Anda di halaman 1dari 8

KOMPONEN UTAMA & PRINSIP KERJA SOLAR HOME SYSTEM

Komponen Komponen Solar Home System Panel Surya Sel surya kristal mempunyai tegangan beban nol sekitar 0,6 volt dan arus hubung singkat maksimum 3 ampere (dari luas permuakaan 100 cm2). Tegangan yang didapatkan pada titik kerja 0,5 volt yang hampir tak dapat digunakan bagi konsumen. Oleh karena itu untuk mendapatkan tegangan dan daya yang dapat dimanfaatkan oleh konsumen, kemungkinan beberapa sel surya akan dihubungkan secara seri maupun paralel. Panel surya atau modul surya adalah kumpulan sel sel surya yang dirangkai sedemikian rupa (seri atau paralel) sesuai dengan keperluan. Sedangkan generator surya (array) adalah sekumpulan beberapa panel surya yang dirangkai sedemikan rupa (seri atau paralel) sesuai dengan keperluan.

Gambar 1 Modul Surya dan Generator Surya (Array)

Dalam banyak penggunaan terutama untuk keperluan umum panel surya diproduksi dengan daya 50Wp pada penyinaran 1000 W/m2 dengan tegangan 16,8 volt yang memungkinkan dihubungkan dengan baterai 12 volt. Ukuran, berat, tegangan beban nol, arus hubung singkat dan daya total merupakan bagian penting dari pembuat (produsen) generator surya ini. Panel dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat mengamankan pengaruh mekanik. Kekuatan panel yang sering dibuat produsen digaransi sampai 20 tahun. Kebanyakan panel memiliki bahan sejenis gelas di bagian depan dan di bagian belakang semacam bahan PVC (Eva, Tedler dan lain lain). Umumnya sebagian rangka panel terbuat dari bahan alumunium. Biasanya setiap panel yang diproduksi selalu dilengkapi dengan brosur yang memuat informasi tentang panel, terutama panel panel yang memiliki daya 36 Wp ke atas. Solar Charge Regulator Controller/ Solar Charge Regulator adalah alat elektronik pada system Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Alat ini berfungsi mengatur lalu lintas listrik dari modul surya ke baterai. Apabila baterai sudah penuh maka listrik dari modul surya tidak akan masuk/mengalir kedalam baterai dan sebaliknya. Dan apabila muatan listrik dalam baterai tinggal 20 30%, maka secara otomatis beban tidak akan menyala (arus dari baterai tidak dapat dialirkan ke beban).

Gambar 2 Solar Charge Regulator Type Phocos, Buatan Jerman

Versi standard umumnya dilengkapi dengan fungsi fungsi untuk melindungi baterai dengan proteksi proteksi berikut: 1. LVD, Low voltage disconnect, apabila tegangan dalam baterai rendah, ~11.2 V, maka untuk sementara beban tidak dapat dinyalakan. Apabila tegangan baterai sudah melewati 12V, setelah di charge oleh modul surya, maka beban akan otomatis dapat dinyalakan lagi (reconnect). 2. HVD, High Voltage Disconnect, memutus listrik dari modul surya jika baterai sudah penuh. Listrik dari modul surya akan dimasukkan kembali ke baterai jika voltage baterai kembali turun. 3. Short Circuit Protection, menggunakan electronic fuse (sekering) sehingga tidak memerlukan fuse pengganti. Berfungsi untuk melindungi system PLTS apabila terjadi arus hubung singkat baik di modul surya maupun pada beban. Apabila terjadi short circuit maka jalur ke beban akan dimatikan sementara, dalam beberapa detik akan otomatis menyambung kembali. 4. Reverse Polarity, melindungi dari kesalahan pemasangan kutub (+) atau (-) 5. Reverse Current, melindungi agar listrik dari baterai/accu tidak mengalir ke modul surya pada malam hari. 6. PV Voltage Spike, melindungi tegangan tinggi dari modul pada saat baterai tidak disambungkan ke controller. 7. Lightning Protection, melindungi terhadap sambaran petir (s/d 20.000 volt). Adapun fungsi tambahan dari alat ini sebagai berikut: 1. Secara dramatis meningkatkan efisiensi pengsisian baterai. 2. Menyeimbangkan kerja sel sel baterai.

3. Memperpanjang usia baterai. 4. Pengaturan sendiri selama tegangan turun. 5. Mengatur transfer energi dari modul surya ke baterai atau baterai ke beban, secara efisiensi dan semaksimal mungkin. 6. Memberikan informasi kondisi sistem pada pemakai. 7. Sebagai pusat pengkabelan (wiring) antara modul surya, baterai, beban. Seperti halnya panel surya, regulator ini perlu diketahui data data tekniknya, sehingga penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan. Baterai Baterai merupakan peralatan penting pada suatu pembangkit listrik tenaga surya. Baterai menyimpan energi listrik yang diterimanya pada siang hari dan akan dikeluarkan pada malam hari untuk melayani beban (terutama untuk penerangan). Disamping itu baterai juga berfungsi meyediakan daya kepada beban waktu tidak ada cahaya matahari dan harus pula meratakan perubahan perubahan yang terjadi pada beban. Banyak tipe baterai yang beredar dipasaran dengan memiliki kelebihan dan kekurangannya. Baterai biasanya diklasifikasikan terhadap dua tipe, yaitu: Baterai primer Baterai sekunder

Sedangkan baterai sekunder terbagi lagi menjadi 2 jenis yakni baterai basah dan baterai kering. Baterai yang biasa digunakan untuk pembangkit listrik tenaga surya adalah baterai sekunder (baterai basah / kering), yaitu baterai yang dapat diisi dan dikosongkan berulang ulang. Berikut gambar sebuah baterai tipe sekunder yang berjenis basah.

Gambar 3 Baterai (Aki) 12 V/45 Ah/20 Hr Hal hal yang perlu mendapat perhatian dari peralatan baterai ini adalah: a) Kapasitas Satuan kapasitas suatu baterai adalah ampere jam (Ah). Bisanya informasi ini terdapat pada label suatu baterai, misalnya suatu baterai dengan kapasitas 70 Ah akan penuh terisi dengan arus 1 ampere selama tujuh puluh (70) jam. b) Penerimaan arus pengisian yang kecil Baterai harus dapat diisi dengan arus pengisian yang agak kecil (pada cuaca yang jelek sekalipun), sehingga tidak ada energi surya yang terbuang begitu saja. c) Efisiensi Ah ( Ah) Baterai menyimpan dengan jumlah ampere jam, dengan suatu efisiensi Ah ( Ah) dibawah 100 % (biasanya 90 %). Efisiensi ini disebut juga dengan istilah efisiensi Coulombscher. d) Efisiensi Wh ( Wh) Efisiensi Wh ( Wh) adalah suatu perbandingan energi yang ada dan yang dapat dikeluarkan. Efisiensi Wh ( Wh) selalu lebih rendah dari efiseinsi Ah ( Ah) dan biasanya 80 %. Hal hal yang perlu mendapat perhatian dalam memilih suatu baterai adalah:

Jenis baterai, gunakan jenis baterai untuk PLTS dengan kapasitas yang mampu memberikan DOD (Depth of Discharge, yaitu kapasitas minimal yang boleh dikeluarkan (discharge) dari baterai. Umumnya diambil DOD = 0,8). Tegangan yang dipersyaratkan. Jadwal waktu pengoperasian dan mampu memasok energi selama 3 4 hari. Kapasitas (Ah). Suhu pengoperasian. Ukuran, bobot dan umur baterai yang mampu mencapai 2 4 tahun. Inverter Inverter adalah peralatan listrik yang dapat merubah arus listrik searah (DC) menjadi arus listrik bolak balik (AC). Inverter yang mampu merubah arus listrik (AC) ke (DC) dan sekaligus juga mampu merubah dari (DC) ke (AC) disebut Bi-directional Inverter. Peralatan ini termasuk peralatan yang rumit terutama untuk pemakaian daya yang besar. Berdasarkan pada model gelombangnya inverter dibagi dalam dua kategori besar: Pure Sinewave dan Modified Sinewave. Untuk penggunaan peralatan yang menggunakan motor (pompa, AC, kulkas dll) diharuskan menggunakan pure sinewave inverter (jika tidak akan menimbulkan noise), sedangkan untuk penggunaan yang tidak melibatkan motor maka inverter modified sinewave sudah cukup memadai. Pure sinewave inverter lebih mahal dibandingkan modified sinewave inverter.

Gambar 4 Inverter Modified Sinewave 500W Type TBE

Jika suatu inverter dihubungkan dengan: a. Beban R (lampu pijar) Arus dan tegangan sefase, misalnya 3 buah lampu pijar masing masing 20 watt dan sebuah setrika 250 watt. Dalam hal ini jumlah beban dapat dijumlahkan langsung yakni 310 Watt = 310 VA. Jadi inverter minimal mempunyai kapasitas 310 VA. b. Beban induktif Di sini akan timbul beda fase antara arus dan tegangan. Misalnya untuk motor motor, pompa dan alat alat listrik yang mengandung gulungan. Contoh suatu motor listrik 400 watt dengan faktor kerja 0,6 maka inverter yang digunakan minimal S = P/Cos phi = 400/0,6 = 677 VA. Untuk motor motor dan beban induktif lainnya harus diperhatikan tentang faktor daya ini. Suatu motor memerlukan antara 3 6 kali arus nominal, pada saat motor start. Hal ini harus dipertimbangkan dalam pemilihan suatu inverter. c. Hubungan inverter dan baterai Untuk dapat memenuhi daya pada terminal output suatu inverter, haruslah pada input tegangan rendah tersedia kapasitas baterai yang memenuhi. Kapasitas baterai pada suatu inverter 1000 VA haruslah tidak dibawah 200 Ah. Inverter yang diperjual belikan dipasaran sudah ada pula yang dilengkapi dengan pengaman baterai, yang memutus hubungan ke beban jika tegangan pada baterai tidak mencukupi.

Sistem Pengkabelan (Wiring System)

Tujuan pengkabelan ini adalah: Meminimalkan Rugi daya dan tegangan jatuh, dengan cara: - Sesuaikan kapasitas kabel untuk kompensasi temperatur.

- Buatlah pengkabelan yang pendek pendek. - Sesuaikan diameter kabel dengan arus yang mengalir. - Sesuaikan panjang kabel untuk meminimalkan tegangan jatuh. Gunakan pelindung kebel (conduit) yang sesuai atau ditanam langsung, berfungsi untuk melindungi kabel kabel dari gangguan yang mungkin timbul akibat rembesan air huja, debu dan panas yang berlebihan. Meminimalkan jumlah koneksi agar keandalan (reliability) tinggi, biaya tenaga kerja rendah dan sistem lebih aman. Jenis kabel penghantar standart pada instalasi Solar Home System (SHS) yang digunakan adalah kabel tembaga jenis serabut dan fleksibel (yaitu jenis NYM HYO).

Komponen Lain yang Penting dan Perlu Dipertimbangkan Komponen lain yang penting dan perlu dipertimbangkan dalam Solar Home System

(SHS) adalah: - Pengaman arus lebih - Saklar pemisah - Pentanahan (Grounding)

Referensi - Daryanto, 2007. ENERGI Masalah dan Pemanfaatannya Bagi Kehidupan Manusia, Yogyakarta: Pustaka Widyatama. Agarwal. 1996. Uptake of Carbon dioxide from flues gas, Energy Conversion and Management. 37 (6-8): 1363-1367. Lab. Teknik elektro Universitas Muhammadiyah yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai