Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan, rahmat, dan hidayah sehingga Laporan HASIL LAB KLINIK ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Selain itu, laporan ini dapat pula terselesaikan dengan baik karena adanya kesadaran akan pentingnya materi ini bagi kehidupan serta dengan adanya bantuan dari berbagai pihak baik itu keluarga, teman-teman, dan sebagainya. Tak lupa pula kami haturkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyelesaian laporan ini baik yang terlibat langsung maupun yang tidak langsung. Meskipun kami telah mengusahakan semaksimal mungkin dalam penyelesaian laporan ini, tetapi kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan dalam laporan ini. Untuk itu kami memohon maaf jika dalam penyelesaian laporan ini masih terdapat kesalahan-kesalahan baik yang kami sadari maupun yang tidak disadari. Saran dan kritik sangat kami harapkan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang elah membacanya. Amin.

Makassar, mei 2010

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................... ...........................................xi DAFTAR ISI........................................ ...........................................xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang.................................................................. I.2 Tujuan Pembelajaran ...................................................... BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................... BAB III HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 3.1 hasil pengamatan........................................................... 3.2 pembahasan................................................................... BAB IV PENUTUP Kesimpulan......................................................................... DAFTAR PUSTAKA......................................................................

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang


Gagal jantung adalah keadaan patofisiologik dimana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan. Ciri-ciri yang penting dari defenisi ini adalah pertama defenisi gagal adalah relatif terhadap kebtuhan metabolic tubuh, kedua penekanan arti gagal ditujukan pada fungsi pompa jantung secara keseluruhan. Istilah gagal miokardium ditujukan spesifik pada fungsi miokardium ; gagal miokardium umumnya mengakibatkan gagal jantung, tetapi mekanisme kompensatorik sirkulai dapat menunda atau bahkan mencegah perkembangan menjadi gagal jantung dalam fungsi pompanya. Istilah gagal sirkulasi lebih bersifat umum dari pada gagal jantung. Gagal sirkulasi menunjukkan ketidakmampuan dari sistem kardiovaskuler untuk melakukan perfusi jaringan dengan memadai. Defenisi ini mencakup segal kelainan dari sirkulasi yang mengakibatkan perfusi jaringan yang tidak memadai, termasuk perubahan dalam volume darah, tonus vaskuler dan jantung. Gagal jantung kongetif adlah keadaan dimana terjadi bendungan sirkulasi akibat gagal jantung dan mekanisme kompenstoriknya. Gagal jantung kongestif perlu dibedakan dengan istilah yang lebih umum yaitu. Gagal sirkulasi, yang hanya berarti kelebihan bebabn sirkulasi akibat bertambahnya volume darah pada gagal jantung atau sebab-sebab diluar jantung, seperti transfusi yang berlebihan atau anuria. 1.2 Tujuan Pengamatan 1.untuk mengetahui kondisi pasien yang menderita penyakit jantung 2.untuk menetahui bagaimana penanganan pada pasien penyakit jantung 3.untuk menerapakan ilmu-ilmu yang di dapat di bangku perkuliahan 4.untuk membandingkan segala prosedur dan tindakan yang di lakukan oleh tenaga medis di RS dengan teori yang ada.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Gagal jantung kongestif atau congestive heart failure (CHF) adalah kondisi dimana fungsi jantung sebagai pompa untuk mengantarkan darah yang kaya oksigen ke tubuh tidak cukup untuk memenuhi keperluan-keperluan tubuh. Gagal jantung kongestif dapat disebabkan oleh: 1. penyakit-penyakit yang meelemahkan otot-otot jantung, 2. penyakit-penyakit yang menyebabkan kekakuan otot-otot jantung, atau 3. penyakit-penyakit yang meningkatkan permintaan oksigen oleh jaringan tubuh diluar kemampuan jantung untuk memberikannya. Banyak proses-proses penyakit dapat mengganggu efisiensi memompa dari jantung untuk menyebabkan gagal jantung kongestif. Di Amerika, penyebab-penyebab yang paling umum dari gagal jantung kongestif adalah:

penyakit arteri koroner, tekanan darah tinggi (hipertensi), penyalahgunaan alkohol yang berkepanjangan, dan penyakit-penyakit dari klep-klep jantung.

Penyebab-penyebab yang kurang umum termasuk infeksi-infeksi virus dari kekakuan otot jantung, penyakit-penyakit tiroid, penyakit-penyakit irama jantung, dan banyak lain-lainnya. Gejala-gejala dari gagal jantung kongestif bervariasi diantara individual-individual menurut sistim-sistim organ tertentu yang terlibat dan tergantung pada derajat kepadanya seluruh tubuh telah "mengkompensasi" untuk kelemahan otot jantung.

Gejala awal dari gagal jantung kongestif adalah kelelahan. Sementara kelelahan adalah indikator yang sensitif dari kemungkinan gagal jantung kongestif yang mendasarinya, ia adalah jelas gejala yang tidak spesifik yang mungkin disebabkan oleh banyak kondisikondisi lain. Kemampuan seseorang untuk berolahraga mungkin juga berkurang. Pasienpasien mungkin bahkan tidak merasakan pengurangan ini dan mereka mungkin tanpa sadar mengurangi aktivitas-aktivitas mereka untuk mengakomodasikan keterbatasan ini. Ketika tubuh menjadi terlalu terbebani dengan cairan dari gagal jantung kongestif, pembengkakan (edema) dari pergelangan-pergelangan kaki dan kaki-kaki atau perut mungkin tercatat. Sebagai tambahan, cairan mungkin berakmulasi dalam paru-paru, dengan demikian menyebabkan sesak napas, terutama selama olahraga/latihan dan ketika berbaring rata.

Pada beberapa kejadian-kejadian, pasien-pasien terbangun di malam hari, megap-megap untuk udara. Beberapa mungkin tidak mampu untuk tidur kecuali duduk tegak lurus. Cairan ekstra dalam tubuh mungkin menyebabkan kencing yang meningkat, terutama pada malam hari. Akumulasi dari cairan dalam hati dan usus-usus mungkin menyebabkan mual, nyeri perut, dan nafsu makan yang berkurang. Diagnosis dari gagal jantung kongestif adalah paling umum klinis yang berdasarkan pada pengetahuan dari sejarah medis yang bersangkutan dari pasien, pemeriksaan fisik yang hati-hati, dan tes-tes laboratorium yang dipilih.

Diagnosis dari gagal jantung kongestif adalah paling umum klinis yang berdasarkan pada pengetahuan dari sejarah medis yang bersangkutan dari pasien, pemeriksaan fisik yang hati-hati, dan tes-tes laboratorium yang dipilih.

BAB III HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 3.1 HASIL PENGAMATAN 1.IDENTITAS PENGAMATAN Nama: TN.A Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta Diagnosa medis:Gagal jantung CHF (Congestive Heart Failure) Agama: Islam Bahasa yang di gunakan: Bhs.indonesia Status: SM(sudah menikah) Pengambilan data: 18-20/05/10 Tgl masuk RS: 1/05/10 2.RIWAYAT KESEHATAN PASIEN 1.Riwayat kesehatan sekarang Alasan MRS: rasa sakit pada bagian dada,di alami sejak 18 hari masuk RS dan terjadi terus menerus Keluhan utama: sesak napas, dan nyeri pada bagian dada. 2.Riwayat kesehatan yang lalu n riwayat kesehatan keluarga: pasien tidak ada riwayat menderita penyakit gagal jantung sebelumnya dan keluarga nya juga tidak ada yang menderita penyakit tersebut. 3.GENOGRAM - W.biru/ungu :org tua pasien - W.merah : pasien (Tn.A) -W.hijau : istri pasien - W.Hitam :anak pasien

4.PEMERIKSAAN FISIK/BIOLOGIS Keadan umum:pasien tampak sangat lemah,susah untuk bergerak dan tampak susah untuk bangun dari tempat tidurnya. TTV : tgl 20/5/2010 1.TD:120/80 mm Hg 2.nadi:60 X/menit 3.suhu:36,6 4.P:42 x/menit BB sebelum/setelah sakit 1.BB:70 kg 2.TB:171 cm Kesadaran: CM(sadar sepenuhnya) Kepala: tak ada kelainan Rambut: berminyak Muka:tampak pucat Mata: tampak cekung Telinga:tak ada kelainan Hidung:tak ada kelainan Mulut:bibir pucat/cyanosis Gigi: tak ada kelainan Lidah: tak ada kelainan Tenggorokan: Leher:tak ada kelainan Dada: simetris Abdomen:nampak kembung

Genital: Integumen:dingin Ekremitas susah di gerakkan 5.PEMERIKSAAN STATUS NEUROLOGIS 1.GCS: E:sedikit lambat M:agak susah V:merespon tapi terbatas 2.Peransangan meningeal: 3.Pemeriksaan refleks: Refleks fisiologis(refleks patela,biseps,triceps,achiles): baik Refleks patologis (babinsky): baik 4.Koordinasi dan kekuatan otot:baik 6.POLA KEBIASAAN PASIEN Nutrisi 1.Sebelum sakit: makan teratur dan sesuai kebutuhannya 2.Setelah sakit:hanya makan secukupnya dan porsi makan kadang tdak di habiskan. Hanya mengkomsumsi makanan yang lunak berupa bubur,dan pisang. Eliminasi urin 1.Sebelum sakit : eliminasi urinya teratur dan volumenya banyak.. 2.Setelah sakit : kurang teratur dan volumenya lebih sedikit dan agak kemerahan. Eliminasi fecal 1.Sebelum sakit: teratur dan mudah keluarnya. 2.Sesudah sakit: pasien mengalami konstipasi, dan susah keluarnya serta lebih keras. Aktivitas

1.Sebelum sakit: kurang olahraga, kurang melakukan gerakan yang berat. 2.setelah sakit: susah untuk mobilisasi karna keterbatasan pada daerah ekstermitas.sehingga mengalami ketergantungan sebagian. Istrahat dan tidur 1.Sebelum sakit: kebutuhan tidur pasien terpenuhi 2.Setelah sakit:pasien masih dapat tidur dengan menggunakan 1 bantal,walaupun sering terbangun di malam hari karena sesak napas Kebiasan lainya 1.sebelum sakit:minum alkohol,merokok dan jarang olah raga 2.Setelah sakit sudah tidak lagi melanjutkan kebiasaan yg dulu.

7. Data psikologis ,sosiologis,seksual,dan spiritual Psikologis: pasien terlihat gelisah dan sedikit acuh. Sosiologis: tak ada kelainan Seksual: tak ada kelainan Spritual : tidak dapat beribadah.

3.2. PEMBAHASAN Patofisiologi gagal jantung CHF : Gagal jantung adalah komplikasi yang paling sering dari segala jenis penyakit jantung kongestif maupun didapat. Mekanisme fisiologis yang menyebabkan gagal jantung mencakup keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal, beban akhir atau menurunkan kontraktilitas miokardium. Keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal meliputi : regurgitasi aorta dan cacat septum ventrikel. Dan beban akhir meningkat pada keadaan dimana terjadi stenosis aorta dan hipertensi sistemik. Kontraktilitas miokardium dapat menurun pada imfark miokardium dan kardiomiopati. Kelainan intrinsik pada kontraktilitas miokardium yang khas pada gagal jantung akibat penyakit jantung iskemik, mengganggu kemampuan pengosongan ventrikel yang efektif. Kontraktilitas ventrikel kiri yang menurun mengurangi curah sekuncup dan

meningkatkan volume residu ventrikel. Tekanan rteri paru-paru dapat meningkat sebagai respon terhadap peningkatan kronis tekanan vena paru. Hipertensi pulmonary meningkatkan tahanan terhadap ejeksi ventrikel kanan. Serentetan kejadian seprti yang terjadi pada jantung kiri, juga akan terjadi pada jantung kanan, dimana akhirnya akan terjdi kongesti sistemik dan edema. Data penunjang pasien : Dalam keadaan ini pasien pernah melakukan tes EKG untuk melihat aktivitas listrik jantung pasien yang menderita gagal jantung CHF. Berikut adalah gambar hsil rekaman EKG pasien :

Terapi medis pasien : Adapun obat obat yang dernah di komsumsi pasien antara lain : Farsorbid 5 1 tab Furosemide 40 1 tab Captopril 25 1 tab Enfhazon Enpiqualis Fartubri Iaxalgin FASORBID 10 - Kandungan : Isosorbide Dinitrat. - Indikasi : Pengobatan & pencegahan angina pektoris. - Kontraindikasi : Glaukoma; anemia; hipertiroidisme; peningkatan tekanan intrakranial; infark miokardial yang baru terjadi. - Perhatian : Bisa membentuk toleransi & toleransi silang terhadap nitrat & nitrit yang lain. Interaksi obat : - alkohol bisa mengintensifkan efek hipotensi ortostatik. - simpatomimetik bisa mengurangi efek antiangina. - Efek samping : Hipotensi ortostatik; kemerahan pada wajah & leher; sakit kepala, gangguan saluran pencernaan; nadi cepat. Ruam kulit (jarang). - Dosis : Dewasa : 4 kali sehari 1 tablet atau 1 tablet sebelum tidur untuk pencegahan. - Penyjian ; Dikonsumsi pada perut kosong (1 atau 2 jam sebelum/sesudah makan) ENPHAZON Kandungan ; Fenilbutazon 200mg Indikasi : Spondilitis ankilosa,rematoid arthritis. Koontraindikasi : Hipetsensitif,diskrasia darah, bronkospastik,tukak lambung,gangguan hepar dan renal,pnyakit jantung. - Dosis : dewasa: spondilitis ankilosa,300 mg/hari dalam 3-4 dosis terbagi - Golongan : Antirematik,antipirai \ LAXAGIN - Kandungan : Metampiron - Indikasi : meredakan nyeri terutama kolik dan nyeri pasca operasi

Kontraindikasi : TD < 100mmhg, hamil dan laktasi Perhatian : tidak untuk terapi otot pada flu,reumatik,lumbago,nyeri punggung,bursitis,sindrom bahu lengan,gangguan fungsi hati& ginjal. Dosis : dws : awal 1 kapsul, pemliharaan :1 kapsul tiap 6-8 jam. o Selain terapi obat dari dokter, pasien juga dipasangakan kanula nasal oksigen dengan volume 3 liter. Namun terkadang pasien melepaskan jika keadaanya sedikit membaik.

Rumusan masalah : A. Diagnosa Keperawatan 1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan ; Perubahan kontraktilitas miokardial/perubahan inotropik, Perubahan frekuensi, irama dan konduksi listrik, Perubahan structural, ditandai dengan ; a. Peningkatan frekuensi jantung (takikardia) : disritmia, perubahan gambaran pola EKG b. Perubahan tekanan darah (hipotensi/hipertensi). c. Bunyi ekstra (S3 & S4) d. Penurunan keluaran urine e. Nadi perifer tidak teraba f. Kulit dingin kusam g. Ortopnea,krakles, pembesaran hepar, edema dan nyeri dada. - Tujuan Klien akan : Menunjukkan tanda vital dalam batas yang dapat diterima (disritmia terkontrol atau hilang) dan bebas gejala gagal jantung , Melaporkan penurunan epiode dispnea, angina, Ikut serta dalam aktivitas yang mengurangi beban kerja jantung Intervensi a. Auskultasi nadi apical ; kaji frekuensi, iram jantung Rasional : Biasnya terjadi takikardi (meskipun pada saat istirahat) untuk mengkompensasi penurunan kontraktilitas ventrikel. b. Catat bunyi jantung Rasional : S1 dan S2 mungkin lemah karena menurunnya kerja pompa. Irama Gallop umum (S3 dan S4) dihasilkan sebagai aliran darah kesermbi yang disteni. Murmur dapat menunjukkan Inkompetensi/stenosis katup. c. Palpasi nadi perifer Rasional : Penurunan curah jantung dapat menunjukkan menurunnya nadi radial, popliteal, dorsalis, pedis dan posttibial. Nadi mungkin cepat hilang atau tidak teratur untuk dipalpasi dan pulse alternan. d. Pantau TD

Rasional : Pada GJK dini, sedng atu kronis tekanan drah dapat meningkat. Pada HCF lanjut tubuh tidak mampu lagi mengkompensasi danhipotensi tidak dapat norml lagi. e. Kaji kulit terhadp pucat dan sianosis Rasional : Pucat menunjukkan menurunnya perfusi perifer ekunder terhadap tidak dekutnya curh jantung; vasokontriksi dan anemia. Sianosis dapt terjadi sebagai refrakstori GJK. Area yang sakit sering berwarna biru atu belang karena peningkatan kongesti vena. f. Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal/masker dan obat sesuai indikasi (kolaborasi) Rasional : Meningkatkn sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard untuk melawan efek hipoksia/iskemia. Banyak obat dapat digunakan untuk meningkatkan volume sekuncup, memperbaiki kontraktilitas dan menurunkan kongesti.

Hal hal menyimpang di rumah sakit yang tidak sesuai dengan teori : - ketika bertemu pasien,perawat d RS kurang merapkan komunikasi terapeutik. - Ketika melakukan pemeriksaan EKG pada pasien gagal jantung, tidak menggunakan jelly ketika memasang sandapan. - Perawat Kurang memperhatikan infus yang terpasang pada pasien,smpai ada pasien yang menyetel sendiri tetesan infusnya. - Kurangnya bahan medis yang tersedia. - Perawat kurang tanggap untuk membantu pasien mobilisasi.

BAB IV PENUTUP

Kesimpulan : Dari hasil observasi yang kami lakukan pada tanggal 18-20 mei 2010 di RS DR.Wahidin Sudirohusodo, kami dapt menyimpulkan beberapa hal sbb : - Masih banyak hal-hal yang terjadi d RS tidak sesuai denagan teori yang di dapatkan,baik dari tindakan yang di berikan tenaga medis maupun fasilitas yang ada di RS. - Kebanyakan pasien yang kami temukan d lontara 1 interna bawah menderita gagal jantung CHF. Gagal jantung kongestif dapat disebabkan oleh: 1. penyakit-penyakit yang melemahkan otot-otot jantung, 2. penyakit-penyakit yang menyebabkan kekakuan otot-otot jantung, atau 3. penyakit-penyakit yang meningkatkan permintaan oksigen oleh jaringan tubuh diluar kemampuan jantung untuk memberikannya. - Banyak sekali pasien yang menderita penyaki gagal jantung CHF mengalami komplikasi dengan penyakit lain,misalnya rematik,konstipasi,kolesterol,ginjal dll. Sehingga pasien terlihat sangat sulit untuk melakukan mobilisasi. - Alat-alat yang trpasang pada pasien sangat jarang di ganti,seperti jarum infus yang sudah terpasang lebih dari seminggu sehingga banyak pasien yang mengalami plebitis (pembenkakan). Hal ini terjadi mungkin karna keterbatasan alat di RS.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien), Edisi 3, Penerbit Buku Kedikteran EGC, Tahun 2002, Hal ; 52 64 & 240 249. http://www.askepgagaljantung.com www.konseppemberianobat.com

LAPORAN HASIL OBSERVASI RUMAH SAKIT DR.WAHIDIN SUDIROHUSODO LONTARA 1 (INTERNA BAWAH) KAMAR 3

OLEH :

NAMA

: YAYUK HARDIANTI NIM : C12109001

KELOMPOK : BAGIAN INTERNA BAWAH

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

2010

Anda mungkin juga menyukai