Anda di halaman 1dari 17

YAYASAN PENDIDIKAN WARGA SURAKARTA

SMA WARGA SKA


JL. MONGINSIDI No. 17 TELP. 638873 SURAKARTA 57128

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


A. IDENTITAS : MATA PELAJARAN KELAS / PROGRAM SEMESTER MATERI POKOK ALOKASI WAKTU STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR

: SEJARAH
: X / INTI : GASAL : PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP SEJARAH : 5 X 45 MENIT (5 x tatap muka) : 1. Memahami Prinsip Dasar Ilmu Sejarah : 1.2. Mendiskripsikan Tradisi Sejarah dalam Masyarakat Indonesia Masa Praaksara dan Masa Aksara

INDIKATOR

: - Mendiskripsikan cara masyarakat masa prasejarah mewariskan masa lalunya - Mengidentifikasi tradiai masa masyarakat masa prasejarah - Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam folklore, mitologi, legenda, upacara, dan nyanyian rakyat dari berbagai daerah di Indonesia - Mengidentifikasi tradisi sejarah masyarakat masa sejarah dari berbagai daerah di Indonesia Mengidentifikasi perkembangan penulisan sejarah di Indonesia

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah pembelajaran usai diharapkan siswa dapat : 1. Menjelasakan tradisi sejarah dalam masyarakat prasejarah 2. Menjelaskan cara yang digunakan dalam mewariskan kebudayaan prasejarah kepada generasi berikutnya 3. Menyebutkan dan menjelaskan folklore, mitologi, legenda, upacara dan lagu di beberapa daerah di Indonesia

4. Menjelaskan tradisi sejarah dalam masyarakat sejarah 5. Menjelaskan perkembangan penulisan sejarah di Indonesia

C. MATERI
1. Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Sebelum Mengenal Tulisan Kehidupan masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan disebut juga dengan kehidupan masyarakat Indonesia zaman prasejarah. Zaman Prasejarah berlangsung sejak manusia ada sampai manusia mengenal tulisanPengertian sejarah. a. Cara Masyarakat Mewariskan Masa Lalu Secara khusus dalam kehidupan bersama sebagai bangsa, ada dua aspek utama dari peninggalan masa lalu yang tidak boleh dilupakan. Pertama, peninggalan masa lalu yang bersifat material, misalnya benda-benda kebudayaan. Kedua, peninggalan masa lalu yang bersifat nonmaterial, misalnya pandangan atau falsafah hidup, cita-cita, etos, nilai, norma dll. Pewarisan budaya prasejarah dapat dilakukan melalui lembaga-lembaga berikut : 1) Keluarga Faktor dan peran keluarga dalam mewariskan masa lalu : Kesempatan berinteraksi dalam keluarga lebih besar. Hal ini memudahkan orang tua menanamkan ide-ide dan menyampaikan informasi mengenai tata cara berprilaku dan adat-istiadat keluarga kepada anaknya. Hubungan dalam keluarga bersifat intim dan langgeng. Hubungan yang intim dan langgeng memudahkan sosialisasi nilai dan norma. Ada dua macam cara sosialisasi dalam keluarga pada masyarakat sebelum megenal tulisan : Adat-istiadat : Setiap keluarga memiliki adat-istiadat atau kebiasaan. Tradisi dan adatistiadat tersebut diwariskan kepada seorang anak melalui sosialisasi baik langsung maupun tidak langsung. Cerita dongeng : biasanya generasi tua akan menceritakan dongeng-dongeng kepada generasi yang lebih muda, dan dalam cerita tersebut disisipkan pesen-pesen yang dipandang baik maupun yang tidak baik. 2) Masyarakat Masyarakat adalah sekelompok oarang yang memiliki kesamaan budaya (yang diwariskan dari generasi-ke generasi), wilayah, identitas, dan berinteraksi dalam suatu hubungan sosial yang terstruktur. Baik secara langsung maupun tidak langsung, masyarakat diantaranya : Adat-istiadat Pertunjukan hiburan Kepercayaan masyarakat memiliki caranya sendiri-sendiri untuk mewariskan masa lalu,

Unsur-unsur masyarakat Indonesia sebelum masuknya pengaruh Hindu-Budha : No Menurut Coedes 1. Memelihara ternak (sapi,unggas dll) 2. Mengenal teknik undagi (pertundagian) 3. Mengenal pengetahuan pelayaran di samudra luas 4. Sistem kekerabatan matrilineal 5. Kepercayaan animisme, dinamisme, dan pemujaan roh leluhur 6. Mengenal organisasi pembagian air untuk pertanian 7. Kepandaian membuat barangbarang dari tanah liat seperti gerabah atau tembikar 8. Kepercayaan pada penguasa gunung 9. Cara pemakaman pada dolmen atau kubur batu 10 Susunan masyarakat . yang teratur Menurut Dr. Brandes Bercocok tanam padi sawah Mengenal prinsip permainan wayang dasar

Mengenal seni gamelan yang terbuat dari perunggu Pandai membatik (tulis hias) Pola susnan masyarakat macapat

Telah mengenal alat tukar dalam perdagangan Membuat barang-barang logam , terutama perunggu dari

Memiliki kemampuan yang tinggi dalam pelayaran Mengenal pengetahuan astronomi Mitologi pertentangan antara dua unsur kosmos

b. Tradisi Masyarakat Indonesia Sebelum Mengenal Tulisan 1) Sistem Kepercayaan Sistem kepercayaan mulai muncul sejak masa berburu dan mengumpulkan makanan dengan ditemukannya bukti adanya lukisan tangan bercap merah yang memberikan lambang sumber kekuatan atau simbol perlindungan terhadap roh jahat. Dalam perkembangannya muncul kepercayaan animisme; yaitu kepercayaan terhadap benda itu memiliki roh atau jiwa, dinamisme; yaitu kepercayaan yang menganggap bahwa setiap benda memiliki kekuatan gaib, dan totemisme; yaitu kepercayaan terhadap hewan tertentu yang dikeramatkan. 2) Pertanian Sistem persawahan mulai dikenal bangsa Indonesia sejak zaman neolitikum, yakni sejak manusia menetap secara permanen. Perkiraan ini sangat logis mengingat proses bersawah yang cukup lama mengharuskan manusia menetap di suatu tempat dengan waktu relatif lama. Kehidupan gotong royong teraktualisasikan dalam sistem

persawahan ini. Dari menyemai sampai menuai, semua dilakukan dengan gotong royong. 3) Pelayaran Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa bahari, sehingga kemampuan dibidang pelayaran semakin berkembang, terleih keadaan geografis Indonesia yang sebagian besar berupa perairan mengakibatkan hubungan antar pulau dilakukan melalui pelayaran. Perahu bercadik merupakan jenis perahu yang banyak digunakan. Hal ini terlihat di relief Candi Borobudur. 4) Bahasa Bahasa yang dipake nenek moyang kita termasuk bahasa Austronesia (Melayu Polinesia). Menurut H. Kern, bahasa Austronesia yang sampai ke Indonesia ini berasal dari daerah Campa, Vietnam, Kamboja, dan sekitarnya. 5) Iptek Ilmu astronomi (ilmu perbintangan) sangat penting dalam menentukan musim untuk keperluan pertanian dan aktivitas pelayaran. Teknologi yang mereke kuasai terutama teknik pengecoran logam, baik melalui teknik bivalve maupun teknik a cire perdue. Cara bivalve : mula-mula dibuat tuangan atau cetakan dari tanah liat yang dibakar. Tuangkan atau cetakan itu terdiri dari dua logam yang menjadi satu sebelum didisi dengan cairan perunggu. Setelah cairan logam yang dimasukkan membeku, cetakan lalu dipisahkan. Cara ini hanya dapat digunakan untuk membuat benda-benda yang bentuknya sederhana dan akan selalu meninggalkan suatu garis yaitu bekas sambungan cetakan. Cara A Cire Perdue : barang yang akan dicetak dahulu dibuat dari lilin. Kemudian lilin dibalut dengan tanah liat, lalu dibakar. Lilin akan meleleh keluar dari lubang yang sengaja dibuat. Bekas lilin tadi kemudian didisi dengan cairan perunggu. Sesudah logam mengeras lalu cetakan dipecahkan. 6) Sistem Kemasyarakatan Sistem kegotongroyongan, kekeluargaan, kerja sama, dan pembagian kerja makin mantap dalam organisasi meskipun sangat sederhana. Adanya upacara menunjukkan masyarakat mulai mengenal status sosial, kekerabatan, dan hubungan perkawinan. Musyawarah merupakan cara pengambilan keputusan yang tepat. 7) Sistem Macapat Sistem macapat merupakan sistem penataan dalam pemerintahan. 8) Kesenian Masyarakat prasejarah telah mengenal kesenian sebagai hiburan dalam mengisi waktu luang. Karena sejak masyarakat hidup dari hasil bercocok tanam, mereka memiliki waktu senggang yang cukup lama, dari sejak menanam hingga memanen. Cantoh kesenian antara lain; wayang, seni gamelan, seni batik.

9) Sistem Ekonomi Masyarakat pada setiap daerah tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhannya sendiri. Untuk itu mereka menjalin hubunganperdagangan dengan daerah-daerah lainnya. Hubungan perdangan yang mereka kenal pada saat itu adalah sistem barter, yaitu pertukaran barang dengan barang. 2. Jejak-jejak Sejarah Indonesia
a. Folklore

Folklor adalah adat-istiadat tradisonal dan cerita rakyat yang diwariskan secara turuntemurun, dan tidak dibukukan merupakan kebudayaan kolektif yang tersebar dan diwariskan turun-menurun. Folklor memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 1) 2) 3) Penyebaran dan pewarisannya biasanya dilakukan secara lisan, yaitu melalui tutur Bersifat tradisional, yaitu disebarkan dalam bentuk relatif tetap atau dalam bentuk Berkembang dalam versi yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan penyebarannya secara kata dari mulut ke mulut dari satu generasi ke generasi selanjutnya. standar. lisan sehingga folklor mudah mengalami perubahan. Akan tetapi, bentuk dasarnya tetap bertahan. 4) Bersifat anonim, artinya pembuatnya sudah tidak diketahui lagi orangnya. 5) Biasanyamempunyaibentukberpola.Kata-katapembukanya misalnya. Menurut sahibil hikayat (menurut yang empunya cerita) atau dalam bahasa Jawa misalnya dimulai dengan kalimat anuju sawijing dina (pada suatu hari). 6) 7) Mempunyai manfaat dalam kehidupan kolektif. Cerita rakyat misalnya berguna sebagai Bersifat pralogis, yaitu mempunyai logika sendiri yang tidak sesuai dengan logika alat pendidikan, pelipur lara, protes sosial, dan cerminan keinginan terpendam. umum. Ciri ini terutama berlaku bagi folklor lisan dan sebagian lisan. 8) Menjadi milik bersama (colective) dari masyarakat tertentu. 9) Pada umumnya bersifat lugu atau polos sehingga seringkali kelihatannya kasar atau terlalu sopan. Hal itu disebabkan banyak folklor merupakan proyeksi (cerminan) emosi manusia yang jujur. Folklor dibagi ke dalam dua kelompok besar berdasarkan tipenya yaitu folklor lisan, dan bukan lisan. a) (1) (2) (3) (4) Folklor Lisan bahasa rakyat seperti logat bahasa (dialek), slang, bahasa tabu, otomatis; ungkapan tradisional seperti peribahasa dan sindiran; pertanyaan tradisonal yang dikenal sebagai teka-teki; sajak dan puisi rakyat, seperti pantun dan syair; Folklor jenis ini dikenal juga sebagai fakta mental (mentifact) yang meliputi sebagai berikut:

(5)

cerita prosa rakyat, cerita prosa rakyat dapat dibagi ke dalam tiga golongan besar, yaitu:

mite (myth), legenda (legend), dan dongeng (folktale), seperti Malin Kundang dari Sumatra Barat, Sangkuriang dari JawaBarat, Roro Jonggrang dariJawaTengah, dan Jaya Prana serta Layonsari dari Bali; (6) b). (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) b. nyanyian rakyat, seperti "Jali-Jali" dari Betawi. Folklor Bukan Lisan arsitektur bangunan rumah yang tradisional, seperti Joglo di Jawa, Rumah Gadang seni kerajinan tangan tradisional, pakaian tradisional; obat-obatan rakyat; alat-alat musik tradisional; peralatan dan senjata yang khas tradisional; makanan dan minuman khas daerah. Dongeng

Folklor ini juga dikenal sebagai artefak meliputi sebagai berikut: di Minangkabau, Rumah Betang di Kalimantan, dan Honay di Papua;

Dongeng merupakan cerita rakyat yang dianggap tidak pernah terjadi. Sifatnya hiburan yang isinya berupa nasihat dan ajaran moral. Dongeng dapat digolongkan menjadi : 1) Dongeng binatang (fabel) : Si Kancil 2) Dongeng manusia : Bawang merah dan bawang putih, Jaka Tarub. 3) Dongeng lucu yang sifatnya humor : Si Kabayan.
c. Mite

Mitos atau mite (myth) adalah cerita prosa rakyat yang ditokohi oleh para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain (kahyangan) pada masa lampau dan dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita atau penganutnya. Contoh ; cerita Gunung Sumeru, Dewi Sri, Nyi Roro Kidul dll.
d. Legenda

Legenda adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang empunya cerita sebagai suatu yang benar-benar terjadi. Oleh karena itu, legenda seringkali dipandang sebagai "sejarah" kolektif (folkstory). 1) 2) Legenda Keagamaan Legenda keagamaan adalah legenda orang-orang yang dianggap suci atau saleh. Legenda Alam Gaib Legenda semacam ini biasanya berbentuk kisah yang dianggap benar-benar terjadi dan pernah dialami seseorang. Fungsi legenda semacam ini adalah untuk meneguhkan kebenaran"takhayul"atau kepercayaan rakyat. Contoh legenda ini yaitu kepercayan terhadap

adanya hantu, gendruwo, sundel bolong serta nyi blorong. 3) Legenda Perseorangan Legenda perseorangan merupakan cerita mengenai tokoh-tokoh tertentu yang dianggap benar-benar terjadi. Di Indonesia legenda semacam ini banyak sekali. Di Jawa Timur yang paling terkenal adalah legenda tokoh Panji. 4) Legenda Setempat Legenda setempat adalah cerita yang berhubungan dengan suatu tempat, nama tempat dan bentuk topografi, yaitu bentuk permukaan suatu tempat, berbukit-bukit, berjurang dan sebagainya. Legenda setempat yang berhubungan dengan nama suatu tempat misalnya, legenda Kuningan. Kuningan adalah nama suatu kota kecil yang terletak di lereng Gunung Ceremai, di sebelah selatan kota Cirebon, Jawa Barat.
e. Lagu

Nyanyian rakyat adalah salah satu bentuk folklor yang terdiri dari kata-kata dan lagu, yang beredar secara lisan di antara masyarakat tertentu dan berbentuk tradisional serta banyak memiliki varian f. Upacara Upacara adalah rangkaian tindakan atau perbuatan yang terikat pada aturan-aturan tertentu berdasarkan adat-istiadat, agama ataupun kepercayaan. 1) Upacara penguburan : upacara penguburan muncul ketika muncul kepercayaan bahwa roh orang yang meninggal akan pergi ke suatu tempat yang tidak jauh dari lingkungan di mana ia pernah tinggal dan bisa dipanggil untuk menolong bila keadaan bahaya. 2) Upacara perkawinan : perkawinan terjadi kalau ada dua orang yang berbeda jenis kelamin sepakat hidup bersama. 3) Upacara pengukuhan kepala suku : untuk menjadi kepala suku, seseorang harus terbukti memiliki kekuatan, keahlian, pengalaman, aau pengaruh yang lebih dibandingkan orang2 lain karena beratnya tanggung jawab yang akan dipikulnya. 4) Upacara sebelum berperang Pada masa sebelum mengenal tulisan, peperangan antar suku sering terjadi karena : Masalah perbatasan Ingin menguasai daerah kelompok suku yang lain Masalah yang timbul dari hubungan yang kurang harmonis antara anggota kedua kelompok sekutu Membuktikan ketangguhan dan kekuatan dari masing-masing kelompok suku Mempertahankan harga diri suku

2. Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Setelah Mengenal Tulisan a. Perkembangan Sejarah Indonesia Setelah Mengenal Tulisan Pengaruh India masuk ke wilayah Indonesia dalam segala bidang masyarakat Indonesia, diantaranya : 1) Pemerintahan : pemerintahan oleh kepala suku diubah menjadi pemerintahan yang berbentuk kerajaan, yang diperintah oleh seorang raja secara turuntemurun. Raja tidak dipilih lagi oleh rakyat, tetapi diwariskan dari pendahulunya berdasarkan keturunan berbeda dengan pemilihan kepala suku. 2) B. Bidang sosial : penerapan hukum terhadap para pelanggar peraturan atau undang-undang diberlakukan. Adanya hukum dan peraturan ini menunjukkan bahwa suatu masyarakat itu sudah teratur dan rapi. Selain itu, masyarakat Indonesia tidak meninggalkan ciri khas kehidupan sosial dari masyarakat sebelumnya, yaitu gotong-royang. Dalam perkembangan selanjutnya, kehidupan sosial masyarakat Indonesia distrafikasi berdasarkan kasta dan kedudukan dalam masyarakat. 3) Bidang budaya : Tulisan : prasasti-prasasti yang ditinggalkan oleh kerajaan-kerajaan ditulis dalam huruf Pallawa dan bahasa sansekerta. Huruf pallawa diindonesiakan menjadi huruf Kawi dan digunakan pertama kali dalam prasasti Dinoyo. seni bangunan : candi di India aslinya merupakan kuil untuk memuja para dewa. Namun, di Indonesia bangunan disesuaikan dengan alam pikiran bangsa. Artinya tidak lagi dipakai untuk memuja para dewa, tetapi pertemuan antara masyarakat dengan nenek moyangnya. Candi dengan patung induknya merupakan perwujudan dari raja yang telah meninggal. Bantuk candi mengingatkan kita akan bentuk punden berundak-undak, yaitu bangunan untuk memuja roh nenek moyang. seni hias : unsur-unsur india terlihat jelas, namun secara keseluruhan hiasan itu bukanlah hiasan india melaikan merupakan hiasan khas indonesia. bidang kasusastraan : cerita-cerita yang ada dalam kesustraan merupakan hasil pengolahan Indonesia sendiri, seperti cerita Mahabarata dan Ramayana. 4) Bidang kepercayaan (agama) : sebelum masuk pengaruh India, masyarakat indonesia tgelah mengenal dan memiliki kepercayaan yaitu pemujaan terhadap roh nenek moyang, animisme, dan dinamisme. Masuk dan berkembangnya Hindu dan Buddha di Indonesia menjadi babak baru dalam masyarakat Indonesia, walaupun tidak meninggalkan kepercayaan seperti pemujaan terhadap roh nenek moyang.

b. Contoh Rekaman Tertulis dalam Tradisi Sejarah 1) Prasasti : salah satu rekaman tertulis tentang masa lampau yang secara umum terdapat pada sebuah batu dibuat atas perintah raja. Contoh : - Prasasti Kerajaan Kutai Kerajaan Kutai terletak di sekitar aliran Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Menurut bukti prasasti yang ditemukan, Kutai merupakan kerajaan tertua di Indonesia. Prasasti Kutai itu berbentuk tugu atau yupa yang berbahasa sanskerta dan huruf pallawa. Dalam salah satu prasasti dinyatakan nama-nama raja seperti Kudungga, Aswawarman, dan Mulawarman sebagai peringatan upacara kurban. Dilihat dari bentuk tulisan pada yupa diduga prasasti itu dibuat pada abad ke-5 Masehi. - Prasasti Tugu (Cilincing, Jakarta) PrasastiiniditemukandiDesaTugu,Cilincing,JakartaUtara.PrasastiinimerupakanprasastiTaruma nagarayangterpanjang dan terpenting. Isinya antara lain tentang penggalian sebuah saluran sepanjang 6112 tumbak (lebih kurang 11 Km), yang bernama Gomati. Penggalian itu dilakukan pada tahun ke22 pemerintahan Raja Purnawarman. Pekerjaan penggalian diselesaikan dalam waktu 21 hari. Setelah selesai, diadakan selamatan di mana raja memberikan hadiah 1000 ekor sapi kepada para Brahmana. Disamping itu, prasasti tugu menyebutkan penggalian sungai bernama Candrabaga. 2) Kitab : sebuah karya sastra para pujangga pada masa lampau yang dapat dijadikan petunjuk untuk menyingkapkan suatu peristiwa sejarah. Contoh : Kitab Kakawin Bharatayudha, karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh, pada masa pemerintahan Raja Jayabaya dari Kediri. Kisah peperangan Pandawa dengan Kurawa yang secara implisit menggambarkan perang antara Jenggala dan Kediri. Kitab Kakawin Hariwangsa dan Gatotkacasraya, karya Mpu Panuluh. Kitab Smaradhana, karya Mpu Dharmaja. Kitab Lubdaka dan Kitab Wrtasancaya, karya Mpu Tanakung. Kitab Kresnayana, karya Mpu Triguna. Cerita Panji Cerita Amir Hamzah Hikayat Bayan Budiman Hikayat Hang Tuah atau keterangan. Contoh : - Dokumen Perjanjian Giyanti dan Dokumen Organisasi Budi Utomo

3) Dokumen :surat berharga yang tertulis atau tercetak yang dapat dipakai sebagai bukti

3. Perkembangan Penulisan Sejarah di Indonesia a. Penulisan Sejarah Tradisional Penulisan sejarah pada mulanya lebih merupakan ekspresi budaya dari pada usaha untuk merekam masa lampau sebagaimana adanya. Hal ini didorong oleh suatu kenyataan bahwa dalam diri manusia atau masyarakat selalu akan muncul pertanyaan tentang jati diri dan asal usulnya yang dapat menerangkan keberadaannya dan memperkokoh nilai-nilai budaya yang dianutnya. Jadi, penulisan sejarah bukan bertujuan untuk mendapatkan kebenaran sejarah dengan pembuktian melalui fakta-fakta, akan tetapi keyakinan akan kebenaran kisah sejarah itu diperoleh melalui pengakuan serta pengabdiannya terhadap penguasa. Dalam historiografi tradisional terjalinlah dengan erat unsur-unsur sastra, sebagai karya imajinatif dan mitologi, sebagai pandangan hidup yang dikisahkan sebagai uraian peristiwa pada masa lampau, seperti tercermin dalam babad atau hikayat. b. Penulisan sejarah masa kolonial Pembicaraan mengenai perkembangan historiografi Indonesia tidak dapat mengabaikan buku-buku historiografi yang dihasilkan oleh sejarawan kolonial.Tidak dapat disangkal bahwa historiografi kolonial turut memperkuat proses historiografi Indonesia. Historiografi kolonial dengan sendirinya menonjolkan peranan bangsa Belanda dan memberi tekanan pada aspek politik dan ekonomi. Hal ini merupakan perkembangan logis dari situasi kolonial ketika penulisan sejarah bertujuan utama mewujudkan sejarah dari golongan yang berkuasa beserta lembagalembaganya. Penulisan sejarah colonial tentunya tidak lepas dari kepentingan penguasa kolonial. Kepentingan itu mewarnai interpretasi mereka terhadap suatu peristiwa sejarah yang tentunya berbeda dengan penafsiran dari penulis sejarah nasional Indonesia. Perlawanan Diponegoro, misalnya, dalam pandangan pemerintahan kolonial dianggap sebagai tindakan ekstrimis yang mengganggu stabilitas jalannya pemerintahan. Di sisi lain, bagi penulis sejarah nasional perlawanan tersebut dianggap sebagai perjuangan untuk menegakkan kebenaran, keadilan, dan cinta tanah air. Jika dalam sejarah Belanda-sentris menonjolkan peranan VOC sebagai "pemersatu" dalam menuliskan sejarah Hindia-Belanda (Indonesia) maka dalam pandangan Indonesiasentris hal itu akan berbeda. Kehadiran bangsa Barat pada umumnya, Belanda Jika dalam sejarah Belanda-sentris menonjolkan peranan VOC sebagai "pemersatu" dalam menuliskan sejarah Hindia-Belanda (Indonesia) maka dalam pandangan Indonesia-sentris hal itu akan berbeda. Kehadiran bangsa Barat pada umumnya, Belanda pada khususnya, sengaja atau tidak sengaja mendorong ke arah integrasi. Perlawanan terhadap penetrasi dan kekuasaan bangsa Barat membantu pembentukan wilayah kesatuan yang kemudian disebut Indonesia. Demikian halnya pandangan bangsa Belanda yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949 melalui penyerahan kedaulatan sebagai kelanjutan dari Konferensi Meja Bundar maka bangsa Indonesia mengakui bahwa kemerdekaan Indonesia diperoleh

dengan perjuangannya sendiri kemudian diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. c. Historiografi Modern Tuntutan akan ketepatan teknik dalam usaha untuk mendapatkan fakta sejarah secermat mungkin dan mengadakan rekonstruksi sebaik mungkin serta menerangkannya setepat mungkin, mendorong tumbuhnya historiografi modern. Di samping mempergunakan metode yang kritis, historiografi modern juga menerapkan penghalusan teknik memakai ilmu-ilmu penelitian dan bantu baru yang bermunculan. Oleh karena itu, secara bertahap

berbagai ilmu bantu dalam pengerjaan sejarah berkembang mulai dari penguasaan bahasa serta keterampilan membaca tulisan kuno (epigrafi) sampai dengan numismatik, yang mempelajari mata uang kuno, dan yang mempelajari permasalahan arsip-arsip. Dengan demikian, bukan saja ketepatan pengujian bahan sumber harus selalu diperhalus, metode-metode baru dalam pengumpulan sumber (heuristik) harus pula dikembangkan. Misalnya, kalau bahan-bahan tertulis telah habis, sedangkan usaha untuk mendapatkan rekonstruksi sejarah yang relatif utuh belum tercapai maka dikembangkan apa yang disebut dengan sejarah lisan. Dengan sejarah lisan, teknik wawancara terhadap para pelaku atau saksi sejarah dan sistem klasifikasi dalam penyimpanannya perlu pula selalu disempurnakan, sedangkan bila untuk dipertimbangkan sebagai bahan penulisan sejarah maka diperlukan metodologi dan alat analisis disertai dengan ilmu bantu sejarah yang memadai. d. Historiografi nasional Usaha perintisan penulisan sejarah nasional muncul setelah Revolusi Kemerdekaan Indonesia. Hal ini dilatarbelakangi oleh penulisan sejarah yang ada merupakan penulisan sejarah yang dilakukan pada zaman kolonial dan bersifat Belanda sentris. Selain itu, sebagai negara yang baru memperoleh kemerdekaannya membutuhkan suatu penulisan sejarah yang dapat menunjukkan jati diri sebagai bangsa, serta dapat memberikan legitimasi pada keberadaan bangsa Indonesia yang baru, setelah bertahun-tahun berada dalam masa penjajahan. Pada waktu itu bagi rakyat Indonesia pada umumnya membutuhkan identitas mereka yang baru setelah zaman penjajahan yang diwarnai dengan adanya deskriminasi rasial. Penulisan sejarah nasional juga dibutuhkan untuk pendidikan bagi generasi muda sebagai warga negara. Seminar Nasional Sejarah Pertama di Yogyakarta pada tahun 1957 merupakan kebangkitan penulisan sejarah nasional Indonesia. Seminar tersebut membicarakan pencarian identitas nasional bangsa Indonesia melalui rekonstruksi penulisan sejarah nasional. Seminar tersebut membicarakan tentang upaya penulisan sejarah nasional yang berpandangan Indonesia sentris. Sejarah nasional juga diharapkan dapat menjadi alat pemersatu dengan memberikan penjelasan tentang keberadaan bangsa Indonesia melalui jejak sejarahnya. Sejarah nasional merujuk kepada sejarah berbagai suku bangsa dan wilayah di Indonesia. Oleh karena itu, sejarah nasional harus dapat memanfaatkan sumber-sumber dari penulisan

sejarah tradisional dan kolonial untuk dilakukan rekonstruksi ulang menjadi sejarah yang berorientasi pada kepentingan integrasi nasional. Objek penelitian sejarah nasional meliputi berbagai aspek dengan menggunakan pendekatan multi dimensional, baik aspek ekonomi, ideologi, sosial-budaya, maupun sistem kepercayaan. Kehidupan sebelum sebuah masyarakat mengenali tulisan disebut kehidupan prasejarah. Setiap bangsa di muka bumi ini pasti pernah mengalami masa prasejarah. Tiap-tiap bangsa mengalami masa praaksara berbeda-beda.

D. METODE PEMBELAJARAN
1. Model Pembelajaran CTL : STAD 2. Metode Pembelajaran Diskusi, penugasan 3. Pendekatan Pembelajaran Ketrampilan Proses

E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Pengalaman Belajar : Siswa dapat bekerja sama dalam proses belajar 2. Langkah-langkah kegiatan Pertemuan I (1 x 45 menit) Kegiatan Awal Guru Memberikan motivasi dengan bertanya pada siswa tentang makna kata Jas Merah oleh Ir. Soekarno Explorasi Meminta siswa untuk membaca tradisi masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan Elaborasi Meminta satu persatu siswa menjelaskan contoh tradisi masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan Konfirmasi Menguatkan jawaban yang diberikan siswa dan memberikan Siswa Secara individu menjawab dengan menjelaskan makna kata Jas Merah Metode/Strategi Alokasi Waktu Tanya jawab 10 menit

Inti

Memperhatikan, dan memberi tanggapan.

Kooperatif learning tipe STAD

30 menit

Memahami dan menjelaskan contoh tradisi masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan . Menyimak dan mencatat hal-hal yang ditekankan.

kesimpulan Akhir Evalusi proses, Siswa menyimpulkan hasil belajar Tanya jawab 5 menit

Desain Pembelajaran Pertemuan ke Kompetensi Dasar Memahami Prinsip Dasar Ilmu Sejarah 1 Tatap muka Mendeskripsikan tradisi masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan . Tugas terstruktur --Tugas mandiri ----

Pertemuan II (1x 45 menit) Kegiatan Awal Guru Memberikan motivasi dengan meminta siswa menyebutkan beberapa contoh cerita rakyat yang mereka kenal Explorasi Meminta siswa membaca modul dan memahami tentang folklore, mite, legenda, lagu daerah dan upacara. Elaborasi Meminta satu persatu siswa menjelaskan folklore, mite, legenda, lagu daerah dan upacara. Siswa Secara bergantian menyebutkan contoh cerita rakyat. Metode/Strategi Tanya jawab Alokasi Waktu 5 menit

Inti

Membaca dan menyimpulkan.

35 menit

Satu persatu memberikan penjelasan tentang folklore, mite, legenda, lagu daerah dan upacara.

Kooperatif learning tipe STAD

Konfirmasi Menguatkan jawaban yang diberikan siswa, mencatat nama siswa yang aktif bertanya dan memberikan kesimpulan

Menyimak dan mencatat hal-hal yang perlu ditambahkan

Akhir

Evalusi proses, soal individu

Siswa mencatat tugas yang diberikan untuk dikerjakan di rumah

penugasan

5 menit

Desain Pembelajaran Pertemuan ke Kompetensi Dasar Tatap muka Mendeskripsikan folklore, mite, legenda, lagu daerah dan upacara. Tugas terstruktur Tugas mandiri Siswa membuat kliping tentang folklore, mite, legenda, lagu daerah dan upacara yang ada di Indonesia.

Memahami Prinsip Dasar Ilmu Sejarah 2

----

Pertemuan III dan IV (2 x 45 menit) Kegiatan Awal Guru Memberikan motivasi dengan bercerita mengenai peristiwa dan kisah sejarah. Explorasi Meminta siswa membaca modul dan memahami tentang tradisi masyarakat Indonesia setelah mengenal tulisan dan Perkembangan penulisan sejarah di Indonesia. Elaborasi Meminta satu persatu siswa menjelaskan tradisi masyarakat Indonesia setelah mengenal tulisan dan Perkembangan penulisan sejarah di Indonesia. Konfirmasi Menguatkan jawaban yang diberikan siswa, Siswa Memperhatikan dan memberi tanggapan. Metode/Strategi Tanya jawab Alokasi Waktu 10 menit

Inti

Membaca dan menyimpulkan

60 menit Kooperatif learning tipe STAD

Persentasi dari hasil diskusi

Menyimak dan mencatat hal-hal yang

mencatat nama siswa yang aktif bertanya dan memberikan kesimpulan Akhir Evalusi proses dan soal individu Desain Pembelajaran Kompetensi Dasar

perlu ditambahkan

Siswa menjawab pertanyaan Tatap muka

Penugasan

20 menit

Pertemuan ke

Tugas terstruktur

Tugas mandiri ------

Memahami Prinsip Dasar Ilmu Sejarah 4-5

Mendeskripsikan Latihan soal tradisi masyarakat modul hal Indonesia setelah 46-50 mengenal tulisan dan Perkembangan penulisan sejarah di Indonesia.

F. PENILAIAN 1. Aspek yang dinilai 1.1. Afektif 1.2. Psikomotor 2. Jenis Tagihan 2.1. Ulangan tertulis 3. Bentuk instrumen 3.1. Uraian 4. KKM= 70 G. SUMBER BELAJAR Buku sumber : a. Prof. Dr.Habib Mustopo.2006. Sejarah SMA Kelas X. Jakrta : Yudhistira b. c. Iwayan Badrika.2006. Sejarah SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga Sumargono, S.Pd. 2011. Modul Sejarah SMA WARGA Kelas X. Surakarta : SMA WARGA Buku-buku penunjang Alat : Gambar Papan Wayang Kulit LCD Internet

d.

a. b. c. d. e.

H. Tugas Mandiri

Tugas Terstruktur : Latihan soal Modul Sejarah Kelas X hal 46-50 Tugas Tak Terstruktur : Membuat Kliping tentang folklore, mite, legenda, lagu daerah dan upacara yang ada di Indonesia. I. Alat Evaluasi 1. Aspek Kognitif
No 1 2 3 4 Soal Sebutkan unsur-unsur budaya masyarakat Indonesia sebelum masuknya pengaruh Hindu-Budha menurut Brandes dan Coedes Jelaskan tentang folklore, mite, legenda, lagu daerah, dan upacara Jelaskan pengertian prasasti, kitab dan dokumen Terangkan perkembangan penulisan sejarah di Indonesia Nilai 10 10 10 10

Nilai = Jumlah perolehan nilai : 40 J. Aspek Afektif Aspek yang dinilai 1. Rasa ingun tahu Tertarik dalam mempelajari materi 2. Kecakapan berfikir rasional Berusaha mencari literatur lebih banyak untuk memahami 3. Kecakapan sosial Dapat mengkomunikasikan tentang manfaat belajar sejarah dalam kehidupan sehari-hari. 4. Kecakapan akademik Tertarik mempelajari pengertian dan ruang lingkup sejarah. Ya Tidak

Apabila ya Apabila tidak

: tinggi : rendah

Surakarta, Juli 2011

Kepala Sekolah, Dra. Ch. Titik Purwanti, M.Pd

Guru Sejarah Sumargono, S.Pd

Anda mungkin juga menyukai