Anda di halaman 1dari 85

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. N POST OP SEKSIO SESAREA HARI KETIGA DENGAN INDIKASI PRESBO DI RUANG NUSA INDAH RSUD dr. SOESELO SLAWI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Tugas Akhir Ahli Madya Keperawatan Pada Akademi Keperawatan Al Hikmah 2 Brebes

OLEH : ADE MARYA ULFA NIM : 09.104

YAYASAN PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN AL HIKMAH 2

AKADEMI KEPERAWATAN AL HIKMAH 2 BREBES BENDA SIRAMPOG BREBES 2012

HALAMAN PERSETUJUAN

Diterima Dan Disetujui Untuk Dipertahankan Pada Tanggal 10 Juni 2012

Pembimbing I

Pembimbing II

Arisnawati, S.Kep

Hj. Iftikhatun Afifah, S.Kep

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Dipertahankan di depan dewan Penguji Ujian Akhir Program Karya Tulis Ilmiah Akademi Keperawatan Al Hikmah 02 Benda pada tanggal 10 Juni 2012

PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

Penguji I

: Nur Umi Aminatus S, S.Kep.Ns.

Penguji II

: Arisnawati, S.Kep.

Penguji III

: H.Iftihatun Afifah, S.Kep.

Mengetahui : AKADEMI KEPERAWATAN AL HIKMAH 2 BREBES DIREKTUR,

dr. H. Zunan Arif Budi Santoso, MM iii

CURICULUM VITAE

Nama Tempat Tanggal Lahir Agama Alamat

: Ade Marya Ulfa : Brebes, 18 Januari 1992 : Islam : Dukuh Benda, Cilibur RT 01/02 Kecamatan

Paguyangan Kabupaten Brebes Nama Ayah Nama Ibu Pendidikan : Maftukhin : Koripah : 1. TK Aisyiyah Cilibur, Lulus Tahun 1997 2. SDN 01 Cilibur Paguyangan, Brebes, Lulus Tahun 2003 3. SMP Maarif NU 03 Cilibur, Paguyangan, Brebes, Lulus Tahun 2006 4. SMA NURUL HUDA Cilibur, Paguyangan, Brebes, Lulus Tahun 2009 5. AKADEMI KEPERAWATAN AL HIKMAH 2 Benda, Sirampog, Brebes Lulus Tahun 2012

iv

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun karya tulis ilmiah ini dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. N POST OP SEKSIO SESAREA HARI KE TIGA DENGAN INDIKASI PRESBO DI RUANG NUSA INDAH RSUD dr. SOESELO SLAWI tanpa halangan apapun. Karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III Keperawatan Al Hikmah 02 Benda Brebes. Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan, dorongan doa serta kerja sama yang baik dari semua pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Untuk itu, pada kesempatan yang baik ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. K.H Solahudin Masruri, S.PdI selaku pengasuh pondok pesantren Al-Hikmah 02. 2. dr. H. Zunan Arif Budi Santoso, MM selaku direktur Akper Al Hikmah 02. 3. dr. Joko Widodo Mulyono, MMR, M.Kes selaku kepala RSUD dr. Soeselo Slawi. 4. Ismatum Mardiyah, S.Kep., Ns selaku kepala ruang Nusa Indah RSUD dr. Soeselo Slawi. v

5. Arisnawati, S.Kep selaku dosen pembimbing akademik I. 6. Hj. Iftikhatun Afifah, S.Kep selaku dosen pembimbing akademik II. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, demi sempurnanya karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

Benda ,10 Juni 2012

Penulis

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Menggunakan kesempatan yang ada sekarang karena kesempatan tidak datang dua kali dalam hidup

Kupersembahkan karya yang sederhana ini kepada : 1. Orang tua tercinta yang telah mendoakan, membimbing dan banyak memberikan dorongan moral maupun material kepada saya. 2. Kakak yang telah memberikan dorongan. 3. Dosen serta karyawan AKPER Al Hikmah 02. 4. Teman-teman sejawat dan seperjuangan.

vii

DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ iv KATA PENGANTAR .................................................................................... v MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. vii DAFTAR ISI ................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ........................................................................................... x DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii BAB I : PENDAHULUAN .......................................................................... 1 A. Latar Belakang ........................................................................... 1 B. Tujuan Penulisan ......................................................................... 6 C. Metode Penulisan ........................................................................ 6 D. Sistematika Penulisan ................................................................. 7 BAB II : TINJAUAN KASUS........................................................................ 8 A. Pengkajian ................................................................................. 8 B. Diagnosa keperawatan ............................................................... 17 C. Intervensi keperawatan .............................................................. 18 D. Implementasi keperawatan ........................................................ 21 E. Evaluasi ...................................................................................... 26 viii

BAB III: PEMBAHASAN ............................................................................... 27 BAB IV: PENUTUP ........................................................................................ 46 A. Simpulan .................................................................................... 46 B. Saran .......................................................................................... 49 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 51 LAMPIRAN

ix

DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1 : Terapi Obat ................................................................................. 15 Tabel 1.2 : Pemeriksaan Laboratorium ........................................................ 15

Tabel 1.3 : Analisa Data ................................................................................ 16 Tabel 1.4 : Prioritas Diagnosa ....................................................................... 17 Tabel 1.5 : Intervensi Keperawatan .............................................................. 18 Tabel 1.6 : Implementasi Keperawatan ......................................................... 21 Tabel 1.7 : Evaluasi Keperawatan ................................................................. 27

DAFTAR SINGKATAN

RM P Q R S T KB

: Rekam Medik : Paliatif : Qualitas : Regional : Skala : Time : Keluarga Berencana

HPHT : Haid Pertama, Haid Terakhir HPL BAK BAB GCS E M V BJ DX WIB : Hari Perkiraan Lahir : Buang Air Kecil : Buang Air Besar : Glascowcoma Scale : Eye : Motorik : Verbal : Bunyi Jantung : Diagnosa : Waktu Indonesia Barat

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 3 Lampiran 4

: Tinjauan Pustaka Seksio Sesarea : SOP Perawatan luka : Daftar Istilah Asing : Jurnal Bimbingan KTI : Surat Izin Riset dari BAPEDDA

xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Persalinan normal adalah proses lahirnya janin dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang pada umumnya berlangsung kurang dari 24 jam (C. Sri Hari Ujiningtyas, S.Kep, 2009: 1). Ada beberapa bentuk persalinan berdasarkan definisi antara lain : persalinan spontan yaitu bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri, persalinan buatan yaitu bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar dan persalinan anjuran yaitu bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan (Manuaba,1998: 144). Istilah sectio caesarea berasal dari kata latin caedere yang artinya memotong, pengertian ini semula dijumpai dalam Roman Law (Lex Regia) dan emperiors Law (Lex Caesarea) yaitu undang-undang yang menghendaki supaya janin dalam kandungan ibu-ibu yang meninggal harus dikeluarkan dari dalam rahim. Ada beberapa istilah dalam seksio sesarea diantaranya adalah seksio sesarea primer (efektif) yaitu dari semula telah direncanakan bahwa janin akan dilahirkan secara seksio sesarea, tidak diharapkan lagi xiii

kelahiran biasa misalnya pada panggul sempit. Seksio sesarea sekunder yaitu dalam hal ini kita bersikap mencoba menunggu kelahiran biasa (partus percobaan) bila tidak ada kemajuan persalinan atau partus percobaan gagal, baru dilakukan seksio sesarea. Seksio sesarea ulang (repeat caesarean section) yaitu ibu pada kehamilan yang lalu mengalami seksio sesarea (previous caesarean section) dan pada kehamilan selanjutnya dilakukan seksio sesarea ulang (Rustam Mochtar, 1987: 117). Indikasi dilakukannya seksio sesarea diantaranya yaitu panggul sempit, plasenta previa, malpresentasi janin : letak lintang, presentasi

bokong. Seksio sesarea merupakan cara yang terbaik dalam segala letak lintang dengan janin hidup dan besar, Presentasi dahi dan muka (letak defleksi) bila cara-cara lain tidak berhasil serta keadaan bayi yang Gemelli
(Rustam Mochtar, 1987: 118).

Presentasi bokong adalah suatu keadaan pada letak janin memanjang dimana presentasi bokong dengan atau tanpa kaki merupakan bagian terendahnya. Ada beberapa jenis presentasi bokong antara lain presentasi bokong sempurna yaitu bokong turun terlebih dahulu, tungkai fleksi pada abdomen janin dan kaki sepanjang bokong janin, presentasi bokong kaki tidak sempurna yaitu presentasi bokong dengan satu atau kedua kaki atau lutut prolaps ke dalam vagina dan presentasi bokong, tungkai terletak ekstensi sepanjang badan janin sehingga bokong turun terlebih dahulu. Jenis persalinan dengan presentasi bokong juga dapat dilakukan persalinan pervaginam dengan cara bayi dilahirkan seluruh tubuhnya dengan ekstraksi

xiv

tapi untuk presentasi bayi seperti presentasi bokong, seksio sesarea merupakan metode persalinan yang paling aman, untuk ibu seksio sesarea mempunyai resiko morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi dari persalinan pervaginam. Meskipun demikian, bila keuntungan dan resiko seimbang, persalinan seksio sesarea semakin sering dianjurkan, terutama pada keadaaan seperti : berat janin yang lebih dari 3500 gram, presentasi bokong kaki (meningkatnya resiko prolaps tali pusat dan dilatasi serviks yang tak sempurna) (Ben-Zion Taber,MD,1994: 109). Penyebab dari presentasi bokong sendiri belum diketahui, tetapi terdapat bebarapa faktor resiko selain prematuritas yaitu abnormalitas structural uterus, polihidramnion, plasenta previa, multiparitas, moima uteri, kehamilan multipel, anomali janin (anensefali dan hidrosevalus), dan riwayat presentasi bokong sebelumnya (Sarwono Prawihardjo, 2009: 588). Di Amerika Serikat pada tahun 1990 angka persalinan dengan cara Seksio sesarea ialah 23,5% merupakan angka yang lebih tinggi dibanding kebanyakan negara lain. Di Indonesia terjadi peningkatan seksio sesarea dimana tahun 2000 sebesar 47,22%, tahun 2001 sebesar 45,19%, tahun 2002 sebesar 47,13%, tahun 2003 sebesar 46,87%, tahun 2004 sebesar 53,22%, tahun 2005 sebesar 51,59% dan tahun 2006 sebesar 53,68%

(Http://etd.eprints.ums.ac.id/13349/2/BAB_I_.pdf). Angka kejadian presentasi bokong di India adalah 3-4% dari 136.256 dari persalinan yang ada. Kejadian persalinan presentasi bokong sebanyak 4-4,5% di Asia. Sedangkan di Indonesia di RSUP dr. Mohammad Hoesin

xv

Palembang sepuluh tahun terakhir didapatkan persalinan presentasi bokong sebesar presbo). Tindakan pembedahan seksio sesarea yang dilakukan di RSUD dr. Seoselo Slawi 6 bulan terakhir ini adalah 19,3% dari jumlah kelahiran yang terjadi yaitu sebesar 2459. Jumlah ini meningkat dibanding tahun lalu 17,5% dari jumlah kelahiran yang terjadi yaitu sebesar 2138. Ini diduga karena terjadi peningkatanatau indikasi masalah pada proses persalinan sehingga dilakukan operasi seksio sesarea. Sedangkan menurut data yang didapat di RSUD dr. Soeselo Slawi dalam enam bulan terakhir sebanyak 5,4% kelahiran melalui pembedahan seksio sesarea dengan indikasi presentasi bokong dari total persalinan dengan pembedahan seksio sesarea yaitu sebesar 1045 (Diklat RSUD dr. Soeselo Slawi). Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengangkat masalah tersebut dalam suatu karya tulis dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. N POST OP SEKSIO SESAREA HARI KETIGA DENGAN INDIKASI PRESBO DI RUANG NUSA INDAH RSUD dr. SOESELO SLAWI 8,63%
(Http://www.scribd.com/doc/12863508/Letak-Sungsang-

B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Mampu memberikan asuhan keperawatan kepada ibu dengan Post Op Seksio Sesarea

xvi

2. Tujuan Khusus a. Melakukan pengkajian pada Ny. N dengan Post Op Seksio Sesarea untuk mendapatkan data subyektif dan obyektif. b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. N dengan Post Op Seksio Sesarea c. Merencanakan tindakan keperawatan pada Ny. N dengan Post Op Seksio Sesarea. d. Melakukan implementasi pada Ny. N dengan Post Op Seksio Sesarea e. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan yang telah dilakukan pada Ny. N dengan Post Op Seksio Sesarea. f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada Ny. N dengan Post Op Seksio Sesarea

C. Metode Penulisan Metode yang dilakukan antara lain: 1. Study kasus Dalam hal ini penulis mendapatkan data yang dibutuhkan dengan cara melakukan wawancara secara langsung dengan klien dan keluarga, mengobservasi, dan melihat catatan status klien. 2. Study pustaka Metode ini merupakan penunjang dalam menyusun karya tulis ilmiah ini yang berasal dari buku-buku bacaan yang berhubungan dengan kasus yang dibahas, sehingga dapat diperoleh keterangan dan dasar-dasar

xvii

teori mengenai pengertian yang definitive dalam hubungannya dengan kasus yang diamati.

D. Sistematika Penulisan Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis menggunakan sistematika yang terdiri dari : BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Penulisan C. Metode Penulisan D. Sistematika Penulisan BAB II : TINJAUAN KASUS A. Pengkajian B. Prioritas Masalah C. Intervensi D. Implementasi E. Evaluasi BAB III : PEMBAHASAN BAB IV : PENUTUP A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

xviii

BAB II TINJAUAN KASUS


ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. N POST OP SEKSIO SESAREA HARI KETIGA DENGAN INDIKASI PRESBO DI RUANG NUSA INDAH RSUD dr. SOESELO SLAWI

Tanggal masuk rumah sakit :10-12-2011 Tanggal pengkajian Ruangan rumah sakit Diagnose medis Sumber :13-12-2011 :Nusa Indah :Post Op Seksio Sesarea :Wawancara allo dan auto anamnesa, pemeriksaan fisik, observasi, dan RM. I. BIODATA A. Identitas klien Nama lengkap Jenis kelamin Usia Status Agama Suku bangsa Pendidikan Alamat : Ny. N : Perempuan : 25 tahun : Nikah : Islam : Jawa : MTs : Cenggini xix

No. RM

: 182345

B. Identitas penanggung jawab Nama Umur Alamat Pekerjaan : Tn. R : 29 tahun : Cenggini : Wiraswasta

Hubungan dengan klien: Suami II. KELUHAN UTAMA Klien mengatakan nyeri. P : saat bergerak. Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk R : nyeri pada bekas operasi di daerah perut S : skala nyeri 4 T : 30 menit sekali III. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN Klien mengatakan ini adalah kehamilan yang pertama dan sangat diharapkan oleh keluarga klien. Pada saat trimester pertama klien mengatakan sering mual muntah, trimester kedua klien mengatakan tidak ada keluhan apaapa dan trimester ketiga klien mengatakan sering BAK dan terasa pegalpegal. IV. RIWAYAT KB Klien mengatakan belum pernah mengikuti KB, klien ingin mengikuti KB setelah mempunyai 3 orang anak.

xx

V. SIKLUS MENARCHE Klien mengatakan mulai haid umur 12 tahun dengan siklus teratur (28 hari) dengan jumlah darah yang relatif banyak selama 6-7 hari. HPHT 6 Maret 2011, HPL 13 Desember 2011. VI. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU Klien mengatakan belum pernah mengalami persalinan seksio sesarea seperti sekarang, karena ini merupakan kehamilan yang pertama dan persalinan yang pertama, klien pernah mempunyai penyakit sesak nafas yaitu asma tapi sudah tidak pernah kambuh lagi. VII. RIWAYAT KELUARGA Klien mengatakan dikeluarganya tidak ada yang mengalami persalinan dengan Seksio Sesarea dan semua keluarga persalinannya normal. Didalam keluarga klien tidak mempunyai penyakit keturunan seperti Diabetes Militus atau yang lainya. VIII. RIWAYAT PSIKOSOSIAL Klien mengatakan sangat bahagia dengan lahirnya anak pertama meskipun persalinan melalui operasi sesar. Klien mengatakan tidak tahu cara merawat luka bekas operasi, klien sering bertanya pada perawat. Klien nampak bingung. IX. KEBIASAAN SEHARI-HARI A. Nutrisi Sebelum sakit : keluarga mengatakan klien makan 3 kali sehari dengan makanan seperti sayur, tongseng dan tentunya nasi sebagai karbohidratnya.

xxi

Klien minum air putih kurang lebih 6-9 (1200-1800) gelas dalam sehari air putih. Nilai normalnya (1800-2000cc). Selama sakit : klien mengatakan nafsu makannya tidak berubah klien makan 3 kali sehari dari porsi yang disediakan rumah sakit. Klien juga minum air putih kurang lebih 6-8 (1000-1600cc) gelas dalam sehari. Nilai normalnya (1800-2000cc). Klien mengatakan suka ngemil makanan yang ringan. B. Eliminasi Sebelum sakit : keluarga mengatakan klien BAB sebanyak 1 sampai 2 kali sehari dipagi hari dengan konsistensi lembek, kuning, bau khas. Klien BAK sebanyak 6-7 kali sehari dengan konsistensi kuning, bau khas amoniak. Selama sakit : klien mengatakan BAB 1 kali selama di Rumah Sakit dan BAK 3-4 kali sehari dengan konsistensi kuning dan bau khas amoniak. C. Istirahat dan tidur Sebelum sakit : klien mengatakan sebelum sakit klien tidur cukup dari jam 21.00-04.30 WIB. Tidur siang dari jam 13.00-14.30 WIB. Selama sakit : klien mengatakan tidur malam tidak tahu tepatnya jam berapa karena di ruangan tidak ada jam kira-kira jam 22.00-05.00 WIB dan tidur siang kira-kira jam 13.00-15.00 WIB. D. Kebersihan diri Sebelum sakit : klien mengatakan mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari dan keramas 2 hari sekali menggunakan shampoo.

xxii

Selama sakit : klien mengatakan mandi 2 kali sehari pagi dan sore hari di tempat tidur. Klien gosok gigi 2 kali sehari dan selama di rumah sakit klien keramas 1 kali. X. PEMERIKSAAN FISIK A. Pemeriksaan umum 1. Keadaan umum 2. Kesadaran : Baik : Composmetis dengan GCS= 15, E=4, M=5, V=6.

3. Tanda-tanda vital : Tekanan darah Denyut nadi Suhu tubuh Pernapasan 4. Berat badan 5. Tinggi badan : 110/70 mmHg : 88 x/m : 37,6C : 24 x/m : 40 Kg : 150 Cm

B. Pemeriksaan Head to toe 1. Kepala : Mesochepal a. Wajah dan kulit kepala Bentuk muka oval, simetris, ekspresi klien menyeringai dan mengeluh kesakitan, rambut hitam, lurus, bersih, dan tidak rontok, tidak ada nyeri tekan. b. Mata Mata kanan dan kiri simetris, palpebrae tidak oedema, konjungtiva anemis, sclera an ikterik, tidak ada secret, gerakan bola mata normal,

xxiii

tidak ada penonjolan pada bola mata dan penglihatan normal, tidak menggunakan alat bantu penglihatan. c. Hidung Hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada polip, septum bersih, tidak ada radang, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan dan fungsi penghidu masih baik. d. Telinga Canalis bersih, tidak ada serumen, pendengaran baik, tidak ada benjolan pada daun telinga, tidak memakai alat bantu pendengaran. e. Mulut Mukosa kering, gigi masih lengkap, bersih, tidak ada luka, gusi merah, tidak bau mulut, mulut dapat membuka dengan normal, terdapat caries, bibir tidak sianosis. 2. Leher Tidak nyeri tekan, tidak ada pembesaran tiroid, bentuk dan gerakan normal, tidak ada bendungan JVP (Jugularis Vena Pressure) dan tidak ada pembesaran kelenjar limfe. 3. Thorax dan paru Bentuk dada normal, simetris kanan dan kiri, pernafasan vesikuler, frekuensi 24 kali permenit tidak ada nyeri tekan pada paru, pergerakan dada normal, payudara simetris dan membesar, putting menonjol. 4. Jantung Jantung klien normal, ictus kordis terlihat, BJ I lup, BJ II dup.

xxiv

5. Abdomen Terdapat luka jahit bekas sayatan operasi sejumlah 8 jahitan sepanjang 12 Cm pada perut bagian bawah ( hypogastrum), ada nyeri tekan, TFU 2 jari dibawah pusar dan keadaan luka kemerahan. 6. Ginjal Ginjal klien normal,tidak ada keluhan 7. Genitalia Vulva merah kehitaman, tidak ada rambut pada pubis, Lochea berwarna rubra kurang lebih ada 35 cc, tidak ada luka episiotomi dan tidak terdapat hemoroid pada anus dan tidak terpasang kateter. 8. Muskuluskeletal Ektremitas atas : tangan simetris antara kanan dan kiri, tidak ada oedema, tidak tremor dan berkeringat. Ekstremitas bawah : kaki simetris kanan dan kiri, tidak ada oedema dan nyeri tekan, kaki berwarna kecoklatan. 9. Integumen Warna kulit kecoklatan, turgor kulit baik, tidak ada pengerasan pada kulit, tidak ada nyeri tekan.

xxv

XI. TERAPI OBAT Jenis Terapi Oral : Asam mefenamat Amoxilin Metronidazole 3x500 mg/hari 3x500 mg/hari 3x500 mg/hari Tabel 1.1 XII. PEMERIKSAAN LABORATORIUM POST OP SEKSIO SESAREA Nilai Tanggal Pemeriksaan Hasil Satuan rujukan 11.7 - 15.5 35 47 5000-10.000 80 100 26 34 32 36 150 -400 2.00-4.00 Oral Oral Oral Dosis Cara Pemberian

13/11/2011

Hemoglobin Hematokrit Leukosit MCV MCH MCHC Trombosit Eosinofil

L 10.0 36 H 10.200 78 24 32 291 L 0,80

g/dl % 103/ul FL Pg g/dl 103/ul %

xxvi

Basofil Netrofil Limfosit Monosit

0.10 60.65 L 16.30 7.20 Tabel 1.2

% % % %

0-1 50-70 25-40 2-8

XIII. ANALISA DATA No 1. Tanggal 13/12/20 11 Data Fokus Ds : - Klien mengatakan nyeri. - P : saat bergerak. - Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk - R : nyeri pada bekas operasi di daerah perut - S : skala nyeri 4 - T : 30 menit sekali Do : Ekspresi klien menyeringai dan mengeluh kesakitan Terdapat luka jahit bekas operasi sejumlah 8 jahitan (12 cm) Etiologi Agen cidera fisik (prosedur pembedahan) Problem Nyeri

xxvii

2 13/12/20 11 -

Ada nyeri tekan Pernapasan 24 kali permenit Ds : Klien mengatakan tidak tahu cara merawat luka post operasi Do : Keterbatasan kognisi Kurang pengetahuan (spesifik)

klien sering bertanya pada perawat.

3 13/12/20 11 -

Klien nampak bingung. Ds : Do : Hemoglobin L 10.0 g/dl Limfosit L 16.30 % Leukosit H 10.200/ul Suhu tubuh : 37,6C Terdapat luka jahit bekas operasi sejumlah 8 jahitan sepanjang 12 Cm Prosedur Invasif Resiko infeksi

Luka kemerahan Tabel 1.3

XIV. PRIORITAS MASALAH Diagnosa Keperawatan No berdasarkan Prioritas Masalah Timbul Teratasi Tanggal Masalah Tanggal

xxviii

Nyeri berhubungan dengan agen cidera fisik (Prosedur pembedahan)

13-12-2011

Kurang pengetahuan (spesifik) berhubungan dengan keterbatasan kognisi

13-12-2011

13-12-2011

Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive Tabel 1.4

13-12-2011

13-12-2011

XV. RENCANA KEPERAWATAN Hari/ Tanggal Selasa, 13/12/2011 No DX 1 Tujuan dan Kriteria Intervensi Hasil Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali 24 jam diharapkan nyeri berkurang dengan kriteria hasil : - Skala nyeri 0 1. Kaji nyeri secara komprehensif 2. Kaji tanda-tanda vital 3. Ajarkan teknik relaksasi non farmakologi distraksi dan relaksasi (tarik nafas dalam)
ULFA

Paraf

- Ekspresi lebih tenang 4. Berikan lingkungan yang - Tidak nyeri tekan nyaman 5. Kolaborasi pemberian analgetik Selasa, 2 Setelah dilakukan 1. Berikan informasi secara
ULFA

xxix

13/12/2011

tindakan keperawatan selama 3 kali 24 jam diharapkan pengetahuan klien meningkat dengan kriteria hasil : - Klien tahu tentang cara merawat luka post Seksio Sesarea - Klien tidak bingung lagi - Klien lebih kooperatif

adekuat 2. Berikan waktu untuk klien dan keluarga untuk bertanya ketika tidak tahu cara bagaimana merawat luka 3. Berikan pendidikan kesehatan tentang cara perawatan luka post Op Seksio Sesarea 4. Ajurkan keluarga menemani klien 5. Berikan lingkungan yang nyaman

Selasa, 13/11/2011

Setelah dilakukan

1. Kaji tanda-tanda vital

ULFA

tindakan keperawatan 2. Kaji adanya tanda-tanda selama 3 kali 24 jam infeksi

diharapkan klien tidak 3. Lakukan perawatan luka mengalami infeksi dengan teknik antiseptik

dengan kriteria hasil : 4. Inspeksi balutan - Tidak terjadi tandatanda infeksi seperti kalor, rubor, dolor, abdominal terhadap eksudat atau rembesan 5. Pantau hasil

xxx

tumor dan penurunan fungsio laesa - Tanda-tanda vital dalam batas normal : Tekanan darah 100 per 60 sampai 140 per 90 milimeter Air raksa Denyut nadi 60 sampai 100 kali permenit Suhu tubuh 36 sampai 37,5 derajat celcius Pernapasan 12 sampai 20 kali permenit - Nilai laboratorium normal : Hemoglobin 11.7 sampai 15.5 g Limfosit 25 sampai 40 % xxxi

laboratorium 6. Kolaborasi pemberian antibiotik

Leukosit 5000 sampai 10.000/ul Tabel 1.5

XVI. TINDAKAN KEPERAWATAN Tanggal Jam No Dx 13/12/2012 08.00 1,2,3 1. Mengganti linen klien Ds : Do : - Klien merasa nyaman 08.10 1,2,3 2. Mengukur tanda-tanda vital Ds : Do : - Tekanan Darah : 110 per 70 milimeter air raksa - Nadi : 88 kali permenit - Suhu tubuh : 37 xxxii
ULFA

Implementasi

Respon

Paraf

derajat celcius - Pernafasan : 24 kali permenit 08.30 1 3. Mengkaji nyeri secara komprehensif Ds : - Klien mengatakan nyeri. - P : saat bergerak. - Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk - R : nyeri pada bekas operasi di daerah perut - S : skala nyeri 3 - T : 25 menit sekali Do : - Ekspresi menyeringai 08.30 1,2 4. Mengganti balutan klien - Klien mengatakan Ds :

xxxiii

masih nyeri Do : - Luka kering 08.30 1,3 5. Menginspeksi balutan abdominal terhadap eksudat atau rembesan 09.00 1,2 6. Mengajarkan tekhnik relaksasi non farmakologi (tarik nafas dalam) 09.30 1 7. Memberikan obat asam mefenamat 500 mg per oral 09.45 2 8. Menganjurkan keluarga menemani klien Ds : Do : - Luka kering - Tidak ada pus Ds : Do : - Klien mampu melakukan tarik nafas dalam Ds : Do : - Obat masuk, klien tidak alergi Ds :Do : - Keluarga mengatakan Ya 10.00 2 9. Memberikan waktu Ds : - Klien bertanya

xxxiv

untuk klien dan keluarga untuk bertanya ketika tidak tahu cara bagaimana merawat luka 10.00 2 10. Memberikan pendidikan kesehatan tentang cara perawatan luka post Op Seksio Sesarea Menjelaskan Pengertian Menjelaskan tujuan dari perawatan luka Menjelaskan tandatanda infeksi Menjelaskan peralatan yang dibutuhkan Menjelaskan cara mengganti balutan

tentang cara merawat luka yang benar Do : Ds : - Keluarga mampu menjelaskan pengertian dari perawatan luka yaitu melakukan tindakan keperawatan luka dengan mengganti balutan dan membersihkan luka pada luka jahit. - Mampu menjelaskan alat-alat yang dibutuhkan untuk melakukan

xxxv

perawatan luka post op seksio sesarea seperti gunting, kapas, kassa steril, sarung tangan, plester, verband dan obat luka. Do : - Keluarga dan klien antusias terhadap pendidikan kesehatan yang diberikan 10.20 2,3 11. Menanyakan kepada klien apakah sudah tahu bagaimana cara merawat luka sesar setelah pendidikan kesehatan - Klien mengatakan sudah tahu tentang cara merawat luka yaitu dengan cara cuci tangan, Ds :

xxxvi

memakai sarung tangan saat membuka balutan luka, membersihkan luka dengan NaCl dan menutup luka kembali dengan kassa steril. Do : - Klien kooperatif - Klien tidak bingung lagi. Tabel 1.6 XVII. EVALUASI KEPERAWATAN Tanggal Jam Dx 1 Catatan perkembangan S : Klien mengtakan masih nyeri - P : saat bergerak. - Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk - R : nyeri pada bekas operasi di daerah perut - S : skala nyeri 3 Paraf
ULFA

13/12/2012 14.00

xxxvii

- T : 25 menit sekali O : Ekspresi menyeringai A : Masalah nyeri belum teratasi P : Lanjutkan intervensi 1. Ajarkan tekhnik relaksasi non farmakologi distraksi dan relaksasi (tarik nafas dalam) 2. Kolaborasi pemberian analgetik 13/12/2012 14.00 2 S : Klien mengatakan sudah tahu tentang cara merawat luka O : Klien kooperatif, klien tidak bingung lagi A : Masalah kurang pengetahuan teratasi P : Hentikan intervensi 13/12/2012 14.00 3 S : Klien mengatakan masih nyeri O : TD : 110/70 mmHg, Nadi : 88 x/m, S : 37C, RR : 24 x/m, luka kering, tidak ada pus A : Masalah resiko infeksi teratasi P : Pertahankan intervensi 1. Kaji tanda-tanda vital 2. Kaji adanya tanda-tanda infeksi 3. Lakukan perawatan luka dengan tekhnik antiseptic
ULFA ULFA

xxxviii

Tabel 1.7

BAB III PEMBAHASAN


Dalam bab ini, penulis akan membahas asuhan keperawatan pada Ny. N Post Op Seksio Sesarea Hari Ketiga dengan Indikasi Presbo di Ruang Nusa Indah RSUD dr. Soeselo Slawi, pembahasan meliputi : Pengkajian, Analisa Data, Diagnosa Keperawatan, Intervensi Keperawatan, Implementasi Keperawatan dan Evaluasi Keperawatan. Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan dengan mengumpulkan data-data yang akurat dari pasien sehingga akan diketahui berbagai permasalahan yang ada. Untuk melakukan langkah pertama ini diperlukan pengetahuan dan kemampuan yang harus dimiliki oleh perawat diantaranya pengetahuan tentang kebutuhan atau sistem biopsikososial dan spiritual bagi manusia yang memandang manusia dari aspek biologis, psikologis, social, dan tinjauan dari aspek spiritual, juga pengetahuan akan kebutuhan perkembangan manusia (tumbuh kembang dari kebutuhan dasarnya), pengetahuan tentang konsep sehat dan sakit, pengetahuan tentang patofisiologi dari penyakit yang dialami, pengetahuan tentang sistem keluarga dan kultur budaya serta nilainilai keyakinan yang dimiliki klien (A. Aziz Alimul Hidayat, 2008: 98). Analisa Data, Diagnosa Keperawatan, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi Keperawatan merupakan langkah penulis selanjutnya. Diagnosis keperawatan adalah keputusan klinis tentang respon individu, keluarga atau

xxxix

komunitas terhadap masalah kesehatan yang aktual dan potensial, atau proses kehidupan. Ini merupakan pernyataan yang menggambarkan respon aktual dan potensial klien terhadap masalah kesehatan yang boleh dan mampu ditangani oleh perawat. Intervensi adalah salah satu kategori perilaku keperawatan, pada tahap ini perawat menetapkan tujuan dan hasil yang diharapkan bagi pasien dan merencanakan intervensi keperawatan. Impelementasi adalah tahap keempat dari proses keperawatan dimana rencana perawatan dilaksanakan ; melaksanakan intervensi atau aktivitas yang telah ditentukan (Potter Perry, 2009: Hal 410, 432,460). Evaluasi adalah langkah akhir dari proses keperawatan tugas selama tahap ini termasuk pencatatan pernyataan evaluasi dan revisi rencana tindakan keperawatan dan intervensi jika perlu (Nursalam, 2001: 119). Dalam hal ini penulis juga membahas tentang diagnosa keperawatan, mengapa diagnosa tersebut ditegakkan, bagaimana memprioritaskan diagnosa tersebut, intervensi beserta rasionalnya, dari rencana tindakan serta evaluasi dari masalah keperawatan yang muncul. Pengkajian yang sudah didapat berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan penulis dan keluhan pasien yang ditemukan pada pengakajian yang dilakukan pada tanggal 13 Desember 2012 didapatkan data Ny. N, umur 25 tahun, jenis kelamin perempuan, status menikah, agama Islam, suku bangsa Jawa, pendidikan MTs (Madrasah Tsanawiyah), alamat Cenggini dan nomer registrasi masuk 182345. Didapatkan data antara lain : data subyektif yang meliputi klien

xl

mengatakan nyeri P : saat bergerak, Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk, R : nyeri pada bekas operasi di daerah perut, S : skala nyeri 4, T : 30 menit sekali dan klien tidak tahu cara merawat luka bekas operasi. Data obyektif meliputi ekspresi klien menyeringai dan mengeluh kesakitan, terdapat luka jahit bekas operasi sejumlah 8 jahitan sepanjang 12 cm, ada nyeri tekan, pernapasan 24 kali permenit klien sering bertanya pada perawat, klien nampak bingung, Hemoglobin Low 10.0 g/dl, Limfosit Low 16.30 %, Leukosit Hight 10.200/ul, Suhu tubuh : 37,6C, terdapat luka jahit bekas operasi sejumlah 8 jahitan sepanjang 12 cm, luka kemerahan. Pembahasan ini terjadi dari masing-masing diagnosa keperawatan dengan tetap mempertimbangkan prinsip-prinsip dalam proses keperawatan. Adapun tiga diagnosa yang muncul adalah sebagai berikut : 1. Nyeri akut Menurut Nanda tahun 2006 dan Judith M. Wilkinson, 2006 nyeri adalah pengalaman emosional dan sensori, yang tidak menyenangkan yang muncul dari kerusakan jaringan secara aktual dan potensial atau menunjukan adanya kerusakan (Associaton for the Study of Pain): serangan mendadak atau perlahan dari intensitas ringan sampai berat yang dapat diantisipasi atau diprediksi durasi nyeri kurang dari 6 bulan. Dengan batasan karakteristik data subyektif melaporkan nyeri secara verbal, karakteristik dari data obyektif yaitu menunjukkan kerusakan, posisi untuk mengurangi nyeri, gerakan untuk melindungi tingkah laku berhati-hati, wajah topeng (nyeri), gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai), fokus pada diri sendiri, fokus menyempit (penurunan persepsi waktu, kerusakan proses xli

berfikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan), tingkah laku distraksi (jalan-jalan, menemui orang lain, aktivitas berulang), respon otonom (diaporesis, perubahan tekanan darah, perubahan napas, perubahan nadi, dilatasi pupil), perubahan otonom dalam tonus otos (dalam rentang lemah ke kaku), tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas panjang, mengeluh) dan perubahan dalam nafsu makan. Diagnosa ini penulis tegakkan berdasarkan data yang penulis dapatkan dari hasil pengkajian tanggal 13 Desember 2011 yaitu data subjektif klien mengatakan nyeri, P : saat bergerak, Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk, R : nyeri pada bekas operasi di daerah perut, S : skala nyeri 4, T : 30 menit sekali. Data objektif meliputi ekspresi klien menyeringai dan mengeluh kesakitan, terdapat luka jahit bekas operasi sejumlah 8 jahitan sepanjang 12 Cm, ada nyeri tekan, pernapasan 24 kali permenit. Berdasarkan Maslow prioritas diagnosis yang diatasi pertama kali adalah kebutuhan fisiologis, sedangkan nyeri merupakan bagian dari kebutuhan fisiologis. Penulis memprioritaskan masalah nyeri berhubungan dengan prosedur pembedahan sebagai diagnosa yang utama karena dilihat dari kebutuhan klien yaitu kebutuhan fisiologis menurut konsep Hierarki Maslow. Kebutuhan fisologis terletak didasar piramida, teori Maslow mengatakan bahwa kebutuhan tingkat dasar ini harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum beralih ke kebutuhan yang lebih tinggi (seperti harga diri) (A. Aziz Alimul Hidayat, 2008: 119).

xlii

Dalam mengatasi masalah tersebut penulis menetapkan beberapa rencana keperawatan, tujuan serta kriteria hasil. Penulis menetapkan tujuan yang ingin dicapai setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali 24 jam diharapkan nyeri berkurang dengan skala nyeri 0, ekspresi tenang, tidak nyeri tekan. Berikut ini adalah beberapa rencana keperawatan yang ditentukan penulis untuk diagnosa nyeri: a. Kaji nyeri secara komprehensif Rasionalnya : Klien mungkin tidak secara verbal melaporkan nyeri dan ketidaknyamanan secara langsung. Membedakan karakteristik khusus dari nyeri membantu membedakan nyeri pasca operasi dan terjadinya komplikasi. b. Kaji tanda- tanda vital Rasionalnya : Pada banyak klien, nyeri dapat menyebabkan gelisah serta tekanan darah dan nadi meningkat. Kehilangan darah berlebihan dan hemoragi selama persalinan dan periode intraoperatif dapat menurunkan curah jantung dan meningkatkan vasokontriksi dengan pirau darah pada organ utama. Penurunan curah jantung dan syok dimanifestasikan oleh penurunan tekanan darah, peningkatan nadi atau lemah dan kulit dingin atau lembab. c. Ajarkan teknik relaksasi non farmakologi distraksi dan relaksasi (tarik nafas dalam)

xliii

Rasionalnya : Napas dalam meningkatkan upaya pernapasan. Menurunkan regangan dan ketegangan area insisi dan mengurangi nyeri dan ketidaknyamanan berkenaan dengan gerakan otot abdomen.

d. Berikan lingkungan yang nyaman Rasionalnya : Meningkatkan kenyamanan dan menurunkan distraksi tidak menyenangkan dan meningkatkan rasa sejahtera. e. Kolaborasi pemberian analgetik Rasionalnya : Meningkatkan kenyamanan yang memperbaiki status psikologis dan meningkatkan mobilitas. Meningkatkan kenyamanan dengan memblok implus nyeri, mempunyai potensial kerja agen anestetik (Marilynn E. Dongoes, 2000: 414). Adapun implementasi yang dapat penulis lakukan didiagnosa ini adalah : 1. Mengganti linen klien Dalam melakukan tindakan ini penulis tidak mengalami hambatan karena pasien kooperatif dan klien merasa nyaman setelah penulis mengganti linennya. Tindakan ini penulis lakukan pada jam 08.00 WIB. 2. Mengukur tanda-tanda vital Tindakan ini penulis lakukan untuk menemukan apakah ada atau tidak adanya peningkatan rasa nyeri pada klien. Setelah dilakukan tindakan keperawatan ini ditemukan data : Tekanan Darah : 110 per 70 milimeter air raksa, Nadi : 88 kali permenit, Suhu tubuh : 37 Derajat Celcius, Pernafasan : xliv

24 kali permenit. Dalam melakukan tindakan ini penulis tidak menemukan kendala apapun karena klien kooperatif. 3. Mengkaji nyeri secara komprehensif Dalam melakukan tindakan ini penulis mengalami kendala yaitu pasien selalu mengeluh kepada perawat akan rasa sakitnya sehingga penulis harus benar-benar memiliki kejelian dalam melakukan tindakan ini. Tetapi kendala tersebut dapat diatasi penulis dengan mengkaji secara lebih mendalam tentang nyeri yang dirasakan pasien seperti melihat ekspresi wajah pasien ketika dilakukan perawatan luka dan pada waktu pasien melakukan mobilisasi. Data yang ditemukan adalah klien mengatakan masih nyeri dengan skala nyeri 3, nyeri masih timbul saat bergerak, ekspresi menyeringai. Tindakan ini dilakukan pada jam 08.30 WIB. 4. Mengganti balutan klien Dalam melakukan tindakan ini penulis tidak menemukan kendala karena klien mau diganti balutannya, hanya saja merasa sakit ketika penulis menekan luka agar mengetahui masih ada pus atau tidak, setelah dilakukan tindakan ini klien mengatakan masih nyeri pada daerah sekitar luka. Penulis menemukan data luka sudah kering dan tidak terdapat pus. Tindakan ini dilakukan pada jam 08.30 WIB. 5. Menginspeksi balutan abdominal terhadap eksudat atau rembesan Dalam melakukan tindakan ini penulis tidak menemukan kendalan apapun karena klien kooperatif dan penulis menemukan data luka sudah kering serta tidak terdapat pus lagi. Tindakan ini penulis lakukan pada jam 08.30 WIB.

xlv

6. Mengajarkan teknik relaksasi nonfarmakologi distraksi dan relaksasi (tarik nafas dalam). Dalam melakukan tindakan ini penulis tidak mengalami hambatan karena pasien kooperatif dan mampu untuk melakukan tekhnik nafas dalam untuk mengontrol nyeri. Tindakan ini penulis lakukan pada jam 09.00 WIB. 7. Memberikan obat asam mefenamat 500 gram per oral Obat ini diberikan sesuai advis Dokter untuk mengurangi rasa nyeri dan ketidaknyamanan pada klien. Dalam melakukan tindakan ini penulis tidak menemukan kendala karena klien kooperatif dan minum obat secara teratur. Klien juga tidak mempunyai allergi terhadap obat. Tindakan ini penulis lakukan pada jam 09.30 WIB. Evaluasi pada diagnosa keperawatan nyeri berhubungan dengan agen cidera fisik (prosedur pembedahan) yang dilakukan pada tanggal 13 Desember 2011 penulis menemukan data subyektif klien mengatakan masih nyeri, P : saat bergerak, Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk, R : nyeri pada bekas operasi di daerah perut, S : skala nyeri 3 dan T : 25 menit sekali, dengan data obyektif, ekspresi menyeringai, nyeri masih timbul saat bergerak. Analisa masalah nyeri belum teratasi, planning melanjutkan intervensi yang telah dibuat dalam rencana tindakan keperawatan selanjutnya. 2. Kurang pengetahuan (spesifik) Kurang pengetahuan (spesifik) yaitu kondisi ketika individu atau kelompok tidak memiliki cukup pengetahuan kognitif atau keterampilan

xlvi

psikomotor terkait kondisi atau rencana tindakan tertentu (Lyinda Juall Carpenito, 2009: 652). Dengan batasan karakteristik data subyektif mengungkapkan

masalahnya secara verbal, karakteristik dari data obyektif yaitu tidak mengikuti instruksi yang diberikan secara akurat, tidak mengikuti ujian secara akurat, tidak tepat atau berlebihannya perilaku (sebagai contoh histeris, bermusuhan, agatis dan apatis) (Judith M. Wilkinson, 2006: 270). Dalam menegakkan diagnosa ini penulis mendapatkan data sebagai berikut untuk dapat menarik diagnosa yaitu data subjektif klien mengatakan tidak tahu cara merawat luka bekas operasi. Dengan data obyektif yang didapat adalah klien sering bertanya pada perawat, klien nampak bingung. Diagnosa ini penulis tegakkan karena untuk meningkatkan

keselamatan dan keamanan klien hal ini sesuai prioritas diagnosis yang akan direncanakan berdasarkan kebutuhan menurut Hierarki Maslow (A. Aziz Alimul Hidayat, 2008: 119). Dalam mengatasi masalah tersebut penulis menetapkan beberapa rencana keperawatan, tujuan serta kriteria hasil. Penulis menetapkan Tujuan yang ingin dicapai setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali 24 jam diharapkan klien tahu tentang cara merawat luka post Seksio Sesarea, klien tidak bingung lagi dan klien lebih kooperatif Oleh karena itu penulis merencanakan tindakan keperawatan sebagai berikut : a. Berikan informasi secara adekuat

xlvii

Rasionalnya : Membantu klien mengenali perubahan normal dari responsrespons abnormal yang mungkin memerlukan tindakan. Status emosional klien mungkin kadang-kadang labil pada waktu ini dan sering dipengaruhi oleh kesejahteraan fisik. Antisipasi perubahan ini dapat menurunkan stres berkenaan dengan transisi periode ini yang memerlukan pembelajaran peran baru dan pelaksanaan tanggung jawab baru. b. Berikan waktu untuk klien dan keluarga untuk bertanya ketika tidak tahu cara bagaimana merawat luka Rasionalnya : Memberikan kesempatan untuk mengevaluasi pemahaman klien atau pasangan dan keluarga terhadap situasi yang dihadapi. c. Berikan pendidikan kesehatan tentang cara perawatan luka post Op Seksio Sesarea Rasionalnya : Informasi memungkinkan klien mengantisipasi kejadian dan memahami alasan intervensi atau tindakan. d. Anjurkan keluarga menemani klien Raionalnya : Memberikan dukungan bagi ibu, meningkatkan kedekatan orang tua dan memberikan pada pengingatan klien akan pengalaman kelahiran. e. Berikan lingkungan yang nyaman Rasionalnya : Memungkinkan kesempatan bagi klien atau pasangan untuk menginternalisasi informasi, menyusun sumber-sumber dan mengatasi dengan efektif (Marilynn E. Dongoes, 2000: Hal 82).

xlviii

Untuk

point

selanjutnya,

penulis

akan

membahas

tentang

implementasi yang dilakukan penulis untuk mencapai tujuan, yang diharapkan untuk mengatasi masalah ini, adapun implementasi yang telah dilakukan penulis adalah

1. Mengganti linen klien Dalam melakukan tindakan ini penulis tidak mengalami hambatan karena pasien kooperatif dan klien merasa nyaman setelah penulis mengganti linennya. Tindakan ini penulis lakukan pada jam 08.00 WIB. 2. Mengukur tanda-tanda vital Tindakan ini penulis lakukan untuk menemukan apakah ada atau tidak adanya peningkatan rasa nyeri pada klien. Setelah dilakukan tindakan keperawatan ini ditemukan data : Tekanan Darah : 110 per 70 milimeter air raksa, Nadi : 88 kali permenit, Suhu tubuh : 37 derajat celcius, Pernafasan : 24 kali permenit. Dalam melakukan tindakan ini penulis tidak menemukan kendala apapun karena klien kooperatif. 3. Mengganti balutan klien Dalam melakukan tindakan ini penulis tidak menemukan kendala karena klien mau diganti balutannya, hanya saja merasa sakit ketika penulis menekan luka agar mengetahui masih ada pus atau tidak, setelah dilakukan tindakan ini klien mengatakan masih nyeri pada daerah sekitar luka. Penulis menemukan data luka sudah kering dan tidak terdapat pus. Tindakan ini dilakukan pada jam 08.30 WIB.

xlix

4. Menganjurkan keluarga menemani klien Dalam melakukan tindakan ini penulis tidak menemukan kendala apapun, keluarga sangat antusias untuk menemani klien. Tindakan ini penulis lakukan pada jam 09.45 WIB. 5. Memberikan waktu pada klien dan keluarga untuk bertanya ketika tidak tahu cara bagaimana merawat luka. Dalam melakukan tindakan ini penulis tidak menemukan kendala apapun karena klien dan keluarga mau bertanya bagaimana cara merawat luka yang benar. Tindakan ini penulis lakukan pada jam 10.00WIB. 6. Memberikan pendidikan kesehatan tentang cara perawatan luka post op seksio sesarea diantaranya menjelaskan pengertian, menjelaskan tujuan dari

perawatan luka, menjelaskan tanda-tanda infeksi, menjelaskan peralatan yang dibutuhkan dan menjelaskan cara menggganti balutan. Menanyakan kepada klien apakah sudah tahu bagaimana cara merawat luka post op seksio sesarea setelah pendidikan kesehatan. Dalam melakukan tindakan ini penulis tidak menemukan kendala apapun karena klien dan keluarga mau memperhatikan dan antusias terhadap pendidikan kesehatan yang diberikan. Penulis melakukan pendidikan kesehatan ini pada jam 10.00 WIB. 7. Menanyakan kepada klien apakah sudah tahu bagaimana cara merawat luka sesar setelah pendidikan kesehatan. Dalam melakukan tindakan keperawatan ini penulis tidak menemukan kendala apapun karena setelah pendidikan kesehatan yang diberikan klien dan keluarga

menjadi tahu bagaimana cara merawat luka post op seksio sesarea yang benar. Tindakan ini penulis lakukan pada jam 10.20 WIB. Evaluasi pada diagnosa kurang pengetahuan (spesifik) berhubungan dengan keterbatasan kognisi dapat teratasi sesuai kriteria hasil yang telah ditentukan penulis. Dari data subyektif klien mengatakan sudah tahu tentang cara merawat luka, dengan data obyektif klien kooperatif, klien tidak bingung lagi. Analisa : masalah kurang pengetahuan teratasi. Planning : pertahankan intervensi sesuai yang telah direncanakan. Dalam analisa penulis mengatakan masalah teratasi karena berdasarkan tujuan yang penulis harapkan pada pasien terpenuhi. Dalam melakukan evaluasi ini penulis tidak menemui kendala dan kesulitan yang berarti karena adanya kerjasama yang baik dari semua pihak. 3. Resiko Infeksi Resiko infeksi adalah suatu kondisi individu yang mengalami peningkatan resiko terserang organisme patogenik (Judith M. Wilkinson, 2006: 261). Resiko infeksi suatu kondisi dimana ketika individu beresiko terkena agen oportunistik atau agen patogenesis (virus, jamur, bakteri, atau parasit lain) dari berbagai sumber dari dalam atau luar tubuh (Lynda Juall Carpenito, 2009: 590). Faktor resiko dari resiko infeksi meliputi prosedur invasif, tidak cukup pengetahuan dalam menghindari paparan pathogen, trauma, destruksi jaringan dan peningkatan paparan lingkungan, ruptur membrane amniotik, agen parmasetikal (misal imunosupresan), li malnutrisi, peningkatan paparan

lingkungan terhadap pathogen, imunosupresi, imunitas didapat tidak adekuat, pertahanan sekunder tak adekuat (Hb menurun, leukopenia, penekanan respon inflamasi), pertahanan primer tidak adekuat (kulit tak utuh, trauma jaringan, penurunan gerak silia, cairan tubuh statis, perubahan sekresi pH, perubahan peristaltik) dan penyakit kronis. Pengkajian pada tanggal 13 Desember 2011 didapatkan data yang menunjang untuk menegakkan diagnosa ini yaitu data obyektif yang meliputi Hemoglobin Low 10.0 g/dl, Limfosit Low 16.30 %, Leukosit Hight 10.200/ul, Suhu tubuh : 37,6C, terdapat luka jahit bekas operasi sejumlah 8 jahitan sepanjang 12 Cm, luka kemerahan. Dalam mengatasi masalah tersebut penulis menetapkan beberapa rencana keperawatan, tujuan serta kriteria hasil. Penulis menetapkan Tujuan yang ingin dicapai setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali 24 jam diharapkan klien tidak mengalami infeksi dengan kriteria hasil tidak terjadi tanda-tanda infeksi seperti kalor, rubor, dolor, tumor dan penurunan fungsio laesa, tanda-tanda vital dalam batas normal : tekanan darah 100 per 60 sampai 140 per 90 milimeter Air raksa, denyut nadi 80 sampai 100 kali permenit, suhu tubuh 36 sampai 37,5 derajat celcius, pernapasan 16 sampai 20 kali permenit, nilai laboratorium normal : Hemoglobin 11.7 sampai 15.5 g/dl, Limfosit 25 sampai 40 %, Leukosit 5000 sampai 10.000/ul . Diagnosa ini penulis tegakkan karena untuk untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan klien hal ini sesuai prioritas diagnosis yang akan

lii

direncanakan berdasarkan kebutuhan menurut Hierarki Maslow (A. Aziz Alimul Hidayat, 2008: 119). Oleh karena itu penulis merencanakan tindakan keperawatan sebagai berikut : a. Kaji tanda-tanda vital Rasionalnya : Demam setelah pasca operasi hari ketiga, leukosit dan takikardi dapat menunjukkan infeksi. Peningkatan suhu 38,3 derajat celcius dalam 24 jam pertama sangat mengidentifikasi nyeri; peningkatan sampai 38 derajat celcius pada hari kedua dan dalam 10 hari pascapartum adalah bermakna. b. Kaji adanya tanda-tanda infeksi Rasionalnya : Pecah ketuban terjadi 24 jam sebelum pembedahan dapat mengakibatkan korioamnionitis sebelum mengubah intervensi bedah dan dapat mengubah penyembuhan luka. c. Lakukan perawatan luka dengan teknik antiseptik Rasionalnya : Lingkungan lembab merupakan media paling baik untuk pertumbuhan bakteri, bakteri dapat berpindah melalui aliran kapiler melalui balutan basah ke luka. (Catatan : Insisi pada segmen uterus bawah sembuh lebih cepat dari pada insisi klasik dan kecil kemungkinan untuk ruptur pada kehamilan selanjutnya).

d. Inspkesi balutan abdominal terhadap eksudat atau rembesan

liii

Rasionalnya : Balutan steril menutupi luka pada 24 jam pertama kelahiran sesaria membantu melindungi luka dari cedera atau kontaminasi. Rembesan dapat menandakan hematoma, gangguan penyatuan jahitan atau dehisens luka, memerlukan intervensi lanjutan. Pengangkatan balutan memungkinkan insisi mengering dan meningkatkan penyembuhan luka. e. Pantau hasil laboratorium Rasionalnya : Anemia, Diabetes dan persalinan yang lama (khususnya pada pecah ketuban), sebelum kelahiran sesaria meningkatkan resiko infeksi dan perlambatan penyembuhan (Marilynn E. Dongoes, 2000:414). Untuk point selanjutnya, penulis akan membahas tentang implementasi yang dilakukan penulis untuk mencapai tujuan, yang diharapkan untuk mengatasi masalah ini, adapun implementasi yang telah dilakukan penulis adalah 1. Mengganti linen klien Dalam melakukan tindakan ini penulis tidak mengalami hambatan karena pasien kooperatif dan klien merasa nyaman setelah penulis mengganti linennya. Tindakan ini penulis lakukan pada jam 08.00 WIB. 2. Mengukur tanda-tanda vital Tindakan ini penulis lakukan untuk menemukan apakah ada atau tidak adanya peningkatan rasa nyeri pada klien. Setelah dilakukan tindakan keperawatan ini ditemukan data : Tekanan Darah : 110 per 70 milimeter air raksa, Nadi : 88 kali permenit, Suhu tubuh : 37 Derajat Celcius, Pernafasan :

liv

24 kali permenit. Dalam melakukan tindakan ini penulis tidak menemukan kendala apapun karena klien kooperatif. 3. Menginspeksi balutan abdominal terhadap eksudat atau rembesan Dalam melakukan tindakan ini penulis tidak menemukan kendalan apapun karena klien kooperatif dan penulis menemukan data luka sudah kering serta tidak terdapat pus lagi. Tindakan ini penulis lakukan pada jam 09.00 WIB. 4. Menanyakan kepada klien apakah sudah tahu bagaimana cara merawat luka sesar setelah pendidikan kesehatan. Dalam melakukan tindakan keperawatan ini penulis tidak menemukan kendala apapun karena setelah pendidikan kesehatan yang diberikan klien dan keluarga menjadi tahu bagaimana cara merawat luka post op seksio sesarea yang benar. Tindakan ini penulis lakukan pada jam 10.20 WIB. Evaluasi pada diagnosa resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif dapat teratasi sesuai kriteria hasil yang telah ditentukan penulis. Dari data subyektif klien mengatakan masih nyeri tapi dengan data obyektif yang ditemukan yaitu tekanan darah : 110 per 70 mili meter air raksa, nadi : 88 kali permenit, suhu : 37 derajat celcius, pernafasan : 24 kali permenit, luka kering, tidak ada pus. Analisa : masalah resiko infeksi teratasi. Planning : pertahankan intervensi sesuai yang telah direncanakan. Dalam analisa penulis mengatakan masalah teratasi karena berdasarkan tujuan yang penulis harapkan pada pasien terpenuhi. Dalam melakukan evaluasi ini penulis tidak menemui kendala dan kesulitan yang berarti karena adanya kerjasama yang baik dari semua pihak.

lv

Berdasarkan pengelolaan kasus selama 3 kali 24 jam penulis memunculkan 3 diagnosa keperawatan yaitu nyeri berhubungan dengan agen cidera fisik (prosedur pembedahan), kurang pengetahuan (spesifik)

berhubungan dengan keterbatasan kognisi dan resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif. Sedangkan pada teori terdapat diagnosa keperawatan : ansietas, harga diri rendah situasional, konstipasi dan kurang perawatan diri. 1. Ansietas tidak dimunculkan karena tidak ada tanda-tanda krisis situasi. Secara teori diagnosa tersebut dimunculkan apabila terdapat batasan karakteristik peningkatan ketegangan, keprihatinan, perasaan tidak adekuat, stimulasi simpatik tidak dapat tidur dan sementara itu pada saat pengkajian penulis tidak menemukan data yang sama pada batasan karakteristik tersebut. 2. Harga diri rendah situasional tidak dimunculkan karena tidak ada data yang ditemukan oleh penulis sesuai dengan batasan karakteristik yaitu mengungkapkan tantangan situasional yang sedang terjadi terhadap harga diri, mengungkapkan diri yang negatif, bimbang perilaku nonsertif, mengevaluasi diri tidak mampu mengatasi situasi dan mengekspresikam tidak berdaya dan tidak berguna. Saat dilakukan pengkajian pada Ny. N penulis tidak menemukan data yang sesuai dengan batasan karakteristik tersebut. 3. Konstipasi Secara teori diagnosa konstipasi dapat dimunculkan apabila terdapat batasan karakteristik, perubahan pola BAB, darah merah terang dalam feces, distensi

lvi

abdomen, feses lembut seperti pasta rektum, feses gelap hitam seperti teh, peningkatan tekanan abdomen, nyeri saat defekasi, penurunan volume feces, tegang saat defekasi. Saat dilakukan pengkajian pada Ny. N penulis tidak menemukan data yang sesuai dengan batasan karakteristik tersebut. 4. Kurang perawatan diri Secara teori diagnosa ini dimunculkan apabila terdapat batasan karakteristik tidak mampu dalam memakai atau melepas pakaian yang perlu, berpakaian cepat, menyediakan atau menyetok baju, memakai pakaian atas dan bawah, memilih pakaian, menggunakan alat bantu, mengancingkan baju, mengganti baju dan mempertahankan penampilan dalam tingkat memuaskan. Saat dilakukan pengkajian pada Ny. N penulis tidak menemukan data yang sesuai dengan batasan karakteristik tersebut, sehingga diagnosa ini tidak dimunculkan oleh penulis (Mitayani, 2009 : 111).

lvii

BAB IV PENUTUP
Dari uraian pembahasan sebelumnya tentang kelahiran seksio sesarea dengan menggunakan proses asuhan keperawatan secara komprehensif, maka penulis dalam bab ini akan menguraikan tentang simpulan serta saran dari karya tulis ilmiah yang berjudul Asuhan Keperawatan pada Ny. N Post Op Seksio Sesarea Hari Ketiga Dengan Indikasi Presbo di Ruang Nusa Indah dr. Soeselo Slawi. A. Simpulan Berdasarkan pembahasan maka dapat disimpulkan hal sebagai berikut : 1. Penulis melakukan asuhan keperawatan dengan komprehensif dari pengkajian didapatkan data antara lain : data subyektif yang meliputi klien mengatakan nyeri, P : saat bergerak, Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk, R: nyeri pada bekas operasi di daerah perut, S : skala nyeri 4, T : 30 menit sekali dan klien tidak tahu cara merawat luka bekas operasi. Data obyektif meliputi ekspresi klien menyeringai dan mengeluh kesakitan, terdapat luka jahit bekas operasi sejumlah 8 jahitan sepanjang 12 centimeter, ada nyeri tekan, pernapasan 24 kali permenit klien sering bertanya pada perawat, klien nampak bingung, Hemoglobin Low 10.0 Gram per dalam liter, Limfosit Low 16.30 persen, Leukosit Hight 10.200 per unit, Suhu tubuh : 37,6 derajat celcius, terdapat luka jahit bekas operasi sejumlah 8 jahitan sepanjang 12 centimeter, luka kemerahan. 2. Berdasarkan data yang ada penulis menentukan 3 diagnosa yaitu nyeri berhubungan dengan agen cidera fisik (prosedur pembedahan), kurang lviii

pengetahuan (spesifik) berhubungan dengan keterbatasan kognisi, resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif. 3. Rencana intervensi yang disusun sepenuhnya tidak dapat

diimplementasikan pada klien sesuai dengan yang penulis rencanakan karena keterbatasan waktu penulis. 4. Untuk selanjutnya implementasi penulis menyesuaikan dengan keadaan klien. Adapun beberapa implementasi yang dilakukan penulis yaitu mengganti linen klien, mengukur tanda-tanda vital, mengkaji nyeri secara komprehensif, mengganti balutan klien, menginspeksi balutan abdominal terhadap eksudat atau rembesan, mengajarkan tekhnik relaksasi non farmakologi (tarik nafas dalam), memberikan obat asam mefenamat 500 miligram per oral, menganjurkan keluarga menemani klien, memberikan waktu untuk klien dan keluarga untuk bertanya ketika tidak tahu cara bagaimana merawat luka, memberikan pendidikan kesehatan tentang cara perawatan luka post op seksio sesarea, menjelaskan pengertian, menjelaskan tujuan dari perawatan luka, menjelaskan tanda-tanda infeksi, menjelaskan peralatan yang dibutuhkan, menjelaskan cara mengganti balutan dan menanyakan kepada klien apakah sudah tahu bagaimana cara merawat luka post op seksio sesarea setelah pendidikan kesehatan. Beberapa kendala penulis hadapi dalam pengelolaan kasus dengan kelahiran seksio sesarea hal tersebut terjadi karena beberapa sebab antara lain : kurangnya ketelitian penulis dalam penyusunan laporan, terbatasnya waktu yang diberikan selama ujian dilaksanakan, terbatasnya pengetahuan

lix

penulis tentang seksio sesarea kendala-kendala yang penulis hadapi dapat diselesaikan atau dicari jalan keluarnya dengan adanya faktor pendukung seperti kooperatifnya keluarga dan klien saat penulis melakukan pengkajian sampai dengan evaluasi, kerjasama yang baik yang dapat penulis lakukan dengan perawat ahli gizi, dan dokter yang ada, serta dukungan dari teman-teman selama ujian dilaksanakan. 5. Dengan penulis melakukan pengelolaan kasus kelahiran dengan seksio sesarea pada Ny. N penulis dapat menemukan kesenjangan dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada Ny. N seperti penemuan data yang ada dalam teori namun tidak muncul pada kasus, sehingga penulis harus dapat mengkaji lebih dalam tentang masalah klien yang oleh klien dianggap suatu hal yang wajar dan tidak menjadi masalah tetapi jika dilihat dari segi keperawatan dan medis adalah hal yang sangat serius yang perlu segera diatasi. B. Saran 1. Bagi Rumah Sakit Rumah Sakit melalui petugas yang ada di ruangan lebih aktif dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan pada klien dengan persalinan seksio sesarea dan cara penanganan awal pada klien dengan persalinan seksio sesarea agar tidak terjadi infeksi sehingga pemahaman masyarakat tentang cara penanganan terhadap persalinan seksio sesarea akan lebih baik dan resiko infeksi bisa dicegah. 2. Bagi Institusi Pendidikan

lx

Institusi pendidikan telah banyak memberikan informasi tentang kesehatan khususnya tentang persalinan dengan seksio sesarea. Tuntutan zaman yang terus berkembang menyebabkan kebutuhan masyarakat akan informasi kesehatan harus terus ditingkatkan yaitu dengan memberikan lebih banyak materi pada para mahasiswanya, selain itu sebagai bahan bacaan di perpustakaan. 3. Bagi Keluarga Keluarga adalah orang terdekat dari klien, diharapkan dapat berperilaku hidup bersih serta mengetahui cara pencegahan agar tidak terjadi infeksi pada klien dengan keluarga tahu bagaimana cara perawatan luka post op seksio sesarea yang benar. 4. Bagi Masyarakat Pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat perlu untuk dipertahankan dan berperan aktif dalam upaya pencegahan dan penanggulangan persalinan seksio sesarea, bagi masyarakat yang belum dapat berperilaku hidup sehat diharapkan supaya berperilaku lebih positif dengan melakukan pola hidup sehat. 5. Bagi Penulis Perlu untuk menambah dan meningkatkan kemampuan dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien yang persalinannya secara seksio sesarea serta perlu memperbaiki agar karya tulis ini lebih sempurna.

lxi

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2009. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis. Jakarta : EGC Dongoes, Marilynn E. 2000. Penerapan Proses Keperawatan dan Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC Dongoes, Marilynn E. 2001. Rencana Perawatan Maternal atau Bayi : Pedoman untuk Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan klien. Jakarta : EGC Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung. Obstetri Operatif. Jakarta : EGC. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan . Jakarta : Salemba Medika Manuaba, A. C. Ida, et al. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. Tiga Pengarang Nursalam.2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Perry and Potter. 2009. Fundamental Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Taber, Ben-Zion. 1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC Ujiningtyas, C. Sri Hari. 2009. Asuhan Keperawatan Persalinan Normal. Jakarta : Salemba Medika Wilkinson, Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC lxii

Http://etd.eprints.ums.ac.id/13349/2/BAB_I_.pdf. Diakses tanggal 17 April 2012. Http://www.scribd.com/doc/12863508/Letak-Sungsang- presbo. Diakses tanggal 17 April 2012.

lxiii

LAPORAN PENDAHULUAN
SEKSIO SESAREA A. KONSEP DASAR 1. PENGERTIAN Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Persalinan normal adalah proses lahirnya janin dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang pada umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. Ada beberapa bentuk persalinan berdasarkan definisi antara lain : persalinan spontan yaitu bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri, persalinan buatan yaitu bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar dan persalinan anjuran yaitu bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan. Seksio sesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 3500 gram. 2. INDIKASI 1. Indikasi ibu a. Panggul sempit absolut b. Tumor-tumor jalan lahir menimbulkan obstruksi c. Stenosis vagina lxiv

d. Plasenta previa e. Disproporsi sefalopelvis f. Ruptur uterus g. Diabetes h. Riwayat obstetri yang buruk i. Riwayat seksio caesarea klasik j. Infeksi hipervirus tipe II (genetik) 2. Indikasi janin a. Letak janin yang tidak stabil tidak bisa dikoreksi b. Presentasi bokong c. Penyakit atau kelainan berat janin seperti eritroblastosis atau retardasi pertumbuhan yang nyata d. Gawat janin

PATHWAY Janin Letak janin yang tidak stabil tidak bisa dikoreksi Presentasi bokong Penyakit atau kelainan berat janin

lxv

Ibu Panggul sempit absolut Tumor-tumor jalan lahir menimbulkan obstruksi Stenosis vagina Plasenta previa Disproporsi sefalopelvis Ruptur uterus Diabetes Riwayat obstetri yang buruk Riwayat seksio caesarea klasik Infeksi herpes virus tipe II

MK : Kurang SEKSIO pengetahuan cemas

Komplikasi Kala II berjalan lancar Ibu Infeksi Perdarahan Luka kandung kemih Janin Persalinan normal

Kematian

MK : Risiko tinggi penyebaran infeksi Risiko 3. cedera pada ibu Risiko kerusakan integritas jaringan

Bayi lahir dengan TTV normal

3. Pemeriksaan diagnostik

lxvi

1. Hitung darah lengkap, golongan darah (ABO) dan pencocokan silang, serta tes coombs. 2. Urinalis : menentukan kadar albumin dan glukosa 3. Kultur : mengidentifikasi adanya virus herpes simplek tipe II 4. Pelvimetri : menentukan CVD 5. Amniosentesis : mengkaji maturitas paru janin 6. Ultrasonografi : melokalisasi plasenta menentukan pertumbuhan, kedudukan dan presentasi janin. 7. Tes stres kontraksi atau non-stres : mengkaji respon janin terhadap gerakan atau stres dari pola kontraksi uterus atau pola abnormal. 8. Pemantauan elektrolit kontinu : memastikan status janin atau aktivitas uterus. 4. KOMPLIKASI 1. Pada ibu a. Infeksi puerperalis Ringan : peningkatan suhu selama beberapa hari dalam masa nifas Berat : peritonitis sepsis b. Perdarahan c. Komplikasi-komplikasi lain seperti luka kandung kemih, emboli paruparu 2. Pada bayi a. Kematian perinatal pasca seksio caesarea sebanyak 4-7 persen

lxvii

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU DENGAN SEKSIO SESAREA


A. PENGKAJIAN 1. Sirkulasi a. Hipertensi b. Terdapat perdarahan vagina 2. Integritas ego Dapat menunujukkan prosedur yang diantisipasi sebagai tanda kegagalan dan reflek negatif pada kemampuan sebagai wanita. 3. Makanan cairan Nyeri epigastrum, ganggun penglihatan dan edema sebagai tanda-tanda hipertensi karena kehamilan (HKK). 4. Nyeri atau ketidaknyamanan a. Distosia b. Persalinan lama atau disfungsional, kegagalan induksi c. Terdapat nyeri tekan pada uterus 5. Keamanan a. Penyakit hubungan seksual aktif (misalnya herpes). b. Prolaps tali pusat, distres janin. c. Ancaman kelahiran janin yang prematur. d. Presentasi bokong dengan versi sefalik eksternal yang tidak berhasil. e. Ketuban pecah dalam 24 jam atau lebih lama

lxviii

f. Adanya komplikasi ibu seperti (HKK), diabetes, penyakit ginjal atau jantung serta infeksi asendens. 6. Seksualitas a. Disproporsi sefalopelvik (CVD) b. Kehamilan multipel atau gestasi (uterus sangat distensi) c. Melahirkan secara bedah uterus atau serviks sebelumnya d. Tumor atau neoplasma yang menghambat pelvis atau jalan lahir 7. Penyuluhan atau pembelajaran Kelahiran caesarea yang tidak direncanakan dapat mempengaruhi kesiapan dan pemahaman ibu terhadap prosedur. B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenal prosedur pembedahan, harapan, regimen pasca operasi yang berhubungan dengan kurang pemahaman tidak mengenal informasi, kesalahan interpretasi 2. Ansietas yang berhubungan dengan krisis situasi, ancaman konsep diri, ancaman yang dirasakan atau aktual dari kesejahteraan maternal dan janin transmisi interpersonal. 3. Resiko tinggi terhadap harga diri rendah yang berhubungan dengan kegagalan yang dirasakan pada kejadian hidup. 4. Ketidakberdayaan yang berhubungan dengan interaksi interpersonal, persepsi terhadap aturan yang berhubungan dengan penyakit keputusan gaya hidup

lxix

5. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi yang berhubungan dengan prosedur invasif, pecah ketuban, kerusakan kulit dan penurunan Hb. 6. Resiko infeksi terhadap penyebaran infeksi yang berhubungan dengan peningkatan atau kontraksi otot lebih lama, reaksi psikologi. 7. Resiko tinggi terhadap pertukaran gas pada janin yang berhubungan dengan perubahan aliran darah ke plasenta dan melalui tali pusat. 8. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan prosedur invasif atau pembedahan C. INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Ansietas yang berhubungan dengan krisis situasi, ancaman konsep diri, ancaman yang dirasakan atau aktual dari kesejahteraan maternal dan janin transmisi interpersonal. Tujuan : Ansietas pada ibu dapat teratasi Kriteria hasil : a. Mengungkapkan rasa takut pada keselamatan ibu dan janin. b. Mendiskusikan perasaan tentang kelahiran sesarea c. Klien benar-benar tampak rileks d. Menggunakan sumber atau sistem pendukung efektif Intervensi a. Kaji respons psikologi kejadian dan ketersediaan sistem pendukung b. Pastikan apakah prosedur b. a. Rasional Makin ibu merasakan ancaman makin besar tingkatan ansietas Pada kelahiran sesarea yang

lxx

direncanakan atau tidak direncanakan

direncanakan, ibu dan pasangan biasanya tidak mempunyai waktu untuk persiapan psikologi atau fisiologi

c.

Tetap bersama ibu, dan tetap bicara perlahan tunjukan empati

c. cMembantu membatasi transmisi ansietas. Interpersonal dan mendemonstrasikan perhatian terhadap ibu atau pasangan

d.

Beri penguatan aspek positif dari ibu dan kondisi janin

d.

Memfokuskan pada kemungkinan keberhasilan akhir dan membantu membawa ancaman yang dirasakan atau aktual kedalam perspektif

e.

Anjurkan pasangan ibu mengungkapkan atau mengekspresikan perasaan

e.

Membantu mengidentifikasikan perasaan dan memberikan kesempatan untuk mengatasi perasaan ambivalen atau berduka. Ibu dapat merasakan ancaman emosional pada harga dirinya telah gagal, wanita yang lemah

lxxi

f.

Dukung atau arahkan kembali mekanisme koping yang diekspresikan

f.

Mendukung mekanisme koping dasar dan otomatis meningkatkan kepercayaan diri serta penerimaan dan menurunkan ansietas

g.

Berikan masa privasi terhadap rangsangan lingkungan seperti jumlah orang yang ada sesuai keinginan ibu

g.

Memungkinkan kesempatan bagi ibu untuk memperoleh informasi, menyusun sumbersumber dan mengatasi cemas dengan efektif

2. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi yang berhubungan dengan prosedur invasif, pecah ketuban, kerusakan kulit dan penurunan Hb. Tujuan : infeksi tidak terjadi Kriteria hasil : a. Klien bebas dari infeksi b. Pencapaian tepat waktu dalam pemulihan luka tanpa komplikasi Intervensi Mandiri a. Tinjau ulang kondisi faktor resiko yang ada sebelumnya a. Kondisi dasar ibu : seperti DM dan hemoragi menimbulkan potensial resiko infeksi atau penyembuhan luka yang buruk. Rasional

lxxii

Adanya proses infeksi dapat meningkatkan resiko kontaminasi janin b. Kaji terhadap tanda dan gejala infeksi (misalnya peningkatan suhu, nadi, jumlah sel darah putih, dan bau atau warna sekret vagina) b. Pecah ketuban terjadi 24 jam sebelum pembedahan dapat mengakibatkan korioammionitis sebelum intervensi bedah dan dapat mengubah penyembuhan luka c. Berikan perawatan perineal sedikitnya setiap 4 jam bila ketuban telah pecah Kolaborasi d. Lakukan persiapan kulit praoperatif, scrub sesuai protokol d. Menurunkan resiko kontaminan kulit memasuki insisi, menurunkan resiko infeksi pascaoperasi e. Dapatkan kultur darah vagina dan plasenta sesuai indikasi e. Mengidentifikasi organisme yang menginfeksi dan tingkat keterlibatan f. Catat Hb dan Ht catat perkiraan kehilangan darah selama prosedur pembedahan f. Resiko infeksi pasca melahirkan serta penyembuhan lebih lama bila kadar Hb rendah dan c. Membantu resiko infeksi asenden

lxxiii

kehilangan darah berlebihan g. Berikan antibiotik spektrum luas parenteral pada pra-operasi g. Antibiotik profilatik dapat dipesankan untuk mencegah terjadinya proses infeksi sebagai pengobatan pada infeksi yang terindentifikasi

D. Implementasi keperawatan Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat dan bukan atas petunjuk tenaga kesehatan yang lain. Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang berdasarkan oleh hasil keputusan bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lain E. Evaluasi keperawatan Merupakan hasil pendukung ibu dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan yang hendak dicapai.

lxxiv

DAFTAR ISTILAH ASING

1. 2.

Caesarea, caedere : Memotong. Lex regia dan lex caesarea : Undang-undang yang menghendaki supaya janin dalam kandungan ibu-ibu yang meninggal harus dikeluarkan dari dalam rahim.

3.

Seksio sesarea efektif : Dari semula telah direncanakan bahwa janin akan dilahirkan secara seksio sesarea, tidak diharapkan lagi kelahiran biasa misalnya pada panggul sempit.

4.

Seksio sesarea sekunder atau partus percobaan : Dalam hal ini kita bersikap mencoba menunggu kelahiran biasa bila tidak ada kemajuan persalinan atau partus percobaan gagal, baru dilakukan seksio sesarea.

5.

Seksio sesarea ulang repeat caesarean section : Ibu pada kehamilan yang lalu mengalami seksio sesarea( previous caesarean section) dan pada kehamilan selanjutnya dilakukan seksio sesarea ulang.

6.

Section caesarea klasik atau corporal : Insisi memanjang pada segmen atau uterus, section caesarea transperitonealis profunda : Insisi pada segmen bawah rahim.

7. 8. 9.

Kerr : Melalui insisi melintang. Kronig : Memanjang. Section caesarea extra peritonealis : Dengan membuka rongga perineum dulu dilakukan pada pasien dengan infeksi intra uteri yang berat dan sekarang teknik ini jarang dilakukan. lxxv

10.

Caesarean section hysterectomy : Setelah seksio sesarea dikerjakan hysterektomi.

11.

Atonia uteri : Kontraksi uterus merupakan mekanisme utama untuk mengontrol perdarahan setelah melahirkan. Atonia terjadi karena kegagalan mekanisme ini.

12.

Placenta accerta : Komplikasi obstetri yang menyebabkan abnormalitas didalam plasenta kedalam endometrium ke miometrium.

13. 14.

Myoma uteri : Tumor yang terdapat pada rahim. Infeksi intra uteri : Pertumbuhan janin terhambat karena tidak tersedianya organ janin yang utuh.

15.

Presentasi bokong sempurna : bokong turun terlebih dahulu, tungkai fleksi pada abdomen janin dan kaki sepanjang bokong janin.

16.

Presentasi bokong kaki tidak sempurna : presentasi bokong dengan satu atau kedua kaki atau lutut prolaps ke dalam vagina.

17.

Presentasi bokong :

tungkai terletak ekstensi sepanjang badan janin

sehingga bokong turun terlebih dahulu. 18. 19. 20. Morbiditas : Angka kelahiran. Mortalitas: Angka kematian. Prolaps tali pusat : Penonjolan tali pusat dibagian depan janin yang dilahirkan pada persalinan. 21. 22. 23. Dilatasi serviks : Melebarnya serviks. Prematuritas : Persalinan belum cukup bulan. Abnormalitas struktural uterus : Kelainan pada struktur uterus.

lxxvi

24. 25. 26. 27. 28. 29.

Polihidramnion : Volume air ketuban lebih dari 2000 ml. Plasenta Previa : Plasenta menutupi jalan lahir. Multiparitas : Banyak anak. Kehamilan Multipel : Kehamilan banyak. Anomali Janin : Kelainan kongenital atau herediter. Anensefali : Tidak adanya rongga kranial secara kongenital dengan seluruh hemisfer serebrum tidak ada atau mengecil sejak masa kecil.

30.

Hidrosevalus : Keadaan kongenital yang ditandai oleh dilatasi ventrikel serebral, biasanya terjadi secara sekunder terhadap obstruksi jalur cairan serebrospinal dan disertai oleh penimbunan cairan serebrospinal didalam kranium secara tipikal ditandai dengan pembesaran kepala, menonjolnya dahi dan atrofi otak.

31. 32. 33. 34.

Fiksasi : Proses memegang atau mengencangkan dalam posisi terikat. Prematur : Janin kecil. Gemeli : Kehamilan ganda. Hematoma : pengumpulan darah setempat, umumnya menggumpal dalam organ, rongga atau jaringan akibat pecahnya dinding pembuluh darah.

35. 36. 37.

Dehisens : Melepasnya lapisan luka operasi. Insisi : irisan atau luka yang dihasilkan oleh pemotongan dengan alat. Anemia : penurunan dibawah normal dalam jumlah eritrosit, banyaknya hemoglobin atau volume sel darah merah (packed red cell) dalam darah.

38.

Diabetes melitus : Merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.

lxxvii

39. 40. 41.

Vasokontriksi : Pengecilan kaliber pembuluh darah. Pirau : transfer darah melalui sirkulasi sitemik ke sirkulasi pulmonal. Pathogen : Setiap agen atau mikroorganisme penyebab penyakit.

lxxviii

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan Sub pokok bahasan Sasaran Tempat Waktu Metode Media Materi

: Perawatan luka Post Op Seksio Sesarea : Perawatan luka jahit : Ny. N beserta keluarganya : Ruang Nusa Indah RSUD dr. Soeselo Slawi : 20 menit : Ceramah dan tanya jawab : Leaflet dan lembar balik : 1. Pengertian 2. Tujuan 3. Peralatan 4. Prosedur pelaksanaan

TIU

: Ny. N dan keluarga dapat merawat luka Post Op Seksio Sesarea secara mandiri di rumah

TIK

: Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 20 menit diharapkan Ny. N : 1. Dapat menjelaskan pengertian 2. Dapat menyebutkan tujuan 3. Dapat menyebutkan tanda-tanda infeksi 4. Dapat menyebutkan peralatan yang

dibutuhkan lxxix

5. Dapat menyebutkan cara menggganti balutan

KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan No Tahap/waktu Penyaji 1 Pembukaan 5 menit 1. Mengucapkan salam 2. Mengulang kontak waktu 3. Menjelaskan tujuan 3. Mendengarkan tujuan penyuluhan 2 Kegiatan inti 10 menit 1. Menjelaskan Pengertian 2. Menjelaskan tujuan dari perawatan luka 3. Menjelaskan tanda-tanda 3. infeksi 4. Menjelaskan peralatan yang dibutuhkan 5. Menjelaskan cara menggganti balutan 3 Penutup 5 menit 1. Memberi kesempatan kepada Ny. N dan Keluargauntuk bertanya 1. Klien dan keluarga bertanya 5. Mendengarkan penyaji 4. Mendengarkan penyaji Mendengarkan penyaji 1. 2. Mendengarkan penyaji Mendengarkan penyaji Respon peserta 1. Menjawab salam 2. Mendengarkan penyaji

lxxx

2. Evaluasi

2. Klien menjawab pertanyaan

3. Salam penutup

3. Menjawab salam

Evaluasi : a. Jelaskan pengertian perawatan luka jahit b. Sebutkan Menjelaskan tujuan dari perawatan luka c. Jelaskan tanda-tanda infeksi d. Jelaskan peralatan yang dibutuhkan dalam Perawatan luka Post Op Seksio Sesarea e. Jelaskan cara menggganti balutan yang benar

lxxxi

PERAWATAN LUKA POST OP SEKSIO SESAREA

A. PENGERTIAN Melakukan tindakan keperawatan dengan mengganti balutan, membersihkan luka pada luka jahit B. TUJUAN 1. Mencegah infeksi 2. Membantu proses penyembuhan luka C. TANDA-TANDA DAN GEJALA INFEKSI Dolor (rasa nyeri) Kalor (rasa panas) Tumor (pembengkakan) Rubor (kemerahan) Fungsio Laesa (perubahan fungsi dari jaringan yang mengalami infeksi). D. PERALATAN 1 Set ganti balut steril dalam tempatnya yang terdiri dari : 1. Pinset anatomis 2 buah 2. Pinset chirurgis 3. Gunting lurus 4. Kapas lidi 5. Kasa steril 6. Kasa penekan (deppers) Peralatan lain terdiri dari :

lxxxii

1. Sarung tangan 2. Gunting verband 3. Plester 4. Alkohol 70% dalam tempatnya 5. Wash bensin dalam tempatnya 6. Iodone povidon 10% sejenisnya dalam tempatnya 7. Bengkok 8. Verband secukupnya 9. Obat luka sesuai kebutuhan E. PROSEDUR PELAKSANAAN a. Tahap Pra Interaksi 1. Melakukan verifikasi data sebelumya bila ada 2. Mencuci tangan 3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar b. Tahap Orientasi 1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik 2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien dan keluarga c. Tahap Kerja 1. 2. 3. 4. Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas Membuka peralatan Memakai sarung tangan Membasahi plester dengan alcohol atau wash bensin dan buka dengan menggunakan pinset

lxxxiii

5. 6. 7. 8. 9.

Membuka balutan lapis luar Membersihkan sekitar luka dan bekas plester Membuka balutan lapis dalam Menekan kedua tepi luka (sepanjang luka) Membersihkan luka dengan mengunakan cairan NaCl

10. Mendesinfeksi luka dengan iodine povidone 11. Membilas dengan menggunakan cairan NaCl 12. Melakukan kompres betadin pada luka atau memberikan obat dan menutup dengan kassa steri 13. Memasang plester pada seluruh tepi kassa (4 sisi) d. Tahap Terminasi 1. Melakukan evaluasi tindakan 2. Berpamitan dengan klien 3. Membereskan alat-alat 4. Mencuci tangan 5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

lxxxiv

JADWAL KEGIATAN KARYA TULIS ILMIAH

Bulan No Jenis Kegiatan Maret 1 2 3 4 Bimbingan Ujian Sidang Revisi Pengumpulan KTI April Mei Juni Juli

lxxxv

Anda mungkin juga menyukai