Anda di halaman 1dari 13

BAB V PEDOMAN UMUM PENGUJIAN DAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

5.1. PEDOMAN PENGUJIAN Pedoman pengujian adalah semacam sistem dimana kompetensi seseorang (pekerja/peserta uji) dapat diuji dengan mengacu pada standar kompetensi industri/perusahaan. Pedoman pengujian ini akan dapat memastikan bahwa seseorang yang bekerja atau mencari pekerjaan pada bidang analisis mutu bahan/produk pangan mempunyai keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk melakukan fungsi pekerjaan yang dipilihkan. Dengan kata lain, pedoman pengujian akan menghasilkan patokan yang dapat memastikan bahwa keterampilan pekerja/peserta uji telah terukur dan diakui. Pedoman pengujian memberikan arah untuk implementasi dari sistem pengujian yang ada di industri yang dibuat untuk memastikan validitas, realibilitas dan fairness dari pengujian yang dilakukan baik di tempat kerja maupun simulasinya. Konsideran utama dalam setiap proses pengujian adalah pencapaian standar kinerja yang disyaratkan dan bukan bagaimana kompetensi harus dicapai. Juga sangat penting bahwa alat uji sesuai dengan tingkat bahasa yang disyaratkan bagi peserta uji untuk mencapai kompetensi di tempat kerja. Proses pengujian memerlukan asesor untuk membuat penilaian terhadap kinerja seseorang dan dibandingkan dengan standar nasional/internasional atau standar kompetensi berbasis industri. Untuk memenuhi persyaratan ini, asesor harus terus menerus menginterpretasi informasi dalam standar kompetensi agar memenuhi variasi cakupan dimana pengujian akan dilakukan. Oleh karena itu, perancangan alat pengujian harus mempertimbangkan beberapa aspek seperti : a. Pengujian terhadap konteks b. Pengujian terhadap lingkungan c. Pengujian terhadap tujuan d. Tingkat ketersediaan sumber daya e. Karakteristik dari peserta uji f. Tingkat kerumitan dan lama pengujian

V-1

g. Tingkat pembuktian yang disyaratkan h. Kemampuan bahasa dari peserta uji i. Persyaratan bahasa dari fungsi/kompetensi yang disyaratkan Penilaian kompetensi harus didasarkan atas : a. Metode yang valid b. Metode yang cost effective Untuk unit yang ditinjau dan sekaligus mempertimbangkan : a. Daftar material yang digunakan b. Daftar peralatan dan/atau fasilitas yang diperlukan oleh asesor dan peserta uji. Metode pengujian yang disarankan : a. b. c. d. Pengamatan terhadap kinerja peserta uji atas tugas-tugas administratif dan teknis Umpan balik dari konsumen dan supervisor Sampel dokumentasi di tempat kerja yang dilakukan oleh peserta uji Pertanyaan-pertanyaan untuk menguji pemahaman terhadap prosedur yang relevan di tempat kerja. 5.2. PRINSIP PENGUJIAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Dengan mengacu pada standar industri/perusahaan akan membentuk dasar kualifikasi sektor pendidikan dan pelatihan. Dengan mengacu pada standar industri/perusahaan merupakan tolok ukur untuk pengujian. Pengujian yang dilakukan untuk tujuan pengakuan nasional harus diarahkan sebagai bagian dari kualifikasi penuh di bawah kerangka kualifikasi nasional. Pengujian harus dilakukan oleh lembaga/badan yang teregistrasi. Pengujian untuk tujuan pengakuan nasional harus dilakukan dalam kerangka jaminan kualitas. Proses pengujian harus valid, reliable, fleksibel dan fair. Sistem pengujian harus memungkinkan mekanisme untuk pencatatan, penyimpanan dan pengkajian dari outcome.

V-2

8. 9.

Sistem pelaporan pengujian harus menyatakan bahwa unit kompetensi yang dimiliki seseorang telah didapat. Sistem pengujian harus melibatkan monitoring yang sedang berlangsung dan proses pengkajian ulang.

10. Proses pengujian harus dapat memberikan pengakuan dari kompetensi yang diujikan tanpa melihat dimana kompetensi ini dimintakan. Gambaran Umum Sistem Pengujian Hasil akhir suatu pelaksanaan pengujian sebagai bagian dari

penilaian/pengujian sertifikasi adalah untuk konfirmasi atau jaminan bahwa seseorang dapat melaksanakan suatu tugas di tempat kerja sesuai dengan standar yang dinyatakan dalam Standar Kompetensi sektor industri yang relevan. Peran sistem pengujian adalah sebagai acuan prinsip-prinsip, metode pengujian dan aturanaturan pelaksanaan penilaian/pengujian sertifikasi yang dibutuhkan agar proses penilaian/pengujian dapat dijamin berdasarkan Standar Kompetensi, dilaksanakan secara adil, valid dan konsisten. Prinsip-prinsip Pengujian Dalam pelaksanaan pengujian harus memenuhi prinsip-prinsip : dapat dipercaya, fleksibel, adil dan valid. a. Agar dapat dipercaya, maka metode dan prosedur pengujian harus meyakinkan, sehingga Standar Kompetensi dapat dilaksanakan secara konsisten, b. Agar fleksibel, maka pengujian harus dapat dilaksanakan di tempat kerja, di kelas atau perpaduan dari keduanya serta memberikan keleluasaan tentang : bagaimana, di mana dan kapan kompetensi tersebut dicapai/diperoleh. c. Agar adil, maka pengujian tidak boleh ada perbedaan perlakuan antara satu peserta dengan yang lainnya. d. Agar valid, pengujian harus menguji apa yang seharusnya ditetapkan untuk diuji. Bukti-bukti yang berkaitan dengan standar yang disajikan harus dikumpulkan secara seksama.

V-3

Bahan Acuan untuk Pengujian Bahan acuan untuk pengujian Bidang Analisis Mutu Bahan/Produk Pangan adalah Standar Kompetensi yang ditetapkan oleh lembaga terkait. Standar tersebut memberikan uraian secara rinci tentang kompetensi-kompetensi berdasarkan pada tingkat kesulitan dan cakupan pekerjaan yang dapat ditanganinya, serta kemungkinan pelaksanaannya di dalam atau di luar tempat kerja (on or off the job). 5.3. PESERTA UJIAN KOMPETENSI Peserta ujian dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu peserta perorangan dan peserta kelompok. 1. Peserta perseorangan Peserta perseorangan adalah seseorang atau individu yang ingin mengikuti ujian, untuk mengukur kemampuan/kompetensi yang dimilikinya dengan ukuran standar kompetensi tertentu. Peserta perseorangan dapat mengajukan diri menjadi peserta ujian tanpa diperhatikan darimana, bagaimana orang tersebut memperoleh kompetensi sepanjang yang bersangkutan memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan yang harus dimiliki oleh seseorang untuk mengikuti ujian tersebut antara lain : a. Telah memiliki keterampilan dan pengetahuan yang akan diujikan, dapat di peroleh dari belajar mandiri., pengalaman dalam pekerjaan atau diperoleh dengan cara-cara lain. b. Mengajukan permohonan menjadi peserta ujian kepada badan atau institusi penyelenggara ujian. c. Memenuhi persyaratan administrasi yang ditetapkan oleh badan atau institusi penyelenggara ujian. d. Mengikuti seluruh prosedur yang ditetapkan oleh badan atau institusi penyelenggara ujian. 2. Peserta kelompok Peserta kelompok adalah sekelompok orang yang mengikuti ujian, untuk diukur kemampuan/kompetensi yang dimilikinya dengan ukuran standar kompetensi V-4

tertentu sebagai bagian dari program pendidikan dan pelatihan baik program tersebut bagian dari pendidikan formal maupun pendidikan non-formal. Persyaratan yang harus dimiliki oleh sekelompok orang untuk mengikuti ujian tersebut antara lain (salah satu atau lebih): a. Terdaftar sebagai peserta diklat dan telah mengikuti program diklat sesuai dengan program yang direncanakan. b. Telah memiliki keterampilan dan pengetahuan yang akan diujikan yang diperoleh sebagai bagian dari kegiatan diklat atau dari belajar mandiri, pengalaman dalam pekerjaan atau diperoleh dengan cara-cara lain. c. Memenuhi persyaratan administrasi yang ditetapkan oleh badan atau institusi penyelenggara diklat. d. Mengikuti seluruh prosedur yang ditetapkan oleh badan atau institusi penyelenggara diklat. 5.4. LEMBAGA PENGUJIAN KOMPETENSI

Lembaga penguji adalah badan atau institusi yang memiliki kewenangan terakreditasi untuk menyelenggarakan ujian atau lembaga sertifikasi profesi (LSP). Kewenangan menguji tersebut diperoleh setelah badan/institusi tersebut memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh lembaga akreditasi yang berwenang pada sektor industri masing-masing. Sebelum satu badan nasional yang berwenang dalam menetapkan penguji terbentuk, badan-badan atau instansi dibawah departemen teknis terkait dan asosiasi-asosiasi profesi yang selama ini menyelenggarakan pengujian masih dimungkinkan memberikan akreditasi kepada institusi atau perorangan sebagai penguji. Lembaga pengujian kompetensi atau lembaga sertifikasi profesi, adalah lembaga independen berbadan hukum yang telah memperoleh akreditasi dari Lembaga yang berwenang. Kualifikasi Penguji Pelaksanaan uji kompetensi direkomendasikan untuk dilaksanakan oleh lebih dari satu penguji (dari Komite Sertifikasi, diobservasi oleh lembaga independen/Asosiasi Profesi Bidang Keahlian Analisis Mutu Bahan/Produk Pangan, dan lainnya) yang secara umum masing-masing telah memiliki kualifikasi sebagai V-5

penguji atau sebagai asesor dalam bidang-bidang keahlian analisis mutu bahan/produk pangan sesuai dengan kompetensi yang dikuasainya. Adapun persyaratan yang harus dimiliki oleh penguji antara lain : a. Semua penguji harus sudah menguasai (kompeten) unit-unit kompetensi yang akan diujikan. b. Semua penguji harus memiliki pengetahuan tentang pelaksanaan dan peran bidang analisis mutu bahan/produk pangan yang berlaku saat ini. c. Semua penguji harus memiliki pengetahuan yang berlaku saat ini di industri tentang unjuk kerja (performance) yang diujikan. d. Semua penguji harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan pengujian, meliputi : perencanaan, penyelenggaraan dan pengkajian pengujian. Panduan Penyelenggaraan Pengujian Beberapa langkah yang harus dilakukan dalam penyelenggaraan pengujian yaitu : a. Identifikasi Standar Kompetensi Bidang Keahlian Analisis Mutu Bahan/Produk Pangan yang akan diujikan b. Bila dianggap perlu, identifikasi standar khusus yang dirancang untuk keperluan tertentu yang diujikan. c. Memformulasikan Standar Kompetensi ke dalam instrumen pengujian sesuai dengan format dan metode yang disepakati. Beberapa prinsip pengujian berikut ini harus diikuti bila penyelenggaraan pengujian akan menjadi acuan dalam mengkaji ulang sistem pengujian itu sendiri. Proses yang transparan : Penguji dan peserta ujian harus sama-sama mengetahui dan menyadari apa yang akan diujikan, serta proses dan prosedur pelaksanaannya. Peserta uji juga harus menyadari bahwa yang bersangkutan memiliki hak sanggah bila merasa tidak diperlakukan sesuai dengan aturan yang diberlakukan. Memiliki validitas : Penguji dapat dianggap valid apabila mereka menguji apa yang seharusnya diujikan. Penguji harus sepenuhnya menyadari bahwa apa yang harus diujikan, dimana secara jelas dan rinci dapat mengumpulkan bukti-bukti yang

V-6

dibutuhkan sebagai dasar untuk mempertimbangkan bahwa yang bersangkutan telah mencapai kompetensi yang dimaksud. Dapat dipercaya : Pengujian dilakukan secara konsisten, dimana formulasi metode dan prosedur yang digunakan dapat mengukur kompetensi seseorang dari berbagai konteks pekerjaan dengan perlakuan yang sama. Fleksibel : Pengujian yang dilakukan harus memiliki keleluasaan dalam penerapannya, serta dapat dilaksanakan dengan berbagai kondisi serta situasi sepanjang masih dalam batas yang dituntut oleh standar yang dimaksud. Berkeadilan : Pengujian dapat dikatakan adil bila dalam penyelenggaraannya memberikan perlakuan yang sama terhadap semua peserta. Setiap individu harus secara jelas memahami apa yang diujikan dan proses untuk pengujiannya. Pengujian harus didasarkan pada bukti-bukti yang dikumpulkan dan tidak berdasar pada fakor subjektif kemampuan seseorang. Praktis : Pengujian yang dilaksanakan tidak berarti harus mahal dan menyita waktu, terutama bagi peserta ujian atau pihak lain yang terkait dalam proses. Pengujian harus praktis untuk peserta ujian dan penyelenggara ujian. Metode Pengujian Metode yang digunakan dalam pengumpulan bukti-bukti harus tepat dalam konteks dengan penguji dan yang diuji. Metode-metode tersebut meliputi : a. Pemberian pertanyaan berdasarkan instruksi kerja/SOP (Standard Operation Procedure) atau WI (Work Instruction). b. Menggunakan portofolio c. Penugasan untuk mengungkap penugasan dalam : i. Mengumpulkan dan mengolah informasi ii. Menyampaikan informasi iii. Bekerjasama dalam tim iv. Memecahkan masalah

V-7

d. Observasi (wajib) e. Wawancara (wajib) Di dalam melaksanakan pengujian perlu diperhatikan hal-hal berikut : 1. Perlu Ada Tata Cara dan Prosedur Penilaian Serta Kriteria yang Objektif dalam Penilaian, dan Penilaian Harus Efektif dan Efisien. a. Semua pemohon harus mendapatkan pelayanan yang sama dan tidak memihak/berbeda pelayanan. b. Penilai harus mempunyai kompetensi sebagai penilai dan dalam keadaan sehat jasmani dan rohani. c. Harus ada kriteria objektif dalam Penilaian. d. Harus mempunyai pemahaman yang sama tentang kualitas dari yang dinilai. 2. Harus Mempunyai Prosedur dan Petunjuk Tata Cara Pengambilan dan Pengumpulan Bukti-Bukti Tentang Kompetensi a. Kapan dilakukan pengumpulan bukti-bukti b. Dimana dilakukan pengumpulan bukti-bukti c. Siapa yang mengumpulkan 3. Menentukan Standar Ada 3 standar penting, yaitu kuantitas, kualitas dan tingkat kesalahan. Ada 2 tahap penilaian, yaitu Pengumpulan bukti-bukti dan Penilaian. Penilaian Kompetensi meliputi : a. Pengembangan kriteria pelaksanaan b. Pengembangan kriteria penilaian c. Pengumpulan bukti-bukti d. Penilaian 4. Keabsahan dan Pertanggungjawaban Penilaian Keabsahan : a. Apakah instrumen penilaian itu benar mengukur kompetensi tertentu. b. Prosedur Penilaian harus valid dan tidak ada kesalahan. V-8

c. Membuat sertifikasi, membuat prakiraan keadaan masa mendatang yang mempunyai pengertian, bahwa Lembaga Sertifikasi/Penilai mengizinkan siapapun untuk melihat/memeriksa sertifikat, untuk membuat suatu gambaran tentang penampilan kerja seseorang yang memegang sertifikasi tersebut di masa mendatang. d. Penilaian dalam arti teknis harus valid dan Sertifikat harus mempunyai batas waktu/masa berlaku (pemegang sertifikat bila tidak menggunakan keterampilannya/berhenti dari pekerjaan tersebut, pindah posisi jabatan yang kompetensinya berbeda dll, maka hasil unjuk kerjanya akan menurun). Untuk memperpanjang bisa dengan memberikan laporan masih melakukan pekerjaan sesuai kompetensi dan diuji unjuk kerjanya, artinya menunjukkan kompetensinya terpelihara. e. Dalam melakukan pengujian tertulis tentang teori pada beberapa situasi mungkin ada gunanya, tetapi bila tidak berhati-hati, maka laporan yang dibuat berdasarkan/merupakan kemampuan dalam mengerjakan ujian tertulis dan bukannya berdasarkan kompetensi yang telah ditetapkan bagi pemohon/peserta ujian. Pertanggungjawaban: a. Apa yang dapat dikatakan penilaian yang dapat dipercaya dalam konteks penilaian kompetensi b. Pertanggungjawaban dapat berarti pula adanya kesamaan hasil penilaian yang dilakukan penilai yang satu dengan penilai yang lain atau bila penilaian dibuat oleh penilai yang sama pada hari yang lain (berikutnya) c. Menjaga kerahasiaan tentang orang yang dinilai adalah hal yang perlu dipertanggungjawabkan oleh Penilai. d. Untuk menginkatkan pertanggungjawaban maka perlu : i. Pembentukan kriteria yang disetujui ii. Pengukuran ulang iii. Banyak pelatihan dan kegiatan penilaian bagi Penilai Pembentukan kriteria yang objektif adalah hal yang sangat penting.

V-9

5. Efektivitas Biaya Untuk meningkatkan pertanggungjawaban penilaian, umumnya melibatkan banyak orang dalam proses pengujian dan penilaian dan sering terjadi pengulangan pengujian/penelaahan berkali-kali untuk mendapatkan data yang akurat, tetapi manfaat ini menyebabkan biaya meningkat. Untuk itu perlu meningkatkan pertanggungjawaban, tanpa pengeluaran biaya yang tidak perlu, dengan tetap memperhatikan efektivitas biaya. 6. Metode Penilaian Penilaian harus berhubungan erat dengan penampilan kerja dalam pekerjaan (memang ini memerlukan waktu dan latihan bagi Penilai). Hal ini harus menjadi pernyataan-pernyataan yang objektif dan kriteria penilaian yang membuat pernyataan objektif tersebut dapat diukur. 7. Melaporkan dan Menyimpan Data Sistem manajemen informasi yang digunakan untuk menyimpan informasi mengenai berbagai kegiatan penerapan standar kompetensi. Selama tahap pengembangan dapat digunakan untuk menyimpan data-data peserta dan mencatat hasil masing-masing peserta ujian serta memantau yang telah diberi sertifikat, sehingga mempunyai gambaran menyeluruh mengenai unjuk kerja Unit sertifikasi kompetensi personel dan sekaligus untuk melakukan evaluasi dan perencanaan program berikutnya. Laporan antara lain berisi : a. Melaporkan pelaksanaan Program Pengujian b. Melaporkan jumlah dan kompetensi apa saja yang telah diujikan c. Melaporkan tingkat kualifikasi kompetensi yang telah dilaksanakan dan hasil yang diperlihatkan para peserta uji. d. Melaporkan kriteria dan instrumen uji dengan materi interpretatif yang cocok. 8. Pemeliharaan Standar Standar-standar yang dipakai dijaga/diperlihara bukan berarti statis, tetapi dinamis sesuai dengan perkembangan/perubahan yang terjadi.

V-10

Tata Cara Penilaian Metode Penilaian : Metode penilaian yang umum mencakup : a. Pengamatan di tempat kerja b. Pada sistem kerja tiruan (simulator) c. Pada alat latihan-latihan praktis d. Penilaian lisan dan tulisan (penilaian ini sebatas untuk mengetahui latar belakang) e. Portofolio Menerapkan suatu pendekatan terpadu terhadap penilaian Kompetensi sebagai kemampuan yang dapat diambil serta paduan berbagai macam pengetahaun, keterampilan dan sikap untuk dipakai/diterapkan di tempat kerja. Tugas-tugas kemudian dinilai, demikian pula kemampuan dalam : a. Menangani sejumlah tugas b. Berhadapan dengan situasi beragam c. Mengkoordinasi dan mengorganisasi pekerjaan d. Berhadapan dengan berbagai kemungkinan, seperti gangguan dll e. Bergaul dengan kelompok-kelompok dan pribadi-pribadi f. Mengikuti syarat-syarat pekerja, kesehatan, keamanan dan keselamatan g. Berkomunikasi secara efektif. Keterampilan Perusahaan Keterampilan perusahaan umumnya meliputi : a. Mendapatkan akses dalam menuju dan menggunakan informasi b. Menyesuaikan diri dengan perubahan dan mengelola perubahan c. Berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulisan d. Mengelola waktu e. Memakai strategi-strategi belajar f. Mengatasi permasalahan g. Bekerja sebagai bagian dari sebuath tim (masing-masing dibagi ke dalam empat (4) kemampuan)

V-11

Jenis-jenis Keterampilan : a. Keterampilan dalam melakukan tugas b. Keterampilan mengelola tugas c. Keterampilan mengelola gangguan atau hal-hal yang kebetulan d. Keterampilan dalam lingkungan pekerjaan Kriteria Prestasi : Penilaian akan efektif bila seluruh penilai memahami dengan benar dan konsisten tentang kriteria prestasi. 5.5. ALUR PENGUJIAN DAN SERTIFIKASI KOMPETENSI BIDANG AMBPP

1. Peserta uji kompetensi yang berasal dari perusahaan atau instansi harus mendapat izin/rekomendasi dari atasan yang berwenang untuk mengikuti/melakukan uji kompetensi. 2. Peserta dari diklat/SMK atau masyarakat umum baik perorangan maupun kelompok dapat langsung menghubungi lembaga sertifikasi profesi (LSP) untuk meminta dilakukan uji kompetensi. Pendaftaran lebih baik dikoordinir oleh suatu diklat/SMK atau oleh kelompok masyarakat. 3. LSP melakukan pengujian sesuai dengan unit kompetensi yang diminta peserta. Jika dinilai kompeten, peserta berhak diberi sertifikat kompetensi. Sedangkan jika gagal dapat diuji lagi setelah melakukan pendalaman materi melalui bahan ajar atau mengikuti training CBT. Alur pengujian dan sertifikasi kompetensi bidang AMBPP dapat dilihat pada diagram alir berikut.

V-12

PEKERJA

INSTITUSI PERUSAHAAN

PERIZINAN RESMI

PESERTA UJI DARI MASYARAKAT ATAU LEMDIKLAT/SMK

PANITIA/ TIM PENGUJI LEMBAGA INDEPENDEN (LSP)

PROSES PENGUJIAN

BERHASIL

GAGAL

PENDALAMAN MELALUI CBT DAN STUDI BAHAN AJAR YG SESUAI

PENERBITAN SERTIFIKAT

V-13

Anda mungkin juga menyukai