Anda di halaman 1dari 3

TUGAS UJI INDERAWI

Kesalahan Psikologis

Oleh :

Nama NRP

: Rizka Resmi : 103020032

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN 2013

Kesalahan Psikologis Hal-hal yang dapat mempengaruhi keberhasilan pengujian tersebut, antara lain : 1. Motivasi. Untuk memperoleh hasil pengujian yang berguna sangat tergantung pada

terpeliharanya tingkat motivasi secara memuaskan. Motivasi yang jelek ditandai dengan pengujian yang terburu-buru, melakukan pengujian semaunya, partisipasinya dalam pengujian tidak sepenuh hati. Dengan tidak adanya pengalaman serta pengujian yang waktunya tidak tentu, maka minat sebagai penguji tampil secara spontan, sedangkan bila pengujian dilakukan terus menerus sering terjadi minat akan menurun karena kebosanan. Satu faktor penting yang dapat membantu tumbuhnya motivasi yang baik ialah dengan mengusahakan agar panelis merasa bertanggung jawab dan berkepentingan pada pengujian yang sedang dilakukan. Adanya fasilitas yang memadai, cara pengujian dan jadwal pengujian yang pasti akan meningkatkan perhatian pada program yang sedang dijalankan. Selain itu kondisi lingkungan yang menyenangkan ikut berperan pula. 2. Sensitivitas Physiologis. Untuk menjaga sensitivitas panelis berada pada suatu tingkatan

yang diharapkan, perlu dilakukan pencegahan terhadap faktor-faktor yang dapat mencampuri fungsi indera terutama perasa dan pembauan. Dalam periode waktu satu hari sensitivitas physiologis seseorang akan berfluktuasi sehinggga setiap pengujian perlu dipikirkan saat yang paling tepat serta hal-hal yang dapat mencampuri fungsi normal indera perasa dan pembauan. Pengujian bau, umumnya rangsangan bau terindera dalam waktu 20-30 detik. Tetapi hal inipun tidak pasti, ada kemungkinan setiap orang membutuhkan waktu adaptasi yang berbeda, begitu pula sesuatu zat membuituhkan waktu yang lebih lama. Pengujian rasa, berkumur dengan air tawar merupakan cara yang terbaik dibandingkan mempergunakan sejenis biskuit, buah apel ataupun roti tawar. Air kumur harus pada suhu kamar sedang air hangat dapat dipergunakan pada pengujian bahan yang mengandung lemak. Berkumur diantara sampel tidak mesti harus dilakukan, terserah pada masing-masing panelis. 3. Kesalahan Psikologis. Pada pengujian yang terutama dilakukan oleh panelis yang kurang paham dalam tipe pengujian dan bahan yang diuji sering terjadi kesalahan dalam cara penilaian. Ada beberapa macam kesalahan :

a. Tendensi Sentral. Karakteristik kesalahan ini adalah panelis selalu memberi nilai tengah pada skala nilai yang ada dan ragu-ragu memberi nilai tertinggi. Efek dari kesalahan ini adalah menganggap semua sampel yang diuji hampir sama. Hal ini terjadi akibat panelis tidak mengenal metode pengujian dan produk yang dinilainya. Seorang panelis yang sudah berpengalaman sangat kecil kemungkinan untuk membuat kesalahan seperti diatas. b. Contrast Effect. Hal ini sering terjadi akibat posisi sampel yang dinilai, dimana suatu sampel dinilai lebih tinggi ataupun lebih randah dari kenyataannya dan umumnya lebih randah. Untuk mencegah maka pengujian sampel dilakukan secara acak. c. Adanya informasi yang diterima panelis sebelum pengujian akan berpengaruh pada

hasilnya. Hal ini disebabkan panelis mengetahui apa yang diharapkan oleh pemberi instruksi. Kesalahan jenis ini disebut expectation error. Disarankan agar orang yang banyak berhubungan dengan pengujian tidak dipergunakan sebagai penguji. Untuk pencegahan maka setiap sampel yang disajikan diberikan kode berupa angka tiga digit. d. Pada sampel-sampel yang tidak seragam sering terjadi panelis dipengaruhi oleh sifat-sifat yang tidak relevan. Misal, harus membedakan dua sampel dalam hal tingkat kemanisannya, panelis terpengaruh pada sifat yang lain seperti bentuk, ukuran, warna. Kesalahan ini dikenal dengan istilah stimulus error. e. Pada pengujian yang perintahnya kurang jelas, sering terjadi penilaian terhadap satu sifat dihubungkan dengan sifat lain yang secara logis selalu berkaitan dengan sifat yang dinilai. Misal suatu jenis makanan yang berwarna hitam akan selalu dinilai pahit. Hal ini terkenal dengan istilah logical error. f. Halo effect. Bila ada lebih dari satu sifat yang dinilai misalnya bau, tekstur, warna, rasa pada suatu saat hasilnya mungkin berbeda bila dibandingkan masing-masing sifat tersebut dinilai sendiri-sendiri pada saat yang tidak bersamaan. g. Sugesty. Hasil penilaian oleh seorang panelis dapat terpengaruh oleh panelis yang lain. Karena adanya pengaruh ini maka panelis selama pengujiang harus duduk terpisah satu dengan yang lain. Percakapan dan diskusi tidak diperkenankan selama berlangsungnya pengujian, sehingga sugesti dari seorang panelis tidak mempengaruhi panelis yang lain.

Anda mungkin juga menyukai