Anda di halaman 1dari 125

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

KEBIJAKAN AKUNTANSI

KERJASAMA RSUD RADEN MATTAHER BPKP PERWAKILAN PROVINSI JAMBI DAFTAR ISI KEBIJAKAN AKUNTANSI HALAM AN 1 1 2 3 3 6 6 7 8 8 11 12 13 13 15

BAB I

PENDAHULUAN A LATAR BELAKANG . B DASAR HUKUM . C TUJUAN . D DAFTAR ISTILAH . KEBIJAKAN UMUM AKUNTANSI A SISTEM AKUNTANSI RSUD . B TUJUAN LAPORAN KEUANGAN . C TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN . D KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN . KEUANGAN E ASUMSI DASAR AKUNTANSI . F CIRI DASAR AKUNTANSI . G PERIODESASI PELAPORAN . H LAPORAN KEUANGAN PERIODIK . I. KONSOLIDASI LAPORAN KEUANGAN RSUD KE DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAMBI KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET A ASET LANCAR .

BAB II

BAB III

19 19

B ASET TIDAK LANCAR . BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI KEWAJIBAN A KEWAJIBAN JANGKA PENDEK . B KEWAJIBAN JANGKA PANJANG . BAB V KEBIJAKAN AKUNTANSI EKUITAS A EKUITAS TIDAK TERIKAT . B EKUITAS TERIKAT TEMPORER . C EKUITAS TERIKAT PERMANEN . KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN KEBIJAKAN AKUNTANSI BIAYA KEBIJAKAN AKUNTANSI HIBAH KEBIJAKAN AKUNTANSI KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN PERISTIWA LUAR BIASA PELAPORAN

32 48 49 52 54 54 55 57 59 62 64 67 70

BAB VI BAB VII BAB VIII BAB IX BABX

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka melaksanakan pasal 116 ayat (4) Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 61 tahun 2007, serta dalam rangka meningkatkan pelayanan Pemerintah khususnya pelayanan di bidang kesehatan, RSUD yang menerapkan pola pengeloaan keuangan BLUD, selanjutnya disebut RSUD, sebagai satuan kerja yang bertugas memberikan pelayanan kesehatan secara langsung kepada masyarakat, dituntut untuk meningkatkan akuntabilitasnya baik akuntabilitas kinerja maupun akuntabilitas keuangan. Sehubungan dengan peningkatan akuntabilitas keuangan tersebut, maka RSUD Raden Mattaher membutuhkan suatu kebijakan akuntansi yang dapat digunakan sebagai pedoman/acuan untuk membukukan transaksi keuangan dan menyusun Laporan Keuangan. Suatu laporan keuangan bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna apabila informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan. Namun demikian, perlu disadari bahwa laporan keuangan tersebut tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Secara umum laporan
Halaman 1

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu dan tidak diharuskan untuk menyediakan informasi non keuangan. Dalam rangka penyusunan dan peningkatan kualitas dan transparansi informasi dalam laporan keuangan tersebut pengguna acuan dan untuk memenuhi keuangan, dan ekspektasi maka para RSUD laporan laporan

memerlukan kebijakan akuntansi yang merupakan penyajian pengungkapan keuangan tersebut yang diformalkan dalam suatu Keputusan Direktur RSUD. B. Dasar Hukum Pelaporan keuangan RSUD Raden Mattaher, diselenggarakan berdasarkan peraturan perundangundangan yang mengatur keuangan pemerintah, yaitu: a. Undang-undang b. Undang-undang c. Undang-undang Pemeriksaan No. No. No. 17 1 15 Tahun Tahun Tahun dan 2003 2004 2004 tentang tentang tentang Keuangan Negara; Perbendaharaan Negara; Pengelolaan Tanggungjawab

Keuangan Negara; d. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Badan Layanan Umum;

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 2

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

e. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan; f. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; g. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Menteri Teknis Keuangan Pengelolaan Nomor Keuangan Badan Layanan Umum Daerah; j. Peraturan 76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum; k. Keputusan Gubernur nomor 80/2010 tanggal 23 Februari 2010 tentang Penetapan Status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher.

C. Tujuan

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 3

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

Penetapan a. Menjadi penerapan RSUD.

Kebijakan acuan sistem

Akuntansi

BLUD

RSUD dan BLUD

bertujuan untuk : dalam pengembangan keuangan akuntansi

b. Kebijakan akuntansi RSUD dimaksudkan untuk digunakan sebagai pedoman bagi penyelenggara akuntansi dan penyusunan laporan keuangan, sehingga laporan keuangan dapat disajikan secara wajar sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. c. Kebijakan akuntansi yang disusun meliputi pilihan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi, peraturan dan prosedur yang digunakan, berlaku bagi RSUD yang menerangkan pola pengelolaan keuangan BLUD. Kebijakan akuntansi tersebut disajikan dan meliputi; kebijakan umum akuntansi, pengertian, pengakuan, pengukuran, penyajian pengungkapan dari rekening yang digunakan. D.Daftar Istilah Dalam pedoman Akuntansi Keuangan ini yang yang dimaksud dengan : 1. Badan Layanan Umum Daerah, selanjutnya disingkat BLUD adalah instansi di lingkungan Pemerintah Daerah yang dibentuk

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 4

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya, didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. 2. BLUD RSUD Mattaher Provinsi Jambi , yang untuk selanjutnya disingkat RSUD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Jambi yang membidani Pelayanan Kesehatan Masyarakat. 3. Standar Akuntansi Keuangan, yang selanjutnya disingkat dalam SAK adalah prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh ikatan profesi akuntansi Indonesia menyusun dan menyajikan laporan keuangan suatu entitas usaha. 4. Sistem Akuntansi RSUD adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran dan pelaporan keuangan RSUD. 5. Standar Akuntansi Pemerintah yang selanjutnya disingkat SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang ditetapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan Pemerintah. 6. Laporan Keuangan RSUD adalah berupa bentuk Laporan pertanggungjawaban

Realisasi Anggaran, Laporan Operasional/Aktivitas,

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 5

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan. 7. Laporan Realisasi Anggaran adalah laporan yang menyajikan informasi tentang anggaran dan realisasi anggaran RSUD secara tersanding yang menunjukkan tingkat capaian target-target yang telah disepakati dalam DPA. 8. Operasional/Aktivitas menyajikan informasi adalah tentang laporan operasi yang RSUD

mengenai sumber, alokasi dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh RSUD. 9. Laporan selama Arus Kas adalah yang laporan yang menyajika informasi arus masuk dan keluar kas periode tertentu diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pembiayaan. 10. Neraca adalah laporan yang menyajikan informasi posisi keuangan BLUD yaitu aset, utang dan ekuitas pada tanggal tertentu. 11. Catatan atas Laporan Keuangan adalah laporan yang menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran/Laporan Operasional, Neraca, dan Laporan Arus Kas dalam rangka pengungkapan yang memadai.

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 6

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

12.

Bagan

Rekening

Standar

adalah

daftar perkiraan buku besar yang ditetapkan dan disusun secara sistematis untuk memudahkan perencanaan dan pelaksanaan anggaran, beserta pembukuan dan pelaporan keuangan pemerintah. 13. Rekonsiliasi data transaksi adalah keuangan sumber proses yang yang pencocokan berbeda sama.

diproses dengan beberapa sistem/sub sistem yang berdasarkan dokumen

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 7

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 8

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

BAB II KEBIJAKAN UMUM AKUNTANSI RSUD A. Sistem Akuntansi RSUD Sistem akuntansi adalah serangkaian prosedur baik manual maupun terkomputerisasi mulai dari proses pengumpulan sampai data, pencatatan, pengikhtisaran dan operasi pelaporan posisi keuangan

keuangan. Pengembangan sistem akuntansi pada RSUD setidak-tidaknya meliputi tiga sub sistem akuntansi, yaitu sistem akuntansi keuangan, sistem akuntansi aset tetap, dan sistem akuntansi biaya. 1. Sistem Akuntansi Keuangan Sistem Akuntansi Keuangan adalah sistem akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan pokok dengan tujuan umum (general purpose), sebagai berikut : a. Akuntabilitas; kebijakan mempertanggungjawabkan pelayanan kesehatan yang pengelolaan sumber daaya serta pelaksanaan dipercayakan kepada RSUD dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik. b. Manajemen; membantuk para pengguna untuk mengevaluasi dalam pelaksanaan kegiatan RSUD periode pelaporan sehingga

memudahkan fungsi perencanan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh penerimaan,

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 9

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

pengeluaran, aset, kewajiban, dan ekuitas untuk kepentingan stakeholders. c. Transparansi; memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban RSUD dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan. Sistem Akuntansi Keuangan menghasilkan laporan keuangan pokok berupa Laporan Realisasi Anggaran/Laporan Operasional, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang ditetapkan oleh asosiasi profesi akuntansi Indonesia/standar akuntansi industri spesifik dan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Laporan keuangan sesuai dengan SAK digunakan untuk kepentingan pelaporan kepada pengguna umum laporan keuangan RSUD dalam hal ini adalah stakeholders, yaitu pihak-pihak yang berhubungan dan memiliki kepentingan dengan RSUD. Sedangkan laporan keuangan keuangan RSUD yang dengan sesuai dengan SAP digunakan untuk kepentingan konsolidasi laporan laporan keuangan Pemerintah Provinsi Jambi.

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 1 0

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

2. Sistem Akuntansi Aset Tetap Sistem laporan Akuntansi tentang Aset aset Tetap menghasilkan keperluan tetap untuk

manajemen aset. Sistem ini menyajikan informasi tentang jenis, kuantitas, nilai, mutasi, dan kondisi aset tetap milik ataupun bukan milik RSUD tetapi berada dalam pengelolaan RSUD. 3. Sistem Akuntansi Biaya Pengembangan Sistem Akuntansi Biaya ditujukan untuk unit dapat layanan, menghasilkan dan informasi varian. keputusan, tentang Sistem dan harga pokok produksi, biaya satuan ( unit cost) per evaluasi Akuntansi Biaya berguna dalam perencanaan dan pengendalian, pengambilan perhitungan tarif layanan. B. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, operasional keuangan, arus kas RSUD yang bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan dalam membuat dan mengevaluasi keputusan ekonomi. Laporan keuangan disusun untuk tujuan umum, yaitu memenuhi kebutuhan semua bersama sebagaian informasi yang besar pengguna. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan mungkin

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 1 1

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

dibutuhkan

pengguna

laporan

keuangan

dalam

pengambilan keputusan ekonomi. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan RSUD menyajikan informasi tentang : (a) (b) (c) (d) (e) Aset; Kewajiban; Ekuitas; Pendapatan dan biaya; dan Arus kas.

C. Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan Pimpinan RSUD bertanggungjawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan RSUD yang disertai dengan surat pernyataan tanggung jawab yang berisikan pernyataan bahwa pengelolaan anggaran telah dilaksanakan berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, akuntansi keuangan telah diselenggarakan sesuai dengan standar akuntansi keuangan, dan kebenaran isi laporan keuangan merupakan tanggung jawab pimpinan RSUD. D.Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Karakteristik ukuran-ukuran dalam kualitatif normatif laporan yang keuangan perlu sehingga adalah dapat diwujudkan

informasi

akuntansi

memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 1 2

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

agar laporan keuangan rumah sakit dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki : Relevan; Andal; Dapat dibandingkan; dan Dapat dipahami.

Relevan Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat keputusan di dalamnya pengguna dapat untuk mempengaruhi

mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi di masa lalu. Dengan demikian, informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud penggunaannya. Informasi yang relevan harus : a. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value), artinya bahwa laporan keuangan harus memuat informasi yang memungkinkan pengguna laporan untuk menegaskan atau mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu. b. Memiliki manfaat prediktif (predictive value), artinya bahwa laporan keuangan harus memuat informasi yang dapat membantu pengguna untuk

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 1 3

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini. c. Tepat waktu, artinya bahwa laporan keuangan harus disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna dalam pengambilan keputusan. d. Lengkap, artinya bahwa laporan keuangan RSUD harus memuat informasi yang selengkap mungkin, yaitu mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi laporan. dalam pembuatan Informasi laporan keptusan yang keuangan pengguna yang

melatarbelakangi setiap butir informasi utama termuat diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut dapat dicegah. Andal Informasi dalam laporan keuangan RSUD bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau maka penyajiannya pengguna tidak dapat tersebut diandalkan, informasi

secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang andal memenuhi karakteristik : a. Penyajian Jujur, artinya bahwa laporan keuangan harus memuat informasi yang menggambarkan

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 1 4

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan. b. Dapat Diverifikasi (verifiability), artinya bahwa laporan keuangan harus memuat informasi yang dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih baik dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh. c. Netralitas, artinya bahwa laporan keuangan harus memuat kebutuhan informasi umum yang dan tidak diarahkan berpihak pada pada

kebutuhan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan pihak tertentu, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain. Dapat Dibandingkan Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan enitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal. akuntansi Perbandingan yang sama secara dari internal ke dapat tahun. dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan tahun Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 1 5

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas pemerintah akan menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi yang sekarang ditetapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.

Dapat Dipahami Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud. E. Asumsi Dasar Akuntansi Asumsi dasar akuntansi yang diterapkan pada sistem akuntansi RSUD adalah : 1) Kemandirian Entitas Asumsi kemandirian entitas, yang berarti bahwa RSUD sebagai entitas pelaporan dan entitas akuntansi dianggap sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 1 6

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit asumsi dengan intansi ini pemerintah satu adalah dalam pelaporan untuk RSUD keuangan. menyusun Salah indikasi dan jawab terpenuhinya RSUD

kewenangan

anggaran tanggung

melaksanakannya penuh.

bertanggung jawab atas pengelolaan aset dan sumber daya di luar neraca untuk kepentingan yurisdiksi dimaksud, putusan tugas pokoknya, yang termasuk terjadi atas akibat kehilangan atau kerusakan aset dan sumber daya utang-piutang entitas, serta terlaksana tidaknya

program yang telah ditetapkan. 2) Kelangsungan Usaha Laporan keuangan disusun atas dasar asumsi RSUD terus melakukan tanpa usahanya maksud secara untuk berkesinambungan usahanya.

dibubarkan atau mengurangi secara material skala

3) Keterukuran dalam Satuan Uang Laporan satuan keuangan uang. Hal harus ini menyajikan diperlukan setiap agar kegiatan yang diasumsikan dapat dinilai dengan

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 1 7

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

memungkinkan

dilakukannya

analisis

dan

pengukuran dalam akuntansi. 4) Dasar Akuntansi Akrual Laporan keuangan pada prinsipnya disusun atas dasar akrual, yaitu mengakui transaksi pada saat kejadian bukan pada saat kasa atau setara kas diterima atau dibayar dan dicatat dalam periode bersangkutan. Hal ini memberikan informasi kepada pembaca laporan keuangan tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan kas dan pembayaran kas, tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa mendatang serta sumber daya yang mempresentasikan kas yang akan diterima di masa yang akan datang. 5) Substance over form (Substansi mengungguli bentuk) Laporan keuangan disusun menggunakan prinsip Substance over form (Subtansi mengungguli bentuk) yang berarti laporan keuangan mencatat suatu peristiwa lebih berdasarkan substansinya daripada legal formalnya. Misalnya, terdapat aset yang berasal dari dropping APBDN atau hibah yang belum ada berita acara serah terima (kepemilikan), tetapi secara de facto dipergunakan dalam operasional pelayanan maka aset tersebut dimasukkan ke dalam laporan keuangan sebagai aset tetap.

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 1 8

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

F. Ciri Dasar Akuntansi Akuntansi keuangan RSUD merupakan bagian dari akuntansi dipisahkan. keuangan Pemerintah Provinsi Jambi, RSUD karena bukan merupakan kekayaan daerah yang Pengelolaan keuangan menggunakan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD), dengan ciri yang berbeda dengan akuntansi satuan kerja lainnya di lingkungan Pemerintah Provinsi Jambi, yaitu : 1) Dalam rangka pengelolaan kas, ke RSUD kas dapat tanpa daerah. dan langsung Rumah menggunakan terlebih juga sakit pendapatannya menyimpan

menyetorkan

dahulu dapat

mengelola rekening bank, mendapatkan sumber dana untuk menutup defisit dan memanfaatkan surplus kas jangka pendek untuk memperoleh dana tambahan. 2) RSUD diperbolehkan memberikan piutang sehubungan dengan penyerahan barang, jasa dan/atau transaksi lainnya yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan kegiatan rumah sakit. 3) RSUD dapat memiliki utang sehubungan dengan kegiatan operasional dan/atau perikatan peminjaman dengan pihak lain.

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 1 9

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

4) Akuntansi

dan

Laporan

Keuangan

RSUD

diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku umum. 5) Konsolidasi dengan Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Jambi, disusun menggunakan Standar Akuntansi Pemerintahan. 6) RSUD dapat mengalihkan dan/atau menghapus aset tetap dengan/melalui persetujuan pejabat berwenang. G.Periodesasi pelaporan Periode pelaporan keuangan adalah untuk masa 1 Januari sampai dengan 31 Desember. H.Laporan Keuangan Pokok Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, operasional keuangan, arus kas RSUD yang bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan dalam membuat dan mengevaluasi keputusan ekonomi. Laporan keuangan disusun untuk tujuan umum, yaitu memenuhi kebutuhan semua pengguna bersama informasi laporan sebagian yang besar pengguna. Namun demikian laporan keuangan tidak menyediakan dibutuhkan mungkin dalam keuangan

pengambilan keputusan ekonomi. Komponen laporan keuangan RSUD meliputi :

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 2 0

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

1. Laporan Realisasi Laporan Operasional a. Laporan tentang Operasional operasi menyajikan mengenai informasi sumber, RSUD

alokasi, dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh RSUD. Laporan operasional antara lain dapat berupa laporan aktivitas atau laporan surplus/defisit. b. Informasi dalam laporan operasional, digunakan bersama-sama diungkapkan dengan dalam informasi komponen yang laporan

keuangan lainnya sehingga dapat membantu para pengguna laporan keuangan untuk : i. Mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya ekonomi. ii. Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi ekonomi. iii. Menyediakan informasi mengenai realisasi anggaran secara menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi kinerja RSUD dalam hal efisiensi dan efektivitas pengguna anggaran. 2. Neraca a. Tujuan utama neraca adalah menyediakan RSUD informasi tentang posisi keuangan dan penggunaan sumber daya

meliputi aset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu.

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 2 1

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

b. Informasi dalam neraca digunakan bersamasama dalam dapat dengan laporan informasi keuangan para yang diungkapkan sehingga laporan lainnya pengguna

membantu

keuangan untuk menilai : i. Kemampuan RSUD dalam memberikan jasa layanan secara berkelanjutan. ii. Likuiditas dan Solvabilitas. iii. Kebutuhan pendanaan eksternal. 3. Laporan Arus Kas a. Tujuan utama laporan informasi arus kas adalah sumber menyediakan mengenai

penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama periode akuntansi serta saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Arus kas dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. b. Informasi dalam laporan arus kas digunakan bersama-sama sehingga dapat dengan membantu informasi para yang diungkapkan dalam laporan keuangan lainnya pengguna laporan keuangan untuk menilai : i. Kemampuan RSUD dalam menghasilkan kas dan setara kas. ii. Sumber dana RSUD. iii. Penggunaan dana RSUD.

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 2 2

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

iv.Prediksi

kemampuan sumber untuk

RSUD dana masa yang

untuk serta akan

memperoleh penggunannya datang.

Komponen pelaporan Arus Kas terdiri dari tiga komponen yaitu : Arus Kas dari Aktivitas Operasi; Arus Kas dari Aktivasi Investasi; Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan. I. Konsolidasi Laporan Keuangan RSUD ke dalam Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Jambi RSUD menyusun laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). RSUD merupakan satker pemerintah daerah, oleh karena itu laporan keuangan RSUD dikonsolidasikan dengan laporan keuangan Pemerintah Provinsi yang Jambi. sama. laporan Konsolidasi laporan keuangan dapat dilakukan jika digunakan RSUD prinsip-prinsip akuntansi menggunakan SAK sedangkan

keuangan Pemerintah Provinsi Jambi menggunakan SAP, karena itu akan digunakan mapping atau konversi kode rekening SAK ke SAP untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Komponen Laporan ke Keuangan dalam RSUD yang dikonsolidasikan laporan keuangan

Pemerintah Provinsi Jambi meliputi :


Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 2 3

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

(a) (b) Sistem akuntansi

Laporan Realisasi Anggaran; Neraca; RSUD memproses semua

pendapatan dan belanja RSUD, baik yang bersumber dari pendapatan usaha dari jasa layanan, hibah, pendapatan APBD/N, dan pendapatan usaha lainnya. Sehingga laporan keuangan yang dihasilkan dari sistem akuntansi tersebut mencakup seluruh transaksi keuangan pada RSUD. Transaksi keuangan RSUD yang bersumber dari pendapatna usaha dari jasa layanan, hibah, pendapatan APBD/N, dan pendapatan usaha lainnya wajib dilaporkan dalam Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Provinsi Jambi. Oleh karena itu transaksi tersebut harus disahkan oleh PPKD dengan mekanisme SPM Pengesahan setiap triwulan. Pos-pos neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas juga dikonsolidasikan ke neraca Pemerintah Provinsi Jambi. Untuk tujuan ini perlu dilakukan reklasifikasi atau konversi pos-pos neraca agar sesuai dengan SAP dengan menggunakan BAS yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri. Proses konversinya mencakup pengertian, klasifikasi, pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan atas akun-akun neraca dan laporan aktivitas/operasi. 1. Pengertian

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 2 4

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

Pada umumnya, pengertian akun-akun menurut SAK tidak jauh berbeda dengan SAP. Apabila ada pengertian yang berbeda, maka untuk tujuan konsolidasi pengertian akun menurut SAP, yaitu berdasarkan PP No. 24 tahun 2005. 2. Klasifikasi Klasifikasi aset,, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan biaya perlu disesuaikan dengan klasifikasi aset sesuai dengan Bagan Akun Standar yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri. a. Mapping klasifikasi neraca pendapatan dan belanja ke dalam perkiraan pendapatan dan belanja b. Mapping berbasis SAK berpedoman neraca, yaitu kepada aset, Peraturan Menteri Dalam Negeri terkait. klasifikasi kewajiban, dan ekuitas RSUD menjadi aset, kewajiban, dan ekuitas dana sesuai dengan Bagan Akun Standar. Akun penyisihan piutang tak tertagih, akumulasi penyusutan dan akumulasi amortisasi tidak perlu disajikan di neraca berdasarkan SAP, sepanjang aplikasi SAK belum menerapkan penyisihan piutang tak tertagih, penyusutan dan amortisasi. 3. Pengakuan dan pengukuran SAK menggunakan basis akrual dalam pengakuan aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan biaya. Pendapatan diakui pada saat diterima atau hak

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 2 5

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

untuk adanya

menagih

timbul yang

sehubungan diserahkan

dengan kepada

barang/jasa

masyarakat. Biaya diakui jika penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan aset biaya terjadi akrual bersamaan hak dengan atau pengakuan kenaikan kewajiban atau penurunan misalnya, karyawan penyusutan aset tetap. SAP menggunakan basis akrual dalam pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas serta basis kas dalam pengakuan pendapatan dan belanja. Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada rekening Kas Umum Daerah. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari rekening Kas Umum Negara dan dipertanggungjawabkan. Pendapatan (tidak termasuk pendapatan yang ditransfer dari APBD/N) dan belanja RSUD diakui jika pendapatan dan belanja tersebut dilaporkan dengan mekanisme SPM Pengesahan atas pendapatan dan belanja tersebut. Belanja yang didanai dari pendapatan RSUD diakui sebagai belanja belanja oleh Bendahara telah Umum Negara jika tersebut dilaporkan dengan

mekanisme SPM Pengesahan.

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 2 6

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

Untuk kepentingan konsolidasi dengan laporan keuangan kementerian/lembaga, perlu dilakukan penyesuaian atas akun pendapatan dan belanja yang berbasis akrual menjadi akun pendapatan dan belanja berbasis kas. Formula penyesuaian pendapatan dan belanja berbasis akrual menjadi berbasis kas adalah sebagai berikut : Pendapatan Berbasis Kas = Pendapatan RSUD + pendapatan diterima di muka pendapatan yang masih harus diterima. Belanja Berbasis Kas = Biaya RSUD Biaya yang dibayar tidak tunai termasuk Penyusutan + utang biaya yang dibayar + biaya dibayar di muka. 4. Pengungkapan Pengungkapan laporan keuangan sesuai dengan SAP harus mengikuti persyaratan sesuai dengan PP No. 24 tahun 2005. Konsolidasi LK RSUD ke dalam LK Pemerintah Provinsi Jambi dilakukan secara berkala setiap semester dan tahunan. Laporan keuangan yang dikonsolidasikan terdiri dari neraca, laporan realisasi anggaran.

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 2 7

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 2 8

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

BAB III KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh RSUD, sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh RSUD maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset adalah potensi aset tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung bagi kegiatan operasional RSUD, berupa aliran pendapatan atau penghematan belanja bagi RSUD. Aset diklasifkasikan menjadi 2 (dua) kelompok besar yaitu menjadi Aset Lancar dan Aset Tidak Lancar dengan uraian seperti di bawah ini. A. ASET LANCAR Aset lancar adalah sumber daya ekonomis yang diharapkan dapat diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakna dalam jangka waktu 12 bulan atau dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca atau berupa
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 2 9

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi. Aset lancar terdiri atas : kas dan bank, deposito, piutang, persediaan, uang muka, biaya dibayar di muka, dan sebagainya. 1. Kas dan Setara Kas 1) Pengertian Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan untuk membiaya kegiatan RSUD. Setara kas adalah investasi jangka pendek yang sangat likuid yang siap dijabarkan menjadi kas serta bebas dari risiko perubahan nilai yang signifikan. Instrumen yang dapat diklasifikasikan sebagai setara kas meliputi : Deposito berjangka yang akan jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang dari tanggal penempatan serta tidak dijaminkan. Instrumen pasar uang yang diperoleh dan akan dicairkan dalam jangka waktu tidak lebih dari 3 (tiga) bulan. Kas dan setara kas meliputi antara lain : Kas RSUD di Bank dalam bentuk Giro. Kas RSUD di Bendahara Penerimaan. Kas RSUD di Bendahara Pengeluaran. Kas RSUD di Bendahara Gaji. Kas Kecil.
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 3 0

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

Kas Deposito. Cek Kas RSUD adalah uang tunai dan setara kas yang berada di bendahara pengeluaran RSUD yang berasal dari penerimaan RSUD dan setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan RSUD. Kas Kecil adalah kas yang masih dikelola Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu di masig-masing instalasi yang berasal dari Kas RSUD yang belum dipertanggungjawabkan per tanggal neraca. Kas RSUD di Bank dalam bentuk Giro adalah sejumlah dana yang disimpan oleh RSUD pada rekening koran Bank dan setiap saat dapat digunakan. Deposito adalah deposito berjangka yang kurang dari 3 bulan yang dimiliki RSUD. Cek adalah cek yang baru dapat diuangkan dalam jangka waktu kurang dari 3 bulan. 2) Pengakuan dan Pencatatan Kas dan setara kas diakui pada saat diterima oleh RSUD dan berkurang pada saat digunakan sebesar nilai yang digunakan. Kas dicatat pada saat diterima atau dikeluarkan. 3) Pengukuran

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 3 1

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

Kas dan setara kas diukur sebesar nilai nominal pada saat diterima atau dikeluarkan. Kas dan setara kas dinyatakan dalam nilai rupiah, jika ada kas dan setara kas dalam valuta asing maka harus dikonversi berdasarkan nilai kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal transaksi. Pada akhir tahun, kas dan setara kas dalam valuta asing dikonversi berdasarkan nilai kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca. 4) Penyajian dan Pengungkapan Hal-hal yang harus diungkapkan yang berkaitan dengan kas dan setara kas di Neraca maupun catatan atas laporan keuangan adalah : Kebijakan yang diterapkan dalam menentukan komponen kas dan setara kas. Rincian jumlah kas dan setara kas. Klasifikasi kas dan setara kas dan jumlah masing-masing. 5) Saldo Normal Saldo normal rekening kas dan setara kas adalah di sebelah debet, penambahan kas dan setara kas di sebelah debet dan pengurangan kas dan setara kas dicatat di sebelah kredit. 2. Investasi Jangka Pendek 1) Pengertian

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 3 2

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

Investasi jangka pendek adalah aset yang dimaksudkan manfaat sehingga RSUD segera Investasi sosial dapat dalam untuk dan memperoleh atau manfaat manfaat lainnya kepada untuk ekonomi seperti bunga, deviden, royalti, atau meningkatkan rangka dan kemampuan

pelayanan dimaksudkan harus

masyarakat. Investasi jangka pendek dapat dicairkan jangka dimiliki selama 3 sampai 12 bulan. pendek memenuhi karakteristik sebagai berikut : Dapat segera diperjualbelikan/dicairkan. Investasi tersebut ditujukan dalam rangka manajemen kas, artinya RSUD dapat menjual investasi tersebut apabila timbul kebutuhan kas. Berisiko rendah Investasi yang dapat digolongkan sebagai investasi jangka pendek antara lain terdiri atas : Deposito berjangka waktu 3 sampai 12 bulan. Pembelian obligasi/Surat Utang Negara (SUN) pemerintah jangka pendek oleh RSUD. Investasi jangka pendek lainnya. 2) Pengakuan dan Pencatatan Kemungkinan manfaat ekonomi dan manfaat sosial atau jasa potensial di masa yang akan

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 3 3

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh oleh RSUD. Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai (reliable). Investasi jangka pendek diakui pada saat pengeluaran kas atau aset. Pengeluaran jangka untuk perolehan investasi sebagai pendek diakui/dicatat

pengeluaran kas RSUD dan tidak dilaporkan sebagai belanja dalam realisasi anggaran. Penerimaan dari penjualan investasi jangka pendek diakui/dicatat sebagai penerimaan kas RSUD dan tidak dilaporkan laporan sebagai realisasi pendapatan anggaran. Hasil investasi yang diperoleh dari investasi jangka pendek, antara lain berupa bunga deposito, bunga obligasi dan deviden tunai (cash dividend) dicatat sebagai pendapatan. 3) Pengukuran Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga, jangka misalnya saham dan sebesar obligasi biaya pendek, dicatat dalam

perolehan. Biaya perolehan investasi meliputi harga transaksi investasi itu sendiri ditambah komisi perantara jual beli, jasa bank dan

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 3 4

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

biaya lainnya yang timbul dalam rangka perolehan tersebut. Apabila investasi dalam bentuk surat berharga diperoleh tanpa biaya perolehan, maka investasi dinilai berdasar nilai wajar investasi pada tanggal perolehannya yaitu sebesar harga pasar. Apabila tidak ada nilai wajar, biaya perolehan untuk setara kas yang diserahkan atau nilai wajar aset lain yang diserahkan tersebut. Investasi jangka pendek dalam bentuk non saham, misalnya dalam bentuk deposito jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal deposito tersebut. Harga perolehan investasi dalam valuta asing harus dinyatakan dalam rupiah dengan menggunakan nilai tukar (kurs tengah bank sentral) yang berlaku pada tanggal transaksi. 4) Penyajian dan Pengungkapan Hal-hal yang harus diungkapkan yang berkaitan dengan investasi jangka pendek di Neraca maupun Catatan atas Laporan Keuangan adalah : Rincian jenis dan jumlah Investasi Jangka Pendek. Jenis mata uang.
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 3 5

memperoleh

investasi

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

Jumlah penempatan pada pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa. Kebijakan akuntansi untuk penentuan nilai tercatat dari investasi. Kebijakan akuntansi untuk perlakuan perubahan dalam nilai pasar investasi lancar yang dicatat pada nilai pasar, dan jumlah signifikan yang dilaporkan sebagai penghasilan investasi untuk bunga, royalti, dividen dan sewa pada investasi jangka panjang dan lancar, dan keuntungan dan kerugian pada pelepasan investasi lancar dan perubahan dalam nilai investasi tersebut. 5) Saldo Normal Saldo normal rekening Investasi Jangka Pendek adalah di sebelah debet, penambahan dicatat di sebelah debet dan pengurangan dicatat disebelah kredit. 3. Piutang Usaha 1) Pengertian Piutang usaha adalah hak yang timbul dari penyerahan barang atau jasa dalam rangka kegiatan operasional RSUD. Transaksi piutang usaha memiliki karakteristik sebagai berikut :

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 3 6

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

Terdapat

penyerahan

barang,

jasa

atau

timbulnya hak untuk menagih berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Persetujuan atau kesepakatan pihak-pihak terkait. Jangka waktu pelunasan. 2) Pengakuan dan Pencatatan Piutang usaha diakui dan dicatat pada saat barang atau jasa diserahkan, tetapi belum menerima tersebut. Piutang usaha berkurang pada saat dilakukan pembayaran dan dilakukan penghapusan. Apabila piutang yang dihapuskan lebih besar dari biaya penyisihan kerugian piutang yang dibentuk, maka selisihnya diakui sebagai penyisihan kerugian periode bersangkutan. Apabila terjadi pembayaran setelah piutang dihapuskan maka piutang tersebut dimunculkan kembali dan pengurangannya dilakukan sebagaimana pelunasan piutang. 3) Pengukuran Piutang diukur sebesar nilai yang dapat direalisasikan (net realizable value) setelah memperhitungkan nilai penyisihan piutang tak tertagih.
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 3 7

pembayaran

dari

penyerahan

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

Penyisihan dibentuk

kerugian sebesar

piutang nilai

tak

tertagih yang

piutang

diperkirakan tidak dapat ditagih berdasarkan daftar umur piutang. Penghapusan piutang tak tertagih dilakukan berdasarkan ketentuan yang berlaku. 4) Penyajian dan Pengungkapan Piutang usaha yang jatuh tempo dalam waktu kurang dari 1 (satu) tahun disajikan pada kelompok lebih dari aset satu lancar tahun disajikan dalam disajikan sebesar neraca. dalam jumlah kerugian Sedangkan piutang usaha yang jatuh tempo kelompok aset non lancar. Piutang dikurangi piutang. Hal-hal yang diungkapkan dalam catatan laporan keuangan : i. Rincian jenis dan jumlah piutang. ii. Jumlah piutang dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa. iii. Jumlah penyisihan kerugian piutang yang dibentuk disertai daftar umum piutang. iv.Kebijakan piutang.
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 3 8

usaha

bersih, yaitu jumlah seluruh tagihan piutang dengan penyisihan

akuntansi

yang

diterapkan

dalam pembentukan penyisihan kerugian

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

v. Jumlah piutang yang dijadikan agunan. vi.Jumlah piutang yang dijual (anjak piutang). 6) Saldo Normal Saldo normal rekening piutang usaha adalah di sebelah debet, penambahan piutang dicatat di sebelah debet, pengurangan piutang dicatat di sebelah kredit. 4. Piutang Lain-lain 1) Pengertian Piutang lain-lain adalah hak yang timbul dari penyerahan barang atau jasa serta uang di luar kegiatan operasional RSUD. Yang termasuk dalam kelompok piutang lain-lain antara lain adalah piutang pegawai, piutang kerjasama operasi, piutang bunga dan piutang sewa. Transaksi piutang lain-lain memiliki karakteristik sebagai berikut : Terdapat penyerahan barang/jasa atau uang di luar kegiatan operasional perusahaan. Persetujuan atau kesepakatan pihak-pihak terkait. Jangka waktu pelunasan. 2) Pengukuran dan Pencatatan Piutang lain-lain diakui/dicatat pada saat barang, jasa atau uang diserahkan, atas

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 3 9

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

penyerahan Piutang dilakukan

tersebut

belum

diterima pada saat

pembayarannya. lain-lain berkurang atau pembayaran dilakukan

penghapusan. Apabila piutang lain-lain yang dihapuskan lebih besar dari penyisihan kerugian yang dibentuk, maka selisihnya diakui sebagai biaya penyisihan kerugian periode bersangkutan. Apabila terjadi pembayaran setelah piutang dihapuskan maka piutang tersebut dimunculkan kembali dan pengurangannya dilakukan sebagaimana pelunasan piutang. 3) Pengukuran Piutang lain-lain diukur sebesar nilai yang dapat direalisasikan (net realizable value) setelah memperhitungkan nilai penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan dibentuk kerugian sebesar piutang nilai tak tertagih yang piutang

diperkirakan tidak dapat ditagih berdasarkan daftar umur piutang. 4) Penyajian dan Pengungkapan Piutang lain-lain disajikan pada kelompok aset lancar dalam neraca. Sedangkan piutang lain-lain yang jatuh tempo lebih dari satu
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 4 0

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

tahun disajikan dalam kelompok aset non lancar. 5. Persediaan 1) Pengertian Persediaan adalah aset yang diperoleh dengan maksud untuk : Digunakan Dalam dalam bahan proses atau pemberian perlengkapan kegiatan pelayanan; atau bentuk (supplies) untuk digunakan dalam proses pemberian pelayanan dan pendukung dalam memberikan pelayanan. Persediaan terdiri atas obat-obatan dan alat kesehatan, bahan makanan kering, bahan dan alat kesehatan laboratorium, bahan dan alat kesehatan radiologi, gas medik, alat listrik, alat kebersihan, karcis retribusi dan barang cetakan, bahan habis pakai kantor dan lain-lain. Persediaan bahan/barang yang dimiliki dan akan dipakai dalam pekerjaan pembangunan fisik yang dikerjakan secara swakelola, tidak termasuk sebagai persediaan dalam kelompok aset lancar melainkan digolongkan sebagai aset lainnya. 2) Pengakuan dan Pencatatan

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 4 1

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

Pengukuran diakui/dicatat pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan atau penguasaannya berpindah dan berkurang pada saat dipakai, dijual, kadaluarsa dan rusak. 3) Pengukuran Persediaan diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah (the lower of cost and net realizable value). Biaya perolehan persediaan meliputi semua biaya pembelian dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk digunakan atau dijual. Biaya pembelian persediaan harga pembelian, bea masuk dan pajak, biaya pengangkutan dan biaya lainnya yagn secara langsung perolehan dapat barang didistribusikan jadi, bahan dan pada jasa.

Diskon dagang (trade discount), rabat dan pos lain yang serupa dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian. Biaya perolehan persediaan tidak termasuk : i. Jumlah pemborosan bahan, upah, atau biaya produksi lainnya yang tidak normal. ii. Biaya penyimpanan, kecuali biaya tersebut diperlukan dalam proses produksi sebelum

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 4 2

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

dilanjutkan berikutnya.

pada

tahap

produksi

iii. Biaya administrasi dan umum yang tidak memberikan sumbangan untuk membuat persediaan berada dalam lokasi dan kondisi sekarang. iv. Biaya penjualan. Penurunan nilai persediaan pada periode pelorang di bawah biaya perolehannya diakui sebagai biaya pada periode berjalan. Dasar penilaian yang dianut terhadap biaya persediaan atau FIFD). Metode pencatatan yang dianut terhadap persediaan method, menggunakan yaitu perpetual pembelian/penerimaan adalah menggunakan metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP

barang dicatat ke dalam persediaan. Setiap penambahan dan pengurangan persediaan dicatat dalam kartu mutasi persediaan. Saldo persediaan pada tanggal neraca dihitung berdasarkan saldo dari jumlah persediaan yang tercatat pada kartu mutasi persediaan. Jika barang dalam persediaan dijual atau digunakan dalam pemberian jasa pelayanan, maka nilai tercatat persediaan tersebut harus

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 4 3

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

diakui sebagai biaya pada periode dimana pendapatan atas penjualan tersebut diakui. Setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya menjadi nilai realisasi bersih dan seluruh kerugian persediaan diakui sebagai biaya pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali penurunan nilai persediaan karena peningkatan kembali nilai realisasi bersih, harus diakui sebagai pengurang terhadap jumlah biaya persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut. 4) Pengungkapan Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam laporan keuangan antara lain : Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan. Jenis persediaan, harga perolehan, nilai realisasi bersih, dan nilai tercatat di neraca. Jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui sebagai penghasilan periode. Kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan yang diturunkan. Nilai tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan kewajiban. 5) Saldo Normal
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 4 4

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

Saldo normal rekening persediaan adalah di sebelah debet. Penambahan persediaan dicatat di sebelah debet sedangkan pengurangan persediaan dicatat di sebelah kredit. 6. Uang Muka 1) Pengertian Uang muka menurut tujuan penggunaannya dibagi menjadi dua jenis, yaitu uang muka kegiatan dan uang barang/jasa. muka Uang pembelian/pembayaran

muka kegiatan adalah pembayaran di muka untuk kegiatan RSUD yang belum diketahui secara pasti jumlah biaya/pengeluaran sebenarnya dan harus dipertanggungjawabkan setelah kegiatan tersebut selesai. Uang muka pembelian/pembayaran barang/jasa kepada pemasok/rekanan atas pembelian barang dan jasa yang saat pembayaran tersebut dilakukan, pembelian Pembayaran barang/jasa uang muka belum diterima. harus tersebut

diperhitungkan sebagai bagian pembayaran dari barang dan jasa yang diberikan pada saat penyelesaian. 2) Pengakuan dan pencatatan Uang muka diakui/dicatat pada saat pembayaran kas.
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 4 5

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

Uang muka kegiatan berkurang pada saat pertanggungjawaban. Uang muka pembelian barang/jasa berkurang pada saat barang/jasa diterima. 3) Pengukuran Uang muka diukur berdasarkan jumlah nominal uang muka pembelian barang/jasa yang dibayarkan/belum dipertanggung-jawabkan. 4) Penyajian dan Pengungkapan Hal-hal yang harus diungkapkan yang berkaitan dengan uang muka dilaporan keuangan maupun catatan atas laporan keuangan, antara lain: rincian uang muka berdasarkan klasifikasi belanja dan jumlah masing-masing klasifikasi serta batas waktu pertanggungjawaban. 5) Saldo Normal Saldo normal rekening uang muka adalah di sebelah debet, penambahan uang muka dicatat di sebelah debet dan di kredit sebesar pertanggungjawabannya. 7. Biaya dibayar di muka 1) Pengertian Biaya dibayar di muka adalah pembayaran di muka yang manfaatnya akan diperoleh pada masa yang akan datang. Biaya dibayar di muka berfungsi untuk membiayai operasional jangka
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 4 6

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

panjang

bagi

kepentingan

RSUD,

misalnya

premi asuransi dan sewa dibayar di muka. 2) Pengakuan dan Pencatatan Biaya dibayar di muka diakui/dicatat sebagai pos sementara pada saat pembayaran. Biaya dibayar di muka diakui sebagai biaya pada pada saat jasa diterima. Biaya dibayar di muka berkurang pada saat jasa diterima atau berlakunya waktu. 3) Pengukuran Biaya dibayar di muka diukur sebesar jumlah uang yang dibayarkan atas prestasi atau jasa yang belum diterima. 4) Penyajian dan Pengungkapan Biaya dibayar di muka disajikan pada kelompok aset lancar dalam neraca. Biaya dibayar di muka disajikan secara netto. 5) Saldo Normal Saldo normal rekening biaya dibayar dimuka adalah di sebelah debet, penambahan biaya dibayar di muka dicatat di sebelah debet dan kredit sebesar prestasi atau jasa yang diterima. B. ASET TIDAK LANCAR Aset tidak lancar mencakup aset yang bersifat jangka panjang dan aset tak berwujud, yang digunakan secara langsung atau tidak langsung untuk kegiatan
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 4 7

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

RSUD.

Aset

tidak

lancar

diklasifikasikan

dalam

kelompok Investasi Jangka Panjang, Aset Tetap, dan Aset Lainnya. 1. Investasi Jangka Panjang 1) Pengertian Investasi Jangka Panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomi dalam jangka waktu lebih dari 12 bulan. Investasi jangka panjang terdiri dari investasi permanen. non-permanen Investasi dan investasi adalah non-permanen

investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan seperti pembelian saham, obligasi yang dimaksudkan untuk dimiliki sampai tanggal jatuh tempo. Investasi jangka panjang permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan tanpa ada niat untuk ditarik atau diperjualbelikan seperti penanaman modal dalam rangka pembentukan suatu unit usaha bersama dengan pihak ketiga.

2) Pengakuan dan Pencatatan Investasi jangka panjang diakui/dicatat pada saat keluarnya sumber daya ekonomi RSUD

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 4 8

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

untuk memperoleh investasi jangka panjang dan dapat diukur dengan handal. 3) Pengukuran Investasi permanen dinilai berdasarkan biaya perolehan, kecuali jika harga pasar investasi jangka panjang menunjukkan penurunan nilai di bawah biaya perolehan secara signifikan dan permanen, perlu dilakukan penyesuaian atas nilai tersebut. Penilaian dilakukan untuk masing-masing investasi secara individual. Investasi non permanen dinilai berdasarkan harga perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasikan. Apabila investasi jangka panjang diperoleh dari pertukaran yang aset RSUD, maka nilai investasi diperoleh RSUD adalah

sebesar biaya perolehan, atau nilai wajar investasi tersebut jika harga perolehannya tidak ada. Biaya perolehan suatu investasi mencakup harga transaksi investasi itu sendiri dan biaya perolehan lain di samping harga beli, seperti komisi broker, jasa bank, dan pungutan oleh bursa efek. Harga perolehan investasi dalam valuta asing harus dinyatakan dalam rupiah dengan

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 4 9

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

menggunakan nilai tukar (kurs tengah bank sentral) yang berlaku pada tanggal transaksi. 4) Metode Penilaian Investasi Penilaian investasi RSUD dilakukan dengan tiga metode yaitu : a. Metode biaya; Dengan menggunakan metode biaya, investasi dicatat sebesar biaya perolehan. Penghasilan atas investasi tersebut diakui sebesar bagian hasil yang diterima dan tidak mempengaruhi b. Metode ekuitas; Dengan menggunakan metode ekuitas RSUD mencatat perolehan sebesar investasi dan bagian awal sebesar atau rugi biaya badan tanggal ditambah laba hukum dikurangi besarnya investasi pada badan usaha/badan hukum yang terkait.

atau

usaha/badan

setelah

perolehan. Bagian laba keculai dividen dalam bentuk saham yang diterima RSUD akan mengurangi nilai investsai RSUD dan tidak dilaporkan sebagai pendapatan. c. Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan. Metode nilai bersih yagn dapat direalisasikan digunakna terutama untuk kepemilikan yang akan dekat. dilepas/dijual dalam jangka waktu

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 5 0

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

Penggunaan metode di atas didasarkan pada kriteria sebagai berikut : i. Kepemilikan ii. Kepemilikan kepemilikan memiliki kurang 20% kurang pengaruh sampai dari yang dari 50%, 20% 20% atau tetapi menggunakan metode biaya;

signifikan

menggunakan metode ekuitas; iii. Kepemilikan lebih dari 50% menggunakan metode ekuitas; iv.Kepemilikan direalisasikan. 5) Pengungkapan Hal-hal yang harus diungkapkan yang berkaitan dengan investasi jangka panjang di laporan keuangan jumlah maupun catatan atas laporan kebijakan dari keuangan, antara lain rincian penyertaan dan masing-masing penentuan klasifikasi, nilai akuntansi tercatat bersifat nonpermanen menggunakan metode nilai bersih yang

investasi, pembatasan yang signifikan pada kemampuan realisasi investasi atau pengiriman uang dari penghasilan dan hasil pelepasan. 6) Saldo Normal Saldo normal rekening investasi jangka panjang adalah di sebelah debet, penambahannya

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 5 1

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

dicatat di sebelah debet dan pengurangannya dicatat di sebelah kredit. 2. Aset Tetap 1) Pengertian Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki oleh RSUD untuk digunakan dalam penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan kepada pihak lain atau untuk tujuan administrasi yang mempunyai tahun. Aset tetap dapat diperoleh dari dana yang bersumber dari sebagian atau seluruhnya APBD/APBN melalui pembelian, pembangunan, donasi, dan pertukaran dengan aset lainnya (trade-in). Aset Tetap antara lain terdiri dari : (1) (2) dan Bangunan. (3) n dan Mesin. (4) Irigasi dan Jaringan. (5) Tetap Lainnya. Aset Jalan, Peralata Tanah. Gedung masa manfaat lebih dari satu

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 5 2

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

(6) si dalam Pengerjaan.

Konstruk

Definisi yang berkaitan dengan aset tetap : Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaat. Jumlah yang dapat disusutkan ( depreciable amount) adalah biaya perolehan suatu aset, atau jumlah lain yang disubstitusikan untuk biaya perolehan dalam laporan keuangan dikurangi nilai sisanya. Umur manfaat (useful life) adalah : a. Suatu periode dimana aset diharapkan akan digunakan oleh RSUD. b. Jumlah produksi atau unit diharapkan akan diperoleh tersebut oleh RSUD. Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi atau jika dapat diterapkan, jumlah yang didistribusikan pada aset pada saat pertama kali diakui. Nilai residu aset adalah jumlah yang diperkirakan akan diperoleh entitas saat ini
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 5 3

serupa yang dari aset

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

dari telah

pelepasan mencapai

aset, umur

setelah dan

dikurangi yang

taksiran biaya pelepasan, jika aset tersebut kondisi diharapkan pada akhir umur manfaatnya. Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset antara pihakpihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar. Jumlah tercatat (carrying amount) adalah nilai yang disajikan dalam neraca setelah dikurangi Jumlah akumulasi yang dapat amount) penyusutan diperoleh adalah dan akumulasi rugi penurunan nilai. kembali lebih (recoverable aset. Nilai khusus entitas (entity spesific value) adalah nilai kini dari arus kas suatu entitas yang diharapkan timbul dari penggunaan aset dan dari pelepasannya pada akhir umur manfaat atau yang diharapkan terjadi ketika penyelesaian kewajiban. Kerugian penurunan nilai (impariment loss) adalah selisih dari jumlah tercatat suatu aset dengan jumlah manfaat ekonomi yang dapat diperoleh dari aset tersebut.
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 5 4

nilai

antara harga jual neto dan nilai pakai suatu

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

2) Pengakuan dan Pencatatan Pengeluaran untuk memperoleh suatu barang diakui sebagai aset tetap bila memenuhi kriteria di bawah ini : - Biaya Perolehan minimal Rp. 500.000,00 - Digunakan untuk kegiatan pelayanan secara berulang. - Tidak dimaksudkan untuk dijual kembali. - Masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun. 3) Pengukuran Barang berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aset dan dikelompokkan sebagai aset tetap, diukur berdasarkan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap tersebut didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan. Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau konstruksinya, termasuk bea impor dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut ke kondisi yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan. Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah :
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 5 5

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

a. Biaya Persiapan tempat; b. Biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpai dan bongkar muat (handling cost); c. Biaya pemasangan (instalation cost); d. Biaya profesional seperti arsitek dan insiyur; dan e. Biaya konstruksi. Biaya perolehan dari masing-masing aset tetap yang diperoleh tersebut secara gabungan berdasarkan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan perbandingan nilai wajar masing-masing aset yang bersangkutan. Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran atau pertukaran sebagai aset tetap yang tidak serupa atau aset lainnya. Biaya dari pos semacam itu diukur berdasarkan nilai wajar aset yang diperoleh yaitu nilai ekuivalen atas nilai tercatat aset yang dilepaskan setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang ditransfer/diserahkan. Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran atas suatu aset yang serupa yang memiliki manfaat yang serupa dan memiliki nilai wajar yang serupa. Suatu aset tetap juga
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 5 6

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

dapat

dilepas

dalam aset

pertukaran serupa.

dengan Dalam

kepemilikian

yang

keadaan tersebut tidak ada keuntungan dan kerugian yang diakui dalam transaksi ini. Biaya aset yang baru diperoleh dicatat sebesar nilai tercatat (carrying amount) atas aset yang dilepas. Nilai wajar atas aset yang diterima tersebut dapat memberikan bukti adanya suatu pengurangan (impairment) nilai atas aset yang dilepas. Dalam kondisi seperti ini, aset yang dilepas harus diturunkan nilai-bukukan (written down) dan nilai setelah diturun-nilai bukukan (written down) tersebut merupakan nilai aset yang diterima. Contoh dari pertukaran atas aset yang serupa termasuk pertukaran bangunan, mesin, peralatan khusus, dan kapal terbang. Apabila terdapat aset lainnya dalam pertukaran, misalnya kas, maka hal ini mengindisikasikan bahwa pos yang dipertukarkan tidak mempunyai nilai yang sama. Aset tetap yang dicatat diperoleh sebesar dari harga sumbangan/hibah

taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan rekening Ekuitas.

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 5 7

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap yang memperpanjang kemungkinan bentuk Rp. masa besar manfaat akan atau yang dalam

memberi manfaat keekonomian di masa yang datang peningkatan kapasitas, peningkatan standar kinerja yang jumlahnya (sepuluh minimal juta 10.000.000,00 diakui sebagai rupiah)

tambahan nilai aset yang bersangkutan. Jika sumber dana pengeluaran setelah perolehan awal tersebut berasal dari belanja modal, maka langsung diakui sebagai tambahan nilai aset yang bersangkutan tanpa menggunakan kriteria tersebut di atas. Pengeluaran untuk biaya perbaikan atau perawatan aset tetap untuk menjaga manfaat keekomian masa yang akan datang atau untuk mempertahankan standar kinerja semula atas suatu aset, diakui sebagai biaya pada saat terjadi. Salah satu contohnya adalah biaya pemeliharaan untuk pengecatan gedung. Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap tidak diperkenankan. Penilaian kembali aset tetap dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku secara nasional. Dalam hal menyimpang dari konsep harga
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 5 8

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

perolehan maka RSUD harus menjelaskan penyimpangan tersebut serta pengaruhnya terhadap informasi keuangan RSUD. Selisih antara nilai revaluasi dengan nilai buku (nilai tercatat) aset dibukukan dalam rekening ekuitas. Apabila manfaat keekonomian suatu aset tetap tidak lagi sebesar jumlah tercatatnya maka aset tersebut harus dinyatakan sebesar jumlah yang sepadan dengan nilai manfaat keekonomian yang tersisa. Penurunan nilai aset tetap dilaporkan dalam laporan operasional/aktivitas. Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila aset secara permanen ditarik dari penggunaannya dan tidak ada manfaat keekonomian masa yang akan datang diharapkan dari pelepasannya. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan suatu aset tetap diakui sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan operasional/aktivitas. Biaya perolehan suatu aset yang dibangun dengan yang dibeli. cara swakelola ditentukan menggunakan prinsip yang sama seperti aset

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 5 9

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

Aset tetap berupa mesin, peralatan dan aset berwujud lainnya yang tidak berfungsi (tidak produktif), yaitu : - Rusak dan tidak berfungsi. - Tidak rusak namun tidak berfungsi. - Tidak rusak namun belum berfungsi. - Aset tetap yang sudah tidak dapat ditelusuri fisiknya, disajikan terpisah,

masuk ke dalam kelompok Aset Lain-lain sebesar nilai bukunya. Pengadaan peralatan yang relatif kecil tidak dikapitalisasi, tetapi langsung dibiayakan. Jenis barang yang dimaksud, antara lain : - Peralatan dapur yang kecil-kecil seperti sendok, garpu, piring, gelas, dan lain-lain. - Linen lain. - Peralatan mandi dan kebersihan seperti gayung, sapu, sikat, dan lain-lain. Terhadap sebagai inventaris barang aset sendiri yang tidak dibukukan daftar kontrol tetap, dibuatkan alat seperti selimut, sprei, gordin, celemek, kelambu, baju operasi, dan lain-

sebagai

terhadap barang-barang tersebut. 4) Penyajian dan Pengungkapan Aset tetap disajikan pada pos aset non lancar pada neraca.
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 6 0

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

Aset

tetap

disajikan

berdasarkan

nilai

perolehan, akumulasi penyusutan disajikan secara terpisah dari aset tetap. Nilai buku aset tetap disajikan di neraca dengan mengurangi harga perolehan dengan akumulasi penyusutan. Aset yang diperoleh dengan cara sewa guna usaha (leasing) disajikan sebagai bagian aset tetap dalam kelompok sendiri. Hal-hal yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan : i. Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan jumlah tercatat bruto. Jika lebih dari satu dasar yang digunakan, jumlah tercatat bruto untuk dasar dalam setiap kategori harus diungkapkan. ii. Metode penyusutan yang digunakan. iii. Masa manfaat dan tarif penyusutan yang digunakan. iv.Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusuta pada awal dan akhir periode. v. Nilai tercatat pada awal dan akhir periode yang memperlihatkan : - Penambahan. - Pelepasan. - Revaluasi yang dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah.
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 6 1

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

- Penurunan nilai tercatat. - Penyusutan. - Setiap pengklasifikasian kembali. vi.Eksistensi dan batasan atas hak milik, dan aset tetap yang dijaminkan untuk utang. vii. Kebijakan akuntansi untuk biaya perbaikan yang berkaitan dengan aset tetap. viii. Uraian tetap. ix.Jumlah komitmen untuk mengakuisisi aset tetap. 5) Saldo Normal Saldo normal rekening Aset Tetap adalah di sebelah debet, penambahannya dicatat di sebelah debet dan pengurangannya dicatat di sebelah kredit. 3. Akumulasi Penyusutan dan Biaya Aset Tetap 1) Pengertian Penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang setiap dapat periode disusutkan diakui dari suatu biaya aset untuk sepanjang masa manfaat. Penyusutan untuk sebagai periode yang bersangkutan. Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset tetap disusutkan dengan sifat dan rincian masing-masing aset

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 6 2

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

karakteristik aset tersebut, dimana metode penyusutan mencerminkan RSUD. 2) Pengukuran Jumlah yang dapat disusutkan adalah biaya perolehan suatu aset, atau jumlah lain yang disubtitusikan untuk biaya perolehan dalam laporan keuangan dikurangi nilai sisanya. Metode penyusutan yang digunakan oleh RSUD adalah metode method) garis dengan lurus rincian (straight-line sebagai berikut : yang pola digunakan pemanfaatannya harus oleh

Tarif penyusutan : Kelompok Aset - Bukan Bangunan - Kelompok I - Kelompok II - Bangunan - Permanen - Tidak Permanen Keterangan : Bukan bangunan Kelompok I. 1) Meubel dan peralatan dari kayu atau rotan termasuk meja, bangku, kursi lemari, dan
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 6 3

Masa Manfaat 4 tahun 8 tahun 20 tahun 10 tahun

Tarif Penyusuta n 25% 12,5% 5% 10%

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

sejenisnya bangunan.

yang

bukan

bagian

dari

2) Mesin kantor seperti mesin ketik, mesin hitung, duplikator, mesin fotocopy, accounting machine, komputer, printer, scanner, dan sejenisnya. 3) Perlengkapan lainnya seperti TV, video recorder, sejenisnya. a. Sepeda motor, sepeda. b. Alat-alat dapur (yang relatif besar). c. Peralatan medis (misal pisau bedah dan sebagainya). Bukan bangunan kelompok II. 1) Meubel dan peralatan dari logam termasuk meja, bangku, kursi, lemari, dan sejenisnya yang bukan bagian dari bangunan. 2) Alat pengatur udara seperti AC, kipas angin, dan sejenisnya. 3) Mobil, bus, truk, dan sejenisnya. 4) Peralatan medis canggih (misal CT Scan, MRI, Endoscopy, dan sebagainya). Masa manfaat suatu aset tetap harus ditelaah ulang secara periodik, jika terjadi perbedaan yang signifikan antara estimasi penyusutan dan hasil telaahan, biaya penyusutan periode tape/cassete, amplifier, dan

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 6 4

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

sekarang dan masa yang akan datang harus disesuaikan. Metode penyusutan yang digunakan untuk aset tetap ditelaah ulang secara periodik dan jika terdapat pola suatu perubahan signifikan yang dalam pemanfaatan ekonomi

diharapkan dari aset tersebut dengan jumlah biaya penyusutan untuk periode yang akan datang metode sebagai akuntansi. 3) Pengungkapan Rekening Akumulasi Penyusutan disajikan di Neraca di sisi Aset Tetap seabgai offset account rekening Aset Tetap dan disajikan sebesar total jumlah pengakuan biaya penyusutan yang telah dialokasikan tersebut. 4) Saldo Normal Saldo normal rekening Akumulasi Penyusutan Aset Tetap adalah di sebelah kredit dengan mendebet biaya penyusutan Aset Tetap. 4. Aset Lainnya 1) Pengertian sepanjang umur aset tetap kemungkinan penyusutan suatu berubah. Perubahan harus diperlakukan kebijakan

perubahan

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 6 5

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

Aset lainnya adalah aset RSUD selain aset lancar, investasi jangka panjang dan aset tetap. Aset lainnya antara lain terdiri ats : a. Aset Tak Berwujud Aset tak berwujud adalah aset non moneter yang dapat diidentifkasi dan tidak atau tak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan menyerahkan manfaat lebih dalam dari menghasilkan yang 12 bulan. Aset barang/jasa, memiliki

berwujud antara lain : i. Perangkat Lunak Komputer (software) ii. Lisensi dan francise. Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemegang paten kepada pihak lain berdasarkan perjanjian pemberian hak untuk menikmati mafnaat ekonomi dari suatu paten yang diberi perlindungan dalan jangka waktu dan syarat tertentu. iii. Hasil kajian/penelitian yang memberikan manfaat jangka panjang. iv.Hak cipta (copyright), paten, dan kekayaan intelektual lainnya. Hak cipta adalah hak ekslusif bagi pencipta atau penerima atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 6 6

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

dengan

tidak mengurangi pembatasanmenurut peraturan

pembatasan

perundang-undangan yang berlaku. Paten adalah hak ekslusif yang diberikan oleh negara kepada penemu (inventor) atas hasil temuan yang (invention) untuk melaksanakan di bidang waktu sendiri teknologi, tertentu selama

penemuannya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya. b. Aset Kerja Sama Operasi (KSO) c. Aset Sewa Guna Usaha d. Aset Lain-lain Merupakan aset RSUD yang tidak dapat dikelompokkan dalam aset lancar, investasi jangka usaha. 2) Pengakuan dan Pencatatan Aset lainnya diakui/dicatat apabila kemungkinan RSUD akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aset tersebut dan biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara handal serta aset lainnya diakui pada saat hak kepemilikan dan/atau penguasaan aset tersebut dapat berpindah kepada RSUD. panjanga, aset tetap, aset tak berwujud, aset KSO dan aset sewa guna

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 6 7

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

3) Pengukuran Aset tidak berwujud dicatat sebesar biaya perolehan dapat yaitu seluruh pengeluaran maupun yang tidak dikaitkan langsung

langsung yang dapat dialokasikan atas dasar yang rasional dan konsisten, yang dikeluarkan untuk menghasilkan dan mempersiapkan aset tersebut sehingga siap untuk digunakan sesuai dengan tujuannya. Biaya perolehan aset mencakup : i. Pengeluaran untuk bahan baku dan jasa yang digunakan atau dikonsumsi dalam menghasilkan aset tidak berwujud. ii. Gaji, upah, dan biaya-biaya kepegawaian terkait lainnya dari pegawai yang langsung terlibat dalam menghasilkan aset tersebut. iii. Pengeluaran yang langsung terkait dengan dihasilkannya aset tersebut, seperti biaya pendaftaran hak hukum dan amortisasi paten dan lisensi yang yang aset digunakan dibutuhkan dan yang untuk untuk dapat menghasilkan aset. iv.Overhead menghasilkan

dialokasikan atas dasar yang rasional dan konsisten kepada aset tersebut (misalnya alokasi dari depresiasi aset tetap dan sewa). 4) Penyajian dan Pengungkapan

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 6 8

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

Aset lainnya disajikan setelah aset tetap. Amortisasi untuk aset tak berwujud disajikan secara terpisah dari aset aset tak berwujud. berwujud Pengamortisasian

dilakukan selama 4 tahun secara straight line method dari mulai tahun perolehannya. Nilai tercatat dari aset tak berwujud disajikan setelah dikurangkan dengan amortisasi. Hal-hal yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan antara lain : - Kebijakan penilaian aset lainnya. - Rincian aset lainnya. - Masa manfaat dan metode amortisasi yang digunakan. - Nilai tercatat bruto dan akumulasi amortisasi pada awal dan akhir periode. - Keberadaan dan nilai tercatat aset tak berwujud utang. - Jumlah komitmen untuk memperoleh aset tak berwujud tersebut. yang hak penggunaannya dibatasi dan ditentukan sebagai jaminan

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 6 9

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 7 0

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI KEWAJIBAN Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi RSUD. Karakteristik kewajiban adalah RSUD mempunyai kewajiban masa kini. Kewajiban merupakan suatu tugas dan tanggung jawab untuk bertindak atau untuk melaksanakan sesuatu dengan cara tertentu. Kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak mengikat atau peraturan perundang-undangan. Kewajiban juga dapat timbul dari praktek bisinis yang lazim. Kewajiban dapat disajikan di neraca jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan handal. Kewajiban masa kini berbeda dengan komitmen di masa depan. Keputusan manajemen RSUD untuk membeli aset di masa depan tidak dengan sendirinya menimbulkan kewajiban ini. Kewajiban timbul jika aset telah diterima RSUD dan belum terjadi pengeluaran sumber daya ekonomi atau RSUD telah membuat perjanjian yang tidak dapat dibatalkan untuk membeli aset. Hakekat perjanjian yang tidak dapat dibatalkan adalah terdapat konsekuensi ekonomi berupa keluarnya
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 7 1

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

sumber daya pada pihak lain apabila perusahaan gagal untk memenuhi kewajiban tersebut. Penyelesaian kewajiban masa kni dapat dilakukan dengan beberapa cara : Pembayaran kas. Penyerahan aset lainnya di luar kas. Pemberian jasa. Penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain. Kreditor membebaskan atau membatalkan haknya. Kewajiban diklasifikasikan sebagai berikut : Kewajiban Jangka Pendek, jika diharapkan dibayar/diselesaikan atau jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban Jangka Panjang, adalah kewajiban lainnya yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek. A. Kewajiban Jangka Pendek 1. Pengertian Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban Semua jangka kewajiban pendek lainnya lainnya adalah diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang. kewajiban yang jatuh tempo dalam waktu 12 (dua
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 7 2

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Misalnya bunga pinjaman, utang jangka pendek dari fihak ketiga, utang perhitungan fihak ketiga (PFK) dan bagian lancar utang jangka panjang. Jenis-jenis kewajiban jangka pendek antara lain : 1) Utang Usaha (Account Payable) Yaitu kewajiban yang timbul karena kegiatan operasional RSUD, misalnya utang biaya. Bila kontraktor membangun fasilitas atau peralatan sesuai dengan spesifikasi yang ada pada kontrak perjanjian dengan RSUD jumlah yang dicatat sebagai utang usaha harus berdasarkan realisasi fisik dan kemajuan pekerjaan sesuai dengan berita acara kemajuan pekerjaan. 2) Utang Bunga Yaitu kewajiban yang timbul kepada kreditur yaitu pembayaran bunga yang telah jatuh tempo namun sampai dengan tanggal pelaporan belum dilakukan pembayaran. 3) Utang Pajak Yaitu kewajiban yang timbul kepada negara berupa pembayaran pajak. Terhadap pajak yang sudah dipungut oleh bendahara namun belum disetorkan termasuk dalam klasifikasi utang pajak. 4) Biaya Yang Masih Harus Dibayar

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 7 3

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

Yaitu

biaya-biaya yang telah terjadi tetapi

belum dibayar sampai tanggal neraca. Misal biaya telepon, listrik, air, PBB, dan sebagainya. 5) Pendapatan Diterima Di Muka Yaitu penerimaan pendapatan dari pihak ketiga sebagai pembayaran jasa tertentu tetapi RSUD belum memberikan jasa tersebut kepada pihak ketiga atau jasa tersebut belum selesai dilaksanakan oleh RSUD, misalnya penerimaan sewa di muka, uang muka pasien. 6) Bagian Lancar Utang Jangka Pajang Nilai yang dicantumkan dalam laporan keuangan untuk bagian lancar utang jangka panjang adalah jumlah yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Termasuk dalam kategori Bagian Lancar Utang Jangka Panjang adalah jumlah bagian utang jangka panjang yang akan jatuh tempo dan harus dibayarkan dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. 7) Kewajiban Lancar Lainnya (Other Current Liabilities) Kewajiban lancar lainnya merupakan kewajiban lancar yang tidak termasuk dalam kategori yang ada, misalnya dana jamkesmas, dana PKPS BBM bidang kesehatan dan sebagainya.

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 7 4

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

2. Pengakuan Utang usaha diakui pada saat RSUD menerima jasa/hak atas barang/jasa, tetapi RSUD belum membayar atas barang/jasa yang diterima. Utang pajak diakui pada saat transaksi atau kejadian telah mewajibkan RSUD untuk membayar pajak kepada negara sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Biaya yang masih harus dibayar diakui pada saat RSUD telah menerima manfaat ekonomis dari pihak lain tetapi RSUD belum menjatuhkan pembayaran atas manfaat ekonomi yang telah diterima. Pendapatan diterima di muka diakui pada saat diterimanya kas dari pihak ketiga dan RSUD sebagai pembayaran jasa tertentu tetapi RSUD belum memberikan jasa tersebut kepada pihak ketiga. Bagian lancar utang jangka panjang diakui pada saat reklasifikasi utang jangka panjang pada setiap akhir periode akuntansi. 3. Pengukuran Kewajiban Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban jangka pendek berkurang pada saat pembayaran/penyelesaian oleh RSUD. Kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 7 5

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

asing menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca. 4. Pengungkapan Utang usaha, utang pajak, biaya yang masih harus dibayar, pendapatan diterima di muka, bagian lancar utang jangka panjang dan utang jangka pendek lainnya disajikan pada neraca dalam kewajiban jangka pendek. Pada catatan atas Laporan Keuangan agar diungkapkan minimal rincian posisi utang seperti : Jumlah saldo kewajiban jangka pendek yang diklasifikasikan pinjaman (kreditur). Bunga pinjaman yang terutang dan tingkat bunga yang berlaku. Jumlah kreditur. B. Kewajiban Jangka Panjang 1. Pengertian Kewajiban Jangka Panjang merupakan kewajiban yang diharapkan akan dibayar kembali atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari 12 bulan setelah tanggal neraca. Kewajiban jangka panjang tetap diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang walaupun kewajiban jangka panjang tersebut akan tunggakan pinjaman yang disajikan dalam bentuk daftar umur utang berdasarkan berdasarkan pemberian

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 7 6

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan sejak tanggal neraca apabila : Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari dua belas bulan. RSUD panjang yang bermaksud dengan didukung disepakati yang membiayai pendanaan dengan sebelum kembali jangka perjanjian laporan kewajibannya

kembali atau penjadualan kembali pembayaran resmi keuangan disetujui. 2. Pengakuan Kewajiban jangka panjang diakui pada saat RSUD menerima hak dari pihak lain tetapi RSUD belum memenuhi kewajiban kepada pihak tersebut. 3. Pengukuran 1) Kewajiban jangka panjang dicatat sebesar nilai nominal. 2) Kewajiban jangka panjang dalam mata uang asing. Kewajiban jangka panjag RSUD dalam mata uang asing dicatat dengan mengkonversi mata uang asing ke rupiah dengan menggunakan kurs tengah bank sentral saat terjadinya transaksi. Pada setiap tanggal neraca pos kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan ke

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 7 7

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca. Selisih penjabaran pos kewajiban moneter dalam mata uang asing antara tanggal transaksi dan tanggal neraca dicatat sebagai selisih kurs. Apabila suatu transaksi dalam mata uang asing timbul dan diselesaikan dalam periode yang sama, maka seluruh selisih kurs tersebut diakui pada periode tersebut. Namun jika timbul dan diselesaikannya suatu transaksi berada dalam beberapa periode akuntansi yang berbeda, maka selisih kurs harus diakui untuk setiap periode akuntansi dengan memperhitungkan perubahan kurs untuk masing-masing periode. 4. Penyajian dan Pengungkapan 1) Kewajiban neraca jangka panjang disajikan yang dalam belum sebesar bagian utang

dibayar/diselesaikan atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari 12 bulan. 2) Bagian kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal neraca direklasifikasikan ke dalam kewajiban jangka pendek. 3) Hal-hal yang harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan antara lain sebagai berikut : I. Jumlah rincian jenis utang jangka panjang.

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 7 8

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

II. Karakteristik umum setiap utang jangka panjang termasuk informasi tingkat suku bunga dan pemberi pinjaman. III. Jumlah tunggakan utang jangka panjang yang disajikan dalam bentuk daftar umur utang berdasarkan kreditur. IV. Hal-hal penting lainnya seperti persyaratan kredit yang tidak dapat dipenuhi.

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 7 9

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

BAB V KEBIJAKAN AKUNTANSI EKUITAS Ekuitas adalah hak residual BLU atas aset setelah dikurangi seluruh kewajiban yang dimiliki. Ekuitas BLU terdiri atas ekuitas tidak terikat, ekuitas terikat temporer, dan ekuitas terikat permanen. A. Ekuitas Tidak Terikat 1. Pengertian Ekuitas tidak terikat adalah ekuitas berupa sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu. Ekuitas tidak terikat antara lain meliputi : a. Ekuitas Awal Merupakan hak residual awal BLU yang merupakan selisih aset dan kewajiban pada saat pertama kali BLU ditetapkan, kecuali sumber daya ekonomi yang diperoleh untuk tujuan tertentu. b. Surplus & Defisit Tahun Lalu Surplus & Defisit Tahun Lalu merupakan akumulasi Surplus & Defisit pada periodeperiode sebelumnya. c. Suprlus & Defisit Tahun Berjalan Surplus & Defisit Tahun Berjalan berasal dari seluruh pendapatan setelah dikurangi seluruh biaya pada tahun berjalan. d. Ekuitas Donasi
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 8 0

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

Ekuitas Donasi merupakan sumber daya yang diperoleh dari pihak lain berupa sumbangan atau hibah yang sifatnya tidak mengikat. 2. Pengakuan Ekuitas tidak terikat diakui pada saat : a. Ditetapkannya nilai kekayaan BLU. b. Diterimanya dana sumbangan/bantuan yang tidak mengikat. c. Diterimanya aset tetap dari sumbangan/bantuan yang tidak mengikat. d. Pengalihan ekuitas terikat temporer menjadi ekuitas tidak terikat. 3. Pengukuran Ekuitas tidak terikat dinilai sebesar : a. Nilai Buku ekuitas tidak terikat pada saat penetapan BLU. b. Nominal dana sumbangan/bantuan yang tidak mengikat. c. Nilai perolehan atau nilai wajar aset sumbangan/bantuan yang tidak mengikat mana yang lebih andal. d. Jumlah dana/nilai wajar aset yang dialihkan dari ekuitas terikat temporer menjadi ekuitas tidak terikat. 4. Penyajian dan Pengungkapan a. Ekuitas tidak terikat disajikan dalam kelompok Ekuitas pada Neraca sebesar saldonya.

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 8 1

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

b. Hal-hal yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan antara lain sebagai berikut : i. Rincian jumlah ekuitas tidak terikat berdasarkan jenisnya. ii. Informasi mengenai sifat ekuitas tidak terikat. B. Ekuitas Terikat Temporer 1. Pengertian Ekuitas terikat temporer adalah ekuitas berupa sumber daya ekonomi yang penggunaannya dan/atau waktunya dibatasi untuk tujuan tertentu dan/atau jangka waktu tertentu oleh pemerintah dan donatur. Pembatasan tersebut dapat berupa pembatasan waktu dan/atau pembatasan penggunaan ekuitas tersebut oleh BLU. Pembatasan Ekuitas Terikat Temporer antara lain mencakup: a. Sumbangan untuk aktivitas operasi tertentu. b. Investasi untuk jangka waktu tertentu. c. Dana yang penggunannya ditentukan selama periode tertentu di masa depan. d. Dana untuk memperoleh aset tetap. 2. Pengakuan Ekuitas terikat temporer diakui pada saat : a. Ditetapkannya nilai kekayaan BLU.

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 8 2

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

b. Diterimanya dana sumbangan/bantuan yang mengikat secara temporer. c. Diterimanya 3. Pengukuran Ekuitas terikat temporer dinilai sebesar : a. Nilai buku ekuitas terikat temporer pada saat penetapan RSUD. b. Nominal c. Nilai dana sumbangan/bantuan atau yang nilai wajar yang aset sifatnya mengikat temporer. perolehan sumbangan/bantuan tidak mengikat, aset sumbangan/bantuan yang mengikat secara temporer.

mana yang lebih andal. 4. Penyajian dan Pengungkapan a. Ekuitas kelompok saldonya. b. Hal-hal yang harus diungkapan dalam laporan keuangan antara lain sebagai berikut : i. Rincian jumlah ekuitas terikat temporer berdasarkan jenisnya. ii. Informasi mengenai sifat dan pembatasan ekuitas terikat temporer. terikat temporer pada disajikan Neraca dalam sebesar Ekuitas

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 8 3

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

C. Ekuitas Terikat Permanen 1. Pengertian Ekuitas Terikat Permanen adalah ekuitas berupa sumber daya yang penggunaannya dibatasi secara permanen untuk tujuan tertentu oleh pemerintah/donatur. Ekuitas terikat permanen meliputi : a. Tanah atau gedung/bangunan yang disumbangkan untuk tujuan tertentu dan tidak untuk dijual. b. Aset yang digunakan untuk investasi yang mendatangkan pendapatan secara permanen. c. Donasi pemerintah atau pihak lain yang mengikat secara permanen. 2. Pengakuan Ekuitas terikat permanen diakui pada saat : a. Ditetapkannya nilai kekayaan entitas pada saat ditetapkan b. Diterimanya permanen. c. Digunakannya 3. Pengukuran Ekuitas terikat permanen dinilai sebesar : aset untuk investasi yang mendatangkan pendapatan secara permanen. untuk menerapkan Pengelolaan aset secara Keuangan BLU. dana yang dan/atau mengikat sumbangan/bantuan

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 8 4

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

a. Nilai buku ekuitas terikat permanen pada saat pengukuran BLU. b. Nominal c. Nilai dana sumbangan/bantuan atau yang yang nilai wajar yang aset sifatnya mengikat permanen. perolehan sumbangan/bantuan d. Nilai tercatat aset terikat permanen untuk

mana yang lebih andal. digunakan investasi. 4. Penyajian dan Pengungkapan a. Ekuitas kelompok saldonya. b. Hal-hal yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan antara lain sebagai berikut : i. Rincian jumlah ekuitas terikat permanen berdasarkan jenisnya. ii. Informasi mengenai sifat dan pembatasan ekuitas terikat permanen. terikat permane pada disajikan Neraca dalam sebesar Ekuitas

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 8 5

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 8 6

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

BAB VI KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN 1. Pengertian Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas RSUD selama satu periode yang mengakibatkan penambahan ekuitas. 2. Klasifikasi Pendapatan RSUD Pendapatan RSUD diklasifikasi dalam : 1) Pendapatan Usaha dari Jasa Layanan Pendapatan ini meliputi pendapatan pelayaran medik masing-masing instalasi pelayanan radiologi, pelayanan Laboratorium, Farmasi, Gizi, Ambulance, diklat, dan sebagainya. 2) Pendapatan Hibah Pendapatan RSUD yang bersumber dari Hibah dapat berupa hibah terikat dan hibah tidak terikat. 3) Pendapatan Hasil Kerjasama Dengan Pihak Lain Pendapatan RSUD yang bersumber dari hasil kerjasama dengan pihak lain berupa hasil kerjasama operasional dengan pihak lian dan kerjasama dalam pendidikan profesi dokter. 4) Pendapatan APBD Pendapatan RSUD yang bersumber dari APBD berupa pendapatan yang berasal dari otorasi kredit anggaran pemerintah daerah, bukan dari kegiatan pembiayaan APBD.
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 8 7

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

5) Pendapatan APBN Pendapatan RSUD yang bersumber dari APBN dapat berupa pendapatan dalam yang berasal dari pemerintah lain-lain. 6) Lain-lain Pendapatan RSUD yang Sah Lain-lain pendapatan RSUD yang sah antara lain : i. Hasil Penjualan Kekayaan Yang tidak dipisahkan. ii. Hasil pemanfaatan kekayaan. iii. Jasa Giro. iv.Pendapatan Bunga. v. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. vi.Komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat vii. Merupakan Pendapatan dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh RSUD. Hasil investasi. yang timbul di luar 7) Pendapatan dari Kejadian Luar Biasa kegiatan normal RSUD, yang tidak berulang dan di luar kendali RSUD. 3. Pengakuan 1) Pendapatan usaha dari jasa layana diakui pada saat diterima atau hak untuk menagih timbul rangka pelaksanaan

dekonsentrasi dan/atau tugas pembantuan dan

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 8 8

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

sehubungan dengan adanya barang/jasa yang diserahkan kepada masyarakat. 2) Pendapatan hibah atas barang diakui pada saat hak kepemilikan berpindah, sedangkan pendapatan hibah atas uang diakui pada saat kas diterima oleh RSUD. 3) Pendapatan hasil kerjasama dengan pihak lain diakui pada saat hasil kerja sama tersebut saat diperoleh oleh RSUD. 4) Pendapatan pengeluaran APBD/APBN belanja diakui pada dipertanggungjawabkan

dengan terbitnya SP2D. 5) Pendapatan lain-lain RSUD yang sah diakui pada saat diterima atau hak untuk menagih timbul sehubungan dengan adanya barang/jasa yang diserahkan kepada masyarakat. 4. Pengukuran 1) Pendapatan usaha dari jasa layanan dan lain-lain pendapatan RSUD yang sah dicatat sebesar nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima. 2) Pendapatan hibah berupa barang dicatat sebesar nilai wajar pada saat perolehan, sedangkan jika berupa uang dicatat sebesar jumlah kas yang diterima oleh RSUD.

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 8 9

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

3) Pendapatan hasil kerjasama pihak lain dicatat sebesar nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima. 4) Pendapatan dari APBN/APBD dicatat sebesar nilai pengeluaran bruto pada SPM. 5) Pencatatan berdasarkan penerimaan mencatat pendapatan asa bruto, jumlah bruto, dan neto harus yaitu tidak dilaksanakan mencatat setelah diperbolehkan

(pendapatan

dikompensasi dengan pengeluaran). 6) Pengambilan/koreksi atas penerimaan pendapatan (pengembalian pendapatan yang telah diterima/diakui) yang terjadi pada periode berjalan dicatat sebagai pengurangan pendapatan. 5. Pengungkapan 1) Pendapatan disajikan secara terpisah pada laporan keuangan untuk setiap jenis pendapatan. 2) Rincian jenis pendapatan diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan.

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 9 0

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

BAB VII KEBIJAKAN AKUNTANSI BIAYA 1. Pengertian Biaya adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas. 2. Klasifikasi Biaya Biaya RSUD diklasifikasikan sebagai berikut : 1) Biaya Pelayanan Merupakan seluruh biaya yang terkait langsung dengan pelayanan kepada masyarakat, antara lain meliputi biaya pegawai, biaya bahan, biaya jasa layanan, biaya pemeliharaan, biaya barang dan jasa, biaya penyusutan dan biaya pelayanan lainnya yang berkaitan langsung dengan pelayanan yang diberikan oleh RSUD. 2) Biaya Umum dan Administrasi Merupakan biaya-biaya yang diperlukan untuk administrasi dan biaya yang bersifat um,um dan tidak terikat secara langsung dengan kegiatan pelayanan RSUD. Biaya ini antara lain meliputi biaya pegawai, biaya administrasi perkantoran, biaya pemeliharaan, biaya barang dan jasa dan biaya promosi, biaya penyusutan dan biaya administrasi dan umum lainnya.
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 9 1

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

3) Biaya Non Operasional Merupakan biaya yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan operasional RSUD. Biaya ini antara lain biaya bunga, biaya administrasi bank, biaya kerugian penjualan nilai aset dan tetap, biaya biaya non kerugian penurunan

operasional lainnya. 4) Biaya dari Kejadian Luar Biasa Merupakan biaya yang timbul di luar kegiatan normal RSUD, yant tidak diharapkan terjadi dan tidak diharapkan terjadi berulang dan di luar kendali RSUD. 3. Pengakuan Biaya diakui pada saat terjadinya penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan kewajiban dan dapat diukur dengan andal. 4. Pengukuran 1) Biaya dan kerugian dicatat sebesar : 2) Jumlah berjalan. 3) Jumlah biaya periode berjalan yang harus dibayar pada masa yang akan datang. 4) Alokasi sistematis untuk periode berjalan atas biaya yang telah dikeluarkan. kas yang tersebut dibayarkan dibayar jika pada seluruh periode pengeluaran

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 9 2

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

5) Jumlah kerugian yang terjadi. 5. Pengungkapan Biaya disajikan pada laporan keuangan terpisah untuk setiap jenis biaya. Rincian jenis biaya diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan.

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 9 3

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

BAB VIII KEBIJAKAN AKUNTANSI HIBAH 1. Pengertian Hibah adalah pemberian (secara sukarela) dengan mengalihkan hak atas sesuatu kepada orang atau lembaga lain, pihak pemberi tidak mengharapkan imbal jasa atas transaksi tersebut. Biasanya transaksi hibah diperkuat dengan suatu akta notaris, diketahui pemerintah daerah, saksi-saksi dan sebagainya. Dalam kegiatannya, RSUD dapat menerima hibah dari masyarakat/badan lain dapat berupa barang ataupun jasa. Untuk alasan kepraktisan, penerimaan hibah jasa tidak dicatat. Dari sisi peruntukannya, hibah dapat dikelompokkan ke dalam Hibah Tidak Terikat dan Hibah Terikat 2. Hibah terikat Hibah yang diperoleh dari masyarakat/badan lain yang peruntukkannya tergantung pada pembatasan gangguan oleh pemberi hibah, dicatat pada Ekuitas Terikat. Hibah terikat dibedakan antara lain yaitu : Pembiayaan membiayai operasional kegiatan tertentu, yaitu: operasional/pembebasan

kewajiban (Specific Purpose Fund). Investasi keuangan (Endowment Fund) Pemerolehan aset tetap (Plant Replacement dan Expansion Fund))

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 9 4

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

Pembiayaan

operasional

tertentu

(Spesific

Purpose Fund) Hibah terikat yang diperoleh dari masyarakat/badan lain dengan tujuan untuk pembiayaan operasional tertentu misalnya khusus menanggulangi penyakit HIV/AIDS. Hibah tipe ini dicatat pada Ekuitas Terikat sampai dengan pembiayaan operasional tertentu tersebut dilaksanakan. Apabila pembiayaan operasional tertentu tersebut dilaksanakan, misalnya terdapat pasieh HIV/AIDS, maka penggantian pembiayaan tersebut dicatat sebagai Pendapatan Layanan Investasi Keuangan (Endowment Fund) Hibah terikat yang diperoleh dari masyarakat/badan lain dengan tujuan untuk investasi untuk keuangan membuka Atas (endowment) dicatat di Ekuitas Terikat, misalnya pendonor deposito RSUD. Apabila penghasilan dari investasi keuangan tersebut (dalam contoh di atas, bunga deposito), sifatnya tidak terikat maka dicatat sebagai Pendapatan Hibah. Apabila penghasilan dari investasi keuangan tersebut sifatnya terikat, maka atas penghasilan tersebut dipindahkan ke Ekuitas Terikat dengan tujuan untuk menyerahkan yang tidak dana boleh dicairkan.

penghasilan bunga deposito tersebut menjadi haknya

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 9 5

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

pembiayaan operasional tertentu atau ke Hibah Terikat dengan tujuan pemerolehan aset tetap, tergantung dari tujuan pemberian hibah. Perolehan Aset Tetap (Plant Replacement dan Expansion Fund) Hibah terikat yang diperoleh dari masyarakat/badan lain dengan tujuan perolehan aset tetap, misalnya pendonor menyumbangkan dana tetapi khusus untuk membeli aset tertentu, maka dicatat pada Ekuitas Terikat. Apabila aset tetap telah diperoleh, maka aset tetap akan didebet sebesar harga perolehan dan mengkredit kas/bank sebesar nilai aset tetap. 3. Hibah Tidak Terikat Hibah tidak terikat merupakan hibah yang diterima dari masyarakat/badan lain dalam bentuk barang atau uang yang pemanfaatan dan pengelolaannya diserahkan sepenuhnya kepada pihak RSUD guna mendukung pelayanan kesehatan. Pemberian hibah tidak mengharapkan imbal jasa atau pengembalian sehingga.

4. Pengakuan dan Pengukuran Untuk kepentingan pengakuan dan pengukuran, RSUD menyajikan hadiah atau wakaf berupa kas atau aktiva lain sebagai sumbangan terikat jika hibah atau wakaf tersebut diterima dengan persyaratan yang

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 9 6

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

membatasi

penggunaan

aktiva

tersebut.

Jika

pembatasan dari penyumbang telah kadaluwarsa, yaitu pada saat pembatasan telah berakhir atau pembatasan tujuan telah dipenuhi, aktiva bersih terikat temporer digolongkan kembali menjadi aktiva bersih tidak terikat dan disajikan dalam laporan aktivitas sebagai aktiva bersih yang dibebaskan dari pembatasan (ekuitas tidak terikat). Sedangkan untuk hibah atau wakaf berupa tanah, bangunan, yang Hibah dan peralatan eksplisit aktiva wakaf eksplisit untuk yang disajikan menyatakan dari aktiva tetap sebagai tujuan dengan tujuan sumbangan tidak terikat kecuali jika ada pembatasan secara atau pemanfaatan pembatasan tersebut penyumbang.

menyatakan

pemanfaatan aktiva tersebut dan sumbangan berupa kas atau aktiva lain yang harus digunakan untuk memperoleh sumbangan eksplisit dari aktiva terikat. tetap Jika tidak disajikan ada sebagai mengenai pembatasan

pemberi

sumbangan

pembatasan jangka waktu penggunaan aktiva tetap tersebut, pembebasan pembatasan dilaporkan pada saat aktiva tetap tersebut dimanfaatkan.

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 9 7

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 9 8

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

BAB IX KEBIJAKAN AKUNTANSI KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN PERISTIWA LUAR BIASA 1. Pengertian 1) Kesalahan mendasar (fundamental error) adalah kesalahan yang cukup signifikan yang ditemukan pada periode berjalan sehingga laporan keuangan dari satu atau lebih periode-periode sebelumnya tidak dapat diandalkan lagi pada tanggal penerbitan. 2) Koreksi adalah tindakan pembetulan akuntansi agar pos-pos yang tersaji dalam laporan keuangan rumah sakit menjadi sesuai seharusnya. 3) Kebijakan konvensi, akuntansi aturan, dan adalah praktek prinsip, tertentu dasar, yang

dipakai oleh rumah sakit dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan. 4) Peristiwa Luar Biasa adalah kejadian atau transaksi yang secara jelas berbeda dari aktivitas normal entitas dan karenanya tidak diharapkan terjadi dan berada di luar kendali atau pengaruh entitas sehingga memiliki dampak yang signifikan terhadap realisasi anggaran atau posisi aset/kewajiban. 2. Koreksi Kesalahan

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 9 9

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

Kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan pada satu atau lebih periode sebelumnya mungkin baru ditemukan pada periode berjalan. Kesalahan tersebut dapat disebabkan kesalahan matematis, kesalahan dalam penerapan kebijakan akuntansi, dan kesalahan interpretasi fakta, kecurangan, atau kelalaian. Kesalahan ini harus dianalisis untuk menentukan pengaruhnya terhadap neraca awal periode akuntansi. Pengaruh dari kesalahan tersebut harus dikoreksi sebagai penyesuaian saldo awal ekuitas tidak terikat (Surplus & Defisit Tahun Lalu). Kesalahan ini harus diungkapkan serta dijelaskan alasannya dalam penyajiannya pelaporan keuangan. Koreksi atas kesalahan yang terjadi dalam periode akuntansi sebelumnya tidak memerlukan penyajian kembali pelaporan keuangan periode akuntansi yang bersangkutan. 3. Perubahan Kebijakan Akuntansi Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya apabila penerapan suatu kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkan oleh peraturan perundangan atau standar akuntansi keuangan yang berlaku, atau apabila diperkirakan bahwa perubahan tersebut akan menghasilkan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 1 0 0

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

yang lebih relevan dan lebih andal dalam penyajian laporan keuangan entitas. Perubahan ini dapat disebabkan oleh adanya : 1) Perubahan standar akuntansi yaitu perubahan penerapan signifikan standar akuntansi yang secara mempengaruhi kewajaran penyajian

pelaporan keuangan. Diungkapkan pengaruhnya pada periode terjadinya perubahan tersebut. 2) Perubahan perubahan adanya estimasi unit akuntansi yang merupakan disebabkan pelaporan organisasi

restrukturisasi atau

reorganisasi yang

mempengaruhi kewajaran

penyajian

keuangan. Pengaruhnya tidak perlu diungkapkan dalam penyajian pelaporan keuangan periode sebelumnya, tetapi cukup dinyatakan pada periode terjadinya perubahan tersebut. Perubahan kebijakan akuntansi tidak mencakup halhal sebagai berikut : (a) Adopsi suatu kebijakan akuntansi pada peristiwa atau kejadian yang secara substansi berbeda dari peristia atau kejadian sebelumnya, dan (b) Adopsi suatu kebijakan akuntansi baru untuk kejadian atau transaksi yang sebelumnya tidak ada atau yang tidak material.

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 1 0 1

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

Perubahan kebijakan akuntansi dan pengaruhnya harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

4. Peristiwa Luar Biasa Peritiwa luar biasa menggambarkan suatu kejadian atau transaksi yang secara jelas berbeda dari aktivitas biasa. Peristiwa tersebut berada di luar kendali atau pengaruh entitas dan kejadian yang sukar diantisipasi. Dampai yang signifikan terhadap posisi aset/kewajiban karena peristiwa luar biasa terpenuhi apabila kejadian atau transaksi dikmaksud menyebabkan perubahan yang mendasar dalam keberadaan atau nilai aset/kewajiban entitas. Peristiwa (a) (b) berulang; (c) luar kendali atau pengaruh entitas; (d) dampak yang signifikan anggaran atau posisi aset/kewajiban. Memiliki terhadap realisasi Berada di luar biasa harus memenuhi Tidak Tidak seluruh persayaratan berikut : merupakan kegiatan normal dari entitas; diharapkan terjadi dan tidak diharapkan terjadi

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 1 0 2

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

Hakikat, jumlah dan pengaruh yang diakibatkan oleh peristiwa luar biasa harus diungkapkan secara terpisah dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 1 0 3

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

BAB X PELAPORAN Laporan merupakan media penyampaian informasi bagi manajemen dan pihak-pihak lainnya yang berkepentingan terhadap operasional dan akuntabilitas rumah sakit. Oleh karenanya laporan harus disajikan agar para stakeholder dapat menggunakan secara efektif untuk kepentingan analisis, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Agar laporan dapat bermanfaat sebagaimana yang dikehendaki, maka setiap jenjang manajemen yang menerima terdapat Hal ini laporan, hal-hal dimaksudkan wajib yang agar mengkaji laporan yang dari fungsi dimaksud dan meminta penjelasan lebih lanjut jika menyimpang pelaksanaan rencana/anggaran dan atau yang diragukan. pengawasan oleh atasan dalam rangka mewujudkan sistem pengendalian intern yang sehat dapat berjalan secara efektif. Laporan yang disusun oleh manajemen dalam rangka memenuhi akuntabilitasnya dan pengelolaan rumah sakit terdiri dari laporan keuangan dan manajemen. A. Klasifikasi Laporan Klasifikasi laporan yang disajikan manajemen menurut waktu/periodisasinya meliputi: 1. Laporan Harian.
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 1 0 4

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

2. Laporan Bulanan. 3. Laporan Triwulanan. 4. Laporan Semesteran. 5. Laporan Tahunan. Uraian masing-masing jenis laporan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Laporan Harian Laporan harian utama adalah Laporan kas harian serta pendukungnya yang terdiri dari : 1) Laporan Kas Harian Laporan ini menggambarkan suatu ikhtisar dari penerimaan dan pengeluaran kas secara harian yang digolongkan menurut jenis penerimaan dan pengeluarannya. Laporan ini akan digunakan oleh Direktur/Wadir Keuangan dan Kepala Bidang Keuangan untuk memantau posisi kas harian dan sekaligus sebagai datang. 2) Laporan Penerimaan Kas Harian Daftar ini dibuat sebagai pendukung atas laporan kas harian yang berkaitan dengan sumber penerimaan. Daftar ini merupakan ikhtisar dari penerimaanpenerimaan harian yang digolongkan menurut rincian jenis penerimaan. pedoman dalam merencanakan pembayaran-pembayaran di hari-hari yang akan

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 1 0 5

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

3) Laporan Pengeluaran Kas Harian Laporan Pengeluaran Kas Harian juga dibuat sebagia pendukung atas Laporan Kas Harian yang berkaitan dengan pengeluaran kas dari bank. Laporan ini merupakan ikhtisar dari pengeluaran-pengeluaran transaksi yang terjadi. 2. Laporan Bulanan Laporan bulanan yang dibuat oleh RSUD adalah laporan arus kas yang didukung dengan ikhtisar laporan harian penerimaan dan pengeluaran kas. Laporan Arus Kas Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai aliran kas masuk, aliran kas kelaur selama satu bulan, serta saldo awal dan akhir bulan. Sumber data untuk mengisi laporan ini adalah buku jurnal harian penerimaan kas dan buku jurnal harian pengeluaran kas. 3. Laporan Triwulanan Laporan triwulanan RSUD yang harus disediakan adalah laporan arus kas, yang menyajikan iniformasi mengenai aliran kas masuk, aliran kas keluar selama satu bulan, serta saldo awal dan akhir bulan. Sumber data untuk mengisi laporan harian berdasarkan

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 1 0 6

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

ini adalah buku jurnal harian penerimaan kas dan buku jurnal harian pengeluaran kas. 4. Laporan Semesteran Setiap semesteran RSUD menyusun dan menyampaikan laporan keuangan yang lengkap yang terdiri dari : 1) Laporan Operasional Laporan informasi aktivitas/operasional tentang hasil memberikan usaha kegiatan

berdasarkan basis akrual pada selama semester yang bersangkutan. Untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi manajemen, laporan operasional semesteran disajikan sesuai dengan format yang terdapat dalam lampiran 3 terlampir. Laporan tersebut disampaikan kepada PPKD, paling lambat 15 (lima belas) hari setelah periode laporan laporan berakhir. Sumber data penyusunan aktivitas/operasional adalah angka-angka saldo menurut Buku Besar rekening nominal. 2) Laporan Realisasi Anggaran Laporan Realisasi Anggaran (per kode rekening) memberikan informasi tingkat pencapaian target pendapatan, belanja, dan pembiayaan RSUD selama satu semester dibanding dengan anggarannya.

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 1 0 7

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

Untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi manajemen, Laporan Realiasasi Anggaran disajikan sesuai format yang digunakan dalam Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Jambi. Sedangkan sumber data penyusunan Laporan Realiasasi Anggaran adalah Buku Kendali Anggaran Pendapatan dan Belanja. 3) Laporan Arus Kas Laporan arus kas yang disajikan secara semesteran prinsipnya sama dengan laporan arus kas yang disajikan secara triwulanan, hanya cakupan periodenya yang berbeda. 4) Neraca Neraca memberikan informasi mengenai posisi keuangan rumah sakit meliputi posisi aktiva, kewajiban dan ekuitas pada akhir semester. Penyajiannya disusun dilakukan dengan secara komparatif yang dengan neraca semester tahun lalu. Neraca sesuai ketentuan disyaratkan dalam Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku. 5) Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan disajikan secara sistematis dan harus berkaitan dengan informasi yang terdapat pada laporan keuangan pokok, antara lain mengungkapkan :

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 1 0 8

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dianut. Informasi yang perlu catatan tersaji Kas. Penjelasan pos-pos laporan keuangan yang memerlukan penjelas lebih rinci. Laporan semesteran tersebut di atas disertai dengan laporan kinerja disampaikan kepada PPKD paling lambat 2 (dua) bulan setelah periode pelaporan berakhir. laporan pada Neraca. disampaikan namun Laporan dalam tidak keuangan dan kebijakan akuntansi yang

Realisasi

Anggaran/Laporan Operasional, Laporan Arus

5. Laporan Tahunan Laporan tahunan disusun oleh manajemen RSUD untuk disampaikan dan kepada Gubernur, lainnya untuk Dewan yang Pengawas, pihak-pihak termasuk

berkepentingan

keperluan

pemeriksaan tahunan yang dilaksanakan oleh auditor independen. Bentuk dan isi laporan tahuanan didasarkan pada Standar Akuntansi Keuangan dan disesuaikan dengan bentuk dan aktivitas RSUD sebagai Badan
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 1 0 9

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

Layanan

Umum

Daerah

(BLUD).

Disamping

laporan tersebut, disusun juga Laporan Keuangan yang didasarkan yang didasarkan pada Standar Akuntansi Pemerintah sebagai bahan penyusunan laporan keuangan konsolidasi dengan Pemerintah Provinsi Jambi. Selain laporan keuangan, laporan tahunan juga meliputi laporan kinerja. Laporan tahunan yang disampaikan pada prinsipnya sama dengan laporan semesteran dan paling lambat disampaikan pelaporan. B. Ilustrasi Format Laporan Keuangan Ilustrasi format laporan keuangan RSUD adalah sebagai berikut : 1. Ilustrasi Format Neraca PEMERINTAH PROVINSI JAMBI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER NERACA PER 31 Desember 20XO dan 20XI
URAIAN ASET Aset Lancar : Kas dan Setara Kas Investasi Jangka Pendek Piutang Usaha Piutang Lain-lain Persediaan Uang Muka Biaya Dibayar di
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

kepada

pihak-pihak

yang

berkepentingan 2 (dua) bulan setelah tanggal

TAHUN 20X0 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00

TAHUN 20XI 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00


Halaman 1 1 0

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

URAIAN Muka Jumlah Aset Lancar Investasi Jangka Panjang Aset Tetap : Tanah Gedung dan Bangunan Peralatan dan Mesin Jalan, Irigasi, dan Jaringan Aktiva Tetap Lainnya Konstruksi dalam Pengerjaan Jumlah Aset Tetap Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Aset Tetap Aset Lainnya : Aset Kerja Sama Operasi Aset Sewa Guna Usaha Aset Tak Berwujud Aset Lain-lain Jumlah Aset Lainnya JUMLAH ASET KEWAJIBAN Kewajiban Lancar Utang Usaha Utang Pajak Biaya Yang Masih Harus Dibayar Pendapatan Diterima di Muka Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Utang Bunga Utang Jangka Pendek Lainnya Jumlah Kewajiban Lancar
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

TAHUN 20X0 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00

TAHUN 20XI 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00

00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00

00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00

00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00

Halaman 1 1 1

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

URAIAN Kewajiban Jangka Panjang JUMLAH KEWAJIBAN EKUITAS Ekuitas Tidak Terikat Ekuitas Awal Surplus & Defisit Tahun Lalu Surplus & Defisit Tahun Berjalan Ekuitas Donasi Ekuitas Terikat Temporer Ekuitas Terikat Permanen JUMLAH EKUITAS JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS

TAHUN 20X0 00.00 00.00

TAHUN 20XI 00.00 00.00

00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00

00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00

2. Ilustrasi Laporan Operasional PEMERINTAH PROVINSI JAMBI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER LAPORAN OPERASIONAL TAHUN 20XO dan 20XI
URAIAN A. PENDAPATAN 1 PENDAPATAN JASA LAYANAN . 1) Jasa Layanan 2) Potongan Pendapatan Jasa Pelayanan Layanan (1) Penyesuaian Tarif Kontraktual Pasien Askes (2) Penyesuaian Tarif Kontraktual Pasien Jamkesmas
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

TAHUN 20X0

TAHU N 20X1

00.00 00.00 00.00 00.00

00.00 00.00 00.00 00.00

Halaman 1 1 2

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

URAIAN (3) Penyesuaian Tarif Kontraktual Pasien Perush. Kerjasama (4) Pelayanan Amal (5) Penyisihan Piutang (6 Penghapusan Piutang Jumlah Potongan Pendapatan Jasa Layanan Jumlah Pendapatan Jasa Layanan 2 PENDAPATAN HIBAH . 1) Hibah Tidak Terikat 2) Hibah Terikat Jumlah Pendapatan Hibah 3 PENDAPATAN HASIL KERJASAMA . DENGAN PIHAK LAIN 1) Hasil Kerjasama Operasional 2) Sewa 3) Kerjasama Pendidikan Hasil Kerjasama Jumlah Pendapatan Hasil Kerjasama 4 PENDAPATAN APBD . 1) Belanja Tidak Langsung 2) Belanja Langsung Jumlah Pendapatan APBD 5 PENDAPATAN APBN . 1) Operasional 2) Investasi Jumlah Pendapatan APBN 6 LAIN-LAIN PENDAPATAN BLUD YANG . SAH 1) Hasil Penjualan Kekayaan Yang Dipisahkan 2) Hasil Pemanfaatan Kekayaan
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

TAHUN 20X0 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00

TAHU N 20X1 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00

00.00 00.00 00.00

00.00 00.00 00.00

00.00 00.00 00.00 00.00

00.00 00.00 00.00 00.00

00.00 00.00 00.00

00.00 00.00 00.00

00.00 00.00 00.00

00.00 00.00 00.00

00.00 00.00

00.00 00.00

Halaman 1 1 3

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

URAIAN 3) Jasa Giro 4) Pendapatan Bunga 5) Keuntugan Selisih Nilai Tukar Rupiah 6) Komisi dan Potongan 7) Hasil Investasi Keuntungan Selisih Nilai Tukar Rupiah Jumlah Lain-Lain Pendapatan BLUD Yang Sah B. BIAYA 2 BIAYA OPERASIONAL . 1) BIAYA PELAYANAN (1) Biaya Pegawai (2) Biaya Bahan (3) Biaya Jasa Layanan (4) Biaya Pemeliharaan (5) Biaya Barang dan Jasa (6) Biaya Penyusutan (7) Biaya Pelayanan dan Lain-lain Jumlah Biaya Pelayanan 2) BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI (1) Biaya Pegawai (2) Biaya Administrasi Kantor (3) Biaya Pemeliharaan (4) Biaya Barang dan Jasa (5) Biaya Promosi (6) Biaya Penyusutan (7) Biaya Umum dan Administrasi Lainnya Jumlah Biaya Umum dan Administrasi 3) BIAYA NON OPERASIONAL (1) Biaya Pegawai (2) Biaya Administrasi Bank (3) Biaya Kerugian Penjualan Aktiva Tetap (4) Biaya Kerugian Penurunan Nilai (5) Biaya Non Operasional Lainnya
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

TAHUN 20X0 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00

TAHU N 20X1 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00

00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00

00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00

00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00

00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00

00.00 00.00 00.00 00.00 00.00

00.00 00.00 00.00 00.00 00.00

Halaman 1 1 4

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

URAIAN Jumlah Biaya Non Operasional JUMLAH BIAYA SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS-POS LUAR BIASA Pos-Pos Luar Biasa Pendapatan dari Kejadian Luar Biasa Biaya dari Kejadian Luar Biasa Jumlah Pos-Pos Luar Biasa SURPLUS/DEFISIT TAHUN BERJALAN

TAHUN 20X0 00.00 00.00

TAHU N 20X1 00.00 00.00

00.00 00.00 00.00 00.00

00.00 00.00 00.00 00.00

3. Ilustrasi Laporan Arus Kas PEMERINTAH PROVINSI JAMBI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER LAPORAN ARUS KAS TAHUN 20XO dan 20XI
URAIAN ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Arus Kas Masuk : Pendapatan Jasa Layanan Penerimaan Piutang Pendapatan Hibah Hasil Kerjasama Dengan Pihak Lain Persediaan Jumlah Arus Kas Masuk Arus Kas Keluar : Biaya Operasional Biaya Layanan Biaya Umum dan Administrasi Biaya Non Operasional
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

TAHUN 20X0

TAHUN 20XI

00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00

00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00

00.00 00.00 00.00 00.00

00.00 00.00 00.00 00.00

Halaman 1 1 5

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

URAIAN Jumlah Arus Kas Keluar Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Arus Kas Masuk Hasil Penjualan Aset Tetap Hasil Penjualan Investasi Jangka Panjang Hasil Penjualan Aset Lainnya Jumlah Arus Kas Masuk Arus Kas Keluar Perolehan Aset Tetap Perolehan Investasi Jangka Panjang Perolehan Aset Lainnya Jumlah Arus Kas Keluar Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI AKTIVITASAKTIVITAS PENDANAAN Arus Kas Masuk APBD APBN Perolehan Pinjaman Penerimaan Kembali Pokok Pinjaman Jumlah Arus Kas Masuk Arus Kas Keluar Pembiayaan Pokok Pinjaman Pemberian Pinajaman Jumlah Arus Kas Keluar Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas Kas dan Setara Kas Awal
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

TAHUN 20X0 00.00 00.00

TAHUN 20XI 00.00 00.00

00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00

00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00

00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00

00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00

00.00 00.00

00.00 00.00
Halaman 1 1 6

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

URAIAN Jumlah Saldo Kas

TAHUN 20X0 00.00

TAHUN 20XI 00.00

4. Ilustrasi Catatan atas Laporan Keuangan sekurangkurangnya mencakup hal sebagai berikut: 1. Pendahuluan a. Sejarah pembentukan RSUD; b. Dasar hukum pembentukan RSUD; c. Alamat kantor pusat, unit vertikal, dan unit usaha RSUD; d. Keterangan mengenai hakikat operasional dan kegiatan utama RSUD; e. Nama pejabat pengelola dan dewan pengurus RSUD; f. Jumlah karyawan pada akhir periode atau rata-rata jumlah karyawan selama periode bersangkutan. 2. Kebijakan Akuntansi Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh BLUD dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. 3. Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 1 1 7

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

a. Pendahuluan; b. Kebijakan akuntansi; c. Penjelasan atas pos-pos Laporan Realisasi Anggaran/laporan operasional; d. Penjelasan atas pos-pos neraca; e. Penjelasan atas pos-pos laporan arus kas; f. Kewajiban kontinjensi; g. Informasi lainnya. Rincian dan penjelasan masing-masing pos-pos pelaporan keuangan terdiri dari: tambahan dan pengungkapan

a. Pendapatan Pendapatan Usaha dari Jasa Layanan; Hibah terikat dan tidak terikat; Pendapatan Usaha Lainnya, meliputi hasil kerjasama dengan pihak lain, sewa, jasa lembaga keuangan, dan lain-lain; b. Biaya Biaya Pelayanan o Biaya pegawai; o Biaya bahan; o Biaya jasa layanan; o Biaya pemeliharaan; o Biaya daya dan jasa; o Dan lain-lain.
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 1 1 8

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

Biaya Umum dan Administrasi o Biaya pegawai; o Biaya administrasi perkantoran; o Biaya pemeliharaan; o Biaya langganan daya dan jasa; o Biaya promosi; o Dan lain-lain. Biaya Lainnya o Biaya bunga; o Biaya administrasi bank; o Dan lain-lain. c. Aset-Aset Lancar, mencakup: Kas dan setara kas; Investasi jangka pendek; Piutang usaha; Persediaan; Uang muka; dan Biaya dibayar di muka. Investasi Jangka Panjang Aset tetap, mencakup : Tanah; Gedung dan bangunan; Peralatan dan mesin; Jalan, irigasi, dan jaringan; Aset tetap lainnya;

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 1 1 9

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

Konstruksi dalam pengerjaan. Aset lainnya mencakup : Aset kerja sama operasi; Aset sewa guna usaha; Aset tak berwujud; dan Aset lain-lain. d. Kewajiban Kewajiban Jangka Pendek, mencakup : o Utang usaha; o Utang pajak; o Biaya yang masih harus dibayar; o Pendapatan diterima di muka; o Bagian lancar utang jangka panjang; dan o Utang jangka pendek lainnya. Kewajiban Jangka Panjang e. Ekuitas Ekuitas BLUD diklasifikasikan menjadi : Ekuitas Tidak Terikat, yang terdiri atas: o Ekuitas awal; o Surplus & defisit tahun lalu; o Surplus & defisit tahun berjalan; o Ekuitas donasi; Ekuitas Terikat Temporer; dan Ekuitas Terikat Permanen.
Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 1 2 0

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

f. Komponen-komponen pelaporan arus kas Arus kas dari aktivitas operasi; Arus kas dari aktivitas investasi; dan Arus kas dari aktivitas pendanaan. 4. Kewajiban Kontinjensi Kewajiban kontinjensi adalah : a. Kewajiban peristiwa potensial masa lalu yang dan timbul dari tidak keberadaannya

menjadi pasti dengan

terjadi atau

terjadinya suatu peristiwa di masa yang akan datang, yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali RSUD. b. Kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi diakui karena tidak terdapat kemungkinan besar (not probable) RSUD mengeluarkan sumber daya yang mengandung manfaat ekonomis untuk menyelesaikan andal. Terkait dengan kewajiban kontinjensi, hal-hal yang diinformasikan dalam catatan atas laporan keuangan antara lain : a. Uraian ringkas mengenai karakteristik kewajibannya atau jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara

kewajiban kontinjensi; b. Estimasi dari dampak finansial yang terukur;


Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher Halaman 1 2 1

KEBIJAKAN AKUNTANSI RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI

c. Indikasi tentang ketidakpastian yang terkait dengan jumlah atau waktu arus keluar sumber daya; dan d. Kemungkinan penggantian oleh pihak ketiga. 5. Informasi Tambahan RSUD mengungkapkan hal-hal yang belum diinformasikan dalam bagian manapun dari laporan keuangan.

Kebijakan Akuntansi RSUD Raden Mattaher

Halaman 1 2 2

Anda mungkin juga menyukai