Anda di halaman 1dari 16

Gangguan kepribadian

Kelompok A : ciri-ciri umumnya adalah adanya perasaan curiga bahwa orang lain memiliki penilaian negatif terhadap dirinya. Terdiri atas paranoid, schizoid dan skizotipal. Paranoid : merasa curiga, menganggp bahwa orang lain akan membahyakannya atau mengancamnya, sangat tidak percaya pada orang lain, memiliki hubungan sosial yang terganggu, walau begitu mereka masih dapat bekerja. Mereka cenderung sensitive terhadap kritikan, tidak suka diperlakukan buruk, tidak ada delusi paranoid.

Schizoid : isolasi sosial, sering digambarkan sebagai penyendiri atau eksentrik, hilang minat pada hubungan sosial, afek datar.

Skizotipal : kesulitan membina hubungan dekat, perilaku, sikap, pola pikir aneh, merasa seolah dia punya indera keenam, bias berkembang idea of references (missal seperti pemikiran bahwa dirinya dibicarakan oleh orang lain), bicaranya abstrak / tidak jelas.

Kelompok B : ciri utama dramatis, emosional dan eratik (tidak menentu), terdiri dari antisosial, ambang, histerionik, narsistik. Antisosial : secara persisten melakukan pelanggaran terhadap hak-hak orang lain dan sering melanggar hukum, mengabaikan norma, memiliki tingkat kecemasan yang rendah ketika berhadapan dengan situasi yang mengancam, kurang meras bersalah atas kesalahan yang mereka lakukan. Berkembangnya trait seperti egosentrisitas, manipulatif, kurangnya empati, kurangnya rasa bersalah atau penyesalan, dan kekejaman pada orang lain.

Ambang : umumnya mencakup pola pervasif dari ketidakstabilan hubungan, self-image, dan mood , serta kurangnya kontrol terhadap impuls. Cenderung tidak yakin akan identitas pribadi mereka. Berada

pada batas neurosis dan psikosis, ketidakstabilan mood, perilaku impulsif bersifat destruktif, terkadang muncul self-mutilation.

Histrionik : ciri utama emosi yang berlebihan, kebutuhan menjadi pusat perhatian-nya besar, cenderung dramatis dan emosional, emosi mereka tampak dangkal, dibesar-besarkan. Cenderung self-centered dan tidak toleran terhadap penundaan kesenangan, sebenarnya mereka punya self-esteem yang kurang dan sedang berjuang untuk memberi kesan pada orang lain denga tujuan meningkatkan self-worth mereka.

Narsisistik : ciri utamanya merasa bangga yang berlebihan terhadap diri mereka sendiri, kebutuhan yang ekstrem akan pemujaan, bersifat self-absorbed dan kurang memiliki empati pada orang lain. Meskipun ada persamaan dengan histrionik dalam hal ingin menjadi pusat perhatian, mereka memiliki pandangan yang jauh lebih membanggakan tentang diri mereka sendiri dan kurang melodramatik. Cenderung terpaku pada fantasi akan keberhasilan. Hubungan interpersonal : mereka mencari orang yang mau melayani minat mereka dan memelihara rasa self-importance mereka.

Kelompok C : cirinya ditandai dengan perilaku cemas dan ketakutan. Terdiri atas gangguan kepribadian menghindar, dependen, dan obsesif-kompulsif.

Menghindar : ciri utamanya sangat ketakutan akan penolakan dan kritik, cenderung menghindari aktivitas kelompok, dapat jadi lebih parah dibandingkan fobia sosial.

Dependen : menggambarkan orang yang memiliki kebutuhan yang berlebihan untuk diasuh oleh orang lain, merasa sulit untuk melakukan segala sesuatu sendiri tanpa bantuan dari orang lain.

Obsesif-Kompulsif : memiliki derajat keteraturan yang berlebihan (Ms. Rapi), kesempurnaan, kekakuan, mendetail. Sangat terpaku pada kebutuhan akan kesempurnaan, fokus kepada detail yang menurut orang lain tidak begitu penting.

Penyalahgunaan Zat dan Ketergantungan Zat


Gangguan penggunaan zat melibatkan gangguan maladaptif dari zat psikoaktif. Gangguan akibat penggunaan zat adalah gangguan yang dapat muncul karena penggunaan zat psikoaktif, seperti intoksikasi, gejala putus zat, gangguan mood, delirium, demensia, amnesia, gangguan psikotik, gangguan kecemasan, disfungsi seksual, dan gangguan tidur. Intoksikasi : kondisi mabuk atau melayang Toleransi : kondisi habituasi fisik terhadap suatu obat, penggunaan obat yang cukup sering akn membutuhkan dosis yang lebih tinggi. Sindrom putus zat : karakteristik gejala yang terjadi ketika seseorang mendadak menghentikan penggunaan zat tertentu setelah periode penggunaan yangberat dan berkepanjangan. Untuk penggunaan alkohol, gejalanya seperti mulut kering, mual atau muntah, lemah, kecemasan dan depresi, sakit kepala, insomnia, tekanan darah meningkat, dan serangkaian halusinasi. Delirium : kondisi kekacauan mental ditnadai dengan pembicaraan yang inkoheren, disorientasi, dan kegelisahan yang ekstrem. Adiksi : penggunan habitual (terbiasa, rutin) dan kompulsif (ketergantungan secara psikologis) dari suatu obat diiringi dengan bukti ketergantungan fisiologis. ketergantungan fisiologis : tubuh menjadi tegantung pada pasokan zat yang stabil. Ketergantungan psikologis : penggunaan obat secara kompulsif untuk memenuhi kebutuhan psikologis, seperti tergantung pada obat untuk mengatasi stres.

Jalan Menuju Ketergantungan Obat 1. Eksperimentasi : penggunaan berkala 2. Penggunaan rutin 3. Adiksi atau ketergantungan

Obat Yang Disalahgunakan Depresan : obat yang menghambat atau mengekang aktivitas sistem saraf pusat. Obat ini mengurangi perasaan tegang dan cemas, membuat gerakan menjadi lebih lambat, dan merusak proses kognitif. Terdiri dari alkohol, barbiturat, opioid, morfin, dan heroin. Alkohol : anggur, bir, ryn, gin, vodka. Efek psikologis dari alkohol seperti, indera yang terselubung, dan keseimbangan serta koordinasi berkurang. Dosis yang tinggi beraksi pada otak yang mengatur fungsi vital involunter, seperti detak jantung, kecepatan respirasi, dan suhu tubuh. Barbiturat : berguna untuk mengurangi kecemasan dan ketegangan , mengurangi rasa sakit, serta penangan epilepsi dan tekanan darah tinggi (medis). Opioid : merupakan narkotik-obat yang memiliki kemampuan melepaskan rasa sakit dan menyebabkan tidur. Opioid menghasilkan perasaan nikmat yang cepat dan intens. Opioid meniru aksi endorfin-yakni mengatur kondisi alami kenikmatan dan rasa sakit. Itulah salah satu sebab mengapa penggunaan opioid menyebabkan munculnya perasaan nikmat. Morfin : mengurangi rasa sakit akibat terluka, turunan dari opioid. Heroin : menciptakan euforia yang cepat. Stimulan : meningkatkan aktivitas sistem saraf. Terdiri atas : Amfetamin : menghasilkan euforia yang sangat cepat, dosis tinggi dapat menyebabkan kelelahan, halusinasi, delusi paranoid, hilang selera makan, dan insomnia.

Ekstasi : menghasilkan euforia ringan dan halusinasi. Efeknya depresi, kecemasan, insomnia. Kokain : merangsang otak atau sirkuti kesenangan, efeknya meningkatkan tekanan darah secara mendadak, menegangkan pembuluh darah, mempercepat denyut jantung. Overdosis dapat menyebabkan kelelahan, insomnia, sakit kepala, mual, kejang, gemetar, halusinasi, delusi. Nikotin : zat pada produk tembakau.efeknya menekan selera makan dan memberi kenikmatan psikologis yang singkat.

Halusinogen : menghasilkan distorsi sensori atau halusinasi. Terdiri dari LSD, PCP, mariyuana. LSD : efek memperluas kesadaran seolah melihat kenyataan yang melampaui kenyataan yang biasa. PCP : dikenal dengan debu malaikat. Efeknya menyebabkan keringat berlebih, merona, dan mati rasa. Mariyuana : cannabis sativa. Terkadang menghasilkan halusinasi ringan.

Gangguan Makan, Obesitas, dan Gangguan Tidur Gangguan makan : pola makan yang terganggu dan cara yang maladaptif dalam mengontrol berat badan. Anoreksia : menolak makan lebih dari yang dibutuhkan untuk mempertahankan berat badan, ketakutan yang besar atas obesitas. Subtipe : tipe makan berlebih sering makan berlebihan dan memuntahkannya, tipe menahan mengontrol diet dan penampilan mereka.

Komplikasi medis : masalah kulit, komplikasi kardiovaskular, masalah gastrointestinal, siklus menstruasi yang tidak teratur bahkan amnorrhea (tidak mengalami menstruasi).

Bulimia : Yunani bous-sapi, dan limos-rasa lapar. Adanya episode berulang untuk menelan makanan dalam jumlah besar, diikuti dengan penggunaan cara-cara yang tidak tepat untuk mencegah pertambahan berat badan. Individu yang menderita bulimia tidak mengejar berat badan yang sangat-sangat kurus seperti individu dengan anoreksia. Komplikasi medis : iritasi pada kulit sekitar mulut karena seringnya kontak dengan asam lambung, terhambatnya air liur, karang gigi. Sakit pada perut. Penggunaan obat pencahar dapat menyebabkan diare berdarah dan ketergantungan pada obat pencahar. Penyebab anoreksia dan bulimia a. Faktor sosiokultural : tekanan sosial dan harapan dari masyarakat pada wanita muda yang menyebabkan mereka mendasarkan self-worth mereka pada penampilan fisik, terutama berat badan. b. Faktor psikososial : diet yang kaku menghasilkan rantai reaksi dimana makan berlebihan menyebakna ketakutan akan bertambahnya berat badan, yang memicu keinginan untuk memuntahkannya atau melakukan latihan fisik yang berlebihan. Ketidakpuasan terhadap tubuh Faktor kognitif : memiliki sikap perfesksionis dan berjuang mencapai prestasi yang tinggi. Sering merasa kecewa pada diri mereka bila gagal mencapai standar diet yang tinggi. masalah hubungan interpersonal : cenderung pemalu dan memiliki sedikit teman dekat. Masalah emosional : self-esteem yang rendah. c. Faktor keluarga : sebagai cara menghukum orang tua mereka karena perasaan kesepian dan keterasingan yang mereka rasakan di rumah.

d. Faktor biologis : adanya ketidaknormalan dalam mekanismu otak yang mengatur rasa lapar dan kenyang-serotonin.

Penanganan : Terapi CBT mengatasi pemikiran dan keyakinan yang self-defeating

Gangguan Makan Berlebihan (Obesitas) Obesitas : kondisi kelebihan lemak tubuh yang biasanya ditentukan oleh Indeks Massa Tubuh di atas 30. Penyebab : a. Faktor genetis : keturunan b. Faktor metabolisme : memperlambat tingkat metabolisme tubuh. c. Sel lemak : orang obesitas memiliki lebih banyak sel lemak-sel yang menyimpan lemak. d. Faktor gaya hidup : secara fisik kurang aktif, pola makan tinggi lemak. e. Faktor psikologis : teori psikodinamika-fiksasi oral, rendahnya self-esteem, konflik keluarga, dan emosi negatif.

Gangguan Tidur : masalah tidur yang menyebabkan stres pribadi yang signifikan dan hendaya fungsi sosial, pekerjaan, atau peran lain. Dikelompokkan menjadi Dissomnia dan Parasomnia. Dissomnia : terganggunya jumlah, kualitas, atau waktu dari tidur. Lima tipe khusus : insomnia primer, hipersomnia primer, narkolepsi, gangguan tidur yang berhubungan dengan pernapasan, dan cyrcadian rythm sleep (irama tidur sirkadia). Insomnia : in-tidak; somnus-tidur. Biasanya membutuhkan waktu yang sangat lama untuk bisa tertidur. Hipersomnia : hyper-lebih, somnus-tidur. Rasa kantuk yang berlebihan sepanjang hari. Narkolepsi : narke-tidak sadar; lepsis-serangan. Orang dengan narkolepsi mengamai serangan tidur dimana mereka mendadak tertidur tanpa adanya pertanda. Diagnosis diberikan bila :

muncul selama periode 3 bulan atau lebih disertai kombinasi kehadiran salah satu dari dua kondisi berikut : (1) cateplexy ( kehilangan kontrol otot secara sesaat); dan (2) gangguan tidur REM. Gangguan tidur yang berhubungan dengan pernapasan : obstructive sleep apnea. A-tidak; pneumo-napas. Kesuiatan bernapas diakibatkan oleh aliran udara yang tersumbat pada jalan udara bagian atas. Gangguan irama tidur sirkadia : irama tidur menjadi sangat terganggu karena ketidakcocokan antara tuntutan jadwal tidur dengan siklus tidur-bangunnya.

Parasomnia : ambang batas antara terjaga dan tidur. Bentuk parasomnia : gangguan mimpi buruk, gangguan teror tidur, dan gangguan berjalan sambil tidur. Gangguan mimpi buruk : terjaga dari tidur karena mimpi yang menakutkan. Gangguan teror dalam tidur : episode teror dalam tidur yang berulang yang menghasilkan proses terjaga secara tiba-tiba dan dimulai dengan teriakan panik. Gangguan berjalan sambil tidur : orang yang sedang tidur bangkit dari tempat tidur dan berjalan di sekitar rumah sambil tetap tertidur. Orang yang berjalan sambil tidur cenderung memiliki tatapan kosong pada wajah mereka selama episode ini berlangsung. Penangan gangguan tidur : biologis (obat-obat antikecemasan), pendekatan psikologis (CBT) dengan memodifikasi kebiasaan tidur yang maladaptif, dan mengubah pemikiran yang disfungsional.

Gangguan Identitas Gender, Parafilia, dan Disfungsi Seksual


Perilaku seksual dapat dianggap abnormal jika hal tersebut bersifat self-defeating, menyimpang dari norma sosial, menyakiti orang lain, menebabkan distres personal, atau mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berfungsi secara normal.

Gangguan identitas gender : konflik antara anatomi gender dengan identitas gender. Dulu dikenal dengan istilah transeksualisme. Parafilia : para-philos. Munuclnya keterangsangan seksual terhadap stimulus yang tidak biasa. Ekshibisionisme (ekshibisi) : menunjukkan alat genital pada orang tak dikenal dengan tujuan agar korban terkejut, shock, atau terangsang secara seksual. Fethisisme : dorongan seksual yang kuat serta membangkitkan fantasi yang melibatkan objek tak hidup. Transvestik fethisisme : dorongan yang kuat dan berulang serta fantasi yang berhubungan yang melibatkan pakaian lawan jenis (cross-dressing) dengan tujuan untuk mendapatkan rangsangan seksual. Voyeurisme (mengintip) : rangsangan seksual yang melibatkan melihat/memperhatikan orang, dimana orang tersebut tidak menduganya. Akan tetapi orang dengan voyeurisme biasanya tidak menginginkan aktivitas seksual dengan orang yang diobservasi. Froterisme (menyentuh/menggosok) : dorongan seksual yang melibatkan menggosok atau menyentuh tubuh orang tanpa izin. Contoh : pelaku yang mengambil kesempatan menyentuh daerah kewanitaan orang lain ketika berdesakan di dalam bus. Pedofilia (anak-anak) : dorongan seksual yang melibatkan aktivitas seksual dengan anak-anak yang belum puber. Masokisme seksual (pada diri) : kepuasan seksual dari rasa nyeri/sakit pada dirinya ketika melakukan aktivitas seksual. Sadisme seksual (pada orang lain) : kepuasan seksual dengan menyebabkan penderitaan fisik atau rasa malu pada orang lain.

Faktor penyebab : Perspektif belajar (stimulus yang tidak biasa menjadi stimulus terkondisi untuk rangsangan seksual akibat pemasangannya dengan aktivitas seksual di masa lalu), perspektif psikodinamika (kecemasan kastrasi yang tidak terselesaikan dari masa kanak-kanak, perspektif multifaktor (penganiayaan seksual atau fisik pada masa kanak-kanak). Penanganan : biomedik (obat antidepresan untuk mengontrol dorongan seksual), terapi CBT.

Disfungsi seksual : masalah dalam minat, rangsangan, atau respon seksual. Gangguan hasrat seksual : gangguan dalam nafsu seksual atau suatu keengganan terhadap aktivitas seksual genital. Gangguan rangsangan seksual : ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan respon fisiologis yang terkait dengan rangsangan seksual. Gangguan orgasme : kesulitan mencapai orgasme setelah adanya hasrat dan rangsangan seksual yang normal. Gangguan nyeri seksual : rasa sakit/nyeri pada daerah genital ketika melakukan aktivitas seksual.

Faktor penyebab : Biologis penyakit atau kurangnya produksi hormon. Psikodinamika konflik tak sadar yang berasal dari masa kanak-kanak Psikososial riwayat trauma atau penganiayaan seksual, sikap dan kepercayaan negatif tentang seksualitas. Kognitif ketakutan untuk gagal Hubungan masalah hubungan dan kegagalan untuk mengomunikasikan kebutuhan seksual.

Penanganan : biomedis (obat-obatan), dan terapi CBT ( terapi seks, membantu individu dan pasangan untuk mengembangkan hubungan seksual yang lebih memuaskan dan mengurangi kecemasan akan performa)

Skizofrenia dan Gangguan Psikotik Lainnya


Skizofrenia adalah suatu penyakit otak persisten serius yang mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam memproses informasi, hubungan interpersonal, serta memecahkan masalah. Skizofrenia ditandai dengan waham, helusinasi, pikiran yang tidak logis, pembicaraan yang tidak koheren, dan perilaku yang aneh. Sejarah konsep Skizofrenia Emil Kraeplein : demnsia prekoks kondisi kognitif memburuk, adanya waham dan halusinasi. Eugen Bleuler : 4 A (asosiasi, afektif, ambivalensi, autisme) Gabriel langfeldt : true schizofrenia ( depersonalisasi, autisme, emosi tumpul, perealisasi) dan schizofreniform Kurt Schneider : 1st rank symptoms (waham dan halusinasi) dan 2nd rank symptoms (gangguan persepsi lain, ide yang bersifat waham tiba-tiba, kebingungan, perubahan mood depresi dan euforik, kemiskinan emosi) Skizofrenia : kemunduran pada fungsi belajar/pekerjaan, hubungan sosial, penggunaan waktu senggang, dan perawatan diri. Orang skizofren menjadi manusia tidak produktif di usianya yang produktif. Proses berfikir pada orang skizofren :

Halusinasi (suara-suara di telinga), cara berfikir yang aneh, waham (isi pikiran yang aneh), inkoherensi (pembicaraan kacau), merasa dirinya tidak sakit (ego-sintonik), egosentrisme (merasa dirinya benar). Aspek perasaan : mudah tersinggung, mudah marah, acuh tak acuh. Tingkah laku : eksaltasi (kacau balau dabat membahayakan lingkungan), stupor (mematung dapat berakibat bunuh diri). Penyebab : hormonal, kimia pada otak (neurotransmitter dopamin 22), keturunan (kromosom), akibat stres berat dan berlarut-larut (model diathesis stress skizofrenia dapat timbul karena adanya integrasi antara faktor biologis, faktor psikososial dan lingkungan. Gejala Positif Skizofrenia : Delusi atau Waham, yaitu suatu keyakinan yang tidak rasional. Halusinansi, yaitu pengalaman panca indera tanpa ada rangsangan. Kekacauan alam pikir, yang dapat dilihat dari isi pembicaraannya. Gaduh, gelisah, tidak dapat diam, mondar-mandir, agresif, bicara dengan semangat dan gembira berlebihan. Merasa dirinya Orang Besar, merasa serba mampu, serba hebat dan sejenisnya . Pikirannya penuh dengan kecurigaan.

Gejala negatif skizofrenia : Alam perasaan tumpul dan mendatar. Menarik diri atau mengasingkan diri, suka melamun sukar diajak bicara, pendiam Pasif dan apatis

Ciri Skizofrenia :

1. Gangguan dalam Pikiran dan Pembicaraan Skizofrenia ditandai dengan gangguan dalam pemikiran dan dalam mengekspresikan pikiran melalui pembicaraan yang koheren dan bermakna. Gangguan dalam berpikir baik pada isi maupun bentuk pikiran. Gangguan dalam isi pikiran: mencakup waham, atau keyakinan yang salah yang menetap pada pikiran seseorang tanpa mempertimbangkan dasar yang tidak logis dan tidak ada bukti untuk mendukung keyakinan tersebut. Waham dapat memiliki bentuk yang berbeda, beberapa yang umum adalah: 1. Waham persekusi (misalnya, CIA tiba untuk menangkap saya) 2. Waham referensi (orang-orang di bis membicarakan saya) 3. Waham dikendalikan (meyakini bahwa pikiran, perasaan, impuls-impuls, atau tindakannya dikendalikan oleh kekuatan dari luar, seperti suruhan setan) 4. Waham Kebesaran (meyakini bahwa dirinya sebagai Yesus atau meyakini dirinya sedang dalam misi khusus, atau memiliki rencana yang hebat namun tidak logis untuk menyelamatkan dunia).

Waham lain yang umumnya terjadi meliputi: Pemancaran Pikiran Penyisipan Pikiran Penarikan Pikiran

2. Gangguan dalam Bentuk Pikiran : Tanda-tanda yang kurang umum terjadi mencakup neologisme (kata-kata baru), perseferasi (pengulangan persisten dari pikiran-pikiran atau respon yang sama), clanging (kecenderungan untuk merangkai kata-kata bersamasama karena irama atau suaranya terdengar sama), dan blocking (terputusnya pembicara secara tidak sengaja).

3. Kekurangan dalam Pemusatan Pikiran Kraepelin dan Bleuler mengemukakan bahwa skizofrenia mencakup kerusakan dalam proses pemusatan perhatian. Orang yang mengalami skizofrenia juga tampak waspada berlebihan, atau menjadi benar-benar sensitif terhadap suara-suara yang tidak relevan terutama selama pada tahap awal gangguan. Gangguan Gerakan Mata Sekitar satu dari tiga pasien skizofrenia kronis menunjukkan tanda-tanda gangguan mata (Ross, 2000). Gangguan gerakan mata (dikenal juga sebagai gangguan penelusuran mata) meliputi gerakan mata yang tidak normal saat menelusuri sebuah target yang melintasi pandangan. Gangguan gerakan mata tampaknya melibatkan kerusakan pada proses perhatian involunter di otak yang bertanggungjawab terhadap perhatian visual. Gangguan Persepsi Halusinasi auditoris (mendengarkan suara). Halusinasi taktil (seperti digelitik, sensasi listrik atau terbakar) dan halusinasi somatis (seperti merasa ada ular yang menjalar di dalam perut). Halusinasi visual (melihat sesuatu yang tidak ada), halusinasi gustatoris (merasakan dengan lidah sesuatu yang tidak ada) dan halusinasi olfaktoris (mencium bau yang tidak ada). Gangguan Emosi afek yang tumpul disebut juga afek datar. Afek datar disimpulkan dari ketiadaan ekspresi emosi pada wajah dan suara.

Subtipe Skizofrenia Berikut ini marilah kita membicarakan tipe-tipe khusus dari skizofrenia yang dikenal dalam sistem DSM

Tipe Tidak Terorganisasi (disorganized type) dihubungkan dengan ciri-ciri seperti perilaku yang kacau, pembicaraan yang tidak koheren, halusinasi yang jelas dan sering, afek yang datar dan tidak sesuai, waham yang tidak terorganisasi yang sering melibatkan tema-tema seksual dan religius. Tipe Katatonik, subtipe skizofrenia yang ditandai oleh gangguan yang nyata dalam aktivitas motorik seperti stupor katatonik. Waxy flexibility yaitu ciri-ciri yang kurang umum dari skizofrenia katatonik, dimana tungkai seseorang digerakkan ke posisi tertentu dan ia secara kaku mempertahankan posisi tersebut. Tipe Paranoid, subtipe skizofrenia yang ditandai oleh halusinasi dan waham yang sistematik, biasanya mencakup tema-tema persekusi.

Skizofrenia Tipe I vs. Tipe II Skizofrenia tipe I ditandai dengan simtom yang lebih menonjol, disebut simtom positif seperti halusinasi, waham, asosiasi yang longgar, perilaku yang aneh, dan gangguan pikiran. Skizofrenia tipe II : seperti kekurangan dalam keterampilan sosial, penarikan diri secara sosial, afek datar, kemiskinan pembicaraan dan pikiran, retardasi psikomotor, dan kegagalan dalam mengalami kesenangan. Bentuk-Bentuk Lain dari Psikosis Gangguan Psikotik Singkat : berlangsung dari satu hari hingga satu bulan dan ditandai dengan setidaknya satu dari ciri-ciri berikut: waham, halusinasi, pembicaraan yang tidak terorganisasi, atau perilaku yang tidak terorganisasi atau katatonik. Gangguan Skizofreniform : identik dengan skizofrenia, yang telah menetap selama setidaknya 1 bulan namun kurang dari 6 bulan. Gangguan Delusi : ditandai waham yang terus ada, sering kali bersifat paranoid, yang tidak memiliki kualitas yang tidak jelas sebagaimana bentuk yang ditemukan pada skizofrenia paranoid.

Gangguan Skizoafektif : mengalami baik gangguan mood yang parah dan ciri-ciri yang berhubungan dengan skizofrenia. Gangguan Spektrum Skizofrenia : meliputi gangguan-gangguan yang bervariasi tingkat keparahannya mulai dari gangguan kepribadian yang lebih ringan (jenis skizoid, paranoid, dan skizotipal) hingga skizofrenia sendiri.

Tipe-tipe Gangguan Delusi Tipe Tipe Erotomanik Deskripsi Keyakinan delusional bahwa orang lain, biasanya, seseorang dengan status sosial yang lebih tinggi, seperti bintang film atau figur politikus, jatuh cinta pada Anda; disebut juga dengan erotomania. Tipe Kebesaran Keyakinan yang melambung tentang nilai, pentingnya,

(Grandiose)

kekuasaan, pengetahuan, atau identitas diri Anda, atau keyakinan bahwa Anda memiliki hubungan yang khusus dengan Tuhan atau orang yang terkenal.

Tipe Cemburu

Waham cemburu di mana seseorang mungkin menjadi sangat yakin, tanpa sebab yang terjadi, bahwa kekasihnya tidak setia.

Tipe Persekusi

Jenis yang paling umum dari gangguan delusi, waham persekusi melibatkan tema-tema tentang adanya konspirasi untuk menentang dirinya, diikuti, dikhianati, dimata-matai, diracun atau diberi obat, atau di lain pihak difitnah atau diberi perlakuan salah.

Tipe Somatik

Waham yang melibatkan kerusakan, penyakit, atau gangguan fisik.

Tipe Campuran

Waham biasanya melibatkan lebih dari satu tipe; tidak ada tema tunggal yang mendominasi.

Anda mungkin juga menyukai