Anda di halaman 1dari 80

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN BAURAN

PEMASARAN MEBEL KAYU


Studi Kasus di CV Anditya Furniture, Bogor, Jawa Barat

VENTY ARISSA

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN


FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN BAURAN


PEMASARAN MEBEL KAYU
Studi Kasus di CV Anditya Furniture, Bogor, Jawa Barat

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor

Oleh :
Venty Arissa
E14104019

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN


FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008

RINGKASAN
Venty Arissa. Analisis Kelayakan Finansial dan Bauran Pemasaran Mebel
Kayu. Studi kasus CV Anditya Furniture, Bogor, Jawa Barat. Dibimbing oleh Dr.
Ir. Dodik Ridho Nurrochmat, MSc dan Handian Purwawangsa. S.Hut, M.Si.

Hutan Indonesia sebagian besar termasuk hutan tropik basah, dimana dalam
hutan semacam ini ditemukan keanekaragaman jenis tumbuhan yang sangat besar.
Banyak diantara jenis tersebut menghasilkan kayu bernilai niaga, yang merupakan
salah satu komoditi utama yang dapat menambah devisa negara.
Untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan peran sektor kehutanan
dalam pembangunan nasional, diperlukan upaya untuk mengetahui nilai ekonomi
kayu, produk olahan, dan bauran pemasarannya, Salah satu usaha yang dapat
dilakukan adalah dengan melakukan analisis kelayakan finansial dan aspek
bauran pemasaran kayu olahan, diantaranya melalui penelitian Analisis Kelayakan
Finansial dan Bauran Pemasaran Mebel Kayu.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2008, berlokasi di CV
Anditya Furniture, Bogor, Jawa Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui potensi dan kendala pengusahaan mebel kayu ditinjau dari aspek
teknis, dan aspek institusional, menganalisis kelayakan usaha mebel kayu,
berdasarkan kriteria NPV, BCR, dan IRR, mengetahui jangka waktu
pengembalian investasi (payback period) CV Anditya Furniture, mengetahui
tingkat sensitivitas usaha yang dilaksanakan oleh CV Anditya Furniture jika
terjadi peningkatan biaya produksi dan penurunan harga produk, dan mengetahui
strategi bauran pemasaran yang dilakukan oleh CV Anditya Furniture.
Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa pengusahaan mebel kayu memiliki
potensi yang sangat besar untuk dikembangkan, dimana ditinjau dari aspek
institusional, pengusahaan mebel kayu dapat dijalankan untuk berbagai skala
usaha, sedangkan pada aspek teknis pengusahaan mebel kayu merupakan jenis
usaha yang banyak diusahakan di Indonesia dengan menggunakan teknologi yang
dapat dikuasai oleh masyarakat.
Berdasarkan hasil analisis dapat dikatakan bahwa usaha mebel kayu yang
dilaksanakan oleh CV Anditya Furniture layak untuk dilaksanakan karena dapat

memberikan keuntungan pada perusahaan, dari hasil analisis kelayakan finansial


pada tingkat suku bunga 10% diperoleh nilai NPV sebesar Rp 3.225.554.289
Perhitungan B/C ratio (BCR) diperoleh nilainya sebesar 2,19% artinya bahwa
setiap pengeluaran sebesar Rp 1 akan memberikan manfaat sebesar Rp 2,19, dan
perhitungan IRR diperoleh nilai sebesar 34,12%.
Berdasarkan kriteria pengembalian investasi perusahaan (payback period) dari
perhitungan diperoleh masa pengembalian investasi perusahaan sekitar 2 tahun 8
bulan, artinya dalam jangka waktu tersebut biaya investasi yang dikeluarkan dapat
kembali. Semakin cepat jangka waktu pengembalian biaya investasi, maka usaha
yang dijalankan semakin baik.
Hasil analisis sensitivitas perusahaan menunjukkan usaha mebel kayu sensitif
terhadap perubahan biaya. Berdasarkan perhitungan apabila terjadi penurunan
harga sebesar 10% nilai NPV turun sebesar 57,21%, BCR turun sebesar 15,07%,
sedangkan IRR turun sebesar 17,62%, begitu juga dengan payback period yang
mengalami kemunduran sekitar 6 bulan, dari perhitungan diatas masih dalam
kondisi layak. Lain halnya apabila terjadi penigkatan biaya produksi sebesar 10%,
nilai NPV mengalami penurunan sebesar 80%, dari perhitungan BCR turun
sebesar 43,40%, sedangkan IRR mengalami penurunan dari kondisi normal
sebesar 18,09%, dan nilai dari perhitungan pacback period memperoleh nilai
sebesar 4,96, yang mengalami kemunduran waktu sekitar 2,15 tahun.
CV Anditya telah melaksanakan aspek bauran pemasaran dengan baik, tetapi
perlu diperhatikan dalam aspek distribusi pada komponen sarana trasportasi.

ABSTRACT
Venty Arissa. Financial Feasibility Analysis and Marketing Mix of Wooden
Furniture. A Case Study of CV Anditya Furniture, Bogor, West Java. Under the
Guidance of Dr. Ir. Dodik Ridho Nurrochmat, MSc and Handian
Purwawangsa, S.Hut, M.Si.
Most Indonesian forests are classified into tropical rain forest, where a
wide variety of plants are growing. Most of the tree species have commercial
value and have long been one of the main commodities to generate revenues for
our country.
To maintain and increase the role of forestry sector in the national
development, efforts should be made to find out the economic value of wood,
processed wood, and the marketing mix. One way to do this is by conducting
financial feasibility analysis and marketing mix in processed wood business, or to
be exact, by carrying out financial feasibility analysis and marketing mix of
wooden furniture.
The research was conducted in CV Anditya Furniture, Bogor, West Java,
from May to June 2008. The aims of research were (1) to learn about the
potentials and constraints of wooden furniture business both in the technical and
institutional aspects, (2) to analyze business feasibility of wooden furniture based
on the criteria NPV, BCR, and IRR, (3) to find out the long-term payback period
of CV Anditya Furniture, (4) to learn about the sensitivity level of the business
run by CV Anditya Furniture, particularly if there is a raise in production cost and
a decline in product price, and finally (5) to find out marketing mix strategy of CV
Anditya Furniture.
The research result showed that wooden furniture business was very
potential to be developed. While institutionally wooden furniture business can be
run in different scales, technically it is a kind of business which is popular in
Indonesia because the technology is very easy to learn for most Indonesians.
Based on the result of business analysis, it can be concluded that wooden
furniture business run by CV Anditya Furniture is feasible to develop since it is
profitable. Based on the result of financial feasibility analysis at the interest rate of

10%, the NPV was Rp3,225,554,289. Based on the calculation, the BCR value
was 2.19%, meaning that every Rp 1 expense would generate Rp 2,19, and the
value obtained based on IRR calculation was 34.12%.
Based on the criteria of investment return, the payback period was
approximately 2 years 8 months, meaning that in the short-term period the
investment is, the better the business will be.
The result of sensitivity analysis of the company indicated that wooden
furniture business was sensitive to cost change. Based on calculation, if the price
decreases by 10%, the NPV will go down by 57.21%, BCR will decrease by
15.07%, and IRR will decline by 17.62%. In the meantime, with payback period
becoming longer by 6 months, based on the calculation above, this condition is
still feasible. On the contrary, if the production cost increases by 10%, the NPV
will decrease by 80%, BCR will decrease by 43.40%, and IRR will go down from
its normal condition (18.09%). From the value of payback period calculation, the
value obtained was 4.96, which was a decrease about 2.15 years.
CV Anditya furniture has conducted the marketing mix aspect well, but
special attention should be given to the means of transportation to assure the
smooth distribution of the furniture to the consumers.

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi berjudul Analisis Kelayakan


Finansial dan Bauran Pemasaran Mebel Kayu. Studi kasus di CV Anditya
Furniture, Bogor, Jawa Barat, adalah benar-benar hasil karya sendiri dengan
bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah
pada perguruan tinggi dan lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir
skripsi ini.

Bogor, Agustus 2008

Venty Arissa
E14104019

Judul Skripsi : Analisis Kelayakan Finansial dan Bauran Pemasaran Mebel Kayu.
Studi kasus di CV Anditya Furniture, Bogor, Jawa Barat.
Nama

: Venty Arissa

Nrp

: E14104019

Menyetujui:
Komisi Pembimbing

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

Dr. Ir. Dodik Ridho Nurrochmat, MSc.

Handian Purwawangsa.S.Hut, M.Si

NIP: 132130468

NIP: 132312045

Mengetahui:
Dekan Fakultas Kehutanan IPB,

Dr. Ir Hendrayanto, Magr.


NIP: 131578788

Tanggal Lulus:

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas nikmat dan karunianya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Kelayakan
Usaha dan Bauran Pemasaran Mebel Kayu, Studi Kasus CV Anditya Furniture,
Bogor, Jawa Barat.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bimbingan, dorongan, bantuan, dan doa sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, Khususnya kepada:
1. Keluarga tercinta, Ayahanda M. Aris dan Ibunda Darnawati, serta
Adinda Winny Sartika, serta seluruh keluarga yang telah memberikan
perhatian, doa dan kasih sayangnya.
2. Dr. Ir Dodik Ridho Nurrochmat, MSc, selaku pembimbing pertama,
Handian Purwawangsa, S.Hut, M.Si selaku pembimbing kedua.
3. Dr. Ir Mirza Dikari Kusrini, MSc dan Ir. Rita Kartikasari, MSi, selaku
dosen penguji.
4. Dr. Ir. Budi Kuncahyo, M.Si, selaku pimpinan dan pemilik CV
Anditya Furniture, beserta Staf yang telah membantu penulis dalam
kegiatan penelitian.
5. Staf Laboran Bagian Kebijakan Kehutanan Fakultas Kehutanan IPB
atas perhatian dan dukungannya selama melaksanakan penelitian.
6. Teman-teman Pondok NN Reni Aminingtyas, Endah Murniwati,
Desminda, Indah Dara Puspita, Ifa Sari Maryani dan Armellia, atas
segala dukungan dan kebersamaannya.
7. Seluruh teman-teman Manajemen Hutan angkatan 41, atas segala
kebersamaan dan keceriaannya.
8. Sahabat-sahabatku Ayu, Mitha, Amri, Shinta, Nurlita, Vivi, dan Ivan
atas segala kebersamaan dalam suka dan duka.
9. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Payakumbuh, Sumatera
Barat, pada tanggal 19 Agustus 1986, putri dari pasangan M.
Aris dan Darnawati.
Pada tahun 2004 penulis lulus dari SMA Negeri 1
Payakumbuh, Sumatera Barat dan pada tahun yang sama
penulis lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB
(USMI). Penulis memilih Program studi Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan.
Selama menuntut ilmu di IPB, penulis aktif di sejumlah organisasi
kemahasiswaan, antara lain sebagai staf Departemen Pengembangan Minat Bakat
Mahasiswa di Badan Eksekutif Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama periode
2004-2005, sebagai Sekretaris Departemen Teknologi Informasi Kehutanan
Forestry Management Student Club (FMSC) periode 2005-2006, sebagai staf
Public Relation (PR) pada komunitas International Forestry Student Association
(IFSA) periode 2005-2006, sebagai Wakil Ketua Public Relation bidang Internal
pada komunitas International Forestry Student Association (IFSA) periode tahun
2006-2007, sebagai ketua acara Family Gathering International Forestry Student
Association (IFSA) Fakultas Kehutanan periode tahun 2006-2007, sebagai
Sekretaris Forestry Parliament Watch di Lembaga Pemantau Pemira Fakultas
Kehutanan periode 2006-2007. Selain itu penulis mengikuti kegiatan Praktek
Pengenalan dan Pengelolaan Hutan (P3H) di Sancang-Kamojang, KPH
Sumedang, Perum Perhutani unit III Jawa Barat dan Banten pada tahun 2007, dan
pada tahun 2008 penulis juga melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di KPH
Bandung Selatan, Perum Perhutani unit III Jawa Barat dan Banten.
Untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan IPB, penulis menyelesaikan
skripsi dengan judul Analisis Kelayakan Finansial dan Bauran Pemasaran Mebel
Kayu. Studi Kasus CV Anditya Furniture, Bogor, Jawa Barat, dibimbing oleh
Dr.Ir. Dodik Ridho Nurrochmat, MSc dan Handian Purwawangsa, S.Hut, M.Si.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ...................................................................................................

DAFTAR TABEL ..........................................................................................

ii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................

iii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

iv

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................

1.1 Latar Belakang ...............................................................................

1.2 Perumusan masalah ........................................................................

1.3 Tujuan penelitian ............................................................................

1.4 Manfaat penelitian ..........................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................

2.1 Kayu ..............................................................................................

2.1.1 Definisi Kayu .........................................................................

2.1.2 Jenis Kayu Perdagangan di Indonesia ....................................

2.2 Pengertian studi kelayakan proyek................................................

2.3 Analisis Masa Pengembalian Investasi (Payback Period) ............

2.4 Analisis sensitivitas .......................................................................

2.5 Bauran Pemasaran ........................................................................

BAB III METODE PENELITIAN ...............................................................

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................

3.2 Jenis Data .....................................................................................

3.3 Metode Analisis Data ...................................................................

3.4 Asumsi-asumsi .............................................................................

3.5 Dasar-dasar perhitungan................................................................

10

3.6 Analisis Kelayakan Finansial .......................................................

11

3.7 Analisis Bauran Pemasaran ..........................................................

13

BAB IV LOKASI UMUM PENELITIAN ...................................................

15

4.1 Kondisi Umum Kota Bogor. .........................................................

15

4.1 Kondisi Umum Kelurahan Cibanteng. ..........................................

15

4.2 Kondisi sosial ekonomi masyarakat Kota Bogor ..........................

15

4.2 Kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Cibanteng ..................

16

4.3 Kondisi Umum Perusahaan. .......................................................

16

4.3.1 Struktur Organisasi atau Kelembagaan ...................................

16

4.3.2 Sejarah Singkat Perusahaan. ...................................................

17

4.4 Aspek Institusional. .......................................................................

17

4.5 Sistem kerja dan sistem upah. .......................................................

18

4.6 Aspek Teknis.................................................................................

18

4.6.1 Bahan baku. .............................................................................

19

4.6.2 Pengadaan bahan baku. ..........................................................

19

4.6.3 Persyaratan bahan baku ...........................................................

19

4.6.4 Proses produksi. ......................................................................

20

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................

21

5.1 Analisis kelayakan Finansial. .......................................................

21

5.1.1 Penerimaan. ...........................................................................

21

5.1.2 Biaya investasi. .....................................................................

23

5.1.3 Biaya produksi. .....................................................................

23

5.2 Analisis kelayakan finansial dan masa .......................................

24

pengembalian investasi.
5.3 Analisis Sensitivitas. ....................................................................

27

5.4 Strategi bauran pemasaran. ..........................................................

28

5.4.1 Perencanaan produk. ..............................................................

29

5.4.2 Harga. .....................................................................................

30

5.4.3 Distribusi. ...............................................................................

31

5.4.4 Promosi. ...............................................................................

32

KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................

34

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

36

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

37

ii

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Cashflow mebel kayu CV Anditya Furniture. ..................................

22

Tabel 2. Komponen biaya produksi pertahun CV Anditya Furniture ............. . 23


Tabel 3. Hasil analisis kelayakan investasi usaha
mebel kayu di CV Anditya Furniture. ...............................................

26

Tabel 4. Hasil analisis sensitivitas usaha mebel kayu


CV Anditya Furniture. ......................................................................

iii

28

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur organisasi CV Anditya Furniture .....................................

16

Gambar 2. Hubungan antara tingkat suku bunga dengan


NPV (Net Present Value) ................................................................

26

Gambar 3. Hubungan antara tingkat suku bunga dengan


BCR (Benefit Cost Ratio) ...............................................................

26

Gambar 4. Kursi selena ukir ............................................................................

30

iv

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Biaya investasi pengembangan usaha mebel kayu
pada tahun 2004. ........................................................................ 37
Lampiran 2. Hasil compounding factor biaya investasi pengembangan usaha
mebel kayu. ................................................................................ 38
Lampiran 3. Gaji pegawai. .............................................................................. 38
Lampiran 4. Biaya pemeliharaan aktiva tetap. ............................................... 39
Lampiran 5. Biaya kantor dan gallery............................................................. 39
Lampiran 6. Cashflow usaha mebel kayu CV Anditya Furniture. .................. 40
Lampiran 7. Perhitungan NPV usaha mebel kayu (normal). .......................... 55
Lampiran 8. Perhitungan BCR. ....................................................................... 55
Lampiran 9. Perhitungan masa pengembalian modal (payback period). ........ 56
Lampiran 10. Perhitungan IRR. ....................................................................... 57
Lampiran 11. Perhitungan NPV usaha mebel kayu (apabila terjadi peningkatan
biaya produksi sebesar 10%)...................................................... 59
Lampiran 12. Perhitungan BCR ...................................................................... 59
Lampiran 13. Perhitungan masa pengembalian modal (payback period) ....... 60
Lampiran 14. Perhitungan IRR ........................................................................ 61
Lampiran 15. Perhitungan NPV usaha mebel kayu (apabila terjadi penurunan
harga produk sebesar 10%) ........................................................ 62
Lampiran 16. Perhitungan BCR. ...................................................................... 62
Lampiran 17. Perhitungan masa pengembalian modal (payback period) ........ 63
Lampiran 18. Perhitungan IRR. ....................................................................... 64
Lampiran 19. Quisioner untuk Konsumen ....................................................... 66
Lampiran 20. Quisioner untuk Manajemen Perusahaan. ................................. 68
Lampiran 21. Peta Desa Cibanteng .................................................................. 70

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Hutan mempunyai manfaat yang nyata bagi kehidupan masyarakat

Indonesia, baik manfaat ekologi, sosial budaya dan ekonomi. Secara ekologis,
hutan mempunyai peranan penting sebagai menjaga keseimbangan ekosistem, dan
secara ekonomi hutan berpotensi menghasilkan devisa yang cukup besar bagi
perekonomian nasional. Untuk itu pembangunan kehutanan harus ditingkatkan
dan diarahkan untuk menjamin kelangsungan perekonomian, untuk pembangunan
industri,

perluasan

lapangan

kerja

dan

kesempatan

berusaha

tanpa

mengesampingkan fungsi ekologis hutan.


Hutan Indonesia sebagian besar termasuk hutan tropik basah, dimana dalam
hutan semacam ini ditemukan keanekaragaman jenis tumbuhan yang sangat besar.
Banyak diantara jenis tersebut menghasilkan kayu bernilai niaga. Kayu yang
bernilai niaga tersebut dimanfaatkan untuk membuat produk-produk tertentu
seperti produk mebel, di Indonesia industri mebel mempunyai peluang untuk
berkembang, hal ini terlihat dari banyaknya para pengusaha membuka usaha
permebelan, kegiatan ini dapat meningkatkan peran sektor kehutanan dalam
pembangunan nasional, yang merupakan salah satu komoditi utama yang dapat
menambah devisa negara.
Menurut data BPS (ASMINDO, 2006), ekspor mebel dari Indonesia
meningkat dari tahun ke tahun. Data ekspor tahun 2005 menunjukkan total
volume ekspor mebel dari Indonesia sebanyak 1.800 ton dengan nilai US$ 1.800
juta. Namun demikian, kontribusi terhadap total pertumbuhan hanya sekitar 2,6%
yang membuat peringkat Indonesia no. 11 jauh di bawah China yang menempati
urutan pertama dari 20 besar eksportir mebel dunia. Salah satu masalah krusial
yang sering ditemukan di industri permebelan skala UKM/pengrajin adalah
mendapatkan produk yang berdaya saing tinggi, hal ini karena lemahnya
penguasaan teknologi. Produk berupa mebel dan kerajinan selalu dituntut harus
berkualitas baik, terutama untuk ekspor. Agar bisa terwujud maka faktor yang
perlu diperhatikan adalah kondisi bahan baku kayu dan penerapan teknologi
pengolahan yang sesuai dengan keadaan dan sifat kayu tersebut.

Untuk dapat mengatasi permasalahan tersebut serta meningkatkan peran


sektor kehutanan dalam pembangunan nasional, diperlukan upaya untuk
mengetahui nilai ekonomi kayu, produk olahan, dan bauran pemasarannya. Salah
satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan analisis kelayakan
finansial dan aspek bauran pemasaran kayu olahan, diantaranya melalui studi
kelayakan finansial dan bauran pemasaran mebel kayu.
Penelitian ini menganalisis kelayakan finansial dan bauran pemasaran mebel
kayu, dengan mengambil studi kasus di CV Anditya Furniture, Bogor, Jawa Barat.

1.2

Perumusan Masalah
Kegiatan usaha barang jadi kayu yang dilakukan oleh pengusaha kayu

tidak terlepas dari berbagai permasalahan dalam kegiatan produksinya. Untuk


mengetahui berbagai permasalahan yang ada maka dilakukan studi kelayakan,
yang dapat bermanfaat untuk melihat kelayakan dan kelangsungan suatu usaha
dalam menghadapi ketidakpastian dan resiko usaha serta dalam menghadapi
persaingan pasar.
Beberapa pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana potensi dan kendala pengusahaan mebel kayu ditinjau
dari aspek teknis dan aspek institusional yang dilaksanakan di CV
Anditya Furniture.
2. Bagaimana kelayakan finansial mebel kayu yang dilaksanakan oleh
CV Anditya Furniture berdasarkan kriteria NPV, BCR, dan IRR.
3. Kapan jangka waktu pengembalian investasi (payback period) CV
Anditya Furniture.
4. Bagaimana tingkat sensitivitas usaha yang dilaksanakan oleh CV
Anditya Furniture, jika terjadi peningkatan biaya produksi dan
penurunan harga produk masing-masing sebesar 10%.
5. Bagaimana strategi bauran pemasaran yang dilakukan oleh CV
Anditya Furniture ditinjau dari segi perencanaan produk, harga,
distribusi dan promosi.

1.3

Tujuan Penelitian
Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui potensi dan kendala pengusahaan mebel kayu ditinjau
dari aspek teknis dan aspek institusional yang dilaksanakan di CV
Anditya Furniture.
2. Menganalisis kelayakan finansial mebel kayu yang dilaksanakan
oleh CV Anditya Furniture berdasarkan kriteria NPV, BCR, dan
IRR.
3. Mengetahui jangka waktu pengembalian investasi (payback period)
CV Anditya Furniture.
4. Mengetahui tingkat sensitivitas usaha yang dilaksanakan oleh CV
Anditya Furniture, jika terjadi peningkatan biaya produksi dan
penurunan harga produk masing-masing sebesar 10%.
5. Mengetahui strategi bauran pemasaran yang dilakukan oleh CV
Anditya Furniture ditinjau dari segi perencanaan produk, harga,
distribusi dan promosi.

1.4

Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini untuk:
1. Memberikan

informasi

mengenai

aspek

teknis

dan

aspek

institusional dalam rangka pengembangan CV Anditya Furniture.


2. Memberikan informasi yang memuat tentang analisis kelayakan
finansial, jangka waktu pengembalian investasi (payback period),
dan tingkat sensitivitas pengusahaan mebel kayu yang dilaksanakan
oleh CV Anditya Furniture.
3. Memberikan informasi mengenai bauran pemasaran CV Anditya
Furniture dan memberikan beberapa alternatif strategi pemasaran
yang mungkin dapat dilakukan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kayu
2.1.1 Defenisi Kayu
Kayu adalah jaringan vascular yang menghantarkan air dan garam-garam
mineral yang diserap akar keseluruhan bagian tumbuhan dan sekaligus sebagai
penunjang mekanik, selain itu kayu merupakan bahan mentah yang dapat diproses
untuk dijadikan barang sesuai dengan kemajuan teknologi. Kayu memiliki
beberapa sifat yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain, yang dapat
dimanfaatkan

untuk

sesuatu

tujuan

penggunaan,

baik

berbentuk

kayu

pertukangan, kayu industri maupun kayu-kayu bakar ( Abdurrohim, S 2004).

2.1.2 Jenis Kayu Perdagangan di Indonesia


Pusat penelitian dan pengembangan hasil hutan sudah menyimpan contoh
kayu lebih kurang 40.000 jenis pohon yang mencakup mencakup 119 suku, 675
marga dan 3.233 jenis, yang dikumpulkan sejak tahun 1915. Pohon yang kayunya
dikenal dalam perdagangan sampai saat ini diperkirakan 400 jenis species,
tercakup dalam 198 marga dari 68 suku. Selanjutnya berdasarkan pertimbangan
persamaan ciri dan sifat, kayu dari jenis pohon tersebut dikelompokkan kembali
menjadi 186 nama perdagangan, dengan nama perdagangan masing-masing.
( Abdurrohim, S 2004).

2.2

Pengertian Studi Kelayakan Proyek


Pengertian tentang dapat tidaknya suatu proyek investasi dilaksanakan

dengan berhasil disebut sebagai studi kelayakan proyek (Husnan dan Suwarsono,
1994).
Tujuan dari analisis proyek adalah untuk memperbaiki pilihan investasi
karena sumber yang tersedia terbatas, sehingga dipilih alternatif proyek yang
paling menguntungkan dan menentukan prioritas investasi. Dalam menganalisa
suatu proyek yang efektif harus mempertimbangkan aspek yang saling berkaitan
dan secara bersama-sama menentukan bagaimana keuntungan yang diperoleh dari
suatu penanaman investasi tertentu dan mempertimbangkan seluruh aspek tersebut

pada setiap tahap dalam perencanaan proyek dan siklus perencanaannya


(Gittinger, 1986).
Menurut Gittinger (1986), ada enam aspek dalam mengevaluasi suatu
proyek yaitu:
1. Aspek teknis, yaitu analisa yang berhubungan dengan input proyek
(penyediaan) dan output (produksi) berupa barang nyata dan jasa-jasa.
2. Aspek institusional-organisasi-manajerial, yaitu analisa yang berhubungan
dengan penetapan institusi/lembaga proyek yang mempertimbangkan
struktur kelembagaan, pola sosial dan budaya yang berada pada suatu
daerah atau negara setempat, manajerial, kesanggupan dan keahlian staf
dalam menangani masalah proyek.
3. Aspek sosial, yaitu analisa yang mempertimbangkan pola dan kebiasaan
sosial yang lebih luas dari investasi yang diusulkan. Proyek harus tanggap
pada keadaan sosial dan dampak lingkungan yang merugikan.
4. Aspek komersial, yaitu analisa yang menyangkut rencana pemasaran
output yang dihasilkan oleh proyek dan rencana penyediaan input yang
dibutuhkan

untuk

kelangsungan

dan

pelaksanaan

proyek

untuk

memperoleh peralatan dan perbekalan proyek (supplies).


5. Aspek finansial, yaitu analisis yang berkenaan dengan pengaruh-pengaruh
finansial dari suatu proyek dan diusulkan terhadap para peserta proyek.
6. Aspek ekonomi, yaitu menganalisa apakah proyek membutuhkan
pengetahuan mengenai apakah suatu proyek yang diusulkan akan
memberikan kontribusi yang nyata terhadap pembangunan perekonomian
secara keseluruhan dan apakah kontribusinya cukup besar dalam
menentukan penggunaan sumberdaya yang diperlukan.
Selain dari aspek yang saling berkaitan tersebut, dalam suatu proyek
terdapat adanya rangkaian dasar dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek yang
disebut sebagai siklus proyek. Siklus proyek ini terdiri dari identifikasi, persiapan
dan analisis, penilaian (penaksiran), pelaksanaan (implementasi) dan evaluasi
(Gittinger, 1986). Evaluasi dalam studi kelayakan proyek adalah alat yang penting
dalam proyek yang sedang berjalan dan dapat dilakukan beberapa kali selama

pelaksanaan proyek, evaluasi dapat menilai apakah suatu proyek dapat dijalankan
atau tidak.
Terdapat dua pendekatan yang umum digunakan dalam analisis proyek
yaitu analisis finansial dan analisis ekonomi. Analisis finansial yaitu analisis yang
melihat hasil proyek dari segi individu pelaku proyek. Sedangkan analisis
ekonomi melihat hasil proyek dari segi perekonomian secara keseluruhan.
Penelitian ini bertujuan menganalisis kelayakan finansial mebel kayu berdasarkan
kriteria NPV, BCR, dan IRR (Kadariah et al, 1978).

2.3

Analisis Masa Pengembalian Investasi (Payback Period)


Payback period (masa pengembalian kembali) adalah jangka waktu

kembalinya keseluruhan jumlah investasi kapital yang ditanamkan, dihitung mulai


dari permulaan proyek sampai dengan arus nilai netto produksi tambahan
mencapai jumlah keseluruhan investasi yang ditanamkan (Gittinger, 1986).
Sedangkan menurut Djamin (1984), payback period merupakan penilaian
investasi suatu proyek yang didasarkan pada pelunasan biaya investasi oleh net
benefit dari proyek (jangka waktu tercapainya net benefit menyamai biaya
investasi).
Husnan dan Suwarsono (1994), mengungkapkan bahwa analisis payback
period mengukur seberapa cepat investasi kembali, sehingga satuan hasilnya
bukan persentase, tetapi satuan waktu (bulan, tahun, dsb). Jika payback period ini
lebih pendek dari yang disyaratkan, maka proyek dikatakan menguntungkan dan
baik untuk dilaksanakan, sedangkan jika lebih lama proyek ditolak.
Dasar perhitungan yang digunakan adalah aliran kas bukan laba.
Perhitungan tingkat pengembalian dilakukan dengan metode discounted payback
period, dimana nilai manfaat bersih yang terdapat pada cash flow didiskontokan
dan diakumulatifkan dari tahun ke tahun (Gittinger, 1986).

2.4

Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas (sensitivity analysis) dilakukan untuk meneliti kembali

suatu analisis kelayakan proyek, agar dapat melihat pengaruh yang akan terjadi
akibat keadaan yang berubah atau ada suatu kesalahan dalam dasar perhitungan

biaya-manfaat. Analisis kepekaan (sensitivitas) adalah suatu teknik analisis yang


menguji secara sistematis apa yang terjadi pada kapasitas penerimaan suatu
proyek apabila terjadi kejadian yang berbeda dengan perkiraan yang dibuat dalam
perencanaan. Hal ini dibutuhkan dalam analisis proyek, biasanya didasarkan pada
proyeksi yang mengandung banyak ketidakpastian dan perubahan yang akan
terjadi dimasa yang akan datang, proyek dapat berubah-ubah sebagai akibat empat
permasalahan utama yaitu:
1. Perubahan harga jual produk.
2. Keterlambatan pelaksanaan proyek.
3. Kenaikan biaya.
4. Perubahan volume produksi.
Jadi analisis kepekaan dilakukan untuk melihat sampai seberapa persen
penurunan atau peningkatan faktor-faktor tersebut dapat mengakibatkan
perubahan dalam kriteria investasi yaitu dari layak menjadi tidak layak
dilaksanakan (Gittinger, 1986).

2.5

Pemasaran
Menurut Kotler (1997), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial

individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan dengan produk
yang bernilai dengan pihak lain.
Manajemen pemasaran merupakan proses menganalisis, merencanakan,
mengkoordinasikan,

dan

mengendalikan

program

yang

menyangkut

pengkonsepan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari produk, jasa dan
gagasan yang dirancang untuk menciptakan dan memelihara pertukaran yang
menguntungkan dengan pasar sasaran untuk mencapai tujuan sasaran (Boyd et al.
2000).

Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan
perusahaan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran (Kotler, 1993).

Bauran pemasaran adalah kombinasi dari variabel-variabel pemasaran yang


dapat dikendalikan oleh manajer untuk menjalankan strategi pemasaran dalam
upaya pencapaian tujuan perusahaan di dalam pasar sasaran tertentu (Boyd et al,
2000).
Bauran pemasaran adalah suatu istilah yang menggambarkan seluruh unsur
pemasaran dan faktor produksi yang dikerahkan guna mencapai tujuan usaha,
misalnya laba, penghasilan dari harta yang ditanam, omset penjualan, dan bagian
dari pasar yang ingin direbut (Foster, 1992).
Unsur-unsur bauran pemasaran dikenal dengan empat P, yaitu product
planning (perencanaan produk), pricing (harga), placing (distribusi), dan
promotion (promosi).
Product

planning

(perencanaan

produk),

berkaitan

dengan

upaya

mengembangkan produk yang tepat bagi pasar yang diharapkan, produk dapat
berupa barang fisik, jasa, ataupun kombinasi barang dan jasa, faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam perencanaan produk adalah, penawaran fisik, merk,
kemasan, garansi, dan pelayanan purna jual.
Pricing

(penentuan

harga)

dilakukan

oleh

perusahaan

yang

mempertimbangkan faktor keuntungan, biaya, harga pesaing, dan keinginan pasar.


Placing

(distribusi)

merupakan

komponen

terpenting

dalam saluran

pemasaran, faktor yang perlu dipertimbangkan dalam distribusi adalah sistem


transportasi, saluran distribusi, dan sistem penyimpanan.
Promotion (promosi) faktor yang dipertimbangkan adalah periklanan,
personal selling (penentuan jumlah dan pemilihan salesmen) dan promosi
penjualan.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1

Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di CV Anditya Furniture, Bogor, Jawa Barat, pada

bulan Mei - Juni 2008.

3.2 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data


Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh melalui pengamatan di lapangan dan wawancara langsung dengan
manajemen CV Anditya Furniture dan pengisian quisioner oleh 30 responden
konsumen. Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka.

3.3

Metode Analisis Data


Analisis

dilakukan

secara

deskriptif-kuantitatif.

Analisis

deskriptif

dilakukan untuk mengetahui gambaran proses pelaksanaan kegiatan pembuatan


mebel kayu dan aspek pemasaran, sedangkan analisis kuantitatif dilakukan untuk
mengetahui kelayakan finansial dan masa pengembalian investasi (payback
period). Data dan informasi yang telah dikumpulkan diolah dengan bantuan
komputer dan disajikan dalam bentuk tabulasi yang digunakan untuk
mengelompokan data yang ada, serta untuk mempermudah dalam melakukan
analisis data.
Analisis bauran pemasaran dilakukan dengan mempertimbangkan struktur
produk, harga, distribusi, dan promosi.

3.4

Asumsi-Asumsi
Dalam suatu analisis finansial diperlukan beberapa asumsi sebagai dasar

dalam perhitungan. Asumsi tersebut diharapkan dapat mendekati keadaan


sebenarnya di lapangan dan secara keilmuan dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam penelitian ini digunakan asumsi sebagai berikut:

10

1.

Output produksi mebel kayu yang dihasilkan dapat sepenuhnya diserap


pasar, analisa menggunakan harga konstan, dimana harga input adalah
harga pasar pada awal tahun 2007 dan harga output adalah harga penjualan
yang ditentukan industri.

2.

Tingkat suku bunga yang digunakan adalah 10% yang merupakan tingkat
suku bunga deposito jangka satu tahun pada bank pemerintah.

3.

Umur proyek selama 10 tahun, ditentukan berdasarkan kegiatan usaha yang


dilakukan oleh CV Anditya Furniture.

4.

Seluruh sumber modal yang digunakan CV Anditya Furniture adalah modal


sendiri.

5.

Kerusakan produk industri mebel kayu pada saat pengiriman ke outlet


diabaikan.

3.5

Dasar-Dasar Perhitungan
Dasar perhitungan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:
1.

Berdasarkan Undang-Undang no 7 tahun 2000 tentang pajak penghasilan


(PPh) disebutkan bahwa untuk wajib pajak badan dalam negeri yang
penghasilan pertahun bernilai sampai dengan Rp 50.000.000,00 dikenakan
pajak sebesar 10%, sedangkan penghasilan diantara Rp 50.000.000,00-Rp
100.000.000,00

dikenakan

pajak

sebesar

15%,

dan

diatas

Rp

100.000.000,00 dikenakan pajak sebesar 30%.


2.

Komponen output dari usaha mebel kayu di CV Anditya Furniture secara


garis besar terdiri dari: deswar, lemari, tempat tidur, bufet, kursi, kitchen set
dan produk mebel lainnya.

3.

Sedangkan komponen input diantaranya terdiri dari biaya pemeliharaan


aktiva tetap, kantor dan gallery dan sarana pendukung lainnya.

4.

Nilai biaya dan manfaat dalam analisis penelitian ini merupakan nilai yang
tercantum dalam laporan keuangan tahunan CV Anditya Furniture periode
tahun 2006-2007.

11

3.5

Analisis Kelayakan Finansial


Dalam rangka mencari ukuran menyeluruh tentang baik atau tidaknya suatu

proyek, telah dikembangkan berbagai macam indeks, disebut dengan investment


criteria. Setiap indeks menggunakan present value yang telah didiskonto dari arus
benefit dan biaya selama umur suatu proyek.
Berikut ini adalah

investment criteria yang dipakai dalam penelitian

analisis kelayakan usaha mebel kayu di CV Anditya Furniture.


1. Net Present Value (NPV).
2. Internal Rate of Return (IRR).
3. Benefit Cost Ratio (BCR)
Analisis kelayakan usaha dan pemasaran mebel kayu di CV Anditya Furniture,
dilakukan dengan cara membandingkan antara manfaat dengan biaya yang
dikeluarkan dalam kegiatan perusahaan. Sebagai kriteria kelayakan investasi
digunakan beberapa indikator kelayakan investasi diantaranya:

a.

Net Present Value (NPV)


Net Present Value (NPV) adalah nilai bersih yang merupakan selisih antara

present value manfaat dan present value biaya.


NPV= Bt-Ct
(1 + i)
Dimana : Bt : Penerimaan yang diperoleh dari tahun t.
Ct : Biaya yang dikeluarkan pada tahun t.
N : Umur teknis proyek.
t : Tahun proyek.
i : Discount rate /tingkat suku bunga bank.
Nilai NPV memiliki tiga arti penting:
1. NPV >0, maka proyek dapat dilaksanakan.
2. NPV =0, maka proyek impas antara biaya dan manfaat, sehingga
tergantung kepada penilaian subjektif pengambilan keputusan.
3. NPV<0, maka proyek tidak layak, karena manfaat lebih kecil dari
nol sehingga proyek tidak dapat dilaksanakan.

12

b.

Internal Rate of Return (IRR)


Internal Rate of Return (IRR) adalah nilai discount rate atau tingkat suku

bunga yang membuat NPV dari suatu proyek sama dengan nol. IRR adalah
tingkat rata-rata keuntungan tahunan bagi perusahaan yang melakukan investasi
dan dinyatakan dalam satuan persen (Gittinger, 1986). Suatu perusahaan
dikatakan layak apabila nilai IRRnya lebih besar dari tingkat discount rate yang
ditentukan.
Sebaliknya, jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat discount rate yang
ditentukan, maka usaha tidak layak untuk dilakukan. Cara mengukur IRR adalah
dengan melakukan percobaan yang terus-menerus menggunakan metode
interpolasi diantara tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV negatif terkecil.
Nilai percobaan pertama dan kedua untuk discount rate dilambangkan
dengan I1 dan I2. Nilai percobaan pertama untuk NPV dilambangkan dengan
NPV1 dan yang kedua dilambangkan dengan NPV2, asalkan salah satu dari NPV
tidak jauh dari nol, maka perkiraan IRR yang terdekat dapat diperoleh dengan
memecahkan persamaan berikut:

IRR = I1 + (I2-I1) x

NPV1

NPV1- NPV2
Dimana : NPV1 = Net Present Value yang bernilai positif terkecil.
NPV2 = Net Present Value yang bernilai negatif terkecil.

c.

I1

= Discount rate yang menghasilkan NPV positif terkecil.

I2

= Discount rate yang menghasilkan NPV negatif terkecil.

Benefit Cost Ratio (BCR)


Perhitungan B/C ratio dilakukan untuk melihat berapa manfaat yang

diterima oleh proyek untuk setiap satu rupiah pengeluaran proyek. BCR
merupakan angka perbandingan antara jumlah present value cash income yang
bernilai positif dengan present value cash income yang negatif.

13

(Bt-Ct)
(Ct-Bt)
Dimana: : Bt : Penerimaan yang diperoleh dari tahun t.
Ct : Biaya yang dikeluarkan pada tahun t.
t : Tahun proyek.

d.

Analisis Masa Pengembalian Investasi (Payback Period)


Metode yang digunakan dalam analisis masa pengembalian investasi adalah

discounted payback period. Dari cash flow yang telah dibuat, nilai manfaat bersih
didiskontokan dan dikumulatifkan dari tahun ke tahun.
Metode ini mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali karena satuan
hasilnya bukan persentasi, tetapi satuan waktu (tahun, bulan dan sebagainya). Bila
payback period lebih pendek dari apa yang dipersyaratkan, maka proyek
dikatakan menguntungkan sedangkan apabila lebih lama proyek ditolak. Metode
ini mempunyai kelemahan, yaitu diabaikannya nilai waktu dari uang serta
diabaikannya cash flow setelah payback period. Kelemahan pertama dari metode
ini dapat diatasi dengan metode payback period yang didiskontokan.
Payback period = I
Ab
Dimana : I : Besar biaya investasi yang diperlukan.
Ab: Manfaat bersih yang diperoleh setiap tahunnya.

3.6 Analisis Bauran Pemasaran


Data yang dikumpulkan dalam analisis bauran pemasaran adalah data
wawancara langsung dengan manajemen CV Anditya Furniture dan pengisian
quisioner oleh 30 orang responden konsumen secara langsung di gallery CV
Anditya Furniture, yang meliputi:
1. Product planning (perencanaan produk), faktor-faktor yang diamati dalam
perencanaan produk perusahaan adalah:

14

1.1 Kualitas dan tampilan produk, yang terdiri dari jumlah, asal bahan
baku, kemasan, dan ukuran.
1.2 Kualitas produk, yang terdiri dari banyaknya jenis dan kegunaan.
1.3 Kelangsungan produk, terdiri dari kelancaran pasokan bahan baku.
2. Pricing (penentuan harga), hal yang berkaitan dengan komponen harga
seperti: variasi harga yang digunakan, harga bahan baku ditingkat
produsen, harga bahan baku di tingkat perantara, harga bahan baku di
tingkat pabrik, margin saluran pemasaran, dan harga di tingkat konsumen.
3. Placing (distribusi), hal yang berkaitan dengan faktor distribusi seperti:
proses distribusi yang telah dijalankan, lokasi pabrik ke tempat pemasaran,
sarana transportasi dalam proses pemasaran produk, daya jangkau ke
lokasi pemasaran, dan proses distribusi di tingkat perantara.
4. Promotion (promosi), faktor yang diamati adalah yang berkaitan dengan
kegiatan promosi yang dilakukan oleh perusahaan seperti:
promosi yang telah dilakukan oleh perusahaan, tingkat penjualan produk,
pemilihan iklan dalam pemasaran produk, hubungan konsumen dalam
penawaran produk, pemasaran langsung yang telah berjalan, respon
konsumen terhadap promosi yang digunakan dan garansi yang ditawarkan
perusahaan kepada konsumen.

15

BAB IV
KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1

Kondisi Umum Kota Bogor


Kondisi umum Kota Bogor perlu diperhatikan karena sebagian besar

konsumen dari CV Anditya Furniture berasal dari Kota Bogor, secara geografis
Kota Bogor cukup strategis yang berjarak 54 km dari Jakarta yang dikelilingi oleh
Gunung Salak, Gunung Pangrango dan Gunung Gede. Kota Bogor mempunyai
ketinggian minimum 190 meter dan maksimum 330 meter diatas permukaan laut
dengan luasan 11.850 hektar (Sumber: Kantor Pemerintahan Daerah Kota Bogor).

4.3

Kondisi Umum Desa Cibanteng


CV Anditya Furniture berada di Kabupaten Bogor, Kecamatan Ciampea,

dengan jarak 5 km dari Kota Bogor. Berlokasi di perbatasan Desa Cinangneng


dan Desa Cibanteng. Secara administrasi CV Anditya Furniture masuk pada Desa
Cibanteng. Kondisi geografis Desa Cibanteng merupakan daerah berbukit dengan
ketinggian tanah dari permukaan laut sekitar 1000 m dpl, dengan curah hujan
20mm/th. Desa Cibanteng dengan luasan 162.185 ha, memiliki batas
administrasi sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Benteng.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Cihideung hilir/udik.
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bojong Jengkol.
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Babakan.

4.2

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kota Bogor


Kondisi perekonomian Kota Bogor terlihat dari tingkat pertumbuhannya

mencapai mencapai 4,6 % dengan PAD sebesar Rp.26,7 Milyar pada tahun 2001,
sementara itu rata-rata pendapatan perkapita mencapai 3.200.000/tahun.
Berdasarkan survei Sosial Ekonomi Daerah 2005 (BPS), jumlah penduduk di
wilayah Bogor sekitar 10.930.969 jiwa atau 27,35 % dari jumlah penduduk
Propinsi Jawa Barat (Sumber: Kantor Pemerintahan Daerah Kota Bogor).

16

4.2

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Cibanteng


Kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar lokasi penelitian perlu

diperhatikan, karena Tenaga kerja CV Anditya Furniture sebagian besar berasal


dari Desa Cibanteng. Menurut data bulan Mei 2008, jumlah penduduk di Desa
Cibanteng 13.318 orang, 6.821 orang laki-laki dan 6.497 orang perempuan,
dengan jumlah kepala keluarga 3.529 kk. Sebagian besar mata pencarian
penduduk adalah wiraswasta dengan jumlah 570 orang, selain itu sebagai
pegawai negeri sipil dengan jumlah 354 orang, dan tani berjumlah 20 orang
(Sumber data: Kantor Desa Cibanteng).

4.3

Kondisi Umum Perusahaan

4.3.1 Struktur Organisasi atau Kelembagaan


Pimpinan Perusahaan

Bendahara

Mandor

Amplas

Tukang

Kasar

jok
Reseptionis

Finishing

Tukang

Supir

stel
Tukang

Tukang

Kirim

tagih

Pembantu

Gambar 1. Struktur organisasi CV Anditya Furniture

17

Gambar 1 di atas menjelaskan struktur organisasi CV Anditya Furniture.


Pemilik perusahaan memiliki tugas menjalankan perusahaan, dimana pemilik
memiliki wewenang dalam memimpin perusahaan dan bertanggung jawab
terhadap seluruh pekerjaan serta berinisiatif atas kegiatan yang ada di perusahaan.
Bendahara mempunyai tugas mengurus keuangan dan membuat laporan
keuangan

yang

nantinya

dipertanggungjawabkan

pada

pemilik/pimpinan

perusahaan.
Mandor mempunyai tugas untuk mengawasi dan menjaga efektifitas dan
efisiensi kerja pegawai perusahaan dan melaporkan hasilnya pada pimpinan
perusahaan.

4.3.2 Sejarah Singkat Perusahaan


CV Anditya Furniture merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
permebelan kayu, yang didirikan pada tanggal 6 September 1996, beralamat di Jl.
Melati no.8 Komplek perumahan dosen Institut Pertanian Bogor, Darmaga,
Bogor. Setelah lebih kurang 8 tahun CV Anditya Furniture berkiprah di dunia
bisnis permebelan, pada bulan Oktober 2005 CV Anditya Furniture pindah ke
alamat Jl. Cinangneng no. 294 (sebelah barat Kampus IPB Darmaga) Ciampea
Bogor. Perpindahan ini bertujuan untuk mencari lokasi yang lebih strategis untuk
produksi maupun pemasaran sehingga dapat meningkatkan omset perusahaan.
CV Anditya Furniture merupakan perusahaan perorangan yang dipimpin
oleh Dr.Ir. Budi Kuncahyo, MSi. Pimpinan perusahaan memiliki tugas dalam
menjalankan perusahaannya, dimana pimpinan memiliki wewenang penuh dalam
perusahaan dan bertanggungjawab penuh terhadap seluruh pekerjaan serta
berinisiatif atas segala kegiatan yang ada di perusahaan. Sekarang CV Anditya
Furniture memiliki 39 orang karyawan dengan tugas dan keahlian masing-masing.

4.4

Aspek Institusional

4.4.1

Manajemen Perusahaan
Aspek manajemen di CV Anditya Furniture telah berjalan dengan baik,

mulai dari fungsi perencanaan yang telah berjalan sesuai dengan tujuan

18

perusahaan. Fungsi pengorganisasian perusahaan untuk memberikan tugas pada


masing-masing sumberdaya sudah berjalan secara baik.
Fungsi lain dalam manajemen adalah fungsi penyusunan personalia
perusahaan yang menurut pengamatan belum dilaksanakan secara optimal, karena
semua kegiatan dari perusahaan dikontrol secara langsung oleh pimpinan
perusahaan.
Fungsi pengarahan dan penugasan karyawan telah dilakukan secara baik,
dimana pimpinan perusahaan sangat berperan dalam mengatur karyawan untuk
mencapai tujuan perusahaan.

4.5

Sistem Kerja dan Sistem Upah


Karyawan CV Anditya Furniture memulai jam kerja pada pukul 07.30

WIB sampai dengan 16.00 WIB dan waktu istirahat pada pukul 12.00-13.00 WIB.
Kegiatan produksi berakhir pada jam 16.00 WIB, akan tetapi gallery dan toko
masih menerima pelanggan sampai pada pukul 21.00 WIB. Pada CV Anditya
Furniture tidak mengenal sistem kerja dengan Shift.
Sistem upah yang diterapkan di CV Anditya Furniture dibedakan atas
sistem upah harian dan bulanan, yang dibagi pada pegawai tetap dan pegawai
harian. Upah bulanan pada pegawai tetap berkisar antara 800.000/bulan dengan
tunjangan perbulannya berkisar antara 400.000/bulan. sedangkan upah harian
diberikan pada tukang amplas kasar, tukang finishing, tukang stel, supir, tukang
kirim, mandor dan tukang tagih berkisar antara 25.000/hari. Pada dasarnya sistem
pengupahannya didasarkan pada jumlah produk yang dikerjakan dalam waktu
yang telah ditentukan.

4.6

Aspek Teknis
Bagi CV Anditya Furniture usaha mebel kayu, merupakan usaha yang

sudah lama ditekuni. Secara umum produk mebel kayu di CV Anditya Furniture
diperdagangkan ditingkat lokal. Pada aspek teknis ini membahas komponen
pengadaan bahan baku, persyaratan bahan baku dan proses produksi.

19

4.6.1 Bahan Baku


4.6.1.1 Pengadaan Bahan Baku
Bahan baku utama dalam proses produksi di CV Anditya furniture adalah
kayu jati yang berasal dari Jepara, yang berbentuk barang setengah jadi. Selain itu
bahan baku pendukung proses produksi seperti bahan finishing kayu dan bahan
pembuat jok mebel berasal dari Jakarta.
Jepara di pilih sebagai daerah penyedia bahan baku utama di CV Anditya
Furniture karena mebel ukir jepara menggunakan kayu jati yang berkualitas tinggi
dan mempunyai kembang susut lebih kecil dari kayu lainnya.
Perolehan kayu jati, sebagai bahan baku dalam pembuatan mebel kayu
diperoleh CV Anditya Furniture melalui produsen tingkat pertama, dimana
produsen tingkat pertama memperoleh bahan baku tersebut dengan cara mengikuti
lelang khusus. Pembelian kayu lelang ini juga bisa dilakukan oleh penjual kayu.
Lelang ini diadakan oleh Perum Perhutani melalui tiga jenis lelang, yaitu: Bon
Pembelian (BP), Lelang Besar (LB), dan Lelang Kecil (LK). Cara pengambilan
kayunya melalui sistem kavling sesuai dengan nomor urut dari kayu tersebut.
Transaksi pengangkutan hasil lelang harus dilengkapi dengan dokumen-dokumen
yang dikeluarkan oleh Dirjen Bina Produksi Kehutanan, Departemen Kehutanan
sebagai bukti kepemilikan hasil hutan yang sah.

4.6.1.2 Persyaratan Bahan Baku


Bahan baku yang digunakan dalam produksi mebel dapat disesuaikan
dengan keinginan konsumen, mulai dari kualitas kayu, kain yang digunakan dan
bahan baku lainnya.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas produk mebel adalah bahan
bakunya. Peryaratan khusus dalam perolehan bahan baku untuk produksi mebel
tidak ada, karena kebanyakan dari mebel-mebel tersebut menggunakan kayu jati
kualitas II dan kualitas III. Kayu jati yang berumur 40 tahun ke atas biasanya
digunakan untuk produksi daun pintu, kursi jenis Monaco, Ganesha dan produk
istimewa lainnya, sedangkan untuk produk yang standar menggunakan kayu jati
berumur kurang dari 20 tahun. Semakin bagus kualitas bahan bakunya, harga dari
produk tersebut semakin tinggi, jadi harga dipengaruhi oleh kualitas bahan baku.

20

4.6.1.3 Proses Produksi


Proses produksi di CV Anditya Furniture, terdiri dari beberapa bagian,
diantaranya:
1. Bagian Perakitan dan Pengamplasan kasar.
Pengamplasan kasar dapat dilakukan dengan menggunakan mesin maupun
alat sederhana, pengamplasan dilakukan untuk memperhalus permukaan
bahan baku kayu, selanjutnya kegiatan perakitan bahan baku misalnya
menjadi lemari, meja, tempat tidur dan mebel lainnya. Alat yang
digunakan dari kedua kegiatan ini seperti: mesin amplas, mesin gergaji,
ketam, penyerut kayu, meteran, paku, dan peralatan kerja lainnya.
2. Bagian Finishing.
Kegiatan finishing merupakan lanjutan dari kegiatan pengamplasan kasar,
kegiatan finishing antara lain pendempulan, sanding sealer, amplas halus,
dempul lilin, penyemprotan semi top coat dan top coat, alat yang
digunakan dalam proses finishing ini antara lain kertas amplas, spray gun,
dan kompresor.
3. Bagian pengejokan dan tempat penyimpanan barang setengah jadi.
Kegiatan pengejokan ini dilakukan pada produk mebel yang membutuhkan
pengejokan seperti sofa bungkus dan kursi putri, yang menggunakan alat
mesin jahit, alat pembuat kancing, lem dan gunting.
4. Bagian Gallery mebel.
Produk yang sudah jadi dan siap dijual ke konsumen diletakkan di gallery.
Hal ini bertujuan agar konsumen mudah memilih mebel sesuai dengan
keinginan.

21

BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1

Analisis kelayakan Finansial.


Analisis finansial dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui layak

atau tidak layaknya usaha mebel kayu. Perhitungan yang dilakukan antara lain:
penerimaan, biaya investasi, biaya produksi, dan analisis kelayakan finansial.

5.1.1

Penerimaan.
Sektor penerimaan usaha mebel kayu di CV Anditya Furniture berasal dari

penjualan produk mebel yang dihasilkan. Tingkat produksi ditetapkan berdasarkan


persediaan bahan baku dan permintaan konsumen. Distribusi dilakukan secara
langsung di gallery CV Anditya Furniture.
Daerah yang telah menjadi wilayah pemasaran mebel CV Anditya
Furniture sebagian besar berada di wilayah Jabodetabek dan beberapa kota
lainnya.
Berdasarkan hasil perhitungan cashflow, usaha mebel kayu CV Anditya
Furniture pada tahun pertama telah mengalami keuntungan sebesar Rp
967.879.879 setelah dikurangi pajak penghasilan sebesar 30%, sehingga pada
tahun pertama CV Anditya Furniture sudah bisa membayar angsuran pengeluaran
biaya investasi, pada Tabel 1 di bawah ini menyajikan cashflow pengusahaan
mebel kayu CV Anditya Furniture.

22

Tabel 1. Cashflow pengusahaan mebel kayu CV Anditya Furniture.


Tahun ke
Uraian

10

I. Inflow
bufet, cermin dan deswar
figura, granit, dan kaca rias
bakar
kaligrafi, kasur, dan kithen set
konsul polos, kursi dan kusen
pintu jati
laci romawi selendang bunga,
lemari dan meja
nakas, pintu coak dan pintu
loakan
puk bak, puk sofa dan rak
buku
rak kecil, ranca bungur dan
renovasi kursi
sketsel anggur, sketsel anggur
finishing bakar dan sofa
solet, tempat koran, tempat
tidur dan toalet

168.400.000

168.400.000

168.400.000

168.400.000

168.400.000

168.400.000

168.400.000

168.400.000

168.400.000

168.400.000

10.050.000

10.050.000

10.050.000

10.050.000

10.050.000

10.050.000

10.050.000

10.050.000

10.050.000

10.050.000

44.630.000

44.630.000

44.630.000

44.630.000

44.630.000

44.630.000

44.630.000

44.630.000

44.630.000

44.630.000

858.650.000

858.650.000

858.650.000

858.650.000

858.650.000

858.650.000

858.650.000

858.650.000

858.650.000

858.650.000

256.600.000

256.600.000

256.600.000

256.600.000

256.600.000

256.600.000

256.600.000

256.600.000

256.600.000

256.600.000

5.880.000

5.880.000

5.880.000

5.880.000

5.880.000

5.880.000

5.880.000

5.880.000

5.880.000

5.880.000

3.400.000

3.400.000

3.400.000

3.400.000

3.400.000

3.400.000

3.400.000

3.400.000

3.400.000

3.400.000

16.200.000

16.200.000

16.200.000

16.200.000

16.200.000

16.200.000

16.200.000

16.200.000

16.200.000

16.200.000

82.850.000

82.850.000

82.850.000

82.850.000

82.850.000

82.850.000

82.850.000

82.850.000

82.850.000

82.850.000

202.355.000

202.355.000

202.355.000

202.355.000

202.355.000

202.355.000

202.355.000

202.355.000

202.355.000

202.355.000

1.649.015.000

1.649.015.000

1.649.015.000

1.649.015.000

1.649.015.000

1.649.015.000

1.649.015.000

1.649.015.000

1.649.015.000

1.649.015.000

391.357.000

391.357.000

391.357.000

391.357.000

391.357.000

391.357.000

391.357.000

391.357.000

391.357.000

391.357.000

2.040.372.000

2.040.372.000

2.040.372.000

2.040.372.000

2.040.372.000

2.040.372.000

2.040.372.000

2.040.372.000

2.040.372.000

2.040.372.000

biaya produksi

563.350.000

563.350.000

563.350.000

563.350.000

563.350.000

563.350.000

563.350.000

563.350.000

563.350.000

563.350.000

biaya variabel

94.336.458

94.336.458

94.336.458

94.336.458

94.336.458

94.336.458

94.336.458

94.336.458

94.336.458

94.336.458

657.686.458

657.686.458

657.686.458

657.686.458

657.686.458

657.686.458

657.686.458

657.686.458

657.686.458

657.686.458

total penjualan
piutang
total inflow

II. Outflow
biaya Investasi

total outflow

3.888.069.400

3.888.069.400

PPH 30%

1.97E+08

1.97E+08

1.97E+08

197.305.937

197.305.937

197.305.937

197.305.937.4

197.305.937

197.305.937

197.305.937

total outflow setelah pajak

8.55E+08

8.55E+08

8.55E+08

854.992.395

854.992.395

854.992.395

854.992.395.4

854.992.395

854.992.395

854.992.395

total inflow-total outflow

-3.888.069.400

1.38E+09

1.38E+09

1.38E+09

1.383E+09

1.383E+09

1382685542

1382685542

1382685542

1.383E+09

1.383E+09

PPH 30%

-1.166.420.820

4.15E+08

4.15E+08

4.15E+08

414.805.663

414.805.663

414.805.663

414.805.663

414.805.663

414.805.664

414.805.664

keuntungan setelah pajak

-2.721.648.580

9.68E+08

9.68E+08

9.68E+08

967.879.879

967.879.879

967.879.879

967.879.879

967.879.879

967.879.882

967.879.883

23

5.1.2

Biaya Investasi
Biaya investasi merupakan biaya yang dikeluarkan dari awal usaha sampai

dengan kegiatan oprasional suatu perusahaan. Sumber dana yang digunakan oleh
CV Anditya Furniture merupakan modal sendiri. Biaya investasi yang dikeluarkan
perusahaan pada tahun 2004 sebesar Rp 2.924.061.500, biaya tersebut
dicompounding ke tahun 2007, karena setiap komponen biaya investasi memiliki
umur ekonomis yang berbeda, dari hasil compounding diperoleh nilai

biaya

investasi sebesar Rp 5.162.336.915, dengan selisih biaya Rp 2.238.275.415 serta


mengalami peningkatan 98.23% dari biaya investasi awal. Biaya investasi yang
dikeluarkan meliputi biaya gedung kantor dan gallery, gedung bengkel prosesing
mebel kayu, kendaraan bermotor, kendaraan roda empat, computer, televisi, jam,
lemari, CCTV, peralatan bengkel mebel kayu, instalasi listrik dan instalasi
telepon.

5.1.3

Biaya Produksi
Biaya yang dikeluarkan untuk proses pembuatan suatu produk disebut

biaya produksi. Biaya produksi terbagi atas biaya tetap merupakan biaya yang
besarnya tidak dipengaruhi oleh perubahan volume, dan biaya variabel merupakan
biaya yang besarnya dipengaruhi oleh perubahan volume.
Komponen-komponen biaya tetap yang dikeluarkan dalam pengusahaan
mebel kayu di CV Anditya Furniture antara lain, biaya gaji pegawai, upah kerja
harian, tunjangan pegawai, biaya pemeliharaan aktiva tetap yang terdiri dari biaya
pemeliharaan bangunan kantor permanen, bangunan gallery, instalasi listrik, alat
komunikasi, bengkel prosessing mebel kayu, kendaraan bermotor, komputer dan
sarana prasarana lainnya yang mendukung pengusahaan mebel kayu (Tabel 2).
Tabel 2. Komponen biaya produksi pertahun CV Anditya Furniture.
Jenis biaya
Biaya tetap
a. gaji pegawai tetap
b. gaji pegawai harian
c. tunjangan (lembur)

Jumlah (Rp).
67.200.000
307.200.000
187.200.000

24

Tabel 2. Lanjutan.
Jenis biaya
Biaya pemeliharaan aktiva tetap
Biaya variabel
a. biaya kantor
b. biaya bahan pembuat mebel
c. biaya pengangkutan bahan baku

Jumlah (Rp).
1.750.000
4.000.000
47.136.458
43.200.000

Biaya variabel dikeluarkan untuk biaya kantor, biaya bahan pembuatan


mebel dan biaya pengangkutan bahan baku. Biaya tersebut dikelompokkan ke
dalam biaya variabel karena masing-masing komponen biaya tersebut cenderung
mengalami penambahan nilai dan penambahan volume.

5.2

Analisis Kelayakan Finansial dan Masa Pengembalian Investasi


Pengurangan manfaat dan biaya pada tingkat diskonto tertentu merupakan

perhitungan untuk menentukan kelayakan investasi, kriteria yang digunakan


dalam perhitungan penilaian layak atau tidaknya usaha mebel kayu adalah NPV,
BCR, IRR, dan payback period. Untuk menghitung analisis finansial usaha mebel
kayu menggunakan tingkat diskonto sebesar 10%.
Tingkat suku bunga yang digunakan merupakan tingkat suku bunga
deposito Bank Persero (Bank Pemerintah) sebesar 10% yang dirata-ratakan dari
bulan Mei 2007 sampai dengan Mei 2008, dengan asumsi pelaku usaha (mebel
kayu) telah memiliki modal sendiri dan adanya pilihan bagi pelaku usaha untuk
menginvestasikan uangnya di bank. Jika dalam pengusahaan mebel kayu
memberikan keuntungan lebih besar dari pada menginvestasikan uangnya di bank,
maka pelaku usaha lebih memilih menginvestasikan uangnya pada usaha yang
bergerak di bidang mebel.
Berdasarkan Undang-Undang No 7 Tahun 2000 tentang pajak penghasilan
(PPh) mempunyai ketentuan bahwa untuk penghasilan pertahun yang bernilai
sampai dengan Rp 50.000.000 dikenakan pajak sebesar 10%, sedangkan
penghasilan diantara Rp 50.000.000-Rp 100.000.000 dikenakan pajak sebesar
15%, dan di atas Rp 100.000.000 dikenakan pajak sebesar 30%. Biaya bunga
tidak digunakan dalam analisis ini karena CV Anditya Furniture tidak
menggunakan modal dari luar dalam usahanya, jadi bunga atas modal sendiri

25

diasumsikan sebagai bagian dari benefit yang diterima dari modal tersebut, yang
mana biaya penyusutan tidak termasuk dalam arus biaya proyek.
Suatu proyek layak untuk dilaksanakan apabila mempunyai kriteria NPV >
0, BCR > 1 dan IRR > suku bunga yang berlaku, maka secara finansial usaha ini
layak untuk dilaksanakan.
Berdasarkan perhitungan kriteria kelayakan pengusahaan mebel kayu
diperoleh NPV sebesar Rp 3.225.554.289 perhitungan ini menunjukkan nilai
sekarang (present value) dari penerimaan bersih, yang mana umur proyek yang
diterima bernilai positif. Perhitungan B/C ratio dilakukan untuk melihat berapa
manfaat yang diterima oleh proyek untuk setiap satu rupiah pengeluaran proyek.
Net B/C ratio merupakan angka perbandingan antara nilai sekarang arus manfaat
dibagi dengan nilai sekarang yang dilihat dari arus biaya, dari perhitungan
diperoleh nilainya sebesar 2,19% artinya bahwa setiap pengeluaran sebesar Rp 1
akan memberikan manfaat sebesar Rp 2,19. perhitungan IRR merupakan tingkat
rata-rata keuntungan tahunan bagi perusahaan yang melakukan investasi dan
dinyatakan dalam satuan persen (Gittinger, 1986), nilai yang diperoleh sebesar
34,12%, perhitungan NPV, BCR, dan IRR lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran
7, Lampiran 8 dan Lampiran 10.
Berdasarkan perhitungan kriteria masa pengembalian investasi (payback
period) diperoleh waktu sekitar 2 tahun, 8 bulan. Artinya dalam jangka waktu
tersebut biaya investasi yang dikeluarkan dapat kembali, jadi semakin cepat
jangka waktu pengembalian biaya investasi, maka usaha yang dijalankan semakin
baik. Perhitungan masa pengembalian investasi dan hasil analisis finansial dapat
dilihat pada Tabel 3.

26

Tabel 3. Hasil analisis kelayakan investasi usaha mebel kayu di CV Anditya


Furniture jangka waktu 10 tahun.
Kriteria investasi pada Diskonto 10%
NPV(Rp)
BCR
IRR (%)
Payback period

Nilai
3.225.554.289
2,19
34,12
2 tahun, 8 bulan.

Data pada Tabel 3, dapat dibuat menjadi suatu grafik hubungan antara NPV
dengan tingkat suku bunga dan BCR dengan tingkat suku bunga, seperti terlihat
pada Gambar 2 dan Gambar 3:

4500000000
4000000000

3916744494

3500000000
3000000000

NPV

2500000000
2000000000
1622480968

1500000000
1000000000
500000000

328573933.1

0
1

-500000000

4
-468230760.5

-1000000000
suku bunga

Gambar 2. Hubungan antara tingkat suku bunga dengan NPV (Net Present
Value).
2.5
2.1851
2
1.4909

BCR

1.5

1.0994

0.8583

0.5
0
1

suku bunga

Gambar 3. Hubungan antara tingkat suku bunga dengan BCR (Benefit Cost
Ratio).

27

Gambar 2 menunjukkan hubungan antara NPV (Net Present Value) dengan


suku bunga, terlihat dari grafik bahwa semakin besar suku bunga maka nilai
NPVnya semakin kecil, NPV bernilai positif sampai pada tingkat suku bunga 30%
dan pada tingkat suku bunga mulai 40% NPV bernilai negatif, dan gambar 3
merupakan hubungan antara suku bunga dengan BCR (Benefit Cost Ratio)
menunjukkan bahwa semakin besar suku bunga maka nilai BCRnya semakin
kecil. Hal ini menunjukkan bahwa jika usaha ini dilaksanakan pada tingkat suku
bunga 30% usaha ini masih layak untuk dilaksanakan dan mulai pada tingkat suku
bunga 40% usaha ini tidak layak untuk dilaksanakan, sehingga apabila usaha ini
tetap dijalankan maka perusahaan akan mengalami kerugian.

5.3

Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas bertujuan untuk menguji kelayakan suatu proyek dan

melihat pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah-rubah. Dalam
perhitungan analisis sensitivitas, setiap kemungkinan dicoba untuk melakukan
kegiatan analisis kembali. Hal ini penting dilaksanakan karena analisis proyek
didasarkan pada asumsi-asumsi yang mengandung banyak ketidakpastian dan
adanya perubahan yang terjadi di masa yang akan datang.
Perubahan nilai NPV, BCR dan IRR terjadi pada arus penerimaan
(manfaat) dan arus pengeluaran (biaya). Simulasi yang digunakan pada analisis
sensitivitas usaha mebel kayu pada penelitian ini adalah:
1. Terjadi penurunan harga produk mebel kayu sebesar 10%, jika volume
produksi dan biaya produksi tetap.
2. Terjadi peningkatan biaya produksi mebel kayu sebesar 10%, jika
harga produk tetap.
Pada Tabel 4 dibawah ini merupakan hasil analisis sensitivitas usaha
mebel kayu CV Anditya Furniture.

28

Tabel 4. Hasil analisis sensitivitas usaha mebel kayu CV Anditya Furniture.


Kondisi
Normal
P10%
C+10%

NPV

BCR

3.225.554.289
2.347.950.102

2,19
1,86

IRR
(%)
34,12
28,11

644.836.105

1,24

16,03

Pacback period
(tahun)
2,81
3,2
5

Keterangan : P-10% = Harga Jual turun 10% dan C+10% = Biaya Produksi naik
10%.
Berdasarkan hasil perhitungan analisis sensitivitas, apabila diasumsikan
harga jual produk turun 10% memperoleh nilai NPV turun sebesar 57,21%,
mempunyai nilai sebesar

2.347.950.102, BCR turun sebesar 15,07% menjadi

1,86, sedangkan IRR turun sebesar 17,62 % menjadi 28,11%, begitu juga dengan
payback period yang mengalami kemunduran sampai 0,5 tahun atau 6 bulan, dari
perhitungan diatas masih dalam kondisi layak. Lain halnya apabila terjadi
peningkatan biaya produksi sebesar 10%, dari perhitungan diperoleh nilai NPV
sebesar 644.836.105, yang mengalami penurunan keuntungan yang besar senilai
80%, dari perhitungan BCR diperoleh nilai sebesar 1,24 yang mengalami
penurunan sebesar 43,40%, sedangkan IRR diperoleh nilai sebesar 16,03 %, yang
mengalami penurunan dari kondisi normal sebesar

18,09 %, dan nilai dari

perhitungan pacback period memperoleh nilai sebesar 5, yang berarti mengalami


kemunduran waktu 2,15 tahun. Hasil data lebih lanjut dapat dilihat pada Lampiran
7 dan Lampiran 8.

5.4

Strategi Bauran Pemasaran


Strategi bauran Pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan terdiri atas

product planning (perencanaan produk), pricing (harga), placing (distribusi), dan


promotion (promosi), dari hasil wawancara dengan pemilik perusahaan dan
pengisian quisioner oleh 30 responden konsumen, diperoleh informasi sebagai
berikut:

29

5.4.1

Perencanaan Produk
CV Anditya Furniture menghasilkan beranekaragam jenis mebel, yang

terdiri dari produk interior (dalam ruangan) maupun produk eksterior (luar
ruangan), dalam perencanaan produk yang dilakukan perusahaan memperhatikan
kualitas produk dan pelayanan purna jual (kepuasan konsumen dalam memakai
produk), pada perusahaan CV Anditya Furniture yang menjadi kendala dalam
perencanaan produk adalah waktu penyelesaian pengerjaan produk, tetapi kendala
tersebut dapat teratasi. Untuk menarik konsumen perusahaan memberikan garansi
pada konsumen yang membeli produk selama 10 bulan selama jangka waktu
angsuran. Secara umum produk yang dihasilkan oleh perusahaan adalah baik,
variabel yang mendukung keberhasilan produk diantaranya variasi produk yang
dihasilkan, pelayanan purna jual, penawaran fisik produk, variasi produk yang
dihasilkan oleh perusahaan lebih dari 200 variasi produk.
Variasi produk yang dihasilkan sangat beragam sesuai dengan permintaan
konsumen, hal ini merupakan daya tarik bagi konsumen untuk membeli produk
mebel pada perusahaan, selain produk yang dihasilkan beragam, kualitas yang
diberikan juga bagus, serta pasokan bahan baku perusahaan lancar, dari responden
mengenai variasi produk yang dihasilkan perusahaan diperoleh data 36.66%
menyatakan cukup bervariasi, bervariasi 43.33% responden, dan 20% responden
menyatakan sangat bervariasi.
Contoh dari variasi produk adalah bufet air bursh roti, cermin madura,
deswar salena kuda, dan jenis lainnya, nama variasi produk tersebut sekaligus
nama merek dagang pada perusahaan, karena pemberian merek dapat
mengidentifikasi dan membantu dalam membedakan produk yang dijual,
keterangan lebih lengkap mengenai variasi produk yang dihasilkan dapat dilihat
pada Lampiran 6.

30

Gambar 4. Kursi selena ukir (sumber: dok. Arissa, 2008).


Pelayanan purnajual terhadap konsumen sangat diperhatikan oleh
perusahaan, karena pelayanan purna jual merupakan salah satu strategi bagi
perusahaan untuk mempertahankan konsumen, dari data responden diperoeh
informasi bahwa 43.33% responden menyatakan pelayanan purnajual yang
diberikan perusahaan adalah baik, 23.33% responden menyatakan cukup baik, dan
33.33% responden menyatakan sangat baik.
Penawaran fisik produk yang dihasilkan perusahaan bagus, hal ini terlihat
dari kualitas yang diberikan oleh perusahaan, karena sampai sejauh ini konsumen
perusahaan semakin bertambah, dari data responden tentang penawaran fisik
produk diperoleh 63.6% berarti lebih dari setengah responden menyatakan
penawaran fisik produk bagus, 20% menyatakan cukup bagus, dan 16.66% sangat
bagus.

5.4.2

Harga
Pada bauran harga terdapat beberapa komponen yang mempengaruhi dari

penetapan harga yaitu variasi harga yang digunakan, harga bahan baku ditingkat
produsen, harga bahan baku di tingkat perantara, harga bahan baku ditingkat
pabrik, margin saluran pemasaran, dan harga ditingkat konsumen yang sangat
penting untuk diperhatikan, karena konsumen merupakan objek yang membeli
produk yang dihasilkan oleh perusahaan, dari hasil wawancara pada pemilik

31

perusahaan harga yang digunakan bervariasi tergantung dari jenis produk yang
dipesan konsumen, harga bahan baku ditingkat produsen, perantara, pabrik
bernilai standar karena sesuai dengan kualitas dari bahan baku tersebut, selain itu
dari marjin saluran pemasaran ke konsumen bernilai baik, dan harga ditingkat
konsumen bernilai standar.
Penentuan harga yang digunakan dalam perusahaan adalah penentuan
harga positif, mempertimbangkan faktor-faktor biaya yang dikeluarkan untuk
suatu produk mulai dari harga bahan baku, jenis bahan baku yang dipakai,
keuntungan, upah pegawai, transportasi dan pengiriman barang dan keinginan
pasar. Sedangkan sistem pembayaran di perusahaan CV Anditya Furniture terbagi
atas dua bagian yaitu cash dan kredit, setiap konsumen pembelian produk secara
cash, mendapatkan potongan harga sebesar 10-20%. Apabila secara kredit
konsumen membayar sepuluh kali angsuran selama sepuluh bulan. Sistem kredit
ini banyak diminati oleh para konsumen karena memberikan keringanan bagi
mereka dalam membeli produk. Permasalahan dalam pembayaran adalah adanya
beberapa konsumen yang tidak membayar angsuran kreditnya, hal yang dilakukan
perusahaan adalah dengan menagih secara langsung ke kediaman konsumen dan
jalan terakhir adalah menarik kembali produk yang diambil konsumen sampai
mereka membayar cicilan kreditnya kembali.

5.4.3

Distribusi
Distribusi merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan selain

perencanaan

produk

dan

harga,

karena

distribusi

merupakan

kegiatan

menyalurkan produk ke konsumen, pada proses distribusi ada beberapa komponen


yang harus diperhatikan yaitu proses distribusi yang telah dijalankan, lokasi
pabrik ketempat pemasaran, sarana transportasi dalam proses pemasaran produk,
daya jangkau ke lokasi pemasaran, dan proses distribusi di tingkat perantara, dari
hasil wawancara dengan pemilik perusahaan diperoleh informasi bahwa proses
distribusi yang telah dijalankan oleh perusahaan selama ini berjalan dengan baik
karena didukung oleh lokasi pabrik yang berada dipinggir jalan raya yang
mempermudah proses pemasaran, lokasi pabrik ketempat pemasaran strategis,
sarana transportasi dalam proses pemasaran produk baik, hal yang menjadi

32

kendala bagi perusahaan adalah daya jangkau perolehan bahan baku yang jauh,
karena CV Anditya Furniture, memperoleh bahan baku langsung dari Jepara, dan
proses distribusi produk ditingkat perantara baik.
Distribusi produk di CV Anditya Furniture menggunakan kendaraan roda
empat (mobil pick up). Dibawa oleh seorang sopir dan 2 orang asistennya
bertujuan untuk menjaga kualitas produk mebel di perjalan dan mengangkat
produk mebel, sebelum berangkat sopir dilengkapi dengan surat jalan dari CV
Anditya Furniture, yang berisi alamat dari konsumen.
Pada bagian distribusi juga diperoleh data dari rensponden, yang
mencakup aspek distribusi produk ke konsumen dan daya jangkau lokasi
pemasaran perusahaan oleh konsumen, dari aspek distribusi produk ke konsumen
46,66% responden menyatakan distribusi kepada mereka bernilai baik, dan daya
jangkau lokasi pemasaran perusahaan oleh konsumen menyatakan strategis
terlihat dari persentasi responden bernilai 96,66%.

5.4.4

Promosi
Promosi penjualan merupakan hal terpenting dalam menarik konsumen

agar memberikan respon terhadap produk yang ditawarkan, pada bagian promosi
ini melalui wawancara dengan pemilik perusahaan mencakup komponenkomponen, promosi yang telah dilakukan oleh perusahaan, tingkat penjualan
produk, pemilihan iklan dalam pemasaran produk, hubungan konsumen dalam
penawaran produk, pemasaran langsung yang telah berjalan, respon konsumen
terhadap promosi yang digunakan dan garansi yang ditawarkan perusahaan
kepada konsumen.
Dari wawancara diperoleh informasi bahwa promosi yang dilakukan
perusahaan bernilai baik, karena sistem promosi yang dilakukan oleh perusahaan
dengan membuka sistem jaringan yang disebut dengan sistem MLM (multi level
marketing) dengan volume penjualan per bulannya mencapai Rp 200 juta.
Tingkat penjualan produk terlihat cukup baik karena dari tahun ketahun terjadi
peningkatan penjualan. Pemilihan iklan cukup baik karena perusahaan hanya
mempromosikan produk melalui sistem jaringan tersebut, sebagai masukan untuk
lebih meningkatkan penjualan sebaiknya perusahaan juga melakukan promosi di

33

media cetak maupun elektronik, selanjutnya hubungan konsumen dalam


penawaran produk selama ini berjalan dengan baik, pemasaran langsung yang
telah berjalan baik, hal ini terlihat bahwa perusahaan secara cepat mengatasi
apabila terjadi komplain dari konsumen. Respon konsumen terhadap promosi
yang digunakan baik, karena perusahaan juga memperlakukan sistem reward atau
diskon harga apabila konsumen membawa calon pembeli maka mereka akan
mendapatkan potongan atau berupa rewart sebesar 5%, hal ini juga berlaku untuk
agen atau distributor perusahaan.
Selain melakukan wawancara dengan pemilik perusahaan, dalam
penelitian ini juga memperoleh informasi dari responden. Responden menyatakan
bahwa 96,66% dari mereka mengetahui peroduk mebel kayu CV Anditya
Furniture dari teman, dari segi promosi yang dilakukan oleh perusahaan 56%
responden menyatakan sudah baik, dan dari segi pelayanan yang diberikan oleh
perusahaan 43,33% menyatakan sudah baik.

34

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan.
1. Pengusahaan mebel kayu memiliki potensi yang sangat besar untuk
dikembangkan, dimana ditinjau dari aspek institusional, pengusahaan
mebel kayu dapat dijalankan untuk berbagai skala usaha. Kendala dari
aspek institusional ditinjau dari aspek manajemen perusahaan yang
menurut pengamatan belum dilaksanakan secara optimal, karena semua
kegiatan dari perusahaan dikontrol secara langsung oleh pemimpin
perusahaan, sedangkan pada aspek teknis pengusahaan mebel kayu
merupakan jenis usaha yang layak diusahakan di Indonesia karena
menggunakan teknologi yang dapat dikuasai oleh masyarakat, kendala
yang dihadapi pada aspek teknis adalah dalam waktu penyelesaian produk.
2. Berdasarkan hasil analisis dapat dikatakan bahwa usaha mebel kayu yang
dilaksanakan oleh CV Anditya Furniture layak untuk dilaksanakan karena
dapat memberikan keuntungan pada perusahaan. Berdasarkan hasil
analisis kelayakan finansial pada tingkat suku bunga 10% diperoleh nilai
NPV sebesar Rp 3.225.554.289. Perhitungan B/C ratio (BCR) diperoleh
nilainya sebesar 2,19% artinya bahwa setiap pengeluaran sebesar Rp 1
akan memberikan manfaat sebesar Rp 2,19, dan perhitungan IRR
diperoleh nilai sebesar 34,12%.
3. Berdasarkan kriteria pengembalian investasi perusahaan (payback period)
dari perhitungan diperoleh masa pengembalian investasi perusahaan 2
tahun, 8 bulan, artinya dalam jangka waktu tersebut biaya investasi yang
dikeluarkan dapat kembali, jadi semakin cepat jangka waktu pengembalian
biaya investasi, maka usaha yang dijalankan semakin baik.
4. Hasil analisis sensitivitas perusahaan menunjukkan usaha mebel kayu
sensitif terhadap perubahan biaya. Berdasarkan perhitungan apabila harga
jual turun 10% nilai NPV turun sebesar 57,21%, mempunyai nilai sebesar
2.347.950.102, BCR turun sebesar 15,07% menjadi 1,86, sedangkan IRR
turun sebesar 17,62% menjadi 28,11%, begitu juga dengan payback period
yang mengalami kemunduran sampai 0,5 tahun atau 6 bulan, dari
perhitungan diatas masih dalam kondisi layak. Lain halnya apabila terjadi

35

peningkatan biaya produksi sebesar 10%, dari perhitungan diperoleh nilai


NPV sebesar 644.836.105, yang mengalami penurunan keuntungan yang
besar senilai 80%, dari perhitungan BCR diperoleh nilai sebesar 1,24 yang
mengalami penurunan sebesar 43,40%, sedangkan IRR diperoleh nilai
sebesar 16,03 %, yang mengalami penurunan dari kondisi normal sebesar
18,09 %, dan nilai dari perhitungan pacback period memperoleh nilai
sebesar 5, yang mengalami kemunduran waktu 2,15 tahun.
5. CV Anditya secara umum telah melaksanakan aspek bauran pemasaran
dengan baik, tetapi masih perlu perbaikan dalam aspek distribusi
khususnya pada komponen sarana trasportasi dan lebih memperluas sistem
promosi.
Saran.
1. CV Anditya Furniture memperhatikan kembali fungsi penyusunan
personalia perusahaan agar kegiatan perusahaan berjalan lebih baik.
2. CV Anditya Furniture sebaiknya menambah sarana trasportasi agar
kegiatan distribusi bisa berjalan lebih baik dan memperluas sistem
promosi seperti melalui media cetak maupun media elektronik.
3. Perlu dilakukan penelitian yang serupa pada produk-produk hasil hutan
non kayu lainnya.

36

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahim, S, Mandang, Y, Uhaedi, S. 2004. Atlas Kayu Indonesia jilid III.
Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan.
ASMINDO. 2006. Indonesia Furniture Industry Handicraft Directory. Bogor:
Puslitbang Hasil Hutan.
Boyd, H, Orville,C, Walker, J, Claude, L. 2000. Manajemen Pemasaran. Jakarta:
Edisi dua Erlangga.
Djamin, Z. 1984. Perencanaan dan Analisis Proyek edisi 1. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi. UI Press.
Foster, D. 1992. Dasar-dasar Marketing. Jakarta: Erlangga.
Gittinger, J. 1986. Analisis Proyek Pertanian. Jakarta: UI-Press
Husnan, S dan Suwarsono. 1994. Studi Kelayakan Proyek. Edisi revisi 1.
Yogyakarta UPP AMP YKPN.
Kadariah, Karlina, L dan Clive, G. 1978. Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta:
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Kotler, P. 1997. Manajemen Pemasaran. Edisi sembilan. Prentice Hall: Inc.
New Jersey.

Lampiran 1. Biaya investasi pengembangan usaha mebel kayu pada tahun 2004.
uraian

umur

jumlah

gedung kantor galerry


gedung bengkel prosesing mebel kayu
instalasi listrik

satuan

harga satuan

1.200 m2

2.000.000 m2

jumlah biaya
2.400.000.000

400 m2

1.000.000 m2

400.000.000
7.711.500

instalasi telpon

450000

kendaraan bermotor

21.000.000

kendaraan roda empat

50.000.000

komputer

6.000.000

televisi

1.400.000

jam

50.000

lemari

5.000.000

CCTV*

peralatan bengkel mebel


total

5.000.000
27.450.000
2.924.061.500

Keterangan: * CCTV berumur 1 tahun.

37

Lampiran 2. Hasil compounding factor biaya investasi pengembangan usaha mebel kayu.
uraian

umur

jumlah

satuan

harga satuan

jumlah biaya

gedung kantor galerry

4.251.746.400

gedung bengkel prosesing mebel kayu

708.624.400

kendaraan bermotor

37.202.781

kendaraan roda empat

88.578.050

komputer

10.629.366

televisi

2.480.185

jam

88.578

lemari

8.857.805

CCTV*

5.500.000

peralatan bengkel mebel

48.629.350

Keterangan: * CCTV berumur 1 tahun.

Lampiran 3. Gaji pegawai.


no

keterangan

jumlah

standar biaya/bln/orang

total standar biaya

bulan

total/th

gaji pegawai tetap

800.000

5.600.000

12

67.200.000

gaji pegawai harian

32

800.000

25.600.000

12

307.200.000

39

400.000

15.600.000

12

187.200.000

46.800.000

12

561.600.000

tunjangan lainnya
lembur
total

38

Lampiran 4. Biaya pemeliharaan aktiva tetap.


no

uraian

jumlah biaya (th)

biaya pemeliharaan bangunan kantor permanen

biaya pemeliharaan bangunan gallery

5.000.000

biaya pemeliharaan instalasi listrik

1.000.000

biaya pemeliharaan instalasi air minum

biaya pemeliharaan instalasi alat komonikasi

1.000.000

biaya pemeliharaan bengkel

5.000.000

biaya pemeliharaan kendaraan bermotor

2.000.000

biaya pemeliharaan komputer

biaya pemeliharaan sarana dan prasarana


total

500.000

500.000
2.500.000
17.500.000

Lampiran 5. Biaya kantor dan gallery.


no

keterangan

jumlah biaya(th)

pembelian macam2 alat tulis kebutuhan kantor dan gallery

1.000.000

pembelian alat perlengkapan kantor

2.500.000

pembelian komputer
total

500.000
4.000.000

39

Lampiran 6. Cashflow usaha mebel kayu CV Anditya Furniture.


Tahun ke
No

Uraian

jumlah

10

I. Inflow

A. BUFET.
bufet air brust roti

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

bufet bakar

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

bufet gambar

17.500.000

17.500.000

17.500.000

17.500.000

17.500.000

17.500.000

17.500.000

17.500.000

17.500.000

17.500.000

bufet kecil ukir gambar

900.000.

900.000.

900.000.

900.000.

900.000.

900.000.

900.000.

900.000.

900.000.

900.000.

bufet kuda

5.500.000

5.500.000

5.500.000

5.500.000

5.500.000

5.500.000

5.500.000

5.500.000

5.500.000

5.500.000

bufet leuwis model baru

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

bufet mandala

20.000.000

20.000.000

20.000.000

20.000.000

20.000.000

20.000.000

20.000.000

20.000.000

20.000.000

20.000.000

bufet palembang

9.400.000

9.400.000

9.400.000

9.400.000

9.400.000

9.400.000

9.400.000

9.400.000

9.400.000

9.400.000

bufet palembang 4p

3.200.000

3.200.000

3.200.000

3.200.000

3.200.000

3.200.000

3.200.000

3.200.000

3.200.000

3.200.000

bufet palembang 3p

7.000.000

7.000.000

7.000.000

7.000.000

7.000.000

7.000.000

7.000.000

7.000.000

7.000.000

7.000.000

bufet pendek

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

bufet pendek bakar

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

bufet rotan

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

bufet rotan kecil

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

bufet roti 3p

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

bufet segi6

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

bufet tiara

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

bufet ukir

500.000.

500.000.

500.000.

500.000.

500.000.

500.000.

500.000.

500.000.

500.000.

500.000.

B. CERMIN.

cermin bakar

7.000.000

7.000.000

7.000.000

7.000.000

7.000.000

7.000.000

7.000.000

7.000.000

7.000.000

7.000.000

cermin makar tinggi

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

cermin bawah laci

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

40

Lampiran 6. Lanjutan.
Tahun ke
No

Uraian
cermin madura

jumlah

10

3.550.000

3.550.000

3.550.000

3.550.000

3.550.000

3.550.000

3.550.000

3.550.000

3.550.000

3.550.000

1.250.000

1.250.000

1.250.000

1.250.000

1.250.000

1.250.000

1.250.000

1.250.000

1.250.000

1.250.000

cermin ukir

C. DESWAR.

deswar biasa

8.000.000

8.000.000

8.000.000

8.000.000

8.000.000

8.000.000

8.000.000

8.000.000

8.000.000

8.000.000

deswar air brush

4.250.000

4.250.000

4.250.000

4.250.000

4.250.000

4.250.000

4.250.000

4.250.000

4.250.000

4.250.000

deswar kuda

3.100.000

3.100.000

3.100.000

3.100.000

3.100.000

3.100.000

3.100.000

3.100.000

3.100.000

3.100.000

deswar lengkung air brush

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

deswar motif roti

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

deswar pendek

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

deswar polos

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

deswar salena

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

deswar salena kuda

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

deswar salena spanyol

24.000.000

24.000.000

24.000.000

24.000.000

24.000.000

24.000.000

24.000.000

24.000.000

24.000.000

24.000.000

deswar ukir

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

D. FIGURA.

figura biasa

1.850.000

1.850.000

1.850.000

1.850.000

1.850.000

1.850.000

1.850.000

1.850.000

1.850.000

1.850.000

figura bakar

1.700.000

1.700.000

1.700.000

1.700.000

1.700.000

1.700.000

1.700.000

1.700.000

1.700.000

1.700.000

figura madura

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

E. GRANIT.

granit1

950.000.

950.000.

950.000.

950.000.

950.000.

950.000.

950.000.

950.000.

950.000.

950.000.

granit2

800.000.

800.000.

800.000.

800.000.

800.000.

800.000.

800.000.

800.000.

800.000.

800.000.

F. KACA RIAS DAN KALIGRAFI.

kaca rias bakar

750.000.

750.000.

750.000.

750.000.

750.000.

750.000.

750.000.

750.000.

750.000.

750.000.

kaligrafi

400.000.

400.000.

400.000.

400.000.

400.000.

400.000.

400.000.

400.000.

400.000.

400.000.

41

Lampiran 6. Lanjutan.
Tahun ke
No

Uraian

jumlah

10

G. KASUR.

kasur busa slorok

1.800.000

1.800.000

1.800.000

1.800.000

1.800.000

1.800.000

1.800.000

1.800.000

1.800.000

1.800.000

kasur guhdo

3.100.000

3.100.000

3.100.000

3.100.000

3.100.000

3.100.000

3.100.000

3.100.000

3.100.000

3.100.000

H. KITCHENSET DAN KONSUL.

kitchenset

39.330.000

39.330.000

39.330.000

39.330.000

39.330.000

39.330.000

39.330.000

39.330.000

39.330.000

39.330.000

konsul polos

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

I. KURSI.

kursi angsa

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

kursi bakar

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

kursi bakar sandaran tinggi

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

kursi bale-bale

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

kursi betawi

5.350.000

5.350.000

5.350.000

5.350.000

5.350.000

5.350.000

5.350.000

5.350.000

5.350.000

5.350.000

kursi betawi baru

5.550.000

5.550.000

5.550.000

5.550.000

5.550.000

5.550.000

5.550.000

5.550.000

5.550.000

5.550.000

kursi betawi lama

3.200.000

3.200.000

3.200.000

3.200.000

3.200.000

3.200.000

3.200.000

3.200.000

3.200.000

3.200.000

kursi biasa

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

kursi biasa no2

900.000.

900.000.

900.000.

900.000.

900.000.

900.000.

900.000.

900.000.

900.000.

900.000.

kursi busa2

3.400.000

3.400.000

3.400.000

3.400.000

3.400.000

3.400.000

3.400.000

3.400.000

3.400.000

3.400.000

kursi busa selorok

750.000.

750.000.

750.000.

750.000.

750.000.

750.000.

750.000.

750.000.

750.000.

750.000.

kursi citra model baru

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

kursi citra silang

13.000.000

13.000.000

13.000.000

13.000.000

13.000.000

13.000.000

13.000.000

13.000.000

13.000.000

13.000.000

kursi eropa2

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

kursi eropa bulat

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

kursi ganesha

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

42

Lampiran 6. Lanjutan.
Tahun ke
0

10

kursi goyang

2.250.000

2.250.000

2.250.000

2.250.000

2.250.000

2.250.000

2.250.000

2.250.000

2.250.000

2.250.000

kursi guhdo

36.150.000

36.150.000

36.150.000

36.150.000

36.150.000

36.150.000

36.150.000

36.150.000

36.150.000

36.150.000

kursi guhdo no1

6.400.000

6.400.000

6.400.000

6.400.000

6.400.000

6.400.000

6.400.000

6.400.000

6.400.000

6.400.000

kursi guhdo no2

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

kursi hongkong

2.400.000

2.400.000

2.400.000

2.400.000

2.400.000

2.400.000

2.400.000

2.400.000

2.400.000

2.400.000

kursi hongkong anggur

19.000.000

19.000.000

19.000.000

19.000.000

19.000.000

19.000.000

19.000.000

19.000.000

19.000.000

19.000.000

kursi hongkong bakar

9.000.000

9.000.000

9.000.000

9.000.000

9.000.000

9.000.000

9.000.000

9.000.000

9.000.000

9.000.000

kursi hongkong bunga

8.500.000

8.500.000

8.500.000

8.500.000

8.500.000

8.500.000

8.500.000

8.500.000

8.500.000

8.500.000

kursi hongkong daun

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

kursi hongkong finishing bakar

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

kursi hongkong landuk

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

kursi hongkong tanduk

7.500.000

7.500.000

7.500.000

7.500.000

7.500.000

7.500.000

7.500.000

7.500.000

7.500.000

7.500.000

kursi kartini

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

kursi kartini lengkung

700.000.

700.000.

700.000.

700.000.

700.000.

700.000.

700.000.

700.000.

700.000.

700.000.

kursi kerawang

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

No

Uraian

jumlah

kursi rafles baru

2.100.000

2.100.000

2.100.000

2.100.000

2.100.000

2.100.000

2.100.000

2.100.000

2.100.000

2.100.000

kursi leuwis bakar

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

kursi leuwis biasa

9.000.000

9.000.000

9.000.000

9.000.000

9.000.000

9.000.000

9.000.000

9.000.000

9.000.000

9.000.000

kursi leuwis kecil

18.850.000

18.850.000

18.850.000

18.850.000

18.850.000

18.850.000

18.850.000

18.850.000

18.850.000

18.850.000

kursi leuwis keong

73.350.000

73.350.000

73.350.000

73.350.000

73.350.000

73.350.000

73.350.000

73.350.000

73.350.000

73.350.000

kursi madura

18.500.000

18.500.000

18.500.000

18.500.000

18.500.000

18.500.000

18.500.000

18.500.000

18.500.000

18.500.000

kursi madura hongkong

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

kursi makan biasa

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

kursi makan anggur

6.250.000

6.250.000

6.250.000

6.250.000

6.250.000

6.250.000

6.250.000

6.250.000

6.250.000

6.250.000

kursi makan anggur kayu

2.850.000

2.850.000

2.850.000

2.850.000

2.850.000

2.850.000

2.850.000

2.850.000

2.850.000

2.850.000

kursi makan bunga matahari

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

43

Lampiran 6. Lanjutan.
Tahun ke
0

10

kursi makan bunga salena

3.700.000

3.700.000

3.700.000

3.700.000

3.700.000

3.700.000

3.700.000

3.700.000

3.700.000

3.700.000

kursi makan bunga

3.750.000

3.750.000

3.750.000

3.750.000

3.750.000

3.750.000

3.750.000

3.750.000

3.750.000

3.750.000

kursi makan gajah

3.600.000

3.600.000

3.600.000

3.600.000

3.600.000

3.600.000

3.600.000

3.600.000

3.600.000

3.600.000

kursi makan hongkong

1.700.000

1.700.000

1.700.000

1.700.000

1.700.000

1.700.000

1.700.000

1.700.000

1.700.000

1.700.000

kursi makan k6

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

kursi makan kencana

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

kursi makan kipas

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

kursi makan kotak

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

kursi makan lipat

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

kursi makan mahoni

10.250.000

10.250.000

10.250.000

10.250.000

10.250.000

10.250.000

10.250.000

10.250.000

10.250.000

10.250.000

kursi makan padi

19.450.000

19.450.000

19.450.000

19.450.000

19.450.000

19.450.000

19.450.000

19.450.000

19.450.000

19.450.000

kursi makan petri

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

kursi makan pita

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

kursi makan salena

20.050.000

20.050.000

20.050.000

20.050.000

20.050.000

20.050.000

20.050.000

20.050.000

20.050.000

20.050.000

No

Uraian

jumlah

kursi makan salena k4

4.250.000

4.250.000

4.250.000

4.250.000

4.250.000

4.250.000

4.250.000

4.250.000

4.250.000

4.250.000

kursi makan salena padi

1.900.000

1.900.000

1.900.000

1.900.000

1.900.000

1.900.000

1.900.000

1.900.000

1.900.000

1.900.000

kursi salena sandaran jok

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

kursi makan salena silang

8.000.000

8.000.000

8.000.000

8.000.000

8.000.000

8.000.000

8.000.000

8.000.000

8.000.000

8.000.000

kursi makan salena silang k4

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

kursi makan salena silang ukir

3.750.000

3.750.000

3.750.000

3.750.000

3.750.000

3.750.000

3.750.000

3.750.000

3.750.000

3.750.000

kursi makan salena ukir bunga

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

kursi makan salur

20.000.000

20.000.000

20.000.000

20.000.000

20.000.000

20.000.000

20.000.000

20.000.000

20.000.000

20.000.000

kursi makan salur k4

6.100.000

6.100.000

6.100.000

6.100.000

6.100.000

6.100.000

6.100.000

6.100.000

6.100.000

6.100.000

kursi makan sandaran jok

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

kursi makan silang

4.900.000

4.900.000

4.900.000

4.900.000

4.900.000

4.900.000

4.900.000

4.900.000

4.900.000

4.900.000

kursi makan silang bunga

8.100.000

8.100.000

8.100.000

8.100.000

8.100.000

8.100.000

8.100.000

8.100.000

8.100.000

8.100.000

44

Lampiran 6. Lanjutan.
Tahun ke
No

Uraian
kursi makan silang k6

jumlah

10

3.600.000

3.600.000

3.600.000

3.600.000

3.600.000

3.600.000

3.600.000

3.600.000

3.600.000

3.600.000
3.500.000

kursi makan silang oval

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

kursi makan silang salena

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

kursi makan silang ukir

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

kursi makan silang ukir bunga

13.600.000

13.600.000

13.600.000

13.600.000

13.600.000

13.600.000

13.600.000

13.600.000

13.600.000

13.600.000

kursi malas

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

kursi mawar kaki gareng

2.300.000

2.300.000

2.300.000

2.300.000

2.300.000

2.300.000

2.300.000

2.300.000

2.300.000

2.300.000

kursi mesir

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

kursi minimalis

7.500.000

7.500.000

7.500.000

7.500.000

7.500.000

7.500.000

7.500.000

7.500.000

7.500.000

7.500.000

kursi minimalis daun

5.500.000

5.500.000

5.500.000

5.500.000

5.500.000

5.500.000

5.500.000

5.500.000

5.500.000

5.500.000

kursi monako kecil

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

kursi perahu

3.200.000

3.200.000

3.200.000

3.200.000

3.200.000

3.200.000

3.200.000

3.200.000

3.200.000

3.200.000

kursi rafles

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

kursi rafles anggur

10.800.000

10.800.000

10.800.000

10.800.000

10.800.000

10.800.000

10.800.000

10.800.000

10.800.000

10.800.000

kursi rafles bunga

2.600.000

2.600.000

2.600.000

2.600.000

2.600.000

2.600.000

2.600.000

2.600.000

2.600.000

2.600.000

kursi rafles silang

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

kursi rafles ukir

1.800.000

1.800.000

1.800.000

1.800.000

1.800.000

1.800.000

1.800.000

1.800.000

1.800.000

1.800.000

kursi romawi

13.650.000

13.650.000

13.650.000

13.650.000

13.650.000

13.650.000

13.650.000

13.650.000

13.650.000

13.650.000

kursi romawi baru

6.500.000

6.500.000

6.500.000

6.500.000

6.500.000

6.500.000

6.500.000

6.500.000

6.500.000

6.500.000

kursi romawi bunga

23.250.000

23.250.000

23.250.000

23.250.000

23.250.000

23.250.000

23.250.000

23.250.000

23.250.000

23.250.000

kursi romawi garuda

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

kursi romawi kobra

31.800.000

31.800.000

31.800.000

31.800.000

31.800.000

31.800.000

31.800.000

31.800.000

31.800.000

31.800.000

kursi romawi polos

18.950.000

18.950.000

18.950.000

18.950.000

18.950.000

18.950.000

18.950.000

18.950.000

18.950.000

18.950.000

kursi romawi selendang

6.000.000

6.000.000

6.000.000

6.000.000

6.000.000

6.000.000

6.000.000

6.000.000

6.000.000

6.000.000

kursi romawi selendang bunga

13.000.000

13.000.000

13.000.000

13.000.000

13.000.000

13.000.000

13.000.000

13.000.000

13.000.000

13.000.000

45

Lampiran 6. Lanjutan.
Tahun ke
No

Uraian

jumlah

kursi romawi ukir

10

4.750.000

4.750.000

4.750.000

4.750.000

4.750.000

4.750.000

4.750.000

4.750.000

4.750.000

4.750.000

kursi salur

240.000.

240.000.

240.000.

240.000.

240.000.

240.000.

240.000.

240.000.

240.000.

240.000.

kursi salur batik kaung

7.000.000

7.000.000

7.000.000

7.000.000

7.000.000

7.000.000

7.000.000

7.000.000

7.000.000

7.000.000

kursi salur bunga

3.600.000

3.600.000

3.600.000

3.600.000

3.600.000

3.600.000

3.600.000

3.600.000

3.600.000

3.600.000

kursi salur daun

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

kursi salur keranjang

4.750.000

4.750.000

4.750.000

4.750.000

4.750.000

4.750.000

4.750.000

4.750.000

4.750.000

4.750.000

kursi salur minimalis

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

kursi seraton

8.800.000

8.800.000

8.800.000

8.800.000

8.800.000

8.800.000

8.800.000

8.800.000

8.800.000

8.800.000

kursi seraton padi

13.700.000

13.700.000

13.700.000

13.700.000

13.700.000

13.700.000

13.700.000

13.700.000

13.700.000

13.700.000
3.000.000

kursi seraton salur

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

kursi sofa bungkus

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

kursi sudut

18.000.000

18.000.000

18.000.000

18.000.000

18.000.000

18.000.000

18.000.000

18.000.000

18.000.000

18.000.000

kursi sudut bakar

22.000.000

22.000.000

22.000.000

22.000.000

22.000.000

22.000.000

22.000.000

22.000.000

22.000.000

22.000.000

kursi sudut bakar motif baru

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

kursi sudut finishing bakar

16.850.000

16.850.000

16.850.000

16.850.000

16.850.000

16.850.000

16.850.000

16.850.000

16.850.000

16.850.000

kursi sudut tangan

8.000.000

8.000.000

8.000.000

8.000.000

8.000.000

8.000.000

8.000.000

8.000.000

8.000.000

8.000.000

kursi sudut ukir bakar

4.200.000

4.200.000

4.200.000

4.200.000

4.200.000

4.200.000

4.200.000

4.200.000

4.200.000

4.200.000

kursi tamu bakar

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

kursi tamu kecil

2.250.000

2.250.000

2.250.000

2.250.000

2.250.000

2.250.000

2.250.000

2.250.000

2.250.000

2.250.000

kursi tamu teratai kecubung

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

kursi teras

2.100.000

2.100.000

2.100.000

2.100.000

2.100.000

2.100.000

2.100.000

2.100.000

2.100.000

2.100.000

8.100.000

8.100.000

8.100.000

8.100.000

8.100.000

8.100.000

8.100.000

8.100.000

8.100.000

8.100.000

kursi teras anggur

13

kursi teras anggur bakar

660.000.

660.000.

660.000.

660.000.

660.000.

660.000.

660.000.

660.000.

660.000.

660.000.

kursi teras motif bambu

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

kursi teras anggur

625.000.

625.000.

625.000.

625.000.

625.000.

625.000.

625.000.

625.000.

625.000.

625.000.

46

Lampiran 6. Lanjutan.
Tahun ke
5

10

kursi teras terang

600.000.

600.000.

600.000.

600.000.

600.000.

600.000.

600.000.

600.000.

600.000.

600.000.

kursi teratai

11.000.000

11.000.000

11.000.000

11.000.000

11.000.000

11.000.000

11.000.000

11.000.000

11.000.000

11.000.000

kursi teratai ganja

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

kursi teratai kecubung

8.600.000

8.600.000

8.600.000

8.600.000

8.600.000

8.600.000

8.600.000

8.600.000

8.600.000

8.600.000

No

Uraian

jumlah

kursi terpon ganja

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

kursi thailand

5.500.000

5.500.000

5.500.000

5.500.000

5.500.000

5.500.000

5.500.000

5.500.000

5.500.000

5.500.000

kursi yuyu

4.750.000

4.750.000

4.750.000

4.750.000

4.750.000

4.750.000

4.750.000

4.750.000

4.750.000

4.750.000

kusen pintu jati

5.750.000

5.750.000

5.750.000

5.750.000

5.750.000

5.750.000

5.750.000

5.750.000

5.750.000

5.750.000

lanci romawi selendang bunga

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

6.000.000

J. LEMARI.
lemari anggur

6.000.000

6.000.000

6.000.000

6.000.000

6.000.000

6.000.000

6.000.000

6.000.000

6.000.000

lemari dapur

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

lemari lengkung

8.000.000

8.000.000

8.000.000

8.000.000

8.000.000

8.000.000

8.000.000

8.000.000

8.000.000

8.000.000

lemari lengkung cermin

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

lemari mat kaki

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

lemari mawar

6.600.000

6.600.000

6.600.000

6.600.000

6.600.000

6.600.000

6.600.000

6.600.000

6.600.000

6.600.000

lemari mawar p2

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

lemari mawar p3

3.300.000

3.300.000

3.300.000

3.300.000

3.300.000

3.300.000

3.300.000

3.300.000

3.300.000

3.300.000

lemari p2 anggur

4.800.000

4.800.000

4.800.000

4.800.000

4.800.000

4.800.000

4.800.000

4.800.000

4.800.000

4.800.000

lemari p2 cermin

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

lemari p2 cermin laci3

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

lemari p2 gambar kaki gareng

5.700.000

5.700.000

5.700.000

5.700.000

5.700.000

5.700.000

5.700.000

5.700.000

5.700.000

5.700.000

lemari p2 majapahit

2.800.000

2.800.000

2.800.000

2.800.000

2.800.000

2.800.000

2.800.000

2.800.000

2.800.000

2.800.000

lemari p2 matahari

6.900.000

6.900.000

6.900.000

6.900.000

6.900.000

6.900.000

6.900.000

6.900.000

6.900.000

6.900.000

lemari p2 mawar

18.050.000

18.050.000

18.050.000

18.050.000

18.050.000

18.050.000

18.050.000

18.050.000

18.050.000

18.050.000

47

Lampiran 6. Lanjutan.
Tahun ke
5

10

lemari p2 mawar coakan kaki gareng

2.400.000

2.400.000

2.400.000

2.400.000

2.400.000

2.400.000

2.400.000

2.400.000

2.400.000

2.400.000

lemari p2 mawar kaki

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

lemari p2 mawar kaki blok

4.400.000

4.400.000

4.400.000

4.400.000

4.400.000

4.400.000

4.400.000

4.400.000

4.400.000

4.400.000

lemari p2 mawar kaki gareng

2.400.000

2.400.000

2.400.000

2.400.000

2.400.000

2.400.000

2.400.000

2.400.000

2.400.000

2.400.000

lemari p2 peluru

5.850.000

5.850.000

5.850.000

5.850.000

5.850.000

5.850.000

5.850.000

5.850.000

5.850.000

5.850.000

lemari p2 silang standar

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

lemari p3 anggur

11.600.000

11.600.000

11.600.000

11.600.000

11.600.000

11.600.000

11.600.000

11.600.000

11.600.000

11.600.000

lemari p3 mawar

10

33.450.000

33.450.000

33.450.000

33.450.000

33.450.000

33.450.000

33.450.000

33.450.000

33.450.000

33.450.000

lemari p3 mawar pintu koakan

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

lemari p3 motif mahkota

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

No

Uraian

jumlah

lemari p3 motif mawar

4.750.000

4.750.000

4.750.000

4.750.000

4.750.000

4.750.000

4.750.000

4.750.000

4.750.000

4.750.000

lemari p3 peluru

9.050.000

9.050.000

9.050.000

9.050.000

9.050.000

9.050.000

9.050.000

9.050.000

9.050.000

9.050.000

lemari p3 polos

3.300.000

3.300.000

3.300.000

3.300.000

3.300.000

3.300.000

3.300.000

3.300.000

3.300.000

3.300.000

lemari p4

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

lemari p4 anggur

4.750.000

4.750.000

4.750.000

4.750.000

4.750.000

4.750.000

4.750.000

4.750.000

4.750.000

4.750.000

lemari p4 mawar

9.000.000

9.000.000

9.000.000

9.000.000

9.000.000

9.000.000

9.000.000

9.000.000

9.000.000

9.000.000

lemari polos coak

2.400.000

2.400.000

2.400.000

2.400.000

2.400.000

2.400.000

2.400.000

2.400.000

2.400.000

2.400.000

lemari segi 6

7.850.000

7.850.000

7.850.000

7.850.000

7.850.000

7.850.000

7.850.000

7.850.000

7.850.000

7.850.000

lemari sulut india cermin

2.600.000

2.600.000

2.600.000

2.600.000

2.600.000

2.600.000

2.600.000

2.600.000

2.600.000

2.600.000

K. MEJA.

250.000.

250.000.

250.000.

250.000.

250.000.

250.000.

250.000.

250.000.

250.000.

250.000.

meja bar 2 kursi

2.600.000

2.600.000

2.600.000

2.600.000

2.600.000

2.600.000

2.600.000

2.600.000

2.600.000

2.600.000

meja kecil

300.000.

300.000.

300.000.

300.000.

300.000.

300.000.

300.000.

300.000.

300.000.

300.000.

meja ketapang

4.250.000

4.250.000

4.250.000

4.250.000

4.250.000

4.250.000

4.250.000

4.250.000

4.250.000

4.250.000

meja ketapang kaki ukir

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

meja ketapang laci

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

meja konsul kerawang

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

48

Lampiran 6. Lanjutan.
Tahun ke
No

Uraian
meja kotak

jumlah
1

10

2.250.000

2.250.000

2.250.000

2.250.000

2.250.000

2.250.000

2.250.000

2.250.000

2.250.000

2.250.000

meja makan

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

meja makan bulat

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

meja makan marnetha

5.500.000

5.500.000

5.500.000

5.500.000

5.500.000

5.500.000

5.500.000

5.500.000

5.500.000

5.500.000

meja makan oval salena

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

meja makan salena k4

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

meja osin

2.850.000

2.850.000

2.850.000

2.850.000

2.850.000

2.850.000

2.850.000

2.850.000

2.850.000

2.850.000

meja osin bunga

2.900.000

2.900.000

2.900.000

2.900.000

2.900.000

2.900.000

2.900.000

2.900.000

2.900.000

2.900.000

meja oval salena

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

meja padi

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

meja peti

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

meja rias kaca bulat

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

meja roma

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

meja tamu finishing bakar

400.000.

400.000.

400.000.

400.000.

400.000.

400.000.

400.000.

400.000.

400.000.

400.000.

meja tamu laci

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000
1.250.000

meja telpon anggur

1.250.000

1.250.000

1.250.000

1.250.000

1.250.000

1.250.000

1.250.000

1.250.000

1.250.000

meja teh

900.000.

900.000.

900.000.

900.000.

900.000.

900.000.

900.000.

900.000.

900.000.

900.000.

nakas

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

L. PINTU DAN RAK.

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

pintu coak

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000
2.180.000

pintu loakan

2.180.000

2.180.000

2.180.000

2.180.000

2.180.000

2.180.000

2.180.000

2.180.000

2.180.000

puk bak

200.000.

200.000.

200.000.

200.000.

200.000.

200.000.

200.000.

200.000.

200.000.

200.000.

puk sofa

300.000.

300.000.

300.000.

300.000.

300.000.

300.000.

300.000.

300.000.

300.000.

300.000.

rak buku

2.900.000

2.900.000

2.900.000

2.900.000

2.900.000

2.900.000

2.900.000

2.900.000

2.900.000

2.900.000

rak kecil

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

ranca bungur

4.850.000

4.850.000

4.850.000

4.850.000

4.850.000

4.850.000

4.850.000

4.850.000

4.850.000

4.850.000

49

Lampiran 6. Lanjutan.
Tahun ke
No

Uraian

jumlah

10

M. RENOVASI KURSI.
renovasi kursi biasa

5.250.000

5.250.000

5.250.000

5.250.000

5.250.000

5.250.000

5.250.000

5.250.000

5.250.000

5.250.000

renovasi kursi makan

1.050.000

1.050.000

1.050.000

1.050.000

1.050.000

1.050.000

1.050.000

1.050.000

1.050.000

1.050.000

renovasi kursi luis keong

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

renofasi kursi romawi garuda

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

renofasi kursi tamu

900.000.

900.000.

900.000.

900.000.

900.000.

900.000.

900.000.

900.000.

900.000.

900.000.

N. SKETSEL.
sketsel anggur

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

sketsel anggur finishing bakar

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

sofa 2 ddk

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

sofa anggur

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

sofa angsa

1.300.000

1.300.000

1.300.000

1.300.000

1.300.000

1.300.000

1.300.000

1.300.000

1.300.000

1.300.000

sofa bed

3.750.000

3.750.000

3.750.000

3.750.000

3.750.000

3.750.000

3.750.000

3.750.000

3.750.000

3.750.000

sofa blok ukir

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

sofa bunga

14.000.000

14.000.000

14.000.000

14.000.000

14.000.000

14.000.000

14.000.000

14.000.000

14.000.000

14.000.000

O. SOFA.

sofa bungkus

23.000.000

23.000.000

23.000.000

23.000.000

23.000.000

23.000.000

23.000.000

23.000.000

23.000.000

23.000.000

sofa cleopatra

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

sofa cleopatra kecil

3.250.000

3.250.000

3.250.000

3.250.000

3.250.000

3.250.000

3.250.000

3.250.000

3.250.000

3.250.000

sofa ketapang

8.450.000

8.450.000

8.450.000

8.450.000

8.450.000

8.450.000

8.450.000

8.450.000

8.450.000

8.450.000

sofa selson

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

sofa telfon anggur

1.100.000

1.100.000

1.100.000

1.100.000

1.100.000

1.100.000

1.100.000

1.100.000

1.100.000

1.100.000

sofa telfon angsa

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

sofa thailand ukir

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

sofa thailand ukir bunga

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

sofa telfon bakar

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

1.500.000

sofa telfon bunga

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

50

Lampiran 6. Lanjutan.
Tahun ke
No

Uraian

jumlah

10

P. TEMPAT TIDUR.
tempat tidur anggur

3.200.000

3.200.000

3.200.000

3.200.000

3.200.000

3.200.000

3.200.000

3.200.000

3.200.000

3.200.000

tempat tidur anggur no 1

6.250.000

6.250.000

6.250.000

6.250.000

6.250.000

6.250.000

6.250.000

6.250.000

6.250.000

6.250.000

tempat tidur anggur no 3

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

1.400.000

tempat tidur anggur ukir

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

tempat tidur Hara no 2

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

tempat tidur india no 1

1.600.000

1.600.000

1.600.000

1.600.000

1.600.000

1.600.000

1.600.000

1.600.000

1.600.000

1.600.000

tempat tidur kanosta no2

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

tempat tidur kanosta no1

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

tempat tidur kembang

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

tempat tidur kerang no2

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

tempat tidur ketapang

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

tempat tidur kotak

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

tempat tidur kotak tambang

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

2.750.000

tempat tidur liang

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

tempat tidur matahari

950.000.

950.000.

950.000.

950.000.

950.000.

950.000.

950.000.

950.000.

950.000.

950.000.

tempat tidur matro

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

tempat tidur mawar

7.850.000

7.850.000

7.850.000

7.850.000

7.850.000

7.850.000

7.850.000

7.850.000

7.850.000

7.850.000

tempat tidur mawar no1

6.400.000

6.400.000

6.400.000

6.400.000

6.400.000

6.400.000

6.400.000

6.400.000

6.400.000

6.400.000

tempat tidur mawar no2

10

15.900.000

15.900.000

15.900.000

15.900.000

15.900.000

15.900.000

15.900.000

15.900.000

15.900.000

15.900.000

tempat tidur mawar sayap

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

tempat tidur mawar ukir tembus

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

tempat tidur mawar ular kerawang

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

tempat tidur max no1

29

28.050.000

28.050.000

28.050.000

28.050.000

28.050.000

28.050.000

28.050.000

28.050.000

28.050.000

28.050.000

tempat tidur max no2

27

26.800.000

26.800.000

26.800.000

26.800.000

26.800.000

26.800.000

26.800.000

26.800.000

26.800.000

26.800.000

tempat tidur max no3

800.000.

800.000.

800.000.

800.000.

800.000.

800.000.

800.000.

800.000.

800.000.

800.000.

51

Lampiran 6. Lanjutan.
Tahun ke
5

10

tempat tidur motif roti

12.000.000

12.000.000

12.000.000

12.000.000

12.000.000

12.000.000

12.000.000

12.000.000

12.000.000

12.000.000

tempat tidur polos

2.900.000

2.900.000

2.900.000

2.900.000

2.900.000

2.900.000

2.900.000

2.900.000

2.900.000

2.900.000

tempat tidur pranas no1

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

tempat tidur prancis no2

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

2.500.000

tempat tidur silang no1

2.950.000

2.950.000

2.950.000

2.950.000

2.950.000

2.950.000

2.950.000

2.950.000

2.950.000

2.950.000
1.900.000

No

Uraian

jumlah

tempat tidur silang no2

1.900.000

1.900.000

1.900.000

1.900.000

1.900.000

1.900.000

1.900.000

1.900.000

1.900.000

tempat tidur silang no3

950.000.

950.000.

950.000.

950.000.

950.000.

950.000.

950.000.

950.000.

950.000.

950.000.

tempat tidur silang ulin

1.850.000

1.850.000

1.850.000

1.850.000

1.850.000

1.850.000

1.850.000

1.850.000

1.850.000

1.850.000

tempat tidur slorok

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

tempat tidur ukir

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

tempat tidur ukir penuh

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

3.000.000

tempat tidur versale no2

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

4.500.000

R. TOALET

1.300.000

1.300.000

1.300.000

1.300.000

1.300.000

1.300.000

1.300.000

1.300.000

1.300.000

1.300.000

toalet biasa.

1.300.000

1.300.000

1.300.000

1.300.000

1.300.000

1.300.000

1.300.000

1.300.000

1.300.000

1.300.000

toalet gi mat

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

toalet mat

1.850.000

1.850.000

1.850.000

1.850.000

1.850.000

1.850.000

1.850.000

1.850.000

1.850.000

1.850.000

toalet mawar

14.800.000

14.800.000

14.800.000

14.800.000

14.800.000

14.800.000

14.800.000

14.800.000

14.800.000

14.800.000

toalet minimalis

1.600.000

1.600.000

1.600.000

1.600.000

1.600.000

1.600.000

1.600.000

1.600.000

1.600.000

1.600.000

toalet pelembang

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

3.500.000

toalet x

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

26.050.000

26.050.000

26.050.000

26.050.000

26.050.000

26.050.000

26.050.000

26.050.000

26.050.000

26.050.000

1.649.015.000

1.649.015.000

1.649.015.000

1.649.015.000

1.649.015.000

1.649.015.000

1.649.015.000

1.649.015.000

1.649.015.000

1.649.015.000

391.357.000

391.357.000

391.357.000

391.357.000

391.357.000

391.357.000

391.357.000

391.357.000

391.357.000

391.357.000

2.040.372.000

2.040.372.000

2.040.372.000

2.040.372.000

2.040.372.000

2.040.372.000

2.040.372.000

2.040.372.000

2.040.372.000

2.040.372.000

toalet
total penjualan
piutang
total Inflow

52

Lampiran 6. Lanjutan.
Tahun ke
No

Uraian

jumlah

10

II. Outflow
A. BIAYA INVESTASI.
gedung kantor galerry

3.194.400.000

gedung bengkel prosesing mebel kayu

532.400.000

instalasi listrik

7.711.500

instalasi telpon
kendaraan bermotor

450.000.
3

27.951.000

kendaraan roda empat

66.550.000

komputer

7.986.000

televisi

1.863.400

jam

66.550.

lemari

6.655.000

CCTV

peralatan bengkel mebel

5.500.000
36.535.950

B. BIAYA PRODUKSI.
B.1 BIAYA TETAP.
gaji pegawai tetap

67.200.000

67.200.000

67.200.000

67.200.000

67.200.000

67.200.000

67.200.000

67.200.000

67.200.000

67.200.000

gaji pegawai harian

32

307.200.000

307.200.000

307.200.000

307.200.000

307.200.000

307.200.000

307.200.000

307.200.000

307.200.000

307.200.000

lembur

39

187.200.000

187.200.000

187.200.000

187.200.000

187.200.000

187.200.000

187.200.000

187.200.000

187.200.000

187.200.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

1.750.000

biaya pemeliharaan aktiva tetap

C. BIAYA VARIABEL.
biaya kantor

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

4.000.000

biaya bahan pembuat mebel

47.136.458

47.136.458

47.136.458

47.136.458

47.136.458

47.136.458

47.136.458

47.136.458

47.136.458

47.136.458

biaya pengangkutan bahan baku

43.200.000

43.200.000

43.200.000

43.200.000

43.200.000

43.200.000

43.200.000

43.200.000

43.200.000

43.200.000

53

Lampiran 6. Lanjutan.
Tahun ke
No

Uraian
total outflow

jumlah

10

3.888.069.400

657.686.458

657.686.458

657.686.458

657.686.458

657.686.458

657.686.458

657.686.458

657.686.458

657.686.458

657.686.458

PPH 30%

197.305.937

197.305.937

197.305.937

197.305.937

197.305.937

197.305.937

197.305.937

197.305.937

197.305.937

197.305.937

total outflow setelah pajak

854.992.395

854.992.395

854.992.395

854.992.395

854.992.395

854.992.395

854.992.395

854.992.395

854.992.395

854.992.395

total inflow-total outflow

-3.888.069.400

1.382.685.542

1.382.685.542

1.382.685.542

1.382.685.542

1.382.685.542

1.382.685.542

1.382.685.542

1.382.685.542

1.382.685.542

1.382.685.542

PPH 30%

-1.166.420.820

414.805.663

414.805.663

414.805.663

414.805.663

414.805.663

414.805.663

414.805.663

414.805.663

414.805.664

414.805.664

keuntungan setelah pajak

-2.721.648.580

967.879.879

967.879.879

967.879.879

967.879.879

967.879.879

967.879.879

967.879.879

967.879.879

967.879.882

967.879.883

54

Lampiran 7. Perhitungan NPV usaha mebel kayu (normal).

tahun
ke

Total Inflow

total outflow setelah pajak

cash incame setelah pajak

DF 10%

present value inflow

present value outflow

present value cash income

2.721.648.580

-2.721.648.580

2.721.648.580

-2.721.648.580

2.040.372.000

854.992.395

967.879.879

0.909.090.909

1.854.883.636

777.265.814

879.890.800

2.040.372.000

854.992.395

967.879.879

0.826.446.281

1.686.257.851

706.605.286

799.900.727

2.040.372.000

854.992.395

967.879.879

0.751.314.801

1.532.961.683

642.368.441

727.182.479

2.040.372.000

854.992.395

967.879.879

0.683.013.455

1.393.601.530

583.971.310

661.074.981

2.040.372.000

854.992.395

967.879.879

0.620.921.323

1.266.910.482

530.883.009

600.977.255

2.040.372.000

854.992.395

967.879.879

0.564.473.930

1.151.736.802

482.620.918

546.342.959

2.040.372.000

854.992.395

967.879.879

0.513.158.118

1.047.033.456

438.746.289

496.675.418

2.040.372.000

854.992.395

967.879.879

0.466.507.380

951.848.596

398.860.263

451.523.107

2.040.372.000

854.992.395

967.879.879

0.424.097.618

865.316.906

362.600.239

410.475.552

10

2.040.372.000

854.992.395

967.879.879

0.385.543.289

786.651.733

329.636.581

373.159.593

12.537.202.675

7.975.206.728

3.225.554.289

total
NPV

Lampiran 8. Perhitungan BCR.


DF 10%
tahun ke

pembilang

penyebut

2.721.648.580

879.890.800

799.900.727

727.182.479

661.074.981

600.977.255

546.342.959

55

Lampiran 8. Lanjutan.
DF 10%
tahun ke

pembilang

penyebut

496.675.418

451.523.107

410.475.552

10
total

373.159.593
5.947.202.869

2.721.648.580

BCR

2.1851

Lampiran 9. Perhitungan masa pengembalian modal (payback period).


tahun

biaya investasi
0

2.721.648.580

cash income setelah pajak

pengembalian modal
0

-2.721.648.580

967.879.879

-1.753.768.701

967.879.879

-785.888.821

967.879.879

181.991.058

967.879.879

1.149.870.938

967.879.879

2.117.750.817

967.879.879

3.085.630.696

967.879.879

4.053.510.576

967.879.879

5.021.390.455

967.879.879

5.989.270.335

10

967.879.879

6.957.150.214

Perhitungan waktu pengembalian modal (payback period) = 2 tahun + (785.888.821.2/967.879.879)x1 tahun = 2.8119 tahun.

56

Lampiran 10. Perhitungan IRR.


tahun ke

Total Inflow

total outflow setelah pajak

cash incame setelah pajak

2.721.648.580

-2.721.648.580

2.040.372.000

854.992.395

967.879.879

2.040.372.000

854.992.395

2.040.372.000

DF 20%

present value inflow

present value outflow

present value cash income

2.721.648.580

-2.721.648.580

0.833.333.333

1.700.310.000

712.493.663

806.566.566

967.879.879

0.694.444.444

1.416.925.000

593.744.719

672.138.805

854.992.395

967.879.879

0.578.703.704

1.180.770.833

494.787.266

560.115.671

2.040.372.000

854.992.395

967.879.879

0.482.253.086

983.975.694

412.322.722

466.763.059

2.040.372.000

854.992.395

967.879.879

0.401.877.572

819.979.745

343.602.268

388.969.216

2.040.372.000

854.992.395

967.879.879

0.334.897.977

683.316.455

286.335.223

324.141.013

2.040.372.000

854.992.395

967.879.879

0.279.081.647

569.430.379

238.612.686

270.117.511

2.040.372.000

854.992.395

967.879.879

0.232.568.039

474.525.316

198.843.905

225.097.926

2.040.372.000

854.992.395

967.879.879

0.193.806.699

395.437.763

165.703.254

187.581.605

10

2.040.372.000

854.992.395

967.879.879

0.161.505.583

329.531.469

138.086.045

156.318.004

8.554.202.654

6.306.180.331

1.336.160.797

total
NPV

tahun ke

Total Inflow

total outflow setelah pajak

cash incame setelah pajak

2.721.648.580

-2.721.648.580

2.040.372.000

854.992.395

967.879.879

2.040.372.000

854.992.395

2.040.372.000

4
5

DF 30%
1

present value inflow

present value outflow

present value cash income

2.721.648.580

-2.721.648.580

0.769.230.769

1.569.516.923

657.686.458

744.522.984

967.879.879

0.591.715.976

1.207.320.710

505.912.660

572.709.988

854.992.395

967.879.879

0.455.166.136

928.708.239

389.163.585

440.546.145

2.040.372.000

854.992.395

967.879.879

0.350.127.797

714.390.953

299.356.604

338.881.650

2.040.372.000

854.992.395

967.879.879

0.269.329.074

549.531.502

230.274.310

260.678.192

2.040.372.000

854.992.395

967.879.879

0.207.176.211

422.716.540

177.134.085

200.521.686

2.040.372.000

854.992.395

967.879.879

0.159.366.316

325.166.569

136.256.988

154.247.451

2.040.372.000

854.992.395

967.879.879

0.122.589.474

250.128.130

104.813.068

118.651.885

2.040.372.000

854.992.395

967.879.879

0.094.299.595

192.406.254

80.625.437

91.270.681

10

2.040.372.000

854.992.395

967.879.879

0.072.538.150

148.004.811

62.019.567

70.208.216

57

Lampiran 10. Lanjutan.


tahun ke

Total Inflow

total outflow setelah pajak

cash incame setelah pajak

DF 30%

present value inflow

present value outflow

total

present value cash income


270.590.298

NPV

tahun ke

Total Inflow

total outflow setelah pajak

cash incame setelah pajak

DF 40%

present value inflow

present value outflow

present value cash income

2.721.648.580

-2.721.648.580

2.721.648.580

-2.721.648.580

2.040.372.000

854.992.395

967.879.879

0.714.285.714

1.457.408.571

610.708.854

691.342.771

2.040.372.000

854.992.395

967.879.879

0.510.204.082

1.041.006.122

436.220.610

493.816.265

2.040.372.000

854.992.395

967.879.879

0.364.431.487

743.575.802

311.586.150

352.725.904

2.040.372.000

854.992.395

967.879.879

0.260.308.205

531.125.573

2.22.561.536

251.947.074

2.040.372.000

854.992.395

967.879.879

0.185.934.432

379.375.409

158.972.526

179.962.196

2.040.372.000

854.992.395

967.879.879

0.132.810.309

270.982.435

113.551.804

128.544.426

2.040.372.000

854.992.395

967.879.879

0.094.864.506

193.558.882

81.108.431

91.817.447

2.040.372.000

854.992.395

967.879.879

0.067.760.362

138.256.344

57.934.594

65.583.891

2.040.372.000

854.992.395

967.879.879

0.048.400.258

98.754.532

41.381.853

46.845.636

10

2.040.372.000

854.992.395

967.879.879

0.034.571.613

total

70.538.951

29.558.466

33.461.169

4.924.582.622

4.785.233.403

-385.601.803

NPV
Perhitungan IRR = 30+(40-30) 270.590.298
656.192.101
=34.1236%

58

Lampiran 11. Perhitungan NPV usaha mebel kayu (terjadi peningkatan biaya produksi sebesar 10%)

tahun ke

Total Inflow

total outflow setelah pajak

cash income setelah pajak

DF 10%

present value inflow

present value outflow

present value cash income

2.721.648.580

-2.721.648.580

2.721.648.580

-2.721.648.580

2.040.372.000

1.798.491.635

547.879.879

0.909.090.909

1.854.883.636

1.634.992.395

498.072.618

2.040.372.000

1.798.491.635

547.879.879

0.826.446.281

1.686.257.851

1.486.356.723

452.793.289

2.040.372.000

1.798.491.635

547.879.879

0.751.314.801

1.532.961.683

1.351.233.385

411.630.263

2.040.372.000

1.798.491.635

547.879.879

0.683.013.455

1.393.601.530

1.228.393.986

374.209.330

2.040.372.000

1.798.491.635

547.879.879

0.620.921.323

1.266.910.482

1.116.721.805

340.190.300

2.040.372.000

1.798.491.635

547.879.879

0.564.473.930

1.151.736.802

1.015.201.641

309.263.909

2.040.372.000

1.798.491.635

547.879.879

0.513.158.118

1.047.033.456

922.910.583

281.149.008

2.040.372.000

1.798.491.635

547.879.879

0.466.507.380

951.848.596

839.009.621

255.590.007

2.040.372.000

1.798.491.635

547.879.879

0.424.097.618

865.316.906

762.736.019

232.354.552

10

2.040.372.000

1.798.491.635

547.879.879

0.385.543.289

786.651.733

693.396.381

211.231.411

12.537.202.675

13.772.601.120

644.836.105

total
NPV

Lampiran 12. Perhitungan BCR


DF 10%
tahun ke

pembilang

penyebut

2.721.648.580

498.072.618

452.793.289

411.630.263

374.209.330

340.190.300

309.263.909

59

Lampiran 12. Lanjutan.


DF 10%
tahun ke

pembilang

penyebut

281.149.008

255.590.007

232.354.552

10

211.231.411

total

3.366.484.685

2.721.648.580

BCR

1.2369

Lampiran 13. Perhitungan masa pengembalian modal (payback period)


tahun

biaya investasi
0

2.721.648.580

cash income setelah pajak

pengembalian modal
0

-2.721.648.580

547.879.879

-2.173.768.701

547.879.879

-1.625.888.821

547.879.879

-1.078.008.942

547.879.879

-530.129.062

547.879.879

17.750.817

547.879.879

565.630.696

547.879.879

1.113.510.576

547.879.879

1.661.390.455

547.879.879

2.209.270.335

10

547.879.879

2.757.150.214

Perhitungan masa pengembalian modal (payback period) = 4 tahun + 530.129.062 x 1 tahun= 4.96 tahun.
547.879.879

60

Lampiran 14. Perhitungan IRR

tahun ke

Total Inflow

total outflow setelah pajak

cash incame setelah pajak

DF 20%

present value inflow

present value outflow

present value cash income

2.721.648.580

-2.721.648.580

2.721.648.580

-2.721.648.580

2.040.372.000

1.798.491.635

547.879.879

0.833.333.333

1.700.310.000

1.498.743.029

456.566.566

2.040.372.000

1.798.491.635

547.879.879

0.694.444.444

1.416.925.000

1.248.952.524

380.472.139

2.040.372.000

1.798.491.635

547.879.879

0.578.703.704

1.180.770.833

1.040.793.770

317.060.115

2.040.372.000

1.798.491.635

547.879.879

0.482.253.086

983.975.694

867.328.142

264.216.763

2.040.372.000

1.798.491.635

547.879.879

0.401.877.572

819.979.745

722.773.452

220.180.636

2.040.372.000

1.798.491.635

547.879.879

0.334.897.977

683.316.455

602.311.210

183.483.863

2.040.372.000

1.798.491.635

547.879.879

0.279.081.647

569.430.379

501.926.008

152.903.219

2.040.372.000

1.798.491.635

547.879.879

0.232.568.039

474.525.316

418.271.673

127.419.349

2.040.372.000

1.798.491.635

547.879.879

0.193.806.699

395.437.763

348.559.728

106.182.791

10

2.040.372.000

1.798.491.635

547.879.879

0.161.505.583

329.531.469

290.466.440

88.485.659

8.554.202.654

10.261.774.556

-424.677.479

total

Perhitungan IRR

20403720000

= 20 + (20-10)

644.836.105
644.836.105-(-424.677.479)

= 16.03 %

61

Lampiran 15. Perhitungan NPV usaha mebel kayu (Apabila terjadi penurunan harga produk sebesar 10%)

tahun ke

Total Inflow

total outflow setelah pajak

cash incame setelah pajak

DF 10%

present value inflow

present value outflow

present value cash income

2.721.648.580

-2.721.648.580

2.721.648.580

-2.721.648.580

1.836.334.800

854.992.395

825.053.839

0.909.090.909

1.669.395.273

777.265.814

750.048.945

1.836.334.800

854.992.395

825.053.839

0.826.446.281

1.517.632.066

706.605.286

681.862.677

1.836.334.800

854.992.395

825.053.839

0.751.314.801

1.379.665.515

642.368.441

619.875.161

1.836.334.800

854.992.395

825.053.839

0.683.013.455

1.254.241.377

583.971.310

563.522.874

1.836.334.800

854.992.395

825.053.839

0.620.921.323

1.140.219.434

530.883.009

512.293.522

1.836.334.800

854.992.395

825.053.839

0.564.473.930

1.036.563.121

482.620.918

465.721.383

1.836.334.800

854.992.395

825.053.839

0.513.158.118

942.330.110

438.746.289

423.383.076

1.836.334.800

854.992.395

825.053.839

0.466.507.380

856.663.737

398.860.263

384.893.705

1.836.334.800

854.992.395

825.053.839

0.424.097.618

778.785.216

362.600.239

349.903.368

10

1.836.334.800

854.992.395

825.053.839

0.385.543.289

707.986.560

329.636.581

318.093.971

11.283.482.408

7.975.206.728

2.347.950.102

total
NPV

Lampiran 16. Perhitungan BCR.


DF 10%
tahun ke

Pembilang

penyebut

2.721.648.580

750.048.945

681.862.677

619.875.161

563.522.874

512.293.522

465.721.383

62

Lampiran 16. Lanjutan.


DF 10%
tahun ke

Pembilang

penyebut

423.383.076

384.893.705

349.903.368

10

318.093.971

total

5.069.598.682

2.721.648.580

BCR

1.8627

Lampiran 17. Perhitungan masa pengembalian modal (payback period)


tahun

biaya investasi
0

cash income setelah pajak


2.721.648.580

pengembalian modal
0

-2.721.648.580

825.053.839

-1.896.594.741

825.053.839

-1.071.540.901

825.053.839

-246.487.062

825.053.839

578.566.778

825.053.839

1.403.620.617

825.053.839

2.228.674.456

825.053.839

3.053.728.296

825.053.839

3.878.782.135

825.053.839

4.703.835.975

10

825.053.839

5.528.889.814

Perhitungan masa pengembalian modal (payback period )= 3 tahun + 246.487.062 x 1 tahun.


825.053.839
= 3.29 tahun.

63

Lampiran 18. Perhitungan IRR.


tahun ke

Total Inflow

total outflow setelah pajak

cash incame setelah pajak

DF 20%

present value inflow

present value outflow

present value cash income

2.721.648.580

-2.721.648.580

2.721.648.580

-2.721.648.580

1.836.334.800

854.992.395

825.053.839

0.833.333.333

1.530.279.000

712.493.663

687.544.866

1.836.334.800

854.992.395

825.053.839

0.694.444.444

1.275.232.500

593.744.719

572.954.055

1.836.334.800

854.992.395

825.053.839

0.578.703.704

1.062.693.750

494.787.266

477.461.713

1.836.334.800

854.992.395

825.053.839

0.482.253.086

885.578.125

412.322.722

397.884.761

1.836.334.800

854.992.395

825.053.839

0.401.877.572

737.981.771

343.602.268

331.570.634

1.836.334.800

854.992.395

825.053.839

0.334.897.977

614.984.809

286.335.223

276.308.862

1.836.334.800

854.992.395

825.053.839

0.279.081.647

512.487.341

238.612.686

230.257.385

1.836.334.800

854.992.395

825.053.839

0.232.568.039

427.072.784

198.843.905

191.881.154

1.836.334.800

854.992.395

825.053.839

0.193.806.699

355.893.987

165.703.254

159.900.962

10

1.836.334.800

854.992.395

825.053.839

0.161.505.583

296.578.323

138.086.045

133.250.801

7.698.782.389

6.306.180.331

737.366.611

total
NPV

tahun ke

Total Inflow

total outflow setelah pajak

cash incame setelah pajak

DF 30%

present value inflow

present value outflow

present value cash income

2.721.648.580

-2.721.648.580

2.721.648.580

-2.721.648.580

1.836.334.800

854.992.395

825.053.839

0.769.230.769

1.412.565.231

657.686.458

634.656.800

1.836.334.800

854.992.395

825.053.839

0.591.715.976

1.086.588.639

505.912.660

488.197.538

1.836.334.800

854.992.395

825.053.839

0.455.166.136

835.837.415

389.163.585

375.536.568

1.836.334.800

854.992.395

825.053.839

0.350.127.797

642.951.857

299.356.604

288.874.283

1.836.334.800

854.992.395

825.053.839

0.269.329.074

494.578.352

230.274.310

222.210.987

1.836.334.800

854.992.395

825.053.839

0.207.176.211

380.444.886

177.134.085

170.931.528

1.836.334.800

854.992.395

825.053.839

0.159.366.316

292.649.912

136.256.988

131.485.791

1.836.334.800

854.992.395

825.053.839

0.122.589.474

225.115.317

104.813.068

101.142.916

1.836.334.800

854.992.395

825.053.839

0.094.299.595

173.165.629

80.625.437

77.802.243

10

1.836.334.800

854.992.395

825.053.839

0.072.538.150

133.204.330

62.019.567

59.847.879

64

Lampiran 18. Lanjutan


tahun ke

Total Inflow

total outflow setelah pajak

cash incame setelah pajak

total

DF 30%

present value inflow


5.677.101.568

present value outflow


5.364.891.342

present value cash income


-170.962.047

NPV

Perhitungan IRR

= 20+(30-20)

737.366.611
737.366.611-(-170.962.047)

= 28.11 %

65

Anda mungkin juga menyukai