Anda di halaman 1dari 1

BAB I PENDAHULUAN Usaha menekan rasa nyeri pada tindakan operasi dengan menggunakan obat telah dilakukan sejak

jaman dahulu termasuk pemberian alkohol dan opium secara oral. Tahun 1846, William Morton, di Boston, pertama kali menggunakan obat anestesi dietil eter untuk menghilngkan nyeri operasi. Stadium anestesi umum meliputi analgesia, amnesia, hilangnya kesadaran, terhambatnya sensori dan refleks otonom, dan relaksi otot rangka. Untuk menimbulkan efek ini, setiap obat anestesi mempunyai variasi tersendiri bergantung pada jenis obat, dosis yang diberikan, dan keadaan secara klinis. Anestetik yang ideal akan bekerja secara cepat dan baik serta mengembalikan kesadaran dengan cepat segera sesudah pemberian dihentikan. Selain itu, batas keamanan pemakaian harus cukup lebar dengan efek samping yang sangat minimal. Tidak satupun obat anestetik dapat memberikan efek yang diharapkan tanpa disertai efek samping, bila diberikan secara tunggal. Oleh karena itu, pada anestesi modern selalu digunakan anestetik dalam bentuk kombinasi untuk mengurangi efek samping yang tidak diharapkan. Anestesi umum tidak terbatas pada penggunaan anestesi inhalasi. Bermacam-macam obat yang diberikan oral, intramuskular maupun intravena memperkuat atau menghasilkan kondisi anestetik dalam rentang dosis terapi obat tersebut. Induksi anestesi pada orang dewasa biasanya menggunakan obat anestesi intravena dan dengan penggunaan EMLA induksi anestesi secara intravena pun mulai dilakukan pada anak-anak. Bahkan pemeliharaan anestesi dapat dilakukan dengan tehnik anestesi intravena total.

Anda mungkin juga menyukai