Anda di halaman 1dari 48

LENTUR DAN AKSIAL KOLOM

Referensi : Disain Beton Bertulang


Chu-Kia Wang, Charles G Salmon
PENDAHULUAN
Apakah yang dimaksud dengan kolom ?
Kolom adalah batang tekan dari
portal, yang memikul beban dari
balok. Bertugas meneruskan beban-
beban yang berasal dari elevasi atas
ke elevasi di bawahnya hingga
sampai ke tanah melalui pondasi.
KATEGORI KOLOM
1. Blok tekan pendek atau pedestal
Jika ketingggian kolom < dari 3 x dimensi lateral terkecil
dapat didesain tanpa tulangan atau beton murni dengan tegangan desain
maksimum 0,85fc, di mana = 0,70
jika beban total kolom > 0,85fcAg perlu memperluas pedestal atau
mendesain sebagai kolom beton bertulang
2. Kolom beton bertulang pendek
Jika kolom beton bertulang diawali dengan keruntuhan material maka
kolom diklasifikasikan sbg kolom pendek. Beban yang mampu dipikul
ditentukan oleh dimensi dan kualitas material
3. Kolom beton bertulang panjang atau langsing
dengan bertambahnya rasio kelangsingan maka deformasi lentur jg akan
semakin besar dan mengakibatkan momen sekunder, jika momen
sekunder ini dapat mengurangi kapasitas beban aksial kolom secara
signifikan maka kolom ini dinamakan kolom langsing desain rumit
sehingga perlu dihindari shg tidak ada kolom langsing
Kelangsingan tergantung pada adanya pengaku dan tidak adanya pengaku
lateral kolom
Jenis-jenis kolom
Kolo m beton murni dapat mendukung beban sangat
kecil
Kolom beton murni + tulangan longitdinal akan
meningkat kekuatannya cukup besar
Kolom beton murni + tulangan longitudinal +
kekangan lateral/sengkang akan meningkat lebih
besar lagi kekuatannya (akibat efek poisson yang
cenderung memberi tekanan dan mengembang ke
arah lateral thd kolom )
Menurut bentuknya :

Kolom segi empat atau bujur-sangkar ( gbr A)
Kolom bulat dengan pengikat sengkang atau spiral ( gbr B )
Kolom komposit, beton dan profil baja ( gbr C )

Sengkang
Sengkang
Spiral
Spiral
A. Kolom bersengkang B. Kolom Berspiral C. Kolom Komposit
Gambar : Jenis-jenis kolom
Gambar : Jenis-jenis kolom
Menurut beban yang bekerja:

Kolom sentris
Kolom eksentris (uniaksial & biaksial)
P P
Y
X
M
X
Y
P P
My
X
Y
ey
Mx
X
P
Y
a). kolom b). kolom uniaksial c). kolom biaksial
B A
C
B atau C A
a. Portal b. denah
LENTUR PADA KOLOM
Kolom pendek, k Lu/r 22 (runtuhnya karena material)
Kolom panjang, k Lu/r 22 (runtuhnya karena tekuk)
Di mana :
K = faktor tergantung pada keadaan ujung kolom
Lu = panjang kolom
r = jari-jari inersia = (I/A)
Menurut Kelangsingannya:
Kapasitas Beban Aksial Kolom
Kekuatan nominal P
n
dari kolom dengan beban
aksial saja :
Pn = 0,85.fc (A
g
A
st
) + f
y
. A
st
+1,95.f
sy
. A
sp
*

Di mana :
A
g
= luas brutto penampang kolom beton
A
st
= luas penampang tulangan longitudinal total
A
sp
= volume tulangan spiral per satuan panjang kolom
f
y
= tegangan leleh tulangan memanjang
F
sy
= tegangan leleh tulangan spiral
(Catatan :
*
jika ada tulangan spiral)
Gambar. Sifat kolom
spiral dan kolom
bersengkang
Gambar. Kurva deformasi kolom
Kombinasi Beban Aksial an Lentur
Kombinasi Beban Aksial an Lentur
Tulangan
Pengikat Lateral
Penulangan
Spiral
Keruntuhan Kolom Sengkang Persegi dan Spiral
Kolom Sengkang Persegi
Kolom pendek sengkang persegi jika dibebani sampai runtuh, sebagian beton
pembungkus akan gompal, kecuali jaraknya berdekatan
Tulangan longitudinal akan mengalami tekuk setelah sokongan lateralnya
hilang
Keruntuhan bersifat mendadak
Kolom Spiral
Kolom spiral jika dibebani hingga runtuh, bagian beton pembungkusan akan
gompal tetapi bagian inti akan terus berdiri
Jika spiral berdekatan maka bagian inti akan mampu menahan tambahan
beban yang sangat besar di atas beban yang menyebabkan gompal
Spiral yang berdekatan dan tulangan longitudinal akan membentuk sangkar
yang efektif untuk melingkupi/melindungi beton
Gompalnya penutup beton akan memberi peringatan terlebih dahulu jika
beban terus dinaikkan

Kekuatan Selimut Beton - Spiral
Kekuatan selimut beton, kekuatannya didekati
dengan rumus :
Kekuatan selimut = 0,85.fc.(A
g
A
c
), (1)
dimana A
c
adalah luas inti kolom

Kekuatan tulangan spiral (mampu menahan
minimal dua kali lebih efektif dalam menaikan
kapasitas ultimit kolom), kekuatannya didekati
dengan rumus :
Kekuatan spiral = 2.
s
. A
c
. f
y
(2)
Penyamaan kedua rumus :

0,85.fc.(A
g
A
c
) = 2.
s
. A
c
. F
y

s
= 0,425 ((A
g
/A
c
)-1) (fc/fy)
agar spiral lebih kuat dari inti, maka diambil nilai
sbb :

s
= 0,45 ((A
g
/A
c
)-1) (fc/fy)
Menentukan volume tulangan spiral dalam satu loop

s
= (volume spiral dalam satu loop)
(Volume inti beton untuk jarak sprial s)

s
= V
spiral
/ V
eton


= ((a
s
.(D
c
d
b
) )/((D
c
2
/4).s)
= (4 a
s
(D
c
d
b
))/(s.D
c
2
)
Dimana :
D
c
= diamater dari inti diameter luar spiral
a
s
= luas penampang tulangan spiral
d
b
= diameter tulangan spiral
Persyaratan Kolom
Persentase tulangan tidak boleh kurang dari 1% x
penampang bruto
Persentase tulangan maksimum tidak boleh lebih dari 8%
luas penampang bruto
Jumlah tulangan minimum 4 untuk kolom dengan
sengkang persegi/lingkaran, 3 untuk sengkang segitiga
dan 6 untuk sengkang spiral
Syarat tulangan kolom dan sengkang (SNI 03 2847 2002)
Sengkang tidak boleh kurang dari D10 untuk tulangan
longitudinal D32 atau yang lebih kecil dan D13 untuk
tulangan longitudinal lebih besar dari D32
Contoh -1
Hitung dimensi dan penulangan kolom pendek bujur sangkar yang menerima beban Pu = 2800 kN, jika fc
=28 MPa, fy=350 MPa, jika = 2 %.
Penyelesaian :
Penentuan Dimensi Kolom
Pu = 0,80 Pn kolom persegi
Pu = 0,80 [0,85fc(Ag-Ast)+fy Ast]
2800 x 10
3
= (0,65 )(0,80)[(0,85)(28)(Ag-0,02Ag)+(350)(0,02Ag)
Ag = 177 569 mm
2

Digunakan penampang ukuran 425 mm x 425 mm (Ag=180 625 mm
2
)
Penentuan Tulangan Longitudinal
2800 x 10
3
= (0,65 )(0,80)[(0,85)(28)(180625-Ast)+(350)(Ast)
2800 x 10
3
= 2 235 415-12,376Ast+182Ast
Ast = 564585/169,624 = 3328,5 mm
2
(digunakan tulangan utama 10D22
Penentuan Tulangan Sengkang (dipakai D10)
(a). 16 x 22 = 352 mm
(b). 48 x 10 = 480 mm
(c). Dimensi kolom terkecil = 425 mm (gunakan tulangan sengkang D10-350mm)
(Cek sesuai SNI dulu)
Kekuatan aksial maksimum
Kekuatan Aksial Tekan Maksimum
Kekuatan Aksial Tekan Maksimum
Evaluasi kekuatan kolom
Evaluasi berdasarkan anggapan-
anggapan sbb :
Distribusi tegangan regangan linear
Regangan beton maksimal = 0.003
Kekuatan tarik beton diabaikan
Luas penampang = Ag = b.h
Luas total tulangan = Ast
Luas besih = (Ag - Ast)
Ast = As + As
Po = 0.85 Fc(Ag-Ast) + (Ast.Fy)
emin = 10 % h

Dengan memperhatikan eksentrisitas
min, harga Po harus direduksi :
Pn (max) = 0.80 Po, untuk kolom
bersengkang.
Pn (max) = 0.85 Po, untuk kolom
berspiral.

Beban nominal ini masih harus
direduksi lagi dengan factor reduksi
kekuatan. ().
A
s
A
s
'
h
b
= 0,003
0,85f
c
'
P
o

C
s
=A
s
f
y
C
s
'=A
s
' f
y

C
c
=0,85 f
c
'(A
g
-A
s
t)
KOLOM PENDEK DENGAN BEBAN SENTRIS
KOLOM PENDEK DENGAN BEBAN EKSENTRIS
Pn = Cc + Cs Ts
Mn = Pn e
= Cc ( a/2 ) + Cs ( d ) + Ts ( d - )
fs = Es s fy
fs = Es s fy
Cc = 0,85 fc ab
Cs = As fs
Ts = As fs
Pn = 0,85 fc ab + As fs As fs
(di momen terhadap pusat plastis)
Mn = Pn e
= ( a/2 ) + As fs ( d ) + As fs ( d - )
catatan :
c = jarak sumbu netral dari serat tekan terluar
= jarak pusat plastis dari serat tekan terluar
e = eksentrisitas beban ke pusat plastis.
e = eksentrisitas beban ke tulangan tarik.
d = selimut efektif tulangan tekan.

h
A
s
' A
s
b
d'
d
y

s

e
s
'

c
=0,003
T
s

C
s

C
c

0,85f
c
'
d-d'
a
e
e'
pusat plastis
RAGAM KERUNTUHAN KOLOM
Berdasarkan besarnya regangan pada tulangan baja
yang tertarik, penampang kolom dibagi menjadi dua
kondisi awal keruntuhan.
Keruntuhan tarik, diawali dengan lelehnya tulangan
tarik.
Keruntuhan tekan, diawali dengan hancurnya
tulangan yang tertekan.

Kondisi balanced, terjadi apabila diawali dengan
lelehnya tulangan yang tertarik, sekaligus hancurnya
beton yang tertekan.

Apabila Pu adalah beban aksial, dan Pnb adalah beban
aksial pada kondisi balanced, maka :
Bila Pn < Pnb keruntuhan tarik
Bila Pn = Pnb keruntuhan balanced
Bila Pn > Pnb keruntuhan tekan
.
KERUNTUHAN BALANCED


s
y
b
E
f
d
c
+
=
003 , 0
003 , 0
( ) ( ) y d f A d' y ' f ' A
2
a
y b. a ' 0,85.f b .M
e b P b M
f A ' f ' A b a ' 0,85f b P
d
f 600
600
c a
d
f 600
600
c
y s s s
b
b c n
b n n
y s s s b c n
y
1 b 1 b
y
b
+ +
|
.
|

\
|
=
=
+ =

+
= =

+
=
,dimana Ey = 200000 MPa
Kondisi balanced tercapai apabila tulangan tarik
mengalami regangan leleh y dan pada saat itu
beton mengalami regangan hancur (0,003)


KERUNTUHAN tarik
Berlaku bila Pn < Pnb atau e > et.
Persamaan dasar (1) masih berlaku, dengan :
Fs = fy : fc fy.
Bila tulangan tekan belum leleh, di pakai cara coba-
coba ( dengan c < cb )
Bila As = As dan tulangan tekan meleleh, maka
persamaan dasar (1) dapat disederhanakan sebagai
berikut:
Perhitungan dalam
daerah tarik menentukan
Daerah tarik menentukan
Dengan memisalkan regangan tulangan tekan lebih
besar dari regangan leleh, maka keseimbangan gaya
gaya T, Cs, Cc adalah :
T = A
s
. f
y
C
s
= A
s
. (f
y
0,85 f
c
)

C
c
= 0,85 f
c
a b (a =
1
c)


Keseimbangan gaya menjadi :
P
n
= 0,85 f
c
a b + A
s
. (f
y
0,85 f
c
) - A
s
. f
y

Tarik Menentukan
Langkah penyederhanaan dengan asumsi tulangan
tekan dan tulangan tarik sama yaitu

= , maka :



Bila tanpa tulangan tekan,

= 0 maka menjadi :



Pn = 0,85 fc ab
Mn = 0,85 fc ab ( 0,85 fc ab ( a/2)+ As fy ( d) + As fy ( d )
Untuk As = As dan = h/2 , maka :
Mn = Pn = 0,85 fc ab (h/2 a/2) + As fy (d d)
Untuk e diketahui, Pn = ..?
Pn e = Pn (h/2 a/2) + As fy (d d)

maka :


Dibentuk persamman kuadrat :




Untuk mempermudah perhitungan, persamaan tersebut disederhanakan :


Dimana :
dan

) ( '
'. . 7 , 1
.
2
d d f A
b f
P h
P e P
y s
c
n
n n
+
(

=
( ) 0 '
2 '. . 7 , 1
2
= |
.
|

\
|
d d f A e
h
P
b f
P
y s n
c
n
( )
(
(


+ |
.
|

\
|
+ |
.
|

\
|
=
b f
d d f A
e
h
e
h
b f P
c
y s
c n
'. . 85 , 0
' . . 2
2 2
. '. . 85 , 0
2
(

+ + =
s e e c n
K K K b f P
2
. '. . 85 , 0
e
h
K
e
=
2
b f
d d f A
K
c
y s
s
' 85 , 0
) ' (


=
Penjelasan Pn Kolom Tarik Menetukan
( )
(
(


+
|
.
|

\
|
+
|
.
|

\
|
=
b f
d d f A
e
h
e
h
b f P
c
y s
c n
'. . 85 , 0
' . . 2
2 2
. '. . 85 , 0
2
(

+ + =
s e e c n
K K K b f P
2
. '. . 85 , 0
e
h
K
e
=
2
b f
d d f A
K
c
y s
s
' 85 , 0
) ' (


=
KERUNTUHAN TEKAN
Berlaku bila Pn > Pnb atau e < eb
Tegangan pada tulangan tarik fs < fy
Berlaku persamaan dasar (!), dengan cara coba-
coba harga c ( c > cb )
Penyelesaian pendekatan cara whitney, yaitu :

18 , 1
. . 3
'
5 , 0
'
'
2
+
+
|
.
|

\
|
+

=
d
e h
bhf
d d
e
f A
P
c
y s
n
Rumus
Whitney
Kasus Tekan
Menentukan
Faktor reduksi kekuatan
Aksial tarik, aksial tarik dengan lentur = 0,80.
Aksial tekan, aksial tekan dengan lentur :
Dengan tulangan spiral = 0,70
Dengan sengkang = 0,65
Bila nilai aksial kecil dimana :
Pn < 0,1 f c Ag atau Pn < Pn b
Maka nilai boleh ditingkatkan secara linear
menjadi 0,8
Variasi dalam
untuk balok balok
yang mempunyai
tulangan simetris
Daerah I Eksentrisitas Minimum
Perencanaan Daerah I berlaku bila :
1. Unsur struktur yang mempunyai kelangsingan
kLu/r yang rendah sehingga pengaruh
kelangsingan dapat diabaikan
a) unsur struktur dibebani dengan tekan aksial di
mana momen lentur dianggap kecil
b) Momen lentur diperhitungkan, namun harga
eksentrisitas, e = Mu/Pu yang bersangkutan
lebih kecil dari e minimum
Daerah I Eksentrisitas Minimum
2. Unsur struktur di mana pengaruh kelangsingan harus
ditinjau, diperlukan perhitungan momen lentur, dengan
hasil dikalikan dengan faktor sbb :
a) bila eksentrisitas e = Mu/Pu pada salah satu ujung
dihitung dan ternyata lebih kecil dari yang ditetapkan
oleh peraturan (0,6 + 0,03h) inc, maka harus digunakan
(0,6 + 0,03h) sebagai harga dasar yang akan dikalikan
dengan faktor. Bila (0,6 + 0,03h) lebih kecil dari e
min maka perencanaan di daerah I
b) bila eksentrisitas ujung e = Mu/Pu melebihi (0,6 +
0,03h) inc, maka harga e yang dihitung dikalikan untuk
memberikan e .Bila e kurang dari e min maka
perencanaan di daerah I

Daerah I Eksentrisitas Minimum
p
Po
Mn max
Pn max
e

m
i
n
M
u
,
P
u
OMn Mn
0,1 fc' Ag
(Mnb , Pnb)
(Mn , Pn)
e
1
cara whitney
M
n
,
P
n
e
b
k
e
r
u
n
t
u
h
a
n

b
a
l
a
n
c
e
d
w
h
i
t
n
e
y

n
o
n

k
o
n
s
e
r
v
a
t
i
f
daerah keruntuhan
tekan
daerah keruntuhan
tarik
M
senkang = Pn max = 0,8 Po
spiral = Pn max = 0,85 Po
Diagram interaksi Aksial-Momen ( P-M )
MULAI
Peta desain, pembebanan, fc', fy
Asumsikan : b, d, h, d', As, As', dan jenis sengkang
cb =
600
600+fy
d , ab = |1.cd , fs' = 0,003.Es.
cb-d'
cb
s fy.
Pnb = 0,85.fc'.ab.b + As'.fs' - As.fy ,
Mnb = 0,85.fc'.ab.b. (
h
2
-
ab
2
) + As'.fs' .(
h
2
- d' ) + As.fy( d -
h
2
)
eb =
Mnb
Pnb
keruntuhan tekan
fs'b > fy
Ke =
h
2
- e
e > eb keruntuhan tarik
tdk ya
As' + b.h.fc'
ya
Hitung Pu , Mu , dan e =
Mu
Pu
2
cara coba-coba ( e < eb )
Ke =
h
2
- e
Ks =
2.As.fy.(d-d')
0,85.fc'.b
Pn = 0,85.fc'.b.[Ke + \(Ke + Ks)]
a =
Pn
0,85.fc'.b
, c =
a
1
, fs' = 0,003.Es.
c-d'
c
perbaiki ukuran penampang
dan atau tulangan
CPn ~ beban luar rencana Pu
fs > fy
desain tulangan lateral
As' + b.h.fc'
e
d-d'
+ 0,5
3.h.e
d
+ 1,18
Pn =
2
selesai
tdk
ya
Bagan alir perencanaan kolom segi empat
dengan tulangan hanya pada dua sisi
Perencanaan kolom
Langkah langkah perencanaan :
Hitung Mu , Pu dan Tentukan fc dan fy.
Tentukan b , h , dan d.
Hitung Pub secara pendekatan. Dengan As = As dan
keduanya leleh, maka :
Pnb = Cc = 0,85.fc.ab
Dimana : a = 1. c

=

Hitung Pn = Pu/
= 0,65 , untuk Pu 0,10.fc.Ag
= 0,80 , untuk Pu < 0,10.fcAg

d
f
y

+ 600
600
. 1
|
Bila Pn < Pnb terjadi keruntuhan tarik




Bila Pn > Pnb terjadi keruntuhan tekan




Dari rumus witney , di dapat :

( )
b f
P
a
d d f
a h e P
A
c
n
y
n
s
'. . 85 , 0
) ' (
2 / 2 /
=

+
=
' . .
18 , 1
. . 3
5 , 0
'
3
2 2
1
fc h b K
d
e h
K
d d
e
K
=
+ =
+

=
2 1
'
K
K
K
f A
P
c
y s
n
+ =
|
|
.
|

\
|
=
c n
y
s
K
K
K
P K
f
A
2
1
1
. .
1
'
, sehingga :
47
Tentukan jumlah dan diameter tulangan Ast = As +
As.
Persyaratan tulangan : 0,01 Ast/Ag 0,08


Saran :


Untuk menyakinkan hasil perencanaan harus di chek
dengan
Analisis , selanjutnya harus dipenuhi : Pu Pu/ .
04 , 0 <
g
s
A
t A

Anda mungkin juga menyukai