PENDAHULUAN
Tidak sedikit wanita hamil mengalami perdarahan. Kondisi ini terjadi di awal masa kehamilan (trimester pertama), tengah semester (trimester kedua) atau bahkan pada masa kehamilan tua (trimester ketiga). Perdarahan pada kehamilan merupakan keadaan yang tidak normal sehingga harus diwaspadai. Ada beberapa penyebab perdarahan yang dialami oleh wanita hamil.Setiap kasus muncul dalam fase tertentu.
Pendarahan pada kehamilan sendiri berarti pendarahan melalui vagina yang terjadi pada masa kehamilan,bukan pendarahan dari organ atau sistem lainnya. Pendarahan pada kehamilan adalah masalah yang cukup serius terjadi pada masyarakat indonesia yang mengakibatkan mortalitas yang cukup tinggi pada ibu-ibu di Indonesia. Pendarahan pada kehamilan sendiri sebenarnya dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang selanjutnya akan memudahkan kita untuk mengetahui penyebab dan mencari solusi atau penatalaksaan dari pendarahan tersebut.
Pendarahan pada kehamilan muda Pendarahan sebelum melahirkan (antepartum hemoragik) Pendarahan setelah melahirkan (postpartum hemoragik)
Mola hidatidosa adalah penyakit yang berasal dari kelainan pertumbuhan trofoblas plasenta atau calon plasenta dan disertai dengan degenerasi kistik villi dan perubahan hidropik. Hamil anggur atau mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal berupa tuor jinak yang terjadi sebagai akibat kegagalan pembentukan bakal janin, sehingga terbentuk jaringan permukaan membrane (villi) mirip gerombolan buah anggur.
ETIOLOGI
Penyebab mola hidatidosa tidak diketahui secara pasti, namum faktor penyebabnya adalah : Faktor ovum : Ovum memang sudah patologik sehingga mati, tetapi terlambat dikeluarkan. Imunoselektif dan troploblast Keadaan sosial-ekonomi yang rendah, paritas tinggi Kekurangan protein Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas (Mochtar, Rustam)
PATOFISIOLOGI
Mola hidatidosa dapat terbagi menjadi : Mola hidatidosa komplet (klasik) jika tidak ditemukan janin Mola hidatidosa inkomplet (parsial) jika disertai janin atau bagian janin
GAMBARAN KLINIK
Gambaran klinik yang biasanya timbul pada klien dengan mola hidatidosa adalah :
Amenore dan tanda-tanda kehamilan Perdarahan pervaginam berulang. Darah cenderung berwarna coklat, pada keadaan lanjut kadang keluar gelembung mola. Pembesarabn uterus lebih besar dari usia kehamilan Tidak terabanya bagian janin pada palpasi dan tidak terdengarnya DJJ sekalipun uterus sudah membesar setinggi pusat atau lebih. Preaklamsia atau eklamsia yang terjadi sebelum kehamilan 24 minggu (Mansjoer, Arif, dkk)
ANATOMI FISIOLOGI
ANATOMI Uterus adalah organ yang tebal, berotot, berbentuk buah pear, terletak dalam rongga panggul kecil di antara kandung kemih dan anus. Ototnya disebut miometrium dan selaput lendir yang melapisi bagian dalamnya disebut endometrium. Peritonium menutupi sebagian besar permukaan luar uterus, terletak uterus sedikit antefleksi pada bagian lehernya dan anteversi (meliuk agak memutar kedepan) dengan fundusnya terletak diatas kandung kencing.
Uterus dibagi menjadi 3 bagian yaitu : Fundus : Bagian lambung diatas muara tuba uterine Badan Uterus : Melebar dari fundus ke serviks Isthmus : Terletak antara badan dan serviks
FISIOLOGIS Untuk menahan ovum yang telah dibuahi selama perkembangan sebutur ovum, sesudah keluar dari ovarium diantarkan memalui tuba uterine ke uterus (pembuahan ovum secara normal terjadi dalam tuba uterine). Sewaktu hamil secara normal berlangsung selama 40 minggu, uterus bertambah besar, tapi dindingnya menjadi lebih tipis tetapi lebih kuat dan membesar sampai keluar pelvis, masuk kedalam rongga abdomen pada masa fetus.
Pada umumnya setiap kehamilan berakhir dengan lahirnya bayi yang sempurna. Tetapi dalam kenyataannya tidak selalu demikian, seringkali perkembangan kehamilan mendapat gangguan. Demikian pula dengan penyakit trofoblas, pada hakekatnya merupakan kegagalan reproduksi.
Di sini kehamilan tidak berkembang menjadi janin yang sempurna, melainkan berkembang menjadi keadaan patologik yang terjadi pada minggu-minggu pertama kehamilan, berupa degenerasi hidrifik dari jonjot karion, sehingga menyerupai gelembung yang disebut Mola Hidatidosa.
Pada umumnya penderita mola hidatidosa akan menjadi baik kembali, tetapi ada diantaranya yang kemudian mengalami degenerasi keganasan yang berupa karsinoma (Wiknjosastro, Hanifa)
TES DIAGNOSIS
Pemeriksaan kadar beta HCG : pada mola terdapat peningkatan kadar beta HCG darah atau urine Uji Sonde : Sonde (penduga rahim) dimasukkan pelanpelan dan hati-hati kedalam kanalis servikalis dan cavum uteri. Bila tidak ada tahanan, sonde diputar setelah ditarik sedikit, bila tetap tidak ada tahanan, kemungkinan mola (cara Acosta-Sison) Foto Rontgen Abdomen : Tidak terlihat tulang-tulang janin (pada kehamilan 3-4 bulan) USG (Ultrasonography) : Pada mola akan terlihat badai salju (snow flake pettern) dan tidak terlihat janin. Foto Toraks : Pada mola ada gambaran emboli udara Pemeriksaan T3 dan T4 bila ada gejala tirotoksikosis (Arif, Mansjoer, dkk)
PENATALAKSANAAN MEDIK
1.
2.
3.
4.
5.
Diagnosis Dini Pemeriksaan USG Lakukan pengosongan jaringan mola dengan segera Antisipasi komplikasi (krisis tiroid, perdarahan hebat atau perforasi uterus) Lakukan pengamatan lanjut hingga minimal 1 tahun
PENERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang pada Mola Hidatidosa yaitu: Foto Toraks HCG urine atau serum USG Uji sonde Pemeriksaan T3 dan T4 bila ada gejala tirotoksikosis
PENANGANAN
Terapi Mola hidatidosa ada 3 tahapan yaitu :
Perbaikan
keadaan umum Pengeluaran jaringan mola dengan cara kuretase dan histerektomi Pemeriksaan tindak lanjut
KOMPLIKASI
Komplikasi pada Mola Hidatidosa adalah : Perdarahan Hebat Anemis Syok Infeksi Perforasi Uterus Keganasan (PTG)
TERIMA KASIHHH