Anda di halaman 1dari 18

1

LINKAGE TEKLA STRUCTURES 14 DENGAN STAAD Pro V8i STUDI KASUS PADA
MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG HARTONO ELEKTRONIK SHOWROOM
Ruhut Tua Uli Nainggolan
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh November
Abstrak
Tekla Structures 14 merupakan program bantu dalam dunia teknik sipil yang dapat
digunakan untuk memodelkan elemen-elemen struktur, menggambarkan detail penulangan
struktur, dan menyajikan volume material dari elemen struktur tersebut dengan tampilan yang
lebih menarik dan cara yang lebih mudah. Selain itu Tekla Structures 14 dapat dihubungkan
dengan program analisa struktur seperti STAAD pro V8i (2007 build 05) melalui linkage untuk
menganalisis struktur tersebut. Dengan kegunaan dan kelebihan tersebut, program ini lebih
banyak diaplikasikan pada struktur baja. Untuk itu, perlu dilakukan studi kasus aplikasi progam
ini pada bangunan yang berorientasi pada beton bertulang.
Gedung Hartono Elektronik Showroom adalah gedung dengan struktur utama beton
bertulang yang terdiri dari enam lantai. Gedung ini terletak disurabaya dengan zona gempa
sedang. Dengan latar belakang tersebut, maka studi kasus aplikasi Tekla Structures 14 dilakukan
pada gedung ini dengan modifikasi pada sistem yang digunakan yaitu sistem precast.
Tujuan akhir dalam modifikasi perencanaan gedung ini adalah pemanfaatan program
Tekla Structures v.14 dan linkage Tekla Structures V.14 dengan STAAD pro V8i pada gedung
dengan sistem precast yang disesuaikan dengan peraturan peratauran yang berlaku seperti
PPIUG 1983, SNI 03-2847-2002, SNI 03-1726-2002 serta PCI Design HandBook Sixth Edition..
Kata Kunci : Linkage Tekla Structures 14, STAAD pro V8i, Precast.
PENDAHULUAN
Latar belakang
Tekla Structures merupakan perangkat lunak
yang berfungsi untuk membangun model
informasi (Building Information Modeling)
yang memiliki banyak kelebihan. Adapun
kelebihan Tekla Structures diantaranya
adalah dapat menyederhanakan penyelesain
proses desain, detail, pabrikasi dan
organisasi konstruksi (Tekla Coorporation).
Dalam penyelesaian proses desain, Tekla
Structures dapat diintegrasikan dengan
program analisa struktur seperti SAP 2000,
STAAD Pro, ataupun ROBOOT. Sedangkan
untuk proses detailing, Tekla Structures juga
dapat diintegrasikan dengan program CAD
(computerized Aided Drawing ). Dengan
kelebihan dalam hal desain, detail dan
pabrikasi tersebut, program ini lebih tepat
diaplikasikan pada perencanaan bangunan
baja serta pabrikasinya dan perencanaan
beton precast serta pabrikasinya.
Namun, dengan kelebihan yang
dimiliki Tekla Structures tidak menjadikan
program ini pilihan utama dalam
perencanaan bangunan baja maupun beton
precast. Dunia teknik sipil di indonesia pada
khususnya, masih lebih memilih program
analisa struktur sebagai pilihan utama dalam
perencanaan bangunan. Sebagai contoh, di
kota surabaya dengan zona gempa 3
seharusnya penggunaan program Tekla
Structures sangat tinggi, karena pada daerah
zona gempa ini bangunan dengan sistem
precast dapat dilaksanakan dan Tekla
Structures dapat dimanfaatkan untuk
2
mengakomodasi perencanaan bangunan
precast. Tetapi pada kenyataannya
penggunaan Tekla Structures di Surabaya
hanya digunakan oleh perusahaan yang
bergerak dalam bidang pabrikasi baja
maupun beton precast.
Permasalahan utama
Bagaimana mengaplikasikan
program Tekla Structures pada modifikasi
perencanaa gedung Hartono Elektronik
Showroom dengan sistem precast yang
terletak dikota surabaya dengan wilayah
zona gempa 3 dan kondisi tanah lunak?
Tujuan utama
Mengaplikasikan program Tekla
Structures pada modifikasi perencanaa
gedung Hartono Elektronik Showroom
dengan sistem precast yang terletak dikota
surabaya dengan wilayah zona gempa 3dan
kondisi tanah lunak.
Manfaat
Pengaplikasian Tekla Structures
akan mendukung perkembangan
perencanaan bangunan teknik sipil dan akan
menciptakan opsi baru dalam penggunaan
software bantu yang tepat guna khususnya
perencanaan sistem precast bangunan
gedung. Selain itu dengan pengaplikasian
Tekla Structures pada bangunan precast juga
mempermudah dan mempercepat
pembangunan gedung sehingga pengguna
gedung dapat menggunakan gedung tersebut
lebih cepat dengan keamanan yang terjamin.
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem precast untuk bangunan gedung
Precast ataupun pracetak adalah
elemen bangunan yang menggunakan beton
bertulang maupun beton tidak bertulang
yang dibuat atau dicetak dipabrik atau
ditempat lain yang telah siap untuk dipasang
(Indarwanto 2005). Sedangkan struktur
beton pracetak adalah kumpulan dari elemen
pracetak yang sesuai dan dihubungkan
secara bersama - sama yang membentuk
kerangka 3 dimensi yang mampu menahan
beban gravitasi, angin, bahkan beban gempa
(Elliot 2002).
Indonesia sendiri telah mengenal
sistem pracetak yang berbentuk komponen,
seperti tiang pancang, balok jembatan,
kolom dan pelat lantai sejak tahun 1970-an.
Sistem pracetak semakin berkembang
dengan ditandai munculnya berbagai inovasi
seperti sistem Column Slab (1996), sistem
L-Shape Wall (1996), sistem All Load
Bearing Wall (1997), sistem Beam Column
Slab (1998), sistem J asubakim (1999),
sistem Bresphaka (1999) dan sistem T-Cap
(2000).
Sambungan pada beton precast
Dalam perencanaan sambungan
beton pracetak diperlukan prinsip-prinsip
perencanaan. Adapun prinsip dalam
perencanaan sambungan pada beton
pracetak adalah sebagai berikut (Tjahjono
dan Purnomo 2004):
1. Sambungan kuat (strong connection),
bila sambungan antar elemen pracetak
tetap berperilaku elastis pada saat
Gempa kuat, sistem sambungan harus
dan terbukti secara teoritis dan
eksperimental memiliki kekuatan dan
ketegaran yang minimal sama dengan
yang dimiliki struktur sambungan beton
monolit yang setara.
2. Sambungan daktail (ductile connection),
bila pada sambungan boleh terjadi
deformasi inelastis, sistem sambungan
harus dan terbukti secara teoritis dan
eksperimental memenuhi persyaratan
kehandalan dan kekakuan struktur tahan
Gempa.
Sambungan pada beton precast
Dalam pelaksanaan sistem precast
dilapangan, jenis - jenis sambungan terbagi
atas:
1. Sambungan cor ditempat (sambungan
basah)
3
Gambar sambungan cor ditempat
2. Sambungan mekanik
Gambar sambungan mekanik
3. Sambungan dengan sistem las
Gambar sambungan mekanik
4. Sambungan konsol
Gambar sambungan konsol
Tekla Structures
Tekla Structures adalah software
berbasis BIM (Building Information
Modeling). Building Information Modelling
(BIM) adalahproses dalam membangun dan
mengelola data bangunan selama siklus
pembangunannya. Pada umumnya Tekla
Structures menggunakan pemodelan tiga
dimensi, real- time, dan perangkat lunak
pemodelan bangunan dinamis untuk
meningkatkan produktivitas dalam desain
dan konstruksi bangunan (Wikipedia).
Tekla Structures yang berbasis BIM
memiliki kelebihan dibandingkan dengan
program sejenis. Kelebihan - kelebihan
Tekla Structures antara lain (Tekla Coorp.
2011):
1. Kualitas dan detailing gambar yang
presisi.
2. Mengurangi kesalahan dalam pabrikasi
dan ereksi.
3. Gambar yang dihasilkan selalu up to
date karena terintegrasi dengan analisis
perencanaan.
4. Mengurangi pekerjaan yang berulang.
Adapun kelebihan Tekla Structures
yang berbasis BIM dapat dilihat pada
gambar berikut ini :
Gambar kelebihan penggunaan Tekla
Structures yang berbasis BIM
Gambar kelebihan penggunaan Tekla
Structures yang berbasis BIM
Adapun kelebihan Tekla Structures yang
berbasis BIM dalam penggambaran hasil
analisa struktur dapat dilihat pada gambar
berikut ini :
- Tekla Struktur menghasilkan gambar
perencanaan secara keseluruhan, gambar
potongan, dan gambar detail.
4
Gambar kelebihan Tekla Structures dalam
penggambaran hasil analisa struktur
Gambar kelebihan Tekla Structures dalam
penggambaran hasil analisa struktur
Objek perencanaan
Dalam pengaplikasian Tekla Structures
pada bangunan precast, bangunan yang
digunakan sebagai objek perencanaan adalah
gedung Hartono Elektronik Showroom. Berikut
adalah data umum gedung Hartono Elektronik
Showroom :
- Tipe bangunan : Showroom barang
elektronik
- Lokasi bangunan : J l. Kertajaya indah
timur No.35, Surabaya
- J umlah lantai : 6 lantai
- Struktur bangunan : Beton bertulang
- Struktur atap bangunan: Beton bertulang
- Struktur pondasi : Tiang pancang
- Mutu beton fc : 30 MPa
- Mutu baja tulangan fy: 400 Mpa
Pembebanan gedung
Adapun dalam perhitungan struktur
bangunan gedung Hartono Elektronik
Showroom meliputi:
- Beban mati gedung (diatur dalam
PPIUG 1983).
- Beban hidup gedung.
- Beban angin.
- Beban gempa (diatur dalam SNI 03-
1726-2002 untuk bangunan tahan
gempa).
Kombinasi pembebanan
Adapun kombinasi beban yang disyaratkan
dalam SNI 03-2847-2002 adalah :
1. 1.4 D
2. 1.2 D +1.6 L +0.5 (A atau R)
3. 1.2 D +1.0 L +1.6 W +0.5 (A atau R)
4. 0.9 D +1.6 W
5. 1.2 D +1.0 L +1,0 E
6. 0.9 D +1.0 E
dimana :
D =Beban mati
L =Beban hidup
A =Beban atap
R =Beban hujan
W =Beban angin
E =Pengaruh beban gempa
METODOLOGI
Dalam metodologi, diuraikan langkah -
langkah atau urutan pengerjaan penyelesain
tugas akhir. Langkah - langkah ataupun urutan
penyelesaian tugas akhir dimulai dari
pengumpulan data, tinjaun terhadap program
Tekla Structures, pengumpulan data, studi
literatur, preliminary design (struktur primer
dan sekunder), analisa beban (gravitasi, angin,
gempa), analisa elemen (primer dan
sekunder),dan pedoman perencanaan (kontrol
output program Tekla Structures), sampai
dengan kesimpulan akhir dari analisa struktur
ini yaitu untuk mendapatkan perencanaan
gedung. Adapun tahapan dalam perencanaan
gedung Hartono Elektronik Showroom dapat
dilihat pada diagram alir berikut ini :
5
Gambar diagram alir penyelesaian tugas
akhir
Gambar diagram alir penyelesaian tugas
akhir
HASIL PERENCANAAN
Preliminary design
Berdasarkan SNI 03-2847-2002
pasal 11.5 (tabel 8), maka rencana dimensi
balok yang didapat adalahsebagai berikut :
Balok induk : 600 800
Balok anak : 400 600
: 250 350
Balok elevator: 300 450
Tie beam : 400 600
Sedangkan dimensi pelat dan kolom
adalah sebagai berikut :
Pelat : 120 mm
Kolom : 800 mm 800 mm
Perencanaan struktur sekunder
- Penulangan pelat
Arah x : 12 200 mm
Arah y : 12 200 mm
- Penulangan pelat tangga
Arah y : D16 110 mm
Arah x : D10 200 mm
- Penulangan balok anak 25/35
Tipe
balok
Letak
tulang
an
Tul.
tump
(mm)
Tul.
lap
(mm)
Tul. geser
(mm)
BA
25/35
atas 4D16 2D16 10-145
bawah 2D16 3D16 10-145
-
YES
NO Kontrol perencanaan
pondasi
Gambar shop drawing
Selesai
Perencanaan pondasi
Mulai
Tinjuan terhadap Tekla
Structure
Pengumpulan data bangunan
Studi literatur
Preliminary design
Pemodelan bangunan pada Tekla Structure
(Struktur primer dan sekunder)
Pembebanan bangunan pada
program
Analisa Tekla Structure
Output Tekla Structure
Kontrol output
Tekla Structure
NO
YES
6
- Penulangan balok anak 40/60
Tipe
balok
Letak
tulangan
Tul.
tump
(mm)
Tul.
lap
(mm)
Tul.
geser
(mm)
BA
40/60
atas 7D22 3D22
12-
200
bawah 3 D22 6D22
12-
200
- Penulangan balok elevator 30/45
Tipe
balok
Letak
tulangan
Tul.
tump
(mm)
Tul.
lap
(mm)
Tul.
geser
(mm)
BA
30/45
atas 5D19 2D19
10-
150
bawah 3D19 3D19
10-
150
Pembebanan gedung
Data umum perencanaan gedung Hartono
Elektronik Showroom adalah sebagai
berikut :
- Mutu beton (f
c
) =30 Mpa
- Mutu baha tulangan (f
y
) =400 Mpa
- Fungsi bangunan = Pusat
perbelanjaan elektronik
- Beban hidup bangunan =400 kg/m
2
- Tinggi bangunan =40 m
- J umlah tingkat =6lantai
- Tinggi tiap tingkat =4,0 m
- J enis bangunan = Beton
bertulang
- Dimensi balok induk =600 800
- Dimensi balok anak =400 600
=250 350
- Dimensi balok elevator =300 450
- Dimensi kolom =800 800
- Zona gempa =3 (tiga)
Adapaun gaya gempa bangunan adalah
sebagai berikut :
Lt. ke- h (m) Wi (kg) Wi hi (kg.m) V (kg) Fi (kg)
1 3.75 2,735,356.97 10,257,588.62 1,906,405.73 96,069.75
2 8.30 2,403,925.36 19,952,580.52 1,906,405.73 186,870.38
3 12.85 2,186,733.75 28,099,528.71 1,906,405.73 263,172.45
4 17.40
2,276,224.85 39,606,312.46 1,906,405.73 370,941.82
5 21.95
2,282,082.98 50,091,721.39 1,906,405.73 469,145.28
Atap 26.50
2,095,984.79 55,543,596.85 1,906,405.73 520,206.04
########### ############
Tabel gaya gempa bangunan
Untuk letak pusat masa bangunan dapat
dilihat pada :
X (m) Y (m)
1 3.75 27.34 18.03
2 8.30 27.43 18.01
3 12.85 23.19 18.01
4 17.40 23.99 18.07
5 21.95 23.82 18.03
Atap 26.50 26.04 18.04
Lantai.
ke-
h (m) Titik ditinjau
Koordinat pusat massa baru
As B-9
Tabel gaya letak pusat massa baru
Untuk analisa terhadap T-Raylegh adalah
sebagai berikut :
Wi Fi di Wi di
2
Fi di
kg kg (mm) kg mm
2
kg.mm
Atap 26.50 2,095,984.79 520,206.04
62.03 8,063,464,395.60 32,265,779.63
5 21.95 2,282,082.98 469,145.28
57.31 7,494,309,469.82 26,884,839.42
4 17.40 2,276,224.85 370,941.82
49.08 5,483,969,808.86 18,207,308.29
3 12.85 2,186,733.75 263,172.45
37.25 3,034,066,839.51 9,802,910.59
2 8.30 2,403,925.36 186,870.38
22.81 1,250,424,009.91 4,261,952.76
1 3.75 2,735,356.97 96,069.75
7.57 156,625,142.33 726,959.80
J umlah 25,482,859,666.02 92,149,750.48
Lt.
ke-
h (m)
Tabel perhitungan terhadap T-Raylegh
Kontrol T-raylegh adalah sebagai berikut :
06 . 1
48 , 92149750 9800
02 . 6 2548285966
3 , 6
1
=

= T det
Nilai T yang diijinkan :
T =1.06 (20% 0,1.06) =0,85 det
Karena T
1
=0.8538 det >T
Rayleigh
=0,85
det, maka T
1
hasil empiris yang dihitung
sudah memenuhi ketentuan pasal 6.2.
Untuk kinerja batas layan dan batas ultimate
adalah sebagai berikut :
s
drift s antar
tingkat
syarat drift
s
Keterangan
mm mm (mm)
Atap 26.50 68.33 6.04 24.82 OK
5 21.95 62.29 10.87 24.82 OK
4 17.40 51.42 14.59 24.82 OK
3 12.85 36.83 16.70 24.82 OK
2 8.30 20.13 14.88 24.82 OK
1 3.75 5.25 5.25 20.45 OK
Lt.
ke-
h (m)
Tabel kontrol terhadap batas layan
7
drift s antar
tingkat
drift m antar
tingkat
syarat
drift m
Ket
mm mm mm
Atap 26.50 6.04 5.98 91.00 OK
5 21.95 10.87 10.76 91.00 OK
4 17.40 14.59 14.44 91.00 OK
3 12.85 16.70 16.53 91.00 OK
2 8.30 14.88 14.73 91.00 OK
1 3.75 5.25 5.20 75.00 OK
Lt.
ke-
h (m)
Tabel kontrol terhadap batas ultimate
Analisa Tekla Structures v.14
Tahapan dalam analisa Tekla Structures :
- Memulai program Tekla Structures
1. Pemilihan environtment yang digunakan
Pemilihan environtment berkaitan
dengan peraturan ataupun building code
yang kita gunakan dalam perencanaan.
Adapun pemilihan environtment pada
Tekla Structures v.14 dapat dilihat pada
Gambar pemilihan environment pada Tekla
Structures
2. Pemilihan konfigurasi pada Tekla
Structures v.14
Pemilihan konfigurasi dimaksudkan
untuk memilih salah satu bentuk atau
wujud yang diinginkan pada Tekla
Structures v.14. Adapun konfigurasi
yang tersedia pada Tekla Structures v.14
dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar Konfigurasi pada Tekla Structures
v.14
3. Pemilihan menu awal pada Tekla
Structures v.14
Pemilihan menu awal pada Tekla
Structures v.14 dapat berupa
pengaplikasian model baru, membuka
folder pekerjaan yang lama, tutorial
Tekla Structures v.14 dan lain
sebagainya. Untuk perencanaan kita
dapat memilih menu create new
model. Sedangkan untuk menu menu
awal yang disajikan dalam program
Tekla Structures dapat dilihat pada
gambar berikut :
Gambar menu awal pada Tekla Structures
v.14
4. Pemilihan penyimpanan file pekerjaan
pada Tekla Structuresv.14
Sebelum melakukan pekerjaan pada
Tekla Structures v.14 terlebih dahulu
kita menentukan lokasi penyimpanan
file, nama file tersebut, model template,
dan tipe model. Untuk lebih jelasnya
8
mengenai penyimpanan file dapat dilihat
pada gambar berikut
Gambar penentuan lokasi penyimpanan file
pekerjaan
- Pemodelan bangunan pada Tekla
Structures v.14
Tahapan dalam pemodelan bangunan adalah
sebagai berikut :
1. Penentuan grid sabagai as bangunan
Penentuan grid digunakan untuk
mempermudah dalam pemodelan
struktur bangunan. Adapun penentuan
grid pada Tekla Structures dapat dilihat
pada gambar berikut :
Gambar Penentuan grid bangunan pada
Tekla Structures v.14
2. Pemodelan struktur dan penentuan
jenis material struktur
Pemodelan struktur dilakukan dengan
memilih menu pada toolbar, dimana
akan dipilih struktur apa yang akan
dimodelkan pada grid yang telah
tersedia. Untuk beton bertulang tersedia
struktur balok, kolom, poer, dinding
geser, dan pelat.
Adapun hasil dari pemodelan struktur
dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar Hasil pemodelan struktur pada
Tekla Structures v.14
- Linking program Tekla Structures
v.14 ke STAAD pro 2007
Linking program Tekla Structures v.14 ke
STAAD pro 2007 bertujuan untuk
membantu menganalisis struktur. Untuk
pembebanan sendiri dilakukan pada
program STAAD pro 2007. Hasil akhir pada
program STAAD pro 2007 adalah jumlah
tulangan lentur pada masing masing
struktur. Untuk proses linking dari Tekla
Structures v.14 ke STAAD pro 2007 dapat
dilihat pada gambar berikut :
Gambar cara linking dari Tekla Structures
v.14 ke STAAD pro 2007
Dari gambar diatas, untuk properties
harus disesuaikan dengan analisa yang
diinginkan, baik dari segi building code
yang digunakan maupun parameter lainnya.
Pada parameter analisis model perlu diganti
ketentuan bahwa struktur masih dapat
diubah sehingga pada program STAAD pro
2007.
9
- Pembebanan bangunan pada STAAD
pro 2007
Beban yang dimasukkan pada STAAD pro
2007 yaitu berupa beban sendiri, beban
mati, beban angin, dan beban gempa.
- Analisis struktur pada STAAD pro
2007
Setelah pembebanan selesai dilakukan dan
parameter-parameter yang digunakan dalam
anilisis dan perencanaan telah dipilih, maka
pemodelan struktur tersebut sudah dapat
diproses. Adapun cara untuk menjalankan
analisis adalah dengan cara memlihi menu
Analyze pada toolbar dan kemudian
dipilih Run Analyze. Selain cara tersebut
kita juga dapat melakukan perintah Run
Analysis dengan cara CTRL +F5 pada
keyboard.
- Kontrol hasil analisis pada STAAD
pro 2007
Setelah analisis struktur selesai dilakukan ,
maka hasil dari analisis tersebut harus
dikontrol terlebih dahulu. Kontrol hasil
analisis dilakukan dengan cara manual, yaitu
dengan cara membandingkan reaksi join
yang didapat dari hasil analisis dengan
manual. Hal ini dilakukan untuk
menghindari adanya input beban yang ganda
sehingga mempengaruhi hasil analisis. Pada
kondisi secara umum, reaksi join yang
didapat dari hasil analisis dan dengan cara
manual tidak ada selisihnya. Pada kondisi
tersebut, maka kita dapat menggunakan
hasil analisis pada proses selanjutnya.
- Penggambaran hasil analisis pada
Tekla Structures v.14
Setelah proses analisis selesai, maka tahapan
selanjutnya adalah penggambaran hasil
analisis tersebut pada Tekla Structures v.14.
Adapun tahapan tahapan dalam
penggambaran adalah sebagai berikut :
1. Pemilihan jenis komponen yang akan
kita lakukan penggambaran ataupun
pendetailan.
Pemilihan jenis komponen dapat
dilakukan dengan cara memilih menu
Detailing kemudian pilih menu
Component dan pilih Catalog
Component atau bisa juga dilakukan
dengan tombol CTRL + F pada
keyboard. Untuk lenih jelasnya dapat
dilihat pada berikut :
Gambar pemilihan jenis componen struktur
pada menu toolbar Tekla Structures v.14
2. Pengaturan gambar detailing yangsesuai
dengan perhitungan
Setelah pemilihan komponen yang tepat
untuk penggambaran hasil analisa, maka
langkah selanjutnya adalah pengaturan
elemen-elemen tulangan sehingga sesuai
dengan perhitungan. Sebagai contoh
dalam pengaturan elemen-elemen
tulangan dapat dilihat pada berikut:
Gambar Pengaturan elemen-elemen
tulangan dalam Tekla Structures v.14
10
3. Output gambar detailing
Setelah pendetailan tulangan selesai
dilakukan, tahapan selanjutnya adalah
output hasil penulangan. Adapun
tahapan dalam Output gambar adalah
sebagai berikut :
a. Pilih elemen yang akan dikeluarkan
hasil pendetailannya dengan cara
mengklik elemen tersebut.
b. Pilih menu Drawings and Reports
kemudian pilih menu Numbering
dan Numbering part.
c. Setelah itu pilih menu Drawings
and Reports lalu pilih drawing lists,
kemudian pilih gambar detailing
yang akan dijadikan hasil laporan.
d. Tentukanlah pengaturan pada
gambar detailing seperti skala
gambar, jumlah gambar dalah satu
lembar gambar, pengaturan kertas,
layout, damn lain sebagainya.
e. Setelah semua sudah diatur dan
ditentukan, maka gambar diexport ke
format DWG dan kemudian setelah
itu dapat langsung dicetak.
Adapun output dari pendetailan
suatu elemen (sebagai contoh elemen
balok dapat dilihat pada berikut:
Penggambaran detail elemen balok pada
Tekla
Kontrol Analisa Tekla Structures v.14
Dari hasil perhitungan didapatkan :
- Penulangan balok induk
Dari hasil analisa didapatkan sebagai
berikut:
Gambar untuk penulangan balok interior
Gambar untuk penulangan balokexterior
Gambar untuk penulangan kolom
11
Sedangkan hasil penulangan tie beam adalah
sebagai berikut :
Gambar hasil penulangan tie beam
Perencanaan sambungan
Pada umumnya persyaratan dalam
merencanakan suatu sambungan adalah
sebagai berikut :
1. Kekuatan
Suatu sambungan harus mempunyai
kekuatan untuk menahan gaya-gaya
yang dipikul salama umur yang
direncanakan pada sambungan tersebut.
2. Daya tahan
Suatu sambungan yang diperkirakan
akan langsung dapat bersentuhan dengan
cuaca harus dilakukan tindakan
perlindungan dengan beton atau dengan
cat. Daya tahan yang buruk dapat
diakibatkan oleh retak, spelling beton
dan yang paling sering diakibatkan oleh
korosi dari komponen baja elemen beton
pracetak.
3. Perubahan volume
Kombinasi pemendekan atau perubahan
volume akibat dari rangkak, susut dan
penurunan suhu dapat menyebabkan
beberapa tegangan pada elemen beton
pracetak ataupun perletakannya ditarik
pergerakannya.
4. Kesederhanaan sambungan
Kombinasi pemendekan atau perubahan
volume akibat dari rangkak, susut dan
penurunan suhu dapat menyebabkan
beberapa tegangan pada elemen beton
pracetak ataupun perletakannya ditarik
pergerakannya.
Sedangakan untuk tahapan pelaksanaannya
adalah sebagai berikut :
1. Setelah pembongkaran bekisting kolom
lantai dasar. Dilakukan pemasangan
scaffolding sebagai penopang sementara
untuk bekisting sambungan balok
dengan kolom.
Kondisi ini dapat dilihat pada gambar
berikut :
2. Pemasangan tulangan penyaluran balok
ke kolom
- Pada perancangan ini, kolom
didesain sebagai kolom konvensional
(cor ditempat), sedangkan balok
didesain sebagai balok precast.
- Penyambungan tulangan ini
dilakukan sebelum balok diinstal.
Kondisi ini dapat dilihat pada gambar
berikut :
Gambar Proses penginstalan komponen
pracetak 2
3. Instalasi balok pracetak
- Instalasi balok pracetak
menggunakan bantuan alat berat
(Mobile Crane dan juga Tower
12
Crane), guna memudahkan dalam
pelaksanaannya.
Kondisi penggunaan tower crane pada
penginstalan komponen pracetak dapat
dilihat pada berikut
Gambar Proses penginstalan komponen
pracetak 3
Gambar Pengangkatan balok pracetak
4. Instalasi pelat precast.
- Instalasi pelat pracetak
menggunakan bantuan alat berat
(Mobile Crane dan juga Tower
Crane), guna memudahkan dalam
pelaksanaannya.
Untuk kondisi ini dapat dilihat pada
gambar berikut :
Gambar Proses penginstalan komponen
pracetak 4
5. Pemasangan tulangan overtopping pelat
lantai, sekaligus dilakukan
penyambungan tulangan antara balok
precast - pelat precsat. Pemasangan
tulangan overtopping dapat dilihat pada
gambar berikut :
Gambar Proses penginstalan komponen
pracetak 5
Gambar Pemasangan tulangan overtopping
pelat
13
6. Pengecoran Overtopping pelat lantai
bersamaan dengan grouting antar
sambungan. Untuk pelaksanaan
overtopping pelat dapat dilihat pada
gambar berikut :
Gambar Proses penginstalan komponen
pracetak 6
Gambar Proses pengecoran overtopping
Perencanaan pondasi
Contoh perencanaan pondasi untuk
kolom diambil sample kolom yang paling
besar menahan beban serta menerima gaya-
gaya akibat beban rencana. Pada
perancangan ini diambil contoh perletakan
node 768 pada As 8-E dengan data-data
gaya didapat dari analisa struktur dengan
kombinasi 1.2D+1L+1Ex sebagai berikut :
P
u
: 2066,63 KN
M
ux
: -384,546 KNm
M
uy
: 1205,46 KNm
H
x
: -432,108 KN
H
y
: -152,498 KN
Hasil perencanaan pondasi adalah sebagai
berikut :
Kebutuhan jumlah tiang pancang
Adapun kebutuhan jumlah tiang
rencana untuk pondasi tersebut adalah
sebagai berikut :
buah
KN
KN
Q
P
n
l
64 . 3
8 . 567
63 , 2066
= =
E
=
direncanakan menggunakan 6 buah tiang
pancang dengan konfigurasi 2 3.
Untuk jarak antar tiang pancang
dapat ditentukan dengan batasan 2.5D S
3D dan untuk jarak tiang pancang ke tepi
pile cap digunakan batasan 1.5D S
1
2D.
Dengan ketentuan tersebut didapatkan :
Untuk jarak antar tiang didapat :
D S D 3 5 . 2 s s
50 3 50 5 . 2 s s S
cm S cm 150 125 s s
Digunakan Sx =130 cm danSy =125 cm
Sedangkan untuk jarak tiang pancang ke tepi
pile cap didapatkan :
cm S cm
S
D S D
150 75
50 3 50 5 . 1
3 5 . 1
s s
s s
s s
Digunakan S
1
=75 cm
Berikut konfigurasi tiang pancang serta
dimensi poer pada pondasi kolom.
1 2 3
4 5 6
K 800 x 800
Gambar Konfigurasi tiang pancang
14
Gambar Gaya dalam yang dipikul oleh
tiang pancang
Kontrol kekuatan tiang pancang
terhadap gaya lateral
Momen yang terjadi pada kondisi
tiang telah terpancang dapat dilihat pada
gambar dibawah ini :
Gambar Momen lentur pada kepala tiang
Momen lentur pada kepala tiang (M-
o
(Kg.cm)) bisa dihitung dengan perumusan:
4
0
4
2
EI
D k
H
M

=
Dimana :
k =Koefisien reaksi tanah bagian
bawah (0,65 kg/cm
3
, diperoh dari
grafik )
E =Modulus elastisitas tiang(kg/cm
2
)
I =Momen Inersia tiang (cm
4
)
H = Gaya menurut Sumbu ortogonal
tiang(kg)
Untuk nilai k diperoleh dari grafik
design manual NAVFAC yang
dikorelasikan dengan nilai kepadatan tanah
timbunan yang digunakan, yaitu 40% ( nilai
CBR).
Gambar 10-4 Grafik hubungan nilai
CBR dengan nilai f=k
Nilai f =nilai k
=18,5ton/ft
3
=(18,5)x 10
3
/(30,48)
3
=0,65 kg/cm
3
J adi Momen yang terjadi sebesar:
kg.cm 45 , 678396
16 , 306796 74296 , 25 4
50 65 , 0
2
43210,8
4
=


M <M
bending crack
=6,78 tm <15tm
(Memenuhi)
Perencanaan poer (pile cap)
Adapun data-dataperencanaan untuk
perhitungan poer adalah sebagai berikut :
1. Dimensi poer
- Panjang : 4,10 m
- Lebar : 2,75 m
- Hpoer rencana : 1,00 m
2. J umlah tiang : 6 buah
3. Dimensi kolom : 0,80 0,80
4. Mutu beton (fc) : 30 Mpa
5. Mutu baja (fy) : 400 Mpa
6. D tulangan utama : 25 mm
Selimut beton (p) : 75 mm
Penulangan arah x
Berat poer (qu) =4.112400 =9840kg/m
Pt =2 P
maks
=2(636,28 KN) =1272,56 KN
SB.y
SB.x
My
P
K 800 x 800
1 2 3
4 5 6
18,5
15
K 800 x 800
1 2 3
4 5 6
Pt
Q
Gambar Pemodelan poer arah x
Momen yang terjadi pada poer akibat gaya
yang terjadi seperti gambar diatas adalah
sebagai berikut :
( ) |
.
|

\
|
=
2
2
1
x q x P M
u t u
( ) KNm M
u
565 , 1447 05 . 2 4 . 98
2
1
3 . 1 56 , 1272
2
= |
.
|

\
|
=
|
|
.
|

\
|
+
=
y y
c
bal
f f
f
600
600 85 . 0
1
'

0325 . 0
400 600
600
400
85 . 0 30 85 . 0
= |
.
|

\
|
+

=
bal

bal
= 75 . 0
max
024 . 0 0325 . 0 75 . 0
max
= =
0035 . 0
400
4 . 1 4 . 1
min
= = =
y
f

68 , 15
30 85 . 0
400
85 . 0
'
=

= =
c
y
f
f
m
835 , 0
5 . 887 2750 8 . 0
10 565 , 1447
2
6
2
=


= =
bd
M
R
u
n

|
|
.
|

\
|
=
y
n
f
mR
m
2
1 1
1

00212 . 0
400
835 , 0 68 , 15 2
1 1
68 , 15
1
=
|
|
.
|

\
|

=
Digunakan =0.0035
A
s
=0.00351000887,5 =3106,25 mm
2
Digunakan tulangan lentur D25-150
(A
s
=3272.5 mm
2
)
Penulangan arah y
Berat poer (qu) =2.7512400 =6600
kg/m
Pt =3 P
maks
=3(636,28 KN) =1908,84 KN
K 800 x800
1 2 3
4 5 6
P
t
Q
Gambar Pemodelan poer arah y
Momen yang terjadi pada poer akibat gaya
yang terjadi seperti gambar diatas adalah
sebagai berikut :
( ) |
.
|

\
|
=
2
2
1
x q x P M
u t u
( ) KNm M
u
634 , 1130 375 . 1 66
2
1
25 . 1 5 . 0 84 , 1908
2
= |
.
|

\
|
=
426 . 0
900 4100 8 . 0
10 634 , 1130
2
6
2
=


= =
bd
M
R
u
n

|
|
.
|

\
|
=
y
n
f
mR
m
2
1 1
1

00107 . 0
400
426 , 0 . 68 , 15 2
1 1
68 , 15
1
=
|
|
.
|

\
|

=
Digunakan =0.0035
A
s
=0.00351000900 =3150 mm
2
Digunakan tulangan lentur D25-150
(A
s
=3272,5 mm
2
)
16
Kontrol gaya geser ponds
Pada perancangan poer perlu
diperhatikan mengenai geser ponds yang
terjadi. Kontrol geser ponds bertujuan untuk
mengontrol pengaruh retak pada poer yang
diakibatkan hubungan kolom dengan poer.
Dalam pengaruhnya ini dapat dibagi
menjadi dua; yaitu sebagai kerja balok lebar
dan sebagai kerja dua arah.
1. Sebagai kerja dua arah
Untuk bidang kritis pada poer sebagai
kerja dua arah dapat dilihat pada
Gambar 10.7 berikut ini :
PENAMPANG KRITIS
UNTUK KERJ A DUA ARAH
TRIBUTARY AREA K 800 x800
Gambar Penampang kritis pada poer sebagai
kerja dua arah
Berdasarkan SNI 03-2847-2002, Pasal
13.12(2) poin (a), (b), dan (c), untuk
beton non-prategang, maka Vc harus
memenuhi persamaan berikut dengan
mengambil nilai Vc terkecil. dimana Vc
diambil dari nilai terkecil persamaan-
persamaan berikut:
1. Vc = d bo fc'
6
1

2
1
c

|
|
.
|

\
|
+
[SNI 03-2847-2002, Pasal 13. 12. 2. 1a]
Dimana:
c = rasio dari sisi panjang
terhadap sisi pendek
kolom =800/800 =1
bo = keliling dari penampang
kritis
= 4 (d/2 +b kolom +d/2)
= 4 (900/2 +800 +900/2)
= 6.800mm
sehingga;
= d bo fc'
6
1

2
1
c

|
|
.
|

\
|
+
= 900 6800 30
6
1
1
2
1 |
.
|

\
|
+
=16.760.310,26 N
2. Vc =
12
d bo fc'
2
bo
d
s

(

[SNI 03-2847-2002, Pasal 13. 12. 2. 1b]


Dimana:

s
= 40, untuk kolom dalam.
sehingga;
=
12
00 9 6800 30
2
6800
00 9 40
(

=20.375.279,14 N
3. Vc =
d bo fc'
3
1

[SNI 03-2847-2002, Pasal 13. 12. 2.
1c]
= 900 6800 30
3
1

=11.173.540,17 N
Dari ketiga nilai Vc diambil nilai yang
terkecil, maka nilai Vc yang dipakai
adalah 11.173.540,17 N.
. Vc =0,75 11.173.540,17N
=8.380.155,13N
Perhitungan beban pondasi:
Berat poer =14,12,752400
=27060 kg
P
kolom
=206.663kg+
P =233.732kg
Maka, nilai Vu pada as kolom adalah:
Vu = u luasan kritis
=
A
P
[(luas total poer
luas pons ) ]
=
2,75 4,1
233732

[ (4,1 2,75) (1,71,7 )]


17
=173.815,28kg
=1.738.152,8N
|. Vc >Vu
8.380.155,13N >1.738.152,8N
( jadi poer tidak perlu tulangan geser)
2. Sebagai balok lebar
Untuk bidang kritis pada poer sebagai
kerja balok lebar dapat dilihat pada
Gambar 10.8 berikut ini :
K 800 x 800
Gambar penampang kritis pada poer sebagai
kerja balok lebar
bo =(0,5 bpoer)-(0,5 bkolom) d
=(0,5 4100) - (0,5800) 900
=750mm
Vc =
d bo fc'
6
1

= 00 9 750 30
6
1

=616.187,877 N
Vc =0,75 616.187,877 N
=462.140,90 N
Perhitungan beban pondasi:
Perhitungan beban pondasi:
Berat poer =14,12,752400
=27060 kg
P
kolom
=206.663kg+
P =233.732kg
Maka, nilai Vu pada as kolom adalah;
Vu = u luasan pons
=
A
P
(bo bw)
=
2,75 4,1
233732

(0,752,75)
=42.755,85kg
=427.558,5N
Sehingga;
. Vc >Vu
462.140,90 N >427.558,5N
( jadi poer tidak perlu tulangan geser)
Penutup
Kesimpulan
Dari hasil perencanaan struktur
gedung Hartono Elektronik Showroom
dengan penggunaan program bantu Tekla
Structures v.14, dapat ditarik kesimpulan
bahwa :
1. Pada program Tekla Structures 14,
penyajian hasil analisa gaya dalam
seperti momen, gaya geser, dan gaya
normal sudah dapat dilaksanakan dengan
bantuan program lain yaitu STAAD Pro
V8i yang dihubungkan dengan Tekla
Structures.
2. Penggunaan Tekla Structures 14
memiliki banyak manfaat penting bagi
perencana. Salah satu manfaat yang
diberikan dari program ini adalah
pendetailan hasil tulangan salalu up-
date. Pendetailan tulangan sendiri dapat
disertai dengan bar bending schedule
dan kebutuhan material tiap elemen
bangunan. Selain itu gambar pendetailan
struktur dapat dilakukan dari semua
tampak dan dalam kondisi 2D ataupun
3D, sehingga gambar pendetailan lebih
mudah dipahami.
3. Selain memiliki banyak manfaat, Tekla
Structures 14 juga memiliki kekurangan,
diantaranya : component catalog yang
belum mendukung untuk semua elemen
struktur khususnya pada struktur beton,
sehingga dapat mempengaruhi hasil
output gambar. Selain itu Tekla
Structures 14 khususnya dalam hal
penggambaran hasil perencanaan sedikit
rumit.
4. Tekla Structures 14 tidak dapat
memodelkan dan menggambar untuk
struktur precast sebagian (menggunakan
18
overtopping), sehingga Tekla Structures
14 ini kurang tepat digunakan untuk
struktur precast dan lebih tepat
digunakan pada struktur baja.
5. Hasil dari perencanaan struktur gedung
Hartono Elektronik showroom adalah
sebagai berikut :
a. Pelat lantai dengan tebal 120 mm (70
mm adalah tebal pelat precast dan 50
mm adalah overtopping pelat)
b. Kolom : 800 mm 800 mm
(diameter tulangan lentur adalah D25
mm dan diameter tulangan geser
adalah 12 mm)
c. Balok induk : 600 mm 800 mm
(diameter tulangan lentur adalah D25
mm dan diameter tulangan geser
adalah 12 mm)
d. Balok anak : 400 mm 600 mm
(diameter tulangan lentur adalah D22
mm dan diameter tulangan geser
adalah 10 mm)
e. Balok anak : 250 mm 350 mm
(diameter tulangan lentur adalah D16
mm dan diameter tulangan geser
adalah 10 mm)
f. Tiang pancang yang digunakan
adalah tipe lingkaran (hollow)
dengan diameter 50 cm kedalaman
22 m.
Saran
1. Penerapan Tekla Structures 14 dengan
versi terbaru perlu dilakukan, karena
pada dasarnya semakin baru versinya
semakin sempurna dari versi
sebelumnya. Tetapi perlu diperhatikan
tentang mampu atau tidaknya versi
tersebut terkoneksi dengan program
analisa struktur.
2. Penggunaan Tekla Structures 14 lebih
tepat pada struktur bangunan baja,
sehingga untuk penelitian/
pengaplikasian program ini pada studi
selanjutnya lebih baik digunakan pada
struktur baja.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional.2002.SNI 03-
2847-2002 Tata Cara Perhitungan
Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung, Bandung.
Badan Standardisasi Nasional.2002.SNI 03-
1726-2002 Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa Untuk Bangunan
Gedung, Bandung.
Departemen Pekerjaan
Umum.1983.Peraturan Pembebanan
Indonesia Untuk Gedung 1983. J akarta:
Direktorat J enderal Cipta Karya.
PCI.2004.PCI Design Handbook Precast
and Prestress Concrete Sixth
Edition.Chicago:Illinois.
Purwono, Rachmat.2005.Perencanaan
Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa.
Surabaya : ITS Press
Tjahjono, Elly.,dan Purnomo, Heru.2004.
Pengaruh Penempatan Penyambungan pada
Perilaku Rangkaian Balok Kolom Beton
Pracetak Bagian Sisi Luar. Makara
Teknologi Volume.8 No. 3 (Desember) : 90
97.
Wibowo, Nurwadji.2006.Sambungan pada
Rangka Batang Struktur Beton Pracetak.
Jurnal Teknil Sipil Volume.7 No.1
(Oktober) : 80 96.
Bowles,E J oseph.1986. Analisa dan Desain
Pondasi .J akarta : Erlangga
Nasution, Amrinsyah.2009.Analisis dan
Desain Struktur Beton Bertulang.
Bandung : ITB

Anda mungkin juga menyukai