Anda di halaman 1dari 33

BAB III

METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Lokasi Penelitian
Penelitian direncanakan akan dilakukan di Kelas kelas X SMA Negeri 5
Medan, serta rencana pelaksanaannya berlangsung pada bulan Juli selama 4 kali
pertemuan (8 jam pelajaran = 8 x 40 menit) untuk masing-masing kelas sampel.
Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian ini adalah karena penelitian yang
sejenis belum pernah dilaksanakan di sekolah tersebut. Selanjutnya pembelajaran
matematika di SMA Negeri 1 Batang kuis selama ini masih konvensional dengan
pendekatan didominasi guru, siswa pasif dan selalu menunggu perintah guru,
interasksi siswa dengan siswa maupun guru jarang terjadi.
3.2. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah semua Siswa kelas X SMA N.5 5 yang
terdiri dari 7 kelas, dan 2 kelas dari 7 kelas tersebut akan ditetapkan menjadi
kelompok eksperimen yang mana 1 kelas sebagai kelas eksperimen untuk
pembelajaran menggunakan model pencapaian konsep, dan 1 kelas sebagai kelas
kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Pengambilan kelas
sampel dan kelas kontrol di lakukan secara acak (cluster random sampling).
Tahap pemilihan secara acak dapat dilakukan karena berdasarkan informasi dari
kepala sekolah dan dan guru bahwa pendistribusian siswa pada tiap kelas merata
secara heterogen. Salah satu cara memilih sampel mewakilinya populasinya
adalah cara random sederhana, yaitu bila setiap anggota dari populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk dipilih (Russefendi 1998). Salah satu cara untuk
memperoleh sampel secara random adalah dengan memberi nomor anggota
populasi pada kertas-kertas kecil, kemudian digulung, dimasukkan ke suatu
tempat lalu diundi diambil sebanyak yang diperlukan (Russefendi 1998).
Sehingga pemilihan sampel yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah
dengan penomoran tiap kelas pada kertas lalu dilakukan undian.
57
58
3.3. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu: 1. variabel
bebas yang meliputi: a) Pariabel perlakuan yang mana variable ini merupakan ,
pembelajaran dengan menggunakan model pencapaian konsep dengan; b)
Variabel control yang meliputi 1) Guru. Guru mengajar kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol adalah sama atau setara, yaitu Guru bidang studi
matematika dengan ijazah S1 pendidikan matematika. 2) Materi Pelajaran. Materi
pelajaran yang diajarkan di kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama. 3)
Waktu. Jumlah waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol sama; c) Variabel tak terkontrol, Variabel tak
terkontrol dalam penelitian ini adalah sosial ekonomi dan kondisi kesehatan
Siswa, gizi Siswa, IQ, cara belajar, pendidikan orang tua Siswa. Semua variabel
ini tidak dapat dijangkau dalam penelitian ini, hal ini merupakan keterbatasan
penelitian; d) Variabel penyerta, Variabel penyerta dalam penelitian ini adalah
kemampuan awal Siswa yang ditunjukkan oleh skor pretes Siswa, yaitu
kemampuan Siswa menguasai materi bangun ruang sisi datar sebelum eksperimen
dilakukan. 2.Variabel Terikat (Variabel Tergantung) Variabel terikat adalah
hasil belajar Siswa setelah diberi perlakuan yaitu Pemahaman Konsep matematik
melalui pembelajaran menggunakan model pencapaian konsep, Pemahaman
Konsep matematik melalui pembelajaran konvensional, kreativitas siswa melalui
pembelajaran menggunakan model pencapaian konsep, kreativitas siswa melalui
pembelajaran konvensional yang diperoleh dari posttest. Variabel lain yang dapat
dianggap sebagai variabel terikat adalah aktivitas Siswa, kemampuan Guru
mengelola pembelajaran, dan respon Siswa.
3.4. Desain Penelitan
Penelitian ini dikategorikan ke dalam penelitian eksperimen semu (quasi
experiment). Desain yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tiga tahapan,
yaitu: (1) Tahap pennyusunan perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian,
(2) Tahap uji coba perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian, (3) Tahap
pelaksanaan eksperimen. Setiap tahapan dirancang sedemikian sehingga diperoleh
59
data yang valid sesuai dengan karekteristik varabel sesuai dengan tujuan
penelitian. Berikut rancangan setiap dalam tahapan dalam penelitian.
1. Tahap uji coba perangkat dan instrumen penelitian
Uji coba dilakukan untuk memperoleh masukan langsung dari lapangan
terhadap perangkat pembelajaran yang telah disusun berupa pencatatan semua
respon, reaksi, komentar dari siswa, guru dan pengamat dalam rangka revisi Draft
II. Diawali dengan pemberian tes (pretest) dan diakhiri dengan posttest dengan tes
yang sama. Data pretest dan posttest akan digunakan untuk mengetahui
reliabilitas, validitas, dan sensitivitas tes dengan menggunakan rumus sebagai
berikut.
1) Rancangan uji coba
Rencana uji coba pengembangan perangkat dan instrumen menggunakan
uji awal dan uji akhir (one group pretest- posttest desain).
Tabel 3.1. Rancangan uji coba
Kelompok Pretes Perlakuan Posttes
Uji coba T1 X T2
Keterangan :
T1: Pretest dan T2: Postest (tes setelah diberikan perlakuan)
X: Perlakuan berupa pembelajaran pencapaian konsep
T1 = T2
Dalam pelaksanaan ujicoba ini pertemuan pertama peneliti memberikan
contoh mengajar dengan pembelajaran pencapaian konsep Untuk pertemuan
berikutnya guru mitra dilibatkan sebagai guru yang mensosialisasikan perangkat
pembelajaran dan tes hasil belajar (Draf II) dan menyertakan dua orang pengamat.
Dari uji coba draf II dilakukan revisi akhir untuk memperoleh draf final.
Selanjutnya draf final digunakan untuk eksperimen.
60
2) Reliabilitas butir soal.
Reliabilitas instrumen tes dihitung untuk mengetahui ketetapan hasil
tes.Untuk menghitung reliabilitas perangkat tes ini digunakan rumus yang sesuai
dengan bentuk tes uraian (essay), yaitu rumus alpha sebagai berikut:
r
11
=
( )
1
1
]
1

,
_

1
2
2
1
1
1

n
n
dengan :
r
11
: koefisien reliabilitas perangkat tes
n: banyaknya item tes

2
1
: jumlah varians skor setiap item tes

2
1
: varians total (Arikunto, 1999)
Varians total:
2
t
=
( )
1) N(N
Y Y N
2
2


Varians masing-masing butir soal:
2
i
=
( )
) 1 (
2
2


N N
X X N
Keterangan:
N = Banyaknya sampel

Y
= Jumlah total butir skor
Menentukan t
hitung
dengan mensubsitusikan r
11
ke rumus:
t
hitung
=
2
11
11
r 1
2 N
r

(Sudjana, 1992:380)
Menentukan signifikansi koefisien reliabilitas tes. Kriteria yang harus
dipenuhi agar koefisien reliabilitas tes termasuk signifikan adalah jika t
hitung
> t
tabel
dengan t
tabel
= t
(1-)(dk)
untuk adalah taraf signifikansi dan dk = N-2
Mencocokkan koefisien reliabilitas tes dengan kriteria tolak ukur yang
dimodifikasi dari Guilford (dalam Rusefendi, 198a:144) sebagai berikut:
61
Interval koefisien r Kategori
r
11
0,20
0,20 < r
11
0,40
0,40 < r
11
0,70
0,70 < r
11
0,90
0,90 < r
11
1,00
reliabilitas : sangat rendah
reliabilitas : rendah
reliabilitas : sedang
reliabilitas : tinggi
reliabilitas : sangat tinggi
Untuk hasil perhitungan reliabilitas soal hasil uji coba instrument, akan
disajikan pada tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2. Reliabilitas Butir Soal Hasil Uji Coba
No Soal Koef
Korelasi
t
hitung
t
tabel
Reliabilitas Interpretasi
Reliabilitas
1
2
3
.
.
.
.
n
3) Validitas Butir Soal
Validitas butir soal dihitung untuk mengetahui seberapa jauh hubungan
antara jawaban skor butir soal dengan skor total yang telah ditetapkan. Secara
umum, suatu butir soal dikatakan valid apabila memiliki dukungan yang besar
terhadap skor total. Skor pada suatu item menyebabkan skor total menjadi tinggi
atau rendah. Dengan kata lain sebuah item tes memiliki validitas tinggi jika skor
pada item itu mempunyai kesejajaran dengan skor total (Arikunto, 1999).
Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi, sehingga untuk mengetahui
validitas item ini digunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:
r
xy
=
( ) [ ]
( ) { } ( ) { }


2
2
2
2
y y N x x N
y x xy N
dengan :
x = skor butir soal
y = skor total
62
r
xy
= koefisien korelasi antara skor

butir dengan skor total
N = banyaknya siswa yang mengikuti tes (Arikunto, 1999).
Besarnya koefisien r Kategori
0,800 1,00
0,600 0,800
0,400 0,599
0,200 0,399
0,000 1,999
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
Sumber: Arikunto (1999).
Sedangkan untuk mengetahui signifikansi korelasi yang didapat, maka
digunakan uji-t (Sudjana, 1996:379). Menentukan t
hitung
dengan mensubsitusikan
r
xy
ke rumus:
t
hitung
=
2
xy
xy
r 1
2 N
r

(Sudjana, 1996:380)
Menentukan signifikansi koefisien validitas tes. Criteria yang harus dipenuhi agar
koefisien validitas tes termasuk signifikan adalah jika t
hitung
> t
tabel
dengan t
tabel
= t
(1-)
(dk)
untuk adalah taraf signifikansi dan dk = N-2. Untuk hasil perhitungan
Validitas soal hasil uji coba instrument, akan disajikan pada tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3 Validitas Butir Soal Hasil Uji Coba
No Soal Koef
Korelasi
t
hitung
t
tabel
Validitas Interpretasi
Validitas
1
2
3
.
.
.
.
6
4) Tingkat Kesukaran Butir Soal
Untuk mengidentifikasi soal-soal mana yang baik dan mana yang kurang
baik atau jelek, dilakukan analisis butir soal, sehingga dapat diketahui tingkat
kesukaran dan daya pembeda dari masing-masing soal. Dalam menganalisis
tingkat kesukaran soal kita menggunakan asumsi validitas dan reliabilitas, dan
juga ada kemungkinan keseimbangan dari tingkat kesulitan tersebut (Panjaitan,
63
2008). Keseimabang ayang dimaksud adalah adanya soal-soal yang dikategorikan
soal mudah, sedang, dan sukar secara profesional (Panjaitan, 2008). Selanjutnya,
tingkat kesukaran dapat dipandang sebagai kesanggupan siswa menjawab soal,
tidak dapat dilihat dari segi kemampuan guru mendisain soal tersebut. Penentuan
indeks kesukaran ditentukan oleh rumus sebagai berikut:
100%
20N
LG HG
DI
+

Dengan:
DI = Indeks kesukaran butir soal
HG = Jumlah skor siswa kelompok atas
LG = Jumlah skor siswa kelompok Bawah
N = Jumlah pesert a kelompok atas dan kelompok bawah
Kriteria interpretasi tingkat kesukaran (Suherman, 1990)
DI 27% , soal sukar
27% < DI 73% , soal sedang
DI > 73% , soal mudah
Untuk hasil perhitungan tingkat kesukaran soal hasil uji coba instrument, akan
disajikan pada tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4 Tingkat Kesukaran Soal Hasil Uji Coba
No Soal Tingkat Kesukaran Keterangan
1
2
3
4
5
6
5) Daya Pembeda Butir Soal
Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu butir soal untuk
membedakan siswa yang pandai (menguasai materi yang ditanyakan) dengan
siswa yang kurang pandai (belum atau tidak menguasai materi yang ditanyakan).
Tahap-tahap perhitungan daya pembeda butir soal adalah:
1. Para siswa didaftarkan dalam peringkat pada sebuah tabel
64
2. Memisahkan 27%-33% nilai siswa dari kelompok atas dan kelompok bawah
(Depdiknas, 2003).
3. Menghitung daya pembeda butir soal dengan rumus
DP =
M
b A
X
X X
(Depdiknas, 2003)
Keterangan:
DP = daya pembeda butir soal
A X = nilai rataan kelompok atas
B X = nilai rataan kelompok bawah
X
M
= nilai maksimal setiap butir soal
Interpretasi nilai DP mengacu pada pendapat Ebel (Ruseffendi, 1991b: 203-204):
0,40 atau lebih : sangat baik
0,30 0,39 : cukup baik, mungkin perlu diperbaiki
0,20 0,29 : minimum, perlu diperbaiki
0,19 ke bawah : jelek, dibuang atau dirombak
Untuk hasil perhitungan daya pembeda soal hasil uji coba instrument, akan
disajikan pada tabel 3.5 berikut:
Tabel 3.5 Daya Pembeda Soal Hasil Uji Coba
No Soal Daya Pembeda Keterangan
1
2
3
4
5
6
2. Tahap Pelaksanaan Eksperimen
Setelah melakuakan pengembangan perangkat dan uji coba perangkat,
penelitian ini dilanjutkan pada pelaksanaan eksperimen. Rancangan eksperimen
ini menggunakan rancangan eksperimen pretes-postes dua kelompok yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Bentuk rancangan eksperimen
dilaku sebagaimana pada tabel 3.6. berikut:
65
Tabel 3.6. Rancangan Penelitian
Kelompok Pretest Treatment Postest
Eksperimen O
1
X O
2
Kontrol O
1
Y O
2
Keterangan:
X : pendekatan penemuan terbimbing menggunakan software Autograph
Y: Pembelajaran Konvensional
Untuk mengetahui sejauh mana kesiapan siswa menerima pembelajaran
pada pokok bahasan persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel dan
perbandingan dan untuk mengetahui apakan kemampuan awal sama atau tidak,
maka dilakukan tes awal (pretes).
Adapun pretes dilakukan untuk melihat kesetaraan antara subjek
penelitian, sedangkan postes dilakukan untuk melihat perbedaan peningkatan
kemampuan Pemahaman Konsep matematika dan kemampuan kreatifitas
matematika siswa. Dengan menggunakan model Weinner, maka rancangan
penelitian ini dapat disajikan sebagai berikut:
Tabel 3.7. Rangkuman Perhitungan Peningkatan (Gain) Kemampuan
Pemahaman Konsep matematika Siswa
Kemampuan Yang
Diukur
Pendekatan Pembelajaran
Model Pencapaian Konsep Pembelajaran Konvensional
Gain Gain
Pemahaman
Konsep matematika
Tabel 3.8. Rangkuman Perhitungan Peningkatan (Gain) Kemampuan
Kreatifitas Matematika Siswa
Kemampuan
Yang Diukur
Pembelajaran
Model Pencapaian Konsep Pembelajaran Konvensional
Gain Gain
Kreatifitas
Matematika
Tabel 3.9. Rangkuman Perhitungan Peningkatan (Gain) Kemampuan
Pemahaman Konsep matematika Siswa Berdasarkan
66
Tingkat Kemampuan Matematika Siswa
Kemampuan
Yang Diukur
Tingkat
Kemampuan
Matematika
Pembelajaran
Model Pencapaian
Konsep
Pembelajaran
Konvensional
Gain Gain
Pemahaman
Konsep
matematika
Tabel 3.10 Rangkuman Perhitungan Peningkatan (Gain) Kemampuan
Pemahaman Konsep matematika Siswa Berdasarkan
Tingkat Kemampuan Kreatifitas Siswa
Kemampuan
Yang Diukur
Tingkat
Kemampuan
Matematika
Pendekatan Pembelajaran
Model Pencapaian
Konsep
Pembelajaran
Konvensional
Gain Gain
Kreatifitas
Matematika
Data yang diperoleh dari hasil pretes dan postes dianalisis untuk
mengetahui peningkatan kemampuan Pemahaman Konsep matematika siswa dan
kreatifitas matematika siswa. Besarnya peningkatan sebelum dan sesudah
pembelajaran dihitung dengan rumus gain ternormalisasi (normalized gain) dan
akhirnya diperoleh peningkatan rata-rata kemampuan Pemahaman Konsep
matematika dan kreatifitas matematika yang telah disusun sebelumnya dalam
distribusi frekuensi. Pengolahan data diawali dengan menguji persyaratan statistik
yang diperlukan sebagai dasar untuk menentukan uji statistik yang tepat
digunakan untuk pengambilan keputusan.
2.5. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Berdasarkan rancangan penelitian di atas, penelitian ini mencakup tiga
tahapan. Ketiga tahapan ini mencakup tahap persiapan, tahap pelaksanaan,
eksperimen tahap analisa dan penulisan laporan, sebagai berikut:
3.5.1. Tahap Persiapan
67
Tahap persiapan yang dimaksud adalah kegiatan yang dilakukan untuk
menyusun perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian, variabel serta revisi
para ahli terhadap perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian. Termasuk
survey ke SMA Negeri 1 Batang Kuis sekaligus melakukan kolaborasi antara
peneliti yang melakukan eksperimen dengan pengamat agar memiliki persmaan
pandangan dalam melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran.
3.5.2. Tahap Pelaksanaan Eksperimen
Pada tahap ini dilakukan tes awal, penyajian pembelajaran berbasis
masalah pengumpulan data, dan tes akhir. Tes awal bertujuan untuk mengetahui
keadaan awal siswa tentang materi fungsi dan fungsi kuadrat. Juga dilakukan
pengamatan terhadap aktivitas siswa, pengamatan kemampuan guru mengelola
pembelajaran dan pola jawaban siswa dalam mengerjakan tes yang diberikan.
3.5.3. Tahap Analisis Data dan Penulisan Laporan
Data yang diperoleh dari hasil eksperimen kemudian dianalisis dengan
membandingkan hasil antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen,
menguji mana yang lebih baik serta menarik kesimpulan sesuai dengan tujuan
penelitian. Kemudian semua hasil penelitian ditulis untuk membuat laporan.
2.6. Teknik Pengumpulan Data
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah tes
Pemahaman Konsep matematik, tes kretivitas matematika, lembar pengamatan
aktivitas siswa, dan lembar pengamatan kemampuan guru mengelola
pembelajaran. Semua data akan dianalisis untuk penarikan kesimpulan.
2.6.1. Tes Kemampuan Pemahaman Konsep matematika Siswa.
Tes kemampuan Pemahaman Konsep matematika siswa disusun dalam
bentuk uraian berdasarkan kriteria kemampuan pemahaman dan materi ajar yang
dipelajari siswa. Kriteria pemberian skor tiap butir soal dalam tes berpedoman
pada penskoran soal, setiap butir soal mempunyai bobot maksimal 4 dan minimal
0. Panduan pemberian skor menggunakan Holistic Scoring Rubrics menurut Cai,
Lane, dan Jakabcsin, (dalam Bagus, 2007) yang telah dimodifikasi. Penskoran tes
68
kemampuan Pemahaman Konsep matematika siswa yang digunakan adalah yang
disajikan pada tabel 3.11. sebagai berikut:
Tabel 3.11. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemahaman Konsep
matematika Siswa
No.
Kriteria pemahaman
konsep
deskripsi skor
1
M
e
n
y
a
t
a
k
a
n

u
l
a
n
g

s
e
b
u
a
h

k
o
n
s
e
p
Tidak ada jawaban atau Tidak ada ide
matematika yang muncul sesuai dengan soal.
0
Ide matematik telah muncul namun belum
dapat menyatakan ulang konsep dengan tepat
dan masih banyak melakukan kesalahan.
1
Telah dapat menyatakan ulang sebuah konsep
namun belum dapat dikembangkan dan masih
melakukan banyak kesalahan.
2
Dapat menyatakan ulang sebuah konsep sesuai
dengan definisi dan konsep esensial yang
dimiliki oleh sebuah objek namun masih
melakukan beberapa kesalahan.
3
Dapat menyatakan ulang sebuah konsep sesuai
dengan definisi dan konsep esensial yang
dimiliki oleh sebuah objek dan hanya
melakukan sedikit kesalahan operasi
matematis.
4
2
M
e
n
g
k
l
a
s
i
f
i
k
a
s
i
k
a
n

o
b
j
e
k
Tidak ada jawaban atau Tidak ada ide
matematika yang muncul sesuai dengan soal.
0
Ide matematik telah muncul namun belum
dapat menganalisis suatu objek dan
mengklasifikasikannya menurut sifat-sifat/ciri-
ciri tertentu yang dimiliki sesuai dengan
konsepnya.
1
Telah dapat menganalisis suatu objek namun
belim dapat mengklasifikasikannya menurut
sifat-sifat/ciri-ciri dan konsepnya yang
dimiliki.
2
Dapat menganalisis suatu objek dan
mengklasifikasikannya menurut sifat-sifat/ciri-
ciri dan konsepnya tertentu yang dimiliki
namun masih melakukan beberapa kesalahan
operasi matematis.
3
Dapat menganalisis suatu objek dan
mengklasifikasikannya menurut sifat-sifat/ciri-
ciri dan konsepnya tertentu yang dimiliki
dengan tepat.
4
No.
Kriteria pemahaman
konsep
deskripsi skor
69
3
M
e
m
b
e
r
i
k
a
n

c
o
n
t
o
h

d
a
n

n
o
n

c
o
n
t
o
h
Tidak ada jawaban atau Tidak ada ide
matematika yang muncul sesuai dengan soal.
0
Ide matematik telah muncul namun belum
dapat menyebutkan konsep yang dimiliki oleh
setiap contoh yang diberikan.
1
Telah dapat memberikan contoh dan non-
contoh sesuai dengan konsep yang dimiliki
objek namun belum tepat dan belum dapat
dikembangkan.
2
Telah dapat memberikan contoh dan non-
contoh sesuai dengan konsep yang dimiliki
objek namun pengembangannya belum tepat.
3
Telah dapat memberikan contoh dan non-
contoh sesuai dengan konsep yang dimiliki
objek dan tlah dapat dikembangkan.
4
4
M
e
n
g
a
p
l
i
k
a
s
i
k
a
n

k
o
n
s
e
p
Tidak ada jawaban atau Tidak ada ide
matematika yang muncul sesuai dengan soal.
0
Ide matematik telah muncul namun belum
dapat menyajikan konsep dalam berbagai
bentuk representasi matematis sebagai suatu
logaritma pemecahan masalah.
1
Dapat menyajikan konsep dalam berbagai
bentuk representasi matematis namun belum
memahami logaritma pemecahan masalah.
2
Dapat menyajikan konsep dalam berbagai
bentuk representasi matematis sebagai suatu
logaritma pemecahan masalah namun masih
melakukan beberapa kesalahan.
3
Dapat menyajikan konsep dalam berbagai
bentuk representasi matematis sebagai suatu
logaritma pemecahan masalah dengan tepat.
4
70
Adapun kisi-kisi soal kemampuan Pemahaman Konsep matematika siswa
ditunjukkan pada tabel 3.12. sebagai berikut:
Tabel 3.12. Kisi-kisi Soal Kemampuan Pemahaman Konsep matematika
Siswa
Indikator Pemahaman Konsep
matematik
Indikator Yang diukur
Nomor
Soal
Menyatakan ulang sebuah
konsep
menyebutkan definisi berdasarkan
konsep esensial yang dimiliki oleh
sebuah objek
Mengklasifikasikan objek
menganalisis suatu objek dan
mengklasifikasikannya menurut sifat-
sifat/ciri-ciri tertentu yang dimiliki
sesuai dengan konsepnya
Memberikan contoh dan non
contoh
memberikan contoh lain sesuai konsep
yang dimiliki sebuah objek baik untuk
contoh maupun untuk non contoh
Mengaplikasikan konsep
menyajikan konsep dalam berbagai
bentuk representasi matematis sebagai
suatu logaritma pemecahan masalah.
3.5.2. Tes Kemampuan Kreativitas Matematika Siswa.
Tes kemampuan kreativitas matematika siswa disusun dalam bentuk
uraian berdasarkan kriteria kemampuan kreativitas dan materi ajar yang dipelajari
siswa. Kriteria pemberian skor tiap butir soal dalam tes ini menurut pedoman
penskoran soal-soal, di mana setiap butir soal mempunyai bobot nilai maksimal 4
(empat) dan minimal 0 (nol). Panduan pemberian skor menggunakan Holistic
Scoring Rubrics menurut Cai, Lane, dan Jakabcsin, (dalam Bagus, 2007) yang
telah dimodifikasi. Penskoran tes kemampuan kreatifitas matematika siswa yang
digunakan adalah yang disajikan pada tabel 3.13. berikut:
Tabel 3.13. Pedoman Penskoran Tes Kreativitas Matematika Siswa
71
Kriteria kreativitas
skor
Nomor 1
Fluency
(Kelancaran)
Nomor 2
Flexibility
(Keluwesan)
Nomor 3
Originality
(Kebaruan)
D
e
s
k
r
i
p
s
i
Tidak menuliskan jawaban apapun
Tidak ada ide matematika yang muncul sesuai dengan soal.
0
Memunculkan satu ide
penyelesaian namun
belum tepat.
Memunculkan satu ide
penyelesaian namun
belum tepat
Memunculkan Ide
matematika yang tapi
bukan merupakan solus
1
Memunculkan satu ide
penyelesaian yang tepat
Banyak terjadi kesalahan
dalam perhitungan
Memunculkan hanya satu
atau dua ide
penyelesaian yang tepat
Banyak terjadi kesalahan
dalam perhitungan
Ide matematika yang
dipakai mengarah pada
solusi
Banyak terjadi
kesalahan
Masih merupakan cara
yang umum
2
Memunculkan suatu
ide penyelesaian yang
tepat
Terjadi sedikit
kesalahan dalam
perhitungan
Memunculkan dua ide
penyelesaian yang tepat
Terjadi sedikit
kesalahan dalam
perhitungan
Jawaban tepat namun
belum sempurna
Ide matematika yang
dipakai mengarah pada
solusi
Terjadi sedikit
kesalahan
Jawaban tepat namun
belum sempurna
Cara yang dipakai oleh
sedikit siswa (paling
banyak 5 siswa)
3
Memunculkan suatu
ide penyelesaian yang
tepat
Prosedur yang
dilakukan tepat
Jawaban
seluruhnyatepat dan
lengkap
Memunculkan dua ide
penyelesaian yang tepat
Prosedur yang
dilakukan tepat
Jawaban seluruhnya tepat
dan lengkap
Ide matematika yang
dipakai mengarah pada
solusi
Jawaban tepat dan
lengkap
Cara yang dipakai oleh
sedikit siswa (paling
banyak 5 siswa)
4
72
Adapun kisi-kisi soal kemampuan kreativitas matematika siswa
ditunjukkan pada tabel 3.14. sebagai berikut:
Tabel 3.14. Kisi-kisi Soal Kemampuan Kreatifitas Matematika Siswa
Materi
Indikator
Pemahaman
Matematika
Indikator Yang Diukur
Jlh.
Soal
Fungsi
dan
daerah
asal
Fluency
(Kelancaran)
Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian dari
masalah.
Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan
berbagai hal.
Mampu mengaitkan sejumlah kategori yang berbeda dari
pernyataan yang dihasilkan.
Flexibility
(Keluwesan)
Menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang
bervariasi.
Dapat melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda.
Mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda.
Dapat mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran.
Originality
(Kebaruan)
Mamapu memperkaya dan mengembangkan sesuatu
gagasan atau produk.
Menambahkan atau memperinci detil-detil dari suatu
objek, gagasan atau situasi sehingga lebih menarik.
3.5.3. Lemba Observasi Aktivitas Siswa.
Lembar observasi aktivitas siswa meliputi aktivitas siswa dari awal
pembelajaran sampai guru menutup pembelajaran. Data aktivitas siswa diperoleh
melalui pengamatan terhadap siswa dengan memperhatikan aktivitas siswa selama
proses pembelajaran berlangsung pada kelompok model pembelajaran pencapaian
konsep. Pengamatan aktiviats siswa dilakukan oleh satu orang pengamat dalam
setiap kali pertemuan. Pengamat menuliskan kategori-kategori yang skor yang
muncul dengan memberi tanda cek (v) pada baris dan kolom sesuai dengan aspek
yang dinilai. Kategori pengamatan aktivitas siswa pada kelas eksperimen adalah
sebagai mana tertera pada tabel 3.15. berikut:
73
Tabel 3.15. Aktivitas Siswa selama Pembelajaran pada Kelas Eksperimen
No.
Fase model
pencapaian konsep
Aspek yang diamati Indikator Pengamatan
1 Penyajian Data
Membandingkan contoh
berlabel
Keaktifan belajar
Menjawab pertanyaan guru
Mengajukan dugaan sendiri
Memeberi tanggapan
Bertanya.
Memberikan definisi
Mengajukan tanggapan
Menjawab pertanyaan guru
2
Pengetesan
Pencapaian Konsep
Memberi komentar berdasarkan
contoh lain yang tak berlabel
Menjawab pertanyaan guru
Memberikan tanggapan
mengenai contoh tak berlabel
Memberikan nama konsep Mengerjakan hasil kerja ke
depan.
Mencari contoh yang alain Memberikan contoh lain
dengan menuliskannya ke
papan tulis
3
Analisis Strategi
Berpikir
Mengungkapkan hasil
pemikiran sendiri
Keaktifan mengungkapkan ide
sendiri
Melakukan diskusi dari
keaneka ragaman hasil
pemikiran
Keaktifan dalam berdiskusi
Keaktifan bertanya dan
menjawab pertanyaan
Selanjutnya dihitung dengan rumus:
Persentase Rata-Rata Skor (RS) =
% 100
Maksimal Banyak
Skor Jumlah

Dimana
90% RS 100% : Sangat Baik
80% RS< 90% : Baik
70% RS < 80% : Cukup
60% RS < 70% : Kurang
0% RS < 60% : Buruk
3.6. TEHNIK ANALISIS DATA
Berkaitan dengan pertanyaan penelitian, aktivitas siswa dan guru,
kemampuan guru mengelola pembelajaran dan respon siswa dianalisis dengan
74
analisis statistik deskriptif. Data tentang hasil belajar dianalisis dengan statistik
inferensial.
3.6.1. Analisis Statistik Deskriptif
Agung (1992) menyatakan bahwa statistik deskriptif dapat berbentuk
tabel frekuensi, tabel silang, dan beberapa statistik dasar seperti rata-rata, median,
modus, dan varians. Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan
untuk menjawab pertanyaan penelitian dengan menggunakan tabel frekuensi, rata-
rata, varians, dan persentase. Data yang menggunakan analisis statistik deskriptif
adalah:
a. Data Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
Data hasil pengamatan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran dianalisis
dengan menggunakan persentase. Persentase pengamatan aktivitas siswa yaitu
frekuensi rata-rata setiap aspek pengamatan dibagi dengan banyaknya frekuensi
rata-rata semua aspek pengamatan dikali 100% dengan batas toleransi 5%.
b. Data Pola Jawaban Siswa
Untuk melihat pola jawaban siswa dalam menyelesaikan masalah-masalh
yang diberikan.
2.6.2. Analisis Statistik Inferensial
Data nilai gain yang diperoleh dari skor kemampuan pemahaman
matematika dan kemampuan kreativitas matematika dikelompokkan menurut
pendekatan penemuan terbimbing menggunakan Autograph dan pembelajaran
pendekatan pembelajaran biasa. Untuk selanjutnya pengolahan data diawali
dengan menguji persyaratan statistik yang diperlukan sebagai dasar dalam
pengujian hipotesis antara lain uji normalitas dan homogenitas, selanjutnya
dilakukan ANOVA 2 jalur untuk menguji hipotesis yang disesuaikan dengan
permasalahannya. Seluruh perhitungan statistik menggunakan bantuan komputer
yakni program Microsoft Exceel dan program SPSS 17. Selain dilakukan analisa
75
kuantitatif, peneliti juga akan melakukan analisa kualitatif terhadap aktifitas
siswa. Untuk lebih terarahnya penelitian ini berikut disajikan tabel keterkaitan
antara permasalahan, hipotesis, dan jenis uji statistik yang digunakan dalam
analisis kuantitatif.
a. Menguji Normalitas
Menguji normalitas data menggunakan rumus khi-kuadrat (chi-square) dari
Ruseffendi (1998:294)
( )

e
2
e o 2
f
f f

Dengan :
2
= khi-kuadrat
f
o
= frekuensi dari yang diamati
f
e
= frekuensi yang diharapkan
Langkah berikutnya adalah membandingkan
2
hitung
dengan
2
tabel
dengan
derajat kebebasan (dk) = J-3. Dalam hal ini J menyatakan banyaknya kelas
interval. Jika
2
hitung
<
2
tabel
, maka dapat dikatakan bahwa data tersebut
berdistribusi normal.
b. Menguji Homogenitas
Uji ini digunakan untuk menentukan apakah sampel yang diperoleh berasal
dari populasi dengan varians yang sama. Tes yang digunakan untuk
menghitung homogenitas mengunakan rumus dari Ruseffendi (1998:295)
Hipotesis yang akan di uji adalah:
H
0
:
1
2
=
2
2
H
A
:
1
2

2
2
F =
2
k
2
b
2
kecil
besar
2
S
S
S
S

Dengan:
2
b
S
= variansi terbesar
2
k
S = variansi terkecil
76
Kriteria pengujiannya adalah tolak H
0
jika hitung tabel
F F <
dan terima H
0
untuk
kondisi lainnya. Dengan dk pembilang = (n
1
-1) dan dk penyebut = (n
2
-1) pada
taraf signifikansi = 0,05
Selanjutnya uji statistik sesuai dengan hipotesis yang diajukan dilakukan berikut:
1. Peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang
diajar dengan model pembelajaran pencapaian konsep lebih baik dari
siswa yang diajar dengan Pembelajaran Konvensional
Data yang diperoleh dari hasil tes awal dan tes akhir untuk kemampuan
pemahaman konsep matematika dianalisis untuk mengetahui peningkatan
kemampuan pemahaman konsep matematika siswa, sedangkan untuk kreativitas
matematika siswa dianalisis untuk mengetahui peningkatan kreativitas matematika
siswa. Skor diperoleh dari hasil tes siswa sebelum dan setelah belajar dengan
pembelajaran pencapaian konsep dianalisa dengan cara membandingkan dengan
skor siswa yang diperoleh dari hasil tes siswa sebelum dan setelah belajar dengan
Pembelajaran Konvensional. Besarnya peningkatan sebelum dan sesudah
pembelajaran secara keseluruhan dihitung dengan rumus gain ternormalisasi
(normalized gain), yang dikembangkan oleh Hake dalam Siregar (2009) sebagai
berikut:
( ) ( )
( ) ( ) score test free score posible imum
score test free score tes post
sasi ternormali Gain

max
Selanjutnya digunakan uji t untuk melihat apakah peningkatan kemampuan
pemahaman konsep siswa yang ada di kelompok eksperimen lebih baik
dibandingkan dengan siswa yang ada di kelompok kontrol. Dimana hipotesis yang
akan diuji adalah:
H
0
:
1
=
2
: Peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa
yang diajar dengan model pembelajaran pencapaian konsep
tidak lebih baik dari Pembelajaran Konvensional.
H
a
:
1
>
2
: Peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa
yang diajar dengan model pembelajaran pencapaian konsep
lebih baik dari Pembelajaran Konvensional.
77
- Jika data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen maka digunakan uji
t dengan rumus:
1 n n
1)s (n 1)s (n
S dan
n
1
n
1
S
x x
t
2 1
2
2 2
2
1 1
gab
2 1
gab
2 1
hitung
+
+

(Sudjana, 2001)
Dengan:
1
x

= nilai rata-rata siswa kelompok eksperimen
2
x
= nilai rata-rata siswa kelompok kontrol
n
1
= banyaknya siswa kelompok eksperimen
n
2
= banyaknya siswa kelompok kontrol
2
1
s = varians kelompok eksperimen
2
2
s = varians kelompok kontrol
S
gab
= simpangan gabungan
- Jika data yang diperoleh berdistribusi normal tetapi tidak homogen maka
digunakan uji t' (Sudjana, 2001) dengan rumus:
kontrol kelas siswa jumlah n
eksperimen kelas siswa jumlah n
kontrol kelompok varians s
eksperimen kelompok varians s
kontrol kelas rmalisasi gain terno rata - rata nilai x
eksperimen kelas rmalisasi gain terno rata - rata nilai x dengan
) /n (s ) /n (s
x x
t'
2
1
2
2
2
1
2
1
2
2
2 1
2
1
2 1

Kriteria pengujiannya adalah tolak H


0
jika
hitung
tabel
'
' t t < dan terima H
0
untuk
kondisi lainnya dengan taraf signifikansi yang telah ditentukan
- Jika data yang diperoleh tidak berdistribusi normal dan tidak homogen, maka
digunakan uji statistik non parametrik yaitu uji Mann-Whitney.
Kriteria pengujiannya adalah tolak H
0
jika hitung tabel
z z <
dan terima H
0
untuk
kondisi lainnya dengan taraf signifikansi yang telah ditentukan
- Jika datanya tidak berdistribusi normal tetapi homogen maka uji yang
dilakukan adalah uji Wilcoxon (Russefendi, 1998).
78
2. Peningkatan kemampuan kreativitas matematika siswa yang diajar
dengan model pembelajaran pencapaian konsep lebih baik dari siswa
yang diajar dengan Pembelajaran Konvensional
Sama halnya seperti uji hipotesis pada point (1) diatas, data yang diperoleh
dari hasil tes awal dan tes akhir untuk kemampuan kreativitas dianalisis untuk
mengetahui peningkatan kemampuan kreativitas matematika siswa. Skor yang
diperoleh dari hasil tes siswa sebelum dan setelah belajar dengan model
pembelajaran pencapaian konsep dianalisa dengan cara membandingkan dengan
skor siswa yang diperoleh dari hasil tes siswa sebelum dan setelah belajar dengan
pendekatan pembelajaran biasa. Besarnya peningkatan sebelum dan sesudah
pembelajaran dihitung dengan rumus gain ternormalisasi (normalized gain), yang
dikembangkan oleh Hake dalam Siregar (2009) sebagai berikut:
score pretest - score possible Maximum
score pretest - score post test
rmalisasi gain terno
Selanjutnya digunakan uji ANOVA 2 jalur yang dilanjutkan dengan uji
Scheffe untuk melihat apakah peningkatan kemampuan kreativitas siswa yang ada
di kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan dengan siswa yang ada di
kelompok kontrol (2). Dimana hipotesis yang akan diuji adalah:
H
0
:
1
=
2
: Peningkatan kemampuan kreativitas matematika siswa yang diajar
dengan model pembelajaran pencapaian konsep tidak lebih baik
dari Pembelajaran Konvensional.
H
a
:
1
>
2
: Peningkatan kemampuan kreativitas matematika siswa yang
diajar dengan model pembelajaran pencapaian konsep lebih baik dari
Pembelajaran Konvensional.
3. Terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan tingkat
kemampuan matematika siswa terhadap peningkatan pemahaman
konsep matematika siswa.
79
Data peningkatan pemahaman konsep dan kreativitas matematika siswa
yang telah diperoleh akan diuji menggunakan ANOVA 2 jalur setelah memenuhi
syarat uji normalitas dan homogenitas untuk melihat apakah terdapat interaksi
antara pendekatan pembelajaran dengan tingkat kemampuan matematika terhadap
peningkatan kemampuan pemahaman matematika siswa. Setelah diujikan dengan
ANOVA 2 jalur, kemudian dilanjutkan dengan uji Scheffe.. Adapun desain
rancangan penelitian yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara varibel
penelitian adalah seperti pada tabel 3.4 yakni:
Tabel 3.17 Desain faktorial 32 untuk mengetahui interaksi antara
pendekatan pembelajaran dan tingkat kemampuan matematika
siswa terhadap peningkatan pemahaman konsep matematika
siswa

Kemampuan
Yang Diukur
Tingkat
Kemampuan
Matematika
(A)
Pendekatan Pembelajaran (B)
Kelas Eksperimen
(B
1
)
Kelas Kontrol
(B
2
)
Gain Gain
Pemahaman
Matematika
Tinggi (Ax
1
) Ax
1
B
1
Ax
1
B
2
Sedang (Ax
2
) Ax
2
B
1
Ax
2
B
2
Rendah (Ax
3
) Ax
3
B
1
Ax
3
B
2
Keterangan :
Ax
1
B
1
: interaksi antara model pembaelajaran pencapaian konsep dan
kemampuan matematika terhadap peningkatan pemahaman konsep
pada kelompok tinggi
Ax
1
B
1
: interaksi antara model pembaelajaran pencapaian konsep dan
kemampuan matematika terhadap peningkatan pemahaman konsep
pada kelompok sedang
Ax
3
B
1
: interaksi antara model pembaelajaran pencapaian konsep dan
kemampuan matematika terhadap peningkatan pemahaman konsep
pada kelompok rendah
Ax
1
B
2
: interaksi antara pembaelajaran konvensional dan kemampuan matematika
terhadap peningkatan pemahaman konsep pada kelompok tinggi
Ax
2
B
2
: interaksi antara pembaelajaran konvensional dan kemampuan matematika
terhadap peningkatan pemahaman konsep pada kelompok sedang
80
Ax
3
B
2
: interaksi antara pembaelajaran konvensional dan kemampuan matematika
terhadap peningkatan pemahaman konsep pada kelompok rendah
Selanjutnya tabel ANOVA yang perlu diisi adalah sebagai berikut:
Tabel 3.18 Rancangan Tabel ANOVA untuk Mengetahui Interaksi Antara
Pendekatan Pembelajaran Dan Tingkat Kemampuan Matematika
Siswa Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika
Siswa
Sumber JK Dk RJK F
T. Kemampuan Matematika (A) JK
a
J-1 JK
a
/(J-1) RJK
a
/RJK
i
Model Pembelajaran pencapaian
konsep (B)
JK
b
K-1 JK
b
/(K-1) RJK
b
/RJK
i
AB JK
ab
(J-1)(K-1) JK
ab
/(J-1)(K-1) RJK
ab
/RJK
i
Inter JK
i
JK(n-1) JK
i
/ JK(n-1)
Dengan F kritis diperoleh dari F tabel dengan dk {y, JK(n-1)} dan =0,5%
Keterangan:
JKa : Jumlah kuadrat menurut faktor A
JK
b
: Jumlah kuadrat menurut faktor B
JK
ab
: Jumlah kuadrat menurut faktor A dan faktor B
JK
i
: Jumlah kuadrat inter kelompok
N : Banyak anggota per kelompok
n.. :N = banyak anggota seluruhnya
K : Banyak kolom
J : Banyak baris
Adapun masing-masing JK
a,
JK
b,
JK
ab,
dan JK
i
diperoleh dengan rumus sebagai
berikut:
Untuk memperoleh tabel nilai JK
i
kita harus mengetahui terlebih dahulu rerata per
kotak, rerata menurut baris kotak, rerata menurut kolom kotak dan rerata
seluruhnya. Secara singkat seperti tabel berikut:
..
2
k j i
ijk
j
k
2
j i
ijk
b
n
X
n
X
JK 2.

,
_

,
_


n..
X
n
X
JK
JK JK JK JK 3.
2
k j i
ijk
k j
2
i
ijk
ab b a
b a ab b a ab

,
_

,
_



+ +
+ +
( )


k j i
2
jk ijk
i
X X JK 4.
..
2
k j i
ijk
j
j
2
k i
ijk
a
n
X
n
X
JK 1.

,
_

,
_


81
Tabel 3.19 Tabel Perhitungan Rerata untuk Mengetahui Interaksi Antara
Pendekatan Pembelajaran Dan Tingkat Kemampuan Matematika
Siswa Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika
Siswa
Kemampuan
Yang Diukur
Tingkat Kemampuan
Matematika (A)
Pendekatan Pembelajaran (B)
Kelas
Eksperimen (B1)
Kelas Kontrol
(B2)
Gain Gain
Pemahaman
konsep
Matematika
Tinggi (Ax
1
)
11 X 12 X . 1 X
Sedang (Ax
2
)
21 X 22 X . 2 X
Rendah(Ax
3
)
31 X 32 X . 3 X
1 . X 2 . X .. X
Selanjutnya dilakukan uji F berdasarkan tabel ANOVA yang telah
diperoleh, dengan membandingkan F
hitung
dengan F
tabel
dengan dk (y,JK(n-1))
dan = 0,05. Kriteria pengujiannya adalah tolak H
0
jika F
hitung
>F
tabel
dan terima H
0
untuk kondisi lainnya. Adapun hipotesis H
0
yang akan diuji adalah sebagai
berikut:
H
0
:
11

12
=

21

22
=
31

32
: Tidak terdapat interaksi yang signifikan
antara pendekatan pembelajaran dan
tingkat kemampuan matematika siswa
terhadap peningkatan kemampuan
pemahaman matematika siswa
Apabila terdapat interaksi yang signifikan maka akan dilakukan uji
lanjutan dengan menggunakan uji Scheffe. Adapun uji Scheffe dilakukan untuk
melihat sejauh mana perbedaan interaksi masing-masing perlakuan. Apakah
peningkatan pemahaman konsep matematika model pembelajaran pencapaian
konsep lebih signifikan terlihat dari pada pembelajaran konvensional pada siswa
82
yang kemampuan matematikanya tinggi atau sebaliknya? Demikian juga untuk
siswa kemampuan matematika sedang dan rendah.
4. Terdapat interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran dan
tingkat kemampuan matematika siswa terhadap peningkatan
kemampuan kreativitas matematika siswa.
Data peningkatan kreativitas matematika siswa yang telah diperoleh akan
diuji menggunakan ANOVA 2 jalur setelah memenuhi syarat uji normalitas dan
homogenitas untuk melihat apakah terdapat interaksi antara pendekatan
pembelajaran dengan tingkat kemampuan matematika terhadap peningkatan
kemampuan pemahaman matematika siswa. Setelah diujikan dengan ANOVA 2
jalur, kemudian dilanjutkan dengan uji Scheffe.. Adapun desain rancangan
penelitian yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara varibel penelitian
adalah seperti pada tabel 3.4 yakni:
Tabel 3.17 Desain faktorial 32 untuk mengetahui interaksi antara
pendekatan pembelajaran dan tingkat kemampuan matematika
siswa terhadap peningkatan Kreativitas matematika siswa

Kemampuan
Yang Diukur
Tingkat
Kemampuan
Matematika
(A)
Pendekatan Pembelajaran (B)
Kelas Eksperimen
(B
1
)
Kelas Kontrol
(B
2
)
Gain Gain
Kreatifitas
Matematika
Tinggi (Ay
1
) Ay
1
B
1
Ay
1
B
2
Sedang (Ay
2
) Ay
2
B
1
Ay
2
B
2
Rendah (Ay
3
) Ay
3
B
1
Ay
3
B
2
Keterangan :
Ay
1
B
1
: interaksi antara model pembaelajaran pencapaian konsep dan
kemampuan matematika terhadap kreativitas matematika pada
kelompok tinggi
Ay
2
B
1
: interaksi antara model pembaelajaran pencapaian konsep dan
kemampuan matematika terhadap kreativitas matematika pada
kelompok sedang
83
Ay
3
B
1
: interaksi antara model pembaelajaran pencapaian konsep dan
kemampuan matematika terhadap kreativitas matematika pada
kelompok rendah
Ay
1
B
2
: interaksi antara pembaelajaran konvensional dan kemampuan matematika
terhadap kreativitas matematika pada kelompok tinggi
Ay
2
B
2
: interaksi antara pembaelajaran konvensional dan kemampuan matematika
terhadap kreativitas matematika pada kelompok sedang
Ay
3
B
2
: interaksi antara pembaelajaran konvensional dan kemampuan matematika
terhadap kreativitas matematika pada kelompok rendah
Selanjutnya tabel ANOVA yang perlu diisi adalah sebagai berikut:
Tabel 3.18 Rancangan Tabel ANOVA untuk Mengetahui Interaksi Antara
Pendekatan Pembelajaran Dan Tingkat Kemampuan Matematika
Siswa Terhadap Peningkatan Kreativitas Matematika Siswa
Sumber JK dk RJK F
T. Kemampuan Matematika (A) JK
a
J-1 JK
a
/(J-1) RJK
a
/RJK
i
Pendekatan Pembelajaran (B) JK
b
K-1 JK
b
/(K-1) RJK
b
/RJK
i
AB JK
ab
(J-1)(K-1) JK
ab
/(J-1)(K-1) RJK
ab
/RJK
i
Inter JK
i
JK(n-1) JK
i
/ JK(n-1)
Dengan F kritis diperoleh dari F tabel dengan dk {y, JK(n-1)} dan =0,5%
Keterangan:
JKa : Jumlah kuadrat menurut faktor A
JK
b
: Jumlah kuadrat menurut faktor B
JK
ab
: Jumlah kuadrat menurut faktor A dan faktor B
JK
i
: Jumlah kuadrat inter kelompok
N : Banyak anggota per kelompok
n.. :N = banyak anggota seluruhnya
K : Banyak kolom
J : Banyak baris
Adapun masing-masing JK
a,
JK
b,
JK
ab,
dan JK
i
diperoleh dengan rumus sebagai
berikut:
..
2
k j i
ijk
j
k
2
j i
ijk
b
n
X
n
X
JK 2.

,
_

,
_


..
2
k j i
ijk
j
j
2
k i
ijk
a
n
X
n
X
JK 1.

,
_

,
_


84

Sesuai dengan apa yang telah dipaparkan di atas, rumusan masalah, hipotesis data,
alat uji, dan statistik semuanya saling terkait. Keterkaitan antara rumusan masalah,
hipotesis, data, alat uji dan uji statistik dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel
3.13 berikut:
Tabel 3.18 Rancangan Tabel ANOVA untuk Mengetahui Interaksi Antara
Pendekatan Pembelajaran Dan Tingkat Kemampuan Matematika
Siswa Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika
Siswa
Sumber JK Dk RJK F
T. Kemampuan Matematika (A) JK
a
J-1 JK
a
/(J-1) RJK
a
/RJK
i
Model Pembelajaran pencapaian
konsep (B)
JK
b
K-1 JK
b
/(K-1) RJK
b
/RJK
i
AB JK
ab
(J-1)(K-1) JK
ab
/(J-1)(K-1) RJK
ab
/RJK
i
Inter JK
i
JK(n-1) JK
i
/ JK(n-1)
Dengan F kritis diperoleh dari F tabel dengan dk {y, JK(n-1)} dan =0,5%
Keterangan:
JKa : Jumlah kuadrat menurut faktor A
JK
b
: Jumlah kuadrat menurut faktor B
JK
ab
: Jumlah kuadrat menurut faktor A dan faktor B
JK
i
: Jumlah kuadrat inter kelompok
N : Banyak anggota per kelompok
n.. :N = banyak anggota seluruhnya
K : Banyak kolom
J : Banyak baris
Adapun masing-masing JK
a,
JK
b,
JK
ab,
dan JK
i
diperoleh dengan rumus sebagai
berikut:
n..
X
n
X
JK
JK JK JK JK 3.
2
k j i
ijk
k j
2
i
ijk
ab b a
b a ab b a ab

,
_

,
_



+ +
+ +
( )


k j i
2
jk ijk
i
X X JK 4.
..
2
k j i
ijk
j
j
2
k i
ijk
a
n
X
n
X
JK 1.

,
_

,
_


85
Untuk memperoleh tabel nilai JK
i
kita harus mengetahui terlebih dahulu rerata per
kotak, rerata menurut baris kotak, rerata menurut kolom kotak dan rerata
seluruhnya. Secara singkat seperti tabel berikut:
Tabel 3.19 Tabel Perhitungan Rerata untuk Mengetahui Interaksi Antara
Pendekatan Pembelajaran Dan Tingkat Kemampuan Matematika
Siswa Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika
Siswa
Kemampuan
Yang Diukur
Tingkat Kemampuan
Matematika (A)
Pendekatan Pembelajaran (B)
Kelas
Eksperimen (B1)
Kelas Kontrol
(B2)
Gain Gain
Pemahaman
konsep
Matematika
Tinggi (Ax
1
)
11 X 12 X . 1 X
Sedang (Ax
2
)
21 X 22 X . 2 X
Rendah(Ax
3
)
31 X 32 X . 3 X
1 . X 2 . X .. X
..
2
k j i
ijk
j
k
2
j i
ijk
b
n
X
n
X
JK 2.

,
_

,
_


n..
X
n
X
JK
JK JK JK JK 3.
2
k j i
ijk
k j
2
i
ijk
ab b a
b a ab b a ab

,
_

,
_



+ +
+ +
( )


k j i
2
jk ijk
i
X X JK 4.
86
Selanjutnya dilakukan uji F berdasarkan tabel ANOVA yang telah
diperoleh, dengan membandingkan F
hitung
dengan F
tabel
dengan dk (y,JK(n-1))
dan = 0,05. Kriteria pengujiannya adalah tolak H
0
jika F
hitung
>F
tabel
dan terima H
0
untuk kondisi lainnya. Adapun hipotesis H
0
yang akan diuji adalah sebagai
berikut:
H
0
:
11

12
=

21

22
=
31

32
: Tidak terdapat interaksi yang signifikan
antara pendekatan pembelajaran dan
tingkat kemampuan matematika siswa
terhadap peningkatan kemampuan
pemahaman matematika siswa
Apabila terdapat interaksi yang signifikan maka akan dilakukan uji
lanjutan dengan menggunakan uji Scheffe. Adapun uji Scheffe dilakukan untuk
melihat sejauh mana perbedaan interaksi masing-masing perlakuan. Apakah
peningkatan kreativitas matematika model pembelajaran pencapaian konsep lebih
signifikan terlihat dari pada pembelajaran konvensional pada siswa yang
kemampuan matematikanya tinggi atau sebaliknya? Demikian juga untuk siswa
kemampuan matematika sedang dan rendah.
Tabel 3.13
Keterkaitan Antara Rumusan Masalah, Hipotesis, Data,
Alat Uji dan Uji Statistik
No Rumusan Masalah Hipotesis Data Alat Uji Uji Statistik
1 Apakah peningkatan
pemahaman konsep
matematika siswa yang
diajarkan dengan model
pencapaian konsep
lebih tinggi dari pada
pemahaman konsep
matematika siswa yang
diajarkan dengan?
peningkatan
pemahaman konsep
matematika siswa
yang diajarkan dengan
model pencapaian
konsep lebih tinggi
dari pada pemahaman
konsep matematika
siswa yang diajarkan
dengan pembelajaran
konvensional
Gain
Ternormalisasi
Kemampuan
Pemahaman Kelas
Eksperimen dan
Gain Ternormalisai
Kemampuan
Kreativitas Kelas
Kontrol
Tes
pemahaman
konsep
Anova Dua
Jalur
87
2 Apakah peningkatan
kemampuan kreativitas
matematika siswa yang
diajarkan dengan model
pencapaian konsep
lebih tinggi dari pada
kreativitas matematika
siswa yang diajarkan
dengan pembelajaran
konvensional?
peningkatan
kemampuan
kreativitas matematika
siswa yang diajarkan
dengan model
pencapaian konsep
lebih tinggi dari pada
kreativitas matematika
siswa yang diajarkan
dengan pembelajaran
konvensional
Gain
Ternormalisasi
Kemampuan
Pemahaman Kelas
Eksperimen dan
Gain Ternormalisai
Kemampuan
Kreativitas Kelas
Kontrol
Tes
kreativitas
Anova Dua
Jalur
3 Apakah ada interaksi
antara model
pembelajaran dengan
tingkat kemampuan
matematika siswa
terhadap peningkatan
kemampuan
pemahaman konsep
matematika siswa?
Terdapat interaksi
antara pendekatan
pembelajaran dengan
tingkat kemampuan
matematika siswa
terhadap peningkatan
kemampuan
pemahaman konsep
matematika siswa
Gain
Ternormalisasi
Kemampuan
Pemahaman Kelas
Eksperimen dan
Kelas Kontrol
kelompok tinggi,
sedang, rendah
Data gain
Anova Dua
Jalur
4 Apakah ada interaksi
antara model
pembelajaran dengan
tingkat kemampuan
matematika siswa
terhadap pembelajaran
konvensional
peningkatan
kemampuan kreativitas
matematika siswa?
Terdapat interaksi
antara model
pembelajaran dengan
tingkat kemampuan
matematika siswa
terhadap peningkatan
kemampuan
kreativitas matematika
siswa.
Gain
Ternormalisasi
Kemampuan
Pemahaman Kelas
Eksperimen dan
Kelas Kontrol
kelompok tinggi,
sedang, rendah
Data gain
Anova Dua
Jalur
5 Bagaimanakah aktivitas
siswa selama proses
pembelajaran model
pencapaian konsep
berlangsung?
Aktivitas siswa yang
memperoleh
pembelajaran model
pencapaian konsep
lebih positif daripada
siswa yang
memperoleh
pembelajaran
konvensional
Aktivitas siswa
selama
pembelajaran
Lembar
Pengamatan
Aktivitas
Siswa
Deskriptip.
6 Bagaimana pola
jawaban yang dibuat
siswa saat
Pola jawaban siswa
dengan pembelajaran
Pola jawaban siswa Lembar
Jawaban
Siswa
Deskriptip.
88
menyelesaikan soal-
soal pemahaman
matematika dan
kreativitas matematika
pada masing-masing
pembelajaran?
berbasis masalah lebih
bervariasi
dibandingkan dengan
pembelajaran
konvensional
2.7. Prosedur Penelitian
Penelitian eksperimen ini dilakukan dengan prosedur yang melalui tahapan
alur kerja penelitian yang diawali dengan studi pendahuluan untuk merumuskan
identifikasi masalah, merumuskan masalah dan studi literatur yang pada akhirnya
diperoleh perangkat penelitian berupa bahan ajar, pendekatan pembelajaran,
instrumen penelitian. Perangkat penelitian ini sebelum diujicobakan telah
dilakukan validasi baik isi dan wajah oleh para pakar pendidikan yang
berkompetensi.
Selama dilakukan tindakan berupa pendekatan pembelajaran yaitu
pendekatan penemuan terbimbing dengan Autograph pada kelas eksperimen dan
Pembelajaran Konvensional pada kelas kontrol juga dilakukan observasi. Hasil
observasi ini digunakan untuk analisis data secara kualitatif. Sedangkan analisis
secara kuantitatif dilakukan terhadap data yang diperoleh dari gain antara postes
dan pretes untuk kemampuan pemahaman matematika dan kreatifitas matematika
siswa. Bagan berikut ini merupakan rangkuman tahapan alur kerja penelitian yang
dilakukan.
Bagan 3.1 Prosedur Penelitin
89

Anda mungkin juga menyukai