4.1
Umum Pengumpulan data pada tesis ini diambil dari instansi terkait serta dari
laporan-laporan terdahulu yang semuanya itu akan berhubungan serta menunjang pelaporan tesis pada pengolahan data dan pembahasan pada Bab berikutnya, dengan demikian data yang diperlukan akan sesuai dengan kebutuhan pada pembahasan pada Bab berikutnya. Adapun data-data tersebut yang diambil seperti yang tertuang dibawah ini.
4.2 4.2.1
Data Teknis Transportasi Secara umum sarana transportasi yang digunakan untuk
menghubungkan Denpasar dengan Gilimanuk adalah transportasi darat dengan menggunakan jaringan jalan existing. Salah satu ruas jalan existing yang menghubungkan Denpasar-Gilimanuk dan termasuk dalam lingkup studi yang dilakukan adalah ruas Jalan Tabanan-Antosari dengan panjang 17,262 Km.
4.2.2
Volume Lalu Lintas Jalan Eksisting Volume lalu lintas merupakan elemen yang sangat penting setiap kita
membicarakan masalah jalan, karena jumlah pengguna jalan akan berpengaruh terhadap kondisi jalan, kapasitas jalan maupun kecepatan kendaraan yang melalui ruas jalan tersebut.
55
56
a.
Volume Lalu Lintas Harian Rata-rata Volume lalu lintas didapat dengan melaksanakan survey lalu lintas
pada ruas jalan Tabanan-Antosari dengan menggunakan Prosedur Standar Survey Lalu Lintas yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum (Pebruari 2009). Berdasarkan prosedur tersebut maka dilakukan survey lalu lintas selama 40 jam karena jumlah lalu lintas harian rata-rata pada ruas jalan Tabanan-Antosari sudah lebih dari 10.000 kendaraan per hari. Berdasarkan hasil survey yang dilaksanakan didapat lalu lintas harian rata-rata sebesar 28.957 kendaraan/hari dengan rincian untuk masing-masing arah sesuai Tabel 4.1, sedangkan rincian setiap jamnya dapat dilihat pada lampiran 7 sampai dengan lampiran 10. Dari hasil Tabel 4.1 kemudian diolah untuk menjadi satuan mobil penumpang (smp) dengan menggunakan angka ekivalen kendaraan penumpang sesuai Tabel 2.1 dan didapat hasil lalu lintas harian rata-rata sebesar 23.730 smp/hari sesuai Tabel 4.2 dengan volume lalu lintas jam puncak sebesar 1.324 smp, sedangkan rincian setiap jamnya dapat dilihat pada lampiran 7 sampai dengan lampiran 10.
57
Tabanan- AntosariAntosari Tabanan 3.531 2.115 355 1.061 1.840 79 151 1.610 160 132 28 171 8.109 13.811 3.596 2.137 363 1.096 1.735 96 164 1.475 142 109 33 167 9.506 15.146
Jumlah 7.127 4.252 718 2.157 3.575 175 315 3.085 302 241 61 338 17.615 28.957
58
b. Angka Pertumbuhan Volume Lalu Lintas Besarnya angka pertumbuhan volume lalu lintas pada ruas jalan existing dari tahun 2005 2010 dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Perbandingan Volumen Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) Tahun 2005 dengan Tahun 2010
Berdasarkan nilai pertumbuhan tersebut diatas didapat nilai pertumbuhan pertahun sebesar 1,13%.
4.2.3
Kapasitas dan Kinerja Jalan Eksisting Kapasitas jalan eksisting dihitung berdasarkan Manual Kapasitas Jalan
Indonesia (Departemen Pekerjaan Umum, 1997) dengan mempergunakan persamaan 2.5 serta Tabel 2.6 sampai dengan Tabel 2.9. Kapasitas jalan menunjukkan tingkat ketersediaan ruang maksimum terhadap arus lalu lintas dalam waktu tertentu yang didasarkan atas kondisi jalan. Adapun kapasitas jalan eksisting pada Tahun 2010 dihitung dengan cara sebagai berikut C = C0 x FCW x FCSP x FCSF C = 3.000 x 1 x 0,9866 x 0,97 C = 2.871
59
Sedangkan tingkat kinerja jalan dihitung berdasarkan persamaan 2.6 dan hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 4.4.
4.2.4
Kecepatan Perjalanan dan Waktu Tempuh Kecepatan perjalanan pada jalan eksisting diperoleh melalui
perhitungan hasil analisis derajat kejenuhan (Q/C = 0,461) dengan kecepatan arus bebas (FV) berdasarkan grafik pada gambar 2.1. Kecepatan arus bebas kendaraan ringan (FV) dan kecepatan arus bebas kendaraan selain kendaraan ringan (FVL) dihitung menggunakan persamaan 2.2 sampai dengan persamaan 2.4, serta nilai-nilai yang tertera pada Tabel 2.2 sampai dengan Tabel 2.5. FV = (FVo + FVW) x FFVSF x FFVRC = (61 + 0) x 0,97 x 0,98 = 57,987
60
44,56
57,987
0,461
Dengan mempergunakan Gambar 4.1, derajat kejenuhan (Q/C = 0,461) ditarik ke atas dihubungan dengan nilai kecepatan arus bebas (FV = 57,987) kemudian ditari ke samping kiri untuk mendapatkan kecepatan kendaraan ringan sebesar 44,56 km/jam. Untuk kendaraan selain kendaraan ringan, perhitungannya sebagai berikut : FFV = FVo FV = 61 57,987 = 3,013 FVMHV = FVMHV,o FFV x FVMHV,o / FVo = 52 3,013 x 52/61 = 52 2,568 = 49,432 Dengan cara yang sama didapat kecepatan MHV = 39,70 km/jam. Berdasarkan kecepatan kendaraan maka dapat dihitung waktu tempuh dengan menggunakan persamaan 2.7. Dari analisis tersebut diperoleh hasil kecepatan
61
perjalanan serta waktu tempuh untuk masing-masing golongan kendaraan sesuai yang ditunjukan pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Kecepatan Perjalanan dan Waktu Tempuh Kendaraan Di Jalan Eksisting Tahun 2010
Tipe Kendaraan Kendaraan Ringan (LV) Kendaraan Berat Menengah (MHV) Truk Besar (LT) Bus Besar (LB) Sepeda Motor (MC) Sumber : Hasil Analisis, 2010
4.3 Prediksi Lalu Lintas Ada berbagai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan lalu lintas dalam kendaraan dalam suatu wilayah yaitu pertumbuhan LHR, pertumbuhan kepemilikan kendaraan, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan tata guna lahan. Untuk memprediksi volume lalu lintas pada ruas jalan Tabanan-Antosari setelah dilakukan penyempurnaan alinyemen berupa jalan pintas dilaksanakan berdasarkan pertumbuhan lalu lintas normal ( Normal Growth). Data faktor pertumbuhan lalu lintas normal (Normal Growth Factor) yang didapat meliputi data pertumbuhan LHR, pertumbuhan jumlah penduduk, pertumbuhan PDRB, pertumbuhan pendapatan per kapita dan pertumbuhan jumlah kendaraan di Provinsi Bali. Pertumbuhan LHR pada jalan eksisting
62
ditunjukkan pada Tabel 4.3 (berdasarkan data sekunder tahun 2005 dan survei langsung tahun 2010) per tahun sebesar 1,13%. Variabel lainnya adalah pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali yang diwakili oleh pertumbuhan Produk Domistik Regional Bruto (PDRB), pertumbuhan pendapatan per kapita, pertumbuhan jumlah penduduk dan pertumbuhan kepemilikan kendaraan berdasarkan data 5 (lima) tahun terkahir (Tahun 20042008) dari BPS Provinsi Bali terbitan Tahun 2010. Produk Domistik Regional Bruto merupakan nilai produksi suatu wilayah yang terbagi ke dalam beberapa kelompok usaha seperti kelompok usaha Pertanian; Pertambangan dan Penggalian; Industri pengolahan; Perdagangan Hotel dan Restoran; Pengangkutan dan Komunikasi dan lainlainnya. Nilai-nilai ini secara langsung dapat mencerminkan kondisi ekonomi suatu wilayah. Untuk wilayah Provinsi Bali perkembangan PDRB Bali baik atas dasar harga berlaku (ADHB) maupun atas dasar harga konstan (ADHK) memiliki kecenderungan yang terus meningkat. Pada Tahun 2004 nilainya mencapai Rp. 19.963.243,81. Setahun kemudian, yaitu tahun 2005, nilainya mencapai Rp. 21.072.444,79 serta selanjunya di Tahun 2006 dan 2007 terus mengalami peningkatan masing-masing menjadi Rp. 22.184.679,28 dan
Rp. 23.497.047,07. Kemudian pada Tahun 2008 PDRB Bali ADHK telah mencapai Rp. 24.900.571,98 Nilai-nilai tersebut diatas terdistribusi ke dalam beberapa usaha yang dapat dilihat penyebarannya pada Tabel 4.6.
63
Tabel 4.6 Distribusi Prosentase PDRB Bali Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2004-2008
Laju PDRB (%) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan dan Konstruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Jasa-Jasa lain PDRB Lapangan Usaha 2004 20,74 0,68 9,00 1,80 3,91 29,16 11,30 6,79 16,61 2005 20,29 0,66 8,69 1,85 4,03 29,37 11,85 7,07 16,19 2006 19,96 0,69 8,70 1,94 4,28 28,88 11,86 7,46 16,22 2007 19,41 0,66 8,99 2,00 4,43 28,98 12,33 7,34 15,86 2008 18,33 0,68 9,34 2,10 4,70 28,96 12,92 7,62 15,35
Terlihat bahwa sektor pariwisata telah memberikan pengaruh yang besar terhadap perekonomian di Provinsi Bali. Pesatnya perkembangan pariwisata di Provinsi Bali telah menyebabkan sektor-sektor terkait langsung dengan industri pariwisata seperti sektor perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) memberi kontribusi yang sangat besar terhadap pembentukan PDRB. Pertumbuhan PDRB, Jumlah Kendaraan Bermotor dan Pertumbuhan Pendapatan per Kapita ditunjukkan masing-masing pada Tabel 4.6, Tabel 4.7 dan Tabel 4.8, sedangkan rekapitulasi tingkat pertumbuhan terhadap beberapa variabel ditunjukkan pada Tabel 4.9.
64
Tabel 4.7 Laju Pertumbuhan PDRB Bali Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Menurut Lapangan Usaha Tahun 2004-2008
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Lapangan Usaha
2004 3,66 4,38 3,71 4,49 5,09 4,65 5,17 7,97 4,55 4,62
Laju PDRB (%) 2005 2006 2007 4,20 3,97 5,11 5,44 5,46 6,72 6,77 7,26 4,79 5,56 4,10 2,54 4,36 6,57 4,51 5,11 6,06 6,72 6,95 5,28 2,49 2,97 9,15 7,89 6,09 7,58 10,86 3,61 2,80 5,92
2008 1,01 3,52 8,17 8,98 6,71 8,36 8,92 4,28 4,66 5,97 5,47
Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan dan Konstruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-Jasa lain Pertumbuhan (%) Rata-rata (% / tahun) Sumber : BPS Prov. Bali, 2009
No.
Tipe Kendaraan
1 Sepeda Motor 2 Mobil Penumpang 3 Bus 4 Truk Jumlah Pertumbuhan (%) Rata-rata (%)
65
Tabel 4.9 Pertumbuhan Pendapatan Perkapita dan Jumlah Penduduk Provinsi Bali Tahun 2004-2008
No. Variable 2004 5.876.262 2005 6.227.869 2006 6.464.849 2007 6.752.442 2008 7.082.094
1 Pendapatan Perkapita (Harga Konstan) Pertumbuhan (%) Rata-rata (%) 2 Jumlah Penduduk
5,98
3,81
4,45
3.397.269
3.383.572 (0,40)
3.431.585 1,42
3.479.785 1,40
Dari beberapa variabel yang dihitung, dapat diketahui bahwa pertumbuhan Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) menempati posisi terendah dengan tingkat pertumbuhan sebesar 1,13% dan posisi tertinggi adalah pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor sebesar 7,59%, secara rinci rekapitulasi tingkat pertumbuhan ditunjukkan pada Tabel 4.11.
66
No.
Variable
1 Pertumbuhan LHR 2 Pertumbuhan Jumlah Penduduk 3 Pertumbuhan Pendapatan per Kapita 4 Pertumbuhan PDRB 5 Pertumbuhan Inflasi 6 Pertumbuhan Jumlah Kendaraan Bermotor Sumber : BPS Prov. Bali, 2009
4.4 Data Nilai Waktu Pendekatan untuk perhitungan nilai waktu dalam studi ini adalah pendapatan perkapita dari PDRB (Pendapatan Daerah Regional Bruto) Provinsi Bali. Data pendapatan per kapita Provinsi Bali beserta pertumbuhannya dari tahun 2004 hingga 2008, tertera pada Tabel 4.11 di atas dimana rata-rata pertumbuhannya sebesar 5,47% per tahun. Prediksi PDRB per kapita untuk tahun 2010 (berdasarkan pertumbuhan sebesar 5,47 %), sebesar : PDRB 2010 = Rp. 7.082.094,00 (1 + 5,47 %)2 = Rp. 7.878.065,00 Asumsi jam kerja setahun adalah 7 jam x 25 x 12 = 2.100 jam Didapat PDRB per kapita tahun 2010 sebesar Rp. 3.751,46 per jam.
67
4.5 Data Harga Komponen Biaya Operasi Kendaraan (BOK) Data harga kendaraan dan komponen BOK berdasarkan jenis kendaraan yang ditetapkan untuk mewakili moda transportasi yang melalui Ruas Jalan Tabanan-Antosari sebelum maupun sesudah dibangunnya relokasi jalan dan jembatan pada ruas jalan tersebut, dapat dilihat pada Tabel 4.12.
1 Harga Kendaraan Sedan Utiliti Bus Kecil Bus Besar Truk Ringan Truk Sedang Truk Besar 2 Harga Ban Sedan Utiliti Bus Kecil Bus Besar Truk Ringan Truk Sedang Truk Besar 3 4 5 6 7 8 9 Premium Solar Olie (untuk mesin bensin) Olie (untuk mesin solar) Upah mekanik Asuransi (3.8 %) Biaya Overhead (10 %)
68
4.6 Angka Kecelakaan Lalu Lintas Angka kecelakaan pada ruas jalan Tabanan-Antosari tahun 2007-2009 berupa data sekunder dari Polres Tabanan, ditunjukkan pada Tabel 4.13 dan Tabel 4.14, sedangkan rincian lokasi kejadian dapat dilihat pada lampiran 11 sampai dengan lampiran 13. Tabel 4.13 Angka Kecelakaan Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Tabanan Antosari
Klasifikasi Jumlah Fatal Berat Ringan Kecelakaan 1 2007 33 20 4 9 2 2008 36 13 10 13 3 2009 32 5 13 14 Jumlah 101 38 27 36 Rata-rata 34 13 9 12 Sumber : Polres Tabanan No Tahun Korban LB LR 14 25 21 33 22 28 57 86 19 29
MD 22 13 7 42 14
Tabel 4.14 Kerugian Harta Benda Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Tabanan Antosari
No Tahun Kerugian Harta Benda (Rp.) 35.450.000,00 189.300.000,00 96.900.000,00 321.650.000,00 107.216.666,67
69
4.7 Data Biaya Proyek Biaya relokasi jalan dan jembatan Tabanan Antosari dalam studi ini terdiri atas perkiraan biaya pembebasan lahan, pembangunan jalan dan jembatan serta biaya pemeliharaan. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :
4.7.1 Biaya Pembebasan Lahan Besar biaya pembebasan lahan mengacu pada nilai jual obyak pajak per wilayah di lokasi jalan yang dibangun. Biaya pembebasan lahan ini sudah termasuk biaya ganti rugi bangunan, tanaman dan relokasi utilitas yang ada sepanjang trase rencana jalan dan jembatan. Luas pembebasan lahan yang diperlukan untuk pembangunan jalan dan jembatan Tabanan Antosari ditunjukkan pada Tabel 4.15 sebagai berikut :
Tabel 4.15 Luas Pembebasan Lahan Jalan dan Jembatan Tabanan Antosari
Panjang No. Uraian Lokasi (m') 1 2 3 4 Jbt Tkd Yeh Nu Jbt Tkd Yeh Nusa Jbt Tkd Yeh Ho Jbt Tkd Yeh Lambuk Jumlah 345,00 525,00 350,00 400,00 1.620,00 Lebar Sungai (m') 15,00 15,00 20,00 10,00 Pembebasan Lebar Luas (m') (m2) 20,00 20,00 20,00 20,00 6.600,00 10.200,00 6.600,00 7.800,00 31.200,00
70
Sedangkan biaya yang diperlukan untuk pembebasan lahan pembangunan jalan dan jembatan TabananAntosari ditunjukkan pada Tabel 4.16 sebagai berikut :
Tabel 4.16 Biaya Pembebasan Lahan Jalan dan Jembatan Tabanan Antosari
No.
Uraian Lokasi
Jumlah Harga (Rp) 1.980.000.000,00 3.060.000.000,00 1.980.000.000,00 2.340.000.000,00 9.360.000.000,00 936.000.000,00 10.296.000.000,00
1 Jbt Tkd Yeh Nu 2 Jbt Tkd Yeh Nusa 3 Jbt Tkd Yeh Ho 4 Jbt Tkd Yeh Lambuk Jumlah PPN 10% Total Jumlah
4.7.2 Biaya Konstruksi Jalan Biaya konstruksi jalan yang meliputi biaya umum, pembersihan lahan, pekerjaan tanah, drainase, subgrade, perkerasan jalan, struktur termasuk biaya studi, DED hingga pengawasan serta biaya konstruksi jembatan dengan konstruski bangunan atas menggunakan beton pre stress ditunjukkan pada Tabel 4.17 sebagai berikut :
71
Tabel 4.17 Biaya Konstruksi Relokasi Jalan dan Jembatan Tabanan Antosari
No.
Uraian Lokasi
Lebar Perkerasan
Panjang (m') 345,00 110,00 235,00 525,00 265,00 260,00 350,00 160,00 190,00 400,00
Jumlah Harga (Rp) 12.410.000.000 11.000.000.000 1.410.000.000 25.410.000.000 23.850.000.000 1.560.000.000 15.860.000.000 14.720.000.000 1.140.000.000 21.780.000.000
(m') 1 Jbt Tkd Yeh Nu - Jembatan - Jalan 2 Jbt Tkd Yeh Nusa - Jembatan - Jalan 3 Jbt Tkd Yeh Ho - Jembatan - Jalan 4 Jbt Tkd Yeh Lambuk - Jembatan - Jalan Jumlah PPN 10% Total Jumlah 7,00 7,00
228,00 172,00
91.000.000 6.000.000
4.7.3 Biaya Penanganan Jalan dan Jembatan Relokasi Jalan dan Jembatan ini dilaksanakan untuk menyempurnakan alinyemen jalan dan untuk menjaga agar kinerja jalan tersebut tetap dalam kondisi mantap maka penanganan jalan yang terdiri dari : 1. Pemeliharaan rutin jalan dan jembatan yang lebih dikenal dengan istilah preservasi, dilaksanakan secara rutin setiap tahun selama masa analisis (30 tahun).
72
2. Pemeliharaan pemeliharaan berkala dilaksanakan setiap 5 tahun selama masa analisis (30 tahun) 3. Peningkatan jalan dilaksanakan setiap 10 tahun selama masa analisis (30 tahun) Adapun biaya penanganan jalan dapat dilihat pada Tabel 4.18, sebagai berikut :
No.
Jenis Penanganan
1 Pemeliharaan Rutin (Preservasi) 2 Pemeliharaan Berkala 3 Peningkatan Sumber : Dinas PU Prov. Bali, 2010