Anda di halaman 1dari 21

Pemeliharaan Jaringan Periodontal

Fase pemeliharaan jaringan periodontal memasukkan semua pengukuran yang digunakan tim dental dan pasien utuk menjaga terkontrolnyan periodontitis. Tujuan tahapan perawatan ini adalah untuk mencegah kambuhnya penyakit periodontal. Seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya, periodontitis adalah penyakit kronis yang tidak bisa secara total sembuh dengan terapi yang disediakan tim dental saat ini. Periodontitis dapat dikontrol, tetapi tidak pada sebagian besar masyarakat. Diantara pasien yang dilakukan pengobatan periodontitis, penyakit ini cenderung kambuh, dan perlu pengawasan secara konstan dari tim dental untuk menjaga terkontrolnya periodontitis.Bab ini menyajikan pengukuran yang digunakan tim dental untuk mencegah kambuhnya periodontitis. Pada kebanyakan tim dental, seorang dental hygienist merupakan penyedia pemeliharaan kesehatan primer pada fase perawatan ini. Seperti penyakit kronis lainnya, periodontitis kronis membutuhkan pengawasan dan pemeliharaan dari waktu ke waktu setelah perawatan inisial. Pemeliharaan penyakit periodontal mempertimbangkan usaha pasien dalam melanjutkan pemeliharaan pribadi secara cermat dan pemeliharaan professional secara teratur sepanjang hidup pasien. Sebagai tambahan, pemeliharaan jaringan periodontal butuh pertimbahan usaha dari tim dental. Kebanyakan pasien butuh bantuan pada interval rutin dalam hal pembaharuan motivasi , instruksi control plak, dan eliminasi atau pengurangan faktor resiko primer dan sekunder. Tanpa pemeliharaan jaringan periodontal secara teratur, pada pasien terlihat penurunan perawatan pribadi dan kambuhnya periodontitis, dan terapi periodontal nantinya gagal. Dengan pemeliharaan periodontal yang baik, banyak pasien periodontal dapat mempertahankan fungsi dan kenyamanan giginya bertahun-tahun.

SESI 1 Pendahuluan Pemeliharaan Jaringan Periodontal Pemeliharaan periodontal merupakan komponen vital dalam rencana perawatan secara komprehensif. Hal ini diarahkan untuk memelihara fungsi gigi geligi seumur hidup diikuti terapi periodontal. Tercapai atau tidaknya tujuan ini tergantung beberapa variable seperti keparahan awal penyakit, respon pejamu terhadap terapi, variable genetik dan sistemik, dan komitmen pasien dalam pemeliharaan pribadi dan kunjungan pemeliharaan yang rutin. Terminologi A. Banyak istilah yang telah digunakan untuk menggambarkan fase perawatan ini. 1. Pada tahun 2000, the Board of Trustees of the American Academy of periodontology menyetujui istilah periodontal maintenance sebagai istilah yang dipilih untuk pemeliharaan yang direkomendsikan bagi pasien yang telah menyelesaikan perawatan periodontal 2. Istilah lain untuk pemeliharaan jaringan periodontal adalah Perawatan Periodontal Pendukung (SPT), pemeliharaan kembali, periodontal recall, pemeliharaan lanjutan, dan fase pemeliharaan periodontal. 3. Istilah pemeliharaan dan pendukung digunakan untukmenekankan bahwa tim dental menyediakan bantuan untuk mengobati pasien periodontitis dan membantu dalam pemeliharaan gigi geligi mereka. B. Penggunaan istilah yang tepat 1. Istilah pemeliharaan periodontal digunakan untuk menggambarkan perawatan klinik untuk pasien yang periodontitis telah diobati sebelumnya. 2. Biasanya tidaklah pantas penggunaan istilah pemeliharaan periodontal bagi pasien perawatan gingivitis.

Tujuan Pemeliharaan Periodontal A. Tujuan pemeliharaan periodontal adalah (kotak 22-1) 1. Mengontrol inflamasi di jaringan periodonsium dengan mengontrol faktor etiologi a. Faktor resiko primer inflamasi penyakit periodontal adalah plak bakteri b. Fator resiko sekunder termasuk daerah retensi plak (seperti kalkulus atau restorasi menggantung), merokok, dan faktor sistemik 2. Memelihara level perlekatan 3. Memelihara level tulang alveolar B. Hasil yang diharapkan dari mencapai tujuan ini untuk memelihara gigi geligi sepanjang hidup pasien Kotak 22-1 Tujuan pemeliharaan periodontal 1. Mengontrol inflamasi jaringan periodonsium 2. Memelihara level perlekatan 3. Memelihara level tulang alveolar

Pengintegrasian Pemeliharaan Periodontal dengan Rencana Perawatan yang Komprehensif A. Komponen perawatan komprehensif. Fase terapi periodontal komprehensif di simpulkan dalam gambar 22-1. 1. Penilaian periodontal secara klinis data dikumpulkan selama fase ini sehingga menghasilkan diagnosis periodontal dan rencana awal terapi periodontal. 2. Terapi periodontal inisial selama fase perawatan ini, tim dental melakukan semua pengukuran non bedah yang diperlukan untuk mengendalikan penyakit periodontal yang telah ada.

3. Re-evaluasi pada akhir perawatan periodontal inisial, hasil perawatan inisial dievaluasi. a. Berdasarkan penemuan pada saat re-evaluasi, terapi tambahan seperti bedah periodontal dapat dianjurkan. b. Pada saat re-evaluasi, tim dental juga harus memutuskan pemeliharaan periodontal apa yang dibutuhkan. 4. Pemeliharaan periodontal - fase perawatan periodontal ini dimulai pada akhir perawatan periodontal inisial, dan pada beberapa pasien, pemeliharaan periodontal dapat dijalankan bersamaan dengan intervensi bedah. 1. Penilaian periodontal

2. Terapi periodontal non bedah ( terapi inisial)

3. Reevaluasi hasil perawatan inisial

Penyakit terkontrol

Penyakit tidak terkontrol

Pilihan A tidak butuh pembedahan

Pilihan B tidak terapi bedah

4. Pemeliharaan periodontal

4. Pemeliharaan periodontal

Gambar 22-1 : Terapi periodontal. Diagram ini adalah kerangka rangkaian terapi periodontal pada pasien dan menggambarkan letak pemeliharaan periodontal SESI 2 Pemeliharaan Periodontal Suksesnya pemeliharaan periodontal membutuhkan partisipasi aktif dari pasien, dokter gigi dan dental hygienist. Pemeliharaan periodontal harus diatur sesuai kebutuhan pasien dan biasanya termasuk pembaharuan riwayat medis dan dental, pemeriksaan klinis, penilaian periodontal, pemeriksaan radiografi, evaluasi control plak, debridemen periodontal, rekomendasi dan acuan, dan penilaian hasilnya. Komponen pemeliharaan periodontal disimpulkan dalam table 22-1.
Tabel 22-1 Komponen Umum Pemeliharaan Periodontal

Prosedur Riwayat medis dan dental

Faktor resiko dan indikatornya Penyakit baru Perubahan status medis Perubahan pengobatan Merokok Kehilangan gigi sejak diagram terakhir Lesi oral Tambalan menggantung, tidak terkontur baik; kerusakan tulang pada protesa lepasan Adanya bukti kehilangan tulang secara radiografi yang progresip Inflamasi Pendalaman kedalaman probing Peningkatan kehilangan perlekatan Adanya perdarahan Perluasan dan distribusi Adanya keterlibatan furkasi Peningkatan mobiliti Resesi yang progresip Gingiva berkeratin sedikit Faktor oklusal yang berkontribusi

Pemeriksaan klinis Pemeriksaan ekstra dan intra oral Pemeriksaan dental Pemeriksaan radiografi

Pemeriksaan periodontal Memeriksa jaringan Mengukur kedalaman dengan prob Kehilangan perlekatan Perdarahan pada probing Level plak dan kalkulus Keterlibatan furkasi Mobiliti gigi Resesi gingiva Keterlibatan mukogingiva Analisis oklusal

Perawatan Debridemen periodontal Konseling Re-instruksi pemeliharaan pribadi Aplikasi fluor Pencegahan karies pada akar Terapi tambahan Perncanaan Penganjuran perawatan yang dibutuhkan Rujukan Penentuan interval pemeliharaan Penjadwalan kunjungan berikutnya Penilasian hasil

Tidak terpenuhinya interval pemeliharaan yang dianjurkan

Tidak terpenuhinya interval pemeliharaan yang dianjurkan

Kambuhnya periodontitis

Pembaharuan dan pemeriksaan A. Meninjau dan membaharui riwayat medis, social dan dental. Perubahan pada status medis, social, atau dental harus didokumentasikan. Faktor yang mengikuti harus dievaluasi: 1. Umur pasien 2. Penyakit baru atau perubahan status medis; diindikasikan rujukan atau konsultasi dengan dokter. 3. Pengobataan saat ini 4. Faktor resiko yang berkontribusi dalam penyakit periodontal, seperti merokok, obat-obatan (fenitoin, cyclosporine, calcium channel blocker), stress, dan penyakit sistemik (diabetes, acquired immune deficiency syndrome (AIDS); diindikasikan konseling yang tepat terhadap faktor resiko tersebut. 5. Perawatan restorasi baru harus diperiksa dan dicatat dalam diagram.

6. Perubahan riwayat social atau gaya hidup, seperti kelahiran anak, belasungkawa, perubahan status pekerjaan, atau pengangguran.

B. Pemeriksaan klinis Hasil pemeriksaan klinis, periodontal, dan radiografi harus dibandingkan dengan data awal. Data awal adalah data klinis yang dikumpulkan pada awal perawatan. Data dikumpulkan pada pertemuan berikutnya kemudian dibandingkan dengan data awal. Nilai awal pertama-tama disusun selama penilaian fase inisial dan kembali dinilai pada perawatan periodontal inisial berikutnya. 1. Pemeriksaan ekstra dan intra oral. 2. Pemeriksaan denta; a. Penilaian karies b. Penilaian restorasi dan prostetik c. Kehilangan tulang sejak diagram terakhir 3. Pemeriksaan radiografi a. Pemeriksaan haruslah termasuk evaluasi level tulng, gigi dan jarak ligament periodontal. b. Penentuan radiografi terbaru harus dibandingkan dengan radiografi yang diambil pada saat pertemuan pemeliharaan saat ini.

C. Pemeriksaan Periodontal

1. Pemeriksaan jaringan. Tanda klinis terjadinya inflamasi termasuk perubahan warna, tekstur, dan konsistensi. 2. Kedalaman probing. Kemajuan penyakit diindikasikan dengan peningkatan kedalaman 1-2 mm. 3. Kehilangan perlekatan a. Saat ini, cara ini yang paling dapat dipercaya untuk mengevaluasi stabilitas penyakit periodontal. b. Kemajuan penyakit diindikasikan dengan peningkatan kehilangan perlekatan 1-2mm. 4. Perdarahan pada probing a. Perdarahan pada probing biasanya terlihat 10 detik setelah probing. b. Penelitian menganjurkan setelah pemeliharaan beberapa tahun, tingginya frekuensi perdarahan saat probing adalah prediksi peningkatan resiko kehilangan perlekatan yang berlanjut. c. Sisi perdarahan haruslah dimasukkan dalam diagram karena sisi ini mungkin membutuhkan perhatian lebih selama instrumentasi periodontal. 5. Level plak dan kalkulus a. Skor plak adalah indikasi yang baik akan terpenuhnya pemeliharaan pribadi oleh pasien b. Skor tersebut dapat mengungkapkan kebutuhan pasien akan pemberian instruksi metode control plak kembali. c. Skor plak harus didokumentasikan untuk menyediakan data yang objektif akan pemeliharaan pribadi pada waktu tertentu dan juga agar dapat dibandingkan dari waktu ke waktu.

6. Keterlibatan furkasi. Semakin banyak keterlibatan furkasi, semakin tinggi resiko kehilangan gigi. 7. Mobiliti gigi. Semakin parah mobiliti, semakin besar resiko kehilangan gigi. 8. Resesi gingiva. Adanya resesi gingiva meningkatkan resiko hipersensitif dentindan karies akar. Pasien mungkin akan memperhatikan penampilan estetis. 9. Keterlibatan mukogingiva 10. Analisis oklusal

D. Evaluasi kontrol plak 1. Pasien biasanya sering menghabiskan waktu yang dapat dipertimbangkan dalam pemeliharaan pribadi dan pasien berharap diinformasikan mengenai efek dari usaha yang dilakukan mereka. Kesalahan dalam memberikan informasi ini dapat memberi kesan terhadap pasien bahwa dental hygienist tidak tertarik akan status kesehatan gigi mereka. 2. Disclosing solution dapat digunakan agar pasien dapat melihat dimana bakteri plak berakumulasi. 3. Kebanyakan pasien membutuhkan penekanan kembali mengenai motivasi kontrol plak. Menunjukkan area dimana terdapat penguranga warna merah, pengurangan perdarahan, atau penguranga akumulasi plak adalah cara yang positif untuk memotivasi pasien untuk melanjutkan pemeliharaan pribadinya 4. Akumulasi plak dapat berhbungan dengan banyak faktor seperti: a. Minimnya keterampilan secara manual yang dibutuhkan untuk menjaga cara pemeliharaan pribadi yang direkomendasikan sebelumnya. Tehnik alternative dalam pemeliharaan pribadi harus dipertimbangkan.

b. Hentikan penggunaan satu atau lebih metode pemeliharaan pribadi yang direkomendasikan sebelumnya. Pertimbangan lain harus diberikan untuk membuat cara pmeliharaan pribadi menjadi tidak terlalu kompleks. ( contohnya,alat bantu yang lebih sedikit atau alat bantu yang mudah digunakan oleh pasien.) c. Resesi gingiva atau pengerutan dapat terjadi seiring bedah

periodontal.pengenalan alat bantu interdental dapat diindikasikam untuk mengihilangkan plak pada permukaan proksimal permukaan akar. 5. Pengamatan mikroba dapat diindikasikan pada pasien beresiko tinggi. a. Pengamatan mikroba dapat digunakan untuk menentukan patogen periodontal spesifik sebelum anti mikroba atau terapi lainnya dimulai. b. Tipe test termasuk kultur bakteri, immunoassay (pengujian imun), pengujian pemeriksaan asam nukleat, pengujian enzim, pemeriksaan DNA.

Perawatan A. Debridemen Periodontal 1. Penghilangan plak dan kalkulus adalah langkah yang paling penting terhadap pengontrolan penyakit. Tujuan debridemen ini adalah untuk mengganggu biofilm subgingiva dan membentuk lingkungan yang secara bilogis dapat diterima oleh jaringan periodonsium. 2. Walaupun instrumentasi akar diterima memberikan arti dalam mengganggu biofilm subgingiva, pengulangan pe debridemen permukaan akar berulang kali dapat menghasilkan kehilangan substansial dari substansi akar (sementum dan dentin) dan meningkatkan terbukanya tubulus dental ke lingkungan oral dan bahkan pulpa.

a. Seiring

terapi

periodontal,

beberapa

pasien

akan

menunjukkan

pemeliharaan periodontal dengan sedikit atau tanpa adanya deposit kalkulus subgingiva. Tekanan gaya yang kuat antara instrument dan gigi tidak diperlukan dan harus dihindari. b. Perlindungan terhadap substansi akar adalah tujuan dari debridemen periodontal. 1) Instrument ultrasonic dengan tip tipis yang dibuat dengan teliti menunjukkan pengurangan substansi akar dibandingkan instrument tangan dan memberikan keuntungan efek antimicrobial tambahan yang dihasilkan oleh getaran tip ultrasonik. 2) Penelitian terbaru menyarankan kuret plastik ( seperti yan digunakan dalam pembersihkan implant dental) yang mana efektif untuk menghilangkan plak di permukaan akar dan meminimalkan trauma jaringan keras akar pada pasien yang dirawat jaringan periodontalnya selama perawatan pemeliharaan. B. Konseling Konseling, seperti konseling menghentikan merokok, harus disediakan sehubungan dengan pengontrolan faktor resiko yang berkontribusi pada penyakit periodontal pasien.

C. Aplikasi fluor 1. Aplikasi rutin akan perawatan fluor professional selama pemeliharaan periodontal diindikasikan untuk meningkatkan remineralisasi,membantu mencegah karies akar, membantu mengontrol hipersensitif dentin.

2. Studi penelitian menyarankan bahwa konsentrasi fluor topikal yang tinggi dapat memberikan sifat anti mikroba dan beberapa keuntungan dalam mengurangi akumulasi plak.

D. Pencegahan karies akar 1. Kejadian a. Karies akar, kerusakan pada permukaan akar, adalah masalah yang umum pada pasien periodontitis. b. Menurut survey United States Public Health Service (USPHS) tahun

1985-1986 terhadap orang dewasa, setengah dari orang dewasa di Amerika Serikat menderita karies di permukaan akar pada usia 50 tahun, dengan prevalensi rata-rata kira-kira 3 buah lesi pada usia 70 tahun. 2. Tampilan klinis a. Karies akar biasanya terlihat sebagai daerh dangkal, lembut, berwarna kuning gelap, coklat, atau hitam. b. Apabila lesi karies berkembang, lesi tersebut melua secara sirkumferensial mengelilingi permukaan akar. 3. Terapi fluor dan pencegahan karies akar a. Beberapa penlitian telah menunjukkan bahwa penggunaan air minum berfluor selama hidup seorang individu dapat mencegah perkembangan karies permukaan akar. b. Penggunaan pasta NaF menunjukkan pengurangan karies permukaan akar secara signifikan lebih 65%.

c. Penelitian mengindikasikan bahwa sistem topical fluor mengurangi pembentukan karies akar sebesar 63-76%. 4. Anjuran pada pasien mengenai pencegahan a. Penggunaan pasta NaF setiap hari. b. Aplikasi gel fluor dirumah menggunakan tray (nampan) atau sikat gigi. c. Control plak sehari-hari secara teliti untuk meminimalisasi jumlah bakteri kariogenik. d. Pemilihan makanan non kariogenik. Pencegahan konsumsi atau

pembatasan frekuensi masuknya makanan yang berisi sukrosa tinggi, seperti permen dan makanan yang mengandung gula dan minuman ringan. 5. Prosedur yang dianjurkan untuk topical aplikasi fluor professional. Yang termasuk prosedur yang direkomendasikan sebagai berikut: a. Pasien yang ada karies akar harus menerima perawatan tahunan sesuai keperluan. b. Serial perawatan inisial harus terdiri dari empat aplikasi teratur selama periode 2 4 minggu. c. Lama aplikasi (waktu saat gigi berkontak dengan fluor) harus selama 4 menit pada semua pasien yang ada aktifitas karies akar. serial perawatan inisial dan

topikal aplikasi fluor kemudian per triwulan, setengah tahun,

Perencanaan perawatan A. Rekomendasi mengenai kebutuhan perawatan dan / atau rujukan 1. Pada akhir kunjungan pemeliharaan periodontal, pasien harus diinformasikan mengenai status kesehatan periodontalnya saat ini. Kebutuhan akan perawatan tambahan direkomendasikan pada waktu ini.

2. Rekomendasi ini termasuk komunikasi atau konsultasi dengan penyedia perawatan kesehatan gigi dan medis yang akan menyediakan perawatan. B. Hubungan antara dokter gigi umum dan dokter gigi spesialis periodonsia 1. Pasien dengan periodontitis kronis ringan dapat menerima perawatan dental yang menyeluruh dan pemeliharaan periodontal pada praktek dokter gigi umum. 2. Pasien dengan periodontitis kronis sedang dapat bergantian melakukan pemeliharaan periodontal antara dokter gigi umum dan dokter gigi spesialis periodonsia. 3. Pasien dengan periodontitis parah harus menerima terapi pemeliharaan periodontal oleh dokter gigi spesialis periodonsia. Kunjungan tahunan maupun setengah tahunan harus dijadwalkan dengan dokter gigi umum yang akan menyediakan perawatan restoratif atau perawatan dental lainnya. 4. Pasien periodontitis agresif harus menerima semua terapi periodontal dari dokter gigi spesialis periodonsia. Kunjungan tahunan atau setengah tahunan harus dijadwalkan dengan dokter gigi umum yang akan menyediakan perawatan restorative atau perawatan dental lainnya. C. Penentuan interval waktu pemeliharaan 1. Frekuensi kunjungan pemeliharaan periodontal harus ditentukan atas dasar individu. Faktor yang harus dipertimbangkan dalam penentuan interval perawatan periodontal antara kunjungan pemeliharaan adalah sebagai berikut: a. Keparahan penyakit. Semakin parah penyakit, semakin sering pasien ditemui. b. Keadekuatan perawatan pribadi oleh pasien. Semakin baik perawatan pribadi oleh pasien, semakin jarang kebutuhan pasien untuk ditemui. Interval menjadi lebih sering ketika pasien kurang melakukan perawatan pribadi secara optimal. c. Respon pejamu. Faktor sistemik maupun genetik dapat berpengaruh negatif terhadap respon pejamu. Sebagai contoh, pasien yang secara terus menerus merokok atau dengan diabetes tidak terkontrol harus ditemui lebih sering.

2. Pedoman umum penting dalam menentukan frekuensi pemeliharaan didasarkan pada waktu interval untuk repopulasi pathogen periodontal setelah debridemen periodontal. a. Penelitian mengindikasikan lanjutan debridemen periodontal pathogen subgingiva menjadi level predebridemen adalah 9-11 minggu pada kebanyakan pasien. b. Bukti dari penelitian secara kuat menunjukkan pemeliharaan periodontal harus dilakukan paling sedikit tiap 3 bulan atau kurang untuk menyingkirkan dan mengganggu patogen periodonsium di subgingiva. c. Pasien yang menerima pemeliharaan periodontal berkala lebih sedikit terjadi kehilangan perlekatan dan kehilangan gigi dibandingkan pasien yang tidak melakukan pemeliharaan berkala.

Penilaian hasil akhir Pada tiap kunjungan pemeliharaan periodontal, penentuan terpenting yang harus dibuat adalah apakah status kesehatan periodontal pasien stabil. Pemeliharaan periodontal yang tidak adekuat dan / atau ketidakpatuhan pasien dapat menyebabkan perkembangan proses penyakit. Rekurensi penyakit periodontal A. Konsep rekurensi penyakit 1. Kambuhnya periodontitis terjadi ketika tanda dan gejala kembali hadir setelah reda. Istilah rekuren menyiratkan bahwa periodontitis terkontrol selama terapi inisial dan sekali lagi periodontitis tersebut menyebabkan kehilangan perlekatan. 2. Kambuhnya periodontitis dapat terjadi pada sisi tertentu saja. Misalnya, mungkin saja pasien mengalami rekurensi penyakit periodontal pada permukaan mesial satu gigi premolar dan gigi lainnya dalam konsidi penyakit yang terkontrol.

B. Tanda klinis kambuhnya periodontitis. Tanda klinis rekurensi periodontitis ( kotak 22-2)

1. Kehilangan perlekatan yang progresif 2. Poket yang berdarah saat probing atau yang mengeluarkan eksudat 3. Poket yang semakin dalam dari waktu ke waktu 4. Kehilangan tulang dari bukti radiografis yangprogresif 5. Peningkatan mobilit gigi Kotak 22-2 Tanda klinis kambuhnya penyakit periodontal 1. Kehilangan perlekatan yang progresif 2. Poket yang berdarah saat probing atau yang mengeluarkan eksudat 3. Poket yang semakin dalam dari waktu ke waktu 4. Kehilangan tulang dari bukti radiografis yangprogresif C. Alasan kambuhnya periodontitis. Periodontitis kambuh pada pasien dengan berbagai alasan, dan tim dental harus sadar bahwa tidak selalu mungkin menentukan alasan spesifik kambuhnya penyakit. Alas an paling umum kambuhnya periodontitis adalah : (kotak 22-3) 1. Kontrol plak inadekuat oleh pasien 2. Perawatan professional yang tidak menyeluruh: a. Debridemen periodontal yang tidak sempurna b. Kegagalan mengontrol faktor resiko lokal 3. Kegagalan mengontrol faktor sistemik pasien 4. Konrol faktor oklusal yang berkontribusi 5. Tehnik bedah periodontal yang tidak tepat 6. Usaha mengobati gigi dengan prognosis buruk Kotak 22-3 Tanda klinis kambuhnya penyakit periodontal 1. Kontrol plak inadekuat oleh pasien 2. Perawatan professional yang tidak menyeluruh: 3. Kegagalan mengontrol faktor sistemik pasien 4. Konrol faktor oklusal yang berkontribusi

Kepatuhan pasien A. Pengertian 1. Kepatuhan didefenisikan sebagai perluasan dimana tingkah laku seseorang bertepatan dengan nasehat medis atau kesehatan. a. Pasien yang tidak mematuhi rekomendasi untuk perawatan pribadi harian dideskripsikan sebagai pasien yang tidak patuh. b. Pasien yang bertemu secara regular pada kunjungan pemeliharaan periodontal dideskripsikan sebagai pasien patuh. 2. Kepatuhan juga disebut sebagai ketaatan dan sekutu pengobatan, tetapi kata kepatuhan lebih sering digunakan dalam literatur.

B. Alasan ketidakpatuhan. Ketidakpatuhan merupakan pertanyaan yang kompleks, karena alasan ketidakpatuhan ini dapat berbeda masing-masing pasien dan pada pasien yang sama dalam situasi yang berbeda. Beberapa alasan umum yang diperkirakan untuk ketidakpatuhan adalah: 1. Ketakutan akan perawatan gigi. 2. Biaya perawatan gigi 3. Diprioritaskan rendah oleh pasien untuk menghadapi kebutuhan lain dalam segi finansial/waktu pasien. 4. Penolakan beberapa individu menolak bahwa mereka memiliki masalah; hal ini mungkin diakibatkan karena kurangknya informasi mengenai penyakitnya. 5. Kegagalan memahami implikasi dari ketidakpatuhan 6. Merasa tidak acuh pada penyedia perawatan kesehatan gigi.

C. Strategi untuk meningkatkan kepatuhan. Gambar 22-2 menyoroti beberapa ide untuk meningkatkan kepatuhan pasien termasuk: 1. Memberikan pasien cetakan instruksi perawatan pribadi yang dapat mengarahkan mereka dirumah. a. Letakkan kertas instruksi dan masukkan dalam pelindung plastik, seperti yang tersedia dalam buku catatan dengan ring. Pelapis pelindung ini tersedia di took peralatan kantor dan murah harganya. b. Tuliskan janji kunjungan pemeliharaan periodontal berikutnya pada bagian bawah instruksi. c. Terjemahkan instruksi dengan bahasa sehari hari pasien. 2. Menyesuaikan dengan kebutuhan pasien manakala memungkinkan. Kepuasan pasien biasanya diikuti kepatuhan perawatan pribadi dan janji kunjungan pemeliharaan. 3. Penggunaan kartu pos atau telepon untuk mengingatkan pasien akan pertemuan berikutnya. 4. Menghubungi bila pasien lalai untuk kunjungan. Semakin cepat pasien dihubungi bila janji tidak dipenuhi, semakin senang pasien untuk menjadwalkan kembali. 5. Mencari tahu perhatian pasien. Menyediakan kesempatan untuk berkomunikasi dengan pertanyaan terbuka seperti: apa pandangan anda mengenai saran atau perawatan ini? dsb ,bagaimana menurut anda, apakah anda akan mencocokkan rekomendasi perawatan pribadi ini dalam jadwal harian anda? apakah anda mau membandingkan dental floss mekanik dan tradisional 6. Menyederhanakan rekomendasi perawatan. Pasien biasanya menerima instruksi perawatan pribadi yang sulit untuk diikuti dan menghabiskan waktu. a. Instruksi kontrol plak harus sejelas dan sesimpel mungkin dan menunjukkan kebutuhan spesifik pasien. Penggunaan istilah kedokteran gigi harus dihindari dan digantikan dengan kata kata yang mudah dimengerti pasien.

b. Direkomendasikan pembatasan alat perawatan pribadi. Penelitian mengindikasikan bahwa pasien semakin tidak patuh bila diinstruksikan menggunakan beberapa peralatan pada keseharian mereka. c. Alternatif terhadap penggunaan dental floss tradisional harus dipertimbangkan mengingat rendahnya ketidakpatuhan untuk flossing. 7. Menasehati pasien mengenai status kesehatan periodontal mereka. Jelaskan keuntungan kunjungan perawatan periodontal secara rutin dan resiko jarangnya perawatan professional. 8. Memberikan timbal balik (feed back) positif untuk pasien. a. Daerah yang mengalami kemajuan harus diperlihatkan kepada pasien, misalnya plak yang semakin sedikit, sisi perdarahan yang lebih sedikit, atau jaringan terinflamasi yang lebih sedikit. b. Pasien harus dipuji di depan dokter gigi mengenai usaha mereka yang menyebakan peningkatan kesehatan periodontal c. Penguatan (reinforcement) yang positif harus digunakan menyampaikan pesan motivasi dibandingkan kritikan. untuk

9. Pendekatan secara bervariasi untuk edukasi pasien dan instruksi perawatan pribadi. Pasien biasanya mengeluh mendengar ajaran yang sama dan itu itu saja oleh dental hygienist pada tiap kunjungan pemeliharaan periodontal.

Cetak instruksi perawatan pribadi

Variasikan pendekata n

Hubungi bila tidak datang kunjungan

Pertimbangk an alternatif flossing Strategi meningkatka n kepatuhan Ingatkan kunjungan

Penyederhana an perawatan pribadi

Batasi jumlah alat

Timbal balik positif Puji pasien

Cari tahu perhatian pasien Pertanyaa n terbuka

Gambar 22-2 :saran untuk meningkatkan kepatuhan pasien. Peta ide variasi strategi untuk meningkatkan kepatuhan pasien Ringkasan Bab Fase pemeliharaan periodontal termasuk semua pengukuran yang digunakan tim dental dan pasien untuk menjaga terkontrolnya periodontitis. Tujuan tahapan perawatan ini adalah untuk mencegah kambuhnya penyakit periodontal. Diantara pasien yang dilakukan pengobatan periodontitis, penyakit ini cenderung kambuh, dan perlu pengawasan secara konstan dari tim dental untuk menjaga terkontrolnya periodontitis. Pemeliharaan periodontal menyediakan pertolongan profesional dimana kebanyakan pasien membutuhkan motivasi kembali, instruksi kontrol plak, dan mengurangi dan menghilangkan faktor resiko primer dan sekunder.

Anda mungkin juga menyukai