Anda di halaman 1dari 28

HUKUM PERDAGANGAN FOREX BESERTA PERAMALANNYA dalam PERSPEKTIF ISLAM

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan Internasional Dosen Pengampu : M. Kurnia Rahman Abadi

Disusun Oleh: Ima Akmala Nur Muharomah 09390067 KUI - B

JURUSAN KEUANGAN ISLAM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2012 KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, pujian pantas penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wataala atas segala limpahan rahmat, nikmat, dan hidayah-Nya sehingga paper sederhana yang berjudul Hukum Perdagangan Forex Beserta Peramalannya Dalam Perspektif Islam dapat diselesaikan tepat waktu. Tak lupa shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, inspirator terbaik dalam segala keteladanannya. Paper ini dibuat tidak hanya sebatas memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan Internasional, tetapi juga sebagai upaya penulis untuk menambah pemahaman serta pembelajaran terkait dengan ruang lingkup Manajemen Keuangan Internasional, yakni mengenai Peramalan Nilai Tukar, khususnya mengenai bila ditinjau dari sudut pandang Islam. Diharapkan paper ini dapat memberikan tambahan pemahaman pembaca bagaimana Islam memandang perdagangan forex, peramalan nilai tukar, manfaat peramalan nilai tukar serta hal-hal lain yang berkaitan dengan forex dan forecasting signal forex. Penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada Bapak M. Kurnia Rahman selaku dosen mata kuliah Manajemen Keuangan Internasional atas segala ilmu yang disampaikan selama perkuliahan berlangsung, dan kesempatan untuk menyusun paper ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan terkhusus kepada kedua orang tua dan sahabat-sahabat di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta atas motivasi serta masukannya untuk penulis sehingga hambatan dalam penulisan paper ini bisa teratasi. Akhirnya, penulis sungguh menyadari bahwa paper ini masih jauh dari sempurna, untuk itu mohon maaf atas segala keterbatasan. Dengan kerendahan hati, penulis mengharap kritik dan saran pembaca yang tentu akan sangat bermanfaat untuk penyempurnaan bagi penulisan paper selanjutnya. Wassalamualaikum Wr.Wb. Yogyakarta, Januari 2012 Ima Akmala

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN


A. B. C.

1 2 3

Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penulisan

4 6 6

BAB II. PEMBAHASAN


A. B. C. D.

Konsep Dasar Forex Teori Peramalan Nilai Tukar Trading Forex Ditinjau Dari Perspektif Hukum Islam Forecast Signal Forex Ditinjau Dari Perspektif Hukum Islam

7 8 11 16 18 20 24 25

BAB III. PENUTUP LAMPIRAN DAFTAR PUSTAKA CURRICULUM VITAE PENULIS

BAB. I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah


Era globalisasi mendorong setiap individu untuk mengikuti arus

perkembangan teknologi dan informatika. Pesatnya perkembangan teknologi yang ada juga semakin memperluas ruang kreativitas bagi masyarakat, misalnya saja aktifitas network globalisasi ekonomi yang disebabkan oleh kemajuan teknologi dan informatika bukan hanya mengubah pola produktivitas ekonomi tetapi juga meningkatkan tingkat produktivitas. Dan pada saat yang bersamaan, globalisasi juga menyebabkan perubahan struktural dalam kehidupan sosial, kebudayaan, bahkan konsep waktu di berbagai lapisan masyarakat. Kecanggihan teknologi dan informatika yang ada saat ini dapat meminimalisir bahkan menghilangkan hambatan-hambatan karena batasan ruang dan waktu, serta semakin mempermudah kita dalam segala hal, termasuk dalam hal mencari nafkah. Kini, mencari uang tidak hanya selalu mengandalkan tenaga tetapi dapat juga melalui internet atau yang dikenal dengan istilah make money online. Salah satu peluang bisnis online yang sedang menjadi trend yaitu perdagangan mata uang asing atau yang lebih dikenal dengan istilah forex (foreign exchange). Bisnis ini sangat menggiurkan, di mana pelaku bisnis forex trading (trader) bisa memperoleh profit yang cukup besar hanya dalam waktu yang relatif singkat. Perolehan profit yang bersifat instant inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat, sehingga tak mengherankan jika bisnis investasi dalam bentuk forex menjadi trend saat ini. Seperti yang awam diketahui, forex merupakan perdagangan atau pertukaran valas untuk mempermudah transaksi-transaksi perdagangan berskala

internasional. Perdagangan komoditi atau barang barang kebutuhan antar negara ini tentunya memerlukan alat pembayaran yang dapat diterima secara universal, yaitu uang. Namun, tiap-tiap negara mempunyai kebijaksanaan tersendiri dan berbeda antara satu negara dengan negara yang lainnya, sehingga timbullah perbandingan nilai mata uang antar negara. Nilai mata uang suatu negara dengan negara lainnya berubah atau berfluktuasi setiap saat sesuai dengan volume penawaran dan permintaan yang terjadi pada tiap-tiap negara tersebut. Adanya permintaan dan penawaran inilah yang menimbulkan transaksi mata uang, yang secara nyata merupakan kegiatan tukar menukar mata uang yang berbeda nilainya. Namun yang menjadi permasalahan dan terus diperbincangkan oleh masyarakat, khususnya umat Muslim, yakni forex merupakan perdagangan yang menggunakan virtual money. Padahal dalam hukum jual beli Islam, benda yang menjadi objek jual beli adalah benda yang harus nyata secara fisik. Maka dari itu, masyarakat terutama umat Islam meragukan kehalalan dari praktik investasi berjangka ini, serta hasil yang diperoleh dikarenakan sifat objek yang diperjualbelikan abstrak dan tidak kasat mata. Selain itu, muncul pula pendapat negatif tentang trading forex bahwa bisnis ini merupakan suatu bentuk perjudian (gambling). Persepsi seperti ini muncul sebagai dampak sering terjadi kasus adanya trader forex lokal tak bertanggungjawab yang seringkali mempermainkan uang klien mereka menggunakan cara seperti perjudian alias sekedar bermain untung-untungan dalam forecast signal forex (ramalan pergerakan atau pertukaran valas). Jadi kalau kebetulan forecasting signal mereka tepat, akan lebih banyak klien yang memasukkan modal untuk mereka mainkan. Kalau pun sebaliknya, misalkan saja nilai pertukaran valas hari itu meleset dari forecasting signal mereka, toh mereka masih tetap mendapatkan keuntungan berupa uang komisi. Dalam kasus seperti ini, tentu saja klien-lah yang menjadi korban dari hasil analisa yang hanya mengandalkan insting semata seperti perjudian, bukannya mengandalkan hasil analisa sesuai ilmu peramalan nilai tukar. Berdasarkan uraian-uraian di atas, terlihat bahwa permasalahan hukum perdagangan forex memang mengundang minat untuk didiskusikan, maka tidak mengherankan meski hal ini sering dibahas namun selalu ramai mendapat

perhatian. Oleh karena itu, paper ini akan mencoba mengulas bagaimana sebenarnya perdagangan forex beserta peramalannya dalam hukum dan pandangan Islam.
B.

Rumusan Masalah
Pada bahasan sebelumnya, telah dikemukakan sekilas tentang perdagangan

forex atau penjualan valas, yang mana dalam transaksi perdagangan tersebut objek jual belinya bersifat abstrak dan tak kasat mata. Padahal dalam hukum jual beli Islam, benda yang menjadi objek jual beli adalah benda yang harus nyata secara fisik. Selain itu, terdapat pula dugaan bahwa dalam transaksi perdagangan forex mengandung unsur spekulasi yang diharamkan dalam hukum Islam. Lantas, bagaimanakah sebenarnya perdagangan forex beserta peramalannya dalam perspektif Islam? Pokok permasalahan-permasalahan tersebut dirumuskan sebagai berikut:
Apakah yang dimaksud dengan forex, dan bagaimanakah mekanisme

peramalanan dalam trading forex?


Mengapa diperlukan adanya peramalan dalam pertukaran kurs mata uang

asing?
Bagaimanakah hukum perdagangan forex beserta peramalannya bila

ditinjau dari perspektif Islam?

C.

Tujuan Penulisan
Penulisan paper ini bertujuan untuk memaparkan:
apa yang dimaksud dengan perdagangan forex beserta mekanisme

peramalannya,
apa tujuan dilakukannya peramalan (forecasting) dalam pertukaran kurs

mata uang,

serta hukum dari perdagangan beserta peramalan forex menurut hukum

islam. Penulis berharap, setelah membaca paper ini pembaca mendapatkan tambahan pengetahuan serta dapat memahami tentang perdagangan valas (forex) dan peramalan nilai tukar baik mekanisme maupun kajian hukumnya dalam pandangan Islam.

BAB. II PEMBAHASAN

A.

Konsep Dasar Forex


Forex (foreign exchange) merupakan suatu transaksi investasi yang

memperdagangkan mata uang suatu negara dengan mata uang negara lainnya, atau dapat disederhanakan sebagai pertukaran mata uang asing. Transaksi forex terjadi dalam pasar valas (foreign exchange market) yang melibatkan pasar-pasar uang utama di dunia secara 24 jam secara berkesinambungan. Apabila terjadi perdagangan internasional antara negara satu dengan yang lainnya, maka tiap negara membutuhkan valas sebagai alat pembayaran luar negeri, yang dalam dunia perdagangan disebut devisa. Misalnya, para eksportir Indonesia, mereka akan memperoleh devisa dari hasil ekspor yang mereka lakukan. Begitupula sebaliknya, para importir Indonesia memerlukan alat pembayaran luar negeri yang disebut devisa, untuk mengimpor komoditi yang didatangkan dari luar negeri. Dengan demikian, akan timbul penawaran dan permintaan di bursa valuta asing. Setiap negara mempunyai kebijakan tersendiri dan berwenang penuh dalam menetapkan nilai mata uangnya masing-masing, sehingga timbullah kurs, yakni perbandingan nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing. Namun

kurs dapat berubah atau berfluktuasi setiap saat, tergantung dari kekuatan ekonomi (volume permintaan dan penawaran) yang terjadi di masing-masing negara. Misalnya, jika kemarin 1 US $ diperdagangkan pada Rp 11.995,sedangkan hari ini 1 US $ diperdagangkan sebesar Rp 12.500,- artinya rupiah mengalami depresiasi (melemahnya mata uang domestik terhadap mata uang asing) sebesar Rp 505,- terhadap US $. Pencatatan kurs uang dan transaksi jual beli valas diselenggarakan di bursa valuta asing.

B.

Teori Peramalan Nilai Tukar


Meramal valas merupakan strategi yang sangat penting bagi suksesnya

usaha bisnis Internasional. Ketidaktepatan peramalan atau prediksi valas dapat menghilangkan peluang memperoleh keuntungan dari transaksi Internasional. Dengan demikian, meramal valas merupakan kunci bagi pengambil keputusan yang melibatkan transfer dana dari satu mata uang ke mata uang lain dalam suatu periode tertentu.1 Para investor, perusahaan multinasional, maupun pemerintah memerlukan peramalan nilai tukar untuk membantu dalam pengambilan keputusan mengenai:
1) Keputusan Hedging

Hedging merupakan tindakan yang dilakukan untuk melindungi sebuah perusahaan dari exposure terhadap fluktuasi nilai tukar.2 Keputusan hedging ditentukan berdasarkan nilai tukar valas hasil peramalan. Hedging dapat mencegah risiko perubahan kurs.
2) Keputusan Untuk Pembiayaan dan Investasi Jangka Pendek.

Keputusan ini terkait dengan adanya keputusan dalam hal:

1 Kuncoro, Mudrajad, 2001, Manajemen Keuangan Internasional, Edisi ke 2, UGM, Yogyakarta. 2 Madura, Jeff, 2000, Manajemen Keuangan Internasional, Edisi ke 4, Erlangga, Jakarta, hal.240.

a.

Pembiayaan (financial): ketika sebuah perusahaan ingin mengambil pinjaman, mereka memiliki akses terhadap valuta yang berbeda. Pengambil keputusan akan melihat di negara mana yang memiliki suku bunga rendah dan mengalami depresiasi (melemahnya mata uang domestik terhadap mata uang asing) sepanjang periode peminjaman sehingga akan mengurangi biaya modal.

b. Investasi (investment): terkadang perusahaan mengalami kelebihan kas

yang dapat diinvestasikan untuk jangka pendek. Idealnya, valuta dalam investasi jangka pendek haruslah mengandung suku bunga yang tinggi dan mengalami apresiasi (menguatnya mata uang domestik terhadap mata uang asing) sepanjang periode investasi.

3) Keputusan Penganggaran Modal.

Ketika sebuah perusahaan multinasional ingin membuka anak perusahaan haruslah menimbang penganggaran modalnya. Peramalan arus kas di masa depan yang digunakan dalam proses penganggaran modal tergantung pada nilai valuta di masa depan. Ketergantungan ini bisa disebabkan karena arus kas valas yang masuk atau keluar memerlukan konversi ke dalam valuta negara asal dan atau pengaruh nilai tukar masa depan atas permintaan terhadap produk-produk perusahaan. Keakuratan peramalan nilai valuta akan memperbaiki akurasi estimasi arus kas sehingga meningkatkan kemampuan pembuat keputusan.3
4) Keputusan Pembiayaan Jangka Panjang.

Penerbitan obligasi digunakan untuk mendapatkan dana jangka panjang. Perusahaan menginginkan valuta yang dipinjamnya mengalami depresiasi (melemahnya mata uang domestik terhadap mata uang asing) terhadap valuta
3 Ibid, hal. 241.

yang

mereka

terima

dari

penjualan

obligasi.

Untuk

mengestimasikan biaya penerbitan obligasi yang didenominasi dalam valas, diperlukan peramalan nilai tukar.4
5) Penilaian Laba.

Pada saat laba sebuah perusahaan multinasional dilaporkan, laba anak perusahaan ditranslasikan (pencatatan laporan laba konsolidasi dalam satu valuta tertentu ke dalam valutayang mendenominasi laporan keuangan perusahaan induk.5 Melalui peramalan nilai tukar, perusahaan dapat mengatur waktu yang tetap bagi perusahaan untuk mentransfer labanya berdasarkan kurs mata uang yang diharapkan, sehingga nantinya pengambilan keputusan ini dapat memaksimalkan nilai yang akan dikonversi ke dalam kurs domestik.

Teknik-teknik umum yang digunakan untuk melakukan peramalan nilai tukar, dikelompokkan menjadi:
1. Peramalan Teknis (Technical Forecasting)

Melibatkan pemakaian data-data nilai tukar historis untuk memprediksi nilai tukar di masa depan.
2.

Peramalan Fundamental (Fundamental Forecasting) Dilakukan berdasarkan hubungan fundamental antara variabel ekonomi makro dengan kurs. Variabel-variabel ekonomi makro diantaranya adalah inflasi, suku bunga, tingkat pertumbuhan, dan pendapatan nasional dan perubahan peredaran uang. Peramalan dilakuakan dengan cara memberikan penilaian subjektif pada tingkat di mana pergerakan variabelekonomi secara umum akan mempengaruhi tingkat kurs. Model peramalan fundamental adalah:

4 Ibid. 5 Ibid.

10

Teori Paritas Daya Beli/PPP (Purchasing Power Parity Theory),

menjelaskan hubungan fundamental antara selisih inflasi dengan nilai tukar. Namun pada kenyataannya, penggunaan teori PPP ini tetap tidak dapat menghasilkan peramalan yang akurat dengan alasan sebagai berikut: (1) Ketidakpastian pengaruh fluktuasi inflasi pada pola perdagangan, demikian juga pada tingkat bunga, (2) data yang digunakan untuk mengukur harga relative pada dua negara tidak akurat, (3) hambatan perdagangan dapat mengganggu pola perdagangan, (4) faktor lain seperti perbedaan tingkat bunga antar negara juga mempengaruhi tingkat inflasi.

Paritas Fisher Internasional/IFE (International Fisher Parity). Paritas Suku Bunga/IRP (Interest Rate Parity).

3. Peramalan Berbasis Pasar (Market Based Forecasting)

Proses membuat peramalan nilai tukar dari indikator-indikator pasar, biasanya dikembangkan berdasarkan kurs spot dan kurs forward. Model peramalannya dapat disesuaikan dengan keadaan pasar valas seperti:

Pasar Valas Efisisen Bentuk Lemah (Weakly Efficiency Market),

merupakan pasar di mana semua informasi nilai tukar historis dan berjalan telah tercermin dalam kurs-kurs spot yang berlaku.6

Pasar Valas Efisien Bentuk Semi Kuat (Semistrong Market

Efficiency), pasar di mana semua informasi publik yang relevan telah tercermin dalam kurs-kurs yang berlaku.7

Pasar Valas Efisien Bentuk Kuat (Strongly Efficiency Market),

merupakan suatu pasar valas di mana semua informasi publik dan

http://elfiraworotitjan.wordpress.com/2010/09/19/teknik-teknik-peramalan/ diakses pada 15 Januari 2012. 6 Madura, Jeff, 2000, Manajemen Keuangan Internasional, Edisi ke 4, Erlangga, Jakarta, hal.262 7 Ibid.

11

informasi non publik yag relevan tercermin dalam kurs-kurs yang berlaku.8
4. Peramalan Campuran (Mixed Forecasting)

Merupakan teknik peramalan yang paling banyak digunakan oleh perusahaan MNC karena teknik ini merupakan teknik yang lebih baik daripada teknik lainnya. Peramalan campuran merupakan gabungan antara 3 teknik peramalan sebelumnya. Cara melakukan peramalan campuran adalah dengan menimbang hasil proyeksi masing-masing teknik yang digunakan, teknik yang dianggap lebih andal diberikan bobot yang lebih besar, dan jumlah bobot totalnya adalah 100%.9 Masing-masing metode dalam teknik peramalan nilai tukar memiliki keterbatasan, dan kualitas hasil ramalan beragam. Namun karena perbedaan kurs yang bervariasi tinggi, maka tidak mengherankan jika peramalan nilai tukar tidak selalu akurat.

C.

Trading Forex Ditinjau Dari Perspektif Hukum Islam


Masyarakat, terutama umat Islam, masih banyak yang meragukan

kehalalan parktik perdagangan forex/valas. Hal ini disebabkan karena beberapa unsur yang awam dipersepsikan masyarakat dalam transaksi perdagangan forex, di antaranya yakni dugaan bahwa dalam transaksi perdagangan forex mengandung unsur spekulasi dan gharar yang diharamkan dalam hukum Islam. Selain itu, terdapat persepsi bahwa objek jual beli dalam perdagangan forex bersifat abstrak dan tak kasat mata. Sabda Nabi Muhammad SAW: Jangan Engkau menjual sesuatu yang tidak ada padamu. H.R. Abu Hurairah.
8 Ibid. 9 Ibid, hal.250-251.

12

Oleh sebagian fuqaha (ahli fiqh Islam), hadits di atas ditafsirkan secara sempit. Seakan-akan setiap parktik jual beli yang tidak ada keberadaan barang pada waktu terbentuknya akad, masuk dalam kategori haram. Penafsiran yang semacam ini, membuat fiqh Islam menjadi sulit untuk memenuhi tuntutan perkembangan zaman. Namun, sejumlah ulama klasik menentang cara penafsiran yang terkesan sempit tersebut. Misalnya ulama bermadzhab Hambali, yakni Ibn al-Qayyim, berpendapat bahwa baik dalam Al-Quran, sunnah, maupun fatwa para sahabat, tidak benar terdapat larangan jual beli yang tidak ada barangnya atau tidak beradanya barang pada saat akad dibentuk. Pendapat Ibn al-Qayyim tersebut, dijelaskan lebih lanjut oleh Dr. Syamsul Anwar, MA dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta bahwa Causa legis atau ilat larangan dalam sunnah Nabi SAW, bukan tentang ada atau tidak adanya barang, melainkan larangan adanya unsur gharar. Jadi, meskipun tidak terdapat atau tidak beradanya item yang menjadi objek saat akad dibentuk, namun harus ada kepastian objek akad tersebut ada dan dapat disediakan pada saat yang diperlukan, sehinga bisa diserahkan kepada pihak yang mempunyai hak dalam akad, dan menjadikan akad tersebut sah karena eksistensi gharar dalam suatu akad, menjadikan akad tersebut batal. Rasulullah SAW telah bersabda: ( ) Artinya: Rasulullah SAW melarang jual beli al hashah dan jual beli gharar.

13

Gharar dapat didefinisikan sebagai situasi di mana salah satu pihak yang terikat akad (al-aqidain), tidak memiliki informasi berkaitan dengan sebagian pasal dalam akad yang dipegang oleh pihak lain, dan/atau pasal kontrak yang tidak dapat dikontrol oleh salah satu pihak.10 Melalui definisi tersebut, dapat terlihat bahwa secara sederhana gharar bersumber dari masalah yang berkaitan dengan informasi dan merujuk kepada ketidakpastian yang diciptakan oleh kekurangan informasi atau kurangnya kontrol dalam suatu akad. Contohnya, transaksi jual beli burung atau ikan yang belum tertangkap, atau seseorang menjual ternak yang kabur dan belum kembali. Contoh yang lebih modern adalah ketika objek atau barang yang diperjualbelikan belum menjadi milik salah satu pihak dan tidak ada kepastian tentang kepemilikannya di masa mendatang. Contoh lainnya adalah penjualan barang milik orang lain, padahal tidak diberi kewenangan oleh pemilik barang atau pihak yang bersangkutan. Semua contoh kasus tersebut melibatkan penjualan barang atau item yang sifat keberadaannya masih merupakan kemungkinan. Macam-macam atau tingkatan gharar ada tiga11, yakni:
1) Gharar yang tingkatannya berat, hukumnya dilarang secara mufakat di

kalangan para ulama.


2) Gharar yang tingkatannya menengah, gharar dalam tingkatan ini masih

diperdebatkan. Parameter sedikit atau banyaknya unsur gharar yang terkandung dikembalikan kepada kebiasaan
3) Gharar yang tingkatannya rendah, hukumnya di kalangan ulama

dimaafkan secara mufakat. Bila dilihat dari jenis tingkatan gharar di atas, transaksi perdagangan forex termasuk dalam poin ke-2, yakni gharar yang tingkatannya menengah, karena masih diperdebatkan.
10 Zamir Iqbal dan Abbas Mirakhor, Pengantar Keuangan Islam: Teori dan Praktik, Edisi Pertama, Cetakan ke-1, (Jakarta: Kencana, 2008), hal. 88. 11 Al-Mushlih, Abdullah. Fikih Ekonomi Keuangan Islam, hal. 401.

14

Namun, para ulama ada yang berpendapat bahwa Perdagangan Berjangka Komoditi/PBK (forex adalah bagian PBK) jelas bukan termasuk dalam unsur gharar. Dengan dasar ide keadilan dalam semua transaksi keuangan Islam, syariah menganggap semua ketidakpastian kuantitas, kualitas, kemampuan untuk kembali, atau eksistensi barang yang menjadi objek akad, adalah sebentuk gharar.12 Sedangkan dalam kontrak perdagangan berjangka, jenis, kuantitas, kualitas komoditi yang dijualbelkan, serta tempat dan waktu penyerahannya sudah ditentukan. Semuanya berjalan sesuai aturan resmi yang ketat, sebagai antisipasi terjadinya praktek penyimpangan berupa penipuan. Jual beli valas diperbolehkan oleh Islam, baik transaksinya dilakukan di bursa valuta asing dan bursa efek maupun di tempat lain, karena transaksinya telah memenuhi syarat rukun jual beli menurut hukum Islam, antara lain yang terpenting sebagai berikut13:
1. Adanya ijab dan qabul yang ditandai dengan cash and carry, yakni:

ada perjanjian untuk memberi dan menerima (Ijab-Qabul) penjual menyerahkan barangnya dan pembeli membayar tunai. ijab-qabul jual beli bisa dilakukan dengan lisan, tulisan, atau

dengan utusan.14
2. Kedua belah pihak mempunyai wewenang penuh melakukan tindakan-

tindakan hukum (dewasa dan mampu berpikir sehat).


3. Valas dan saham yang memenuhi syarat untuk menjadi objek transaksi jual

beli, ialah:

suci barangnya (bukan benda najis),

12 Zamir Iqbal dan Abbas Mirakhor, Op.Cit., hal. 88. 13 Zuhdi Masyfuk, Masail Fiqhiyah: Kapita Selekta Hukum Islam, Edisi ke II, Cetakan 6, Jakarta, Haji Masagung, 1993 hal.134. 14 Sayid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, vol.III, Libanon, Darul Fikar, 1981 hal.127-128.

15

dapat dimanfaatkan, dijual oleh pemiliknya sendiri atau kuasanya atas izin pemilik, dapat diserahterimakan barangnya secara nyata, dapat diketahui barang dan harganya dengan jelas, barangnya sudah berada di tangan pemiliknya, jika barang tersebut

diperoleh dengan imbalan.

Jual beli barang yang tidak ada di tempat transaksi diperbolehkan dengan syarat harus diterangkan sifat-sifatnya atau ciri-cirinya. Kemudian jika barang sesuai dengan keterangan penjual, maka sahlah jual belinya, tetapi jika tidak sesuai maka pembeli mempunyai hak khiyar, artinya boleh meneruskan atau membatalkan jual belinya. Hal ini sesuai dengan hadis Nabi riwayat AlDaraquthni dari Abu Hurairah: "Barang siapa yang membeli sesuatu yang ia tidak melihatnya, maka ia berhak khiyar jika ia telah melihatnya". Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 28/DSN-MUI/III/2002 tentang Jual beli Mata Uang (Al-Sharf) disebutkan bahwa transaksi jual beli mata uang diperbolehkan Mata Uang (Al-Sharf) disebutkan bahwa transaksi jual beli mata uang pada prinsipnya diperbolehkan dengan ketentuan:
1) Tidak untuk spekulasi (untung-untungan). 2) Ada kebutuhan transaksi atau untuk berjaga-jaga (simpanan). 3) Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis maka nilainya

harus sama dan secara tunai (at-taqabudh).


4) Apabila berlainan jenis maka harus dilakukan dengan niali tukar (kurs)

yang berlaku pada saat transaksi dan secara tunai.

16

Di dalam fatwa tersebut terdapat pula penjelasan tentang hukum halal dan keharaman dari beberapa jenis-jenis transaksi yang ada dalam forex, seperti:
a.

Transaksi SPOT. yaitu transaksi pembelian dan penjualan valuta asing untuk penyerahan pada saat itu (over the counter) atau penyelesaiannya paling lambat dalam jangka waktu dua hari. Hukumnya adalah boleh, karena dianggap tunai, sedangkan waktu dua hari dianggap sebagai proses penyelesaian yang tidak bisa dihindari dan merupakan transaksi internasional.

b. Transaksi FORWARD.

yaitu transaksi pembelian dan penjualan valas yang nilainya ditetapkan pada saat sekarang dan diberlakukan untuk waktu yang akan datang, antara 2x24 jam sampai dengan satu tahun. Hukumnya adalah haram, karena harga yang digunakan adalah harga yang diperjanjikan (muwa'adah) dan penyerahannya dilakukan di kemudian hari, padahal harga pada waktu penyerahan tersebut belum tentu sama dengan nilai yang disepakati, kecuali dilakukan dalam bentuk forward agreement untuk kebutuhan yang tidak dapat dihindari (lil hajah).
c. Transaksi SWAP.

yaitu suatu kontrak pembelian atau penjualan valas dengan harga spot yang dikombinasikan dengan pembelian antara penjualan valas yang sama dengan harga forward. Hukumnya haram, karena mengandung unsur maisir (spekulasi). d.Transaksi OPTION.

17

yaitu kontrak untuk memperoleh hak dalam rangka membeli atau hak untuk menjual yang tidak harus dilakukan atas sejumlah unit valuta asing pada harga dan jangka waktu atau tanggal akhir tertentu. Hukumnya haram, karena mengandung unsur maisir (spekulasi).

D.

Forecast Signal Forex Ditinjau Dari Perspektif Hukum Islam


Dalam agama Islam, percaya terhadap sebuah ramalan rezeki. Khususnya

yang datang dari peramalan manusia, jelas diharamkan. Sebab, dalam kaitan jodoh, rezeki, dan ajal, adalah sebuah kewenangan mutlak dari Tuhan. Sehingga manusia tidak memiliki hak untuk turut memperhitungkan apalagi meramalkan hal-hal tersebut. Namun terkecuali jika ramalan-ramalan tersebut menggunakan perhitungan atau analisis secara akurat yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, seperti peramalan dalam nilai tukar, karena ada konsep ilmiah yang bisa dijadikan pedoman atau dasar dalam menentukan hasil peramalan. Sehingga melalui pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa hukum perdagangan valas sampai batas-batas tertentu yang sudah dijelaskan dalam sub bab sebelumnya, beserta peramalannya yang didasarkan pada analisis pemikiran secara akurat adalah sah atau halal hukumnya, asalkan sesuai dengan semangat dan jiwa norma hukum Islam.

18

BAB. III PENUTUP

Forex (foreign exchange) merupakan suatu transaksi investasi yang memperdagangkan mata uang suatu negara dengan mata uang negara lainnya, atau dapat disederhanakan sebagai pertukaran mata uang asing. Meramal valas merupakan strategi yang sangat penting bagi suksesnya usaha bisnis Internasional. Ketidaktepatan peramalan atau prediksi valas dapat menghilangkan peluang memperoleh keuntungan dari transaksi Internasional. Dengan demikian, meramal

19

valas merupakan kunci bagi pengambil keputusan yang melibatkan transfer dana dari satu mata uang ke mata uang lain dalam suatu periode tertentu. Namun masyarakat, terutama umat Islam, masih banyak yang meragukan kehalalan parktik perdagangan forex/valas. Hal ini disebabkan karena beberapa unsur yang awam dipersepsikan masyarakat dalam transaksi perdagangan forex, di antaranya yakni dugaan bahwa dalam transaksi perdagangan forex mengandung unsur spekulasi dan gharar yang diharamkan dalam hukum Islam. Selain itu, terdapat persepsi bahwa objek jual beli dalam perdagangan forex bersifat abstrak dan tak kasat mata. Keraguan masyarakat terhadap hukum perdagangan forex pun akhirnya terjawab oleh Fatwa MUI dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 28/DSN-MUI/III/2002 tentang Jual beli Mata Uang (Al-Sharf) yang ditetapkan di Jakarta, 14 Muharram 1423 H/ 28 Maret 2002 yang menyebutkan bahwa transaksi jual beli mata uang pada prinsipnya diperbolehkan dengan ketentuan:
Tidak untuk spekulasi (untung-untungan). Ada kebutuhan transaksi atau untuk berjaga-jaga (simpanan). Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis maka nilainya

harus sama dan secara tunai (at-taqabudh).


Apabila berlainan jenis maka harus dilakukan dengan niali tukar (kurs)

yang berlaku pada saat transaksi dan secara tunai. Dari penegasan yang tertuang dalam Fatwa MUI tersebut dapat disimpulkan bahwa perdagangan forex bila ditinjau dari perspektif hukum Islam adalah diperbolehkan sampai batas-batas tertentu sesuai dengan norma hukum Islam. Selain itu peramalan nilai tukar juga diperbolehkan selama didasarkan pada analisis pemikiran secara akurat yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, bukan hasil peramalan yang hanya didasarkan atas dasar insting atau tebaktebakan semata karena jika hanya berdasarkan atas dasar insting atau tebak-

20

tebakan saja sudah mengarah pada unsur gambling (perjudian) yang diharamkan oleh Islam.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

21

FATWA MUI TENTANG PERDAGANGAN VALAS Fatwa Dewan Syari'ah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 28/DSN-MUI/III/2002 tentang Jual Beli Mata Uang (Al-Sharf) Menimbang :
a. Bahwa dalam sejumlah kegiatan untuk memenuhi berbagai keperluan,

seringkali diperlukan transaksi jual-beli mata uang (al-sharf), baik antar mata uang sejenis maupun antar mata uang berlainan jenis.
b. Bahwa dalam 'urf tijari (tradisi perdagangan) transaksi jual beli mata uang

dikenal beberapa bentuk transaksi yang status hukumnya dalam pandang ajaran Islam berbeda antara satu bentuk dengan bentuk lain.
c. Bahwa agar kegiatan transaksi tersebut dilakukan sesuai dengan ajaran

Islam, DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang al-Sharf untuk dijadikan pedoman.

Mengingat : " Firman Allah, QS. Al-Baqarah[2]:275: "...Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba..." " Hadis nabi riwayat al-Baihaqi dan Ibnu Majah dari Abu Sa'id alKhudri:Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya jual beli itu hanya boleh dilakukan atas dasar kerelaan (antara kedua belah pihak)' (HR. Albaihaqi dan Ibnu Majah, dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban). " Hadis Nabi Riwayat Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa'i, dan Ibn Majah, dengan teks Muslim dari 'Ubadah bin Shamit, Nabi s.a.w bersabda: "(Juallah)

22

emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, sya'ir dengan sya'ir, kurma dengan kurma, dan garam dengan garam (denga syarat harus) sama dan sejenis serta secara tunai. Jika jenisnya berbeda, juallah sekehendakmu jika dilakukan secara tunai.". " Hadis Nabi riwayat Muslim, Tirmidzi, Nasa'i, Abu Daud, Ibnu Majah, dan Ahmad, dari Umar bin Khattab, Nabi s.a.w bersabda: "(Jual-beli) emas dengan perak adalah riba kecuali (dilakukan) secara tunai.". " Hadis Nabi riwayat Muslim dari Abu Sa'id al-Khudri, Nabi s.a.w bersabda: Janganlah kamu menjual emas dengan emas kecuali sama (nilainya) dan janganlah menambahkan sebagian atas sebagian yang lain; janganlah menjual perak dengan perak kecuali sama (nilainya) dan janganlah menambahkan sebagaian atas sebagian yang lain; dan janganlah menjual emas dan perak tersebut yang tidak tunai dengan yang tunai. " Hadis Nabi riwayat Muslim dari Bara' bin 'Azib dan Zaid bin Arqam : Rasulullah saw melarang menjual perak dengan emas secara piutang (tidak tunai). " Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari Amr bin Auf: "Perjanjian dapat dilakukan di antara kaum muslimin, kecuali perjanjian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram." " Ijma. Ulama sepakat (ijma') bahwa akad al-sharf disyariatkan dengan syaratsyarat tertentu. Memperhatikan :
1. Surat dari pimpinah Unit Usaha Syariah Bank BNI no. UUS/2/878

23

2. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari'ah Nasional pada Hari Kamis,

tanggal 14 Muharram 1423H/ 28 Maret 2002.

MEMUTUSKAN : Dewan Syari'ah Nasional Menetapkan : FATWA TENTANG JUAL BELI MATA UANG (AL-SHARF). Pertama : Ketentuan Umum Transaksi jual beli mata uang pada prinsipnya boleh dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Tidak untuk spekulasi (untung-untungan). 2. Ada kebutuhan transaksi atau untuk berjaga-jaga (simpanan). 3. Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis maka nilainya

harus sama dan secara tunai (at-taqabudh).


4. Apabila berlainan jenis maka harus dilakukan dengan nilai tukar (kurs)

yang berlaku pada saat transaksi dan secara tunai.

Kedua : Jenis-jenis transaksi Valuta Asing


1. Transaksi SPOT, yaitu transaksi pembelian dan penjualan valuta asing

untuk penyerahan pada saat itu (over the counter) atau penyelesaiannya paling lambat dalam jangka waktu dua hari. Hukumnya adalah boleh, karena dianggap tunai, sedangkan waktu dua hari dianggap sebagai proses penyelesaian yang tidak bisa dihindari dan merupakan transaksi internasional.
2. Transaksi FORWARD, yaitu transaksi pembelian dan penjualan valas

yang nilainya ditetapkan pada saat sekarang dan diberlakukan untuk waktu

24

yang akan datang, antara 2x24 jam sampai dengan satu tahun. Hukumnya adalah haram, karena harga yang digunakan adalah harga yang diperjanjikan (muwa'adah) dan penyerahannya dilakukan di kemudian hari, padahal harga pada waktu penyerahan tersebut belum tentu sama dengan nilai yang disepakati, kecuali dilakukan dalam bentuk forward agreement untuk kebutuhan yang tidak dapat dihindari (lil hajah).
3. Transaksi SWAP yaitu suatu kontrak pembelian atau penjualan valas

dengan harga spot yang dikombinasikan dengan pembelian antara penjualan valas yang sama dengan harga forward. Hukumnya haram, karena mengandung unsur maisir (spekulasi).
4. Transaksi OPTION yaitu kontrak untuk memperoleh hak dalam rangka

membeli atau hak untuk menjual yang tidak harus dilakukan atas sejumlah unit valuta asing pada harga dan jangka waktu atau tanggal akhir tertentu. Hukumnya haram, karena mengandung unusru maisir (spekulasi).

Ketiga : Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Jakarta Tanggal : 14 Muharram 1423 H / 28 Maret 2002 Ms DEWAN SYARI'AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

25

DAFTAR PUSTAKA

Al-Mushlih, Abdullah. Fikih Ekonomi Keuangan Islam, hal. 401. Kuncoro, Mudrajad, 2001, Manajemen Keuangan Internasional, Edisi ke 2, UGM, Yogyakarta. Madura, Jeff, 2000, Manajemen Keuangan Internasional, Edisi ke 4, Erlangga, Jakarta, hal.240. Sayid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, vol.III, Libanon, Darul Fikar, 1981 hal.127-128

Zamir Iqbal dan Abbas Mirakhor, Pengantar Keuangan Islam: Teori dan Praktik , Edisi Pertama, Cetakan ke-1, (Jakarta: Kencana, 2008), hal. 88.

Zuhdi Masyfuk, Masail Fiqhiyah: Kapita Selekta Hukum Islam , Edisi ke II, Cetakan 6, Jakarta, Haji Masagung, 1993 hal.134

http://elfiraworotitjan.wordpress.com/2010/09/19/teknik-teknik-peramalan/

Fatwa MUI tentang perdagangan valas diunduh di http://www.mui.or.id

26

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


CURRICULUM VITAE

Data Pribadi Nama Alamat : Ima Akmala Nur Muharomah : Jl. Depokan II Gg. Peleman Baru II No.6 RT 49 RW X, Rejowinangun, Kotagede, Yogyakarta 55171 : maimol@rocketmail.com : Perempuan : Yogyakarta, 10 Agustus 1990 : Islam

Email Jenis Kelamin Tempat Tanggal Lahir Agama

Riwayat Pendidikan Jenjang Pendidikan Formal : 1997 2003 2006 2009 Periode 2003 2006 2009 Sekolah / Institusi / Universitas SD M SOKONANDI SMP N 8 YOGYAKARTA SMA N 5 YOGYAKARTA UIN Sunan Kalijaga Keuangan Islam Jenjang

S1

27

Pengalaman Organisasi Periode 2007 2010 2008 2011 Organisasi Koord. Sie Konsumsi ODT SMA N 5 YOGYAKARTA Kopma UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Motto Hidup Things I Like To Do... I Do Well

28

Anda mungkin juga menyukai