Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL PENELITIAN A.

Latar Belakang Masalah Pada akhir tahun 2008, dunia internasional kembali dikejutkan dengan serangan Israel ke Jalur Gaza. Serangan yang kembali menewaskan ribuan korban jiwa inipun menjadi perhatian dunia internasional memasuki tahun 2009. Konflik yang telah berlangsung selama 60 tahun antara Israel dan Palestina kembali

menguak ke permukaan. Perundingan-perundingan yang telah diadakan untuk mencari perdamaian di kedua belah pihak seakan tidak ada artinya. Pembentukan negara Israel sejak dulu telah menimbulkan reaksi keras dari negara-negara Arab terutama oleh Palestina. Cita-cita Zionis membentuk negara Israel Raya yang terbentang antara sungai Yordan dan sungai Nil, tidak berhenti dengan terbentuknya negara Israel yang teritorinya hanya seperti sekparang. Israel pun selalu mengunakan setiap kesempatan yang dimilikinya untuk memperluas teritorinya. Hal ini terlihat pada waktu krisis Suez yang terjadi tahun 1956, juga perang Arab-Israel (1967 dan 1973). Politik imperialis yang dilancarkan Israel demi memperluas wilayahnya ini ternyata harus mengorbankan banyaknya korban baik dari pihak Israel sendiri dan terlebih dari pihak Palestina. Invasi yang dilakukan oleh Israel ini juga telah mengakibatkan pengusiran besar-besaran rakyat Palestina dari tempat tinggal mereka serta kehancuran sarana infrastruktur negara Palestina. Keadaan politik dan perekonomian negara Palestinapun menjadi tidak stabil.

Serangan Israel yang terjadi beberapa bulan terakhir ini kembali mendapat kecaman dari dunia internasional. Kecaman atas tindakan Israel tersebut tidak hanya datang dari kalangan masyarakat muslim tetapi dari hampir seluruh masyarakat dunia. Aksi solidaritas atas simpati dan keprihatinan masyarakat dunia terhadap kondisi Palestina banyak dilakukan di berbagai negara. Hal ini menunjukkan bahwa permasalahan antara Israel dan Palestina adalah

permasalahan internasional yang harus segera dicari penyelesaiannya. Israel dan Palestina adalah negara-negara yang berada di kawasan Timur Tengah, kawasan yang tak pernah lepas dari konflik. Posisi strategis Timur Tengah yang menyimpan sumber daya minyak terbesar di dunia mengakibatkan kawasan ini menjadi rentan akan timbulnya konflik. Namun konflik antara Israel dan Palestina adalah merupakan konflik yang intensitas konfliknya selalu mengalami pasang surut dan menjadi fokus utama dari rentetan polemik di Timur Tengah. Secara geostrategis, Palestina memiliki posisi penting di tengah pusaran negara-negara Timur Tengah karena disinilah tempat lahirnya agama-agama samawi yaitu Islam, Kristen dan Kristen. Hal inilah yang membuat wilayah Palestina menjadi sangat penting bagi Israel yang merasa memilki hubungan historis dengan mengklaim tanah Palestina sebagai tanah yang dijanjikan (promising land) kepada warga Yahudi1. Konflik yang pada awalnya didasarkan pada perebutan wilayah ini lambat
Alwi Shihab. 1999. Islam Inklusive: Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama. Bandung: Mizan, hlm:134
1

laun menjadi konflik yang sangat kompleks. Terlalu banyaknya kepentingan yang saling bertabrakan dan banyaknya garis ideologi yang berlawanan dan berebut realitas membuat konflik Israel-Palestina semakin sulit diselesaikan. Permasalahan internal antara Hamas dan Fatah di Negara Palestina semakin menambah kompleksitas konflik ini. Persoalan yang terjadi antara Hamas dan Fatah ini bermula sejak kemenangan pemilu yang diperoleh Hamas. Israel pun semakin massive menyerang Palestina terutama ke pusat-pusat operasi Hamas yang dianggapnya sebagai teroris. Fatah yang berbeda ideologi dan keyakinan dengan Hamas menuding Hamas tidak mampu menjaga stabilitas keamanan Palestina 2. Konflik antara Hamas dan Fatah dalam tubuh Palestina sendiripun tak dapat dihindari dan membuat konflik Israel-Palestina sendiri menjadi semakin tak terselesaikan. Konflik yang telah berlangsung lama dan memiliki sejarah yang panjang dan kelam di Timur Tengah ini telah mempengaruhi semua umat beragama di dunia khususnya umat Islam. Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia juga menaruh perhatian yang cukup besar pada konflik ini. Kedekatan hubungan historis dan kultural antara Indonesia dan negara-negara Timur Tengah membuat Indonesia memiliki ikatan moral untuk berusaha membantu menyelesaikan konfik antara Israel dan Palestina. Sejak penyerangan

Analisis Konflik Israel-Palestina, http://ekomarhaendy.wordpress.com/2009/02/13/analisis-konflik-israel-palestina-sebuahpenjelajahan-dimensi-politik-dan-teologis/, diakses tgl 28 April 2009

Israel yang berlangsung 26 Desember 2008 kemarin, respon masyarakat Indonesia sangat antusias dengan banyaknya institusi dan ormas islam yang berniat mengirimkan relawan untuk membantu perjuangan rakyat Palestina. Aksi solidritas kemanusiaan ini menunjukkan perhatian besar masyarakat Indonesia atas keinginan untuk membantu menyelesaikan konflik antara Israel dan Palestina. Keinginan membantu penyelesaian konflik ini juga didasari pada amanah negara Indonesia yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar RI pada alinea keempat yang berbunyi, Indonesia akan ikut serta melaksanakan ketertiban dan menjaga perdamaian dunia. Sejak terpilih sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB, Indonesia telah berkomitmen untuk memainkan peran yang lebih besar dalam dunia internasional, baik untuk memelihara dan melindungi kepentingan nasional maupun untuk ikut serta dalam upaya perdamaian. Penyelesaian konflik IsraelPalestina pun menjadi salah satu prioritas utama diplomasi Indonesia di dalam Dewan Keamanan PBB. Komitmen Indonesia untuk membantu penyelesaian konflik antara Israel dan Palestina ini banyak mendapat dukungan dari negaranegara barat dan negara-negara Timur Tengah sendiri. Amerika Serikat sendiri secara langsung melalui kunjungan menteri luar negeri Hillary Clinton pada tanggal 3 Maeret 2009 kemarin mengharapkan peranan penting Indonesia dalam penyelesaian konflik Israel-Palestina3. Indonesia sebagai negara demokratis yang
Hillary, Martti dan (Peran) Perdamaian Indonesia, http://www.icasindonesia.org/index.php?option=com_content&task=view&id=376&Itemid=1&lang=iso3

memiliki penduduk muslim terbesar dinilai mampu menjadi pihak netral yang mampu menjembatani perdamaian diantara kedua negara . Kesukesan Indonesia menangani persoalan konflik terlah terjadi di beberapa negara seperti di Philipina Selatan dan Kamboja serta pemulihan perdamaian di Aceh, Poso dan Ambon 4. Keberhasilan ini secara tidak langsung telah membentuk citra Indonesia sebagai negara yang telah mampu memberi jalan keluar terhadap berbagai permasalahan khususnya dalam memenuhi tanggung jawabnya dalam memelihara perdamaian dan keamanan dunia. Bahkan saat ini, Indonesia telah diminta langsung untuk ikut berperan dalam menangani konflik di Thailand, Myanmar dan Srilangka5. Keberhasilan Indonesia menciptakan perdamaian bagi negara-negara yang mengalami konflik membuat Indonesia juga memiliki peluang untuk ikut mendamaikan Israel-Palestina. Dalam masalah perdamaian dan keamanan dunia, Indonesia juga berperan dalam kegiatan menciptakan perdamaian (peace making) dan pemeliharaan perdamaian (peace keeping). Komitmen ini dibuktikan dengan mengirimkan 1000 anggota TNI pasukan perdamaian di Lebanon Selatan. Kontingen Indonesia ini merupakan misi perdamaian yang ke 33 sejak pertama kali digelar di Sinai, menyusul perang Arab-Israel tahun 1956. Selain aktif dalam peace making dan
8859-1, diakses tgl 28 April 2009 Hasil Focused Group Discussion, 2007, Peluang Keterlibatan dan Peran Indonesia dalam Penyelesaian konflik Israel-Palestina, Medan:Biro Hubungan Internasional, Hal.1
5 4

Hillary, Martti dan (Peran) Perdamaian Indonesia, Op.Cit

peace keeping, Indonesia juga aktif dalam pembangunan perdamaian (peace building) dengan terpilihnya Indonesia pada anggota Peace Building Comission pada tahun 20066. Upaya-upaya yang dilakukan untuk menciptakan perdamaian antara Israel dan Palestina sebenarnya telah sering dilakukan. Berbagai perundingan telah dilaksanakan sejak tahun 1977 namun selalu menemui kegagalan 7. Indonesia pun selalu diundang dalam setiap pertemuan yang membicarakan mengenai upaya perdamaian diantara Israel dan Palestina. Hal ini tentu didasarkan pada kemampuan Indonesia mendamaikan konflik di beberapa negara. Konferensi Gaza yang berlangsung pada tanggal 2 Maret 2009 juga kembali melibatkan Indonesia yang diwakili oleh Menko Kesra, Aburizal Bakrie 8 . Konferensi yang membahas pembangunan kembali Gaza akibat serangan Israel ini menjadi salah satu langkah penting Indonesia untuk turut aktif menciptakan perdamaian antara Israel dan Palestina. B. Batasan dan Rumusan Masalah Konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina merupakan konflik yang sangat kompleks. Kemunculan pihak ketiga yang diharapkan dapat menyelesaikan
http://www.presidenri.go.id/index.php/pers/presiden/index.html , Keterangan Pers Presiden Mengenai Terpilihnya Indonesia sebagai Anggota Tidak Tetap DK PBB, Pasukan Perdamaian Timteng, diakses tgl 24 Maret 2008
7 8 6

Ron David, 2006, Arab Israel untuk pemula, Yogyakarta:Resist Book, Hal.199 Hillary ke Mesir Hadiri Konferensi Gaza, Harian Tribun Timur, edisi 2 Maret 2009

konflik berkepanjangan inipun ternyata tidak mampu meredam konflik yang terjadi. Banyaknya pihak luar yang terlibat justru semakin memperkeruh situasi politik dan keamanan di kedua negara. Namun begitu, perdamaian yang diimpikan oleh setiap negara di dunia bukan tidak mungkin dicapai dalam konflik IsraelPalestina. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia kini dapat berperan aktif mengupayakan perdamaian di Israel dan Palestina. Modal kultural dan pengalaman Indonesia mengatasi konflik di beberapa negara menjadikan Indonesia berpeluang besar dalam mendamaikan pihak-pihak yang bertikai. Peluang Indonesia sebagai juru damai bagi penyelesaian konflik IsraelPalestina pun semakin terbuka dengan adanya permintaan langsung dari duta besar Palestina, Fariz Nafe Mehdawi kepada Indonesia untuk berperan aktif mengatasi konflik Israel-Palestina. Terlebih karena Indonesia juga dihargai oleh pihak Hamas dan Fatah. Sementara Israel sendiri tidak menolak adanya campur tangan Indonesia untuk menjadi mediator karena posisi Indonesia yang berada di luar konflik9. Peluang-peluang yang dimilki Indonesia ini diharapkan dapat mengganti negara-negara yang sebelumnya pernah berusaha mengatasi konflik IsraelPalestina seperti Uni Eropa, Rusia dan Amerika Serikat. Negara-negara ini dianggap tidak netral dan memiliki kepentingan tersendiri sehingga tidak dapat diterima oleh kedua belah pihak yang bertikai.
Indonesia Dinilai Kurang Manfaatkan Peluang Jadi Mediator Timur Tengah, http://www.kapanlagi.com/feed/news_politik%20nasional.html, diakses tgl 29 April 2009
9

Dengan latar belakang itulah maka penulis tertarik untuk membahas peluang-peluang yang dimiliki Indonesia untuk menjadi juru damai dalam konflik Israel-Palestina dengan merumuskannya dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1. Apa yang mendasari Indonesia dapat berperan sebagai juru damai konflik Israel-Palestina? 2. Bagaimana upaya perdamaian yang dapat dilakukan Indonesia untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis kapabilitas dan peluang yang dimiliki Indonesia untuk dapat menjadi juru damai konflik Israel-Palestina. 2. Menjelaskan upaya-upaya perdamaian yang dapat dilakukan Indonesia untuk mengatasi konflik Israel-Palestina. 2. Kegunaan penelitian a. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran

bagi para penentu kebijakan khususnya yang menganalisis persoalan perdamaian antara Israel-Palestina sehingga dapat menerapkan kebijakan yang tepat bagi kepentingan nasional Indonesia sendiri. b. Diharapkan dapat memberi tambahan informasi terhadap

perkembangan studi hubungan internasional terutama dalam kajian Timur Tengah.

D. Landasan dan Konseptual Pasca invasi Israel terhadap Palestina yang berlangsung sejak 26 Desember 2008 kemarin, kawasan Tmur Tengah kembali menjadi sorotan dunia Internasional. Konflik yang telah ada sejak lama ini pun kembali menyita perhatian masyarakat dunia. Tindakan Israel yang membombardir Palestina pun banyak mendapat kecaman dari dunia internasional. Untuk memahami konflik yang telah mendarah daging ada di kawasan ladang minyak ini maka kita perlu memahami terlebih dahulu pengertian konflik itu sendiri. Penjelasan Holsti menurut konflik: Konflik yang cenderung mengarah kepada kekerasan yang terorganisir muncul sebagai akibat dari posisi yang saling bertentangan, sikap saling bermusuhan dan tindakan militer atau diplomatik dari beberapa kelompok tertentu atas suatu masalah. Penyebabnya adalah perbedaan pendirian antar kelompok, termasuk posisi yang ingin mereka capai. Tingkah laku konflik dalam bentuk sikap maupun tindakan akan terjadi apabila kelompok A menempati posisi yang bertentangan dengan kemauan

kelompok B10

Berdasarkan penjelasan Holsti tersebut, konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina dipicu sejak pendeklarasian negara Israel pada tahun 1948. Israel yang didominasi oleh kaum Yahudi kemudian mengklaim tanah Palestina sebagai hak mereka. Hal ini kemudian mendapat reaksi keras dari seluruh warga Palestina yang telah lama mendiami wilayah tersebut. Posisi yang bertentangan inilah yang kemudian memunculkan konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina. Terjadinya konflik-konflik diantara negara Israel dan Palestina pun tidak hanya disebabkan oleh satu faktor semata. Terlalu banyaknya kepentingan yang saling bertabrakan dan banyaknya garis ideologi yang berlawanan dan berebut realitas membuat konflik Israel-Palestina semakin kompleks. Salah satu upaya penyelesaian konflik dengan perlucutan senjata pun pernah ditempuh untuk mengakhiri konflik11, tapi usaha ini hanya sesaat meredam konfllik yang selanjutnya malah menimbulkan konflik yang lebih besar lagi karena perlucutan senjata hanya dianggap sebagai tenggat waktu untuk mengumpulkan kembali tenaga dan strategi guna melanjutkan konflik. Perlucutan senjata hanya merupakan salah satu dari upaya mencapai menyelesaikan konflik. Secara garis besar, Holsti mengungkapkan cara
K.J. Holsti, 1988, Politik Internasional, Kerangka untuk Analisis (Edisi keempat jilid 2), Jakarta: Erlangga, Hal.171 Ibnu Burdah, Konflik Timur Tengah Aktor, Isu dan Dimensi Konflik, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2008, Hal.29
11 10

10

penyelesaian konflik dalam enam bagian yaitu: 1). Melakukan Penarikan Tuntutan, 2) Penaklukan, 3) Tunduk atau membentuk Detterence (penangkalan), 4) Kompromi, 5) Penyelesaian melalui pihak ketiga, dan 6) Penyelesaian secara damai12. Semua cara penyelesaian ini memiliki satu tujuan yang sama yaitu menciptakan perdamaian. Konflik yang terjadi di Israel dan Palestinapun selalu diupayakan cara penyelesaiannya yang diharapkan dapat menciptakan perdamaian di negara yang berkonflik dan bagi kawasan Timur Tengah secara menyeluruh. Walaupun keadaan ini masih terus diupayakan. pangkal tolak dari masalah perdamaian adalah bagaimana keinginan dan maksud sebenarnya dari manusia-manusia dalam masyarakat nasional. Disamping itu adanya suatu kekuatan tertentu yang benar-benar dapat diandalkan untuk melaksanakan prinsip-prinsip perdamaian yang memang dikehendaki oleh manusia dan masyarakat nasional dalam dunia internasional.13

Perdamaian tentu adalah hal yang diinginkan oleh setiap orang tak terkecuali bagi rakyat Israel dan Palestina. Jalan menuju perdamaian ini ternyata tidak mudah dicapai, untuk itulah terkadang suatu konflik membutuhkan pihak ketiga yang dapat diandalkan untuk melaksanakan prinsip-prinsip perdamaian. Disinilah peran Indonesia diharapkan dapat membantu pencapaian perdamaian tersebut.

T.May Rudy, 2003, Hubungan Internasional Kontemporer dan Masalah-Masalah Global, Bandung: Refika Aditama, Hal.77 Dahlan Nasution, Perang dan Damai dalam Wawasan Politik Internasional, Bandung: Remaja Karya, 1988, hal 203.
13

12

11

E. Definisi Operasional 1. Probabilitas berasal dari kata Probability, or chance, yang berarti a way of expressing knowledge or belief that an event will occur or has occurred 14. Dalam hal ini, probabilitas mengacu kepada peluang atau kemungkinan Indonesia berperan sebagai juru damai bagi penyelesaian konflik yang berlangsung antara Israel dan Palestina. Hal ini berdasarkan pada hubungan historis dan emosional yang ada antara Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. 2. Juru damai disini dapat diartikan sebagai pihak ketiga yang diharapkan dapat menyelesaikan konflik Israel-Palestina yang saat ini telah menjadi isu konflik internasional. Disinilah Indonesia diharapkan dapat berperan sebagai juru damai terkait dengan konflik yang telah lama berlangsung di kedua negara tersebut. 3. Konflik antara Israel dan Palestina dalam hal ini merupakan konflik akibat perebutan wilayah yang dilakukan dengan cara-cara penyerangan secara massive oleh kedua negara.

F. Metode Penelitian
14

Probability, http://en.wikipedia.org/wiki/Probability, diakses tgl 3 April 2009

12

1. Tipe Penelitian Dalam hal ini penulis menggunakan tipe penelitian preskriptif, yakni gabungan eksplanatif dan prediktif. Analisis eksplanatif merupakan

penggambaran tentang persoalan konflik antara Israel dan Palestina, sekaligus menganalisis peluang Indonesia sebagai juru damai dalam konflik IsraelPalestina. 2. Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan Data yang penulis gunakan adalah telaah pustaka

(Library Research), yaitu pengumpulan data dengan menelaah sejumlah literatur yang berhubungan dengan masalah yang dibahas, baik berupa bukubuku, jurnal, artikel-artikel dari majalah dan surat kabar , serta dari situs-situs internet. Data diperoleh dari beberapa tempat seperti perpustakaan maupun lembaga-lembaga yang terkait, yaitu: 1. Perpustakaan Wilayah Propinsi Sulawesi Selatan 2. Perpustakaan Pusat Universitas Hasanuddin 3. Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 4. Perpustakaan Himpunan Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional 3. Jenis data Jenis data yang penulis gunakan adalah data sekunder, yang diperoleh dari berbagai literatur, khususnya mengenai probabilitas Indonesia sebagai juru damai dalam konflik Israel-Palestina.

13

4. Analisis Data Penulis menggunakan teknik analisis data kualitatif yaitu menggali secara mendalam mengenai persoalan konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina, kemudian menganalisis peluang dan kapabilitas Indonesia untuk menjadi juru damai konflik serta menghubungkannya dengan upaya-upaya perdamaian yang dapat dilakukan Indonesia untuk menyelesaikan konfil tersebut

5. Metode Penulisan Metode penulisan yang penulis gunakan adalah metode deduktif, dimana penulis terlebih dahulu akan menggambarkan secara umum, lalu kemudian menarik kesimpulan yang bersifat khusus. Adapun masalah yang bersifat umum adalah penggambaran kemampuan Indonesia mengatasi konflik dan bentuk-bentuk penyelesaian konflik yang pernah dilakukan Indonesia untuk mewujudkan perdamaian. Kemudian mengaitkan dengan hal-hal khusus, utamanya peluang Indonesia untuk mengupayakan bersifat konsep

perdamaian yang baru bagi konflik Israel-Palestina.

14

DAFTAR KEPUSTAKAAN Buku-Buku: Burdah, Ibnu, Konflik Timur Tengah Aktor, Isu dan Dimensi Konflik, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2008 David, Ron, Arab Israel untuk Pemula, Yogyakarta: Resist Book, 2006 Hasil Focused Group Discussion, Peluang Keterlibatan dan Peran Indonesia dalam Penyelesaian Konflik Israel-Palestina, Medan: Biro Hubungan Internasional, 2007 Holsti, K.J, Politik Internasional, Kerangka untuk Analisis (Edisi keempat jilid 2) , Jakarta: Erlangga, 1988 Nasution, Dahlan, Perang dan Damai dalam Wawasan Politik Internasional, Bandung: Remaja Karya, 1988 Rudy, T.May, Hubungan Internasional Kontemporer dan Masalah-Masalah Global, Bandung: Refika Aditama, 2003 Shihab, Alwi, Islam Inklusive: Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama. Bandung: Mizan, 1999.

15

Surat Kabar: Hillary ke Mesir Hadiri Konferensi Gaza, Harian Tribun Timur, edisi 2 Maret 2009 Internet: Marhaendy, Eko, Analisis Konflik Israel-Palestina, http://ekomarhaendy.wordpress.com/2009/02/13/analisis-konflik-israelpalestina-sebuah-penjelajahan-dimensi-politik-dan-teologis/, diakses tgl 28 April 2009 Probability.http://en.wikipedia.org/wiki/Probability, diakses tgl 3 April 2009 Shahab, Salim, Hillary, Martti dan (Peran) Perdamaian Indonesia, http://www.icasindonesia.org/index.php? option=com_content&task=view&id=376&Itemid=1&lang=iso-8859-1, diakses tgl 28 April 2009 Yudhoyono, Susilo Bambang, Keterangan Pers Presiden Mengenai Terpilihnya Indonesia sebagai Anggota Tidak Tetap DK PBB dan Pasukan Perdamaian Timteng, http://www.presidenri.go.id/index.php/pers/presiden/index.html, diakses tgl 24 Maret 2008

16

Anda mungkin juga menyukai