Anda di halaman 1dari 27

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi yang begitu pesat sangant memmpengaruhi segala aspek kehidupan manusia sehingga dapat mengakibatkan terjadinya berbagai perubahan baik dibidang sosial maupun budaya daalam masyarakat. Dunia pendidikan adalah salah satu bidang yang mengalami perubahan tersebut. Perubahan yang di harapkan pada dunia pendidikan adalah peningkatan ke arah mutuyang baik dengan tidak meninggalkan pemerataan agar perkembangan pendidikan tidak tertinggal oleh perubahan-perubahan ilmu pengetahuan dan tehnologi dan dapat memenuhi tuntutan masyarakatyang semakin meningkat. Untuk mencapai semua itudi butuhkan sumbr daya manusia yang menguasai pengetahuan dan terampil dalam menerapkan pengetahuan yang dimilikinya. Berdasarkan Uunggung No. 20 Tahun 2003 tentang sistim Pendidikan Nasional di sebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi siswa agar mnjadi manusia yang beiman dan betakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas, 2003: 2). Tujuan pendidikan nasional tersebut sangat relevan dengan

kondisidalam era globalisasi saat ini. Di mana suasana kehidupan semakin rumit, cepat berubah, dan sulit di prediksi. Kondisi ini membawa dampak persaingan yang sangat ketat untuk mendapat kehidupan yang layak. Siapa yang memiliki keunggilan konfetitif dia yang akan mendapatkan kemudahan hidup (Depdiknas 2004 :5) Setiap guru (pengajar) mempunyai caa tersendiri dalam melakukan tugasnya sebagai pengajar. Ini semua dapat di pengauhi oleh kapasitas mngajar dan disiplin ilmu yang di ajarkan. Stategi guru (pengajar) yamg baik dalam proses belajar mngajar sangat berrguna agar siswa dapat belajar secara efektif, efisien, dan mengena pada tujuan yang di harapkan. Salah satu langkah untuk memiliki kemampuan mengajar yang baik adalah harus menguasasi tehnik-tehnik penyajian atau biasa di sebiut metode mengajar. Metodemerupakan salah satu komponen dalam proses belajar mengajar yang berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam usaha pembinaan siswa dan siswi di sekolah, penyelenggaraan pendidikan harus di sesuaikan dengan perkembangan dan perubahan dunia pendidikan pada khususnya. Penyelnggaraan tersebut harus di sesuaikan dengan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang berkembang. Sekolah sebagai pendidikan formal bukan hanya tempat menggali dan menyampaikan ilmu
2

pengetahuan kepada siswa siswi saja, namun yang tidak kalah pnting adalah membimbing, mengasuh atau menuntut peserta didik sehingga dapat meningkatkan dan mengembangkan potensi yang di miliki, yakni poses pendidikan yang mengutamakan pendekatan secara baik, sehingga dapat membantu peseta didik yang bermasalah dan sering melakukan tindakantindakan yang anarkis maupun melanggar nilai-nilai moral dan sosial seperti tawuan, merokok, membolos, mengacau di dalam kelas, seing tidak masuk tanpa memberikan keterangan pada pihak sekolah. Tentunya dengan cara pendekatan yang lebih baik dann variabel peseta didik dapat mengurangi halhal yang tidak di inginkan secara berkelanjutan. Terkait dengan permasalahan di sekitar kita khususnya di lingkungan sekolah, dimana peseta didik berkembang dengan segala tingkah laku mereka, pola tingkah laku yang buruk yang sifatnya membawa perubahan bagi mereka dan dunia pendidikan pada khususnya. Tentunya hal-hal yang di atas tidak terlepas dai peran serta orang tua dan guru dalam mengatasi permasalahan tersebut. Faktor lain yang dapat merubah pola prilaku yang menyimpang adalah masyarakat yang kurang menerapkan ajaran agama yang di anutnya, masyarakat yang kurang mendapatkan pendidikan. Sehingga pola tingkah laku anak yang menyimpang kurang mendapatkan pehatian dari masyarakat tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, peneli tertarikk untuk melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh Prilaku Mnyimpang Terhadap Prestasi Belajar pada siswa SMPN 3 Praya Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas maka dalam penelitian ini dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah ada Hubungannya Prilaku Menyimpang Pada Peserta Didik Terhadap Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Bimbingan Konseling pada Siswa SMPN 3 Praya Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013. C. Tujuan Penlitian Dari rumusan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian yang ingi di capai dalam penelitian ini adalah Ingin Mengetahui Ada Tidaknya Hubungan Prilaku Menyimpang Peserta Didik Terhadap Prestasi Belajar

Pada Mata Pelajaran Bimbingan Konseling Pada Siswa SMPN 3 Praya Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis kiranya hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan upaya mengatasi prilaku yang menyimpang dengan

menggunakan angket sebagai metode pokok serta wawancara dan dokumentasi sebagai metode bantu. Dengan asumsi metode tersebut tepat untuk mengumpulkan data penelitian. 2. Manfaat Praktis Dimana hasil dari peneliti ini berguna bagi para guu, orang tua murid dan bagi guru yang bersangkutan dalam menangani masalah tesebut untuk dapat menanggulangi tingkah laku yang menyimpang pada peserta didik dalam upaya meningkatkan prestasi mereka. E. Ruang Lingkup Penlitian Untuk memperjelas arah penelitian ini, maka perlu di batasi lingkup penelitiannya. Adapun lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMPN 3 Praya Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013. b. Objek Penelitian Objek dalam Penelitian ini adalah Pengauh Prilaku

Menyimpang Terhadap Prestasi Belajar. c. Lokasi Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 3 Praya Tengah

F. Definisi Operasional Untuk mempemudah pemahaman dan penafsiran istilah-istilah yang terkandung di dalam judul sertamemudahkan pengaahan dalam setiap proses dan langkah penelitian, penulis menganggap perlu memberikan batasan pada judul skripsi ini yaitu : Pengaruh Prilaku Menyimpang Tehadap Prestasi Belajar Pada Siswa SMPN 3 Praya Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013. Maka untuk menghindari kekeliruan dalam penafsiran istilah-istilah yang

terkandung di dalam judul skripsri ini, penulis perlu menjelaskan beberapa istilah yang dianggap penting sebagai beriku : 1. Prilaku yang Menyimpang Dalam bukunya yang berjudul Teori Lablling dikemukakan oleh Edwin M.Lemert, menurutnya seseorang berperilaku menyimpang karena proses labeling yang diberikan masyarakat kepadanya. Labeling adalah pemberian julukan, cap, etiket, ataupun kepada seseorang. Pada awalnya seseorang melakukan penyimpangan primer karena itu sang pelaku penyimpangan mendapatkan cap (labeling) dari masyarakat. Karena adanya label tersebut, maka sang pelaku mengidentifikasikan dirinya sebagai penyimpang dan mengulangi lagi penyimpangan itupun menjadi suatu kebiasaan atau gaya hidup bagi pelakunya.

Dengan megacu pada pendapat (Singgih, 2010) yang memberikan gambaran bahwa kenakalan peseta didik diakibatkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor lingkungan, latar belakang keturunan pendidikan. 2. Prestasi Belaja Prestasi belajar adalah hasil yang di peroleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil aktivitas dalam belajar(Syaiful Bakhri Djamarah,1994). Sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan suatu gambaran dari penguasaan kemampuan peseta didik sebagaimana telah di teteapkan untuk mata pelajaran tertentu ( Betha Nurinasari 2004. Depdiknas) Dari kedua pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu gambaran dari kemampuan peserta didik sebagaimana telah ditetapkan untuk mata pelajaran tertentu. Adapun yang di maksud dalam penelitian ini adalah nilai belajar siswa yang di ukur dari nilai bidang studi yang di pelajarinya. dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Prilaku Menyimpang Dalam buku tentang prilaku menyimpang di kelas bahwa perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem tersebut untuk memperbaiki perilaku tersebut(Robet M.Z. Lawang, 2004). Da;am pendapat lain prilaku menyimpang merupakan perilaku yang dianggap sebagai hal tercela dan di luar batas-batas toleransi oleh sejumlah atau sebagian besar orang atau masyarakat (James Vander Sande, 2000) 2. Teori Prilaku Menyimpang Dari prilaku yang menyimpang di atas, beberapa para ilmuan memberikan pendapatnya dalam beberapa teori diantaranya : a). Teori Labeling Seseorang berperilaku menyimpang karena proses labeling yang diberikan masyarakat kepadanya. Labeling adalah pemberian julukan, cap, etiket, ataupun kepada seseorang. Pada awalnya seseorang melakukan penyimpangan primer karena itu sang pelaku

penyimpangan mendapatkan cap (labeling) dari masyarakat. Karena adanya label tersebut, maka sang pelaku mengidentifikasikan dirinya sebagai penyimpang dan mengulangi lagi penyimpangan itupun menjadi suatu kebiasaan atau gaya hidup bagi pelakunya (Edwin M Lemert) b). Teori Sosialisasi seseorang biasanya menghayati nilai-nilai dan norma-norma dari bebrapa orang yang dekat dan cocok dengan dirinya. Jadi, bagaimanakah seseorang menghayati nilai-nilai dan norma-norma sosial sehingga dirinya dapat melahirkan perilaku menyimpang. c). Teori Pergaulan Berbeda penyimpangan bersumber dari pergaulan dengan sekelompok orang yang telah menyimpang. Penyimpangan didapatkan dari proses alih budaya (cultural transmission) dan dari proses tersebut seseorang mempelajari subkebudayaan menyimpangang (deviant subculture). Contoh teori pergaulan berbeda : perilaku tunasusila, peran sebagai tunasusila dipelajari oleh seseorang dengan belajar yaitu melakukan pergaulan yang intim dengan para penyimpang (tunasusila senior) dan kemudian ia melakukan percobaan dengan melakukan peran menyimpang tersebut (Edwin H. Sutherland).

d). Teori Anomie Istilah Anomie dapat diartikan sebagai ketiadaan norma. Konsep tersebut dipakai untuk menggambarkan suatu masyarakat yang memiliki banyak norma dan nilai yang satu sama lain saling bertentangan. Suatu mayarakat yang anomis (tanpa norma) tidak mempunyai pedoman mantap yang dapat dipelajari dan di pegang oleh para anggota masyarakatnya(Emile Durkheim). Selain Emile

Durkheim ada tokoh lain yang mengemukakan tentang teori anomie yaitu Robert K. Merton, ia mengemukakan bahwa penyimpangan terjadi melalui struktur sosial. Menurut Merton struktur sosial dapat menghasilkan perilaku yang konformis (sesuai dengan norma) dan sekaligus perilaku yang dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan. Merton berpendapat bahwa struktur sosial mengahasilkan tekanan kearah anomie dan perilaku menyimpang karena adanya

ketidakharmonisan antara tujuan budaya dengan cara-cara yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut. 3. Faktor Penyebab Prilaku Menyimpang Ada beberapa faktor penyebab terjadinya prilaku menyimpang diantaranya : a. Hasil Sosialisasi yang Tidak Sempurna ( Ketidaksanggupan Menyerap Norma-Norma Kebudayaan) Apabila proses sosialisasi tidak sempurna, maka dapat melahirkan suatu perilaku
10

menyimpang. Proses sosialisasi tidak sempurna terjadi karena nilai-nilai atau norma-norma yang dipelajari kurang dapat dipahami dalam proses sosialisasi yang dijalankan, sehingga seseorang tidak memprhitungkan resiko yang terjadi apabila ia melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berlaku. b. Proses Belajar yang Menyimpang Proses belajar ini terjadi karena melalui interaksi sosial dengan orang lain terutama dengan orangorang yang memiliki perilaku menyimpang dan sudah

berpengalaman dalam hal menyimpang. c. Ketegangan antara Kebudayaan dan Struktur Sosial Apabila peluang untuk mencari cara-cara dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tidak diberikan, maka muncul kemungkinan akan terjadinya perilaku menyimpang. 4. Jenis Prilaku Menyimpang Berdasakan kekerapannya, jenis prilaku menyimpang dapat di bedakan menjadi dua macam diantaranya : a. Penyimpangan Primer Penyimpangan primer adalah suatu pelanggaran atau

penyimpangan yang bersifat sementara (temporer), sehingga individu yang melakukan penyimpangan tersebut masih dapat

11

diterima oleh kelompok sosialnya, sebab pelanggaran terhadap norma-norma umum tidak berlangsung secara terus-menerus. b. Penyimpangan Sekunder Penyimpangan sekunder adalah penyimpangan sosial yang nyata dan sering dilakukan sehingga menimbulkan akibat yang cukup parah dan mengganggu orang lain. 5. Sifat Prilaku Menyimpang Selain dari jenis-jenis pilaku menyimpang, dapat di temukukan beberapa sifat dari prilaku menyimpang diantaranya : a. Penyimpangan Yang Bersifat Positif Penyimpangan yang bersifat positif adalah sauatu perbuatan yang tidak sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku umum yang mempunyai dampak positif terhadap sistem sosial dimana ia tinggal. Seseorang dikatakan menyimpang secara positif ketika ia merealisasikan cita-citanya akan tetapi masyarakat belum bisa menerima cara yang ia pergunakan ataupun cita-cita yang ia inginkan. b. Penyimpangan yang Bersifat Negatif Penyimpangan yang bersifat ngatif adalah suatu perbuatan atau kecenderungan bertindak kearah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah dan berakibat buruk sehingga mengganggu sistem sosial

12

yang ada. Penyimpangan terhadap kaidah hukum positif maka aka nada hukum dan sanksi yang jelas dari Negara. 6. Cara Pembinaan Bagi Anak Yang SeingMelakukan Prilaku Menyimpang Adapun usaha dalam menanggulangi kenakalan siswa yang mmiliki permasalahan, digunakan tekhnik konseling, baik konseling kelompok maupun konseling individu dengan menyesuaikan penbinaan konseling yang paling cocok. Jadi bagi siswa yang mengalami prilaku yang menyimpang dapat di bantu oleh tekhnik konsling dengan diagnosa dan prognosa untuk dapat menentukan stretment atau pelayanan yang paling tepat. Untuk dapat menghadapi prilaku-prilaku menyimpang, kita dapat menggunakan dua pendekatan yaitu secara berkelompok di sebut konseling berkelompok dan secara individual yang di sebut dengan konseling individu. B. Prestasi Belajar 1. Pengetian Prestasi Belajar Hasil yang di peroleh berupa kesan-kesan yang dapat

mengakibatkan perubahan dalam diri individu seseorang di sebabkan dari hasil belajar dan aktivitas siswa Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian

13

prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan. Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986:28) Selanjutnya Winkel (1996:162) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Sedangkan menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah: Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.Prestasi belajar siswa dapat diketahui

14

setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa. 2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya 1. Faktor Internal Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi. Adapun faktor yang termasuk ke dalam penjabaran internal adalah : a. Menurut Kartono (1995:1) kecerdasan merupakan salah satu aspek yang penting, dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seorang murid mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka secara potensi ia dapat mencapai prestasi yang tinggi

15

b. Bakat Kartono (1995:2) menyatakan bahwa bakat adalah potensi atau kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk

dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata. c. Minat Slameto (1995:57) mengemukakan bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan, kegiatan

yang diminati

seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang. d. Motivasi Nasution (1995:73) mengatakan motivasi adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. 2. Faktor Eksternal Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya. faktor eksternal yang dapat mempengaruhi belajar

adalahkeadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat. a. Keadaan Keluarga


16

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Slameto bahwa: Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yanng sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia. Hasbullah (1994:46) mengatakan: Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan

pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. b. Keadaan Sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.
17

c. Lingkungan Masyarakat Kartono (1995:5) berpendapat bahwa lingkungan

masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama anak-anak yang sebayanya. Apabila anak-anak yang sebaya merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tiada

menentukan anakpun dapat terpengaruh pula. C. Hubungan Prilaku Menyimpang terhadap Prestasi Belajar Prilaku penyimpang pada dasarnya dapat mngganggu semua orang, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Oleh karena itu merupakan kewajiban bersama untuk mengatasi atau mencagahnya. Dengan demikian peran semua pihak yang terlibatdalam masalah tersebut sekiranya dapat mencegah dan mengurangi masalah-masalah tersebut untuk dapat di atasi secara bersama-sama oleh pendidik, tenaga konseling yang ada di lingungan sekolah, orang tua wali murid, lingkungan masyarakat dan seterusnya. Sehubungan dengan hal di atas maka kita dapat mengetahuai bahwa prilaku menyimpang yang di lakukan oleh anak remaja atau peserta didik tidak terlepas dari pola tingkah laku yang di perlihatkan oleh lingkungannya baik itu yang datang dari luar maupun yang datang dari siswa itu sendiri. Dari
18

beberapa pendapat dari para tohoh- tokoh ilmuan di atas mampu membantu dalam memecahkan permasalahan yang ada. Sehingga peserta didik mampu menuangkan ilmu pengetahuannya secara optimal sehingga dapat berpengauh terhadap prestasi belajar meeka.

19

BAB III METODE PNELITIAN


A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk penelitian eksperimen dengan

menggunakan metode empiris. Karena data yang di dapatkan sudah ada dan tidak di buat secara sengaja, seperti Raport. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini akan di lakukan di SMPN 3PrayaTengah Tahun Pelajaran 2012/2013. 2. Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini akan di laksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013. C. Rancangan Penelitian Penlitian ini akan di laksanakan dengan menggunakan Rancangan Penelitian Korelasioner. Karena korelasioner merupakan penelitian yang dapat mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variable atau bebeapa variable lainnya (Arikunto,2003). Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat di simpulkan dalam penelitian ini terdapat dua variable yakni variable X yang di sebut dengan

20

variable bebas (Independent Variable) yang maksudnya kenakalan peserta didik dan Variable Y yang di sebut dengan variabel terikat (Devenen Variable) merupakan prestasi belajar siswa. D. Populasi dan Sampel Menurut beberapa para ahli bahwa populasi meupakan kelompok besar individu yang mempunyai karakteristik yang sama (Hadjar 1996 :133). Pendapat yang sama di kemukakan oleh Soenato (1987 :135) yang menyatakan populasi adalah suatu kelompok manusia, rumah, binatang, dan sebagainya yang paling sedikit mempunyai ciri atau karakter tertentu. Sedangkan sampel merupakan suatu bagian yang di pilih dengan cara tertentu untuk mewalkili keseluruhan populasi (Soenarto 1987 :2). Oleh karena itu kualitas sampel sangat mempengaruhi kualitas hasil kesimpulan penelitian, karena kesimpulan penelitian atas sampel akan digeneralisasikan kepada populasi. Berkaitan dengan data yang akan di dapatkan dalam penelitian ini, maka angket mengenai Prilaku yang menyimpang pada peserta didik yang akan di buat terdiri dari 10 butir soal, yang masing-masing soal memiliki bobot nilai yang berbeda.

21

Tabel 1. Skoring untuk mengukur Variabel Skor 5 4 3 2 Nilai Bagus Sedang Buruk Sangat Buruk

E. Tekhnik Pengumpulan Data Adapun metode-metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Angket Adapun yang di maksud dengan angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang di gunakan untuk memperoleh informasi dari responder dalam arti laporan pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (walgito,1998). 1. Keuntungan Metode Angket Data yang di peroleh dari populasi yang jumlahnya cukup besar akan lebih lengkap Pelaksanaannya efisien dan berlangsung dalam waktu yang relatif singkat Sebagai alat untuk memperoleh data kuantitatif yang obyektif

22

2. Kelemahan Metode Angket Banyaknya rahasia pribadi yang tidak dapat diungkapkan melaluai jawaban angket Pertanyaan yang ada dalam angket dapat di tafsirkan berbeda oleh responden 3. Cara Mengatasi Kelemahan Metode angket Item yang di ajukan kepada responden di susun secara tegas, praktis dan mudah di mengerti Pengiriman angket tersebut di sertai contoh agar responden bisa membrikan jawaban. b. Wawancara/ Interview Metode wawancara atau di sebut juga dengan intrview adalah tekhnik pengumpulan data dengan cara tanya jawab, dialog secara langsung antara pewawacara dengan responden untk memperoleh impormasi yang di inginkan. c. Dokumentasi Dalam buku metodologi penelitian dapat di jelaskan bahwa dokumentasi dapat di artikan sebagai suatu cara untuk memperoleh data dengan jalan mengumpulkan segala macam dokumen serta mengadakan pencatatan yang sistimatis (Sugiono, 1984).

23

Adapun kelebihan dan kelemahan metode dokumentasi adalah : 1. Kelebihan Metode Angket Mudah mendapatkan data. Sebab biasanya sudah tersusun dengan rapi pada tempat tertentu Mempunyai nilai tinggi. Sebab dokumen termasuk data yang otentik dari suatu lembaga. 2. Kelemahan Metode angket Sulit membedakan dokumen asli dengan dokumen yang di palsukan Sulit menemukan dokumen rahasia Sulit memperbaiki dokumen yang rusak

F. Tekhnik Analisis Data Metode analisis data adalah tata cara yang harus di ikuti atau di gunakan oleh peneliti dalam angka menganalisa data yang sudah di kumpulkan untuk memperoleh kesimpulan. Dalam penelitian ini, data yang akan di peroleh adalah data tentang prilaku menyimpang yang di lakukan oleh peserta didik dan prestasi belajar siswa pada SMPN 3 Praya Tengah TahunPelajaran 2012/2013. Maka data yang di dapat adalah data yang di peroleh dengan menyelidiki kategori, sifat atau ciri seseorang yang bersifat kualitatif yang akan di olah menjadi data kuantitatif dalam bentuk angka.
24

Yang kemudian langkah-langkah pelaksanaan metode analisis ini dengan menggunakan metode statistika sebagai pengolah data yang sesuai dengan apa yang di harapkan. Uji Coba Instrumen Uji Validitas
{ }

Keterangan : koefisien Korelasi antara variable x Jumlah Siswa [ [ Jumlah Nilai Variabel x Jumlah Nilai Variabel y Jumlah Nilai perkalian variable x dan y ] : Jumlah Nilai x di kuadratkan Jumlah Kuadrat Variabel x ] Jumlah Nilai Variabel y di kuadratkan Jumlah Kuadrat Variabel y Nilai kemudian di konsultasikan dengan table r product momen

dengan taraf kepercayaan 90 % jadi kemungkinan akan terjadi : a. Jika maka soal tersebut di katakana valid

25

b. Jika

maka soal tersebut di katakana tidak vailid

Kemudian langkah-langkah yang akan di tempuh selanjutnya adalah dalam menganalisis data dalam penelitian ini adalah : a. Merumuskan Hipotesis Nihil b. Membuat Tabel Kerja c. Memasukkan data ke dalam rumus d. Menguji nilai koefisien korelasi r product moment e. Menarik kesimpulan

26

DAFTRAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. PT. Bina Aksara Jakarta Andi Mappiare, Psikologi Remaka, Usaha Nasional, Surabaya Abdul Kadir Munsyi, Didakdik Metodik Strategi Belajar Mengajar, ( Diktat ), IAIN Antasari, Banjar Masin 1998 -------------------------, Nasai Hasyim dan Mukhrin, Pedoman Mengajar Bimbingan Untuk Calon Guru, Usaha Nasional, Surabaya -------------------------, Profil Guru Ideal Menurut Islam, (Makalah) Tim Studium General Sema, fakultas Tarbiyah, IAIN Antasari, Banjarmasin Aziz Yahya......et al 2006. Menguasai penyelidikan Dalam Pendidikan. TeoriAnalisis dan Interpretasi data. Malaysia : PTS Profesional Publishing Sdn. Bhd Djamarah, Syaiful B. 1994. Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru. Usaha Nasional . Surabaya Faisal, S. 1982. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Usaha Nasional. Surabaya Hadi, Sutrisno. 2002. Metodelogi Research Jilid 3. Andi yogyakarta

27

Anda mungkin juga menyukai