendaraan Kebersihan toilet Kemampuan pegawai sesuai keinginan pelanggan Kesopanan dari kasir Pelayanan salon untuk pelanggan Tingkat antrian untuk penyalonan Tipe-tipe yang dapat dilayani Menunggu dari pemotongan hingga pencucian rambut Dapat akurasi bukti pembayaran yang tepat
Derajat Kepentingan 4.600 3.667 4.067 3.667 4.200 3.733 3.867 4.200 4.533 3.867 4.000 3.867 4.533 4.067 3.800 3.667 4.067 4.267 3.933 4.000 4.200
4.6.2 Kinerja Atribut Kepuasan Pelayanan Kinerja atribut kepuasan produk Salon Rabel di malang di lihat dari sisi pelanggan adalah untuk menentukan besarnya nilai target oleh pihak manajemen. Atribut kepuasan produk yang dianggap sangat tidak puas terhadap penilaiannya maka diberi nilai 1 sampai sangat penting sekali diberi nilai 5. Kinerja atribut jasa dapat dihitung dengan rumus : Keterangan: : Nilai rerata kinerja produk Ki: kinerja produk ke-i N : Jumlah responden Sebagai contoh perhitungan dari derajat kepentingan dari atribut kepuasan yaitu Rasa makanan enak
25
Perhitungan secara keseluruhan dari kinerja kepuasan Salon Rabel dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.7 Kinerja Produk
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Atribut Produk Sopan santun pegawai Hasil penyalonan Alat dan bahan yang digunakan Merasa puas terhadap hasil penyalonan Tingkat kerapian penyalonan Tingkat kecepatan dalam penyalonan Penyediaan variasi pemotongan rambut Kebersihan salom Kebersihan alat dan bahan salon Kerapihan pakaian pegawai Lingkungan nyaman (bebas asap rokok , panas,dll) Luas salon Keamanan parkir kendaraan Kebersihan toilet Kemampuan pegawai sesuai keinginan pelanggan Kesopanan dari kasir Pelayanan salon untuk pelanggan Tingkat antrian untuk penyalonan Tipe-tipe yang dapat dilayani Menunggu dari pemotongan hingga pencucian rambut Dapat akurasi bukti pembayaran yang tepat
Kinerja Produk 2.800 2.600 3.332 2.467 3.933 3.200 3.800 3.667 3.533 3.333 2.733 2.267 3.333 2.867 2.667 3.333 2.933 2.400 3.133 2.533 3.133
4.6.3 Nilai Target Nilai target perlu ditentukan oleh manajemen Salon Rabel. Untuk sementara kami mengasumsikan sendiri dari nilai target dengan nilai yang sama yaitu 5 dengan nilai sangat tinggi sekali, agar mendapatkan rasio pebaikan yang lebih baik. Berikut tabel asumsi nilai target Salon Rabel :
26
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Atribut Produk Sopan santun pegawai Hasil penyalonan Alat dan bahan yang digunakan Merasa puas terhadap hasil penyalonan Tingkat kerapian penyalonan Tingkat kecepatan dalam penyalonan Penyediaan variasi pemotongan rambut Kebersihan salom Kebersihan alat dan bahan salon Kerapihan pakaian pegawai Lingkungan nyaman (bebas asap rokok , panas,dll) Luas salon Keamanan parkir kendaraan Kebersihan toilet Kemampuan pegawai sesuai keinginan pelanggan Kesopanan dari kasir Pelayanan salon untuk pelanggan Tingkat antrian untuk penyalonan Tipe-tipe yang dapat dilayani Menunggu dari pemotongan hingga pencucian rambut Dapat akurasi bukti pembayaran yang tepat
Nilai Target 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000
4.6.4 Rasio Perbaikan Rasio perbaikan bertujuan mengetahui nilai yang harus dicapai oleh manajemen Salon Rabel untuk mencapai nilai yang telah kami asumsikan . Bila nilai kinerja lebih besar atau sama dengan nilai target maka tidak perlu ada perbaikan lagi.contoh yang pertama mengenai atribut kepuasan yaitu Rasa makanan enak = 1.785 Berikut keseluruhan nilai rasio perbaikan dari semua atribut :
27
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Atribut Produk Sopan santun pegawai Hasil penyalonan Alat dan bahan yang digunakan Merasa puas terhadap hasil penyalonan Tingkat kerapian penyalonan Tingkat kecepatan dalam penyalonan Penyediaan variasi pemotongan rambut Kebersihan salom Kebersihan alat dan bahan salon Kerapihan pakaian pegawai Lingkungan nyaman (bebas asap rokok , panas,dll) Luas salon Keamanan parkir kendaraan Kebersihan toilet Kemampuan pegawai sesuai keinginan pelanggan Kesopanan dari kasir Pelayanan salon untuk pelanggan Tingkat antrian untuk penyalonan Tipe-tipe yang dapat dilayani Menunggu dari pemotongan hingga pencucian rambut Dapat akurasi bukti pembayaran yang tepat
Nilai Target 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000
Kinerja KP 2.800 2.600 3.332 2.467 3.933 3.200 3.800 3.667 3.533 3.333 2.733 2.267 3.333 2.867 2.667 3.333 2.933 2.400 3.133 2.533 3.133
Rasio 1.785 1.923 1.500 2.026 1.271 1.562 1.315 1.363 1.415 1.500 1.829 2.205 1.500 1.743 1.874 1.500 1.704 2.803 1.595 1.973 1.595
4.6.5 Sales Point Sales Point memberi informasi tentang kemampuan sebuah perusahaan menjual sebuah perusahaan dalam menjual jasa yang didasarkan pada seberapa jauh kebutuhan pelanggan dapat dipenuhi.berikut merupakan tabel sales point Nilai 1 1.2 1.5 Tabel 4.10 Sales Point Keterangan Tidak Terdapat Penjualan Titik Perjualan Tengah Titik Penjualan Tinggi
Untuk semua atribut kami asumsikan sama pada titik sales point yang serupa yaitu 1.5 dengan kata lain titik penjualan tinggi.
28
dan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Atribut Produk Sopan santun pegawai Hasil penyalonan Alat dan bahan yang digunakan Merasa puas terhadap hasil penyalonan Tingkat kerapian penyalonan Tingkat kecepatan dalam penyalonan Penyediaan variasi pemotongan rambut Kebersihan salom Kebersihan alat dan bahan salon Kerapihan pakaian pegawai Lingkungan nyaman (bebas asap rokok , panas,dll) Luas salon Keamanan parkir kendaraan Kebersihan toilet Kemampuan pegawai sesuai keinginan pelanggan Kesopanan dari kasir Pelayanan salon untuk pelanggan Tingkat antrian untuk penyalonan Tipe-tipe yang dapat dilayani Menunggu dari pemotongan hingga pencucian rambut Dapat akurasi bukti pembayaran yang tepat
Derajat Kepentingan 4.600 3.667 4.067 3.667 4.200 3.733 3.867 4.200 4.533 3.867 4.000 3.867 4.533 4.067 3.800 3.667 4.067 4.267 3.933 4.000 4.200
Rasio Perbaikan 1.785 1.923 1.500 2.026 1.271 1.562 1.315 1.363 1.415 1.500 1.829 2.205 1.500 1.743 1.874 1.500 1.704 2.803 1.595 1.973 1.595
Sales Point 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500
Bobot 12.316 10.577 9.150 11.144 8.007 8.746 7.627 8.586 9.621 8.700 10.974 12.790 10.199 10.633 10.681 8.250 10.395 17.940 9.490 11.838 10.048
29
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Atribut Produk Sopan santun pegawai Hasil penyalonan Alat dan bahan yang digunakan Merasa puas terhadap hasil penyalonan Tingkat kerapian penyalonan Tingkat kecepatan dalam penyalonan Penyediaan variasi pemotongan rambut Kebersihan salon Kebersihan alat dan bahan salon Kerapihan pakaian pegawai Lingkungan nyaman (bebas asap rokok , panas,dll) Luas salon Keamanan parkir kendaraan Kebersihan toilet Kemampuan pegawai sesuai keinginan pelanggan Kesopanan dari kasir Pelayanan salon untuk pelanggan Tingkat antrian untuk penyalonan Tipe-tipe yang dapat dilayani Menunggu dari pemotongan hingga pencucian rambut Dapat akurasi bukti pembayaran yang tepat
Bobot 12.316 10.577 9.150 11.144 8.007 8.746 7.627 8.586 9.621 8.700 10.974 12.790 10.199 10.633 10.681 8.250 10.395 17.940 9.490 11.838 10.048
Normaliasi Bobot 5.659 4.860 4.204 5.120 3.679 4.018 3.504 3.945 4.420 3.997 5.042 5.876 4.686 4.885 4.908 3.791 4.776 8.243 4.323 5.439 4.617
30
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Parameter Teknik Menjaga dan meningkatkan kualitas hasil penyalonan Mengetahui model-model penyalonan yang diinginkan pelanggan Meningkatkan keahlian pegawai dalam pemotongan rambut Pengadaan fasilitas-fasilitas pendukung yang memadai Pengaturan tata letak ruang bagi pelanggan Menjaga kebersihan untuk seluruh fasilitas Menciptakan rasa nyaman dan aman kepada pelanggan Meningkatkan kualitas manajemen SDM Meningkatkan keramahan dan profesionalitas pegawai dan kasir Meningkatkan pelayanan dalam penyalonan
4.6.9 Nilai Matriks Interaksi atribut Kepuasan Produk dengan Parameter Teknik Matrik Interaksi adalah menghubungkan antara atribut kepuasan produk yang dianggap penting oleh pelanggan dengan parameter teknik yang telah disusun.Lemah kuatnya interaksi yang terjadi dipengaruhi oleh tingkat kedekatan atribut jasa dengan parameter teknik. Interaksi yang terjadi kemudian dinyatakan dengan angka dan symbol.berikut dibawah ini merupakan nilai matriks interaksi atribut kepuasan dengan parameter teknik :
31
Kuat (9)
Sedang (3)
Lemah (1)
KEPUASAN MAKANAN
Hasil penyalonan Merasa puas terhadap hasil penyalonan Tingkat kerapian penyalonan Tingkat kecepatan dalam penyalonan Penyediaan variasi pemotongan rambut Kemampuan pegawai sesuai keinginan pelanggan Tipe-tipe yang dapat dilayani
Kebersihan fasilitas
Faisilitas memadai
Desain fasilitas
Kualitas SDM
Desain Hasil
Tatat Letak
dibutuhkan dalam perhitungan selanjutnya . Nilai absolut parameter teknik dapat dihitung
Nilai 145.893 87.339 82.252 85.135 68.017 131.260 87.557 184.258 47.970 166.129
33
v v v v
v v v
Pengaturan tata letak ruang yang lapang bagi pelanggan Menjaga kebersihan untuk seluruh fasilitas Menciptakan rasa nyaman dan aman kepada pelanggan
v
Meningkatkan kualitas manajemen SDM
v v v v v
Meningkatkan keramahan dan profesionalitas staff Meningkatkan pelayanan dalam penyajian makanan dan minuman
4.6.11 Prioritas Pengembangan Produk Dari nilai absolut mutlak parameter teknik sebagai pedoman utama dan interaksi diantara parameter teknik maka dapat ditentukan parameter teknik mana yang menjadi prioritas untuk dikembangkan terlebih dahulu. Adapun prioritas pengembangan dari parameter teknik dilihat dibawah ini :
34
No 1 2 3 4 5 6
Parameter Teknik Menjaga dan meningkatkan kualitas makanan dan Minuman yang higienis , fresh dan enak Menciptakan dan mengembangkan makanan dan minuman dengan berbagai variasi Meningkatkan stok kuantitas makanan yang ada Pengadaan fasilitas-fasilitas pendukung yang memadai Pengaturan tata letak ruang yang lapang bagi pelanggan Menjaga kebersihan untuk seluruh fasilitas
Nilai 145.893 87.339 82.252 85.135 68.017 131.260 87.557 184.258 47.970 166.129 1085.81
Prioritas 3 6 8 7 9 4 5 1 10 2
7 Menciptakan rasa nyaman dan aman kepada pelanggan 8 Meningkatkan kualitas manajemen SDM 9 Meningkatkan keramahan dan profesionalitas staff 10 Meningkatkan pelayanan dalam penyajiaan makanan dan minuman Jumlah
Kemudian kami urutkan pengembangan prioritas terlebih dahulu seperti tabel dibawah ini :
Tabel 4.16 Urutan Prioritas Pengembangan Produk
35
Prioritas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4.7 Matriks HOQ Technical Requirement to Process Requirement Matriks HOQ technical requirement to process requirement adalah tahap kedua dari tahap berantai QFD . Input matriks ini didapatkan dari output matriks sebelumnya yaitu technical requirement. Dan nilai kepentingan relatif parameter teknik diperoleh dari nilai absolute parameter teknik terhadap atribut kepuasan produk. 4.7.1 Kepentingan Relatif (Bobot) Parameter Teknik Nilai kepentingan relatif (bobot) parameter teknik diperoleh dari dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 4.17 Bobot Parameter Teknik No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Parameter Teknik Menjaga dan meningkatkan kualitas makanan dan Minuman yang higienis , fresh dan enak Menciptakan dan mengembangkan makanan dan minuman dengan berbagai variasi Meningkatkan stok kuantitas makanan yang ada Pengadaan fasilitas-fasilitas pendukung yang memadai Pengaturan tata letak ruang yang lapang bagi pelanggan Menjaga kebersihan untuk seluruh fasilitas Menciptakan rasa nyaman dan aman kepada pelanggan Meningkatkan kualitas manajemen SDM Meningkatkan keramahan dan profesionalitas staff Meningkatkan pelayanan dalam penyajiaan makanan dan minuman Nilai 145.893 87.339 82.252 85.135 68.017 131.260 87.557 184.258 47.970 166.129 nilai absolute parameter teknik terhadap kepuasan produk. Adapun nilai dari bobot parameter teknik
36
dinormalisasikan . hal ini memudahkan dalam perhitungan selanjutnya.Perhitungan normalisasi dari parameter teknik diperoleh dari hasil bagi antara masing-masing parameter bobot parameter teknik dengan jumlah total dikalikan 100. Seperti rumus berikut ini :
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Parameter Teknik Menjaga dan meningkatkan kualitas makanan dan Minuman yang higienis , fresh dan enak Menciptakan dan mengembangkan makanan dan minuman dengan berbagai variasi Meningkatkan stok kuantitas makanan yang ada Pengadaan fasilitas-fasilitas pendukung yang memadai Pengaturan tata letak ruang yang lapang bagi pelanggan Menjaga kebersihan untuk seluruh fasilitas Menciptakan rasa nyaman dan aman kepada pelanggan Meningkatkan kualitas manajemen SDM Meningkatkan keramahan dan profesionalitas staff Meningkatkan pelayanan dalam penyajiaan makanan dan minuman
Normalisasi 13.436 8.043 7.575 7.840 6.264 12.088 8.063 16.969 4.417 15.300
4.7.3 Process Requirements Atribut process requirement merupakan gambaran bagaimana pihak manajemen menyikapi keinginan pelanggan yangterbentuk dalam atribut technical requirement dan kebutuhan proses selengkapnya dapat dilihat sebagai berikut :
37
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kebutuhan Proses Membeli bahan-bahan makanan dan minuman dengan kualitas terbaik Membuat sebuah variasi makanan mie dan minuman dengan bentuk , warna yang berbeda Meningkatkan produksi makanan dan minuman Memasang fasilitas pendukung seperti AC indoor, Wi-Fi Memberikan jarak yang luas untuk tata letak antar meja Membersihkan meja , lantai dan fasilitas lain setiap ada yang kotor Memberikan area bebas rokok untu k Indoor Memberikan pengawasan terhadap keamanan kendaraan konsumen Memberikan training kepada staff Mengadakan briefing dan evaluasi di setiap awal dan akhir kerja Menerapakan sistem manajemen ramah terhadap pelanggan Membuat sistem antrian tunggu dengan nomor antrian pesanan
4.7.4 Nilai Interaksi Technical Requirement dengan Process Requirement Matriks Interaksi adalah untuk menghubungkan antara Technical Requirement dengan Process Requirement yang telah ditetapkan.Lemah dan kuatnya Interaksi yang terjadi dipengaruhi oleh tingkat kedekatan antara Technical Requirement dengan Process Requirements. Interkasi yang terjadi kemudian dinyatakan dalam angka dan symbol. Nilai interaksi ini harus dikalikan dengan normalisasi bobot dari setiap atribut parameter teknik yang telah dihitung sebelumnya. Sehingga menghasilkan nilai untuk setiap kebutuhan proses dengan parameter teknik (nilai matrik interaksi). Nilai ini kemudian dijumlahkan sehingga diketahui nilai absolute dari kebutuhan proses tersebut.
Tabel 4.20 Interaksi Parameter Teknik dengan kebutuhan proses berupa symbol
Membeli bahan makanan dan minuman kualitas terbaik Membuat variasi makanan & minuman Meningkatkan produksi makan an & minuman
Desain fasilitas
Memasang fasilitas (AC indoor, Wi-FI) Jarak yang luas antar meja
KEPUASAN MAKANAN
Menjaga & meningkatkan kualitas makanan& minuman
38
Kuat (9)
Sedang (3)
Lemah (1)
Desain Makanan
39
KEPUASAN MAKANAN
Menjaga & meningkatkan kualitas makanan& minuman yang higenis, fresh & lezat Menciptakan & mengembangkan makanan & minuman dari berbagai variasi Menigkatkan stok kuantitas makanan yang ada
Nilai interaksi untuk masing-masing atribut harus diketahui karena nilai inilah dengan rumus Keterangan : KTi : Nilai absolut kebutuhan proses untuk masing-masing atribut
Kuat (9)
Sedang (3)
Lemah (1)
yang
dibutuhkan dalam perhitungan selanjutnya . Nilai absolut kebutuhan proses dapat dihitung
BTi : Kepentingan relatif bobot atribut parameter teknik yang diinginkan yang memiliki hubungan dengan kebutuhan proses Hi : Nilai hubungan atau interaksi antar atribut parameter teknik yang diinginkan dengan Kebutuhan proses Adapun nilai absolut parameter teknik dari keseluruhan sebagai berikut :
40
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kebutuhan Proses Membeli bahan-bahan makanan dan minuman dengan kualitas terbaik Membuat sebuah variasi makanan mie dan minuman dengan bentuk , warna yang berbeda Meningkatkan produksi makanan dan minuman Memasang fasilitas pendukung seperti AC indoor, Wi-Fi Memberikan jarak yang luas untuk tata letak antar meja Membersihkan meja , lantai dan fasilitas lain setiap ada yang kotor Memberikan area bebas rokok untuk Indoor Memberikan pengawasan terhadap keamanan kendaraan konsumen Memberikan training kepada staff Mengadakan briefing dan evaluasi di setiap awal dan akhir kerja Menerapakan sistem manajemen ramah terhadap pelanggan Membuat sistem antrian tunggu dengan nomor antrian pesanan
Nilai 145.058 112.702 68.176 94.089 56.377 108.797 72.573 72.573 368.120 152.726 39.761 137.700
4.7.5
Membeli bahan-bahan dan minuman dengan kualitas terbaik Membuat sebuah variasi makanan mie dan minuman dengan bentuk, warna yang berbeda Meningkatkan produksi makanan dan minuman Memasang fasilitas pendukung seperti AC indoor, Wi-Fi Memberi jarak yang luas untuk tata letak antar meja
v v
v
Membersihkan meja, lantai dan fasilitas lain setiap ada yang kotor
v v
v
Memberikan area bebas rokok untuk Indoor Memberikan pengawasan terhadap keamanan kendaraan konsumen
v v v v vv
Memberikan training kepada staff Mengadakan brieffing dan evaluasi disetiap awal dan akhir kerja Menerapkan sistem manajemen ramah terhadap pelanggan
v
Membuat sistem antrian tunggu dengan nomor antrian pesanan
41
42
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kebutuhan Proses Memberikan training kepada staff Mengadakan briefing dan evaluasi di setiap awal dan akhir kerja Membeli bahan-bahan makanan dan minuman dengan kualitas terbaik Membuat sistem antrian tunggu dengan nomor antrian pesanan Membuat sebuah variasi makanan mie dan minuman dengan bentuk , warna yang berbeda Membersihkan meja , lantai dan fasilitas lain setiap ada yang kotor Memasang fasilitas pendukung seperti AC indoor, Wi-Fi Memberikan area bebas rokok untuk Indoor Memberikan pengawasan terhadap keamanan kendaraan konsumen Meningkatkan produksi makanan dan minuman Memberikan jarak yang luas untuk tata letak antar meja Menerapakan sistem manajemen ramah terhadap pelanggan
Prioritas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
4.8 Matriks HOQ Process Requirement to Quality Procedures Matrik HOQ Process requirement to quality procedures adalah tahap terakhir dari tahap berantai QFD. Input dari matriks ini didapatkan dari output matriks sebelumnya yaitu Process Requirements (kebutuhan proses) dan nilai kepentingan relatif (bobot) kebutuhan proses diperoleh dari nilai absolute kebutuhan proses terhadap parameter teknik. 4.8.1 Kepentingan Relatif (Bobot) Kepentingan relatif dari kebutuhan proses diperoleh dari nilai absolute kebutuhan proses terhadap parameter teknik. Adapun nilai bobot kebutuhan proses dapat dilihat dibawah ini :
43
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kebutuhan Proses Membeli bahan-bahan makanan dan minuman dengan kualitas terbaik Membuat sebuah variasi makanan mie dan minuman dengan bentuk , warna yang berbeda Meningkatkan produksi makanan dan minuman Memasang fasilitas pendukung seperti AC indoor, Wi-Fi Memberikan jarak yang luas untuk tata letak antar meja Membersihkan meja , lantai dan fasilitas lain setiap ada yang kotor Memberikan area bebas rokok untuk Indoor Memberikan pengawasan terhadap keamanan kendaraan konsumen Memberikan training kepada staff Mengadakan briefing dan evaluasi di setiap awal dan akhir kerja Menerapakan sistem manajemen ramah terhadap pelanggan Membuat sistem antrian tunggu dengan nomor antrian pesanan
Nilai 145.058 112.702 68.176 94.089 56.377 108.797 72.573 72.573 368.120 152.726 39.761 137.700
4.8.2 Normalisasi Bobot Bobot dari masing-masing dari masing-masing atribut kebutuhan proses yang telah diperoleh perlu dinormalisasikan. Hal ini untuk memudahkan dalam perhitungan selanjutnya. Perhitungan normalisasi bobot dari kebutuhan proses diperoleh dari hasil bagi antara masing-masing bobot kebutuhan proses dengan jumlah total bobot kebutuhan proses dikalikan 100. Seperti rumus dibawah ini :
44
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kebutuhan Proses Membeli bahan-bahan makanan dan minuman dengan kualitas terbaik Membuat sebuah variasi makanan mie dan minuman dengan bentuk , warna yang berbeda Meningkatkan produksi makanan dan minuman Memasang fasilitas pendukung seperti AC indoor, Wi-Fi Memberikan jarak yang luas untuk tata letak antar meja Membersihkan meja , lantai dan fasilitas lain setiap ada yang kotor Memberikan area bebas rokok untuk Indoor Memberikan pengawasan terhadap keamanan kendaraan konsumen Memberikan training kepada staff Mengadakan briefing dan evaluasi di setiap awal dan akhir kerja Menerapakan sistem manajemen ramah terhadap pelanggan Membuat sistem antrian tunggu dengan nomor antrian pesanan
Nilai 10.153 7.888 4.772 6.585 3.946 7.615 5.079 5.079 25.766 10.690 2.783 9.638
4.8.3 Quality Procedures Atribut Quality procedures merupakan penerjemahan pihak manajemen menyikapi keinginan pelanggan yang telah berbentuk dalam atribut kebutuhan proses. Atribut ini merupakan rangkaian prosedur teknis dalam operasional Salon Rabel secara terperinci, terukur dan konkrit. Quality procedures sepenuhnya dilakukan oleh pihak manajemen Salon Rabel tetapi kami mencoba membuat asumsi sendiri. Berikut merupakan atribut prosedur kualitas dibawah ini :
45
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Prosedur Kualitas Membeli bahan-bahan makanan dan minuman dengan kualitas terbaik dan enak dari distributor terpecaya Membuat sebuah variasi makanan mie dan minuman secara periodic sebulan sekali Menambah tempat produksi untuk meningkatkan kuantitas produksi Memasang AC Indoor kemudian memasang tanda area bebas rokok di Indoor Mengatur tata letak posisi meja sesuai keinginan konsumen Menjaga kebersihan semua fasilitas Menjaga keamanan kendaraan konsumen dengan merekrut satpam Memberikan training staff secara kontinyu kemudian mengevaluasi nya Menerapkan hasil briefing dan evaluasi kepada kerja sehari-hari untuk perbaikan kontinyu Menerapakan sistem manajemen ramah 3S yaitu Senyum , Sapa , Salam Membeli alat sistem antrian nomer untuk mengatasi antrian pesanan
4.8.4 Nilai Interaksi Process Requirement dengan Procedures Quality Matriks Interaksi adalah untuk menghubungkan antara Process Requirement dengan Quality Requirement yang telah ditetapkan.Lemah dan kuatnya Interaksi yang terjadi dipengaruhi oleh tingkat kedekatan antara Process Requirement dengan Quality Requirement. Interkasi yang terjadi kemudian dinyatakan dalam angka dan symbol. Nilai interaksi ini harus dikalikan dengan normalisasi bobot dari setiap atribut ke yang telah dihitubutuhan proses sebelumnya. Sehingga menghasilkan nilai untuk setiap prosedur kualitas dengan process requirement (nilai matrik interaksi).Nilai ini kemudian dijumlahkan sehingga diketahui nilai absolute dari prosedur kualitas tersebut.
46
Membuat sebuah variasi makanan mie dan minuman secara periodic sebulan sekali
KEPUASAN MAKANAN
Membeli bahan-bahan makanan dan minuman dengan kualitas terbaik Membuat sebuah variasi makanan mie dan minuman dengan bentuk , warna yang berbeda Meningkatkan produksi makanan dan minuman
47
Kuat (9)
Sedang (3)
Desain fasilitas
Pelayanan yang baik Memberikan training staff secara kontinyu kemudian mengevaluasi nya
KEPUASAN MAKANAN
Membeli bahan-bahan makanan dan minuman dengan kualitas terbaik Membuat sebuah variasi makanan mie dan minuman dengan bentuk , warna yang berbeda Meningkatkan produksi makanan dan minuman
Nilai interaksi untuk masing-masing atribut harus diketahui karena nilai inilah dengan rumus Keterangan : PKi : Nilai absolut absolute prosedur kualitas untuk masing-masing atribut
Kuat (9)
Sedang (3)
Lemah (1)
Menerapkan hasil briefing dan evaluasi kepada kerja seharihari untuk perbaikan kontinyu
yang
dibutuhkan dalam perhitungan selanjutnya . Nilai absolut prosedur kualitas dapat dihitung
BKi : Kepentingan relatif bobot atribut kebutuhan proses yang diinginkan yang memiliki hubungan dengan prosedur kualitas.
48
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Prosedur Kualitas Membeli bahan-bahan makanan dan minuman dengan kualitas terbaik dan enak dari distributor terpecaya Membuat sebuah variasi makanan mie dan minuman secara periodic sebulan sekali Menambah tempat produksi untuk meningkatkan kuantitas produksi Memasang AC Indoor kemudian memasang tanda area bebas rokok di Indoor Mengatur tata letak posisi meja sesuai keinginan konsumen Menjaga kebersihan semua fasilitas Menjaga keamanan kendaraan konsumen dengan merekrut satpam Memberikan training staff secara kontinyu kemudian mengevaluasi nya Menerapkan hasil briefing dan evaluasi kepada kerja sehari-hari untuk perbaikan kontinyu Menerapakan sistem manajemen ramah 3S yaitu Senyum , Sapa , Salam Membeli alat sistem antrian nomer untuk mengatasi antrian pesanan
Nilai 129.357 101.451 42.948 104.976 35.514 114.246 45.711 263.964 173.508 25.047 164.04
49
Membeli bahan-bahan dan minuman dengan kualitas terbaik Membuat sebuah variasi makanan mie dan minuman dengan bentuk, warna yang berbeda Meningkatkan produksi makanan dan minuman Memasang fasilitas pendukung seperti AC indoor, Wi-Fi Memberi jarak yang luas untuk tata letak antar meja
v v
v
Membersihkan meja, lantai dan fasilitas lain setiap ada yang kotor
v v
v
Memberikan area bebas rokok untuk Indoor Memberikan pengawasan terhadap keamanan kendaraan konsumen
v v v v vv
Memberikan training kepada staff Mengadakan brieffing dan evaluasi disetiap awal dan akhir kerja Menerapkan sistem manajemen ramah terhadap pelanggan
v
Membuat sistem antrian tunggu dengan nomor antrian pesanan
4.8.6 Prioritas Pengembangan Prosedur Kualitas Dari nilai absolut prosedur kualitas sebagai pedoman utama dan interaksi antara prosedur kualitas maka dapat ditentukan prosedur kualitas mana yang menjadi prioritas untuk dikembangkan terlebih dahulu. Adapun prioritas pengembangan dari Prosedur kualitas dilihat dibawah ini :
50
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Prosedur Kualitas Membeli bahan-bahan makanan dan minuman dengan kualitas terbaik dan enak dari distributor terpecaya Membuat sebuah variasi makanan mie dan minuman secara periodic sebulan sekali Menambah tempat produksi untuk meningkatkan kuantitas produksi Memasang AC Indoor kemudian memasang tanda area bebas rokok di Indoor Mengatur tata letak posisi meja sesuai keinginan konsumen Menjaga kebersihan semua fasilitas Menjaga keamanan kendaraan konsumen dengan merekrut satpam Memberikan training staff secara kontinyu kemudian mengevaluasi nya Menerapkan hasil briefing dan evaluasi kepada kerja sehari-hari untuk perbaikan kontinyu Menerapakan sistem manajemen ramah 3S yaitu Senyum , Sapa , Salam Membeli alat sistem antrian nomer untuk mengatasi antrian pesanan
Nilai Prioritas 129.357 4 101.451 42.948 104.976 35.514 114.246 45.711 263.964 173.508 25.047 164.04 7 9 6 10 5 8 1 2 11 3
Kemudian kami urutkan pengembangan prioritas terlebih dahulu seperti tabel dibawah ini: Tabel 4.29 Urutan Prioritas Pengembangan Produk
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Prosedur Kualitas Memberikan training staff secara kontinyu kemudian mengevaluasi nya Menerapkan hasil briefing dan evaluasi kepada kerja sehari-hari untuk perbaikan kontinyu Membeli alat sistem antrian nomer untuk mengatasi antrian pesanan Membeli bahan-bahan makanan dan minuman dengan kualitas terbaik dan enak dari distributor terpecaya Menjaga kebersihan semua fasilitas Memasang AC Indoor kemudian memasang tanda area bebas rokok di Indoor Membuat sebuah variasi makanan mie dan minuman secara periodic sebulan sekali Menjaga keamanan kendaraan konsumen dengan merekrut satpam Menambah tempat produksi untuk meningkatkan kuantitas produksi Mengatur tata letak posisi meja sesuai keinginan konsumen Menerapakan sistem manajemen ramah 3S yaitu Senyum , Sapa , Salam
Prioritas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
51
52
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan 6.2 Saran
53
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. House of Quality. http://en.wikipedia.org/wiki/House_of_Quality (diakses 31 Mei 2012 Anonim. 2012. Jasa. http://id.wikipedia.org/wiki/Jasa (diakses 31 Mei 2012) Ningrum, Arlys Ika Kharisma. 2008. Tugas Akhir: Tingkat Kepuasan Pengguna Sepeda Motor Yamaha Mio Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) . Surakarta: Universitas Muhammadiyah Putra, Adriyan Gemi. 2012. House of Quality (HOQ). http://branchoftheworld.wordpress.com/2012/ 03/25/house-of-quality-hoq/ (diakses 31 Mei 2012) Saputro, Deni Aprian. 2012. Manajemen Jasa. http://dirikugo.blogspot.com/2012/03/manajemenjasa.html (diakses 01 Juni 2012)